Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

DisusunOleh:
KetuaKelompok :
Wahyu Aprianto (2031062)
Anggota :

1. Laden Dwi Puspita(2031070)

2. Sindia (2031072)

3. Andre RayhanSaputra(2031108)

4. OfiHeftianda (2031109)

5. Ari Ferdi Valendra (2031103)

6. FeryApriadi (2031111)

DosenPengampu :
Ir.H.LindawatiMz,ST.MT
AsistenDosen :
Nevi Rani Darise, S.T

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK DAN KOMPUTER
UNIVERSITAS BATURAJA
TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Pujisyukur sennatiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga Kami sebagai penuilis dan penyusun dapat menyelesaikan
laporan praktikum ini guna memenuhi tugas matakuliah Praktek Mekanika Tanah I, dengan
judul : Laporan Praktikum Mekanika Tanah II
Kami menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Praktikum ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami milki sebagai
penulis dan penyusun. Oleh karena itu, kami mengucapkan minta maaf jika ada salah kata
dalam penulisan.Kami berharap semoga Laporan Praktikum ini dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan pada dunia pendidikan

Baturaja, 18 November 2021

Penulis
Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………. 5
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….. 7
1. Penetratition Test (Sondir )…………...………………………………… 7
1. Maksud……………………………………………………………….. 7
2. Alatpenguji…………………………………………………………... 7
3. ProsedurKerja………………………………………………………... 7
4. Pencatatan…………………………………………………………….. 8
5. Pelaporan……………………………………………………………... 8
6. GambarAlat………………………………………………………….. 8
 Tabel…………………………………………………………. 9
 Grafik………………………………………………………... 11
2. Kadar Air………………………………………………………………… 12
1. Maksud……………………………………………………………….. 12
2. AlatPenguji…………………………………………………………... 12
3. Prosedurkerja………………………………………………………… 12
4. Pencatatan…………………………………………………………….. 13
5. Pelaporan……………………………………………………………... 13
6. Gambaralat…………………………………………………………… 13
 Tabel Kadar Air……………………………………………. . 14
 Grafik Kadar Air…………………………………………….. . 15
3. AnalisaSaringan…………………………………………………..…….. . 16
1. Maksud……………………………………………………………….. 16
2. AlatPenguji…………………………………………………………… 16
3. ProsedurKerja………………………………………………………… 16
4. Pencatatan…………………………………………………………...... 16
5. Pelaporan……………………………………………………………… 16
6. GambarAlat…………………………………………………………... 17
 TabelAnalisisSaringan ..…………………………………..... 18
 GrafikAnalisisSaringan …………..……………………….. 19
4. PengujianNilai Batas - Batas Atterberg………………………..…….. 20
1. Maksud………………………………………………………………. 20
2. AlatPenguji………………………………………………………….. 20

3
3. ProsedurKerja……………………………………………………….. 21
4. Pencatatan…………………………………………………………… 22
5. Pelaporan…………………………………………………………… 22
6. GambarAlat…………………………………………………………. 23
 TabelPengujianNilai Batas – Batas Atterberg……….…… 25
 GrafikPengujianAtterberg……………………………….... 25
5. CBR Laboratorium………………………………………………….….. 26
1. Maksud………………………………………………………………. 26
2. AlatPenguji………………………………………………………….. 26
3. ProsedurKerja……………………………………………………….. 26
4. Pencatatan………………………………………………….………… 29
5. Pelaporan………………………………………………….…………. 29
6. GambarAlat…………………………………………………………. 39
 TabelPemeriksaan CBR Laboratorium……….……….…… 31
 GrafikPemeriksaan CBR Laboratorium…………………… 31
LAMPIRAN……...…………………………………………………….……….... 32
DOKUMENTASI………………………………………………………………… 32
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 35

4
BAB 1

PENDAHULUAN
Di dalam perencanaan konstruksi bangunan sipil (jembatan,jalan raya, dam,bangunan
gedung dan sebagainya).diperlukan data tanah dasar atau lapisan tanah sebagai tempat
kedudukan pondasi baik secara visual maupun secara analisa atau pengujian. Yang dimaksud
secara visual ialah pengamatan secara melalui pengujian atau tes, yang hasilnya berupa
informasi mengenai warna tanah, kekenyatan, jenis tanah secara kasar dan muka air tanah.
Informasi ini tidak dapat digunakan sebagai data perhitungan, namun hanya sebagai data
pedoman pengujian selanjutnya.

