DAFTAR ISI
Penganggaran Perusahaan ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan penulisan buku ajar. Buku ajar yang berjudul Penganggaran
Perusahaan ini merupakan hasil rangkuman konsep-konsep dasar dan aplikasinya dalam
soal-soal praktis yang penulis racik dari berbagai literatur yang terkait dengan bab ini.
Penulis menyadari bahwa buku ajar ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu
segala kritik dan saran dari berbagai pihak akan diterima dengan senang hati untuk
penyempurnaannya. Akhir kata, Penulis berharap semoga buku ajar ini bermanfaat bagi para
mahasiswa yang sedang mempelajari Penganggaran Perusahaan dan pembaca.
Penulis
Laporan Internal
Penganggaran Perusahaan | 1
Penganggaran perusahaan: merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian
kegiatan organisasi perusahaan yang dinyatakan dalam satuan kegiatan dan satuan uang,
yang bertujuan untuk memproyeksikan operasi perusahaan dalam proyeksi laporan
keuangan.
Penganggaran perusahaan (perencanaan dan pengendalian laba) tersebut
mencakup pengembangan dan aplikasi dari tujuan perusahaan, spesifikasi tujuan
perusahaan, pengembangan strategi perencanaan laba jangka panjang, strategi
perencanaan laba jangka pendek, pembuatan suatu pelaporan kinerja periodik dan
pengembangan prosedur tindak lanjut. Deskripsi dari perencanaan dan pengendalian
operasi perusahaan tersebut diwujudkan dalam suatu bentuk / format laporan yang
dikenal dengan: ANGGARAN
Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam
bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan untuk jangka waktu (periode) tertentu di masa yang akan datang. Oleh karena
rencana yang disusun dinyatakan dalam bentuk unit moneter, maka anggaran sering kali
disebut juga dengan rencana keuangan. Dalam anggaran, satuan kegiatan dan satuan uang
menempati posisi penting dalam arti segala kegiatan akan dikuantifikasikan dalam satuan
uang, sehingga dapat diukur pencapaian efisiensi dan efektivitas dari kegiatan yang
dilakukan.
Anggaran perusahaan: merupakan rencana tentang kegiatan perusahaan,
dimana rencana tersebut mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan
dan saling mempengaruhi satu sama lain.
2. Anggaran Komprehensif
a. Substantive Plan:
Tujuan umum perusahaan.
Tujuan khusus perusahaan.
Strategi-strategi perusahaan.
Penentuan berbagai asumsi dasar yang akan dipakai perusahaan seterusnya.
b. Financial Plan:
1) Anggaran Jangka Panjang:
Penganggaran Perusahaan 2
a) Penjualan, Biaya dan Laba
b) Penentuan Besarnya Modal
c) Penentuan tambahan Modal
d) Perkiraan arus dana
e) Perkiraan Kebutuhan tenaga kerja
2) Anggaran Tahunan:
a). Anggaran Operasional:
Anggaran proyeksi laba/rugi
Anggaran pembantu laporan laba-rugi:
Anggaran Penjualan
Anggaran Produksi
Anggaran Biaya Distribusi
Anggaran Biaya Adm. & Umum
Anggaran tipe appropriasi: Anggaran iklan dan promosi, anggaran
penelitian, anggaran pemeliharaan dan lain-lain
b) Anggaran Finansial:
Anggaran neraca
Anggaran pembantu neraca:
Anggaran kas
Anggaran piutang
Anggaran persediaan
Anggaran hutang
Anggaran penambahan modal
Anggaran penyusutan aktiva tetap
Anggaran biaya finansial.
c. Anggaran Variabel Untuk Berbagai Biaya/Pengeluaran
d. Data statistik pembantu: analisis break even atau analisis Cost Profit Volume,
berbagai standar biaya.
e. Laporan Internal:
1) Laporan dengan statistik
2) Laporan-laporan khusus
3) Laporan Rekaman hasil realisasi anggaran
Penganggaran Perusahaan 3
3. Inti pokok yang Terkandung dalam Anggaran Perusahaan
Inti pokok yang terkandung dalam anggaran perusahaan adalah:
a. Anggaran perusahaan harus bersifat formal yang berarti bahwa anggaran
perusahaan disusun dengan sengaja dan bersungguh-sungguh secara tertulis.
b. Anggaran perusahaan bersifat sistematis, dalam arti bahwa penyusunan itu secara
berurutan, dan atas dasar suatu logika.
c. Anggaran perusahaan merupakan suatu hasil pengambilan keputusan atas dasar
beberapa asumsi tertentu.
d. Pengambilan keputusan oleh manajer tersebut merupakan pelaksanaan fungsi
manajer dari segi perencanaan, koordinasi, dan pengendalian.
4. Persyaratan dalam Penyusunan Anggaran Perusahaan
Adapun persyaratan dalam penyusunan anggaran perusahaan:
a. Anggaran perusahaan harus bersifat realistis, dalam arti bahwa anggaran
perusahaan itu tidak terlalu optimis dan tidak pula terlalu pesimis.
b. Anggaran perusahaan harus bersifat luwes, yang berarti bahwa anggaran
perusahaan tidak kaku sehingga berpeluang untuk disesuaikan dengan keadaan
yang mungkin berubah.
c. Anggaran perusahaan harus bersifat kontinyu, dalam arti bahwa anggaran
perusahaan memerlukan perhatian secara terus menerus dan bukan merupakan
suatu usaha yang bersifat insidental.
d. Dengan dibuatnya anggaran perusahaan akan mampu:
Mengendalikan berbagai relevan variabel dalam mencapai tujuannya
Melaksanakan sistem manajemen ilmiah
Berkomunikasi secara efektif
Memberikan motivasi kepada para anggota
Mendorong terciptanya partisipasi.
5. Tujuan Penyusunan Anggaran Perusahaan.
a. Tujuan secara umum:
Perusahaan menghendaki berperan sebagai lembaga yang bergerak di bidang
ekonomi
Perusahaan menghendaki dapat survival, dan untuk itu sebagai persyaratannya
perusahaan harus mencari keuntungan.
Penganggaran Perusahaan 4
Perusahaan menghendaki produk yang dihasilkan dapat memuaskan konsumen
Perusahaan menghendaki produk yang dihasilkan dapat memuaskan konsumen
Menjalin hubungan sebaik mungkin dengan para investor agar tetap sedia
memberikan modal yang diperlukan perusahaan
b. Tujuan khusus:
Penentuan jenis produk yang dihasilkan
Penentuan jumlah produk yang akan dihasilkan
Penentuan luas daerah pemasaran yang ingin dicapai
Penentuan market share yang ingin dimiliki
Penentuan dana yang dibutuhkan
Penentuan return on investment.
6. Manfaat Penyusunan Anggaran bagi Perusahaan.
a. Di bidang Planning:
Membantu manajemen meneliti dan mempelajari segala masalah yang berkaitan
dengan aktivitas yang akan dilaksanakan
Membantu menyerahkan seluruh tenaga yang ada di perusahaan dalam
menentukan arah atau aktivitas yang paling menguntungkan.
Membantu atau menunjang kebijaksanaan perusahaan.
Membantu manajemen memilih tujuan perusahaan.
Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia
Membantu pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif.
b. Di bidang Coordinating:
Membantu mengkoordinir faktor manusia dengan perusahaan.
Membantu menilai kesesuaian antara rencana aktivitas perusahaan, dengan
keadaan dunia usaha yang dihadapi.
Membantu menempatkan pemakaian modal pada saluran-saluran yang
menguntungkan sesuai dan seimbang dengan program perusahaan.
Membantu mengetahui kelemahan dalam organisasi.
c. Di bidang Controlling:
Membantu mengawasi kegiatan dan pengeluaran
Membantu mencegah pemborosan.
Penganggaran Perusahaan 5
1.2 Alur Anggaran Parsial ke Anggaran Komprehensif
POS-POS LABA RUGI:
ANGGARAN ANGGARAN
PARSIAL KOMPREHENSIF
ANGG. PENJUALAN
ANGGARAN LABA RUGI
ANGG.PRODUKSI PERIODE 1 JAN – 31 DES. ....
ANGG. BAHAN BAKU
ANGG. TKL PENJUALAN ...................................................... XXX
HPP. ...................................................................... ( XX )
ANGG. BOP
ANGG. BEBAN Laba Kotor ........................................................... XXX
OPERASIONAL Beban Operasional ............................................... xxx
ANGG. BEBAN
LAINNYA
Laba usaha ........................................................... XXX
ANGGARAN ANGGARAN
PARSIAL KOMPREHENSIF
Penganggaran Perusahaan 6
Penganggaran perusahaan (perencanaan dan pengendalian laba) tersebut
mencakup pengembangan dan aplikasi dari tujuan perusahaan, spesifikasi tujuan
perusahaan, pengembangan strategi perencanaan laba jangka panjang, strategi
perencanaan laba jangka pendek, pembuatan suatu pelaporan kinerja periodik dan
pengembangan prosedur tindak lanjut. Deskripsi dari perencanaan dan pengendalian
operasi perusahaan tersebut diwujudkan dalam suatu bentuk/format laporan yang dikenal
dengan: ANGGARAN
Penyusunan anggaran perusahaan dilakukannya dengan dua cara yakni: secara
sebagian demi sebagian (partial) dan secara keseluruhan (comprehensive), atau disebut
comprehensive budget. Comprehensive budget (anggaran komprehensif), yakni:
penyusunan rencana perusahaan secara kesluruhan aktivitas perusahaan.
Uji Kompetensi
1. Jelaskan perbedaan penganggaran perusahaan dengan anggaran perusahaan !
2. Penyusunan anggaran perusahaan dilakukan dengan dua cara, yaitu: partial budget dan
Comprehensive budget, jelaskan partial budget dan Comprehensive budget tersebut !
3. Apa manfaat anggaran bagi perusahaan jelaskan!
4. Sebutkan dan jelaskan persyaratan dalam penyusunan anggaran perusahaan!
Daftar Pustaka
Adisaputro, Gunawan dan Asri, Marwan, 2010, Anggaran Perusahaan Buku 1, Penerbit
Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta.
Gitosudarmo Indriyo, Basri, 2008, Manajemen Keuangan, Edisi 4, Yogyakarta, BPFE
Julita, 2010, Budgeting, Citapustaka, Bandung.
Munandar M, 2002, Budgeting, Yogyakarta, BPFE
Nafarin, M. 2008. Penganggaran Perusahaan. Cetakan Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
P, Darsono dan Purwanti, Ari. 2008, Penganggaran Perusahaan. Edisi Pertama. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Syafri, Sofyan. 2001, Budgeting: Peranggaran Perencanaan Lengkap. Cetakan Kedua.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Riyanto Bambang, 2002, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta, Yayasan
Badan Penerbit Gajah Mada.
Penganggaran Perusahaan 7
Kerangka Isi
Forecast dan Peramalan Penjualan
Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu menggunakan konsep-konsep ini untuk menyusun anggaran perusahaan
secara komprehensif maupun parsial, dan mampu menggunakan berbagai alat untuk
menganalisis anggaran sehingga dapat mengunakan anggaran sebagai alat perencanaan dan
sekaligus sebagai alat pengendalian perusahaan.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian forecast penjualan, metode forecast penjualan,
faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan forecast penjualan, tujuan penyusunan
anggaran penjualan, ilustrasi forecast dan peramalan penjualan.
Indikator Hasil Belajar
Nilai hasil belajar ≥ 70 (tujuh puluh) atau minimum B
Penganggaran Perusahaan 8
Judgement Method atau non statistical method, yaitu metode forecast penjualan
yang didasarkan atas pendapat salesman, sales manager, para ahli dan survey
konsumen.
Statistical method, meliputi: Analisis trend, yang terdiri dari; Penerapan garis
trend secara bebas, penerapan garis trend dengan metode setengah rata-rata,
penerapan garis trend secara matematis yang terbagi menjadi: metode moment,
metode kuadrat terkecil dan analisis korelasi.
Specific purpose method, meliputi: analisis industri, analisis product line dan
analisis penggunaan akhir.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Forecast Penjualan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan forecast penjualan adalah:
Sifat produk
Metode distribusi
Luas Usaha
Persaingan
Data historis yang tersedia
Kelemaham mendasar forecast penjualan secara kuantitatif yang biasanya
mempergunakan metode statistik dan matematik, terletak pada ketidak mampuannya
mengkuantifisir data tertentu seperti perkembangan produk, struktur masyarakat, prilaku
selera konsumen, dan lain-lain, sedangkan kelemahan forecast penjualan atas dasar
pertimbangan saja, terletak pada pertimbangannya terlalu subyektif.
Jenis anggaran yang harus disusun terlebih dahulu sebelum menyusun jenis anggaran
lainnya adalah anggaran penjualan. Oleh karena anggaran penjualan merupakan jenis
anggaran yang dijadikan dasar dilakukannya berbagai aktivitas lainnya.
