BRAZING
CV. SURYA TEKNIKA MANDIRI
OLEH:
Hari : Senin
Tanggal : 22 Agustus 2016
ii
KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Ida
Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) karena berkat rahmat beliau,
saya dapat menyelesaikan Laporan Prakter Kerja Lapangan dengan tepat waktu.
Saya ucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak I Ketut Suparsa, ST, MT. sebagai Kepala SMK Negeri 1 Denpasar.
2. Bapak Drs. I Wayan Candra, M.Pd. sebagai Koordinator Praktik Kerja
Lapangan.
3. Bapak Drs. Haryono selaku Ketua Kompetensi Keahlian.
4. Bapak I Wayan Dharmawan, S.Pd selaku Direktur dari Perusahaan CV. Surya
Teknika Mandiri
5. Bapak Drs. Haryono selaku pembimbing di Industri.
6. Bapak Drs. Haryono selaku pembimbing di Sekolah.
7. Semua pihak yang membantu dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.
Saya menyadari bahwa Laporan yang telah saya buat tidaklah sempurna.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
memperbaiki Laporan saya ini. Semoga Laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL …………………………………………………………………….. i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ……………………………. ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii
iv
3.3. Kesimpulan Gangguan …………………………………... 32
3.4. Memasang dan Menyetel ………………………………... 32
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Tinjauan Umum
Gambar 2.1. Segitiga Api ………………………………………………… 4
Gambar 2.2. Nyala Api Karburasi ………………………………………... 4
Gambar 2.3. Nyala Api Netral ……………………………………………. 5
Gambar 2.4. Nyala Api Oksidasi …………………………………………. 5
Gambar 2.5. Skema Memberikan Panas ………………………………….. 6
Konstruksi /Model
Gambar 2.6. Perencanaan …………………………………………………. 7
Gambar 2.7. Pemegang Pipa Untuk Swagging ………………………….... 9
Gambar 2.8. Alat Penekan Pipa …………………………………………... 9
Gambar 2.9. Mata Swagging …………………………………………….... 9
Cara Kerja
Gambar 2.10. Pemegangan Bending …………………………………….... 14
Gambar 2.11. Peletakan Pipa Pada Bending …………………………….... 14
Gambar 2.12. Pembengkokkan pipa ……………………………….……… 15
Gambar 2.13. Pembentukan Pipa Melingkar …………………………….... 16
Gambar 2.14. Penjepitan Pipa ……………………………………………... 17
Gambar 2.15. Pemasangan Mata Swagging ………………………………. 17
Gambar 2.16. Proses Swagging ………………………………………….... 17
Gambar 2.17. Sambungan Swagging ……………………………………... 17
Gambar 2.18. Penjepitan Pipa …………………………….………………. 18
Gambar 2.19. Sambungan Menjepit …………………………….………… 19
Gambar 2.20. Penjepitan Pembuntuan Pipa ………………………………. 19
Gambar 2.21. Pembuntuan Pipa …………………………………………... 20
Gambar 2.22. Pengendoran Keran ………………………………………... 21
vi
Gambar 2.23. Membuka Gas ……………………………………………... 21
Gambar 2.24. Pengukuran Gas …………………………………………… 22
Gambar 2.25. Tekanan Gas Yanng Keluar ………………………….…….. 22
Gambar 2.26. Nyala Api Netral ……………………………….…………... 24
Gambar 2.27. Peletakan Pipa ………………………….…………………... 25
Gambar 2.28. Pemanasan Pipa …………………………………..………… 26
Gambar 2.29. Penambahan Kawat Las …………………..………………... 26
Keselamatan Kerja
Gambar 2.30. Posisi Pengelasan …………………………………………... 28
Pemeriksaan
Gambar 3.1. Penyambungan Pentil ……………………………………….. 29
Gambar 3.2. Pengelasan Pembuntuan Pipa ……………………………….. 30
Gambar 3.3. Pengecekan Kebocoran …………………………………….... 31
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Nama Bagian dan Fungsi
Tabel 2.1. Alat-alat Brazing ………………………………………………..10
Tabel 2.2. Bahan-bahan Brazing …………………………………………... 12
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Tujuan Pembuatan Laporan
Dari pembuatan laporan ini, saya berharap agar tujuan baik dari awal
dapat tercapai. Tujuan pembuatan laporan ini antara lain :
1. Meningkatkan Kompetensi siswa pada paket keahliannya.
2. Memperoleh pengalaman belajar dalam pembuatan karya tulis.
3. Memperoleh pengalaman kerja sesuai standar industri.
4. Meningkatkan etos dan disiplin kerja.
5. Mampu menuliskan isi pikiran dalam bahasa ilmiah.
6. Bukti secara tertulis telah melaksanakan praktik di industri berupa
laporan.
