DISUSUN OLEH :
1. GILANG RHAMADAN (1902038)
2. BAYU AJI PRATAMA (1902048)
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
ANALISA EFSIENSI HEAT EXCHANGER-02
Pada Tanggal :
01 September – 30 September 2021
DISUSUN OLEH :
1. GILANG RHAMADAN (1902038)
2. BAYU AJI PRATAMA (1902048)
ii
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur atas karunia Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga kami diberikan kesempatan
dan kelancaran dalam menyelesaikan rangkaian Praktek Kerja Lapangan serta
penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan di Pusat Pengembangan Sumber
Daya Manusia Minyak dan Gas (PPSDM MIGAS). Tugas ini disusun dan
diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan program studi D-3 Teknik
Pengolahan Migas, Politeknik Akamigas Palembang. Tujuan pelaksanaan Praktek
Kerja Lapangan ini adalah agar Mahasiswa dapat mengetahui permasalahan
dalam pabrik serta memberikan solusi yang dibutuhkan.
Dengan selesainya praktek kerja lapangan serta laporan praktek kerja ini,
penyusun mengucapkan terimakasih keapada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia tak terhingga
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan.
2. Kedua Orang Tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan serta
doa kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan dan Praktek Kerja
Lapangan.
3. Bapak Waskito Tunggul Nusanto, S.Kom., M.T., selaku Kepala Pusat
Pengembahan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi.
4. Bapak Agus Alexandri, S.T., M.T. selaku Sub Koordinator Progam Pusat
Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi.
5. Bapak Ir. Arif Sulaksono, M.T. selaku Selaku Sub Koordinator Evaluasi
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi.
6. Bapak Dr. Yoeswono, S.Si., M.T., selaku Sub Koordinator Sarana
Prasarana Pengembangan SDM dan Informasi Pusat Pengembangan Sumber
Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi.
7. Bapak Mochammad Rochim, S.T., selaku Pembimbing Lapangan yang
telah membimbing selama Praktek Kerja Lapangan dan penyusunan laporan ini
berlangsung.
iii
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
Penulis
iv
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
DAFTAR ISI
BABIPENDAHULUAN ............................................................................................ 1
v
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
vi
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
vii
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
DAFTAR GAMBAR
viii
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
DAFTAR TABEL
ix
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
BAB I
PENDAHULUAN
1
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
2
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
3
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
BAB II
GAMBARAN UMUM PPSDM MIGAS
(Sumber: ppsdmmigas.esdm.go.id)
Gambar 2.1 Gedung Utama PPSDM MIGAS
4
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
5
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
Timur yang bernama Panolan, diresmikan pada tanggal 28 Mei 1893 atas nama
AB. Versteegh. Kemudian beliau mengontrakkannya ke perusahaan DPM
(Dordtsche Petroleum Maarschappij) di Surabaya dengan membayar ganti rugi
sebesar F. 19 10000 dan F. 0.1 untuk tiap peti (37,5 liter minyak tanah dari
hasil pengilangan). Penemuan sumur minyak bumi bermula di desa Ledok oleh
Mr. Adrian Stoop. Januari 1893, ia menyusuri Bengawan Solo dengan rakit
dari Ngawi menuju Ngareng Cepu dan akhirnya memilih Ngareng sebagai
tempat pabrik penyulingan minyak dan sumurnya dibor pada Juli 1893. Daerah
tersebut kemudian dikenal dengan nama Kilang Cepu. Selanjutnya,
berdasarkan akta No. 56 tanggal 17 Maret 1923 DPM diambil alih oleh BPM
(Bataafsche Petroleum Maarschappij) yaitu perusahaan minyak milik Belanda.
B. Periode Zaman Jepang (Tahun 1942 - 1945)
Periode zaman Jepang, dilukiskan tentang peristiwa penyerbuan tentara
Jepang ke Indonesia pada perang Asia Timur yaitu keinginan Jepang untuk
menguasai daerah-daerah yang kaya akan sumber minyak, untuk keperluan
perang dan kebutuhan minyak dalam negeri Jepang. Terjadi perebutan
kekuasaan Jepang terhadap Belanda, para pegawai perusahaan minyak Belanda
ditugaskan untuk menangani taktik bumi hangus instalasi penting, terutama
Kilang minyak yang ditujukan untuk menghambat laju serangan Jepang.
