Anda di halaman 1dari 2

1. Risiko Pembayaran.

Risiko ini terkait dengan kemungkinan gagalnya pembayaran atau


pembayaran terlambat dari pihak pembeli.
2. Risiko Perubahan Nilai Tukar. Jika mata uang negara asal menguat terhadap mata uang
negara tujuan, produk ekspor menjadi lebih mahal dan dapat mengurangi daya saing.
Sebaliknya, jika mata uang negara asal melemah, ini dapat meningkatkan biaya impor.
3. Risiko Kebijakan Pemerintah . Kebijakan pemerintah, baik di negara asal maupun negara
tujuan, dapat berdampak besar pada perdagangan internasional. Perubahan dalam kebijakan
tarif, regulasi perdagangan, atau kebijakan fiskal dan moneter dapat mengubah kondisi
perdagangan dan mempengaruhi profitabilitas bisnis internasional.
4. Risiko Ketidakpastian Politik. Pergolakan politik, revolusi, atau konflik bersenjata dapat
mempengaruhi kelancaran rantai pasokan dan mengakibatkan kerugian ekonomi. Risiko
politik ini dapat memengaruhi baik eksportir maupun importir.
5. Risiko Ketidakpastian Hukum. Kontrak perdagangan internasional dapat menjadi rumit, dan
perbedaan dalam interpretasi hukum atau perubahan hukum di salah satu negara dapat
memberikan dampak serius pada bisnis.

 Negosiasi Kontrak dan Persetujuan Harga. Importir dan eksportir menjalin kontrak yang
mencakup persyaratan dan kondisi perdagangan. Harga, jumlah, dan persyaratan lainnya
perlu disepakati oleh kedua belah pihak.
 Permintaan Pembukaan L/C. Importir mengajukan permohonan kepada banknya untuk
membuka L/C. Importir memberikan rincian tentang syarat-syarat L/C, termasuk kondisi
pembayaran dan dokumen yang diperlukan.
 Pembukaan L/C oleh Bank Importir. Bank importir membuka L/C setelah menilai kredit dan
keandalan eksportir. L/C berisi detail seperti jumlah pembayaran, persyaratan pengiriman,
dan dokumen yang dibutuhkan.
 Pemberitahuan ke Eksportir. Bank eksportir memberi tahu eksportir bahwa L/C telah dibuka.
Eksportir memeriksa L/C untuk memastikan semua persyaratan sesuai dengan kesepakatan
perdagangan.
 Pengiriman Barang dan Persiapan Dokumen. Eksportir mengirim barang sesuai dengan
persyaratan dalam L/C. Eksportir menyiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan, seperti
faktur komersial, paket pengiriman, dan bukti asuransi.
 Presentasi Dokumen ke Bank. Eksportir mengajukan dokumen-dokumen yang diperlukan ke
bank eksportir. Bank memeriksa dokumen untuk memastikan bahwa semuanya sesuai
dengan ketentuan L/C.
 Pembayaran. Setelah memeriksa dokumen, bank importir melakukan pembayaran kepada
bank eksportir sesuai dengan ketentuan L/C. Jika dokumen memenuhi persyaratan, eksportir
akan menerima pembayaran.
 Penyerahan Dokumen ke Importir. Bank importir menyerahkan dokumen kepada importir
agar barang bisa diambil. Importir dapat mengambil barang dari pelabuhan atau gudang
setelah membayar biaya-biaya tambahan jika ada.
 Penutupan L/C. Setelah pembayaran, L/C ditutup oleh bank importir. Transaksi perdagangan
dianggap selesai.
Alasan menggunakan metode pembayaran konsinyasi

1. Dengan menggunakan metode pembayaran konsinyasi, eksportir dapat memberikan


produknya kepada importir tanpa menimbulkan beban finansial langsung.

Alasan Mengapa Eksportir Menggunakan Metode Pembayaran Konsinyasi

2. Dengan metode konsinyasi dapat meminimalkan risiko pembayaran. eksportir dapat


mengirimkan barang tanpa harus menunggu pembayaran terlebih dahulu. Hal ini
mengurangi risiko pembayaran yang mungkin terjadi jika importir tidak dapat atau tidak mau
membayar.
3. Dengan memberikan kesempatan kepada importir untuk menjual barang terlebih dahulu
sebelum membayar, metode konsinyasi dapat meningkatkan penjualan eksportir di pasar
asing.
4. Dengan memberikan kepercayaan kepada importir untuk menjual barang terlebih dahulu,
eksportir dapat membangun hubungan jangka panjang yang kuat dengan importir tersebut.

Alasan Mengapa Importir Menggunakan Metode Advance Payment

1. Importir dapat memastikan bahwa barang akan dikirim setelah pembayaran dilakukan,
sehingga mengurangi risiko penipuan atau ketidakpastian terkait kualitas barang.
2. Importir dapat bernegosiasi harga yang lebih baik dengan eksportir, karena eksportir
memiliki jaminan pembayaran sebelum pengiriman.
3. Pembayaran di muka memungkinkan importir untuk memiliki kontrol yang lebih baik atas
arus kas dan keuangan perusahaan, karena mereka tidak perlu menunggu barang tiba untuk
melakukan pembayaran.

Anda mungkin juga menyukai