7. Acuan evaluasi siswa untuk mendapatkan nilai Praktik Kerja
Lapangan.
2
BAB II
KAJIAN TEORITIS
3
Gambar 2.1. Segitiga Api
Nyala Api
Pengaturan rasio volume oksigen menghasilkan 3 jenis nyala api,
yaitu :
1. Karburasi
4
Api karburasi memiliki perbandingan volume oksigen dengan
gas LPG < 1,1. Api kaburasi disarankan untuk digunakan dalam solder
keras tembaga. Api karburasi dikenali dengan 3 perbedaan warnanya.
Warna putih kebiruan pada kerucut dalam, warna putih di tengah
kerucut, dan biru terang pada api luar. Api ini memiliki asetilen
berlebih yang dibakar sehingga pembakaran tidak sempurna dan
banyak menghasilkan karbon sisa.
2. Netral
3. Oksidasi
5
Pada api oksidasi, oksigen dibakar lebih banyak. Perbandingan
volume oksigen dengan gas LPG > 1.3. Api ini biasanya digunakan
untuk mengelas perunggu atau memadukan kuningan dengan
perunggu. Api ini mengeluarkan suara yang mendesis.
6
Bentuk Melingkar
Sambungan T
Sambungan Menjepit
Sambungan Swagging
Pembuntuan Pipa
1. Pembentukan Lingkaran
Pembentukan ini biasanya digunakan untuk membuat pipa kapiler baik
pada AC maupun Refrigerator. Untuk membuatnya dapat
menggunakan pipa yang ukurannya besar dan dapat juga menggunakan
kapasitor.
7
2. Sambungan T
Sambungan ini biasanya digunakan untuk membuat percabangan /
membuat 2 arah arus yang berbeda. Bisa juga untuk meletakkan pentil
pada salah satu sambungannya guna untuk mengecek tekanan gas di
dalam sistem pendingin.
3. Sambungan Menjepit
Sambungan ini digunakan untuk menyambung pipa dengan ukuran
yang berbeda. Misal pipa ukuran ¼ harus digambung dengan pipa
ukuran 3/8.
4. Pembentukan Sudut 45 o, 135o, 90o, dan 180o
Pembentukan sudut dengan ukuran tertentu hanya dapat menggunakan
dengan alat khusus yaitu Bender. Pembentukan ini berguna untuk
supaya instalasi terlihat rapi dan ketika saat membengkokkan tidak
terjadi kerusakan pada pipa atau penyet.
5. Pembuntuan Pipa
Pembuntuan ini berguna untuk menutupi lubang pada pipa. Jika
membuat / belajar membuat sambungan dengan cara mengelas, saat
akan memeriksa kebocorannya perlu untuk menutupi ujung-ujung pipa
dan memasang pentil ke pipa tersebut.
6. Sambungan Swagging
Sambungan ini berguna untuk menyambung dua buah pipa yang
berukuran sama. Swagging adalah melebarkan diameter pada salah
satu pipa yang akan disambung dengan ukuran panjang tertentu.
Sehingga pipa yang ukurannya sama tersebut dapat masuk ke pipa
yang telah diameternya dilebarkan. Ada pun alat yang digunakan untuk
membuat Swagging tersebut :
8
a. Penjepit atau Pemegang Pipa
c. Mata Swagging
9
2.3. Nama Bagian dan Fungsi
Sebelum memulai proses pengelasan hal pertama yang harus
dilakukan adalah mengecek semua kelengkapan alat dan bahan yang akan
diperlukan. Pada sub bab ini, saya menjelaskan apa saja alat dan bahan
beserta fungsinya yang digunakan dalam melakukan Pengelasan
( Brazing ) dari tahap pembentukan / pembengkokan sampai tahap
pemeriksaan.