Namun akhirnya, Jepang menyadari bahwa pemboman atas daerah minyak
akan merugikan pemerintah Jepang sendiri. Sumber-sumber minyak segera
dibangun bersama oleh tenaga sipil Jepang, tukang-tukang bor sumur tawanan
perang dan tenaga rakyat Indonesia yang berpengalaman dan ahli dalam bidang
perminyakan, serta tenaga kasar diambil dari penduduk Cepu dan daerah
lainnya dalam jumlah besar. 20 Lapangan minyak Cepu masih dapat beroperasi
secara maksimal seperti biasa dan pada saat itu Jepang pernahmelakukan
pengeboran baru di lapangan minyak Kawengan, Ledok, Nglobo dan
Semanggi.
C. Periode Zaman Kemerdekaan (Tahun 1945)
Zaman kemerdekaan, Kilang minyak di Cepu mengalami beberapa
perkembangan sebagai berikut:
6
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
7
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
8
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
9
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
(Sumber : ppsdmmigas.esdm.go.id)
10
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
11
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
12
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
13
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
A. Hubungan Masyarakat
Keberadaan humas sangat dibutuhkan dan penting untuk berkomunikasi
dan membangun serta menjaga hubungan baik antara organisasi baik dengan
public atau masyarakat umum. Dengan tujuan menyangkut tiga hal yaitu
reputasi, itra dan kamunikasi mutual benefit relationship. Untuk berkomunikasi
dengan public, Humas PPSDM MIGAS menyediakan layanan informasi
berupa Call Center yang diperuntukkan bagi stackholder ataupun masyarakat
umum yang ingin meyampaikan keluhan dan pertanyaan di bidang layanan
organisasi. Humas PPSDM MIGAS juga menyediakan informasi mengenai
perkembangan organisasi terkini melalui Buletin Patra yang terbit setiap 3
bulan sekali.
B. Keamanan
Mengingat kompleksnya kegiatan yang terdapat di PPSDM MIGAS baik
proses industry, kegiatan pengajaran dan segala jenis kegiatan lainnya, unit
keamanan PPSDM MIGAS memiliki peran yang penting untuk menjaga
keamanan dan stabilitas kerja di PPSDM MIGAS. Secara umum, unit
keamanan memiliki 4 macam objek pengamanan yaitu pengamanan personil,
pengamanan material, pengamanan informasi dan pengamanan operasional.
2.2.2 Unit Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan
Unit K3LL (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan)
dibentuk dengan tujuan untuk mencegah dan menanggulangi segala sesuatu
yang menyebabkan kecelakaan kerja yang mempengaruhi terhadap proses
produksi, sehingga sumber-sumber produksi dapat digunakan secara efesien
dan produksi dapat berjalan lancer tanpa adanya hambatan yang berarti.
2.2.3 Unit Kilang
Kilang merupakan area yang digunakan untuk mengolah minyak bumi
(crude oil) menggunakan sistem pemisahan yang terjadi di crude distilling unit
(CDU) berupa distilasi atmosferik. Unit distilasi atmosferik adalah suatu unit
yang berfungsi untuk memisahkan crude oil menjadi produk-produk minyak
bumi berdasarkan trayek titik didihnya pada tekanan 1 atm. Kilang PPSDM
14
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
MIGAS mengolah campuran crude oil dari Lapangan Kawengan dan Lapangan
Ledok milik PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu. Adapun karakteristik crude
oil dari Lapangan Kawengan merupakan minyak mentah jenis high pour point
oil (HPPO) yang bersifat parafinik, yaitu mengandung lilin, alkana rantai lurus
dan nilai oktan yang rendah.
Sedangkan minyak mentah dari Lapangan Ledok bersifat aspaltik, yaitu
mengandung aspal, struktur rantai tertutup dan nilai oktan yang tinggi. Crude
oil Ledok sering disebut minyak light pour point oil (LPPO). Produk utama
dari pengolahan crude oil di PPSDM MIGAS saat ini adalah Pertasol CA,
Pertasol CB, Pertasol CC, Solar dan Residu. Dalam melaksanakan operasinya,
kilang PPSDM MIGAS di dukung oleh fasilitas utilitas.
15
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
16
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
17
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
18
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
19
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
20
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
BAB III
LANDASAN TEORI
21
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
22
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
23
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
24
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
25
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
26
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
27
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
1. Tube
Pertimbangan untuk menentukan jenis fluida yang dilewatkan dalam tube
sebagai berikut:
• Jenis zat aliran yang kotor dilewatkan tube karena mudah dibersihkan
• Zat aliran bertekanan tinggi,suhu tinggi,korosif, dan air dilewatkan tube
karena ketahanan korosi dan kekuatan dari diameter tube yang kecil
melebihi shell.
• Penggantian tube bila mengalami kerusakan lebih mudah dan murah
daripada shell.