4. Tujuan Penyusunan Anggaran Penjualan
Tujuan penyusunan anggaran penjualan adalah: untuk merencanakan setepat
mungkin tingkat penjualan pada periode yang akan datang dengan memperhatikan data
yang merupakan pencerminan kejadian yang dialami perusahaan dimasa lalu, khususnya
dibidang penjualan.
Penganggaran Perusahaan 9
1. Toko “Harum” menyajikan data penjualan gula pasir setiap tahunnya dalam satuan ton
sebagai berikut:
TAHUN PENJUALAN TAHUN PENJUALAN
1992 60 1998 130
1993 75 1999 130
1994 90 2000 140
1995 100 2001 150
1996 120 2002 180
1997 125 2003 200
Dengan teknik forecast metode Semi Average (setengah rata-rata), tentukan besarnya
penjualan gula pasir tahun 2004.
JAWAB:
Dimana:
N = jumlah periode antara periode 2 dan periode 1 , yakni 1 Januari 1995 sampai
X = Jumlah satuan tahun yang dihitung dari periode dasar, yakni 1 Januari 1995
Y = 95 + 10 X
Jadi nilai trend penjualan gula pasir tahun 2004 adalah:
1984 = 95 + 10 (9)
= 95 + 90
= 185 ton
2. Dibawah disajikan data penjualan kopi selama periode 1998 s.d 2007 dalam satuan ton
dari Toko “BUANA”:
TAHUN PENJUALAN TAHUN PENJUALAN
Penganggaran Perusahaan
11
Tahun Penjualan Nilai Semi Semi Nilai
(ton) X Total Average Trend
Dimana :
Y = 221.140 + 3.612 X
Penganggaran Perusahaan
12
1984 = 221.140 + 3.612 (7,5)
= 221.140 + 27.090
= 248.230 ton
3. Data penjualan Buku “XYZ” selama 8 tahun terakhir adalah sebagai berikut:
JAWAB:
Nilai persamaan garis trend adalah Y = a + b X.
Rumus Metode Least - Square:
a = :
b = : 2
a = 460.000 : 8 = 57.500
b = 450.000 : 168 = 2.678,571428
(1) Menentukan permintaan industri untuk tahun 1983 berdasarkan metode Least
Square.
(2) Tentukan penjualan perusahaan untuk tahun 1983 bilamana perusahaan menentukan
JAWAB:
Penganggaran Perusahaan
14
FORECASTING DEMAND INDUSTRI 1983
METODE LEAST SQUARE
Dalam Kasus Data Ganjil
a = :
b = : 2
a = 94.000 : 7 = 13.428,6
b = 20.000 : 28 = 714,3
Y = 13.428,6 + 714,3 X
= 13.428,6 + 2.857,2
= 16.285,8 Ton
Penganggaran Perusahaan
15
1980 = 1.430 : 13.000 = 0,11
1978 290.000 0 0 0
Penganggaran Perusahaan
17
Semarang = 10% x 351.600 = 35.160
Distribusi penjualan per bulan dan per triwulan 1981 masing-masing daerah adalah:
= 27.166.666,67 + 2.600.000
= 29.766.666,67 M
Market share perusahaan tahun 1982:
(3.687.500 : 29.500.000) x 100% = 12,5%
Jadi estimasi penjualan yang dapat dicapai perusahaan pada tahun 1983 adalah:
12,5% x 29.766.666,67
= 3.720.833,33 M
7. Perusahaan GAYENG memproduksi dan menjual dua macam barang yakni: A dan B.
Penganggaran Perusahaan
19
Data volume penjualan selama lima tahun terakhir adalah sebagai berikut:
A B
Tahun Penjualan X XY 2
1974 258.000 -2 - 516.000 4
1975 258.000 -1 - 258.000 1
1976 290.000 0 0 0
1977 346.000 1 346.000 1
1978 312.000 2 624.000 4
TOTAL 1.464.000 0 196.000 10
b = : 2
Sehingga a = 1.464.000 : 5 = 292.800
b = 196.000 : 10 = 19.600
Penganggaran Perusahaan
20
Jadi taksiran volume penjualan produk a tahun 1979:
1979 = 292.800 + 19.600 (3)
= 292.800 + 58.800
= 351.600 unit
Tahun Penjualan X XY 2
b = : 2
Sehingga a = 4.212.000 : 5 = 842.400
b = 732.000 : 10 = 73.200
Maka nilai persamaan garis trend nya adalah:
Y = 842.400 + 73.200 X
Jadi taksiran volume penjualan produk B tahun 1979:
1979 = 842.400 + 73.200 (3)
= 842.400 + 219.600
= 1.062.000 unit
Distribusi penjualan setiap produk per daerah:
Solo Yogyakarta
Penganggaran Perusahaan
21
B 50% x 1.062.000 = 531.000 50% x 1.062.000 = 531.000
PERUSAHAAN GAYENG
BUDGET PENJUALAN TAHUN 1979
Per Produk Per Daerah Penjualan
Produk A
Unit 140.640 210.960 351.600
Harga
per unit Rp 10 Rp 10 Rp 10
Jumlah Rp 1.406.400 Rp 2.109.600 Rp 3.516.000
Produk B
Rangkuman
Forecast Penjualan adalah suatu teknik proyeksi tentang tingkat permintaan
konsumen potensial pada suatu periode tertentu dengan mempergunakan berbagai asumsi
tertentu, yaitu segala sesuatunya berjalan sebagaimana yang lalu.
Metode forecast penjualan: 1) Judgement Method atau non statistical method, yaitu
metode forecast penjualan yang didasarkan atas pendapat salesman, sales manager, para
ahli dan survey konsumen, 2) Statistical method, meliputi: Analisis trend, yang terdiri dari;
Penerapan garis trend secara bebas, penerapan garis trend dengan metode setengah rata-rata,
penerapan garis trend secara matematis yang terbagi menjadi: metode moment, metode
kuadrat terkecil dan analisis korelasi, 3) Specific purpose method, meliputi: analisis
industri, analisis product line dan analisis penggunaan akhir.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan forecast penjualan adalah:1) Sifat
produk, 2) Metode distribusi, 3) Luas Usaha, 4) Persaingan, 5) Data historis yang tersedia.
Penganggaran Perusahaan
22
Uji Kompetensi
Kasus -1
CV. “MAJU TERUS” yang bergerak dalam usaha pakan ternak, memiliki data penjualan
tahunan selama 5 tahun terakhir adalah sebgai berikut:
Penjualan pakan ternak tahun 2004– 2008 ( Zak)
Tahun Quantitas (zak) Harga (Rp) Total (Rp)
2004 1200 50.000 60.000.000
2005 1300 60.000 78.000.000
2006 1.350 65.000 87.500.000
2007 1.400 65.000 91.000.000
2008 1.450 70.000 101.500.000
Total 6.700 418.000.000
Dari data diatas, buat forecast penjualan pakan ternak untuk tahun 2009 dengan
menggunakan metode statistik Least square, serta buat anggaran penjualan selama tahun
2009 yang terdistribusi hampir merata dalam setiap bulannya, diperkirakan harga jual pakan
ternak tahun 2009 naik 20% dari harga rata-rata 5 tahun sebelumnya.
Kasus-2:
Katakan bahwa data penjualan Pakan ternak diatas selama 6 tahun terakhir mengalami
fluktuasi, sehingga model proyeksi diatas tidak relevan lagi untuk melakukan forecast
penjualan, sehingga bisa dipergunakan metode statistik Semi Average (metode setengah
rata-rata)
Penganggaran Perusahaan
23
Dari data diatas, buat forecast penjualan pakan ternak untuk tahun 2009 dengan
menggunakan metode statistik Setengah Rata-Rata, serta buat anggaran penjualan selama
tahun 2009 yang terdistribusi hampir merata dalam setiap bulannya, diperkirakan harga jual
pakan ternak tahun 2009 naik menjadi Rp 72.500 per Zak
Daftar Pustaka
Adisaputro, Gunawan dan Asri, Marwan, 2010, Anggaran Perusahaan Buku 1, Penerbit
Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta.
Gitosudarmo Indriyo, Basri, 2008, Manajemen Keuangan, Edisi 4, Yogyakarta, BPFE
Julita, 2010, Budgeting, Citapustaka, Bandung.
Munandar M, 2002, Budgeting, Yogyakarta, BPFE
Nafarin, M. 2008. Penganggaran Perusahaan. Cetakan Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
P, Darsono dan Purwanti, Ari. 2008, Penganggaran Perusahaan. Edisi Pertama. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Syafri, Sofyan. 2001, Budgeting: Peranggaran Perencanaan Lengkap. Cetakan Kedua.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Riyanto Bambang, 2002, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta, Yayasan
Badan Penerbit Gajah Mada.
Kerangka Isi
Anggaran Produksi
PT ANDIKA DENPASAR
Anggaran Produksi untuk Tahun 2005
Keterangan Januari Februari Maret Triw.II Triw.III Triw. IV
Penjualan 2.880 3.520 3.200 9.600 4.800 8.000
Pers.Akhir 3.870 3.100 2.650 1.300 1.750 2.000
Tersedia 6.750 6.620 5.850 10.900 6.550 10.000
Pers. awal 4.000 3.870 3.100 2.650 1.300 1,750
Produksi 2.750 2.750 2.750 8.250 5.250 8.250
Rangkuman
Anggaran produksi merupakan penjabaran rencana penjualan menjadi rencana
produksi yang meliputi perencanaan tentang volume produksi, kebutuhan persediaan, bahan
Uji Kompetensi
Kasus
Penganggaran Perusahaan
28
CV MAJU TERUS
ANGGARAN PENJUALAN TAHUN 2009
Untuk dapat menunjang rencana penjualan pakan ternak, maka perusahaan perlu untuk
merencanakan jumlah pakan ternak yang harus diproduksi serta kapan dilakukan produksi:
Kebijaksanaan produksi CV MAJU TERUS, dalam tahun 2009 mempertimbangkan
persediaan akhir yang harus ada sebanyak 180 zak, serta jumlah persediaan yang masih ada
di gudang 200 zak.
Kalau kebijakan perusahaan adalah : Tingkat produksi stabil dalam setiap bulan selama
tahun 2009, serta kebijakan persediaan adalah juga relatif stabil dalam setiap bulan.
Diminta: Susunlah anggaran produksi CV MAJU TERUS, dalam tahun 2009.
Daftar Pustaka
Adisaputro, Gunawan dan Asri, Marwan, 2010, Anggaran Perusahaan Buku 1, Penerbit
Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta.
Gitosudarmo Indriyo, Basri, 2008, Manajemen Keuangan, Edisi 4, Yogyakarta, BPFE
Julita, 2010, Budgeting, Citapustaka, Bandung.
Munandar M, 2002, Budgeting, Yogyakarta, BPFE
Nafarin, M. 2008. Penganggaran Perusahaan. Cetakan Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
P, Darsono dan Purwanti, Ari. 2008, Penganggaran Perusahaan. Edisi Pertama. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Syafri, Sofyan. 2001, Budgeting: Peranggaran Perencanaan Lengkap. Cetakan Kedua.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Penganggaran Perusahaan
29
Riyanto Bambang, 2002, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta, Yayasan
Badan Penerbit Gajah Mada.
Rudianto, 2010, Anggaran Perusahaan, Erlangga.
Kerangka Isi
Anggaran Bahan Baku
Penganggaran Perusahaan
30
Nilai hasil belajar ≥ 70 (tujuh puluh) atau minimum B
Penganggaran Perusahaan
31
Anggaran kebutuhan bahan baku disusun sebagai perencanaan jumlah bahan baku
yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode mendatang. Anggaran ini
harus merinci tentang: Jenis barang jadi yang dihasilkan, jenis bahan baku yang
digunakan, bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi, standar penggunaan
bahan baku (Standar Usage Rate), waktu penggunaan bahan baku,dan jumlah
masing-masing jenis barang jadi.
Anggaran pembelian bahan baku, anggaran ini harus merinci; jenis bahan baku yang
digunakan, jumlah yang harus dibeli,, harga per satuan (unit) bahan baku. Anggaran
pembelian bahan baku dapat dibuat formulasi sebagai berikut:
Kebutuhan Bahan Baku untuk produksi ………….. xxxx
Persediaan akhir bahan baku …………………….. xxxxx +
Jumlah Kebutuhan Bahan Baku …………………. xxxxx
Persediaan awal Bahan Baku ……………………. xxxxx -
Pembelian Bahan Baku ……………………… xxxxxx
Anggaran Persediaan Bahan Baku, anggaran persediaan bahan baku ini dibuat
sebagai suatu perencanaan secara terperinci atas kuantitas bahan baku yang disimpan
sebagai persediaan, yang meliputi: jenis bahan baku yang digunakan, jumlah
masing-masing bahan baku yang tersisa sebagai persediaan, harga per unit masing-
masing jenis bahan baku, dan nilai bahan baku yang disimpan sebagai persediaan.
