Anda di halaman 1dari 79

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya laporan Praktik kerja lapangan program studi D3 Teknik Sipil ini
dapat diselesaikan dengan Judul “Perencanaan Campuran Beton Dan Pengujian
Mutu Di Laboratorium Serta Pengujian Tanah Di Laboratorium Dan Di Lapangan
Pada Dinas DPUBMSDA Kabupaten Kapuas Hulu”. Laporan ini membahas
tentang pengujian bahan dan pengujian mutu beton di laboratorium serta pengujian
tanah di laboratorium dan lapangan. Adapun tempat pelaksanaan praktek kerja
lapangan ini bertempat di Laboratorium DPUBMSDA Kabupaten Kapuas Hulu
Seksi Bidang Jasa Kontruksi. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada pihak yang telah terlibat dalam penyusunan penulisan ini, yaitu:

1. Bapak H. M. Toasin Asha, selaku Direktur PDD Polnep Kapuas Hulu,

2. Ibu Hj. Ana Mariana, S.T., M.M selaku Kepala Dinas Pekejaan Umum Bina
Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Kapuas Hulu,

3. Ibu Indah Rosanti, S. S.T., M. T., selaku Kepala Jurusan Teknik Sipil dan
Perencanaan,

4. Bapak Pramudya Kurniawan, S.T.,M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik


Sipil Pdd Polnep Kabupaten Kapuas Hulu,

5. Bapak Dedy Virnawan, S.T., M.Tr.T., selaku Sekretaris Program Studi, dan
Koordinator PKL PDD Polnep Kapuas Hulu,

6. Bapak Marthen, S.T., M.T., selaku Pembimbing Penyusunan Laporan PKL


dan Sekretaris Dinas Pekejaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air
Kabupaten Kapuas Hulu,

7. Bapak Gusti Aisamuddin, S.T, selaku Kepala Seksi Pengujian Konstruksi


Dinas Pekejaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Kapuas
Hulu,

i
8. Bapak Valery, S.ST., Bapak Wahyu Adi Tama A., S.T, Bapak Fachrul
Nopriadi R, S.T, Bapak Wisnu Kuncoro Putra, A.Md., Bapak Rahmatul Hadi,
S.T., Bapak Venansius Tri Sugiyoharto, S.T., selaku Teknisi di Laboraturium
Dinas Pekejaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Kapuas
Hulu.

9. Orang Tua Tercinta yang telah memberikan dukungan moral dan materil,

10. Teman-teman yang sudah membantu dalam proses penyusunan laporan ini.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan ini, oleh karena itu
saran dan kritik yang membagun sangat kami harapkan untuk perbaikan
dikemudian hari. Demikian laporan ini kami buat semoga laporan ini bermanfaat
bagi pembaca dan bagi penyusun.

putussibau, oktober 2020

penulis,

ii
DAFTAR ISI

......................11
3.1 JOB 1 : PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT HALUS.....................................................12

3.2 JOB 2 : PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT KASAR.....................................................12

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1.1: Alat Yang Digunakan Dalam Pemeriksaan Kadar Air Agreg at
Halus……………………..12

Tabel 3.1.2: Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus…………………………………………………………………14

Tabel 3.2.1: Alat Yang Digunakan Dalam Pemeriksaan Kadar Air Agregat
Kasar……………………...16

Tabel 3.2.2: Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar………………………….………………………………………


18

Tabel 3.3.1: Alat Dalam Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Halus ……………………
19

Tabel 3.3.2: Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Halus……….………………………….22

Tabel 3.4.1: Alat Dalam Pengujianberat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Kasar……………………
23

Tabel 3.4.2.1: Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Kasar ……………………………27

Tabel 3.4.2.2: Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Halus……………………………27

Tabel 3.5.1: Peralatan Yang Digunakan Dalam Pemeriksaan Volume Agregat


Halus……………….28

Tabel 3.5.2: Pemeriksaan Berat Isi Volume Agregat


Halus………………………………………….31

iv
Tabel 3.6.1: Peralatan Yang Digunakan Dalam Pemeriksaan Volume Agregat
Kasar……………….32

Tabel 3.6.2: Pemeriksaan Berat Isi Volume Agregat


Kasar……………………………………………………….35

Tabel 3.7.1: Alat Yang Digunakan Dalam Pengujian Analisa Saringan Gradasi Agregat Kasar……
36

Tabel 3.7.2: Data Dan Perhitungan Analisa Saringan Gradasi Agregat


Kasar…………………………….38

Tabel 3.8.1: Alat Yang Digunakan Dalam Pengujian Analisa Saringan Gradasi Agregat
Halus….39

Tabel 3.8.2: Data Dan Perhitungan Analisa Saringan Gradasi Agregat Halus …………..………………
42

Tabel 3.9.1: Alat Yang Digunakan Dalam Daftar Isian Formula Campuran Beton ……………………43

Tabel 3.9.2: Daftar Isian Formula Perencanaan Campuran Beton ……………………………………………


47

Tabel 3.10.1: Alat Yang Digunakan Dalam Uji Kuat Tekan Beton …………………………..…………………
50

Tabel 3.10.2: Data Danperhitungan Mix Design K_175………………..


………………………………………….52

Tabel 3.11.1: Alat Yang Digunakan Dalam Pengujian Tanah (Sand Cone) …………………………………
52

Tabel 3.11.2: Data Dan Perhitungan (Sand Cone) Test……………………………………………………………


55

Tabel 3.11.3: Summary Test (Sand Cone)


………………………………………………………………………………..56

v
Tabel 3.12.1: Alat Yang Digunakan Dalam Pengujian (CBR) ……………………..………………………………
58

Tabel 3.12.2.1: Data Dan Perhitugan Pengujian (CBR) Laboratorium (30 Tumbukan) ………….…61

Tabel 3.12.2.2: Data Dan Perhitungan Pengujian (CBR) Laboratorium (65 Tumbukan)
…………….62

Tabel 3.12.2.3: Grafik Hubungan (CBR Dan COMPACTION) …………………..…………………………………


63

Tabel 3.12.2.4: Hasil Pengujian (TEST RESULT)


………………………………………………………………………..64

DAFTAR GAMBAR

vi
GAMBAR DOKUMENTASI PENGENALAN LABORATORIUM……………………………………………………….9

Gambar 2.4.1: struktur organisasi bidang jasa kontruksi DPUBMSDA………………………………9

Gambar 2.5.1: sketsa lokasi praktek kerja


lapangan……………………………………………………….10

GAMBAR DOKUMENTASI PENGUJIAN


AGREGAT…………………………………………………………………….15

Gambar 3.1.3: Menimbang Bahan Uji…………………………………………………………………………….15

Gambar 3.1.4: Memasukan Benda Uji Kedalam


Oven…………………………………………………….15

GAMBAR DOKUMENTASI PENGUJIAN ANALISA SARINGAN/GRADASI AGREGAT KASAR…………38

Gambar 3.7.2.1: Analisa Saringan/Gradasi Agregat Kasar………………………………………………38

Gambar 3.8.2.1: Analisa Saringan/Gradasi Agregat Halus………………………………………………42

GAMBAR DOKUMENTASI PENGUJIAN TANAH (SAND CONE)


TEST………………………………………….57

Gambar 3.12.1: Melakukan Penggalian Agregat Tanah ( Sand Cone) TEST………………………57

Gambar 3.12.2: Menimbang Agregat Benda Pengujian ( Sand Cone) TEST………………………57

Gambar 3.12.3: Pengujian Tanah Dilapangan ( Sand Cone) TEST………………………………………


57

GAMBAR DOKUMENTASI CBR (California Bearing Ratio) LABORATORIUM…………………………….64

Gambar 3.12.5.1: Menimbang Agregat Benda Pengujian ( CBR)………………………………………


64

vii
Gambar 3.12.5.2: Proses Pembagian Agregat Benda Pengujian ( CBR)……………………………64

Gambar 3.12.5.3: Memasukan Agregat Benda Untuk Proses Pengujian ( CBR)……………….64

Gambar 3.12.5.4: Proses Penumbukan Agregat Benda Pengujian ( CBR)…………………………


65

Gambar 3.12.5.5: Menimbang Agregat Benda Untuk Siap Proses Uji Penekanan ( CBR)…65

Gambar 3.12.5.6: Melakukan Penyetelan Alat Pengujian ( CBR)………………………………………


65

Gambar 3.12.5.7: Pengujian Tekan Agregat Benda ( CBR)……………………………………………….67

Gambar 3.12.5.8: Pengujian CBR ( California Bearing Ratio) Laboratorium………………………


67

viii
TABEL NOTASI

Kg = Kilogram

CBR = California Bearing Ratio

Lab = Laboratorium

SSD = Saturafed Surface dry

π = Pi (Phi)

Ʃ = Sum

γ = Gamma

δ = Delta

ix
Mm = Mili meter

Cm3 = Centimeter kubik

x
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program Studi Diluar Domisili Politeknik Negeri Pontianak


sebagai Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi dimana proses
Pendidikannya lebih menekankan pada kemampuan dan keterampilan
kerja atau menekankan pada penerapan Ilmu dan Teknologi pada
Mahasiswa. Dengan proses pendidikan yang demikian diharapakan
lulusan Program Studi Diluar Domisili Politeknik Negeri Pontianak
dapat menjadi tenaga Teknisi Ahli Madya yang diperlukan oleh industri.
Kualitas sebuah perguruan tinggi dapat dilihat dari kemampuan
lulusannya dalam mengaplikasikan ilmunya di Lapangan.Guna
memperdalam penerapan di lapangan yang tidak cukup dilakukan di
dalam lingkungan kampus, maka Mahasiswa PDD Politeknik Negeri
Pontianak diwajibkan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
pada Semester V (Lima).
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini merupakan salah satu
bentuk kegiatan pelatihan yang dihadapkan langsung pada praktek kerja.
Mahasiswa juga memiliki kesempatan untuk mengaplikasikan semua
ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah dan mempelajari detail
tentang seluk beluk standar kerja yang Profesional. Pengalaman ini
kemudian menjadi bekal dalam menjalani jenjang karir yang
sesungguhnya. Pada Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini yang berjudul
“Perencanaan Campuran Beton Dan Pengujian Mutu Beton Di
Laboratorium Serta Pengujian Tanah Di Laboratorium Dan Di Lapangan
Pada Dinas DPUBMSDA Kabupaten Kapuas Hulu”. Dalam
pelaksanaannya, Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan dengan