1. Alat - Alat
No Nama Alat Gambar Fungsi
Untuk membuat
lingkaran dari pipa,
1 Pipa Plastik seperti pada pipa
kapiler.
Untuk
membengkokkan pipa
Pembengkok dengan ukuran
2
Pipa tertentu, missal : 45o,
90o, 135o, dll.
Swagging berfungsi
untuk membesarkan
Alat ujung pipa, agar 2
3
Swagging pipa yang diameternya
sama dapat disambung
dengan cara mengelas.
Guna untuk
memotong pipa.
4 Kater Pipa
10
dengan cara menjepit.
Bisa digunakan
sebagai pengganti
6 Tang Cucut
Deburing, dan sebagai
alat pemegang.
Dapat digunakan
sebagai pembantu saat
7 Tang Potong melakukan
penyambungan pipa
dengan cara menjepit.
Digunakan untuk
mengatur nyala api
8 Blender Las
saat mengelas.
Digunakan sebagai
penghantar untuk
9 Selang Las keluarnya gas LPG
dan oksigen.
Digunakan sebagai
pengganjal /
9 Batu Bata pemegang benda atau
pipa yang akan dilas.
11
2. Bahan
Nama
No Gambar Fungsi
Bahan
Sebagai bahan bakar
untuk api las.
1 Gas LPG
Sebagai bahan
campuran pembuatan
api las.
2 Oksigen
Untuk menghilangkan
panas pipa lebih cepat.
3 Ember + Air
12
Berguna untuk saat
pengecekan kebocoran,
gas ini akan
Nitrogen dimasukkan kedalam
6
(N2) sambungan pipa yang
akan di tes
kebocorannya.
Digunakan untuk
mengecek kebocoran,
dengan meletakkan
7 Air Sabun
sedikit busa pada
sambungan yang baru
selesai di las.
13
Cara Kerja Pembentukan Pipa
1. Menggunakan Bender
14
15
tembaga lainnya dengan terus melingkarkan pipa tembaga pada pipa
plastik tersebut. dan jadilah seperti yang terlihat pada gambar dibawah.
16
pipa sekitar 1 cm seperti pada gambar 2.14. dibawah. karena pipa
itulah yang diameternya akan dilebarkan.
Gambar
Gambar 2.15.
2.14. Pemasangan
Penjepitan Pipa Mata Swagging
17
Gambar
Gambar
2.17. Sambungan
2.16. ProsesSwagging
Swagging
Selanjutnya tekan sampai diameter pipanya berubah lebih besar
dengan panjangnya sekitar 1 cm. Kemudian lepaskan pipa tersebut dari
penjepitnya. Dan coba pasangkanlah pipa yang akan disambung
dengan pipa yang telah diameternya di besarkan tersebut, seperti pada
gambar 2.17. diatas dan hanya kurang mengelasnya.
2. Sambungan Menjepit
Untuk melakukan penyambungan pipa yang ukurannya berbeda
kita dapat menyambungnya dengan cara menjepit pipa yang lebih
besar agar tidak terjadi kelonggaran saat penyambungan. Hal pertama
yang harus dilakukan saat akan menjepit pipa adalah siapkan terlebih
dahulu tang kombinasi guna untuk menjepit pipa seperti pada gambar
2.18. dibawah ini. Sehingga akan menjadi gambar 2.19. seperti
dibawah ini, dan sambungan dengan cara menjepit ini sudah siap untuk
dilas.
18
Gambar 2.19. Sambungan Menjepit
19
20
bahwa masih / sudahkah terdapat karet pada gas. Jika masih,
pemasangan regulator dapat dilakukan.
Setelah regulator terpasang pada tabung gas LPG, perhatikan
apakah terdapat bau gas yang bocor atau tidak. Jika tidak, selanjutnya
bukalah sedikit keran gas LPG pada gagang las, untuk memastikan
terdapatnya gas keluar.