Besarnya bahan baku yang harus tersedia untuk kelancaran proses produksi
tergantung pada beberapa faktor seperti; Volume produksi selama satu periode
waktu tertentu, volume bahan minimal (Safety Stock), besarnya pembelian yang
ekonomis, estimasi tentang naik turunnya harga bahan baku pada waktu mendatang,
Biaya-biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan baku, dan tingkat kecepatan
bahan baku menjadi rusak.
Anggaran Pemakaian Bahan Baku, bahan baku yang dibeli oleh perusahaan terdiri
dari bahan baku yang digunakan dalam proses produksi dan bahan baku yang
tersimpan di gudang sebagai persediaan. Anggaran biaya pemakaian bahan baku
akan merencanakan nilai bahan baku yang digunakan dan dihitung dalam satuan
moneter. Dengan demikian dalam anggaran biaya bahan baku yang habis dipakai
harus diperinci mengenai:
Jenis bahan baku yang digunakan
Penganggaran Perusahaan
32
Jumlah masing-masing jenis bahan baku yang habis digunakan untuk proses
produksi
Harga per unit masing-masing jenis bahan baku
Nilai masing-masing bahan baku yang habis digunakan untuk proses produksi
Jenis produk yang dihasilkan
Waktu penggunaan bahan baku.
3. PT YOGA
Anggaran Pembelian Bahan Baku
Keterangan Bahan Baku-1 Bahan Baku-2 Bahan baku-3
Kebutuhan 2.140.000 1.080.000 1.870.000
Persediaan akhir 40.000 85.000 125.000
Juml. Kebutuhan 2.180.000 1.167.500 1.995.000
Persediaan awal 75.000 100.000 100.000
Total Pembelian 2.105.000 1.067.500 1.895.000
Harga/Satuan Rp 8.000,00 Rp 5000,00 Rp 7.500,00
Nilai pembelian 1.684.000.000,00 533.750.000,00 1.421.250.000,00
Rangkuman
Anggaran bahan baku: merupakan penjabaran lebih lanjut dari pada anggaran
produksi yang mencakup lebih rinci mengenai jumlah dan jenis bahan baku yang
dipergunakan dalam proses produksi.
Anggaran kebutuhan bahan baku disusun sebagai perencanaan jumlah bahan baku
yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode mendatang. Anggaran ini harus
Penganggaran Perusahaan
34
merinci tentang: Jenis barang jadi yang dihasilkan, jenis bahan baku yang digunakan,
bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi, standar penggunaan bahan baku (Standar
Usage Rate), waktu penggunaan bahan baku,dan jumlah masing-masing jenis barang jadi.
Anggaran pembelian bahan baku, anggaran ini harus merinci; jenis bahan baku yang
digunakan, jumlah yang harus dibeli,, harga per satuan (unit) bahan baku. Anggaran
pembelian bahan baku dapat dibuat formulasi sebagai berikut:
Kebutuhan Bahan Baku untuk produksi ………….. xxxx
Persediaan akhir bahan baku …………………….. xxxxx +
Jumlah Kebutuhan Bahan Baku …………………. xxxxx
Persediaan awal Bahan Baku ……………………. xxxxx -
Pembelian Bahan Baku ……………………… xxxxxx
Anggaran Persediaan Bahan Baku, anggaran persediaan bahan baku ini dibuat
sebagai suatu perencanaan secara terperinci atas kuantitas bahan baku yang disimpan
sebagai persediaan, yang meliputi: jenis bahan baku yang digunakan, jumlah masing-masing
bahan baku yang tersisa sebagai persediaan, harga per unit masing-masing jenis bahan baku,
dan nilai bahan baku yang disimpan sebagai persediaan.
Besarnya bahan baku yang harus tersedia untuk kelancaran proses produksi
tergantung pada beberapa faktor seperti; Volume produksi selama satu periode waktu
tertentu, volume bahan minimal (Safety Stock), besarnya pembelian yang ekonomis, estimasi
tentang naik turunnya harga bahan baku pada waktu mendatang, Biaya-biaya penyimpanan
dan pemeliharaan bahan baku, dan tingkat kecepatan bahan baku menjadi rusak.
Anggaran Pemakaian Bahan Baku, bahan baku yang dibeli oleh perusahaan terdiri
dari bahan baku yang digunakan dalam proses produksi dan bahan baku yang tersimpan di
gudang sebagai persediaan. Anggaran biaya pemakaian bahan baku akan merencanakan
nilai bahan baku yang digunakan dan dihitung dalam satuan moneter.
Uji Kompetensi
Kasus
PT JAYA MULYA
ANGGARAN PRODUKSI TAHUN 2009 (Dalam Zak)
Bulan Penjualan Per.Akhir Kebutuhan Per.Awal Jum.produksi
setiap 1 zak pakan ternak berisi 50 kg, SUR untuk memproduksi 1 kg pakan ternak
membutuhkan:
Dedak 0,45 kg
Jagung halus 0,60 Kg
Harga Dedak Rp 400,00 / kg
Jagung Halus Rp 650,00/kg
Persediaan bahan baku:
a. Dedak: Awal: 4.5 ton
Akhir: 4 ton
b. Jagung Halus:
Awal: 6 ton
Akhir: 5,4 ton
Diminta: 1. Anggaran kebutuhan bahan baku tahun 2009
2. Anggaran kebutuhan bahan baku yang dibeli tahun 2009
3. Anggaran biaya pembelian bahan baku tahun 2009
Daftar Pustaka
Adisaputro, Gunawan dan Asri, Marwan, 2010, Anggaran Perusahaan Buku 1, Penerbit
Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta.
Gitosudarmo Indriyo, Basri, 2008, Manajemen Keuangan, Edisi 4, Yogyakarta, BPFE
Julita, 2010, Budgeting, Citapustaka, Bandung.
Munandar M, 2002, Budgeting, Yogyakarta, BPFE
Nafarin, M. 2008. Penganggaran Perusahaan. Cetakan Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
P, Darsono dan Purwanti, Ari. 2008, Penganggaran Perusahaan. Edisi Pertama. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Penganggaran Perusahaan
36
Syafri, Sofyan. 2001, Budgeting: Peranggaran Perencanaan Lengkap. Cetakan Kedua.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Riyanto Bambang, 2002, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta, Yayasan
Badan Penerbit Gajah Mada.
Rudianto, 2010, Anggaran Perusahaan, Erlangga.
Kerangka Isi
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu menggunakan konsep-konsep ini untuk menyusun anggaran perusahaan
secara komprehensif maupun parsial, dan mampu menggunakan berbagai alat untuk
menganalisis anggaran sehingga dapat mengunakan anggaran sebagai alat perencanaan dan
sekaligus sebagai alat pengendalian perusahaan.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian anggaran biaya tenaga kerja langsung, faktor-
faktor yang mempengaruhi anggaran tenaga kerja langsung, manfaat penyusunan anggaran
tenaga kerja langsung, ilustrasi anggaran tenaga kerja langsung.
Indikator Hasil Belajar
Penganggaran Perusahaan
37
Nilai hasil belajar ≥ 70 (tujuh puluh) atau minimum B
Penganggaran Perusahaan
38
Latihan tenaga kerja
Evaluasi atau spesifikasi pekerjaan bagi tenaga kerja
Gaji dan upah
Pengawasan tenaga kerja
Kemudian dalam penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung perlu
dipertimbangkan berbagai faktor berikut:
Anggaran unit yang harus diproduksi, khususnya rencana tentang jenis/kualitas
dan kuantitas barang tersebut.
Standar waktu yang digunakan yang dapat didasarkan atas data historis atau
pengalaman pada waktu yang lalu serta atas dasar penelitian khusus yang disebut
studi gerak dan waktu (Time and Motion Study)
Sistem pengupahan atau sistem pembayaran upah yang bisa didasarkan atas
waktu, output (hasil) atau insentif.
3. Manfaat Penyusunan Anggaran Tenaga kerja Langsung
Penyusunan anggaran tenaga kerja langsung dapat memberikan manfaat bagi
perusahaan, antara lain:
Penggunaan tenaga kerja secara lebih efisien
Pengeluaran biaya tenaga kerja dapat diatur lebih efisien
Harga pokok barang dapat dihitung dengan tepat
Alat pengawasan biaya tenaga kerja.
Penganggaran Perusahaan
39
Perusahaan menetapkan kebijaksanaan yang mulai berlaku pada bulan Agustus 2005
adalah sebagai berikut:
20% dari setiap golongan, kecuali golongan IIIC dinaikkan pangkatnya setingkat lebih
atas dari sebelumnya.
Khusus bagi setiap golongan tenaga kerja yang tidak memperoleh kenaikan pangkat,
akan dinaikkan gajinya 10% dari gaji sebelumnya.
Jam kerja sejumlah 175 jam pada bulan Juli 2005 dinaikkan menjadi 200 jam pada bulan
Agustus 2005.
Dari data diatas, tentukan prosentase kenaikan tingkat upah standar per jam per orang
secara keseluruhan.
Jawab:
Tingkat Uapah Standar per jam per orang Bulan Juli 2005
Gol. TK T.Upah/Jam (Rp) Jumlah TK Jumlah Jam Total (Rp)
I A 1.500,00 50 175 13.125.000,00
B 2.000,00 45 175 15.750.000,00
C 2.500,00 40 175 17.500.000,00
II A 3.000,00 30 175 15.750.000,00
B 3.500,00 25 175 15.312.500,00
C 4.000,00 20 175 14.000.000,00
III A 4.500,00 15 175 11.812.500,00
B 5.000,00 10 175 8.750.000,00
C 5.500,00 5 175 4.812.500,00
Jumlah 240 175 116.812.500,00
Jadi tingkat upah standar per jam per orang bulan Juli 2005 = 116.812.500 : (240 x 175)
= Rp 2.781,00
Tingkat upah standar per jam per orang bulan Agustus 2005
Jadi tingkat upah standar per jam per orang bulan Agustus 2005 = 138.970.000,00: (240 x
200) = Rp 2.895,21
2. Anggaran produksi dan standar pemakaian tenaga kerja langsung serta tarif upah sebagai
berikut:
PT YOGA
Anggaran Produksi (unit)
Tahun 2007
Keterangan Barang X Barang Y Barang Z
Penjualan 150.000 300.000 200.000
Persediaan akhir 40.000 50.000 65.000
Kebutuhan 190.000 350.000 265.000
Persediaan awal 60.000 30.000 35.000
Jumlah Produksi 130.000 320.000 230.000
Tenaga kerja langsung digunakan dihitung menurut standar penggunaan tenaga kerja
langsung (Standard Usage Rate / SUR)
Keterangan Satuan SUR
Barang X Jam 0.4
Barang Y Jam 0.2
Barang Z Jam 0.3
Penganggaran Perusahaan
41
Keterangan Unit Produksi SUR Jumlah jam Tarif per jam Jumlah
Barang X 130000 0.4 52000 4500 234000000
Barang Y 320000 0.2 64000 4500 288000000
Barang Z 230000 0.3 69000 4500 310500000
Total 185000 832500000
Rangkuman
Anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah anggaran yang merencanakan secara
terperinci upah yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja langsung untuk periode yang
akan datang. Anggaran tenaga kerja meliputi rencana tentang jumlah waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan satu satuan produk, tarif upah, dan waktu (kapan) dikerjakannya.
Penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung perlu dipertimbangkan berbagai
faktor berikut:
Anggaran unit yang harus diproduksi, khususnya rencana tentang jenis/kualitas
dan kuantitas barang tersebut.
Standar waktu yang digunakan yang dapat didasarkan atas data historis atau
pengalaman pada waktu yang lalu serta atas dasar penelitian khusus yang disebut
studi gerak dan waktu (Time and Motion Study)
Sistem pengupahan atau sistem pembayaran upah yang bisa didasarkan atas
waktu, output (hasil) atau insentif.
Uji Kompetensi
Kasus 1. PT Jaya Maju dalam rangka kegiatan produksinya merencanakan biaya tenaga
kerja untuk tahun 2009 adalah sebagai berikut :
a. Kebutuhan Tenaga Kerja :
DEPARTEMEN I DEPARTEMEN II
Jenis TK Jumlah (Orang) Jenis TK Jumlah (Orang)
S-1 2 SMK 12
D-III 11 SMP 10
D-I 4 SD 5
jumlah 17 jumlah 27
Masing-masing jenis tenaga kerja bekerja selama 320 jam dalam sebulan
Labih lanjut, untuk bulan-bulan berikutnya Tenaga Kerja dari Strata pendidikan, di
kelompokkan dalam golongan-golongan sebagai berikut :
Golongan I (A, B, C); Golangan II ( A,B, C), Golongan III (A, B, C)
Dengan komposisi tenaga kerja sebagai berikut:
II A 10 5.000
B 6 5.400
C 9 6.000
III A 2 10.000.