i
mengambil objek yang sesuai dengan jurusan dan Program Studi
masing-masing Mahasiswa.
Dengan demikian mahasiswa diharapkan dapat menerapkan teori
yang telah didapat di bangku kuliah secara langsung di dunia kerja.
Praktek Kerja Lapangan bersifat wajib dan merupakan persyaratan untuk
mengikuti Tugas Akhir (TA) bagi setiap Mahasiswa PDD Politeknik
Negeri Pontianak. Dalam pekerjaan Teknik Sipil dikenal 2 jenis
Pekerjaan Konstruksi yaitu Konstruksi berat dan Konstruksi ringan.
Pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak lepas dari kebutuhan akan material
atau bahan-bahan tertentu. Dalam pelaksanaan, sehingga suatu
Konstruksi bangunan yang kuat dan utuh sesuai dengan rencana yang
diharapkan. Tanah berguna untuk bahan bangunan pada berbagai macam
pekerjaan dalam lingkup Teknik Sipil. Dan Beton adalah campuran
antara Semen Portland atau Semen Hidrolik yang lain, Agregat Halus,
Agregat Kasar dan air dengan atau tanpa bahan tambah membentuk
Massa padat.
Berdasarkan kegunaan tersebut maka kita harus terlebih dahulu
mengetahui sifat-sifat dasar dari tanah tersebut sebelum kita
menggunakan tanah tersebut sesuai dengan fungsinya, seperti asal
usulnya, penyebaran butiran, kemampuan mengalirkan air, sifat
pemampatan, kekuatan geser, dan lain-lain.
Dengan adanya Percobaan-percobaan, kita dapat menentukan
Parameter-parameter yang akan berpengaruh terhadap Tanah, baik
terhadap sifat Fisik maupun sifat Mekanisnya. Untuk semua itu maka
kita harus melakukan suatu pengujian di Laboratorium untuk
mengetahui Sifat-sifat dasar dari tanah tersebut dan pengujian ini
digunakan sebagai dasar Acuan untuk Perencanaan Design dan
pengujian ini juga berfungsi untuk mengetahui kondisi dan Karakteristik
Struktur Tanah yang akan digunakan sebagai tempat bertumpunya suatu
Pondasi Bangunan ataupun jalan.

ii
Pengujian Tanah di Laboratorium dilakukan terhadap semua
contoh tanah yang diperoleh dari Lapangan berupa contoh tanah
terganggu dan contoh Tanah tidak terganggu. Pengujian-pengujian yang
dilakukan bertujuan untuk memperoleh data dan Informasi Parameter
sifat Fisik maupun sifat Mekanika Tanah, selanjutnya Parameter-
parameter tersebut akan digunakan sebagai bahan analisis dan
pertimbangan dalam Perencanaan dan Design Tipe penanganan
longsoran.

1.2 Batasan Masalah

Adapun Pengujian Yang Kami Amati Selama 2 Bulan Adalah


Sebagai Berikut :
1. Pembuatan DMF K-175 :
2. Pemeriksaan kadar Air Agregat halus dan Agregat kasar
3. Pemeriksaan Berat jenis dan penyerapan Air Agregat halus dan kasar
4. Pemeriksaan berat Volume Agregat halus dan kasar
5. Pemeriksaan kadar Lumpur
6. Pengujian Abrasi
7. Pengujian Analisa saringan / Gradasi Agregat kasar dan halus
8. Daftar Isian Formula perencanaan Campuran beton dan melakukan
pengujian Slump Test
9. Pengujian tanah dilapngan SAND CONE
10. Pengujian Tanah Di Laboratorium CBR (California Bearing Ratio)
1.3 Tujuan Praktik Kerja Lapangan
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini bertujuan untuk
memberikan manfaat yang Sebesar-besarnya bagi kami dan Perusahaan
selaku Objek Pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini.
A. Tujuan Umum
1. Menciptakan suatu hubungan yang baik antara PDD Politeknik Negeri
Pontianak dengan Perusahaan yang dijadikan Tempat Praktik Kerja
Lapangan.

iii
2. Praktik Kerja Lapangan merupakan salah satu bentuk perwujudan dari
salah satu Dharma dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu
Pengabdian Masyarakat.
3. Dengan adanya kegiatan ini maka kami dapat membandingkan apa yang
telah didapat dibangku Kuliah dengan penerapan sebenarnya yang
terjadi di Perusahaan.
B. Tujuan Khusus
1. Menambah Pengetahuan, Pengalaman, dan Pengembangan Wawasan
keilmuan di Lapangan,
2. Menciptakan Sumber Daya manusia yang mempunyai Potensi Pribadi
dalam Tata cara hubungan Masyarakat dalam lingkungan kerja,
3. Sebagai Wahana untuk mengaplikasikan ilmu yang diterima dari bangku
kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan.

1.4 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan


ini antara lain:
 Bagi Mahasiswa antara lain :
a. Mempraktikkan Ilmu-ilmu yang telah diperoleh selama menempuh
Pendidikan di bangku Kuliah,
b. Mahasiswa dapat berinteraksi langsung dengan Elemen lain di luar
Kampus, sehingga memperoleh Wawasan dan pengalaman yang tidak
diperoleh di bangku Perkuliahan,
c. Mempersiapkan Mahasiswa untuk lebih siap memasuki dunia kerja,
d. Mengetahui secara langsung kinerja yang mengenai Tugas-tugas yang
dikerjakan di Dinas Pekerjaan Umum Unit Pengujian Mutu Dan
Pembinaan Jasa Konstruksi, Kabupaten Kapuas Hulu.
 Bagi Dinas Pekerjaan Umum Unit Pengujian Mutu Dan Pembinaan Jasa
Konstruksi, Kabupaten Kapuas Hulu antara lain :
a. Membantu menyelesaikan Pekerjaan Sehari-hari di Instansi tempat
Mahasiswa melaksanakan Praktik Kerja Lapangan,

iv
b. Mendapatkan kepuasan bagi Instansi, karena telah ikut serta dalam
menentukan masa depan bangsa melalui Pendidikan dengan sistem
Praktik Kerja Lapangan,
c. Merupakan sarana yang menjembatani antara Instansi dengan Lembaga.
 Bagi PDD Politeknik Negeri Pontianak antara lain :
a. Memperoleh umpan balik sebagai pengintegrasian Mahasiswa dalam
proses pembangunan di tengah masyarakat,
b. Membantu PDD Politeknik Negeri Pontianak menghasilkan Mahasiswa
yang berkualitas,
c. Memperluas, mempercepat dan meningkatkan kerjasama dengan
masyarakat,
d. Memberikan masukan kompetensi yang sesuai, sehingga membantu
meningkatkan kemampuan lulusan yang dibutuhkan dunia kerja dan
meningkatkan peran terhadap dunia Pendidikan.
1.5. Pelaksanaan praktik kerja lapangan
Waktu dan tempat pelaksanaan
Hari : Senin - Jum'at
Tanggal : 5 Oktober 2020 – 27 November 2020
Tempat : Laboratorium Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Dan Sumber
Daya Air Kabupaten Kapuas Hulu Jl. Danau Luar No.5

BAB II PENGENALAN LABORATORIUM

2.1 Sejarah Singkat Laboratorium

Unit Pengujian Mutu Dan Pembinaan Jasa Konstruksi Dinas


Pekerjaan Umum Bina Marga Dan Sumber Daya Air Kabupaten Kapuas
Hulu adalah Balai Pengujian Dan Peralatan Kantor Wilayah Departemen
Pekerjaan Umum Di Kabupaten Kapus Hulu.
dalam melaksanakan pelayanan pengujian pada Unit Pengujian
Mutu dan Pembinaan Jasa Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum Bina

v
Marga Dan Sumber Daya Air Kabupaten Kapuas Hulu berpegang Teguh
pada Motto, “Berintegritas,Inovatif Normatif, Akuntabel’
2.1.1 Visi
Unit Pengujian Mutu Dan Pembinaan Jasa Konstruksi Dinas
Pekerjaan Umum Bina Marga Dan Sumber Daya Air Kabupaten
Provinsi Kalimantan Barat Kapuas Hulu telah menetapkan Visinya
yakni:
“Terwujudnya Pelayanan Publik Yang Ramah Cepat, Tepat Dan
Terpercaya.”
2.1.2 Misi
Dalam proses mewujudkan Visi tersebut, Unit Pengujian Mutu
Dan Pembinaan Jasa Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
Dan Sumber Daya Air Kabupaten Provinsi Kalimantan Barat Kapuas
Hulu telah menetapkan Misinya yakni:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan konstruksi


2. Meningkatkan sumber daya manusia dibidang konstruksi
3. Meningkatkan pengawasan dan pembinaan jasa konstruksi

2.2 Tugas Dan Fungsi Bidang Pengembangan Konstruksi

Bidang pengembangan konstruksi mempunyai tugas membantu


Kepala Dinas dalam pelayanan usaha jasa kontruksi serta pengujian dan
penelitian konstruksi.

1. Untuk melaksanakan tugas bidang pengembangan konstruksi


melaksanakan fungsi sebagai berikut:
a. Penyusunan program kerja bidang pengembangan konstruksi
b. Penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksaan bidang konstruksi
c. Pemberian pelayanan usaha jasa konstruksi
d. Pelaksanaan pengujian dan penelitian konstruksi

vi
2. Bidang jasa konstruksi terdiri dari:
a. Seksi pemberdayaan dan pengawasan jasa konstruksi dan
b. Seksi pengujian konstruksi.
3. Masing-masing seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang jasa konstruksi.
4. Seksi pemberdayaan dan pengawasan jasa konstruksi mempunyai tugas
membantu kepala bidang jasa konstruksi dalam penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan pemberdayaan dan pengawasan
usaha jasa konstruksi.
5. Seksi pengujian konstruksi mempunyai tugas membantu kepala bidang
jasa konstruksi dalam penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pengujian konstruksi.

2.3 Jenis Pengujian

Jenis-jenis pengujian yang dilaksanakan di Laboratorium


Pekerjaan Umum Dinas Bina Marga Dan Sumber Daya Air adalah
sebagai berikut:
1. Pengujian campuran beraspal yaitu pengujian kualitas campuran aspal
yang akan dimanfaatkan sebagai konstruksi jalan dan jembatan sesuai
Spesifikasi Teknis.
2. Pengujian tanah yaitu pengujian terhadap mekanika tanah dan produk
olahannya yang akan digunakan untuk konstruksi jalan dan jembatan
serta bangunan.

vii
3. Pengujian beton yaitu pengujian terhadap mutu, kualitas dan produk
olahannya yang akan digunakan untuk konstruksi jalan dan jembatan
serta bangunan.
4. Pengujian bahan bangunan yaitu pengujian terhadap mutu bahan
bangunan yang akan digunakan untuk membuat komponen atau elemen
bangunan sesuai dengan spesifikasi teknis.

viii
2.4 Struktur Organisasi

Kepala Dinas

Hj. Ana Mariana, S.T., M.M.


