Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya laporan Praktik kerja lapangan program studi D3 Teknik Sipil ini
dapat diselesaikan dengan Judul “Perencanaan Campuran Beton Dan Pengujian
Mutu Di Laboratorium Serta Pengujian Tanah Di Laboratorium Dan Di Lapangan
Pada Dinas DPUBMSDA Kabupaten Kapuas Hulu”. Laporan ini membahas
tentang pengujian bahan dan pengujian mutu beton di laboratorium serta pengujian
tanah di laboratorium dan lapangan. Adapun tempat pelaksanaan praktek kerja
lapangan ini bertempat di Laboratorium DPUBMSDA Kabupaten Kapuas Hulu
Seksi Bidang Jasa Kontruksi. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada pihak yang telah terlibat dalam penyusunan penulisan ini, yaitu:
2. Ibu Hj. Ana Mariana, S.T., M.M selaku Kepala Dinas Pekejaan Umum Bina
Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Kapuas Hulu,
3. Ibu Indah Rosanti, S. S.T., M. T., selaku Kepala Jurusan Teknik Sipil dan
Perencanaan,
5. Bapak Dedy Virnawan, S.T., M.Tr.T., selaku Sekretaris Program Studi, dan
Koordinator PKL PDD Polnep Kapuas Hulu,
i
8. Bapak Valery, S.ST., Bapak Wahyu Adi Tama A., S.T, Bapak Fachrul
Nopriadi R, S.T, Bapak Wisnu Kuncoro Putra, A.Md., Bapak Rahmatul Hadi,
S.T., Bapak Venansius Tri Sugiyoharto, S.T., selaku Teknisi di Laboraturium
Dinas Pekejaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Kapuas
Hulu.
9. Orang Tua Tercinta yang telah memberikan dukungan moral dan materil,
10. Teman-teman yang sudah membantu dalam proses penyusunan laporan ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan ini, oleh karena itu
saran dan kritik yang membagun sangat kami harapkan untuk perbaikan
dikemudian hari. Demikian laporan ini kami buat semoga laporan ini bermanfaat
bagi pembaca dan bagi penyusun.
penulis,
ii
DAFTAR ISI
......................11
3.1 JOB 1 : PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT HALUS.....................................................12
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1.1: Alat Yang Digunakan Dalam Pemeriksaan Kadar Air Agreg at
Halus……………………..12
Tabel 3.2.1: Alat Yang Digunakan Dalam Pemeriksaan Kadar Air Agregat
Kasar……………………...16
Tabel 3.3.1: Alat Dalam Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Halus ……………………
19
Tabel 3.3.2: Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Halus……….………………………….22
Tabel 3.4.1: Alat Dalam Pengujianberat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Kasar……………………
23
Tabel 3.4.2.1: Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Kasar ……………………………27
Tabel 3.4.2.2: Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Halus……………………………27
iv
Tabel 3.6.1: Peralatan Yang Digunakan Dalam Pemeriksaan Volume Agregat
Kasar……………….32
Tabel 3.7.1: Alat Yang Digunakan Dalam Pengujian Analisa Saringan Gradasi Agregat Kasar……
36
Tabel 3.8.1: Alat Yang Digunakan Dalam Pengujian Analisa Saringan Gradasi Agregat
Halus….39
Tabel 3.8.2: Data Dan Perhitungan Analisa Saringan Gradasi Agregat Halus …………..………………
42
Tabel 3.9.1: Alat Yang Digunakan Dalam Daftar Isian Formula Campuran Beton ……………………43
Tabel 3.10.1: Alat Yang Digunakan Dalam Uji Kuat Tekan Beton …………………………..…………………
50
Tabel 3.11.1: Alat Yang Digunakan Dalam Pengujian Tanah (Sand Cone) …………………………………
52
v
Tabel 3.12.1: Alat Yang Digunakan Dalam Pengujian (CBR) ……………………..………………………………
58
Tabel 3.12.2.1: Data Dan Perhitugan Pengujian (CBR) Laboratorium (30 Tumbukan) ………….…61
Tabel 3.12.2.2: Data Dan Perhitungan Pengujian (CBR) Laboratorium (65 Tumbukan)
…………….62
DAFTAR GAMBAR
vi
GAMBAR DOKUMENTASI PENGENALAN LABORATORIUM……………………………………………………….9
vii
Gambar 3.12.5.2: Proses Pembagian Agregat Benda Pengujian ( CBR)……………………………64
Gambar 3.12.5.5: Menimbang Agregat Benda Untuk Siap Proses Uji Penekanan ( CBR)…65
viii
TABEL NOTASI
Kg = Kilogram
Lab = Laboratorium
π = Pi (Phi)
Ʃ = Sum
γ = Gamma
δ = Delta
ix
Mm = Mili meter
x
BAB I PENDAHULUAN
i
mengambil objek yang sesuai dengan jurusan dan Program Studi
masing-masing Mahasiswa.