B 1 11.000
C 1 12.000
Jumlah 44
Perusahaan menetapkan kebijakan yang mulai berlaku untuk bulan Agustus 2009 adalah
sebagai berikut :
20% dari setiap golongan, kecuali golongan III C, dinaikkan pangkatnya setingkat
lebih atas dari sebelumnya.
Khusus bagi setiap golongan tenaga kerja yang tidak memperoleh kenaikan pangkat,
akan dinaikkan gajinya 15 % dari gaji sebelumnya.
Jam Kerja sebesar 320 pada bulan-bulan sebelumnya mulai bulan Agustus dinaikkan
menjadi 340 jam.
Dari data diatas diminta:
1. Menentukan upah standar per jam pada masing-masing Departemen.
2.Tentukan prosentase kenaikan tingkat upah standar per jam per orang secara keseluruhan
Penganggaran Perusahaan
43
Kasus 2. PT jenis pakan ternak yang diproduksi ada 2 jenis kualitas, yaitu Kualitas I dan
kualitas II. Kedua produk tadi di proses dalam dua bagian yaitu Bagian Penggilingan dan
Bagian Finishing. Rencana produksi dalam satuan zak (1 zak berisi 50 Kg) sebagai berikut :
Bulan/Triwulan Kualitas I (zak) Kualitas II(zak) (zak)
Januari 50 40
Pebruari 60 45
Maret 60 50
Triwulan II 170 140
Triwulan III 180 160
Triwulan IV 200 170
Jumlah 720 605
Daftar Pustaka
Adisaputro, Gunawan dan Asri, Marwan, 2010, Anggaran Perusahaan Buku 1, Penerbit
Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta.
Gitosudarmo Indriyo, Basri, 2008, Manajemen Keuangan, Edisi 4, Yogyakarta, BPFE
Julita, 2010, Budgeting, Citapustaka, Bandung.
Munandar M, 2002, Budgeting, Yogyakarta, BPFE
Nafarin, M. 2008. Penganggaran Perusahaan. Cetakan Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
P, Darsono dan Purwanti, Ari. 2008, Penganggaran Perusahaan. Edisi Pertama. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Syafri, Sofyan. 2001, Budgeting: Peranggaran Perencanaan Lengkap. Cetakan Kedua.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Penganggaran Perusahaan
44
Riyanto Bambang, 2002, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta, Yayasan
Badan Penerbit Gajah Mada.
Rudianto, 2010, Anggaran Perusahaan, Erlangga.
Kerangka Isi
Anggaran Biaya Overhead Pabrik (BOP)
Penganggaran Perusahaan
45
menganalisis anggaran sehingga dapat mengunakan anggaran sebagai alat perencanaan dan
sekaligus sebagai alat pengendalian perusahaan.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian biaya overhead pabrik (BOP), departemen
produksi dan departemen pembantu, pertanggung jawaban BOP, tujuan pengawasan biaya
overhead pabrik, berbagai macam kapasitas yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan
anggaran BOP, distribusi alokasi dan pembebanan BOP, ilustrasi anggaran BOP.
Indikator Hasil Belajar
Nilai hasil belajar ≥ 70 (tujuh puluh) atau minimum B
1. Pengertian
Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan perusahaan
dalam rangka proses produksi, kecuali biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga
kerja langsung.
2. Departemen Produksi dan Departemen Pembantu
Departemen produksi adalah bagian yang bekerja mengolah bahan baku menjadi produk
jadi. Dengan kata lain departemen produksi sebagai bagian yang secara langsung
memproses produk akhir. Sedangkan departemen pembantu (departemen jasa) adalah
bagian yang menyediakan jasanya dan secara tidak langsung ikut berperan dalam proses
produksi.
3. Pertanggung Jawaban BOP.
Ditinjau dari bagaian yang bertanggung jawab, biaya overhead pabrik dikelompokkan:
Biaya langsung, yaitu biaya yang semata-mata menjadi tanggung jawab bagian yang
bersangkutan dan tidak dibebankan ke bagian lain.
Biaya tidak langsung, yaitu biaya yang menjadi tanggung jawab beberapa bagian
dalam pabrik.
4. Tujuan pengawasan Biaya Overhead Pabrik
Untuk mengetahui sesuai tidaknya realisasi dengan yang direncanakan.
Untuk mengetahui besar kecilnya biaya overhead.
Untuk menentukan bagaian-bagian yang bertanggung jawab.
Penganggaran Perusahaan
46
5. Berbagai macam kapasitas yang dipergunakan sebagai dasar penyususnan
anggaran BOP.
Kapasitas praktis, adalah kapasitas teoritis yaitu kapasitas pabrik untuk
menghasilkan produk pada kecepatan penuh, tanpa berhenti selama jangka waktu
tertentu dikurangi dengan kerugian waktu yang tidak dapat dihindari karena
hambatan intern perusahaan.
Kapasitas normal, adalah kemampuan perusahaan berproduksi dan menjual
produknya dalam jangka panjang.
Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan, adalah kapasitas sesungguhnya yang
diperkirakan akan dapat dicapai dalam periode yang akan datang.
6. Distribusi, Alokasi, dan Pembebanan Biaya Overhead Pabrik
Distribusi BOP. adalah pembagian biaya overhead pabrik tak langsung departemen
kepada departemen-departemen yang menikmatinya.
Alokasi biaya overhead pabrik adalah pembagian biaya overhead pabrik
departemen pembantu ke departemen produksi, atau dari departemen pembantu ke
departemen pembantu yang lain dan departemen produksi.
Pembebanan biaya overhead pabrik adalah pembagian biaya overhead pabrik
kepada produk.
1.2 Ilustrasi Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Penganggaran Perusahaan
47
Departemen Produksi –2 30% 50%
Departemen Jasa-1 - 10%
Departemen Jasa-2 20% -
Seksi jasa –1 adalah pembangkit listrik, satuan kegiatannya diukur dengan jumlah Kwh
dalam setahun yang direncanakan sebesar 10.000 Kwh. Seksi Jasa 2 adalah bengkel yang
dalam setahun bekerja 10.000 DRH.
X = 2.000.000 + 0,1 Y
X = 2.000.000 + 0,1 (1.000.000 + 0,2 X)
X = 2.000.000 + 100.000 + 0.02 X
0,98 X = 2.100.000
X = 2.142.857,14
Y = 1.000.000 + 0,2 X
Y = 1.000.000 + 0,2 (2.142.857,14 )
Y = 1.000.000 + 428.571,43
Y = 1.428.571,43
Tarif BOP seksi Jasa-1 per satuan Kwh adalah =1.714.285,71 / 10.000
= Rp 171,43
Tarif BOP seksi Jasa-2 per satuan DRH. Adalah = 1.285.714,29 / 10.000
= Rp 128,57
2. PT Cermin dalam operasinya produksi membagi bagian produksinya menjadi dua bagian
(Dep Produksi dan Dep Pembantu). Dep Produksi: Dep I, II, dan III sedangkan Dep
Pembantu: seksi administrasi pabrik, seksi bengkel, dan seksi Tenaga Diesel. Untuk
penyusunan BOP 2007 perusahaan menentapkan berbagai standar biaya beserta
alokasinya, yang disusun dalam bentuk variable budget berdasarkan pengalaman dan
beberapa penelitian (diketahui bahwa para tenaga kerja langsung berkerja selama 54.000
JKTKL dan untuk Dep I: 27.000 JKTKL, Dep II : 16.200 JKTKL, dan Dep III : 10.800
JKTKL Januari s.d April 2007 sebagai berikut:
PT Cermin
Variabel Budget
Dep Administrasi dan Umum
(Januari s.d April 2007)
Keterengan Unsur Tetap per bulan Unsur Variabel
Jumlah Unit aktivitas
Pemeliharaan Gedung Rp100.000 Rp5.00 JKTKL
Listrik 350.000
Depresiasi Gedung 300.000
PT Cermin
Variabel Budget
Dep Pembantu
(Januari s.d April 2007)
Keterengan Unsur Tetap per bulan Unsur Variabel
Jumlah Unit aktivitas
Penganggaran Perusahaan
49
Administrasi Pabrik
Gaji tenaga kerja Rp160.000
Bahan pembantu - Rp0.50 JKTKL
Pemeliraan alat-alat 15.000 0.25 JKTKL
Depresiasi alat-alat 40.000 -
Bengkel
Gaji tenaga kerja Rp430.000
Bahan pembantu - 0.75 JKTKL
Pemeliraan alat-alat 60.000 2.50 JKTKL
Depresiasi alat-alat 170.000
Tenaga Diesel
Gaji tenaga kerja Rp350.000 - -
Bahan pembantu - 4.50 JKTKL
Pemeliraan alat-alat 75.000 2.50 JKTKL
Depresiasi alat-alat 200.000 - -
PT Cermin
Variabel Budget
Dep Produksi
(Januari s.d April 2007)
Keterengan Unsur Tetap per bulan Unsur Variabel
Jumlah Unit aktivitas
Penganggaran Perusahaan
50
Departemen I
Gaji tenaga kerja Rp450.000
Bahan pembantu - Rp15.00 JKTKL Dep I
Pemeliraan alat-alat 125.000 10.00 JKTKL Dep I
Depresiasi alat-alat 300.000 -
Departemen I I
Gaji tenaga kerja Rp400.000
Bahan pembantu - 12.50 JKTKL Dep II
Pemeliraan alat-alat 100.000 7.50 JKTKL Dep II
Depresiasi alat-alat 250.000
Departemen III
Gaji tenaga kerja Rp120.000 - -
Bahan pembantu - 10.00 JKTKL Dep III
Pemeliraan alat-alat 50.000 5.00 JKTKL Dep III
Depresiasi alat-alat 150.000 - -
Biaya pemeliharaan gedung untuk seluruh gedung, sehingga merupakan “biaya bersama”
maka dialokasikan dengan perbandingan luas lantai: Dep Produksi (pabrik) 70%, Dep
Administrasi dan Umum 10% dan Dep Penjualan 20%. Khusus di Dep Pabrik dialokasikan:
1) Administrasi pabrik sebesar 5%
2) Bengkel sebesar 15%
3) Tenaga Diesel sebesar 15%
4) Dep I sebesar 25%
5) Dep II sebesar 20%
6) Dep III sebesar 20%
Biaya listrik merupakan “biaya bersama” maka dialokasikan dengan perbandingan
penggunaan watt (Kwh): Dep Produksi (pabrik) 40%, Dep Administrasi dan Umum 30%
dan Dep Penjualan 30%. Khusus di Dep Pabrik dialokasikan:
1) Administrasi pabrik sebesar 10%
2) Bengkel sebesar 15%
3) Tenaga Diesel sebesar 15%
4) Dep I sebesar 20%
5) Dep II sebesar 20%
6) Dep III sebesar 20%
Biaya Depresiasi gedung merupakan “biaya bersama” maka dialokasikan: Dep Produksi
(pabrik) 65%, Dep Administrasi dan Umum 15% dan Dep Penjualan 20%. Khusus di Dep
Pabrik dialokasikan:
Penganggaran Perusahaan
51
1) Administrasi pabrik sebesar 5%
2) Bengkel sebesar 15%
3) Tenaga Diesel sebesar 15%
4) Dep I sebesar 25%
5) Dep II sebesar 20%
6) Dep III sebesar 20%
Diminta: Budget Biaya Overhead Pabrik (BOP) Januari s.d April 2007
Jawab
PT Cermin
Budget Biaya Overhead Pabrik
(Januari s.d April 2007)
Bahan pembantu:
Administrasi pabrik =54.000 x Rp0.50 =Rp27.000
Bengkel = 54.000 x Rp0.75 =Rp40.500
Tenaga Diesel =54.000 x Rp4.50 =Rp243.000
Dep I = 27.000 x Rp15.00 =Rp405.000
Dep II = 16.200 x Rp12.50 =Rp202.500
Dep III = 10.800x Rp10.00 =Rp108.000
Pemeliharaan alat-alat:
Administrasi pabrik =15.000+(Rp0.25 x 54.000) =Rp28.500
Bengkel = 60.000+(Rp2.50 x 54.000) =Rp195.000
Tenaga Diesel = 75.000+(Rp2.50 x 54.000) =Rp210.000
Dep I = 125.000+(Rp10 x 27.000) =Rp395.00
Dep II = 100.000+(Rp7.50 x 16.200) =Rp221.500
Dep III = 50.000+(Rp5,00 x 10.800) =Rp104.000
Pemeliharaan Gedung:
100.000 + (Rp5,00 x 54.000) = Rp370.000 == 70% x Rp370.000 = Rp259.000 Administrasi pabrik =
5% x Rp259.000 = Rp12.950
Bengkel = 15% x Rp259.000 = Rp38.850
Tenaga Diesel = 15% x Rp259.000 = Rp38.850
Dep I = 25% x Rp259.000 = Rp64.750
Dep II = 20% x Rp259.000 = Rp51.800
Dep III = 20% x Rp259.000 = Rp51.800
Listrik:
40% x Rp350.000 = Rp140.000
Administrasi pabrik = 10% x Rp140.000 = Rp14.000
Bengkel = 15% x Rp140.000 = Rp21.000
Tenaga Diesel = 15% x Rp140.000 = Rp21.000
Penganggaran Perusahaan
52
Dep I = 20% x Rp140.000 = Rp28.000
Dep II = 20% x Rp140.000 = Rp28.000
Dep III = 20% x Rp140.000 = Rp28.000
Depresiasi Gedung
65% x Rp300.000 = Rp195.000 =
Administrasi pabrik = 5% x Rp195.000 = Rp9.750
Bengkel = 15% x Rp195.000 = Rp29.250
Tenaga Diesel = 15% x Rp195.000 = Rp29.250
Dep I = 25% x Rp195.000 = Rp48.750
Dep II = 20% x Rp195.000 = Rp39.000
Dep III = 20% x Rp195.000 = Rp39.000
Rangkuman
Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan
perusahaan dalam rangka proses produksi, kecuali biaya bahan baku langsung dan biaya
tenaga kerja langsung.