Sekretaris

Marthen, S.T., M.T.


Kepala Bidang Jasa Kontruksi

Kepala Seksi Pengujian Kasi Pemberdayaan Pengawasan


Konstruksi Jasa Kontruksi

Gusti Aisamuddin, S.T.

Penguji Bahan dan Bangunan Penelaah Mutu Kontruksi


Valery, S.ST. Venansus Tri Sugiyohasto Pengelola Jasa Kontruksi

Rasidi

Penguji Lab Tanah, Aspal, dan Penguji Lab Tanah, Aspal, dan Penguji Lab Tanah, Aspal, dan Pemeliharaan Peralatan Pengadministrasi
Beton Beton Beton Keuangan

Wahyu Adi Tama, S.T. Fachrul Nopriadi R, S.T. Rahmatul Hadi, S.T. Wisnu Kuncoro, P, A.Md. Fauziah, S.E.

Gambar 2.4.1 : Struktur Organisasi Bidang Jasa Konstuksi Dinas

Pekerjaan Umum Dinas Bina Marga Dan Sumber Daya Air

9
2.5 sketsa lokasi

Gambar 2.5.1 : Sketsa Lokasi Praktek Kerja Lapangan

10
BAB III PEMBAHASAN

3. Pembuatan DMF K-175


Pembuatan DMF (Design Mix Formula) K-175 dapat
didefinisikan sebagai proses merancang dan memilih bahan yang cocok
dan menentukan proporsi relatif dengan tujuan memproduksi beton
dengan kekuatan tertentu, daya tahan tertentu dan se ekonomis mungkin
mungkin. Rancangan campuran beton bukanlah tugas sederhana karena
sifat yang sangat beragam dari material penyusunannya, kondisi eksposur
dan kondisi yang dituntut untuk pekerjaan tertentu. Design campuran
beton membutuhkan pengetahuan lengkap dari berbagai properti bahan
dan penyusunannya, ini membuat tugas perencanaan campuran beton
yang lebih kompleks dan sulit. Design campuran beton tidak hanya
membutuhkan pengetahuan yang lebih luas dan pengalaman dari
perkerasan bahkan proporsi bahan beton di laboratorium memerlukan
penyesuaian modifikasi dan kembali disesuaikan dengan kondisi
lapangan.

11
3.1 JOB 1: PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT HALUS

A. Dasar Teori

Kadar Air Agregat adalah Perbandingan antara berat air yang


dikandung agregat dengan berat agregat keadaan kering. Jumlah air yang
terkandung di dalam agregat perlu diketahui, karena akan mempengaruhi
jumlah air yang diperlukan didalam campuran beton. Agregat yang basah
(banyak mengandung air), akan membuat campuran juga lebih basah dan
sebaliknya.
B. Peralatan Dan Bahan

Tabel 3.1.1 : Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Pemeriksaan Kadar
Air Agregat Halus Sebagai Berikut :

No. Alat Gambar Keterangan dan spesifikasi

1. Wadah Untuk menyimpan agregat

Agregat halus
2. Material yang digunakan
(pasir)

Untuk mengetahui berat benda


3. Timbangan digital
yang akan diuji

Untuk membersihkan agregat


4. Kuas
yang tertahan pada ayakan

12
Tabel 3.1.1 : Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Pemeriksaan Kadar
Air Agregat Halus Sebagai Berikut (Lanjutan):
No Alat Gambar Keterangan dan spesifikasi

5. Sendok Untuk mengambil agregat

Untuk mengeringkan agregat


6. Oven

C. Langkah Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


2. Menimbang wadah terlebih dahulu menggunakan timbangan digital
3. Memasukan agregat halus kedalam wadah tersebut
4. Kemudian menimbang wadah yang berisi agregat halus tersebut pada
timbangan digital
5. Setelah menimbang, mengeringkan agregat halus dengan cara
memasukkan wadah yang berisi agregat halus kedalam oven dengan
suhu 110o ± 5o c selama 24 jam
6. Mengeluarkan agregat halus yang telah kering dari dalam oven
kemudian menimbang kembali dan mencatat beratnya.

13
D. Perhitungan Wadah Kode
a. Berat wadah = 230 gram
b. Berat wadah dan benda uji basah = 845 gram
c. Berat wadah dan benda uji kering = 820 gram
d. Berat Air = (B – C) = 845 gram – 820 gram = 25 gram
e. Berat contoh kering = (C – A) = 820 gram – 230 gram = 590 gram
Berat air 25
f. Kadar air = x 100 % = x 100 %=4,24 %
Berat contoh kering 590

E. Data Dan Perhitungan

Tabel : 3.1.2 Pemeriksaan Kadar Air (Agregat Halus)


SNI 03-1971-1990

Nomor contoh 1
Kode cawan A
1. Berat cawan + contoh basah (gram) 845
2. Berat cawan + contoh kering (gram) 820
3. Berat air ( 1 - 2 ) (gram) 25
4. Berat cawan (gram) 230
5. Berat contoh kering ( 2 - 4 ) (gram) 590
6. Kadar air ( 3 : 5 ) (%) 4.24
Rata-rata kadar air (%) 4.24

14
F. GAMBAR DOKUMENTASI PENGUJIAN AGREGAT

Gambar 3.1.3 Menimbang Bahan Uji

Gambar 3.1.4 Memasukkan Benda Uji Kedalam Oven

15
3.2 JOB 2 : PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT KASAR

A. Dasar Teori

Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang


dikandung agregat dengan berat agregat keadaan kering. Jumlah air yang
terkandung di dalam agregat perlu diketahui, karena akan mempengaruhi
jumlah air yang diperlukan didalam campuran beton. Agregat yang basah
(banyak mengandung air), akan membuat campuran juga lebih basah dan
sebaliknya.

B. Peralatan dan Bahan

Tabel 3.2.1 : Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Pemeriksaan Kadar
Air Agregat Kasar Sebagai Berikut :
No Alat Gambar Keterangan Dan Spesifikasi
1. Wadah Untuk menyimpan agregat

2. Agregat Kasar Material Yang Digunakan


(Batu)

3. Timbangan Digital Untuk mengetahui berat benda


yang akan diuji

4. Kuas Untuk membersihkan agregat


yang tertahan pada ayakan

Tabel 3.2.1 : Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Pemeriksaan Kadar
Air Agregat Kasar Sebagai berikut (Lanjutan):

16
No Alat Gambar Keterangan Dan Spesifikasi
5. Sendok Untuk mengambil agregat

6. Oven Untuk mengeringkan agregat

C. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Menimbang wadah terlebih dahulu menggunakan timbangan digital
3. Memasukkan agregat kasar kedalam wadah tersebut
4. Menimbang wadah yang berisi agregat kasar
5. Setelah menimbang, mengeringkan agregat kasar dengan cara
memasukkan wadah yang berisi agregat kasar tersebut kedalam oven
dengan suhu 110o ± 5o C selama 24 jam
6. Mengeluarkan agregat kasar yang telah kering dari dalam oven kemudian
menimbang kembali dan mencatat beratnya.

D. Perhitungan Kode Wadah


a. Berat wadah = 155 gram

17
b. Berat wadah dan benda uji Basah = 2410 gram
c. Berat wadah dan benda uji Kering = Berat wadah dan benda uji Kering =
2360 gram
d. Berat Air = Berat wadah dan benda uji Basah – berat wadah dan benda
uji Kering = 2410 gram – 2360 gram = 50 gram
e. Berat contoh Kering = Berat wadah dan benda uji Kering - berat wadah
= 2360 gram - 155 gram = 2205 gram
Berat air 50
f. Kadar Air = x 100 %= x 100 %=2,27 %
Berat contohkering 2205

E. Data Dan Perhitungan

Tabel 3.2.2 : Pemeriksaan Kadar Air (Agregat Kasar)


SNI 03-1971-1990
Nomor contoh 1
Kode cawan A
1. Berat cawan + contoh basah (gram) 2410
2. Berat cawan + contoh kering (gram) 2360
3. Berat air ( 1 - 2 ) (gram) 50
4. Berat cawan (gram) 155
5. Berat contoh kering ( 2 - 4 ) (gram) 2.205
6. Kadar air ( 3 : 5 ) (%) 2.27
Rata-rata kadar air (%) 2.27

3.3 JOB 3 : PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR


AGREGAT HALUS

A. Dasar Teori

18
Berat jenis agregat adalah Rasio antara Massa padat agregat dan
Massa Air dengan Volume sama pada suhu yang sama. Sedangkan
penyerapan adalah Kemampuan agregat untuk menyerap air dalam
kondisi kering sampai dengan kondisi jenuh permukaan kering (SSD =
Saturated Surface Dry)

B. Peralatan dan Bahan

Tabel 3.3.1 : Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Pengujian Berat
Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Halus:
No
Alat Gambar Keterangan dan spesifikasi
.

1. Piknometer Mengukur nilai massa jenis

Agregat halus Material yang digunakan


2.
(pasir)

3. Wadah Untuk menyimpan agregat

Timbangan Untuk mengetahui berat benda


4.
digital yang akan diuji

Tabel 3.3.1 : Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Pengujian Berat Jenis
Dan Penyerapan Air Agregat Halus (Lanjutan):
No Alat Gambar Keterangan dan spesifikasi

19
.

Digunakan untuk menyaring


5. Saringan
material

Untuk mengelap permukaan


6. Kanebo
yang basah dan lebar

7. Oven
Untuk mengeringkan agregat

C. Langkah Kerja

1. Menyiapkan material agregat halus (pasir) yang telah di oven selama


24 jam.
2. Memasukan pasir tersebut kedalam wadah kosong yang berukuran
sedang
3. Kemudian untuk mendapatkan SSD kita harus melakukan Trial and
Error dengan cara:
a) Menambahkan sedikit air (secukupnya) ke
dalam pasir, lalu mengaduk pasir tersebut menggunakan sendok spasi
secara merata,
b) Setelah dirasa sudah rata, masukan pasir
tersebut ke dalam cerucuk abraham sebanyak tiga lapisan. Pada
lapisan pertama, lapisan kedua, dan lapisan ketiga dilakukan
penumbukan sebanyak 25 kali tumbukan perlapisan, penumbukan
dilakukan memutari kerucut tersebut agar terisi rata dan padat.

