Disusun Oleh:
M. Fachrul F 1802067
Disusun Oleh:
M. Fachrul F 1802067
Disahkan oleh :
KATA PENGANTAR
Selesainya laporan Praktik Kerja Lapangan ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk
itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
7. Ibu Hj. Amiliza Miarti S.T., M.Si. Selaku Direktur Politeknik Akamigas
Palembang.
iii
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
8. Bapak Achmad Faisal F., S.T., M.Eng. selaku Kepala Program Studi
Teknik Pengolahan Migas Politeknik Akamigas Palembang.
Penulis
iv
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
DAFTAR ISI
v
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
5.1 Kesimpulan............................................................................................... 49
vi
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
DAFTAR GAMBAR
vii
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
DAFTAR TABEL
viii
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
BAB I
PENDAHULUAN
Di Unit kilang PPSDM Migas pada pengolahan minyak bumi alat penukar
panas sangat lah penting seperti furnace. Furnace di sini berfungsi untuk
menaikkan suhu crude oil agar sesuai dengan suhu masuk di kolom fraksinasi.
Terdapat 6 furnace yang berada di kilang PPSDM Migas, namun hanya furnace
02 dan furnace 03 yang beroperasi,sisanya tidak beroperasi dikarenakan rusak.
Rata-rata alat tersebut memiliki umur lebih dari 100 tahun sehingga perlu adanya
evaluasi tentang efisiensi serta kelayakan dari alat tersebut. Mengingat fungsi dan
peran furnace itu sangat penting dalam proses pengolahan dan berkaitan langsung
dengan tugas penyusun sehari-hari nantinya, maka untuk menambah wawasan
perlu lagi untuk mengamati, mempelajari cara pengoperasian nya dan menghitung
evaluasi efisiensi pada unit furnace.
Ruang lingkup masalah yang akan dibahas dalam kerja praktik ini antara
lain sebagai berikut:
Batasan masalah dalam kerja praktik ini yaitu evaluasi efisiensi kinerja
furnace 02.
BAB II
a. Tugas pokok
b. Fungsi
tempat pabrik penyulingan minyak dan sumurnya dibor pada juli 1893.
Daerah tersebut kemeudian dikenal dengan nama Kilang Cepu.
Selanjutnya, berdasarkan akta No. 56 tanggal 17 Maret 1923 DPM diambil
alih oleh BPM (Bataafsche Petroleum Maarschappij) yaitu perusahaan
minyak milik Belanda.
b. Periode 1950-1951
minyak dan Nglobo dihentikan. Pada tahun 1962, kilang Cepu dan
lapangan minyak Kawengan dibeli oleh pemerintah RI dari Shell dan
diserahkan ke PN PERMIGAN.
Kepala bagian dan kepala bidang membawahi sub. bagian dan sub. bidang
dari unit-unit yang terkait. Di setiap unit terdapat pengawas unit dan pengelola
Teknik Pengolahan Migas
9
Politeknik Akamigas Palembang
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
unit yang dipimpin oleh sub bagian masing-masing unit. Selain itu, dalam
kegiatan operasional PPSDM Migas setiap unit memiliki masing-masing
karyawan atau baawahan yang handal dalam setiap masing-masing bidang yang
dijalankan.
1. Tugas Rutin
Air lunak digunakan untuk umpan boiler dan air pendingin mesin. Air
indusri yang berasal dari unit pengolahan air dimasukkan kedalam softener
sehingga kesadahan air menurun. Air yang digunakan untuk umpan boiler harus
memenuhi persyaratan yaitu dengan kesadahan mendekati nol dan pH air sekitar
8,5-9,5. Hal ini berguna untuk mencegah cepatnya terbentuk kerak dan korosi
pada boiler sehingga menurunkan efisiensi boiler karena perpindahan panas ke
boiler berkurang dan kerusakan pipa boiler.
4. Layanan audio visual pemutaran film dan kaset video ilmiah untuk
mahasiswa Akamigas, pegawai, dosen, instruksi, peserta khusus dan
lain-lain.