2. Shell
Pertimbangan untuk menentukan jenis fluida yang dilewatkan dalam
tubesebagai berikut:
• Zat aliran yang membawa cake atau runtuhan yang akan terkumpul di shell
yang dapat dihilangkan melalui pembuangan pada shell.
• Zat aliran yang mempunyai volume kecil juga dapat dilewatkan shell
karena dapat dipasang buffle.
• Bila diinginkanpressure drop yang rendah.
3.1.6 Operasi Heat Exchanger
Pengoperasian heat exchanger harus selalu mengacu pada Standard
Operating Prosedure (SOP) yang terdiri dari beberapa petunjuk pada SOP
Kilang PPSDM Migas.
A. Prosedur Start Up
1. Memastikan keadaan heat exchangerdalam kondisi baik,setelah dilakukan
perbaikan.Adapenyerahan dari Seksi Pelayanan Teknik kepada Unit
Distilasi.Ada rekomendasi dari Inspeksi.
2. Melakukan pemeriksaan pada bagian - bagian dan kelengkapannya.
Apakah sudah terpasang dengan baik dan benar, tidak ada sambungan-
sambungan yang lepas atau kendor.
28
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
29
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
30
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
A. Kebocoran tube
Hal ini disebabkan karena longgarmya tube dan terjadinya pengembangan
tube yang tidak sama. Kebocoran ini dapat mengakibatkan terkontaminasinya
produk, sehingga suatu produk rusak atau tidak memenuhi syarat. Kebocoran
tube dapat di tandai dengan terjadinya titik nyala. Hal tersebut dapat dibatasi
dengan mengubah kondisi operasi,menghentikan aliran yang masuk shell dan
tube pada heat exchanger yang bocor lalu diflushing atau diadakan perbaikan.
B. Kebocoran shell
Kebocoran shell disebabkan oleh kondisi operasi atau peralatan yang di
tandai dengan keluarnya asap atau cairan pada shell plate bagian luar. Langkah
yang dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan cara mengamankan sumber
kebocoran dengan menyemprotkan air atau steam, mengubah kondisi operasi
(menurunkan tekanan atau temperatur) menghentikan heat exchanger secara
darurat,serta menutup kran masuk
C. Gangguan kebakaran Heat Exchanger
Hal ini dapat di akibatkan karena pengaruh dari kondisi luar di sekitar alat
Heat Exchanger (kebakaran dari faktor eksternal alat). Langkah yang perlu
dilakukan saat terjadi kebakaran dan mengenai alat HE adalah dengan
melakukan pengamanan dan pemadaman dengan steam spray atau APAR (Alat
Pemadam Api Ringan)yang sesuai. Kemudian melakukan stop operai HE
dengan tetap memperhatikan daerah kemungkinan ada kebocoran HE agar
tidak lebih besar dan membahayakan alat lain. Selanjutnya dengan
memperhatikan jaringan perpipaan minyak panas, potensi auto- ignation dan
terakhir jika tetap terbakar adalah dengan stop operasi kilang keseluruhan
dengan tetap memperhatikan safety.
3.1.8 Analisa Kinerja Heat Exchanger
Menurut D.Q Kern (1950), urutan perhitungan analisis perpindahan
panas pada heat exchanger tipe shell and tube adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui spesifikasi desain Heat Exchanger seperti data spesifikasi alat
berupa dimensi dari shell dan tube, panjang tube, jumlah tube, jumlah baffle
dan jarak antar baffle, spesifikasi jenis fluida yang masuk pada shell dan tube,
31
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
suhu fluida yang mengalir masuk dan keluar pada shell dan tube dan
sebagainya.
2. Menentukan Neraca Panas(Q)
Menghitung nilai panas yang diperlukan untuk fluida yang mengalir pada
shell dan pada tube. Panas yang dilepas fluida panas pada shell akan diterima
oleh fluida dingin pada tube. Perhitungan neraca pada shell dan tube adalah
sebagai berikut:
Shell side: Q=W.Cp(T1-T2) ......................................................................
Tube side: Q=W.Cp(t2-t1). ......................................................................
3. Menentukan suhu LMTD dan True Temperature Different
Tmaks adalah selisih temperatur fluida panas (shell) masuk dikurangi
temperatur fluida dingin (tube) keluar, sedngkan Tmin adalah selisih
sebaliknya. Nifai LMTD kemudian dikalikan dengan nilai faktor koreksi sesuai
pada grafik kern Fig. 18 dengan fungsi R dan S.
𝑇1−𝑇2
𝑅= ....................................................................................................
𝑡2−𝑡1
𝑡2−𝑡1
S = 𝑇1−𝑡1 ....................................................................................................