20
c) Kemudian angkat kerucut secara perlahan dan
lihat apakah kondisi pasir tersebut sudah memenuhi kriteria ssd
(dimana pasir tidak terlalu terbentuk tidak juga runtuh Total)
d) Jika pasir runtuh semua berarti air yang kita
masukan terlalu sedikit, jika pasir terlalu padat atau terbentuk, berarti
air yang kita masukan terlalu banyak.
e) Melakukan Trial and Error seperti itu terus
menerus sampai mendapatkan hasil SSD
4. Jika sudah mendapatkan hasil ssd, masukan pasir tersebut ke dalam
Piknometer ukur ssebanyak 500 gr.
5. Lalu masukan juga air sebanyak 500 ml ke dalam Piknometer
tersebut kemudian menimbang piknometer tersebut.
6. Setelah itu masukan kembali sekitar 1/3 air kedalam piknometer
untuk menghilangkan gelembung udara. Setelah itu mengocok
Piknometer tersebut.
7. Lalu memasukan air kembali ke dalam Piknometer sampai tanda
batas
8. Kemudian menimbang piknometer tersebut kembali.
9. Setelah ditimbang diamkan piknometer tersebut selama 24 jam
10. Setelah didiamkan selama 24 jam, memasukan pasir yang ada pada
Piknometer tersebut ke dalam wadah kosong
11. Lalu mengoven pasir yang telah dimasukan kedalam wadah tadi
selama 24 jam.
12. Kemudian dikeluarkan lagi benda uji yang sudah keringkan dan di
oven tadi selama 24 jam.
13. Selanjutnya menghitung hasil data dan perhitungan.

D.Data dan Perhitungan

21
Tabel 3.3.2 : Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat
Halus

Pengujian Notasi I Satuan


Berat benda uji kondisi jenuh kering S 500,00 Gram
permukaan
Berat benda uji kering oven A 490 Gram
Berat piknometer yang berisi air B 665 Gram
Berat piknometer + benda uji + air C 965 Gram

Perhitungan Notasi I Gram


Berat jenis curah kering (sd) A 2,45 2,45
(B+ S−C )
Berat jenis curah jenuh kering S 2,50 2,50
permukaan (ss) (B+ S−C )
Berat jenis semu (sa) A 2,58 2,58
(B+ A−C)
Penyerapan air (sw) S−A 2.04 2.04
[ A ]X 100 %

3.4 JOB 4 : PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR


AGREGAT KASAR

A. Dasar Teori

22
Berat jenis agregat adalah rasio antara Massa padat agregat dan
massa air dengan Volume sama pada suhu yang sama. Sedangkan
penyerapan adalah kemampuan agregat untuk menyerap air dalam
kondisi kering sampai dengan kondisi jenuh permukaan kering (SSD =
Saturated Surface Dry)

B. Peralatan dan Bahan

Tabel 3.4.1 : Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Pemeriksaan Berat
Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Kasar:
No Alat Gambar Keterangan Dan Spesifikasi
1. Wadah Untuk menyimpan agregat

2. Agregat Kasar Material Yang Digunakan


(Batu)

3. Timbangan digital Untuk mengetahui berat


benda yang akan diuji

4. Kuas Untuk membersihkan agregat


yang tertahan di ayakan

5. Sendok Digunakan untuk mengambil


agregat

Tabel 3.4.1 : Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Pemeriksaan Berat
Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Kasar (Lanjutan):

23
No Alat Gambar Keterangan Dan Spesifikasi
6. Oven Untuk mengeringkan agregat

7. Kanebo Untuk mengelap permukaan


yang basah dan lebar

C. Langkah Kerja

 Benda Uji Jenuh Kering Permukaan Berat


1. Mencuci agregat kasar untuk menghilangkan lumpur serta kotoran
lainnya pada agregat kasar tersebut.
2. Kemudian mengoven agregat tersebut selama 24 jam.
3. Setelah di oven selama 24 jam, merendam wadah yang berisi batu
tersebut dengan air selama 24 jam.
4. Setelalah direndam selama 24 jam, hamparkan batu tersebut kedalam
koran, kemudian mengeringkan batu tersebut menggunakan kanebo yang
kering untuk mendapatkan kering ssd.
5. Setelah dikeringkan masukan batu tersebut kedalam loyang
6. Kemudian letakan wadah kosong diatas timbangan manual, lalu
menzerokan timbangan tersebut.
7. Setelah dizerokan, memasukkan batu yang telah dikeringkan sebelumnya
kedalam wadah tersebut.
8. Kemudian menzerokan kembali timbangan tersebut dengan menambah
beban agregat serta menimbang untuk mendapatkan hasil timbangan
yang akan diuji.
9. Setelah itu mencatat hasil timbangan kedalam lembar kerja.
 Berat Benda Uji Dalam Air

24
1. Menyiapkan agregat kasar (batu pecah) yang telah didapatkan kondisi
ssd nya.
2. Mengisi bak perendam air terlebih dahulu, memastikan air tersebut dapat
merendam sempurna, wadah timbang dalam air sehingga tidak
menyentuh bagian bawah bak.
3. Setelah bak perendam di isi air, menzerokan terlebih dahulu timbangan
manual.
4. Memasukkan batu yang telah ditimbang tadi kedalam wadah timbang
didalam air secara perlahan, memastikan dalam memasukannya batu
tidak berkurang sedikit pun.
5. Menzerokan timbangan manual dengan memasukkan agregat untuk
mendapatkan hasil timbangan yang akan diuji.
6. Mencatat hasil timbangan dilembar kerja.
 Berat Benda Uji Kering Oven
1. Menyiapkan agregat kasar (batu pecah) yang telah diuji dalam air tadi
kemudian mengovenkan kembali agregat kasar tersebut selama 24 jam.
2. Setelah itu mengeluarkan agregat yang telah dioven tadi selama 24 jam,
menyiapkan juga loyang berukuran besar yang telah dibersihkan
menggunakan kuas sebelumnya.
3. Lalu memasukkan batu yang telah dioven selama 24 jam kedalam loyang
tersebut.
4. Kemudian diamkan untuk proses pendinginan.
5. Setelah di diamkan sudah cukup dingin (suhu dibawah 50o) kemudian
menyiapkan wadah berukuran sedang.
6. Meletakan wadah tersebut diatas timbangan manual, kemudian
menzerokan timbangan tersebut (dengan memastikan garis timbangan
menuju ke 0).
7. Memasukkan batu yang telah didingankan sebelumnya kedalam wadah
tersebut sampai penuh.
8. Menzerokan kembali dengan menyetel timbangan untuk mendapatkan
hasil timbang yang berisikan agregat.

25
9. Mencatat hasil timbangan kelembaran kerja.

D. Data Dan Perhitungan


1. Berat benda uji kering oven = 2,149 gram
2. Berat benda uji dalam air = 1,272gram
3. Berat benda uji jenuh kering permukaan di udara = 2,218gram
a.Berat jenis curah kering(Sd)

Berat benda uji kering oven


=
Berat bendauji jenuhkering permukaan−Berat benda uji dalam air

2,149
= ¿ 2,272
2,218−1,272

b. Berat jenis curah jenuh kering permukaan(Ssd)


Berat benda uji jenuh kering permukaan
=
Berat bendauji jenuhkering permukaan−Berat benda uji dalam air
2,218
= ¿ 2,345
2,218−1,272
c. Berat jenis semu (Sa)
Berat benda uji kering oven
=
Berat bendauji kering oven – Berat benda uji dalam air
2,149
= = 2,450
2,149−1,272
d. Penyerapan air (Sw)
=

Berat bendauji jenuhkering permukaan−Berat benda uji kering oven


x 100 %
Berat benda uji kering oven
2,218−2,149
= x 100 % = 3,21 %
2,149

Tabel 3.4.2 : Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat


Kasar
Pengujian Notasi I Ii Satuan
Berat benda uji kering oven A 2,149 Gram
Berat benda uji jenuh kering kering B 2,218 Gram

26
permukaan udara
Berat benda uji dalam air C 1,272 Gram

Perhitungan Notasi I Ii Gram


Berat jenis curah kering (sd) A 2,272 2,272
(b−c )
Berat jenis curah jenuh kering B 2,345 2,345
permukaan (ssd) (b−c )
Berat jenis semu (sa) A 2,450 2,450
(a−c )
Penyerapan air (sw) B−a 3,210 3,210
[ ]
a
X 100 %

Tabel 3.4.3 : Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat


Halus
Pengujian Notasi I Ii Satuan
Berat benda uji kondisi jenuh kering S 500,00 Gram
permukaan
Berat benda uji kering oven A 489,00 Gram
Berat piknometer yang berisi air B 664,00 Gram
Berat piknometer + Benda uji + Air C 97750 Gram

Perhitungan Notasi I Ii Gram


Berat jenis curah A 2,62 2,62
kering (sd) (b+ s−c )
Berat jenis curah jenuh B 2,68 2,68
kering permukaan (ss) (b+ s−c )
Berat jenis semu (sa) A 2,97 2,79
(b+ a−c)
Penyerapan air (sw) S−a 2,25 1,25
[ ]
a
X 100 %

3.5 JOB 5 : PEMERIKSAAN BERAT VOLUME AGERGAT HALUS

A. Dasar Teori

Berat isi atau disebut juga sebagai berat satuan agregat adalah
rasio antara berat agregat dan isi / volume. Berat isi agregat diperlukan
dalam perhitungan bahan campuran beton, apabila jumlah bahan ditakar
dengan ukuran volume.