2.2.4 Laboratorium
a. Laboratorium Dasar
1. Laboratorium Geologi
2. Laboratorium Sipil
4. Laboratorium Migas
b. Laboratorim Pemboran
c. Laboratorium Produksi
e. Laboratorium Mekanik
f. Laboratorium Listrik
g. Laboratorium Instrumentasi
a. Bahan Baku
Sumber bahan baku (yakni campuran minyak mentah) berasal dari sumur
kawengan dan Ledok yang diambil dari sumur PT. Pertamina EP Asset 4 Field
Cepu. Adapun karakteristik minyak mentah dari sumur-sumur minyak tersebut
yaitu:
1. Sumur Kawengan
2. Sumur ledok
adalah merupakan crude oil campuran antara Kawengan dan Ledok. Oleh
karena itu untuk spesifikasi dari crude oil inidapat kita lakukan uji density,
pour point dan uji distilasi ASTM D-86, untuk mengetahui sifat volatility
dari crude oil
Power plant adalah unit Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang
menangani penyediaan tenaga listrik. Power plant menggunakan tenaga diesel
a. Bahan bakar yang diapakai adalah solar, yang disediakan oleh PPSDM Migas.
Fungsi PLTD yang ada di PPSDM Migas adalah untuk melayani kebutuhan
tenaga listrik dalam pabrik antara lain
Sumber air baku diambil dari sungai Bengawan Solo dengan pertimbangan
pertimbangan sebagai berikut
a. Screening
Proses ini merupakan proses fisis, yaitu proses penyaringan terhadap ai untuk
memisahkan partikel-partikel yang berukuran besar yang terikut oleh ai Tujuan
proses ini adalah:
b. Sedimentasi (pengendapan)
1. Menghilangkan kekeruhan
2. Mengurangi kesadahan.
1. Waktu Pengendapan
4. Kecepatan Aliran
1. Suhu
2. Pengadukan
4. Derajat keasaman
d. Floatasi
e. Klarifikasi
Adalah proses penjernihan. Jadi proses ini bisa berupa gabungan antara
proses sedimentasi, koagulasi, dan flockulasi Proses ini dapat dilakukan dengan
f. Aerasi
g. Filtrasi
h. Desinfektan
Membantu pengendapan
Sebagai persediaan/cadangan
1. Air baku
3. Air produk
j. Distribusi
BAB III
METODOLOGI
3.1 Furnace
Yaitu perpindahan panas dari cahaya api atau pancaran api yang
mengenai tube, tube yang menerima nyala api ini disebut dengan radiation
tube. Sebagian besar panas fluida dihasilkan dari proses radiasi ini yaitu
berkisar 60%-70%.
3. Panas dari hasil pembakaran dari fuel oil dan fuel gas dapat tersalur dan
Furnace.
1. Instrumentasi
a. Deteksi Temperatur
b. Draft
c. Sampling connection
2. Cerobong (stack)
3. Soot Blower
Umumnya dinding pada Furnace dibuat dari berbagai macam lapisan, pada
lapisan luar terbuat dari pelat baja dan lapisan dalam dilapisi dengan insulation
yang tahan panas dan tahan terhadap api. Fungsi dari insulation adalah untuk
meminimalisir adanya kehilangan panas melalui dinding Furnace.
5. Tubes
akan dipanaskan Tube disusun sedemikian rupa dan dihubungkan satu sama lain
dengan sambungan U. Fluida yang akan dipanaskan dialirkan di dalam tube
selanjutnya menuju area panas konveksi dan turunke area radiasi kemudian akan
keluar sebagai fluida yang panas.