Adapun yang dimaksud dengan cara analisa atau pengujian ialah pengukuran nilai
propertis maupun stuktual dari tanah melalui pengujian (tes). Pengujian dapat dilakukan di
lapangan (langsung dilokasi) maupun di laboratorium ( pengujian terhadap contoh tanah).

Rangkaian pekerjaan ini menyediakan tanah (baik di lapangan maupu di laboraturium), untuk
penyelidikan tanah di lapangan di kenal metode-metode sebagai berikut :

1. Drilling (pengeboran)
2. Trial Pits (sumur percobaan)
3. Sampling (pengambilan contoh tanah)
4. Penetration Test (pencobaan penestrasi)
5. Vane Test

Sedangkan penyelidikan di laboratorium ialah pengujian nilai propertis dan struktural


dengan berbagai metode. Di indoneis umumnya menggunakan metode dari ASTM (american
society fort testing and materials) dan AASHTO yang sudah dimodifikasi dan dilakukan oleh
departemen pekerjaan umum (PU).

Dalam memenuhi kurikulum Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil Universitas
Baturaja pada mata Kuliah. Mekanika Tanah ialah Praktikum penyelidikan tanah di lapangan
dan di luar laboratorium.

1. Penyelidikan Tanah di Lapangan


a. Hand Boring
 Penetapan Titik Bor
 Susunan Tata nama tanah(manually)
 Pengambilan undistrubed sample/samping
 Pengambilan disturbed sample
b. Dynamic cone penetrometer
c. Laporan Praktikum

5
2. Penyelidikan tanah di Laboratorium
a. Disturbed Sample
 Natural Water content(Wn)
 Moistures Specific Gravity(Ym)
 Dries Specific Gravity(Ya)
 Consolidation Test

Adapun hasil Penyelidikan pada laporan ini tidak digunakan sebagai data perhitungan.
Walaupun akan digunakan harus lebih detal lagi mengingat pada penyelidikan di tekankan
pada pengenalan alat. Cara menggunakan alat dan proses perhitungan serta pelaporan.

6
BAB II

PEMBAHASAN PENYELIDIKAN TANAH DI LAPANGAN

1. Penetration Test (Sondir)


1.1. Maksud

Sondir (Duth Core Penetrometer) adalah suatu alat penetrometer yang banyak di gunakan
di indonesia. Alat Sondir di gunakan untuk menyelidiki tingkatan kekerasan/ kepadatan
suatu lapisan tanah serta hambatan geser/pelekat (skin friction).

I. 2. Alat Penguji

 Mesin Sondir 1 unit


 1 set stang sondir( lengkap dengan stang dalam) sebanyak 25-30 batang untuk
sondir berat,
 Manometer 2 buah untuk sondir ring: 0-50 kg/cm2 dan 0-25 kg/cm2
 Konus atau bigkonus 1 buah
 Angker 1 set ( 2-4 buah)
 Ambang Melintang 2 buah kunci pipa, plugner, kunci manometer, druk
hammer,water pas, obeng, Sikat kawat dan lain-lain.

I. 3. Cara kerja

 Pasang mesin sondir di atasa tempat yang akan di selidiki,


 Pemasangan dilakukan dengan cara menanam angker dan mengkikatnya dengan
ambang,
 Periksa tabung oli hidrolis penggerak manometer, tambahkan kalau kurang dan
periksa apakah dalam tabung ada rongga udara yaitu dengan menggunakan plunger
yang berfungsi sebagai pipa.
 Pasang manometer dan buka kran oli
 Pasang stang pada mesin sondir
 Tekan stang luar sedalam 20 cm
 Tekan dalam dan baca manometer

Pada pembacaan manometer diperoleh 2 nilai, yaitu:

 Nilai perlawanan penestrasi konus (PK)


 Julah perlawanan (JK)

Untuk membedakan PK dan JK, di lihat pada waktu menekan stang dalam (Secara
konstang)

 Penggerak pertama terlihat konstan


 Penggerak keduah terlihat loncatan jarum manometer

Dari pergerakan di atas dapat di artikan :

7
 Gerakan konstan adalah nilai PK
 Gerakan meloncat adalah nilai JK
 Setelah itu, tekan lagi stang luar untuk 20cm, selanjutnya tekan stang dalam serta
baca manometer,
 Bila stang sudah habis agar di sambung lagi dan lanjutkan pengujian hingga
mencapai lapisan keras.

Penelitian dilakukan pada setiap kedalam 20 cm hingga mencapai tanah keras atau
PK=175 kg/km2. Untuk sondir ring atau 400kg/cm2 untuk sondir berat atau pada kedalaman
25 meter untuk sondir berat dapat juga penyondoran di hentikan jika jumpah hambatan
pelekat (JHL)2500 kg/cm2.