32
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
Dimana :
𝑐𝑝𝑠 :Panas spesifik fluida pada shell/tube
Μ :Viskositas fluida pada shell(lb/ft.jam)
𝑘𝑠 :Konduktivitas termal (Btu/(jam.It."F)
1
ℎ𝑜 𝐾𝑠
= 𝐽𝐻𝑠 𝑥 𝑥 (𝑃𝑟𝑠 )3 ............................................................................
ɸ𝑠 𝐷𝑒
Dimana:
JHs :Faktor perpindahan panas
De :Diameter ekuivalen pada shell (ft)
Ks :Konduktivitas termal pada shell
𝑃𝑟𝑠 :Bilangan prandtl pada shell
Koefisien perpindahan panas di shell dapat diperoleh sebagai berikut :
ℎ𝑖 𝐾𝑡 1
= 𝐽𝐻𝑡 𝑥 𝑥 (𝑃𝑟𝑡 )3
ɸ𝑡 𝐼𝐷𝑡
Dimana :
JHt :Faktor perpindahan panas
ID :Diameter dalam pada tube(ft)
Kt :Konduktivitas termal pada tube
Prt :Bilangan Prandil pada tube.
33
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
ℎ𝑖𝑜 𝑥 ℎ𝑜
𝑈𝑐 = ...............................................................................................
ℎ𝑖𝑜 +ℎ𝑜
𝑓 𝑥 (𝐺 )2 𝑥 𝐿 𝑥 𝑛
Δ𝑃𝑡 = (5,22 x 1010 )𝑡 x 𝐼𝐷 ..................................................................
𝑡 x 𝑆𝐺𝑡 x Φ𝑡
34
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
BAB IV
PELAKSANAAN
35
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
Revisi Laporan
Tabel 4.1Bagan Tahapan Penyusunan Laporan
4.3 Faktor – Faktor Pendukung
1. Pembimbing lapangan yang selalu memberikan materi dan pembahasan
yang sangat jelas sehingga mudah untuk dipahami oleh peserta PKL.
2. Seluruh staff dan karyawan PPSDM MIGAS yang selalu memberikan
perhatian dan penjelasan kepada kami dengan ramah dan baik.
3. Kelengkapan referensi yang disediakan di perpustakaan PPSDM MIGAS.
36
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
37
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tube
Uraian Notasi Satuan
a) Diameter luar ODs inchi 1
b) Panjang tube L Ft 10
c) Jumlah tube Nt Buah 400
d) BWG 14
e) Pitch Pt inchi 1,25
f) Jarak antar tube C' inchi 0,25
g) Jumlah passes N 1
h) Jenis Pitch Triangular
i) Jenisfluida Crude oil
38
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
39
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
5.1.3. Perhitungan
Tabel 5.3 Perhitungan Heat Exchanger-002(HE-002)
Analisa Data
SHELL-SOLAR TUBE-CRUDE OIL
(HOT FLUIDA) (COLD FLUID)
• Suhu Masuk T1 = 361,76 °F • Suhu Masuk t1 = 133,16 °F
• Suhu Keluar T2 = 272,48 °F • Suhu Keluar t2 = 184,118 °F
𝐿 𝑚3
𝐿
• V Solar = 170.023 𝐷—› 170,023 𝐷
𝑚3
• V CO = 326.263,4𝐷—› 326,2634 𝐷