6. Burner
Densitas (kg/m)
Kapasitas Produksi
Spesifikasi Alat
Pengolahan data
BAB IV
4.1 Hasil
Hasil penelitian yang kami lakukan pada penelitian kali ini yaitu
mengambil data dan mengolahnya. Adapun data yang kami butuhkan yaitu
4.2.1 Alat
4.2.2 Bahan
Crude oil ini adalah campuran dari crude oil paraffinis dan
naphtenis dengan perbandingan 70% paraffinis dan 30% naphtenis. Jenis
crude oil yang diolah campuran Unit Distilasi PPSDM MIGAS Cepu
adalah crude oil
a. Lapangan Kawengan
b. Lapangan Ledok
a. Amonia (NH3)
- Wujud : Gas
Wujud :Cair
4.3 Prosedur
1. Memakai APD Lengkap (safety helmet, sepatu safety dan wearpack
coverall)
2. Mengambil data kapasitas produksi crude oil dan fuel oil, spesifikasi
Furnace 02 dan spesifik gravity yang berada di control room.
3. Mengambil data suhu inlet dan outlet yang berada pada alat Furnace 2.
4. Mengambil data densitas crude oil dan fuel oil.
Furnace 1,2,3,4
Panjang :6m
Lebar :4m
Jumlah Tube : 96 buah
Dimensi Tube : ID=104,8 MM; OD= 114,3 mm;
Jarak antar tube = 250/330 mm
Bahan Bakar : Fuel oil ( residu dan solar) dan fuel gas
Tanggal T fuel gas (°C) T dinding (°C) T fuel oil (°C) T stack gas (°C)
c. Data kapasitas crude oil masuk dan fuel oil dalam furnace 02
Tabel 4. Kapasitas umpan masuk furnace 02
Kapasitas
Densitas (kg/m3)
Fuel Oil
Denstitas (60oF) = 845,02 kg/cm3
Temperatur fuel oil = 39,03 0C = 102,25 0F
Tekanan fuel oil = 12,23 kg/cm2
Fase = cair
Crude Oil
𝜌 𝑐𝑟𝑢𝑑𝑒 𝑜𝑖𝑙 (600 𝐹)
Specific Gravity 60/60 =
𝜌 𝑎𝑖𝑟 (600 𝐹)
838,83 𝑘𝑔/𝑚3
=
999,099 𝑘𝑔/𝑚3
= 0,839
141,5
o
API = 60 – 131,5
𝑆𝐺 𝐶𝑟𝑢𝑑𝑒 𝑂𝑖𝑙
60
141,5
= 0,839 − 131,5
= 37,15
Fuel Oil
𝜌 𝑓𝑢𝑒𝑙 𝑜𝑖𝑙 (600 𝐹)
Specific Gravity 60/60 =
𝜌 𝑎𝑖𝑟 (600 𝐹)
845,02 𝑘𝑔/𝑚3
=
999,099 𝑘𝑔/𝑚3
= 0,845
141,5
o
API = 60 – 131,5
𝑆𝐺 𝑓𝑢𝑒𝑙 𝑂𝑖𝑙
60
141,5
= − 131,5
0,845
= 35,95
= 5261,93 kg/d
= 2386,36 lb/d
Berdasar Tabel 5-1 Nelson pada lampiran titik didih residu Yng digunakan
sebagai fuel oil sebesar 300 0F-800 0F dengan asumsi koreksi sebesar 530F-720F
Asumsi :
Koreksi = 700F
= 7300F
= 10,6
Berdasarkan grafik nelson pada lampiran (fig nelson di isi sesuai dengan yang ada