B. Peralatan dan Bahan

27
Tabel 3.5.1: Peralatan Dan Bahan Yang Digunakan Pada Pemeriksaan
Berat Volume Agregat Halus :
No. Alat Gambar Keterangan dan spesifikasi
1. Wadah Untuk menyimpan agregat

2. Agregat halus Material yang digunakan


(pasir)

3. Timbangan Untuk mengetahui berat


digital benda yang akan diuji

4. Kuas Untuk membersihkan


agregat yang tertahan di
ayakan

Tabel 3.5.1: Peralatan Dan Bahan Yang Digunakan Pada Pemeriksaan


Berat Volume Agregat Halus (Lanjutan):
No. Alat Gambar Keterangan dan spesifikasi
5. Sendok Digunakan untuk
mengambil agregat atau
material

28
6. Mould Sebagai pelapis cetakan

7. Kanebo Untuk mengelap


permukaan yang basah dan
lebar

C. Langkah Kerja
1. Menyiapkan material (pasir) serta alat timbang dan mould
2. Menimbang mould terlebih dahulu
3. Kemudian mengukur diameter dan tinggi mould menggunakan jangka
sorong.
4. Setelah diketahui diameter serta tinggi nya mould, kemudian menghitung
volume mouldnya dengan rumus πr2t.
5. Mencatat hasil pada lembar kerja
6. Setelah volume mould diketahui, masukan pasir kedalam mould tersebut
sampai penuh kemudian meratakan menggunakan pisau merata.
7. Kemudian menimbang mould yang diisi pasir tersebut untuk
mendapatkan hasil berat pasir kondisi gembur
8. Kemudian menuangkan kembali pasir yang di dalam mould tersebut ke
wadah kembali
9. Memasukkan pasir sebanyak 3 lapisan lalu tumbuk menggunakan
penumbuk
10. Memasukan beberapa lapisan lagi kemudian menumbuk kembali,
melakukan seperti itu terus sampai pasir penuh
11. Jika dirasa sudah padat, kemudian meratakan menggunakan pisau perata
12. Kemudian menimbang untuk mendapatkan hasil pasir kondisi padat
D. Perhitungan
a) Pengujian Agregat Halus

29
1) Diketahui volume mould = 2.964 liter
2) Diketahui berat mould = 1,570 kg
3) Diketahui berat pasir kondisi gembur = 5.630 kg/liter
4) Berat isi pasir kondisi gembur=

berat pasir kondisi gembur−berat mould


volume mould
5,630−1,570
= = 1,370 kg/liter
2,964
5) Diketahui berat pasir kondisi padat = 6,45 kg
berat pasir kondisi padat −berat mould
6) Berat isi batu kondisi padat =
volume mould

6,450−1,570
= = 1,650 kg/liter
2,964

Tabel 3.5.2 : Pemeriksaan Berat Isi Agregat Halus

Pemeriksaan Berat Volume Agregat Halus

A. Volume mould = 2,964 Liter

30
B. Berat mould = 1,570 Kg

C. Berat pasir kondisi gembur = 5,63 Kg

D. Berat isi pasir kondisi gembur = 1,37 Kg /liter

E. Berat pasir kondisi padat = 6,45 Kg

F. Berat isi pasir kondisi padat = 1,65 Kg /liter

Berat isi rata – rata = 1,51 Kg /liter

3.6 JOB 6 : PEMERIKSAAN BERAT ISI VOLUME AGREGAT


KASAR

A. Dasar Teori

Berat isi atau disebut juga sebagai berat satuan agregat adalah
rasio antara berat agregat dan isi / volume. Berat isi agregat diperlukan
dalam perhitungan bahan campuran beton, apabila jumlah bahan ditakar
dengan ukuran volume.

B. Peralatan Dan Bahan

31
Tabel 3.6.1 : Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Pemeriksaan Berat Isi
Volume Agregat Kasar:

No Alat Gambar Keterangan dan spesifikasi


.
1. Wadah Untuk menyimpan agregat

3. Timbangan digital Untuk mengetahui berat


benda yang akan diuji

4. Kuas Untuk membersihkan


agregat yang tertahan di
ayakan

5. Sendok Digunakan untuk


mengambil agregat

Tabel 3.6.1 : Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Pemeriksaan Berat Isi
Volume Agregat Kasar (Lanjutan):

No Alat Gambar Keterangan dan spesifikasi


.

32
6. Mould Sebagai pelapis cetakan

7. Kanebo Untuk mengelap


permukaan yang basah dan
lebar

C. Langkah Kerja
1. Menyiapkan material (batu pecah) serta alat timbang dan mould
2. Menimbang mould terlebih dahulu
3. Kemudian mengukur diameter dan tinggi mould menggunakan jangka
sorong.
4. Setelah diketahui diameter serta tinggi nya mould, kemudian menghitung
volume mouldnya dengan rumus πr2t.
5. Mencatat hasil pada lembar kerja
6. Setelah volume mould diketahui, memasukkan batu kedalam mould
tersebut sampai penuh kemudian meratakan menggunakan pisau merata.
7. Kemudian menimbang mould yang diisi pasir tersebut untuk
mendapatkan hasil berat dalam kondisi gembur
8. Kemudian menuangkan kembali batu yang di dalam mould tersebut ke
wadah kembali
9. Memasukkan batu sebanyak 3 lapisan lalu tumbuk menggunakan
penumbuk
10. Memasukan beberapa lapisan lagi kemudian menumbuk kembali,
melakukan seperti itu terus sampai pasir penuh
11. Jika dirasa sudah padat, kemudian meratakan menggunakan pisau perata

33
12. Kemudian menimbang untuk mendapatkan hasil berat dalam kondisi
padat

D. Data Dan Perhitungan Pengujian Agregat kasar


1. Volume mould = 2,964 liter
2. Diketahui berat mould = 1,570 kg
3. Diketahui berat batu kondisi gembur = 5,805 kg/liter
berat batu kondisi gembur−berat mould
4. Berat isi batu kondsi gembur =
volume mould
5,805−Diketahui 1,570
= =1,430 kg/liter
2,964
5. Diketahui berat batu kondisi padat = 6,1 kg
berat batu kondisi padat−berat mould
6. Berat isi batu kondisi padat = =
volume mould

6,10−1,570
2,964
= 1,530 kg/liter
berat isi kondisi gembur−berat batu kondisi padat
7. Berat isi rata-rata =
2

1,430+6,10
= = 1,48 kg/liter
2

34
Tabel 3.6.2: Pemeriksaan Berat Isi Agregat Kasar

Pemeriksaan Berat Volume Agregat Kasar

A. Volume mould = 2,964 Liter

B. Berat mould = 1,570 Kg

C. Berat batu kondisi gembur = 5,805 Kg

D. Berat isi batu kondisi gembur = 1,43 Kg /liter

E. Berat batu kondisi padat = 6,1 Kg

F. Berat isi batu kondisi padat = 1,53 Kg /liter

Berat isi rata – rata = 1.48 Kg /liter

Catatan : Dari hasil uji berat volume didapat kondisi gembur 1,43 kg/liter
dan kondisi padat 1,53 kg/liter sehingga faktor pengembangannya : S=

kondisi padat 1,53


= = 1,48 Kg / Liter.
kondisi gembur 1,43

35
3.7 JOB 7 : PENGUJIAN ANALISA SARINGAN / GRADASI AGREGAT
KASAR

A. Dasar Teori

Analisa saringan adalah mengayak dan menggetarkan contoh


sampel melalui satu set ayakan di mana lubang-lubang ayakan tersebut
makin kecil secara berurutan. Pengujian ini di maksud untuk menentukan
pembagian ukuran butir suatu tanah untuk mencari persen (%) kelolosan
dan finess modulus dari tanah.

B. Peralatan dan Bahan

Tabel 3.7.1: Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Pengujian Analisa
Saringan / Gradasi Agregat Kasar:
No. Alat Gambar Keterangan dan spesifikasi

Untuk membersihkan agregat


1. Kuas
yang tertahan di ayakan

Timbangan Untuk mengetahui berat


2.
digital benda yang akan diuji

3. Spatula Untuk mengambil obyek

4. Oven Untuk mengeringkan agregat

Tabel 3.7.1: Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Pengujian Analisa
Saringan / Gradasi Agregat Kasar (Lanjutan):

36
No. Alat Gambar Keterangan dan spesifikasi

5. Wadah Untuk menyimpan agregat

Agregat Kasar
6. (Batu) Material Yang Digunakan

Digunakan untuk mengambil


7. Sendok
agregat kasar

Untuk menyaring dan


memisahkan agregat sesuai
8. Saringan
dengan ukuran yang berbeda-
beda

C. Langkah Kerja

1. Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan,

2. Mengeringkan agregat dengan oven selama 24 jam.

3. Menimbang agregat sebelum dicuci, yaitu seberat 2500 gram.

4. Memasukkan agregat kasar ke dalam mesin sieve shaker selama 15


menit

5. Selanjutnya menimbang agregat kasar yang tertahan pada setiap


saringan.

Data dan Perhitungan

Table 3.7.2 Analisa Gradasi Agregat Kasar

37
Jenis Matreial = Agregat Kasar  
Pengujian = Analisa Gradasi  
Berat Contoh Awal = 2.975 Gram
Berat
Berat Tertahan Persen
No. Saringan Tertahan % Komulatif Spesifikasi
Komulatif Tertahan
Persaringan
Tertaha
Inch Mm Gram Gram (%) Lolos
n
2 50.80 0 0 0 0 100 100
1½ 38.10 90.00 90.00 3 3.03 97 90 - 100
¾ 19.00 1065.00 1155.00 36 38.83 61 35 - 70
3/8 9.50 1265.00 2420.00 43 81.35 19 10 - 30
No.4 4.75 485.00 2905.00 16 97.65 2 0-5
Pan 70.00 2975.00 2 100.00 0.00  
100

80
BATAS
ATAS
Persen Butir Lolos (%)

60
BATAS
BAWA
40 H

HASIL
20

0
0.00 4.75 9.50 14.25 19.00 23.75 28.50 33.25 38.00 42.75 47.50 52.25
Ukuran Saringan (mm)

FN Agregat Kasar Syarat: (6,0 – 7,1)

38
Gambar 3.7.2.1 Analisa Gradasi Agregat Kasar

3.8 JOB 8 : PENGUJIAN ANALISA SARINGAN/GRADASI AGREGAT


HALUS

A. Dasar Teori

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan gradasi /


pembagian butir agregat kasar dan agregat halus dengan menggunakan
saringan. Gradasi agregat adalah distribusi ukuran butiran dari agregat.
Bila butir-butir agregat mempunyai ukuran yang sama (seragam), maka
volume pori akan besar. Sebaliknya bila ukuran butir-butirnya bervariasi
akan terjadi volume pori yang kecil. Hal ini karena butiran yang kecil,
akan mengisi pori diantara butiran yang lebih besar, sehingga pori-
porinya menjadi sedikit, dengan kata lain kemampatannya tinggi. Pada
agregat untuk pembuatan mortar atau beton, diinginkan suatu butiran
yang kemampatannya tinggi, karena volume porinya sedikit dan ini
berarti hanya membutuhkan bahan pengikat saja.

B. Peralatan dan Bahan

Tabel 3.8.1 : Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Pengujian Analisa
Saringan / Gradasi Agregat Halus :
No
Alat Gambar Keterangan dan spesifikasi
.