I. 4. Pencatatn

 Buatlah sketsa lokasi titik sondir,


 Catat elevasi permukaan tanah yang di sondir,
 Catat nilai PK dan JP,
 Catat total Kedalam,
 Catat tinggi muka air tana (terlihat pada waktu pencabutan stang sondir, apabila
stang basah / berlumpur dapat diperkirakan di titik itulah muka air tanah).

I. 5. Pelaporan

 Sketsa lokasi titik sondir titik berikut elevasinya dan muka air tanah,
 Nilai PK dan JK,
 Perhitungan
a. Hambatan lekat (HL)= JP-PK kg/cm2
b. Hambatan lekat (HL)=HL x 20/10 kg/cm2
c. Jumlah hambatan lekat (JHL)kg/cm2 yang merupakan kumulatif dan HL
 Buat grafik hubungan antara :
 Kedalaman dengan nilai PK
 Kedalaman dengan nilai JHL.

I. 6 Gambar Alat

Alat Test Sondir

8
Penyelidikan Lapangan Dengan Sondir

Hambata HL x Hambatan
Kedala Perlawananpenet Jumlahperl nlekat (20 / JumlahHamba setempat
man rasikonus (PK) awanan (JP) (HL) HL 10) tanLekat HS=HL
(m) [kg/cm2] [kg/cm2] = JP – PK [kg/c [kg/cm] /10
[kg/cm] m2] [kg/cm2]

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

0,00 0 0 0 0 0 0

0,20 25 30 5 10 10 1

0,40 33 37 4 8 18 1.8

0,60 27 31 4 8 26 2.6

0,80 25 28 3 6 32 3.2

1,00 32 36 4 8 40 4

1,20 45 49 4 8 48 4.8

1,40 28 33 5 10 58 5.8

1,60 23 26 3 6 64 6.4

1,80 30 35 5 10 74 7.4

2,00 32 37 5 10 84 8.4

2,20 27 31 4 8 92 9.2

2,40 46 51 5 10 102 10.2

2,60 60 66 6 12 114 11.4

2,80 63 67 4 8 122 12.2

3,00 32 37 5 10 132 13.2

3,20 29 33 4 8 140 14

3,40 36 41 5 10 150 15

3,60 42 47 5 10 160 16

3,80 40 45 5 10 170 17

9
4,00 33 38 5 10 180 18

4,20 39 43 4 8 188 18.8

4,40 35 40 5 10 198 19.8

4,60 41 46 5 10 208 20.8

4,80 28 33 5 10 218 21.8

5,00 24 28 4 8 226 22.6

5,20 30 34 4 8 234 23.4

5,40 36 41 5 10 244 24.4

5,60 40 46 6 12 256 25.6

5,80 50 55 5 10 266 26.6

6,00 33 58 5 10 276 27.6

6,20 58 63 5 10 286 28.6

6,40 65 70 5 10 296 29.6

6,60 56 61 5 10 306 30.6

6,80 70 75 5 10 316 31.6

7,00 68 73 5 10 326 32.6

7,20 55 60 5 10 336 33.6

7,40 57 62 5 10 346 34.6

7,60 59 64 5 10 356 35.6

7,80 45 51 6 12 368 36.6

8,00 50 55 5 10 378 37.6

8,20 63 67 4 8 386 38.6

8,40 66 73 7 14 400 40

8,60 70 75 5 10 410 41

8,80 57 63 6 12 422 42.2

9,00 83 88 5 10 432 43.2

9,20 65 70 5 10 442 44.2

10
9,40 70 76 6 12 454 45.4

9,60 58 63 5 10 464 46.4

9,80 60 65 5 10 474 47.4

10,00 57 62 5 10 484 48.4

Grafik

4
hambatan lekat

3 Series 1
Series 2
2 Series 3
1

0
0 01 .2 .8 .4 3 6 2 8 4 6 6 2 8 4 9 6
1 1 2 3. 4. 4. 5. 6. 7. 7. 8. 9.
0 00
0 0
0 00
0 00
60
0.

11
2. KADAR AIR

2.1 Pengujian Kadar Air

Pengujian kadar air ialah untukmencari persentasi kandungan air pada


lapisan tanah (sampel) yaitu perbandingan antara berat air yang terkandung dengan
berat kering tanah yang di nyatakan dalam persen(%).