di 0API gravity) diperoleh nilai Gross Heat Value Fuel oil (GHVFO) sebesar =
19010 BTU/lb (dari grafik menggunakan data faktor K-UOP dan 0API).
Q1a = mFO x GHV fuel oil
= 2386,36 lb/day x 19010 BTU/lb
= 45364703,6 BTU/day
= 1890195,98 BTU/h
𝑡𝑠 √𝑃12 +𝑃22
Ws = 443,45 𝑝𝑠 x d2,667 x
𝐿 ×𝑆𝐺 𝑋 𝑇
Dimana :
Ws = gas flow ( SCF/day)
d = internal diameter (inch)
p1 = initial presssure (psia)
p2 = final pressure (psia)
L = leghof line (miles)
T = absolute temperature of following gas (oR)
Diketahui :
= 0,0625 lb/cuft
Ρ udara = 0,0749 lb/cuft
ρ fuel gas 0,0625 𝑙𝑏/𝑐𝑢𝑓𝑡
SG fuel gas = = = 0,8344
ρ gas 0,0749 𝑙𝑏/ 𝑐𝑢𝑓𝑡
Sehingga :
𝑡𝑠 √𝑃12 +𝑃22
Ws = 443,45 𝑥 d2,667 x
𝑝𝑠 𝐿 ×𝑆𝐺 𝑋 𝑇
= 4134604,355 SCF/d
Diketahui kondisi standar
T = 32oF
P = 1 atm
1 lb mol gas = 359 cuft
𝑠𝑐𝑓
4134604,355 𝑙𝑏
𝑑
Maka fuel gas dalam berat = 𝑥 25,06
359 𝑐𝑢𝑓𝑡 𝑙𝑏𝑚𝑜𝑙𝑒
= 288616,114 lb/h
Panas sensible fuel gas (Q3)
T fuel gas termasuk dapur = 320C = 89,60F
T basis = 320F
∆T = (89,60F-320F)
= 57,60F
Ws dalam berat = 11738,725 lb/h
Berikut merupakan tabel perhitungan panas masuk dapur:
Komponen A B C D E F (panas
(lb/mol) sensibel)
BM % mol Ax Berat lb (0C Cp D x E x ∆T
jumlah/massa (Btu/lb0F)
B/100
FG
CO2 44 25,29 11,1276 5212,44 0,2105 63199,79
N2 28 0,25 0,07 32,79 0,2483 468,96
CH2 16 67,75 10,84 5077,72 0,5318 155539,09
C2H6 30 3,05 0,915 428,60 0,4183 10326,72
C3H8 44 1,73 0,7612 356,56 0,3982 8178,17
iC4H10 58 0,39 0,2262 105,96 0,3979 2428,50
nC4H10 58 0,53 0,3074 143,99 0,4004 3320,84
iC5H12 72 0,22 0,1584 74,19 0,3972 1697,37
nC5H12 72 0,18 0,1296 60,70 0,398 1391,53
C6H14 86 0,61 0,5246 245,74 0,3966 5613,72
Jumlah ∑=100 ∑=25,06 ∑=11738,69 ∑=252164,69
Tabel 7. Data perhitungan panas masuk dapur
Maka panas sensible fuel gas (Q3a) adalah 252164,69 Btu/h
H = 1-C
H = 1-0,8
H = 0,2
Dimana dalam 1 kg fuel oil terdapat 0,8 kg C dan 0,2 kg H Menentukan laju
massa dan nol masing-masing komponen
Laju alir massa dari komponen C dan H
mC = mFO x C
= 2386,36 lb/d x 0,8
= 1909,08 lb/d
mH = mFO - mC
= 2386,36 lb/d – 1909,08 lb/d
= 477,28 lb/d
= 1280,32 lbmol/d
(𝑛𝑐 𝑥 %𝑁2)
nO2 =
%𝐶𝑂2
159,09 𝑥 0,0726
=
0,1025
= 112,682 lbmol/d
Menghitung udara berlebih dan udara pembakaran
Dalam udara bebas asumsi untuk perbandingan mol N2 : O2 adalah 79 : 21
Sehingga kelebihan O2 yang masuk sebesar
21 𝑥 𝑛𝑁2
O2 berlebih = + nO2
79
21 𝑥 1280,32
= + 112,682 lbmol/d
79
= 453,02 lbmol/d
𝑛𝑂2 𝑥 %𝐶𝑂2
O2 pembakaran = %𝑂2
18212,6 𝑥 0,1025
= 0,0726
= 159,089 lbmol/d
𝑂2 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘−∑O2 pembakaran
Excess air = x 100%
∑O2 pembakaran
𝑙𝑏𝑚𝑜𝑙 𝑙𝑏𝑚𝑜𝑙
453,02 − 397,729
𝑑 𝑑
= 𝑙𝑏𝑚𝑜𝑙 x 100%
1323,59
𝑑
= 13,90 %
100 𝑥 𝑛𝑁2
∑udara berlebih = 79
𝑙𝑏𝑚𝑜𝑙
100 𝑥 1280,32
𝑑
= 79
= 1620,65 lbmol/d