𝑘𝑔 𝑙𝑏
𝑘𝑔
• Densitas(ρs) =839,2 𝑚3—›52,3895𝑓𝑡3
𝑙𝑏
• Densitas(ρt)=835,2 𝑚3—›52,1398𝑓𝑡3
𝑘𝑔 𝑙𝑏
𝑘𝑔
• DensitasAir =1.000 𝑚3—›62,4279 𝑓𝑡3
𝑙𝑏
• DensitasAir =1.000𝑚3—›62,4279 𝑓𝑡3
𝑓𝑡3 𝑙𝑏 𝑓𝑡3 𝑙𝑏
35,3147 x52,3895 𝑓𝑡3 35,3147 x 835,2 𝑓𝑡3
𝑚3 𝑚3
𝑙𝑏 𝑙𝑏
Ws = 13.105,8854 𝑗𝑎𝑚 Wt = 25.031,2189𝑗𝑎𝑚
2. Menghitung SG 60/60 oF
• Shell (Solar) • Tube (Crude Oil)
ρ ρ
SG Solar = ρ 𝑠 SG Crude Oil = ρ 𝑡
𝑎𝑖𝑟 𝑎𝑖𝑟
52,3895 𝑙𝑏/𝑓𝑡3 52,1398 𝑙𝑏/𝑓𝑡3
SG Solar = 62,4279 𝑙𝑏/𝑓𝑡3 SG Crude Oil = 62,4279 𝑙𝑏/𝑓𝑡3
SG Solar = 0,8392 SG Crude Oil = 0,8352
40
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
141,5 141,5
= − 131,5 = − 131,
0,8392 0,8352
= 37,1130 = 37,9205
Berdasarkan fig. 4 Kern, diperoleh Berdasarkan fig. 4 Kern, diperoleh
Cp = 0,6 btu/lb.oF Cp = 0,51 btu/lb.oF
𝑄𝑡
𝓃 𝑥100% =
𝑄𝑠
𝑏𝑡𝑢
651.062,0036 𝑗𝑎𝑚
𝓃 𝑏𝑡𝑢 𝑥100% = 92,74%
702.056,0691 𝑗𝑎𝑚
41
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
6. Menghitung ΔT LMTD
Shell (Solar) Tube (Crude Oil) ΔT (T1-t2)
• T1 =361,76 °F • t2 =184,118 °F • ΔT2 = 177,642 °F
• T2=272,48 °F • t1 =133,16 °F • ΔT1 = 139,32 °F
∆𝑇2 −∆𝑇1
• 𝐿𝑀𝑇𝐷 = ∆𝑇2
𝑙𝑛
∆𝑇1
177,642℉ − 139,32℉
= 176,642℉
𝑙𝑛 139,32℉
38,322
=
0,2374
= 161,4238°𝐅
(𝑇1 −𝑇2 ) 361,76℉−272,48℉
• 𝑅= (𝑡2 −𝑡1 )
= 184,118℉−133,16℉
(𝑇1 −𝑇2 ) 89,28
𝑅= (𝑡2 −𝑡1 )
= 50,958=1,7520℉
(𝑡 −𝑡 ) 184,118℉−133,16℉
• 𝑆 = (𝑇2 −𝑡1 ) =
1 1 361,76℉−133,16℉
(𝑡2 − 𝑡1 ) 50,958℉
𝑆= = = 0,2229
(𝑇1 − 𝑡1 ) 228,6℉
Berdasarkasn Fig.18, Diperoleh FT =0,975. Maka :
∆𝑇 𝐿𝑀𝑇𝐷 = 𝐹𝑇 × 𝐿𝑀𝑇𝐷 = 0,975 × 161,4238°𝐅 = 157.3882 ℉
42
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
43
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
𝟎,𝟗𝟗
Diperoleh De = 𝟏𝟐 = 𝟎, 𝟎𝟖𝟐𝟓𝒇𝒕
44
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
𝑙𝑏
Jadi 𝜇𝑥 = 0,47661 × 2,42 = 1,1534 𝑓𝑡.𝑗𝑎𝑚
𝐷𝑒 × 𝐺𝑠
𝑅𝑒𝑠 =
𝜇
𝑙𝑏. 𝑓𝑡 2⁄
0,0825𝑓𝑡 × 13001,8704 𝑗𝑎𝑚
= 𝑙𝑏
1,1534 𝑓𝑡.𝑗𝑎𝑚
= 929,993
45
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
𝑙𝑏
Jadi 𝜇𝑥 = 1,5536 × 2,42 = 3,7597 𝑓𝑡.𝑗𝑎𝑚
1 𝑓𝑡
IDt = 0,834 in X 12 𝑖𝑛 = 0,0695 𝑓𝑡
𝐼𝐷𝑡 × 𝐺𝑡
𝑅𝑒𝑡 =
𝜇
𝑙𝑏. 𝑓𝑡 2⁄
0,0695 𝑓𝑡 × 16500,4739 𝑗𝑎𝑚
= 𝑙𝑏
3,7597 𝑓𝑡.𝑗𝑎𝑚
= 305,01979
46
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
𝑏𝑡𝑢
= 26,695
𝑗𝑎𝑚. ℉. 𝑓𝑡 2
𝐿
Berdasarkan fig. 24, dengan 𝐼𝐷 = 143,885, diperoleh Ret =305,01979 dan
𝑡
diperoleh jH = 2,3
1
ℎ𝑖 𝑘 𝐶𝑝 × 𝜇 3
= 𝑗𝐻 × ×( )
∅𝑡 𝐼𝐷𝑡 𝑘
𝑙𝑏 1⁄
3
0,0785 ℉ 0,51
𝑏𝑡𝑢
× 3,7597
𝑙𝑏
𝑗𝑎𝑚.𝑓𝑡 2
𝑓𝑡 𝑙𝑏.𝑓𝑡℉ 𝑓𝑡.𝑗𝑎𝑚
= 2,3 × ( )×( 𝑙𝑏
)
0,0695𝑓𝑡 0,0783 ℉
𝑗𝑎𝑚.𝑓𝑡 2 .