2.2 Maksud

Penyelidikan tanah di laboratorium ialah suatu pekerjaan pengujian terhadap


sampel dari hasil pemboran atau tes pit,untuk mencari nilai propertis dan struktural
dari lapangan tersebut .Untuk mencari nilai propertis dilakukan di lakukan pengujian
kadar air (water content),dan berat jenis (spesific gravity ). Adapun untuk mencari
niali stuktural di lakukan pengujian kuat tekan bebas (unconvfined compressive
stenght). Konsolidasi kekuatan geser langsung,pemadatan/kepadatan
(compaction/density). CBR berat isi,isi pori dan derajat kejenuhan.

Untuk pengujian nilai propertis dapat di lakukan pada disturbed sample.


Adapun untuk pengujian-pengujian kepadatan,sedangkan untuk pemadatan dilakuakn
terhadap disturbed sampel.

2.3. Alat Penguji

 Oven pemanas
 Cawan
 Timbangan
 Desikator

2.4 Prosedur Kerja

 Siapkan sampel yang akan di uji


 Siapkan cawan yang bersih dan kering,lalu timbang
 Masukan sampel kedalam cawan,lalu timbang
 Keringkan sampel dengan cara pengovenan selama 24 jam dengan suhu
 100°celcius + 5°ceelcius,hingga beratnya konstan atau kadar air 0%
 Timbang cawan + sampel kering,penimbangan di lakukan setelah di dinginkan
dalam desikator (c gram)

12
2.5 Pencatatan

 Catat nomor sampel dan nomor sampel


 Catat nomor cawan,cawan sampel dan cawan + sample

2.6 Pelaporan

 Cari berat air (berat basah –berat kering)


 Cari berat sampel kering(berat basah setelah di oven)
berat air
 Cari kadar air [ ×100 % ]
berat kering

2.7 Gambar Alat

Oven neraca

cawan

13
 Tabel Perhitungan Kadar Air

No Nama Sample tanah Sample Sample tanah 3


1 tanah 2

1. Berat cawan 11,7 12,5 15,7

2. Berat cawan 91,4 95,5 99,1


tanah kering

3. Berat tanah 104,1 104,4 114,3


basah

4. Berat tanah 93,3 101,9 112,6


kering

5. Berat air 10,9 2,5 1,7

6. Kadar air 8,5 40,76 66,2

Rata-rata = 71,32

1. Berat tanah kering = ( berat cawan + tanah kering) – (berat cawan)

2. Berat air = (berat cawan + sample basah) – (berat cawan = sample kering)

3.

4. Kadar rata rata = (kadar air 1 + 2 + 3) : 3

14
 Grafik Kadar Air

350

300

250

200
Column1
sample tanah 3
150 sample tanah 2

100

50

0
11.7 91.4 104.1 93.3 10.9 8.5

15
3. Analisa Saringan (Sieve Analysis)

3.1 Maksud

Maksud percobaan adalah untuk menganalisa susunan butiran dari partikel tanah yang
akan di uji yaitu dengan membandingkan antara berat butir tanah dengan cara pengayakan

3.2 Alat Pengujian

 Palang penggantung
 Penggantung saringan
 Saringan
 Kondensot
 Motor penggerak
 Saklar
 Sabuk pemutar

3.3 Prosedur Kerja

 Ambil tanah yang sudah di keringkan 24 jam lalu tumbuk halus tanah tersebut
 Timbangan tanah sebanyak 200 gram lalu masukkan dalam saringan nomor 3/8
Guncang saringan dengan menggunakan sieve shear selama 15 menitdengan
menggunakan tangan.
 Masukkan tanah yang ada di dalam, timbang kedalam wadah/cawan/mangkok
menurut nomor saringan masing – masing.Kemudian timbang tanah yang tertahan
pada masing-masing ssaringan.

3.4 Pencatatan

Catat berat tanah yang tertahan di masing – masing saringan

3.5 Pelaporan

 Hitung berat kumulatif butir yang tertahan pada setiap saringan,yaitu penjumlahan
berat butiran yang tertahan di saringa tersebut ditambah dengan berat butiran yang
tertahan di atasnya.
 Hitung persentase kumulatif butiran yang tertahan dengan rumus berat butir
kumulatif yang tertahan di bagi berat tanah kering

16
 Hitung persentase kumulatif butir yang lolos, yaitu = 100% - % butir yang tertahan
 Buat persentase susunan butir yang lolos pada setiap saringan (gradasi)
 Buat grafik gradasi, yaitu hubungan antara % yang lolos setiap saringan.