Kapasitas yang dipergunakan sebagai dasar penyususnan anggaran BOP.
Kapasitas praktis, adalah kapasitas teoritis yaitu kapasitas pabrik untuk
menghasilkan produk pada kecepatan penuh, tanpa berhenti selama jangka waktu
tertentu dikurangi dengan kerugian waktu yang tidak dapat dihindari karena
hambatan intern perusahaan.
Kapasitas normal, adalah kemampuan perusahaan berproduksi dan menjual
produknya dalam jangka panjang.
Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan, adalah kapasitas sesungguhnya yang
diperkirakan akan dapat dicapai dalam periode yang akan datang.
Istilah-istilah pokok dalam biaya overhead pabrik:
Distribusi BOP. adalah pembagian biaya overhead pabrik tak langsung departemen
kepada departemen-departemen yang menikmatinya.
Alokasi biaya overhead pabrik adalah pembagian biaya overhead pabrik
departemen pembantu ke departemen produksi, atau dari departemen pembantu ke
departemen pembantu yang lain dan departemen produksi.
Pembebanan biaya overhead pabrik adalah pembagian biaya overhead pabrik
kepada produk.
Uji Kompetensi
PT. Makmur Jaya memiliki data:
a. Biaya overhead pabrik
Penganggaran Perusahaan
53
Departemen Sifat Juml.Biaya Tingkat Kegiatan
Penggilingan Produksi 12.000.000,00 12.500 DMH
Penyelesaian Produksi 6.000.000,00 6.000 DLH
Bengkel Jasa 3.000.000,00 1.000 DRH
Diesel Jasa 1.500.000,00 1.000 DRH
Daftar Pustaka
Adisaputro, Gunawan dan Asri, Marwan, 2010, Anggaran Perusahaan Buku 1, Penerbit
Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta.
Gitosudarmo Indriyo, Basri, 2008, Manajemen Keuangan, Edisi 4, Yogyakarta, BPFE
Julita, 2010, Budgeting, Citapustaka, Bandung.
Munandar M, 2002, Budgeting, Yogyakarta, BPFE
Nafarin, M. 2008. Penganggaran Perusahaan. Cetakan Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
P, Darsono dan Purwanti, Ari. 2008, Penganggaran Perusahaan. Edisi Pertama. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Syafri, Sofyan. 2001, Budgeting: Peranggaran Perencanaan Lengkap. Cetakan Kedua.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Riyanto Bambang, 2002, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta, Yayasan
Badan Penerbit Gajah Mada.
Rudianto, 2010, Anggaran Perusahaan, Erlangga.
Kerangka Isi
Anggaran Piutang
Dengan demikian, misalnya ringkasan anggaran penjualan tahun 2003 yang akan datang
sebagai berikut: PT Mayura
Anggaran Penjualan
Januari – Desember 2003
Penganggaran Perusahaan
56
Keterangan Jumlah
Januari Rp 48,120,000.00
Pebruari Rp 55,440,000.00
Maret Rp 61,500,000.00
April Rp 69,130,000.00
Mei Rp 68,140,000.00
Juni Rp 65,140,000.00
Juli Rp 62,140,000.00
Agustus Rp 64,680,000.00
September Rp 69,590,000.00
Oktober Rp 72,400,000.00
Nopember Rp 74,350,000.00
Desember Rp 75,500,000.00
Dari data di atas, maka dapat disusun skedul penerimaan piutang sebagai berikut:
PT Mayura
Skedul penerimaan piutang
Januari – Desember 2003
Penerimaan piutang
Bulan Januari Pebruari Maret April Piutang Neto
Desember 4500000 4500000
Januari 23675040 4812000 28487040
Pebruari 27276480 5544000 32820480
Maret 30258000 6150000 36408000
April 34011960 40924960
Jumlah 28175040 32088480 35802000 40161960
Penerimaan piutang
Bulan Mei Juni Juli Agusrtus Piutang Neto
April 6913000 40924960
Mei 33524880 6814000 40338880
Juni 32048880 6514000 38562880
Juli 30572880 6214000 36786880
Agustus 31822560 38290560
Jumlah 40437880 38862880 37086880 38036560
Penerimaan piutang
Bulan September Oktober Nopember Desember Piutang neto
Agustus 6486000 38290560
September 34238280 6959000 41197280
Oktober 35620800 7240000 42860800
Nopember 36580200 7435000 44015200
Desember 37146000 44696000
Jumlah 40724280 42579800 43820200 44581000
Penganggaran Perusahaan
57
Dari skedul penerimaan piutang tersebut dapat diketahui besarnya piutang neto yang terjadi
dari bulan ke bulan sebagai akibat terjadinya penjualan kredit, serta dapat diketahui jumlah
penerimaan piutang dari bulan ke bulan selama tahun 2003. Atas dasar skedul penerimaan
piutang dapat disusun anggaran piutang PT Mayura sebagai berikut:
PT Mayura
Anggaran Piutang
Januari – Desember 2003
Keterangan Piutang awal Tambahan piutang Jumlah piutang Penerimaan piutang Piutang Neto
Januari 4500000 28487040 32987040 28175040 4812000
Pebruari 4812000 32820480 37632480 32088480 5544000
maret 5544000 36408000 41952000 35802000 6150000
April 6150000 40924960 47074960 40161960 6913000
Mei 6913000 40338880 47251880 40437880 6814000
Juni 6814000 38562880 45376880 38862880 6514000
Juli 6514000 36786880 43300880 37086880 6214000
Agustus 6214000 38290560 44504560 38036560 6468000
September 6468000 41197280 47665280 40706280 6959000
Oktober 6959000 42860800 49819800 42579800 7240000
Nopember 7240000 44015200 51255200 43820200 7435000
Desember 7435000 44696000 52131000 44581000 7550000
Rangkuman
Anggaran piutang (receivable budget): adalah budget yang merencanakan lebih
terperinci tentang jumlah piutang perusahaan beserta perubahan-perubahannya dari waktu
ke waktu selama periode yang akan datang
Faktor-faktor yang mempengaruhi anggaran piutang dalam penyusunan anggaran
piutang, yaitu:
1. Anggaran penjualan
2. Keadaan persaingan di pasar
3. Posisi perusahaan dalam persaingan
4. Syarat pembayaran yang ditawarkan perusahaan
5. Kebijaksanaan perusahaan dalam penagihan piutang
6. Rencana perusahaan untuk melakukan penjualan-penjualan secara kredit aktiva-
aktiva lain, selain barang-barang hasil produksinya.
Uji Kompetensi
Penganggaran Perusahaan
58
1. PT Taruna menyediakan data untuk tahun 2003 dibagi menurut bulanan dan triwulan
sebagai berikut:
Rencana penjualan (rata-rata 75% penjualan tunai) adalah:
Januari Rp2.700.000,- Triwulan II Rp7.500.000,-
Pebruari Rp2.550.000,- Triwulan III Rp6.900.000,-
Maret Rp2.550.000,- Triwulan IV Rp9.000.000,-
Pola pengumpulan piutang penjualan:
Bulanan Triwulan
80% pada bulan penjualan 90% pada triwulan penjualan
15% sebulan sesudahnya 10% satu triwulan sesudahnya
5% dua bulan sesudahnya
Saldo awal:
Piutang Rp600.000,-
Yang akan ditagih pada triwulan II Rp150.000,-
Triwulan IV Rp210.000,-
Piutang ragu-ragu Rp210.000,-
Cadangan untuk piutang tak tertagih diperkirakan rata-rata 1% dari penjualan kredit,
dibulatkan ke dalam ratusan rupiah.
Diminta : Susunlah anggaran pengumpulan piutang tahun 2003
2. PT Sariwangi menyediakan data untuk tahun 2003 dibagi menurut bulanan dan triwulan
sebagai berikut:
Rencana penjualan tahun 2003 adalah:
Januari Rp2.000.000,- Triwulan II Rp8.000.000,-
Pebruari Rp2.500.000,- Triwulan III Rp7.000.000,-
Maret Rp3.000.000,- Triwulan IV Rp7.500.000,-
Penjualan kredit 50% dari penjualan seluruhnya.
Piutang tak tertagih kira-kira 1% dari penjualan kredit.
Pola pengumpulan piutang penjualan:
a. Bulanan: 80% pada bulan penjualan, 15% sebulan sesudahnya, dan 5% dua bulan
sesudahnya
b. Triwulan: 90% pada triwulan penjualan, dan 10% satu triwulan sesudahnya
☼ Diminta: Dengan data di atas, buatalah anggaran pengumpulan piutang selama setahun.
Penganggaran Perusahaan
59
Daftar Pustaka
Adisaputro, Gunawan dan Asri, Marwan, 2010, Anggaran Perusahaan Buku 1, Penerbit
Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta.
Gitosudarmo Indriyo, Basri, 2008, Manajemen Keuangan, Edisi 4, Yogyakarta, BPFE
Julita, 2010, Budgeting, Citapustaka, Bandung.
Munandar M, 2002, Budgeting, Yogyakarta, BPFE
Nafarin, M. 2008. Penganggaran Perusahaan. Cetakan Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
P, Darsono dan Purwanti, Ari. 2008, Penganggaran Perusahaan. Edisi Pertama. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Syafri, Sofyan. 2001, Budgeting: Peranggaran Perencanaan Lengkap. Cetakan Kedua.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Riyanto Bambang, 2002, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta, Yayasan
Badan Penerbit Gajah Mada.
Rudianto, 2010, Anggaran Perusahaan, Erlangga.
Penganggaran Perusahaan
61
masing perusahaan mempunyai kebebasan untuk menentukan bentuk serta formatnya,
sesuai dengan keadaan perusahaan masing-masing.