Dengan demikian mahasiswa diharapkan dapat menerapkan teori
yang telah didapat di bangku kuliah secara langsung di dunia kerja.
Praktek Kerja Lapangan bersifat wajib dan merupakan persyaratan untuk
mengikuti Tugas Akhir (TA) bagi setiap Mahasiswa PDD Politeknik
Negeri Pontianak. Dalam pekerjaan Teknik Sipil dikenal 2 jenis
Pekerjaan Konstruksi yaitu Konstruksi berat dan Konstruksi ringan.
Pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak lepas dari kebutuhan akan material
atau bahan-bahan tertentu. Dalam pelaksanaan, sehingga suatu
Konstruksi bangunan yang kuat dan utuh sesuai dengan rencana yang
diharapkan. Tanah berguna untuk bahan bangunan pada berbagai macam
pekerjaan dalam lingkup Teknik Sipil. Dan Beton adalah campuran
antara Semen Portland atau Semen Hidrolik yang lain, Agregat Halus,
Agregat Kasar dan air dengan atau tanpa bahan tambah membentuk
Massa padat.
Berdasarkan kegunaan tersebut maka kita harus terlebih dahulu
mengetahui sifat-sifat dasar dari tanah tersebut sebelum kita
menggunakan tanah tersebut sesuai dengan fungsinya, seperti asal
usulnya, penyebaran butiran, kemampuan mengalirkan air, sifat
pemampatan, kekuatan geser, dan lain-lain.
Dengan adanya Percobaan-percobaan, kita dapat menentukan
Parameter-parameter yang akan berpengaruh terhadap Tanah, baik
terhadap sifat Fisik maupun sifat Mekanisnya. Untuk semua itu maka
kita harus melakukan suatu pengujian di Laboratorium untuk
mengetahui Sifat-sifat dasar dari tanah tersebut dan pengujian ini
digunakan sebagai dasar Acuan untuk Perencanaan Design dan
pengujian ini juga berfungsi untuk mengetahui kondisi dan Karakteristik
Struktur Tanah yang akan digunakan sebagai tempat bertumpunya suatu
Pondasi Bangunan ataupun jalan.
ii
Pengujian Tanah di Laboratorium dilakukan terhadap semua
contoh tanah yang diperoleh dari Lapangan berupa contoh tanah
terganggu dan contoh Tanah tidak terganggu. Pengujian-pengujian yang
dilakukan bertujuan untuk memperoleh data dan Informasi Parameter
sifat Fisik maupun sifat Mekanika Tanah, selanjutnya Parameter-
parameter tersebut akan digunakan sebagai bahan analisis dan
pertimbangan dalam Perencanaan dan Design Tipe penanganan
longsoran.
iii
2. Praktik Kerja Lapangan merupakan salah satu bentuk perwujudan dari
salah satu Dharma dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu
Pengabdian Masyarakat.
3. Dengan adanya kegiatan ini maka kami dapat membandingkan apa yang
telah didapat dibangku Kuliah dengan penerapan sebenarnya yang
terjadi di Perusahaan.
B. Tujuan Khusus
1. Menambah Pengetahuan, Pengalaman, dan Pengembangan Wawasan
keilmuan di Lapangan,
2. Menciptakan Sumber Daya manusia yang mempunyai Potensi Pribadi
dalam Tata cara hubungan Masyarakat dalam lingkungan kerja,
3. Sebagai Wahana untuk mengaplikasikan ilmu yang diterima dari bangku
kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan.
1.4 Manfaat
iv
b. Mendapatkan kepuasan bagi Instansi, karena telah ikut serta dalam
menentukan masa depan bangsa melalui Pendidikan dengan sistem
Praktik Kerja Lapangan,
c. Merupakan sarana yang menjembatani antara Instansi dengan Lembaga.