3.6 Gambar Alat

Penggantung saringan Saringan

Sieve set Hydrometer

17
Uji Analisa Saringan

Beratsample : 1.000 gram

Ukuransaringan

Beratterta Jumlahberatter Persentaseter Jumlahpersentaselolos Persentaseloloste


No Diameter han (gr) tahan (gr) tahan (%) tertahan (%) rtahan (%)
saring lubangsari
an ngan (mm)

10 2.00 320 320 32% 32% 68%

16 1.18 175 495 17,5% 49,5% 82,5%

20 0.850 100 595 10% 59,5% 90%

30 0,6 122 717 12,2% 76,7% 87,8%

40 0,425 105 822 10,5% 82,2% 89,5%

60 0,250 134 956 13,4% 95,6% 86,6%

80 0,180 21 977 2,1% 97,7% 97,9%

100 0,15 977 0% 97,7% 100%

200 0,075 1 978 0,01% 97,8% 99,99%

PAN 0 1.000 978 0% 97,8% 100%

18
grafik
1200

1000

800 jumlah berat tertahan


persentase tertahan
600 jumlah persentase lolos tertahan

400

200

0
2.00 1.18 0.850 0,6 0,425 0,25 0,18 0,15 0,075

19
4. Pengujian Nilai Batas – Batas Atterberg
Pengujian ini terdiri dari 2 macam percobaan yaitu:
1).pengujian batas cair ( Liquid Limit)
2) Percobaan batas plastis (Plastic Limit)
4.1 Maksud
Pengujian nilai batas atterberg adalah menentukan besarnya kadar air pada suatu
kondisi tanah yaitu kadar air pada batas plastis dan cair dan kadar air pada batas
bawah daerah plastis, dimana :
Batas cair yaitu kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dan plastis ,
ditentukan dengan memakai alat atterberg pada pukulan 25 kali.
Batas plastis yaitu kadar air pada batas bawah daerah plastis, ditentukan dengan
cara menggiling tanah pada plat kaca sehingga nol dari batang tanah yang digiling
mencapai 1/8 inchi dan permukaanmya retak – retak.

4.2 Alat Penguji


1. Batas Cair (Liquid Limit)
 Mangkok porselen
 Pen penggantung mangkok
 Baut penjepit
 Baut pengatur tinggi jatuh
 Tuas pemutar
 Alas
 Alas pembuat alur ASTM
 Alat pembuat alur cassagrande
 Spatula
 Botol air
 Gelas ukur
 Alas gelas
 Cawan

2. Batas Plastis (plastic limit)


 Plat kaca

20
 Botol air suling
 Oven
 Gelas ukur
 Spatula
 Cawan kedap air
 Mangkuk porselen
 Batang pengaduk

4.3 Prosedur kerja


1. Batas cair
o Siapkan tanah yang sudah disaring dengan saringan nomor 40 sebanyak 200
gram,
o Tambahkan air dan aduk merata
o Masukkan tanah ke mangkok dan ratakan dengan spatula dengan tebal rata –
rata +1 cm kemudian bagi dua benda uji dengan alat grooving tool secara
simetris dan tegak lurus dengan permukaan mangkok sampai ke dasar
o Putarlah alat batas cair sehingga mangkok naik/jatuh dengan kecepatan 2 kali
jatuh perdetik dengan tinggi jatuh cm. Pemutaran ini dilakukan sampai dasar
alur tanah berhimpit dengan batas alur. Catat jumlah pukulan dan ambil
kadar airnya dalam cawan, timbang beratnya dan masukkan ke dalam oven
o Kembalikan benda uji ke atas plat kaca pengaduk dan mangkok diberikan
dengan kain lap. Benda uji diaduk dengan menambah kadar airnya sedikit
kemudian ulangi pekerjaan satu dan tiga dengan variasi kadar air yang
berbeda sehingga didapat perbedaan 8 – 10 pukulan, dengan 2 tittik diatas 25
dan 2 titik di bawah 25
2. Batas plastis
o Siapkan tanah saringan nomor 40, tambah air dan aduk sampai merata.
Buatlah bola – bola tanah kemudian giling di atas plat kaca giling dengan
telapak tangan Penggilingan dilakukan terus sampai benda uji berbentuk
batang dengan diameter 3 mm.
o Penggilingan diulangi terus sampai sedemikian sehingga retakan – retakan
itu tetap terjadi saat gilingan mencapai diameter 3 mm.