PT Mayura
Anggaran pembelian bahan mentah
Tahun 2003 (Rupiah)
Penganggaran Perusahaan
62
Jenis bahan mentah
Bulan A B C Jumlah
Januari 7800000 9120000 2250000 19170000
Pebruari 8600000 10500000 2550000 21650000
Maret 9400000 11400000 2850000 23650000
April 10200000 12330000 2775000 25305000
Mei 12625000 14525000 3800000 30950000
Juni 12375000 13825000 3900000 30100000
Juli 12750000 14175000 4000000 30925000
Agustus 12750000 14350000 4200000 31300000
September 15450000 16800000 5125000 37375000
Oktober 15360000 16600000 4500000 36460000
Nopember 15660000 15680000 4375000 35715000
Desember 15120000 16640000 5200000 36960000
Pembayaran utang
Bulan transaksi Mei Juni Juli Agustus Utang neto
April 2530500 14929950
Mei 15165500 3095000 18260500
juni 14749000 3010000 17759000
Juli 15153250 3092500 18245750
Agustus 15337000 18467000
Jumlah 17696000 17844000 18163250 18429500
Pembayaran utang
Bulan Transaksi September Oktober Nopember Desember Utang neto
Agustus 3130000 18467000
September 18313750 3737500 22051250
Oktober 17865400 3646000 21511400
Nopember 17500350 3571500 21071850
Desember 18110400 21806400
Jumlah 21443750 21602900 21146350 21681900
Atas dasar skedul pembayaran utang di atas, maka dapat disusun anggaran utang untuk
tahun 2003 sebagai berikut:
PT Mayura
Anggaran Utang Tahun 2003
(Rupiah)
Penganggaran Perusahaan
63
Bulan Utang awal Tambahan utang Jumlah utang Pemayaran utang Utang akhir
Januari 1800000 11310300 13110300 11193300 1917000
Pebruari 1917000 12773500 14690500 12525500 2165000
Maret 2165000 13953500 16118500 13753500 2365000
April 2365000 14929950 17294950 14764450 2530500
Mei 2530500 18260500 20791000 17696000 3095000
Juni 3095000 17759000 20854000 17844000 3010000
Juli 3010000 18245750 21255750 18163250 3092500
Agusutus 3092500 18467000 21559500 18429500 3130000
September 3130000 22051250 25181250 21443750 3737500
Oktober 3737500 21511400 25248900 21602900 3646000
Nopember 3646000 21071850 24717850 21146350 3571500
Desember 3571500 21806400 25377900 21681900 3696000
Rangkuman
Anggaran utang (payable budget): adalah budget yang merencanakan secara lebih
terperinci tentang jumlah utang perusahaan beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke
waktu selama periode yang akan datang
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyusunan anggaran utang, yaitu:1) Anggaran
pembelian bahan baku secara kredit, 2) Syarat pembayaran yang ditawarkan perusahaan, 3)
Kebijaksanaan perusahaan dalam pembayaran utang
Uji Kompetensi
☼ Data berikut ini tersedia pada PT Melati tahun 2003 sebagai berikut:
PT Melati
Anggaran pembelian bahan mentah
Tahun 2003 (Rupiah)
Penganggaran Perusahaan
64
Jenis bahan mentah
Bulan X Y Z Jumlah
Januari 340000 500000 200000 1040000
Pebruari 860000 560000 250000 1670000
Maret 940000 600000 850000 2390000
April 120000 230000 270000 620000
Mei 230000 450000 680000 1360000
Juni 237000 380000 390000 1007000
Juli 275000 436000 400000 1111000
Agustus 246000 345000 420000 1011000
September 540000 587000 510000 1637000
Oktober 536000 660000 450000 1646000
Nopember 560000 865000 546000 1971000
Desember 520000 664000 530000 1714000
Syarat pembayaran yang ditawarkan oleh suplier bahan mentah untuk tahun 2003, yaitu:
4/10, n/30. PT Mayura menetapkan kebijaksanaan pembelian bahan mentah sebagai berikut:
1. Sebesar 30% dari transaksi pembelian, dilakukan secara tunai, sehingga menerima
potongan pembelian
2. Sebesar 30% dari transaksi pembelian, dilakukan secara kredit dengan pelunasan
yang dilakukan pada bulan yang sama dengan bulan terjadinya transaksi pembelian
tersebut, dan sebelum batas waktu 10 hari, sehingga akan menerima potongan
pembelian.
3. Sebesar 30% dari transaksi pembelian, dilakukan secara kredit dengan pelunasan
yang dilakukan pada bulan yang sama dengan bulan terjadinya transaksi pembelian
tersebut, tetapi sudah batas waktu 10 hari, sehingga tidak akan menerima potongan
pembelian.
4. Sebesar 10% dari transaksi pembelian, dilakukan secara kredit dengan pelunasan
yang dilakukan satu bulan sesudah terjadinya transaksi pembelian tersebut, dan
sesudah batas waktu 10 hari, sehingga tidak akan menerima potongan pembelian.
♣ Diminta: 1. Buatlah Skedul pembayaran utang
2. Buatlah Anggaran utang
Daftar Pustaka
Adisaputro, Gunawan dan Asri, Marwan, 2010, Anggaran Perusahaan Buku 1, Penerbit
Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta.
Gitosudarmo Indriyo, Basri, 2008, Manajemen Keuangan, Edisi 4, Yogyakarta, BPFE
Julita, 2010, Budgeting, Citapustaka, Bandung.
Munandar M, 2002, Budgeting, Yogyakarta, BPFE
Nafarin, M. 2008. Penganggaran Perusahaan. Cetakan Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
Penganggaran Perusahaan
65
P, Darsono dan Purwanti, Ari. 2008, Penganggaran Perusahaan. Edisi Pertama. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Syafri, Sofyan. 2001, Budgeting: Peranggaran Perencanaan Lengkap. Cetakan Kedua.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Riyanto Bambang, 2002, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta, Yayasan
Badan Penerbit Gajah Mada.
Rudianto, 2010, Anggaran Perusahaan, Erlangga.
Kerangka Isi
Anggaran Kas
Penganggaran Perusahaan
66
Pengertian Anggaran Kas
Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu menggunakan konsep-konsep ini untuk menyusun anggaran perusahaan
secara komprehensif maupun parsial, dan mampu menggunakan berbagai alat untuk
menganalisis anggaran sehingga dapat mengunakan anggaran sebagai alat perencanaan dan
sekaligus sebagai alat pengendalian perusahaan.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian anggaran kas, tujuan anggaran kas, tahap
penyusunan anggaran kas, anggaran penerimaan dan pengeluaran kas, skedul transaksi
finansial (penerimaan pinjaman dan pembayaran pinjaman dan bunga), ilustrasi anggaran
kas.
Indikator Hasil Belajar
Nilai hasil belajar ≥ 70 (tujuh puluh) atau minimum B
Penganggaran Perusahaan
68
f. Menyusun kembali perkiraan keseluruhan penerimaan dan pengeluaran kas
setelah adanya transaksi finansial baik penanaman investasi maupun perencanaan
kredit dari pihak lain. Hasil aktivitas penyusunan kembali ini merupakan
anggaran kas yang sempurna.
4. Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Anggaran penerimaan kas
Anggaran penerimaan kas / aliran kas masuk, meliputi:
a. Hasil penjualan produk/jasa perusahaan secara tunai.
b. Penagihan piutang dari penjualan kredit
c. Penjualan aktiva tetap yang ada
d. Penanaman investasi dari pemilik atau pemilik saham bila perseroan terbatas.
e. Pinjaman utang dari pihak lain.
f. Penerimaan sewa dan pendapatan lain-lain.
Anggaran pengeluaran kas/aliran kas keluar, meliputi:
a. Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya pabrik lain-lain
(overhead).
b. Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan.
c. Untuk pembelian aktiva tetap.
d. Pembayaran kembali utang-utang perusahaan
e. Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan
f. Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga, dan pengeluaran lain-lain.
5. Skedul Transaksi Finansial (Penerimaan Pinjaman dan Pembayaran Pinjaman
dan Bunga).
Dari hasil membandingkan estimasi penerimaan kas dengan pengeluaran kas dapat
diketahui terjadi kas lebih (surplus) atau kurang defisit, bila terjadi surplus maka tugas
pimpinan perusahaan untuk memanfaatkan sebaik-baiknya kas lebih dalam perusahaan,
misalnya: membeli surat-surat berharga, deposito berjangka dan lain sebagainya.
Sebaliknya, bila terjadi defisit maka tugas pimpinan perusahaan untuk mendapatkan
pembelanjaan atas kekurangan kas ini, misalnya: penerimaan pinjaman. Berhubungan
dengan penerimaan pinjaman ini, dibuatkan skedul penerimaan pinjaman dan pembayaran
pinjaman dan bunga.
Penganggaran Perusahaan
69
Untuk keperluan penyusunan skedul penerimaan pinjaman dan pembayaran pinjaman dan
bunga diperlukan data tambahan seperti:
a. Estimasi saldo kas tahun sebelumnya.
b. Persediaan kas minimum (besi).
c. Penerimaan pinjaman dan pembayaran pinjaman dan bunga.
Penganggaran Perusahaan
70
pinjaman pada permulaan bulan dan pembayaran bunga dilakukan pada akhir bulan serta
pembayaran kembali hutang pada permulaan bulan. Bunga bank sebesar 2% per bulan
Pembayaran kembali kredit tersebut dilakukan bulan April 2003
Rp200.000,- dan sisanya bulan Mei 2003
Estimasi saldo kas tahun sebelumnya Rp100.000,-
Persediaan minimum ditetapkan Rp50.000,-
Dari data di atas dapat disusun anggaran penerimaan dan pengeluaran dan skedul
penerimaan pinjaman dan pembayaran pinjaman dan bunga sebagai berikut:
PT YUDA
Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran
Selama Enam Bulan Pertama Tahun 2003
Uraian Januari Pebruari Maret April Mei Juni
II Penerimaan Kas
1.Hasil penjualan tunai 400000 500000 730000 960000 800000 900000
2.Penagihan piutang 400000 500000 650000 760000 660000 670000
3.Penerimaan lain 200000 200000 220000 180000 140000 124000
Jumlah Penerimaan 1000000 1200000 1600000 1900000 1600000 1694000
III Pengeluaran Kas
1.Pembelian bahan baku 600000 600000 500000 550000 600000 600000
2.Pembayaran upah 250000 250000 200000 250000 250000 300000
3.Biaya penjualan 200000 300000 200000 200000 250000 230000
4.Biaya adm & umum 350000 350000 400000 400000 400000 420000
5.Pembayaran pajak 100000
Jumlah pengeluaran 1400000 1500000 1400000 1400000 1500000 1550000
Surplus (defisit) -400000 -300000 200000 500000 100000 144000
PT YUDA
Skedul Penerimaan Pinjaman dan Pembayaran Pinjaman dan Bunga
Selama Enam Bulan Pertama Tahun 2003
Penganggaran Perusahaan
71
pinjaman dan pembayaran pinjaman dan bunga. Untuk memberikan gambaran tentang
anggaran kas final dapat diilustrasikan sebagai berikut:
PT YUDA
ANGGARAN KAS
Semester I tahun 2003
Rangkuman
Anggaran Kas (Budget Kas) adalah perkiraan/estimasi terhadap posisi kas pada
suatu saat tertentu dalam satu periode tertentu yang akan datang.
Dalam penyusunan anggaran kas, akan meliputi tahap-tahap, yaitu:
a. Menyusun estimasi/perkiraan penerimaan kas baik dari kegiatan operasional
perusahaan maupun nonoperasional, dengan rincian sesuai dengan aliran kas masuk.
b. Menyusun estimasi/perkiraan pengeluaran kas baik dari kegiatan operasional
perusahaan maupun nonoperasional, dengan rincian sesuai dengan aliran kas keluar.
c. Menghitung selisih antara perkiraan penerimaan kas dan perkiraan pengeluaran kas
dan diketahui adanya saldo kas surplus atau defisit pada suatu saat tertentu dalam
satu periode yang akan datang.
d. Apabila terjadi saldo kas yang berlebihan/surplus kemudian direncanakan untuk
investasi atau kegiatan lain untuk menghindari terjadinya kas yang menganggur (idle
cash).
Penganggaran Perusahaan
72
e. Apabila terjadi defisit kas maka akan diperkirakan besarnya kebutuhan dana yang
akan dipenuhi dari kredit pada lembaga-lembaga di luar perusahaan dan perkiraan
pembayaran kembali kredit pinjamannya.
f. Menyusun kembali perkiraan keseluruhan penerimaan dan pengeluaran kas setelah
adanya transaksi finansial baik penanaman investasi maupun perencanaan kredit dari
pihak lain. Hasil aktivitas penyusunan kembali ini merupakan anggaran kas yang
sempurna.