Total laju alir masa crude oil keluar sama dengan laju alir massa crude oil masuk
laju alir massa crude oil keluar = 278795,4 Btu/h
= 162,7 Btu/lb
= 592001 Btu/h
= 2029,372 lbmol/d
= 254806,08 lb/d
= 996533,58 Btu/h
Panas yang terbuang lewat dinding dapur dipengaruhi oleh adanya panas kondisi
dari dinding refactory (batu tahan api) W.L Nelson dalam bukunya
PetroleumRefinery Engineer edisi 4 Hal. 641, panas yang hilang lewat dinding
dapur sekitar 2% - 3% dari panas radiasi (panas masuk)
= 2% x 3368824,302 Btu/h
= 318745,38 Btu/h
= 75 %
2. Dapat memperkecil panas yang hilang baik melalui stack atau cerobong
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Furnace yang berada di PPSDM MIGAS Cepu berfungsi sebagai salah satu alat
untuk pengolahan minyak mentah (Crude Oil) dan juga sebagai salah satu objek
pembelajaran untuk mahasiswa dan karyawan di bidang industri Migas.
5.2. Saran
Agar kinerja Furnace dapat dimaksimalkan, maka dapat dilakukan dengan
berbagai cara, salah satunya dengan cara sebagai berikut:
2. Pemasangan steam air decoking yang dipakai untuk perawatan Furnace yang
membersihkan coke (kerak) yang terbentuk pada tube Furnace.
3. Menganalisa komposisi gas keluar stack untuk menjaga agar suhu Furnace
tetap rendah dengan excess air lebih kecil dari 30% agar tidak menghasilkan
gas CO2.
4. Untuk mengurangi panas yang hilang karena tertawa oleh fuel gas adalah
dengan optimalisasi excess air yang berkirar pada 10%. Semakin tinggi nilai
excess air, maka semakin banyak panas yang hilang.
DAFTAR PUSTAKA
Djoko, Suprapto. 1999. Metode Pengujian Sifat Fisik Minyak Bumi. Pusdiklap
Migas : Akamigas
Kern, D.Q. 1950. Process Heat Tranfer MC. Graw Hill Book Company : New
York
Pambudi, Wahyu Devi Satna dan Tatit Febrian Rahayu. 2020. Laporan Kerja
Praktek Industri Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan
Gas. PPSDM Migas Cepu : Blora
Pratiwi, Eka, dkk. 2021. Laporan Kerja Praktek Industri Pusat Pengembangan
Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas. PPSDM Migas Cepu : Blora
Perry, R.H. and Green D. 1999. Perry’s Engineers Handbook, 7th edition. Graw
Hill Book Company : New York
W.Triks. 2000. Refrensi Industrial Furnace, 6th editio. Jakarta : Erlangga
WL, Nelson. 1958. Petroleum Refinery Engineering. Fourt edition, Mc. Graw Hill
Book Company : New York
LAMPIRAN
Laporan uji analisa feed dan produk pertamina hasil pengolahan kilang PPSDM
Migas tanggal 6 April 2021
Laporan uji analisa feed dan produk pertamina hasil pengolahan kilang PPSDM
Migas tanggal 7 April 2021
Laporan uji analisa feed dan produk pertamina hasil pengolahan kilang PPSDM
Migas tanggal 8 April 2021
Tabel 7, Kern
Fig. 3, Kern
Fig. 9, Kern