21
o kadar air gilingan dilakukan secara ganda dimana, kadar air rata – rata dari
pemeriksaan diatas adalah permukaan batas plastis.
4.4 Pencatatan
a. pencatatan batas cair, meliputi banyaknya pukulan dari setiap test dan kadar air
tanah dari setiap test
b. pencatatan batas plastis, meliputi penggilingan kecepatan harus tepat, apabila
tanahnya mengalami keretakan harus diulang lagi hingga mencapai diameter 3
mm

4.5 Pelaporan
a. Pelaporan batas cair, yaitu banyaknya pukulan dari kadar air pada suatu kurva
atterberg dan h ubungan satu sama lain hingga menjadi sebuah garis lurus, tarik
pada pukulan 25 hingga memotong garis lurus dan tarik ke sisa kadar air, hitung
kadar air yang diperlukan pada 25 pukulan dengan menggunakan skala
perbandingan (misal α%), jadi LL = α
b. Pelaporan batas plastis,
o Nilai PL = kadar dari sample (misal b%), PL = b
o Dari hasil pengujian di atas dapat dicari secara perhitungan aljabar, yaitu
nilai indeks (PI) dan inilah indeks kecairan (LI), dengan rumus :
PI = LL – PL,
LI = (W – PL) / (LL – PL) = (W – PL)/ PI
Dimana W adalah kadar air asli
Catatan : didalam persyaratan kualitas mineral sebagai bahan konstruksi, banyak
menggunakan persyaratan PI.

22
4.6 Gambar alat
Alat atteberg batas cair

Kasa Grande

Lufing Tool

Cawan Porselen

Spatula

23
Alat Atterberg Batas Plastis

Cawan Timbangan

Pengaduk Cawan

Oven Botol air suling

Plat kaca Peralatan

24
TabelAtterberg Limit

Liquid
Plastis Limit
Limit
No
. BanyakPukulan 25 30 60 80

NomorCawan 1 1 2 3

BeratCawan +
1 80 68 86 57
ContohBasah

BeratCawan +
2 60 54 66 46
ContohKering

3 Berat Air 20 14 20 11

4 BeratCawan 15 15 15 15

5 Berat Tanah Kering 53 39 51 31

6 Kadar Air 37,73 35,8% 79,2% 33,4%

7 Nilai Rata - Rata 135% 36,89%

25
9000

8000

7000

6000

5000
Series 3
Series 2
4000
Series 1
3000

2000

1000

0
25 1 80 60 20 15 53 37.73

5. CBR Laboratorium
5.1 Maksud

Pengujian ini dimasukkan untuk menentukan nilai CBR ( California Bearing Ration)
tanah dan campuran tanah agregat yang di dapat di laboratorium pada kadar air tertentu
yang digunakan untuk perencanaan pembangunan jalan baru dan lapangan terbang

5.2 Peralatan

 Mesin penetrasi
 CBR mold ( cetakan )
 Piring pemisah
 Palu penumbuk
 Alat pengukur pengembangan ( swelling )
 Piston penetrasi
 Keping beban lubang baut
 Talam
 Keping beban lubang alur
 Pisau
 Pengukur beban dan penetrasi
 Bak perendam
 Alat pengukur contoh ( Extuder mould )
 Timbangan 20 kg

26
5.3 Prosedur Kerja
1) Ambil contoh tanah kering udara serta seperti digunakan pada percobaan
pemadatan, sebanyak 3 contoh dengan berat masing-masing (4-5) kg.
2) Campurkan bahan tersebut dengan air sampai kadar air optimum. Untuk mencapai
kadar air optimum tersebut dipermukaan penambahan air dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Penambahan air : 4000 x rumus
Dimana: A = Kadar air asli (%)
B = Kadar air optimum (%)

(dari hasil percobaan compaction)