Selanjutnya, dilanjutkan dengan membuka gas Oksigen, pada
tabung oksigen terdapat 2 keran yang harus diparhatikan, yaitu keran
yang terdapat pengukuran tekanan Oksigen yang keluar dari tabung
dan keran utama tabung.
Langkah awal adalah kendorkan keran yang terdapat alat pengukur
tekanan tersebut, dapat dilihat pada gambar 2.22. Selanjutnya buka
keran utama pada tabung oksigen, seperti pada gambar 2.23. Setelah
itu kencangkan atau tutup keran yang terdapat pengukuran tekanan
tersebut sampai jarum dari alat ukur gas yang kelur mencapai pada
angka 100. Seperti pada gambar 2.24. dan gambar 2.25.
21
Gambar 2.24. Pengukuran Gas
Untuk mengetahui
banyaknya oksigen
didalam tabung.
Untuk mengukur
besarnya tekanan
gas oksigen yang
keluar.
22
Selanjutnya bukalah sedikit keran oksigen pada gagang las. Dan
rasakan adanya gas Oksigen yang keluar. Setelah itu, barulah kita dapat
menyalakan api las.
23
Gambar 2.26. Nyala Api Netral
Untuk mematikan api, tutup keran gas LPG terlebih dahulu dan
barulah dengan melanjutkan menutup keran oksigen pada gagang las.
tutup dengan rapat.
3. Proses Pengelasan
Sama seperti proses lainnya, hal pertama yang harus dilakukan
adalah mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan saat proses
penngelasan. Dan juga sambungan yang akan di las.
24
Selanjutnya letakkanlah sambungan yang akan di las pada bata
sebagai pengganjal pipa yang akan di las, agar pipa tidak bergeser saat
proses pengelasan dilakukan, seperti pada gambar 2.27.
Selanjutnya nyalakan api las netral, lalu dekatkan api pada pipa
yang akan disambung. Peletakan api pada saat memanaskan pipa
adalah pada pipa bagian luar. Jauhkan pipa dengan api yang berwarna
putih atau api jangan terlalu didekatkan dengan pipa saat memanaskan,
cukup pada api dibagian tengah saja. Panaskan pipa sampai pipa
menjadi merah dan membara seperti pada gambar 2.28. dan barulah
dengan menambahkan kawat las dibagian celah sambungan, dapat
dilihat pada gambar 2.29. Usahakan agar celah-celah sambungan
tertutup sempurna oleh kawat las.
25
GambarGambar
2.29. Penambahan
2.28. Pemanasan
Kawat Pipa
Las
26
2. Proses Penyambungan
Pada saat proses penyambungan pipa, baik dengan cara swagging
maupun dengan cara menjepit tidak ada gangguan yang saya temui.
3. Pengelasan ( Brazing )
Gangguan yang saya temui saat proses pengelasan adalah pada saat
akan menyalakan api netral. Ketika saat akan menambahkan oksigen
pada api, apinya terus saja mati karena terlalu banyaknya oksigen yang
keluar. Jadi pada saat membuka keran oksigen pada gagang las perlu
adanya kesabaran dan membuka keran tersebut dengan penuh
perasaan.
27
Gambar 2.30. Posisi Pengelasan
28
BAB III
PELAPORAN
3.1. Pemeriksaan
Pada sub bab kali ini, pemeriksaan dilakukan untuk menngecek
apakah sambungan yang telah di las tersebut ada kebocoran atau tidak.
Untuk melakukannya, hal pertama yang harus dilakukan adalah memasang
pentil. Saat akan mengelas, lepaskan terlebih dahulu karet yang ada
didalamnya pentil dan barulah pentil dapat di las. Pentil disambungkan
pada salah satu ujung pipa dengan cara sambungan swagging. Setelah
selesai mengelas dan pipa sudah tidak panas lagi, barulah pasang Karen
pentil kembali. Sambungan pentil dapat dilihat pada gambar 3.1.
Sambungan
Swagging
29
Pembuntuan
Ujung Pipa
30
dengan menggunakan busa sabun. Dengan mengoleskan busa secukupnya
pada sambungan, seperti pada gambar 3.3.