39
Untuk membersihkan
1. Kuas agregat yang tertahan di
ayakan

Untuk mengetahui berat


2. Timbangan digital
benda yang akan diuji

3. Spatula Untuk mengambil obyek

Tabel 3.8.1 : Alat Yang Digunakan Dalam Pengujian Analisa Saringan


Gradasi Agregat Halus (Lanjutan):
No
Alat Gambar Keterangan dan spesifikasi
.

Agregat halus Material yang digunakan


4.
(pasir)

5. Wadah Untuk menyimpan agregat

Digunakan untuk
6. Sendok
mengambil agregat halus

40
Untuk menyaring dan
memisahkan agregat sesuai
7. Saringan
dengan ukuran yang
berbeda-beda

Untuk mengeringkan
8. Oven
agregat

C. Langkah Kerja
1. Menyiapkan material (pasir) serta alat-alat yang akan dibutuhkan
2. Menimbang terlebih dahulu pasir seberat 2000gr.
3. Kemudian menyusun saringan yang telah dipilih sesuai instruktur
dari yang terbesar ke yang terkecil
4. Lalu memasukan pasir ke dalam saringan yang telah disusun
tersebut
5. Kemudian mengayak menggunakan alat sieve shaker selama 15
menit
6. Menimbang sisa-sisa material yang tertahan disetiap saringan.
7. Memastikan dalam memasukan ke dalam wadah tidak ada yang
tersisa di saringan
8. Mencatat hasil timbangan pertiap saringan ke lembar kerja

41
D. Data dan Perhitungan

Tabel 3.8.2: Analisa Gradasi Agregat Halus


Jenis Matreial = Agregat Halus  
Pengujian = Analisa Gradasi  
Berat Contoh Awal = 1300 Gram        

Berat
Berat Tertahan Persen
No. Saringan Tertahan % Komulatif Spesifikasi
Persaringan Tertahan
Komulatif
Inch Mm Gram Gram (%) Tertahan Lolos
3/8 9.50 0 0 0 0 100 100
No.4 4.75 0.00 0.00 0.00 0.00 100.00 95 - 100
No. 8 2.36 250.00 250.00 19.23 19.23 80.77 80 - 100
No.16 1.18 240.00 490.00 18.46 37.69 62.31 50 - 85
No.50 0.30 510.00 1000.00 39.23 76.92 23.08 10 - 30
No.100 0.15 155.00 1155.00 11.92 88.84 11.16 2 - 10
Pan 145.00 1300.00 11.16 100.00 0.00
FN Agregat Halus
Syarat: (1,5-3,8)

42
110
100
90
80
Persen Butir Lolos (%)

70
60
50
40
30
20
10
0
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00
Ukuran Saringan (mm)

Gambar 3.8.2.1 Analisa Gradasi Agregat Halus

3.9 JOB 9 : DAFTAR ISIAN FORMULA PERENCANAAN CAMPURAN


BETON

43
A. Dasar Teori

Beton adalah campuran antara semen portland atau semen


hidrolik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa
bahan tambahan yang membentuk massa padat (SNI-03-2847-2002).
Seiring dengan penambahan umur, beton akan semakin mengeras dan
akan mencapai kekuatan rencana pada usia 28 hari.

B. Peralatan dan bahan

Tabel 3.9.1 : Alat Dan Bahan Yang Akan Digunakan Dalam Daftar Isian
Formula Perencanaan Campuran Beton sebagai berikut :
No. Alat Gambar Keterangan dan spesifikasi

1. Timbangan Digital Untuk menimbang agregat

2. Sendok Untuk mengambil material

3. Sendok Spasi Untuk mengaduk adukan


semen

4. Wadah Untuk menyimpan


agregat

5. Agregat halus Material yang digunakan


(pasir)

Tabel 3.9.1 : Alat Dan Bahan Yang Akan Digunakan Dalam Daftar Isian
Formula Perencanaan Campuran Beton sebagai berikut Lanjutan :

44
No. Alat Gambar Keterangan dan spesifikasi

6. Agregat Kasar Material Yang Digunakan


(Batu)

7. Semen Zat untuk perekat agregat

8. Stik Penumbuk Untuk menumbuk adukan


beton

Untuk memukul /
9. Palu Karet memadatkan agregat pada
cetakan kubus

10. Mistar Untuk mengukur tinggi


adukan pada slump test

Untuk menguji kadar air


11. Slump
pada agregat

12. Cetakan kubus Untuk membuat kubus


beton

 Bahan yang digunakan:


1. Agregat Halus (Pasir)
2. Agregat Kasar (Batu Pecah)

45
3. Air
4. Semen

C. Langkah kerja
1. Membuat perencanaan campuran beton.
2. Membuat formula perencanaan campuran sesuai data yang sudah
diambil.
3. Menghitung kebutuhan material.
4. Menyiapkan alat yaitu 2 buah kubus, 1 set kunci pas, 3 wadah besar,
sekop, cetakan slump, timbangan. Dan menyiapkan bahan yaitu
semen, agregat halus, agregat kasar dan air.
5. Menimbang semua bahan, pertama meletakkan wadah diatas
timbangan dan membaca hasilnya kemudian memasukkan pasir
dengan perlahan-lahan kedalam wadah menggunakan sekop
berdasarkan perhitungan dan membaca hasil berat isi tersebut.
Meletakkan pasir ketempat pengadukan semen yang telah disiapkan.
6. Meletakkan wadah diatas timbangan dan membaca hasilnya
kemudian memasukkan semen dengan perlahan-lahan kedalam
wadah menggunakan sekop sebanyak berdasarkan perhitungan dan
membaca hasil berat isi tersebut. Meletakkan semen ketempat
pengadukan semen yang telah disiapkan.
7. Meletakkan wadah diatas timbangan dan membaca hasilnya
kemudian memasukkan batu dengan perlahan-lahan kedalam wadah
menggunakan sekop berdasarkan perhitungan dan membaca hasil
berat isi tersebut. Mengantar batu ketempat lapangan.
8. Menyiapkan dua kubus, mengencangkan masing-masing baut kubus
dengan mengunci dan melumuri dengan oli di setiap permukaan
kubus menggunakan kuas.
9. Meletakkan agregat halus dan semen kedalam wadah besar kemudian
mengaduk hingga rata, setelah rata membuat lingkaran dan
ditengahnya di buat lubang untuk memasukkan air kemudian

46
memasukkan air secara bertahap kedalam adukan semen + agregat
halus tersebut, kemudian mengaduk hingga rata. Setelah menyatu air
+ agregat halus + semen kemudian memasukkan agregat kasar
kedalam adukan dan mengaduk hingga rata. Adukan pun siap
digunakan.
10. Menyiapkan dua cetakan kubus yang siap digunakan kemudian
memasukkan adukan pada setiap cetakan, proses memasukkan
adukan yaitu dilakukan dengan 3 tahapan setiap tahapan ditumbuk
sebanyak 25 kali dan bagian luar kubus diketuk menggunakan palu
karet supaya adukan rata
11. Menyiapkan nama yaitu benda uji 1, dan 2 menggunakan kertas dan
spidol Letakkan 4 benda uji dan dibiarkan selama 24 jam.
12. Kemudian kendorkan semua baut dan keluarkan isi beton tersebut
dari cetakkan,
setelah itu merendam 4 benda uji kedalam bak air selama 1 hari.

D. Data Dan Perhitungan


Tabel 3.9.2 : Daftar Isian Formula Perancangan Campuran Beton

47
DAFTAR ISIAN MIX DESIGN K-175

SNI 03-2834-2000

No.    Uraian Pekerjaan Tabel/Grafik/ Perhitungan Nilai

1 Kuat Tekan Karakteristik Ditetapkan 175 Kg/cm2 pada 28 hari

fc' +12 Mpa (SNI 03-2834-2000)


2 Nilai Tambah 12 Mpa
4.2.3.1.1(5)

      147.38  
KTK. Rata2 yang hendak
3 ( 1+3 ) 322.38 Kg/cm2
dicapai
          26,25  

4 Jenis semen Ditetapkan Tipe I  

5 Jenis Agregat Kasar Diketahui Alam  

6 Jenis Agregat Halus Diketahui Alam  

7 Faktor Air Semen Grafik 1 (dari data tabel 2) 0,53  


Faktor Air Semen
8 Tabel 4 0.60  
Maksimum
9 Slump Tabel 3 60 - 180 mm  

10 Ukuran Agregat Maksimum Ditetapkan dia. 40 mm  

11 Kadar Air Bebas Tabel 3 175 kg/m3

12 Kadar Semen ( 11 : 7 ) 330,19 kg/m3    

13 Kadar Semen Minimum Tabel 4 325 kg/m3

14 FAS yang Disesuaikan      

15 Gradasi Agregat Halus Data Analisa gradasi Grafik  

16 Persen Agregat Halus - 38%  

Tabel 3.9.2 : Daftar Isian Formula Perancangan Campuran Beton (Lanjutan)

No.    Uraian Pekerjaan Tabel/Grafik/ Perhitungan Nilai


17 Persen Agregat Kasar 100 % - (16) 62%  

48
Diketahui (16xBJ Halus + 17xBj
18 Bj Agregat Gabungan (SSD) 2404.000  
Kasar)

19 Berat Isi Beton Grafik16 2350 kg/m3

20 Kadar Agregat Gabungan ( 19-12-11 ) 1844,81 kg/cm3

21 Kadar Agregat Halus ( 16 x 20 ) 701,03 kg/cm3

22 Kadar Agregat Kasar ( 17 x 20 ) 1143,78 kg/cm3

Komposisi Campuran Beton per m3 :

23 Semen   (13.) 330,19 Kg

24 Agregat Halus   ( 21.) 701,03 Kg

25 Agregat Kasar   ( 22. ) 1143,78 Kg

26 Air   ( 11. ) 175 Kg

Data Agregat

27 Kadar Air Agregat Halus   0.0424  

28 Absorbsi Agregat Halus   0.0204  

29 Kadar Air Agregat Kasar 0.0227  

30 Absorbsi Agregat Kasar 0.0321  

Komposisi Campuran Beton per m3 setelah Koreksi :

31 Semen   ( 23. ) 330,19 Kg

32 Agregat Halus   ( 24 + ( 27 - 28 ) x 24 ) 716,43 Kg

33 Agregat Kasar   ( 25 + ( 29 - 30 ) x 25 ) 1132,99 Kg

34 Air   ( 26-((27-28)x24) - ((29-30)x25) 170,39 Kg

3.10 JOB 10 : PENGUJIAN UJI KUAT TEKAN BETON

A. Dasar Teori

49
Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya
tekan persatuan luas. Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari
sebuah struktur. Semakin tinggi kekuatan struktur dikehendaki, semakin
tinggi pula mutu beton yang dihasilkan (Mulyono, 2004).