Bagi PDD Politeknik Negeri Pontianak antara lain :
a. Memperoleh umpan balik sebagai pengintegrasian Mahasiswa dalam
proses pembangunan di tengah masyarakat,
b. Membantu PDD Politeknik Negeri Pontianak menghasilkan Mahasiswa
yang berkualitas,
c. Memperluas, mempercepat dan meningkatkan kerjasama dengan
masyarakat,
d. Memberikan masukan kompetensi yang sesuai, sehingga membantu
meningkatkan kemampuan lulusan yang dibutuhkan dunia kerja dan
meningkatkan peran terhadap dunia Pendidikan.
1.5. Pelaksanaan praktik kerja lapangan
Waktu dan tempat pelaksanaan
Hari : Senin - Jum'at
Tanggal : 5 Oktober 2020 – 27 November 2020
Tempat : Laboratorium Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Dan Sumber
Daya Air Kabupaten Kapuas Hulu Jl. Danau Luar No.5
v
Marga Dan Sumber Daya Air Kabupaten Kapuas Hulu berpegang Teguh
pada Motto, “Berintegritas,Inovatif Normatif, Akuntabel’
2.1.1 Visi
Unit Pengujian Mutu Dan Pembinaan Jasa Konstruksi Dinas
Pekerjaan Umum Bina Marga Dan Sumber Daya Air Kabupaten
Provinsi Kalimantan Barat Kapuas Hulu telah menetapkan Visinya
yakni:
“Terwujudnya Pelayanan Publik Yang Ramah Cepat, Tepat Dan
Terpercaya.”
2.1.2 Misi
Dalam proses mewujudkan Visi tersebut, Unit Pengujian Mutu
Dan Pembinaan Jasa Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
Dan Sumber Daya Air Kabupaten Provinsi Kalimantan Barat Kapuas
Hulu telah menetapkan Misinya yakni:
vi
2. Bidang jasa konstruksi terdiri dari:
a. Seksi pemberdayaan dan pengawasan jasa konstruksi dan
b. Seksi pengujian konstruksi.
3. Masing-masing seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang jasa konstruksi.
4. Seksi pemberdayaan dan pengawasan jasa konstruksi mempunyai tugas
membantu kepala bidang jasa konstruksi dalam penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan pemberdayaan dan pengawasan
usaha jasa konstruksi.
5. Seksi pengujian konstruksi mempunyai tugas membantu kepala bidang
jasa konstruksi dalam penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pengujian konstruksi.
vii
3. Pengujian beton yaitu pengujian terhadap mutu, kualitas dan produk
olahannya yang akan digunakan untuk konstruksi jalan dan jembatan
serta bangunan.
4. Pengujian bahan bangunan yaitu pengujian terhadap mutu bahan
bangunan yang akan digunakan untuk membuat komponen atau elemen
bangunan sesuai dengan spesifikasi teknis.
viii
2.4 Struktur Organisasi
Kepala Dinas
Rasidi
Penguji Lab Tanah, Aspal, dan Penguji Lab Tanah, Aspal, dan Penguji Lab Tanah, Aspal, dan Pemeliharaan Peralatan Pengadministrasi
Beton Beton Beton Keuangan
Wahyu Adi Tama, S.T. Fachrul Nopriadi R, S.T. Rahmatul Hadi, S.T. Wisnu Kuncoro, P, A.Md. Fauziah, S.E.