𝑓𝑡
𝑏𝑡𝑢
= 7,525
𝑗𝑎𝑚. ℉. 𝑓𝑡 2
47
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
𝐷𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 ∶
ℎ𝑖0 ℎ𝑖 𝐼𝐷𝑡 btu 0,834𝑖𝑛 btu
= × = 7,525 × = 6,2758
∅𝑡 ∅𝑡 𝑂𝐷 𝑗𝑎𝑚.𝑜 𝐹. ft 2 1𝑖𝑛 𝑗𝑎𝑚.𝑜 𝐹. ft 2
Jadi :
𝑏𝑡𝑢
26,695
𝑗𝑎𝑚.℉.𝑓𝑡 2
𝑇𝑤 = 155,3267 °F + 𝑏𝑡𝑢 × (311,3168 − 155,3267)℉
(26,695 + 7,525)
𝑗𝑎𝑚.℉.𝑓𝑡 2
= 277,014 ℉
• Shell (Solar) ho
𝑇𝑤 = 277,014 ℉
°𝐴𝑃𝐼 = 37,1130
• 42 °API—› x = 11,6
y = 16
Maka 𝜇 = 0,33cP
• 35 °API—› x = 10
y = 20
Maka 𝜇 = 0,54 cP
𝑈𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑎𝑟𝑖 𝜇 °𝐴𝑃𝐼 37,1130 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑝𝑜𝑙𝑎𝑠𝑖 ∶
42 − 37,1130 0,33 − 𝑥
=
42 − 35 0,33 − 0,54
48
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
ℎ0
ℎ0 = × ∅𝑠
∅𝑠
btu
= 26,685 × 1,132
𝑗𝑎𝑚.𝑜 𝐹. ft 2
btu
= 30,2187
𝑗𝑎𝑚.𝑜 𝐹. ft 2
• Tube (Crude Oil) hio
𝑇𝑤 = 277,014 ℉
°𝐴𝑃𝐼 = 37,9205
• 42 °API—› x = 11,6
y = 16
Maka 𝜇 = 0,93
• 35 °API—› x = 10
y = 20
Maka 𝜇 = 2
𝑈𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑎𝑟𝑖 𝜇 °𝐴𝑃𝐼 37,9205𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑝𝑜𝑙𝑎𝑠𝑖 ∶
42 − 37,9205 0,93 − 𝑥
=
42 − 35 0,93 − 2
4,0795 × (−1,07) = 7 × (0,93 − 𝑥)
−4,3651 = 6,51 − 7𝑥
7𝑥 = 6,51 + 4,3651
49
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
10,8751
𝑥=
7
𝑙𝑏
𝑥 = 1,5536
𝑓𝑡. 𝑗𝑎𝑚
𝑙𝑏 0,14
𝜇 0,14 3,7597 𝑓𝑡.𝑗𝑎𝑚
∅𝑡 = ( ) =( 𝑙𝑏
) = 1,132
𝜇𝑤 1,5536 𝑓𝑡.𝑗𝑎𝑚
ℎ𝑖0
ℎ𝑖0 = × ∅𝑡
∅𝑡
btu
= 7,525 × 1,132
𝑗𝑎𝑚.𝑜 𝐹. ft 2
btu
= 8,5183
𝑗𝑎𝑚.𝑜 𝐹. ft 2
𝐴 = 𝑁𝑡 × 𝐿 × 𝑎′′
= 400 × 10𝑓𝑡 × 0,2618
= 1047,2𝑓𝑡
50
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
𝑄𝑡𝑢𝑏𝑒
𝑈𝑑 =
𝐴 × ∆𝐿𝑀𝑇𝐷
btu
651061,0036 jam
=
1047,2𝑓𝑡 × 156,1266℉
btu
= 3,982
jam. ft. ℉
𝑈𝑐 − 𝑈𝑑
𝑅𝑑 =
𝑈𝑐 × 𝑈𝑑
btu
6,645 − 3,982 jam.ft.℉
= btu
6,645 𝑥 3,982 jam.ft.℉
𝐡𝐫. 𝐟𝐭 𝟐 ℉
= 𝟎, 𝟏𝟎𝟎𝟔
𝐁𝐭𝐮
10𝑓𝑡 12𝑖𝑛
= 12 × ×
23,623𝑖𝑛 1𝑓𝑡
= 60,957
1
𝐼𝐷 𝑆ℎ𝑒𝑙𝑙 = 30,748𝑖𝑛 × = 2,5623𝑓𝑡
12𝑓𝑡
51
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
𝑓 × 𝐺𝑠 2 × (𝑁 + 1)
∆𝑃𝑠 =
5,225 × 1010 × 𝐷𝑒 × 𝑆𝐺 𝑆𝑜𝑙𝑎𝑟 60⁄60℉ × ∅𝑠
2
𝑓𝑡 2⁄ 𝑙𝑏.𝑓𝑡 2
0,0034 𝑖𝑛 2 × (13001,8704 ) × 60,957
𝑗𝑎𝑚
=
5,225 × 1010 × 0,0825𝑓𝑡 × 0,8392 × 1,132
= 𝟎, 𝟎𝟎𝟖𝟓𝟓𝟓 𝒑𝒔𝒊
• Tube (Crude Oil)ΔPt
𝑅𝑒𝒕 = 305,01979
𝑓𝑡 2⁄
Dari fig. 29 diperoleh 𝑓 = 0,0039 𝑖𝑛2