Nilai kuat tekan beton didapat dari pengujian standar dengan


benda uji yang lazim digunakan berbentuk silinder. Dimensi benda uji
standar adalah tinggi 300 mm dan diameter 150 mm. Tata cara pengujian
yang umumnya dipakai adalah standar ASTM C39-86. Kuat tekan
masing-masing benda uji ditentukan oleh tegangan tekan tertinggi (fc’)
yang dicapai benda uji umur 28 hari akibat beban tekan selama
percobaan (Dipohusodo, 1996).

B. Peralatan Dan Bahan

Tabel 3.10.1: Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Uji Kuat Tekan Beton
:

No Alat Gambar Keterangan Dan Spesifikasi

Untuk membersihkan agregat


1. Kuas yang tertahan pada mesin uji
kuat tekan

2 Spidol Untuk menulis berat benda uji

Mesin uji kuat


Untuk menguji kekuatan
3. tekan (Testing
beton
Machine)

Tabel 3.10.1: Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Uji Kuat Tekan Beton
Lanjutan :

50
No Alat Gambar Keterangan Dan Spesifikasi

4 beton kubus Benda yang diuji

Timbangan Untuk mengentahui berat


5.
Digital benda yang akan di uji

C. Langkah Kerja

1. Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan

2. Menimbang beton pada timbangan digital kemudian menulis berat


beton menggunakan spidol

3. Memasukkan beton ke dalam mesin uji (testing machine) kemudian


memastikan beton pada posisi yang tepat dan menutup pintu mesin

4. Memasukkan beton kubus yang ingin kita uji lalu menjalankan mesin

5. Mencatat hasil uji ke lembar kerja berdasarkan dari apa yang telah
kita lihat dan hitung dari mesin uji.

D. Data Dan Perhitungan

Tabel 3.10.2: Data Dan Perhitungan Mix Design: K-175


umur Angka

51
(hari) Korelasi

3 0.400

7 0.650

14 0.880

21 0.950

28 1.000

90 1.200

365 1.350

Tanggal Umur Ukuran Berat Beban P Beban Kuat Tekan Angka Kuat Tekan (b' - bm') (b' - bm')2

No Kode Pembuatan/ Kubus x Kalibrasi b' Korelasi 28 hari

Pengecoran ( hari ) (cm2) ( kg ) ( KN ) ( kg ) ( kg/cm2 ) ( kg/cm2 ) ( kg/cm2 ) ( kg/cm2 )

1 8/22/2020 7 225 8.08 399.999 40,787.9 181.28 0.650 278.89 1.04 1.08

2 8/22/2020 7 225 8.10 388.167 39,581.4 175.92 0.650 270.64 -7.21 51.99

3 8/22/2020 7 225 8.02 407.359 41,538.4 184.62 0.650 284.02 6.17 38.08

 833.56  91.15

n
σ b'
fc ' m=∑ = 277.852 kg/cm2
1 n


S¿ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
fck=fc ' 1m−K . S
= 6.751 kg/cm2

= 266.747 kg/cm2

Catatan:

K = 1,645 Untuk tingkat kepercayaan 95 %

3.11 JOB 11 : PENGUJIAN TANAH DI LAPANGAN ( SAND CONE )

A. Dasar Teori

Sandcone test adalah pemeriksaan kepadatan tanah di lapangan


dengan menggunakan pasir ottawa sebagai parameter kepadatan tanah
yang mempunyai sifat kering, bersih keras, tidak memiliki bahan
pengikat sehingga dapat mengalir bebas. Pasir yang digunakan adalah

52
lolos saringan nomor 10 dan tertahan di saringan nomor200. Metode ini
hanya terbatas untuk lapisan atas tanah (top soil) yaitu antara 10-15 cm.

B. Tujuan pengujian

1) Melakukan pengujian kepadatan tanah dengan metode sand cone dan


speedy test dengan benar

2) Menentukan nilai kepadatan lapisan tanah yang telah dipadatkan

C. Peralatan dan bahan

Tabel 3.11.1 : Alat Yang Digunakan Dalam Pengujian Tanah (Sand Cone)

No. Alat Gambar Keterangan dan spesifikasi

Untuk membersihkan
1. Palu agregat yang tertahan di
ayakan

Untuk membersikan
2. Pahat agregat yang tertingal atau
menempel pada ayakan

Untuk membersihkan tanah


3. Kuas
yang menempel pada alat

Tabel 3.11.1 : Alat Yang Digunakan Dalam Pengujian Tanah (Sand Cone)
Lanjutan:

No. Alat Gambar Keterangan dan spesifikasi


Untuk mengukur tinggi
kedalaman tanah hasil
4. Mistar/Penggaris
galian

53
Digunakan untuk
5. Sendok
mengambil tanah

6. Wadah Untuk menyimpan agregat

Timbangan Untuk mengetahui berat


7.
digital benda yang akan diuji

Digunakan untuk menguji


8. Speedy test kadar air pada saat di
lapangan

Digunakan untuk mencari


9. Alat sandcone nilai kepadatan tanah yang
telah dipadatkan

 Bahan

1) Pasir

2) Agregat

D. Langkah kerja

1) Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan selama


pengujian

54
2) Menentukan berat isi tanah di lapangan dilakukan dengan cara,
tentukan lokasi yang akan di lakukan pengujian

3) Tempat pengujian tanah, bersihkan permukaan dari material -


material lain yang dapat menghambat selama pengujian

4) Ratakan permukaan tanah tersebut, kemudian letakkan plat dasar di


atasnya

5) Buat lubang sesuai dengan diameter pada plat dasar dengan


kedalaman 10 cm

6) Tanah hasil galian masukkan kedalam wadah, kemudian timbang


dan tentukan kadar airnya.

7) Siapkan botol yang yelah berisi pasir + 2/3 dari tinggi botol lalu
timbang

8) Letakkan botol di atas lubang dengan posisi kerucut menghadap ke


dalam lubang, buka kran kerucut sehingga pasir mengalir mengisi
lubang hingga penuh

9) Menimbang sisa pasir dalam botol.

10) Mengambil tanah yang sudah dimasukkan kedalam lobang, dan


kemudian memasukkan tanah kedalam wadah, yang nantinya akan
digunakan lagi untuk proses yang berikutnya..

11) Selanjutnya lanjut ke proses pengolahan data.

E. Data Dan Perhitungan

Tabel 3.11.2: Data Dan Perhitungan (SAND CONE) TEST


Cone
1 Bottle weight + sand W4 (gram) 8075.00
2 Bottle weight + remnant sand W5 (gram) 6422.00
3 Cone volume Wo = W4 - W5 1653.00
         
Bottle
1 Empty weight W1 (gram) 675.00
2 Bottle weight + water W2 (gram) 5509.00
3
3 Volume bottle V = (W2 - W1) / γair (cm ) 4834.00

55
         
Sand
1 Bottle weight + sand W3 (gram) 8075.00
2 Sand weight Wp = W3 - W1 (gram) 7400.00
3 δo Sand δo = Wp / V (gr/cm3) 1.5308
   
RESULT FROM FIELD TEST
1 Bottle weight + sand W6 (gram) 7550.00
2 Bottle weight + remnant sand W7 (gram) 3515.00
3 Container weight W8 (gram) 180.00
4 Container weight + Soil W9 (gram) 3745.00
5 Volume Sand Pit W10 = W6 - W7 - Wo (gram) 2382.00
6 Soil weight W11 = W9 - W8 (gram) 3565.00
   
LABORATORY RESULT FROM FIELD TEST
1 Container Code   I II
2 Container weight A (gram) 10.20 10.50
3 Container weight + Soil Wet B (gram) 54.10 50.30
4 Container weight + Soil dry C (gram) 50.40 46.90
5 water Contant Wd = (B-C / C-A) x 100% 9.20 9.34
6 Average Water Contant % 9.27
FIELD DENSITY

 
gram/cm3 2.097

Tabel 3.11.3: Data Dan Perhitungan SUMMARY TEST SAND CONE


KEPADATAN KEPADATAN
KEPADATAN
NO STA LAPANGAN LABORATORIUM KETERANGAN
(gram/cm³) (gram/cm³) (%)

1 04 + 800 2.097 1.846 113.58    

2 04 + 900 2.164 1.846 117.23    

56
3 05 + 000 1.958 1.846 106.08    

F. GAMBAR DOKUMENTASI PENGUJIAN TANAH (SAND CONE)

57
Gambar 3.12.1 Melakukan Penggalian Agregat Tanah ( Sand Cone )

Gambar 3.12.2 Menimbang Agregat Benda Pengujian ( Sand Cone )

Gambar 3.12.3 Pengujian Lapangan ( Sand Cone)

3.12 JOB 12 PENGUJIAN CBR ( California Bearing Ratio )

A. Dasar Teori

CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi bahan


terhadap beban standar. Harga CBR dinyatakan dalam persen (%). CBR
(California Bearing Ratio) merupakan suatu percobaan penetrasi yang
digunakan untuk menilai kekuatan tanah dasar dimana dari hasil
percobaan tersebut dapat digambarkan suatu grafik untuk mendapatkan

58
tebal lapisan dari suatu perkerasan. CBR laboratorium biasanya
digunakan untuk perencanaan pembangunan jalan baru dan lapangan
terbang.

B. Tujuan Pengujian

Untuk mendapatkan nilai daya dukung tanah dalam keadaan padat


maksimum,

Untuk mengetahui prosedur CBR laboratorium.