9
2.5 sketsa lokasi
10
BAB III PEMBAHASAN
11
3.1 JOB 1: PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT HALUS
A. Dasar Teori
Tabel 3.1.1 : Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Pemeriksaan Kadar
Air Agregat Halus Sebagai Berikut :
Agregat halus
2. Material yang digunakan
(pasir)
12
Tabel 3.1.1 : Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Pemeriksaan Kadar
Air Agregat Halus Sebagai Berikut (Lanjutan):
No Alat Gambar Keterangan dan spesifikasi
C. Langkah Kerja
13
D. Perhitungan Wadah Kode
a. Berat wadah = 230 gram
b. Berat wadah dan benda uji basah = 845 gram
c. Berat wadah dan benda uji kering = 820 gram
d. Berat Air = (B – C) = 845 gram – 820 gram = 25 gram
e. Berat contoh kering = (C – A) = 820 gram – 230 gram = 590 gram
Berat air 25
f. Kadar air = x 100 % = x 100 %=4,24 %
Berat contoh kering 590
Nomor contoh 1
Kode cawan A
1. Berat cawan + contoh basah (gram) 845
2. Berat cawan + contoh kering (gram) 820
3. Berat air ( 1 - 2 ) (gram) 25
4. Berat cawan (gram) 230
5. Berat contoh kering ( 2 - 4 ) (gram) 590
6. Kadar air ( 3 : 5 ) (%) 4.24
Rata-rata kadar air (%) 4.24
14
F. GAMBAR DOKUMENTASI PENGUJIAN AGREGAT
15
3.2 JOB 2 : PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT KASAR
A. Dasar Teori
Tabel 3.2.1 : Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Pemeriksaan Kadar
Air Agregat Kasar Sebagai Berikut :
No Alat Gambar Keterangan Dan Spesifikasi
1. Wadah Untuk menyimpan agregat
Tabel 3.2.1 : Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Pemeriksaan Kadar
Air Agregat Kasar Sebagai berikut (Lanjutan):
16
No Alat Gambar Keterangan Dan Spesifikasi
5. Sendok Untuk mengambil agregat
C. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Menimbang wadah terlebih dahulu menggunakan timbangan digital
3. Memasukkan agregat kasar kedalam wadah tersebut
4. Menimbang wadah yang berisi agregat kasar
5. Setelah menimbang, mengeringkan agregat kasar dengan cara
memasukkan wadah yang berisi agregat kasar tersebut kedalam oven
dengan suhu 110o ± 5o C selama 24 jam
6. Mengeluarkan agregat kasar yang telah kering dari dalam oven kemudian
menimbang kembali dan mencatat beratnya.
17
b. Berat wadah dan benda uji Basah = 2410 gram
c. Berat wadah dan benda uji Kering = Berat wadah dan benda uji Kering =
2360 gram
d. Berat Air = Berat wadah dan benda uji Basah – berat wadah dan benda
uji Kering = 2410 gram – 2360 gram = 50 gram
e. Berat contoh Kering = Berat wadah dan benda uji Kering - berat wadah
= 2360 gram - 155 gram = 2205 gram
Berat air 50
f. Kadar Air = x 100 %= x 100 %=2,27 %
Berat contohkering 2205
A. Dasar Teori
18
Berat jenis agregat adalah Rasio antara Massa padat agregat dan
Massa Air dengan Volume sama pada suhu yang sama. Sedangkan
penyerapan adalah Kemampuan agregat untuk menyerap air dalam
kondisi kering sampai dengan kondisi jenuh permukaan kering (SSD =
Saturated Surface Dry)
Tabel 3.3.1 : Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Pengujian Berat
Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Halus:
No
Alat Gambar Keterangan dan spesifikasi
.
Tabel 3.3.1 : Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Pengujian Berat Jenis
Dan Penyerapan Air Agregat Halus (Lanjutan):
No Alat Gambar Keterangan dan spesifikasi
19
.
7. Oven
Untuk mengeringkan agregat
C. Langkah Kerja
20
c) Kemudian angkat kerucut secara perlahan dan
lihat apakah kondisi pasir tersebut sudah memenuhi kriteria ssd
(dimana pasir tidak terlalu terbentuk tidak juga runtuh Total)
d) Jika pasir runtuh semua berarti air yang kita
masukan terlalu sedikit, jika pasir terlalu padat atau terbentuk, berarti
air yang kita masukan terlalu banyak.
e) Melakukan Trial and Error seperti itu terus
menerus sampai mendapatkan hasil SSD
4. Jika sudah mendapatkan hasil ssd, masukan pasir tersebut ke dalam
Piknometer ukur ssebanyak 500 gr.
5. Lalu masukan juga air sebanyak 500 ml ke dalam Piknometer
tersebut kemudian menimbang piknometer tersebut.
6. Setelah itu masukan kembali sekitar 1/3 air kedalam piknometer
untuk menghilangkan gelembung udara. Setelah itu mengocok
Piknometer tersebut.
7. Lalu memasukan air kembali ke dalam Piknometer sampai tanda
batas
8. Kemudian menimbang piknometer tersebut kembali.
9. Setelah ditimbang diamkan piknometer tersebut selama 24 jam
10. Setelah didiamkan selama 24 jam, memasukan pasir yang ada pada
Piknometer tersebut ke dalam wadah kosong
11. Lalu mengoven pasir yang telah dimasukan kedalam wadah tadi
selama 24 jam.