°𝐴𝑃𝐼 = 37,9205; 𝐿 = 10𝑓𝑡; 𝑛 = 1; 𝑆𝐺 𝑆𝑜𝑙𝑎𝑟 60⁄60℉ = 0,8352
𝑙𝑏. 𝑓𝑡 2
∅𝑡 = 1,132 ; 𝐺𝑡 = 16500,4739 ; 𝐼𝐷𝑡 = 0,0695 𝑓𝑡
𝑗𝑎𝑚
𝑓 × 𝐺𝑡 2 × 𝐿 × 𝑛
∆𝑃𝑡 =
5,225 × 1010 × 𝐼𝐷𝑡 × 𝑆𝐺 𝐶𝑟𝑢𝑑𝑒 𝑂𝑖𝑙 60⁄60℉ × ∅𝑡
2
𝑓𝑡 2⁄ 𝑙𝑏.𝑓𝑡 2
0,0039 𝑖𝑛 2 × (16500,4739 ) × 10 × 1
𝑗𝑎𝑚
=
5,225 × 1010 × 0,0695𝑓𝑡 × 0,8352 × 1,132
= 𝟎, 𝟎𝟎𝟑𝟎𝟗 𝒑𝒔𝒊
5.1.4 Pembahasan
Alat penukar panas (Heat Exchanger) adalah suatu alat yang digunakan
untuk memindahkan panas dari suatu fluida ke fluida yang lain. Dimana fluida
panas yang akan didinginkan dengan fluida dingin yang akan dipanaskan.
Fungsi HE adalah untuk memanaskan minyak mentah sebelum dipanaskan
dalam furnace, dengan memanfaatkan panas yang berasal dari solar panas
untuk HE-01, HE-02 dan HE-03. Heat Exchanger02 yang termasuk jenis Shell
and Tube yang disusun secara seri dimana shell dilalui oleh fluida. Panas yaitu
solar sedangkan tube dilalui oleh fluida dingin yaitu crude oil. Dalam heat
52
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
exchanger-02 ini terjadi transfer panas dari fluida panas yaitu solar ke fluida
dingin yaitu crude oil sebagai umpan. Heat Exchanger-02 digunakan sebagai
pemanas pendahuluan sebelum crude oil masuk kedalam furnace. Heat
Exchanger-02 ini juga berfungsi untuk menurunkan temperatur dari solar
sebelum masuk cooler. Untuk mengetahui seberapa besar penurunan
kemampuan dari Heat Exchanger-02 tersebut, maka perlu dilakukan analisa
dengan perhitungan yang akan dibahas lebih lanjut. Berdasarkan pada
pertimbangan di atas, maka diperlukan proses perawatan terhadap HE-02 untuk
meningkatkan efisiensinya dan mengevaluasi untuk kerja alat penukar panas
ini secara periodik.
Menghitung dirt factor coefficient (Rd) pada Heat Exchanger setelah
digunakan beberapa periode. Dirt factor coefficient menunjukkan tahanan
kotor atau yang digunakan untuk mengantisipasi penumpukan kerak pada
dinding dalam dan luar tube Heat Exchanger. Bila Rd perhitungan lebih besar
dari Rd yang diizinkan setelah pemakaian peralatan untuk periode yang lama,
maka peralatan tersebut tidak lagi efektif mentransfer panas sejumlah
keperluan proses sehingga perlu dilakukan penjadwalan pembersihan secara
teratur pada dalam dan luar tube.