4000 = Jumlah contoh


3) Masukan contoh tersebut kedalam kantong plastik dan tutup agar tidak terjadi
penguapan. Diamkan selama 24 jam.
4) Pasang CBC mould pada keping alat dan tebing. Masukan keping pemisah (spacer
disc), lalu tekan kertas dialasnya.
5) Padatkan masing-masing alas tersebut didalam CBR mould dengan jumlah
tumbukan 10,25,56 dengan jumlah lapisan dan berat pemadatan sesuai dengan
pengujian pemadatan (standart compaction) dan pengujian pemadatan ringan
( modified compaction).
Bila contoh tersebut akan direndam, periksa kadar airnya sebelum dipadatkan. Bila
contoh tersebut tidak direndam, pemeriksaan kadar air dilakukan setelah benda uji
dikeluarkan dari cetakan.
6) Lepaskan colar lalu ratakan permukaan contoh dengan alat perata, tambal lubang-
lubang yang mungkin terjadi pada permukaan karena lepasnya butir-butir kasar
dengan bahan yang lebih halus.
7) Keluarkan keping pemisah (space disc) dan kertas saring, balikkan dan pasang
kembali mould yang berisi pada alas,kemudian timbang.
8) Untuk pemeriksaan CBR langsung, contoh ini siap diperiksa. Bila dikehendaki
CBR yang direndam (soaked CBR) harus dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
 Pasang cetakan lalu pasang kembali alasan dengan posisi cetakan terbalik.
 Letakan beban diatas permukaan uji seberat 10 lbs (sebaia beban pengganti yang
akan dilimpahkan pada tanah nantinya),kemudian pasang pengembangan.
 Rendam cetakan tersebut dalam air, sehingga air dapat meresap dari atas maupun
bawah. Pasang alat pengukur pengembangan, cetakan pembacaan pertama,
kemudian pembacaan dilakukan sebanyak 4x24 jam.
 Permukaan air selama perendama harus tetap (kira-kira 2,5 cm)diatas permukaan
contoh.
Bila contoh sudah tidak mengalami pengembangan sebelum 4x24 jam, proses
perendaman dihentikan. Catat pembacaan pada akhir perendaman.

27
 Angkat cetakan dari dalam air, buang genangan air didalamnya dengan cara
memiringkan cetakan selama 15 menit. Angkat alat pengukur pengembang dan
keping kemudian mould lainya ditimbang kembali.

5.4 Prosedur Kerja


1) Ambil contoh tanah kering udara serta seperti digunakan pada percobaan
pemadatan, sebanyak 3 contoh dengan berat masing-masing (4-5) kg.
2) Campurkan bahan tersebut dengan air sampai kadar air optimum. Untuk
mencapai kadar air optimum tersebut dipermukaan penambahan air dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

Penambahan air : 4000 x rumus

Dimana : A = Kadar air asli (%)

B = Kadar air optimum (%)

(dari hasil percobaan compaction)

4000 = Jumlah contoh


3) Masukan contoh tersebut kedalam kantong plastik dan tutup agar tidak terjadi
penguapan. Diamkan selama 24 jam.
4) Pasang CBC mould pada keping alat dan tebing. Masukan keping pemisah (spacer
disc), lalu tekan kertas dialasnya.
5) Padatkan masing-masing alas tersebut didalam CBR mould dengan jumlah tumbukan
10,25,56 dengan jumlah lapisan dan berat pemadatan sesuai dengan pengujian
pemadatan (standart compaction) dan pengujian pemadatan ringan ( modified
compaction).
Bila contoh tersebut akan direndam, periksa kadar airnya sebelum dipadatkan. Bila
contoh tersebut tidak direndam, pemeriksaan kadar air dilakukan setelah benda uji
dikeluarkan dari cetakan.
6) Lepaskan colar lalu ratakan permukaan contoh dengan alat perata, tambal lubang-
lubang yang mungkin terjadi pada permukaan karena lepasnya butir-butir kasar
dengan bahan yang lebih halus.
7) Keluarkan keping pemisah (space disc) dan kertas saring, balikkan dan pasang
kembali mould yang berisi pada alas,kemudian timbang.
8) Untuk pemeriksaan CBR langsung, contoh ini siap diperiksa. Bila dikehendaki CBR
yang direndam (soaked CBR) harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
 Pasang cetakan lalu pasang kembali alasan dengan posisi cetakan terbalik.
 Letakan beban diatas permukaan uji seberat 10 lbs (sebaia beban pengganti yang
akan dilimpahkan pada tanah nantinya),kemudian pasang pengembangan.
 Rendam cetakan tersebut dalam air, sehingga air dapat meresap dari atas maupun
bawah. Pasang alat pengukur pengembangan, cetakan pembacaan pertama,
kemudian pembacaan dilakukan sebanyak 4x24 jam.

28
 Permukaan air selama perendama harus tetap (kira-kira 2,5 cm)diatas permukaan
contoh.

Bila contoh sudah tidak mengalami pengembangan sebelum 4x24 jam, proses
perendaman dihentikan. Catat pembacaan pada akhir perendaman.