C. Peralatan dan bahan

Tabel 3.12.1: Alat Yang Digunakan Dalam Pengujian (CBR)


No
Alat Gambar Keterangan dan Spesifikasi
.
Untuk membersihkan tanah
1. Kuas yang menempel pada
ayakan

Timbangan Untuk mengetahui berat


2.
Digital benda yang akan diuji

3. Agregat Material yang digunakan

Tabel 3.12.1: Alat Yang Digunakan Dalam Pengujian (CBR) Lanjutan

No. Alat Gambar Keterangan dan Spesifikasi

4. Wadah Untuk menyimpan agregat

59
Digunakan untuk
5. Sendok Tanah
mengambil tanah

Digunakan untuk
6. Piknometer mengambil air dalam
jumlah ml tertentu
Digunakan sebagai cetakan
7. Mould material yang akan
dipadatkan
Digunakan untuk
8. Alat CBR mengetahui penurunan
tanah

 Bahan
1) Agregat

2) Air

D. Langkah Kerja

1) Menyiapkan sampel tanah yang lolos ayakan nomor4 dengan berat kira-
kira 2,5 kg

2) Mencampur tanah dengan air sampai kadar air optimum yang dambil dari
data kompaksi yaitu nilai kadar air optimum kemudian diperam selama =
24 jam,

3) Menimbang mould dan alasnya dengan menggunakan timbangan digital,


serta timbang berat piring yang akan digunakan untuk menyimpan tanah
yang akan dioven, kemudian mencatat beratnya,

4) Memasang mould dan leher sambungannnya agar pada saat tanah


ditumbuk mould tidak terlepas dari sambungannya,

60
5) Sampel tanah diratakan diatas talam, lalu ambil sedikit masukan kedalam
piring kemudian timbang setelah itu dioven sebelum dilakukan
pemadatan,

6) Memadatkan tanah dengan cara modified, yaitu dengan 3 lapisan. Jumlah


tumbukan untuk setiap lapis adalah 65 kali tumbukan dengan mengikuti
pola penumbukan berikut,

7) Melepaskan leher mould dan meratakan tanah yang ada pada mould
dengan menggunakan alat perata,

8) Menimbang berat mould + tanah basah dengan menggunakan timbangan


digital,

9) Memasang mould + tanah basah pada mesin penetrasi kemudian tanah


tersebut direndam selama 3 hari, pengecekan pengembangan tanah
dilakukan setiap 24 jam,

10) Mengatur torak penetrasi pada permukaan benda uji, serta arloji
penunjuk beban dan arloji penetrasi di 0 kan. Kecepatan penetrasi yang
diinginkan yaitu

11) Mencatat pengembangan tanah yang terjadi selama 3 hari,

12) Mengeluarkan benda uji dari cetakan dan diambil sebagian untuk
diperiksa kadar airnya.

E. Data Dan Perhitungan

Tabel 3.12.2.1 Pengujian CBR Laboratorium ( 30 Tumbukan )


Diameter : 15.200 Cm Weight : 2.5 kg
Height : 11.670 Cm no of layer : 5 layers
3
Volume : 2118.472 cm No of blows/layer : 30 blows

61
Dial reading
Moisture content, W   6.05 % Date elapsed time Swelling (S/H 100 %)
(mm)

Wmould + wet soil   11745 Gram 9/9/2020 0 0 0.0000


Weight of mould   7535 Gram 9/10/2020 24 0.003 0.0257
weight of wet soil   4210 Gram 9/11/2020 48 0.003 0.0257
g wet     1.987 gr/cm3 9/12/2020 72 0.003 0.0257
g Dry     1.874 gr/cm3
W.dry soil   3969.83 Gram

Calibration : 23.1736 Lbf / Div

Penetration Load Tekanan


CBR CURVE
Waktu
Mm Inch Dial reading KN Lb
(menit) 7000
0 0 0 0 0
¼ 0.32 0.0126 2.00 46.35
6000
½ 0.64 0.025 3.00 69.52
1 1.27 0.050 6.00 139.04
1½ 1.91 0.075 15.00 347.60 5000
2 2.54 0.10 21.00 486.65 Load on piston(psi)

3 3.81 0.15 42.00 973.29 4000

4 5.08 0.20 80.00 1853.89


6 7.62 0.30 125.00 2896.70 3000
8 10.16 0.40 187.00 4333.46
10 12.70 0.50 276.00 6395.91 2000

CBR Value (%)


1000
486.65
Penetration on 0.1 " = x 100 % = 16.22 %
3000
0

11 0
12 5
0
95
80
65
50
35
20
05
90
75
60

10 5
.3
.1
.0
4
1853.89
0.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
6.
7.
8.
9.
Penetration on 0.2 " = x 100 % = 41.20 %Penetration ( inc )
4500

Tabel 3.12.2.2 Pengujian CBR Laboratorium ( 65 Tumbukan )


Diameter : 15.200 Cm Weight   : 2.5 kg  
Height : 11.670 Cm no of layer : 5 layers  
Volume   : 2118.472 cm3 No of blows/layer : 65 blows  

Dial reading
Moisture content, W   6.05 % Date elapsed time Swelling (S/H 100 %)
(mm)

Wmould + wet soil   11725 Gram 9/9/2020 0 0 0.0000


Weight of mould   7145 Gram 9/10/2020 24 0.002 0.0171
weight of wet soil   4580 Gram 9/11/2020 48 0.002 0.0171
g wet     2.162 gr/cm3 9/12/2020 72 0.002 0.0171
g Dry     2.039 gr/cm3

62
W.dry soil   4318.72 Gram

Calibration : 23.1736 Lbf / Div

CBR CURVE

9000

8000

7000

6000

Load on piston(psi)
5000

4000
Penetration Load Tekanan
3000

2000

1000

0
95 80 65 50 35 20 05 90 75 60 45 30 15 00
0. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Penetration ( inc )

Waktu
mm Inch Dial reading KN Lb
(menit)
0 0 0 0     0
¼ 0.32 0.0126 3.00     69.52
½ 0.64 0.025 6.00     139.04
1 1.27 0.050 12.00     278.08
1½ 1.91 0.075 20.00     463.47
2 2.54 0.10 32.00     741.56

3 3.81 0.15 54.00     1251.37

4 5.08 0.20 99.00     2294.19


6 7.62 0.30 152.00     3522.39
8 10.16 0.40 221.00     5121.37
10 12.70 0.50 334.00     7739.98

CBR Value (%)


741.56
Penetration on 0.1 " = x 100 % = 24.72 %
3000

2294.19
Penetration on 0.2 " = x 100 % = 50.98 %
4500

Tabel 3.12.3: Grafik Hubungan CBR Dan Compaction

63
KEPADATAN ( gram/cm3 )

2.05

1.95

1.85
30 40 50 60
NILAI CBR ( % )

KADAR AIR OPTIMUM  %


d MAKSIMUM  gr/cm³

Tabel 3.12.4: Hasil Pengujian (TEST RESULT)

No Parameter Hasil Uji Metode Uji SPESIFIKASI

1 Kompaksion (Permadatan)        
SNI. 1743-
  - Kepadatan Kering Max (yd) 1.992 gr/cm³ -
2008
SNI. 1743-
  - Kadar Air Optimum (OMC) 6.05 % -
2008
2 CBR
SNI. 1744 -
  - 65 Pukulan 50.980 % -
2012
SNI. 1744 -
  - 30 Pukulan 41.200 % -
2012
3 Aterberg Limit        
SNI. 1967 -
  - Batas Cair (LL) NON PLASTIS 0 - 25 %
2008
SNI. 1966 -
  - Batas Plastic (PL) NON PLASTIS -
2008
SNI. 1966 -
  - Indek Plastic (IP) NON PLASTIS 0-6%
2008
4 Corelation of Dry Density and CBR Design    
  - g Dry 100% CBR (%) 48.0 % - Min. 10 %
Catatan: Pengujian dilakukan terhadap material yang
Diajukan pihak pelaksana proyek

F. GAMBAR DOKUMENTASI CBR LABORATORIUM

64
Gambar 3.12.5.1 Menimbang Agregat Benda Pengujian (CBR)

Gambar 3.12.5.2 Proses Pembagian Agregat Benda Pengujian (CBR)

Gambar 3.12.5.3 Memasukan Agregat Benda Untuk Proses


Pengujian (CBR)

GAMBAR DOKUMENTASI CBR LABORATORIUM (Lanjutan)

65
Gambar 3.12.5.4 Proses Penumbukan Agregat Benda Pengujian (CBR)

Gambar 3.12.5.5 Menimbang Agregat Benda Untuk Proses Penekanan


Benda Uji (CBR)

Gambar 3.12.5.6 Melakukan Penyetelan Alat Pengujian (CBR)


GAMBAR DOKUMENTASI CBR LABORATORIUM (Lanjutan)

66
Gambar 3.12.5.7 Pengujian Tekan Benda Agregat (CBR)

Gambar 3.12.5.8 Pengujian (CBR) Laboratorium

BAB IV PENUTUP

67
4.1 Kesimpulan

1. Hasil pembuatan DMF K-175 dengan sumber quary CV. Febrian Jaya
didapat hasil : Kadar air rata-rata agregat halus 4,24%, Kadar air agregat
kasar rata-rata 2,27%, Berat jenis semu (Sa) 2,58 dan penyerapan air
agregat halus (Sw) 2,04%, Berat jenis semu (Sa) 2,450 dan penyerapan
air agregat kasar (Sw) 3,21%, Berat isi rata-rata agregat halus 1,51
kg/liter, Berat isi rata-rata agregat kasar 1,48 kg/liter, Keausan agregat
dengan Mesin Los Angelos/abrasi 26,20%. Dari hasil pengujian diatas
didapat komposisi campuran beton per m3 semen 330,19 kg , agregat
halus,716,43 kg , agregat kasar 1132,99 kg , air 170,39 kg. Slump yang
didapat 12,0 cm .dan hasil uji tekan didapat 266,75 kg/cm².
1. Hasil pengujian lapangan untuk pengujian tanah Nanga Manday didapat
CBR lapangan sebagai berikut:

2. Hasil pengujian tanah dilapangan menggunakan sand cone didapat hasil


perbandingan kepadatan lapangan dengan kepadatan laboratorium
seluruhnya melebihi angka 95%.

3. Hasil pengujian laboratorium untuk setiap 1000 m3 material lapis


pondasi tanpa penutup aspal mendapatkan hasil seluruhnya memenuhi
persyaratan spesifikasi teknis bina marga tahun 2018.

4.2 Saran

68
Selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di lokasi praktikum,
terdapat beberapa hal yang bisa menjadi bahan masukan kepada pihak-
pihak yang terlibat langsung dalam pelaksanaan praktikum, diantaranya:

1. Untuk mendapatkan data-data yang lengkap, sebaiknya mahasiswa


langsung mengamati proses pekerjaan dilaboraturium, sehingga pada saat
penyusunan laporan tidak terdapat banyak kesalahan dan kekurangan
data
2. Pada saat melakukan praktikum harus lebih teliti baik dalam pencatatan
data sampel maupun perhitungan data
3. Sebaiknya setiap saat harus dilakukan pemeriksaan terhadap alat-alat
yang akan digunakan pada pelaksanaan pengujian, hal ini dilakukan agar
pada saat alat bisa digunakan secara maksimal
4. Sebelum melakukan praktikum dilaboratorium hendaknya mahasiswa
harus memahami teori tentang apa yang akan dipraktekan agar kesalahan
dilaboratorium bisa diminimalisir.

69

Anda mungkin juga menyukai