Hasil perhitungan dapat diketaui bahwa dirt factor (Rd) pada Head
Exhanger-02 yaitu 0,1006 dengan nilai efisiensi Heat Exchanger-02 yaitu
92,74%, dimana nilai Rd lebih besar dari dirt factor (Rd) yang diizinkan yaitu
0,005 hr.ft3/btu (berdasarkan tabel 12 fouling factor, Kern). Terkait nilai losses
yang diperoleh, maka secara tidak langsung kapasitas produksi berkurang.
Sedangkan untuk pengendalian panas yang terjadi di Heat Exchanger ini
dihitung dengan pengambilan data yang sudah ada pada laporan data di
PPSDM Migas Cepu mulai tanggal 17-21 September 2021. Kemudian
dilakukan perhitungan dengan beberapa metode seperti penentuan LMTD
(Logaritmic Mean Temperature Difference).
LMTD mempengaruhi laju perpindahan panas pada Heat Exchanger.
Semakin besar LMTD maka akan menghambat laju perpindahan panas antara
hot fluida dan cold fluida dan begitu pula sebaliknya. Berdasarkan hasil
53
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
54
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
b. Pertasol CB
Produk pertasol CB merupakan produk samping kolom fraksinasi C2
yang dihasilkan PPSDM Migas. Pertasol CB memiliki spesifikasi sebagai
berikut :
Tabel 5.5 Spesifikasi Pertasol CB
1 Densitas pada 15oC : 765-780 kg/m3
2 IBP (Initial Boiling Point) : 100oC
3 End Point : 200oC
4 Warna Saybolt : +18
5 Doctor test : Negative
6 Aromatic Content : 25% volume
c. Pertasol CC
Produk pertasol CC merupakan produk samping kolom fraksinasi C1
yang dihasilkan PPSDM Migas. Produk pertasol CC diproduksi sesuai dengan
pesanan. Pertasol CC yang dihasilkan memiliki spesifikasi sebagai berikut :
55
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
d. Solar
Produk solar merupakan produk samping kolom fraksinasi C1 yang
dihasilkan PPSDM Migas. Solar yang dihasilkan memiliki spesifikasisebagai
berikut :
Tabel 5.7 Spesifikasi Solar
1 Angka Cetana : 51
2 Indeks Cetana : 48
3 Densitas (pada 15oC) : 820-860 kg/m3
4 Viskositas (pada 40oC) : 2,0-4,5 mm2/s
5 Kandungan Sulfur : 0,05%
6 Titik didih akhir : 370oC
7 Titik nyala : 55oC
8 Titik tuang : 18oC
9 Residu karbon : 0,30%
10 Kandungan air : 500 mg/kg
11 Stabilitas oksidasi : 25 g/m3
12 Kandungan FAME : 10%v/v
13 Korosi bilah tembaga : Class 1 merit
14 Kandungan abu : 0,01% m/m
15 Kandungan sedimen : 0,01% m/m
16 Bilangan asam total : 0,3 mg KOH/g
17 Partikulat : 10 mg/l
18 Penampilan visual : jernih dan terang
19 Warna : 1,0
e. Residu
Produk residu merupakan produk fraksi berat crude oil yang dihasilkan
PPSDM Migas. Residu yang dihasilkan memiliki spesifikasi sebagai berikut :
56
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
57
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Nilai dirt factor (Rd) berdasarkan perhitungan Heat Exchanger-02 adalah
sebesar 0,1006. Nilai Rd tersebut lebih besar dari standar Rd yang
diizinkan. Hal ini karena HE-02 belum dibersihkan sejak 2018 sehingga
terdapat kerak didalamnya yang dapat menyebabkan berkurangnya proses
perpindahan panas.
2. Dari hasil perhitungan evaluasi HE-02, terlihat bahwa panas yang
dilepaskan oleh solar sebesar 702.056,0691 btu/(jam.ft.℉), sedangkan
panas yang dibutuhkan oleh crude oil adalah sebesar 651.062,0036
btu/(jam.ft.℉)
3. Nilai efisiensi Heat Exchanger-02 sebesar 92,74%,
4. Nilai pressure drop pada shell sebesar 0,008555 Psi dan nilai pressure drop
pada tube sebesar 0,00309 Psi.
6.2 Saran
1. Dalam analisis bahan masuk dan produk akhir di laboratorium bisa lebih
teliti karena sebagai acuan untuk operator yang ada unit kilang.
2. Dilakukan pembersihan pada HE-02 dikarenakan terakakhir kali
dibersihkan pada tahun 2018 dan sudah terdapat kerak didalamya.
3. Menjaga kondisi operasi Heat Exchanger-02agar panas yang dipanaskan
optimum.
58