Uji Kompetensi
Data berikut terdapat PT Mayura pada tahun 2003 sebagai berikut:
1. Penagihan piutang (Rp000)
Bulan Penjualan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nop Des
Nop-02 80000 7600
Des-02 149000 56000 13300
Total 2002 220000
Jan-03 130000 63700 52000 12350
Peb 03 120000 58800 48000 11400
Mar-03 105500 51695 42200 10023
Apr 03 100000 49000 40000 9500
Mei 03 110000 53900 44000 10450
Juni 03 146500 71785 58600 13918
Juli 03 180000 88200 72000 17100
Agust-03 140000 68600 56000 13300
Sep 91500 44835 36600 8693
Okt-03 76500 37485 30600 7267,5
Nop-03 90000 44100 36000
Des-03 160000 78400
Total 2003 1450000 127300 124100 112045 102600 103923 125285 157250 2E+05 1E+05 87385 83393 121668
2. PT Taruna menyediakan data untuk tahun 2003 dibagi menurut bulanan dan triwulan
sebagai berikut:
a. Rencana penjualan (rata-rata 75% penjualan tunai ) adalah:
Januari Rp2.700.000,- Triwulan II Rp7.500.000,-
Pebruari Rp2.550.000,- Triwulan III Rp6.900.000,-
Maret Rp2.550.000,- Triwulan IV Rp9.000.000,-
b. Pola pengumpulan piutang penjualan:
Bulanan Triwulan
80% pada bulan penjualan 90% pada triwulan penjualan
15% sebulan sesudahnya 10% satu triwulan sesudahnya
5% dua bulan sesudahnya
c. Saldo awal:
Piutang Rp600.000,-
Yang akan ditagih pada triwulan II Rp150.000,-
Penganggaran Perusahaan
74
Triwulan IV Rp210.000,-
Piutang ragu-ragu Rp210.000,-
Kas Rp450.000,-
d. Cadangan untuk piutang tak tertagih diperkirakan rata-rata 1% dari penjualan kredit,
dibulatkan ke dalam ratusan rupiah.
e. Rencana pembelian aktiva tetap:
Pembelian mesin-mesin : Maret Rp75.000,- Triwulan III Rp180.000,-
Penyisihan dana gedung-gedung: Desember Rp900.000,-
Pembelian peralatan kecil-kecil Pebruari: Rp18.000,-, Triwulan II Rp15.000,-, Triwulan
III Rp15.000,-, dan Triwulan IV Rp21.000,-
f. Pendapatan dan pengeluaran lain-lain:
Waktu Pendapatan lain Pengeluaran lain
Januari Rp60.000,- Rp45.000,-
Pebruari Rp60.000,- Rp30.000,-
Maret Rp45.000,- Rp30.000,-
Triwulan II Rp150.000,- Rp90.000,-
Triwulan III Rp150.000,- Rp90.000
Triwulan IV Rp180.000,- Rp120.000,-
g. Pembelian barang dagangan, yang dibayar satu bulan sesudahnya bulan pembelian
sebagai berikut:
Januari Rp450.000,- Triwulan II Rp1.350.000,-
Pebruari Rp480.000,- Triwulan III Rp1.200.000,-
Maret Rp450.000,- Triwulan IV Rp1.500.000,-
h. Pengeluaran operasional per bulan(termasuk beban penyusutan yang sebulan rata-rata
Rp150.000,-) adalah:
Januari Rp2.100.000,- Triwulan II Rp6.000.000,-
Pebruari Rp2.040.000,- Triwulan III Rp5.250.000,-
Maret Rp2.100.000,- Triwulan IV Rp6.300.000,-
i. Pengeluaran serba-serbi:
Beban asuransi Juni-Oktober masing-masing Rp25.000,-
Pajak kekayaan untuk bulan Juli Rp100.000,-
Bunga bulan Maret, Agustus, dan Nopember masing-masing Rp25.000,-
Deviden untuk bulan Pebruari dan September masing-masing Rp50.000,-
Pajak keuntungan untuk bulan Desember Rp250.000,-
Penganggaran Perusahaan
75
♘ Diminta:
1. Susunlah Anggaran pengumpulan piutang tahun 2003
2. Susunlah Anggaran ikhtisar penerimaan kas menurut sumber-sumber dan waktu
penerimaannya
3. Susunlah Anggaran ikhtisar pengeluaran kas menurut jenis pengeluaran dan
waktunya
4. Susunlah skedul pinjaman yang dibutuhkan
5. Susunlah Anggaran kas tahun 2003
Daftar Pustaka
Adisaputro, Gunawan dan Asri, Marwan, 2010, Anggaran Perusahaan Buku 1, Penerbit
Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta.
Gitosudarmo Indriyo, Basri, 2008, Manajemen Keuangan, Edisi 4, Yogyakarta, BPFE
Julita, 2010, Budgeting, Citapustaka, Bandung.
Munandar M, 2002, Budgeting, Yogyakarta, BPFE
Nafarin, M. 2008. Penganggaran Perusahaan. Cetakan Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
P, Darsono dan Purwanti, Ari. 2008, Penganggaran Perusahaan. Edisi Pertama. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Syafri, Sofyan. 2001, Budgeting: Peranggaran Perencanaan Lengkap. Cetakan Kedua.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Riyanto Bambang, 2002, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta, Yayasan
Badan Penerbit Gajah Mada.
Rudianto, 2010, Anggaran Perusahaan, Erlangga.
Penganggaran Perusahaan
77
merugikan maka kebijaksanaan diarahkan agar posisi merugikan tidak terulang kembali
pada periode berikutnya.
Oleh karena laporan anggaran begitu penting untuk penyusunan kebijaksanaan
tindak lanjut untuk periode-periode berikutnya, maka laporan anggaran perlu disusun
secara teratur (berkala) dengan selang waktu yang tidak terlalu lama. Dengan demikian
laporan anggaran tidak disusun sekaligus pada akhir tahun, menunggu sesudah seluruh
anggaran selesai direalisasi, tetapi hendaknya laporan anggaran disusun beberapa kali
dalam setahun (misalnya: tiga bulan sekali, dua bulan sekali dan sebagainya).
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Laporan Anggaran
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan laporan anggaran, yaitu:
1. Semua anggaran yang telah disusun oleh perusahaan, khususnya anggaran-anggaran
tentang kegiatan perusahaan selama periode tertentu (operating budget)
2. Semua catatan akuntansi tentan realisasi pelaksanaan anggaran-anggaran yang
bersangkutan.
3. Bentuk Laporan Anggaran
Sebagaimana halnya dengan bentuk anggaran-anggaran, untuk laporan anggaran ini juga
tidak mempunyai suatu bentuk standar yang harus dipergunakan. Ini berarti masing-
masing perusahaan mempunyai kebebasan untuk menentukan bentuk serta formatnya,
sesuai dengan keadaan perusahaan masing-masing.
2. Analisis data:
Perbedaan kuantitas= (KR– KB) x HB (37.200 – 35.000) x Rp400,- Rp880.000 (naik)
Perbedaan harga = (HR–HB)x KR (380 – 400) x 37.200 Rp744.000,- (turun)
Penganggaran Perusahaan
78
3. Rekapitulasi:
Perbedaan kuantitas = Rp880.000,- (naik)
Perbedaan harga = Rp744.000,- (turun)
Jumlah perbedaan = Rp136.000,- (naik)
==============
Keterangan: KR = Kuantitas Realisasi
KB = Kuantitas Budget
HB = Harga jual Budget
HR = Harga jual Realisasi
Dari laporan anggaran tersebut, terlihat bahwa bila dipandang dari sudut kuantitas ternyata
realisasi penjualan telah menyimpang dari apa yang gariskan dalam anggaran penjualan,
penyimpangan ini bersifat menguntungkan karena meningkatkan penjualan Rp880.000,-
maka kebijaksanaan diarahkan agar posisi yang menguntungkan terulang kembali pada
periode berikutnya; bila dipandang dari sudut harga jual ternyata realisasi penjualan telah
menyimpang dari apa yang gariskan dalam anggaran penjualan, penyimpangan ini bersifat
merugikan karena menurunkan penjualan Rp744.000,- maka disusun kebijaksanaan tindak
lanjut untuk mencegah terjadi penyimpangan seperti ini.
PT Mayura
Laporan Anggaran Biaya Bahan Mentah
31 Januari 2003
1. Perbandingan data:
Keterangan Anggaran Realisasi
Unit produksi 120.000 124.000
Pemakaian bahan 216.000 kg 235.600 kg
Harga beli/kg Rp20,- Rp18,-
Jumlah biaya Rp4.320.000,- Rp4.240.800,-
2. Analisis data:
Perbedaan kuantitas = (URS–KB)xHB (223.200– 216.000) x Rp20,- = Rp144.000,- (naik)
Perbedaan efisiensi =(KR–URS) x HB (235.600– 223.200) x Rp20,- = Rp248.000,- (naik)
Perbedaan harga = (HR –HB) x KR (18-20) x 235.600 = Rp471.200,- (turun)
3. Rekapitulasi
Perbedaan kuantitas = Rp144.000,- (naik)
Perbedaan efisiensi = Rp248.000,- (naik)
Perbedaan harga = Rp471.200,- (turun)
Jumlah perbedaan = Rp 79.200,- (turun)
==============
Penganggaran Perusahaan
79
Keterangan: KR = Kuantitas Realisasi
KB = Kuantitas Budget
HB = Harga beli Budget
HR = Harga beli Realisasi
URS = Unit realisasi produksi, dengan standar pemakaian bahan mentah.
Dari laporan anggaran tersebut, terlihat bahwa bila dipandang dari sudut kuantitas ternyata
realisasi pemakaian bahan mentah telah menyimpang dari apa yang gariskan dalam
anggaran biaya bahan mentah, penyimpangan ini bersifat wajar karena meningkatkan
pemakaian bahan mentah Rp144.000,-disebabkan oleh peningkatan unit produksi yang
dihasilkan; bila dipandang dari sudut efisiensi kerja ternyata bagian produksi telah bekerja
secara tidak efisien, sehingga meningkatkan biaya bahan mentah Rp248.000,- pemborosan
biaya sebesar ini merupakan penyimpangan yang merugikan maka disusun kebijaksanaan
tindak lanjut untuk mencegah terjadi penyimpangan seperti itu, bila dipandang dari sudut
harga beli ternyata realisasi biaya bahan mentah telah menyimpang dari apa yang gariskan
dalam anggaran biaya bahan mentah, penyimpangan ini bersifat menguntungkan karena
menurunkan biaya bahan mentah Rp471.200,-
PT Mayura
Laporan Anggaran Upah Tenaga Kerja Langsung
31 Januari 2003
1. Perbandingan data:
Keterangan Anggaran Realisasi
Unit produksi 120.000 124.000
Pemakaian jam kerja 36.000 34.720
Tarif upah/jam Rp400,- Rp410,-
Jumlah upah Rp14.400.000,- Rp14.235.200,-
2. Analisis data:
Perbedaan kuantitas = (URS–KB) xTB (37.200 – 36.000) xRp400,- = Rp 480.000,- (naik)
Perbedaan efisiensi = (KR–URS) xTB (34.720 – 37.200) x Rp400,- = Rp992.000,-(turun)
Perbedaan tarif = (TR –TB) x KR (410-400) x 34.720 = Rp347.200,- (naik)
3. Rekapitulasi
Perbedaan kuantitas = Rp480.000,- (naik)
Perbedaan efisiensi = Rp992.000,- (turun)
Perbedaan harga = Rp347.200,- (naik)
Jumlah perbedaan = Rp 164.800,- (turun)
==============
Penganggaran Perusahaan
80
Keterangan: KR = Kuantitas Realisasi
KB = Kuantitas Budget
TB = Tarif Budget
TR = Tarif Realisasi
URS = Unit realisasi produksi, dengan standar pemakaian tenaga kerja langsung.
Dari laporan anggaran tersebut, terlihat bahwa bila dipandang dari sudut kuantitas ternyata
realisasi pemakaian jam tenaga kerja langsung telah menyimpang dari apa yang gariskan
dalam anggaran upah tenaga kerja langsung, penyimpangan ini bersifat wajar karena
meningkatkan upah tenaga kerja langsung Rp480.000,-disebabkan oleh peningkatan unit
produksi yang dihasilkan; bila dipandang dari sudut efisiensi kerja ternyata bagian produksi
telah bekerja secara efisien, sehingga mampu menurunkan upah tenaga kerja langsung
Rp992.000,- penghematan biaya sebesar ini merupakan penyimpangan yang
menguntungkan maka disusun kebijaksanaan tindak lanjut untuk mempertahankan terjadi
penyimpangan seperti itu, bila dipandang dari sudut tarif upah ternyata realisasi upah
tenaga kerja langsung telah menyimpang dari apa yang gariskan dalam anggaran upah
tenaga kerja langsung, penyimpangan ini bersifat merugikan karena menaikan upah tenaga
kerja langsung Rp347.200,- maka disusun kebijaksanaan tindak lanjut untuk mencegah
terjadi penyimpangan seperti ini.
PT Mayura
Laporan Anggaran Biaya Pabrik Tidak Langsung
Biaya Pemeliharaan Alat-alat bagian Bengkel
Departemen Pembantu
31 Januari 2003
1. Perbandingan data:
Keterangan Anggaran Realisasi
Unit produksi X 120.000 124.000
Unit produksi Y 90.000 95.000
Pemakaian jam kerja 54.000 52.770
Unsur biaya tetap Rp60.000,- Rp60.000,-
Unsur biaya variabel Rp2,50,-/jam Rp2,80,-/jam
2. Analisis data:
Perbedaan kuantitas= (URS– KB) x TB (56.200 – 54.000) x Rp2,50,- = Rp 5.500,- (naik)
Perbedaan efisiensi = (KR– URS) x TB (52.770 – 56.200) x Rp2,50,- = Rp8.575,- (turun)
Perbedaan tarif = (TR –TB) x KR (2,80-2,50) x 52.770 = Rp15.831,- (naik)
3. Rekapitulasi
Perbedaan kuantitas = Rp5.500,- (naik)
Perbedaan efisiensi = Rp8.575,- (turun)
Penganggaran Perusahaan
81
Perbedaan harga = Rp15.831,- (naik)
Jumlah perbedaan = Rp 12.756,- (naik)
Dari laporan anggaran tersebut, terlihat bahwa bila dipandang dari sudut kuantitas ternyata
realisasi pemakaian jam tenaga kerja tidak langsung telah menyimpang dari apa yang
direncanakan, sehingga mengakibatkan pula penyimpangan terhadap biaya pemeliharaan
Alat-alat bagian bengkel. Penyimpangan ini bersifat wajar karena meningkatkan biaya
pemeliharaan Alat-alat bagian bengkel Rp5.500,-disebabkan oleh peningkatan unit produk
X dan produk Y yang dihasilkan; bila dipandang dari sudut efisiensi kerja ternyata bagian
produksi telah bekerja secara efisien, sehingga mampu menurunkan biaya pemeliharaan
Alat-alat bagian bengkel Rp8.575,- penghematan biaya sebesar ini merupakan
penyimpangan yang menguntungkan maka disusun kebijaksanaan tindak lanjut untuk
mempertahankan terjadi penyimpangan seperti itu, bila dipandang dari sudut tarif unsur
biaya variabel ternyata realisasi biaya pemeliharaan Alat-alat bagian bengkel telah
menyimpang dari apa yang gariskan dalam anggaran biaya pabrik tidak langsung,
penyimpangan ini bersifat merugikan karena menaikan biaya pemeliharaan Alat-alat
bagian bengkel Rp15.831,- maka disusun kebijaksanaan tindak lanjut untuk mencegah
terjadi penyimpangan seperti ini.