Busa Sabun
3.2. Pengukuran
Suatu hal yang perlu diukur pada proses pengelasan adalah dalam
proses pembuatan swagging, ujung pipa yang dijepit oleh pemegang pipa
panjangnya sekitar 1 cm. Yang akan diameternya dilebarkan.
Pengukuran juga dilakukan pada saat menyalakan api las, kkeluarnya
gas LPG dan gas oksigen harus sebanding 1 : 1 pada nyala api netral, saat
api menyala bunyi api harus halus.
Pengukuran juga dapat dilakukan pada proses perencanaan yaitu
pada proses pembentukan pipa, saat pembentukan pipa panjang pipa perlu
diperhatikan agar tidak kurang dengan apa yang telah direncanakan. Saat
31
pembengkokan pipa dengan bending juga perlu untuk diukur, supaya
bengkokan sesuai dengan sudut yang diinginkan.
3.3. Kesimpulan Gangguan
Pada setiap pekerjaan yang saya kerjakan tentu juga banyak halangan
dan gangguan yang saya alami. Dapat ditarik kesimpulan pada saat
pengelasan selesai gangguan yang saya temui adalah sering kali
sambungan tersebut bocor. Sulit untuk membedakan mana sambungan
yang bagus dengan yang kurang bagus atau kurang baik, karena tampak
terlihat sama jika dipandang dengan mata telanjang.
Jika sambungan bocor, untuk memperbaikinya dengan cara
mengelasnya untuk kedua kalinya, pipa tersebut pasti terlihat gosong dan
kemungkinan pipa yang di bagian dalam mengeluarkan kerak-kerak
karena terlalu panas.
32
Pembentukan ini sangat tidak asing sekali, karena sering dijumpai
pada setiap mesin refrigerasi khususnya pada AC, di dalam outdoor
terdapat bengkokan –bengkokan pipa dengan ukuran sudut terentu.
33
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu kegiatan yang
mengajak siswa untuk lebih mendalami teori yang didapat dari sekolah
dan bertujuan untuk memperkenalkan secara nyata akan dunia kerja,
sesuai dengan bidang yang ditekuni, sehingga diharapkan mampu
meningkatkan wawasan dan pengetahuan. Pekerjaan yang saya pelajari
dengan teman-teman saya di tempat saya melaksanakan PKL adalah terdiri
dari Pemasangan dan Pembongkaran Pemipaan AC, Pengecekan Kinerja
Unit Indoor dan Outdoor AC, dan Perakitan Pemipaan serta Mengelas
(Brazing). Dari sekian topik pekerjaan, topik yang akan saya sampaikan
pada laporan ini adalah Perakitan Pemipaan serta Mengelas (Brazing).
Brazing atau Solder Keras dilakukan pada temperature antara 594 oC
hingga 844 oC. Solder Keras ini mampu menggabungkan logam sejenis
maupun yang tidak sejenis dengan menggunakan kawat las yang memiliki
suhu paling tidak 100 oC dibawah logam yang akan disambung. Pada
Solder Keras, bahan pengisi / penyambung akan dihisap kedalam
sambungan dengan aksi kapiler dimana sambungan akan lemah kecuali
jika bahan pengisinya tipis. Logam dasar tidak pemah meleleh akan tetapi
perlu cukup panas agar terjadi ikatan molekul dengan bahan tambahnya.
4.2. Saran
Bagi angkatan selanjutnya sebelum memasuki dan merencanakan
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL), sekolah setidaknya terlebih
dahulu memberikan bekal yang mantap, jangan memberikan bekal dengan
waktu yang relatif singkat mengenai dunia kerja kepada siswa-siswi
sebelum melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Saran yang terakhir adalah saat nantinya melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan (PKL), bagi para siswa harus disiplin terhadap waktu, disiplin
kerja, teliti dalam melakukan pekerjaan apapun dan kekompakan harus
34
ditingkatkan guna mencapai kesuksesan kerja agar memperoleh hasil
seperti yang diinginkan, serta menerapkan prinsip dari Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dimanapun berada.
35
DAFTAR PUSTAKA
Buku Perangkat dan Petunjuk Teknis Praktik Kerja Lapangan SMK Negeri 1
Denpasar.
36