 Angkat cetakan dari dalam air, buang genangan air didalamnya dengan cara
memiringkan cetakan selama 15 menit. Angkat alat pengukur pengembang dan
keping kemudian mould lainya ditimbang kembali.
9) Pasang kembali keping beban sebesar 10 lbs, diatas permukaan benda Letakoan
mould diatas piringan penekan pada alet penestrasi CBR.
10) Atur piston penetrasl supaya nenyentuh pemukaan benda uji, kemudian penetrasi
sampei arioji beban penunjukan beben pemukaan permukaan sebesar 4,5 Kg atou 10
Ibs. Pembebanan permukaan ini diperlukan untuk menjamin bidang sentuh yang
sempurna antara torak dengan permukaan benda uji. Kemudian arloji penunjuk beban
dan arloji pengukur penestrasi di nol kan.
11) Berikan pembebanan dengan teratur sehingga kecepatan penetrasi mendekati
kecepatan 1,27 mmimenit atau 0,05 menit.
12) Catat beban maksimum dan penetrasi apabila pembebarnan maksimum terjadi
sebelum penetrasi 0,5.
13) Keluarkan benda uji dari cetakan dan tentukan kadar air sekurang-Kufangnya 100
gram untuk tanah bulir hallus, untuk tanah berbutir kasar Sekurang-Kurangnya 500
gram.

5.5 Pencatatan

 Mencari nilai CBR


 Menentukan kadar air

5.6 Pencatatan

 Terampir

5.7 Gambar Alat

29
• Mesin Penetrasi

• CBR mould (cetakan)

• Piring pemisah

• Palu penumbuk

• Alat pegukur pengembangan (Swelling)

• Piston penetrasi

• Keping lubang keping baut

• Talam

• Keping beban keping alur

• Pisau

• Pengukur beban dan penetrasi

• Bak perendam

• Alat pengukur contoh (Exluder Mould)

• Timbangan 20kg

Pemeriksaan CBR Laboratorium

UNSOAKED TIDAK TERENDAM

30
30 Tumbukan
Waktu Penurunan psi
PembacaanArloji Load

(menit) (inchi) (div) (lb) 1.972

0,25 0,0250 4,78 6 3.287

0,50 0,0500 5 10 5.260

1,00 0,0750 7,8 16 7.232

1,50 0.1000 9,42 22 8.219

2,00 0,1250 11,88 25 9.862

3,00 0,1500 13.19 30 11.835

4,00 0,1750 16,58 36 15.122

6,00 0,2000 19,35 46 17.095

8,00 0,2250 23 52 20.382

10,00 0,2500 25 62

UNSOAKED TIDAK TERENDAM

65 Tumbukan
Waktu Penurunan
PembacaanArloji Load
psi
(menit) (inchi) (div) (lb)

0,25 0,0250 3 23,5 7.725

0,50 0,0500 4 43 14.136

1,00 0,0750 5 48 15.780

1,50 0,1000 6 57 18.738

2,00 0,1250 6,5 69 22.683

3,00 0,1500 7,5 75 24.656

4,00 0,1750 9 87 28.601

6,00 0,2000 11 99 32.546

31
8,00 0,2250 13 105 34.518

10,00 0,2500 14,5 118 38.792

140

120

100

80
PENURUNAN
LOAD
60 PSI

40

20

0
0.25 0.5 1 1.5 2 3 4 6 8 10

6. LAMPIRAN
Dokumentasi

 Dokumentasi 1 Pengujian Kadar Air

32
 Dokumentasi atterbag limit

33
 Dokumentasi 2 Analisa Saringan

34
DAFTAR PUSTAKA

35
https://dokumen.tips/documents/bab-1-laporan-mekanika-tanah.html

http://www.rundawateknik.co.id/2020/07/metode-pemboran-metode-hand-bor-tujuan-hand-
boring-landasan-teori-hand-boring-deskripsi-visual-hand-boring-prosedur-hand-boring-jual-
hand-bor-supplier-hand-bor-0813-2006-6151-biand-lab-teknik-biand-lab-teknik-sipil-
supplier-alat-laboratorium-teknik-s.html

https://sci-geoteknik.blogspot.com/2013/08/cara-menentukan-kadar-air-tanah.html?m=1

https://www.pengelasan.net/neraca-ohaus/

https://d3sipilunj2013.wordpress.com/2016/05/17/pengujian-analisis-saringan-agregat-
halus/b

https://jualbuisbeton.com/analisa-saringan-agregat/m

https://helm-proyeku.blogspot.com/2018/01/contoh-laporanprosedur-praktikum_71.html

http://digilib.polban.ac.id/download.php?id=37625

https://id.scribd.com/doc/117664015/KUAT-TEKAN-BEBAS

36

Anda mungkin juga menyukai