Dengan cara yang sama, perusahaan (PT Mayura) dapat menyusun laporan anggaran
biaya-biaya tidak langsung lainnya.
Rangkuman
Laporan anggaran merupakan laporan anggaran menunjukan seberapa jauh apa
yang digariskan dalam anggaran telah dapat direalisasikan dalam pelaksanaannya. Sehingga
dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan-penyimpangan antara anggran dengan
realisasi yang menguntungkan atau merugikan dan sekaligus menunjukan faktor-faktor apa
yang menyebabkan penyimpangan-penyimpangan itu.
Diketahui penyimpangan-penyimpangan beserta sebab-sebabnya, dapatlah
dievaluasi apakah kegiatan pelaksanaan anggaran berhasil atau kurang berhasil, apakah
efisien atau kurang efisien. Selanjutnya pimpinan perusahaan menentukan tindak lanjut
untuk periode berikutnya. Bila penyimpangan-penyimpangan yang terjadi menguntungkan,
maka kebijaksanaan diarahkan agar posisi yang menguntungkan terulang kembali pada
periode berikutnya, sebaliknya bila penyimpangan-penyimpangan merugikan maka
Penganggaran Perusahaan
82
kebijaksanaan diarahkan agar posisi merugikan tidak terulang kembali pada periode
berikutnya.
Uji Kompetensi
1. PT Tirta merasa dirugikan karena selalu saja terjadi penyimpangan dalam realisasi
anggarannya. Perusahaan ingin mengetahui sebab-sebab dari penyimpangan itu. Data
anggaran dan realisasi untuk pembelian serta penggunaan material untuk bulan Nopember
2003 adalah sebagai berikut:
Data pembelian Anggaran Realisasi
Jumlah pembelian 120.000 m 115.000 m
Harga pembelian Rp250,- / m Rp275.- / m
Nilai pembelian Rp30.000.000,- Rp31.625.000,-
Data penggunaan material Anggaran Realisasi
Volume produksi 10.000 satuan 9.500 satuan
Pemakaian 30.000 satuan 33.250 satuan
Nilai Rp7.500.000,- Rp9.143.750,-
☺Atas dasar data di atas, buatlah laporan anggaran:
1. Dari segi aktivitas pembelian material dari Departeman Pembelian
2. Dari segi penggunaan material dari Departemen Produksi.
2. Perusahaan Roti Mawar menjual hasil produksinya di seluruh pulau Jawa. Prusahaan
mengirimkan armada penjualannya kesemua daerah penjualan secara teratur untuk
mengantarkan roti-roti baru dan mengambil roti lama yang tidak terjual sampai batas waktu
tertentu untuk ditukar dengan yang baru. Armada penjualan selain digaji dengan jumlah
tertentu yang tetap setiap bulannya, juga diberikan komisi dengan tarif tertentu sesuai
dengan penjualan riil yang dicapainya. Data yang tersedia di bawah ini hanya menyangkut
penjualan di DIY untuk bulan Januari dan Pebruari 2003 saja.
a. Beban penjualan
Jenis pengeluaran Tetap tiap bulan Variabel setiap Rp1.000 penjualan yang
dicapai
Komisi armada penjualan Rp50,-
Beban perjalanan Rp30,-
Macam-macam beban Rp10,-
Penganggaran Perusahaan
83
Gaji (untuk 2 orang) Rp50.000,-
Daftar Pustaka
Adisaputro, Gunawan dan Asri, Marwan, 2010, Anggaran Perusahaan Buku 1, Penerbit
Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta.
Gitosudarmo Indriyo, Basri, 2008, Manajemen Keuangan, Edisi 4, Yogyakarta, BPFE
Julita, 2010, Budgeting, Citapustaka, Bandung.
Munandar M, 2002, Budgeting, Yogyakarta, BPFE
Nafarin, M. 2008. Penganggaran Perusahaan. Cetakan Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
P, Darsono dan Purwanti, Ari. 2008, Penganggaran Perusahaan. Edisi Pertama. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Syafri, Sofyan. 2001, Budgeting: Peranggaran Perencanaan Lengkap. Cetakan Kedua.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Riyanto Bambang, 2002, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta, Yayasan
Badan Penerbit Gajah Mada.
Rudianto, 2010, Anggaran Perusahaan, Erlangga.
Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu menggunakan konsep-konsep ini untuk menyusun anggaran perusahaan
secara komprehensif maupun parsial, dan mampu menggunakan berbagai alat untuk
menganalisis anggaran sehingga dapat mengunakan anggaran sebagai alat perencanaan dan
sekaligus sebagai alat pengendalian perusahaan.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian anggaran statis dan anggaran fleksibel, rumus
anggaran fleksibel dan tabel range relevan, langkah-langkah penyusunan anggaran fleksibel,
bentuk-bentuk anggaran fleksibel, ilustrasi anggaran fleksibel.
Indikator Hasil Belajar
Nilai hasil belajar ≥ 70 (tujuh puluh) atau minimum B
Penganggaran Perusahaan
85
Akibatnya bila biaya yang terjadi dibandingkan dengan anggaran 9.000 unit maka
penyimpangan tampak begitu besar dan tidak realitis.
Anggaran fleksibel mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Ditujukan ke arah tingkat aktivitas keseluruhan yang berada dalam range relevan
daripada hanya ditunjukkan ke arah satu tingkat aktivitas.
2. Bersifat dinamis daripada statis. Anggaran fleksibel dapat disesuaikan dengan
tingkat aktivitas apapun yang berada dalam range relevan, sekalipun periode sudah
berlalu.
2. Rumus Anggaran fleksibel dan Tabel Range Relevan
Rumus untuk menghitung biaya anggaran fleksibel bagi setiap tingkat produksi adalah:
Sebagai ilustrasi: Produksi direncanakan sebesar 8.000 unit. Biaya variabel Rp5.000,00
perunit dan jumlah biaya tetap Rp15.000.000,00. Maka anggaran fleksibel untuk 8.000
unit adalah:
Jika disimak rumus di atas maka biaya tersebut sama dengan persaamaan regresi:
Y=a+bx
Tabel range yang relevan, yaitu: biaya overhead pabrik ini didasarkan atas perkiraan
manajemen bahwa setiap bulan akan diproduksi 1.000 unit.
Penganggaran Perusahaan
86
Sewa pabrik tetap Rp 300.000,00
Jumlah overhead Rpp5.500.000,00
==============
Rpp5.500.000,00
Overhead per unit = = Rp5.500,00
1.000
Penganggaran Perusahaan
88
3. Membuat grafik anggaran fleksibel
4. Menghitung biaya yang bersifat semi variabel pada tingkat kegiatan 11.500 unit.
Solusi: Analisis setiap komponen:
Penyusutan = Rp6.000.000 bersifat tetap
Pembangkit tenaga:
Rp3.000.000 = 15.000 unit
Rp2.000.000 = 10.000 unit
Selisih Rp1.000.000 = 5.000 unit
Unsur variabel = Rp1.000.000/ 5.000 = Rp200 per unit
Aktivitas 15.000 unit =Rp3.000.000
Variabel= 15.000 x Rp200 =Rp3.000.000
Unsur biaya tetap = 0
Bahan tak langsung:
Rp2.000.000 = 15.000 unit
Rp1.800.000 = 10.000 unit
Selisih Rp200.000 = 5.000 unit
Unsur variabel = Rp200.000/ 5.000 = Rp40 per unit
Aktivitas 15.000 unit =Rp2.000.000
Variabel= 15.000 x Rp40 =Rp600.000
Unsur biaya tetap =Rp1.400.000
Pemeliharaan:
Rp2.000.000 = 15.000 unit
Rp1.700.000 = 10.000 unit
Selisih Rp300.000 = 5.000 unit
Unsur variabel = Rp300.000/ 5.000 = Rp60 per unit
Aktivitas 15.000 unit =Rp2.000.000
Variabel= 15.000 x Rp60 =Rp900.000
Unsur biaya tetap =Rp1.100.000
Lain-lain:
Rp1.400.000 = 15.000 unit
Rp1.000.000 = 10.000 unit
Selisih Rp400.000 = 5.000 unit
Penganggaran Perusahaan
89
Unsur variabel = Rp400.000/ 5.000 = Rp80 per unit
Aktivitas 15.000 unit =Rp1.400.000
Variabel= 15.000 x Rp80 =Rp1.200.000
Unsur biaya tetap =Rp200.000
1. Anggaran fleksibel dalam bentuk formula: Relevan range 10.000 – 15.000 unit
Penganggaran Perusahaan
90
12.500
Rangkuman
Anggaran Statis (fixed budget) adalah budget yang dibuat untuk satu tingkat kegiatan
(one level of activity) selama jangka waktu tertentu. Misalnya: persentase dari kapasitas,
jumlah produk yang dihasilkan selama jangka waktu tertentu, jumlah jam yang dikerjakan
selama jangka waktu tertentu.
Anggaran Fleksibel (variable budget) adalah suatu anggaran yang dibuat dalam rentang
aktivitas, artinya beberapa aktivitas dipecah-pecahdari suatu rentang yang relevan.
Penyusunan anggaran fleksibel adalah sebagi berikut:
1. Menentukan relevan range yang dapat diharapkan pada range ini aktivitas akan
berfluktuasi selama periode yang akan datang.
2. Menganalisis biaya yang akan dikeluarkan pada range relevan ini, dengan
menentukan pola prilaku biaya (fixed, variabel, dan mixed).
3. Memisahkan biaya berdasarkan pola prilakunya, dengan menetukan rumus biaya
variabel dan biaya campuran.
4. Dengan menggunakan rumus biaya variabel, anggaran fleksibel disusun dengan
dasar biaya yang akan dikeluarkan pada berbagai tingkat aktivitas sepanjang range.
Anggaran fleksibel dapat berbentuk sebagai berikut:
1. Bentuk formula, budget ini disusun dalam bentuk di mana hanya digambarkan unsur
variabel dan unsur tetap dengan jelas yang dimiliki oleh setiap pos biaya.
Penganggaran Perusahaan
91
2. Bentuk Tabel, dari anggaran ini dapat dilihat berapa besarnya biaya masing-masing
pos pada berbagai tingkat aktivitas atau output.
3. Bentuk grafik, bentuk grafik dapat sebagai pelengkap dari kedua bentuk di atas.
Uji Kompetensi
Kasus 1. Data penjualan dan biaya penjualan pada berbagai tingkat penjualan bulanan:
Omset Penjualan Biaya penjualan
Rp 130.000.000 Rp 3.100.000
Rp120.000.000 Rp 3.000.000
Rp 140.000.000 Rp 3.200.000
Rp 150.000.000 Rp 3.300.000
Daftar Pustaka
Adisaputro, Gunawan dan Asri, Marwan, 2010, Anggaran Perusahaan Buku 1, Penerbit
Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta.
Gitosudarmo Indriyo, Basri, 2008, Manajemen Keuangan, Edisi 4, Yogyakarta, BPFE
Julita, 2010, Budgeting, Citapustaka, Bandung.
Munandar M, 2002, Budgeting, Yogyakarta, BPFE
Nafarin, M. 2008. Penganggaran Perusahaan. Cetakan Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
P, Darsono dan Purwanti, Ari. 2008, Penganggaran Perusahaan. Edisi Pertama. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Penganggaran Perusahaan
92
Syafri, Sofyan. 2001, Budgeting: Peranggaran Perencanaan Lengkap. Cetakan Kedua.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Riyanto Bambang, 2002, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta, Yayasan
Badan Penerbit Gajah Mada.
Rudianto, 2010, Anggaran Perusahaan, Erlangga.
Penganggaran Perusahaan
93