12. Kemudian dikeluarkan lagi benda uji yang sudah keringkan dan di
oven tadi selama 24 jam.
13. Selanjutnya menghitung hasil data dan perhitungan.
21
Tabel 3.3.2 : Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat
Halus
A. Dasar Teori
22
Berat jenis agregat adalah rasio antara Massa padat agregat dan
massa air dengan Volume sama pada suhu yang sama. Sedangkan
penyerapan adalah kemampuan agregat untuk menyerap air dalam
kondisi kering sampai dengan kondisi jenuh permukaan kering (SSD =
Saturated Surface Dry)
Tabel 3.4.1 : Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Pemeriksaan Berat
Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Kasar:
No Alat Gambar Keterangan Dan Spesifikasi
1. Wadah Untuk menyimpan agregat
Tabel 3.4.1 : Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Pemeriksaan Berat
Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Kasar (Lanjutan):
23
No Alat Gambar Keterangan Dan Spesifikasi
6. Oven Untuk mengeringkan agregat
C. Langkah Kerja
24
1. Menyiapkan agregat kasar (batu pecah) yang telah didapatkan kondisi
ssd nya.
2. Mengisi bak perendam air terlebih dahulu, memastikan air tersebut dapat
merendam sempurna, wadah timbang dalam air sehingga tidak
menyentuh bagian bawah bak.
3. Setelah bak perendam di isi air, menzerokan terlebih dahulu timbangan
manual.
4. Memasukkan batu yang telah ditimbang tadi kedalam wadah timbang
didalam air secara perlahan, memastikan dalam memasukannya batu
tidak berkurang sedikit pun.
5. Menzerokan timbangan manual dengan memasukkan agregat untuk
mendapatkan hasil timbangan yang akan diuji.
6. Mencatat hasil timbangan dilembar kerja.
Berat Benda Uji Kering Oven
1. Menyiapkan agregat kasar (batu pecah) yang telah diuji dalam air tadi
kemudian mengovenkan kembali agregat kasar tersebut selama 24 jam.
2. Setelah itu mengeluarkan agregat yang telah dioven tadi selama 24 jam,
menyiapkan juga loyang berukuran besar yang telah dibersihkan
menggunakan kuas sebelumnya.
3. Lalu memasukkan batu yang telah dioven selama 24 jam kedalam loyang
tersebut.
4. Kemudian diamkan untuk proses pendinginan.
5. Setelah di diamkan sudah cukup dingin (suhu dibawah 50o) kemudian
menyiapkan wadah berukuran sedang.
6. Meletakan wadah tersebut diatas timbangan manual, kemudian
menzerokan timbangan tersebut (dengan memastikan garis timbangan
menuju ke 0).
7. Memasukkan batu yang telah didingankan sebelumnya kedalam wadah
tersebut sampai penuh.
8. Menzerokan kembali dengan menyetel timbangan untuk mendapatkan
hasil timbang yang berisikan agregat.
25
9. Mencatat hasil timbangan kelembaran kerja.
2,149
= ¿ 2,272
2,218−1,272
26
permukaan udara
Berat benda uji dalam air C 1,272 Gram
A. Dasar Teori
Berat isi atau disebut juga sebagai berat satuan agregat adalah
rasio antara berat agregat dan isi / volume. Berat isi agregat diperlukan
dalam perhitungan bahan campuran beton, apabila jumlah bahan ditakar
dengan ukuran volume.
27
Tabel 3.5.1: Peralatan Dan Bahan Yang Digunakan Pada Pemeriksaan
Berat Volume Agregat Halus :
No. Alat Gambar Keterangan dan spesifikasi
1. Wadah Untuk menyimpan agregat
28
6. Mould Sebagai pelapis cetakan
C. Langkah Kerja
1. Menyiapkan material (pasir) serta alat timbang dan mould
2. Menimbang mould terlebih dahulu
3. Kemudian mengukur diameter dan tinggi mould menggunakan jangka
sorong.
4. Setelah diketahui diameter serta tinggi nya mould, kemudian menghitung
volume mouldnya dengan rumus πr2t.
5. Mencatat hasil pada lembar kerja
6. Setelah volume mould diketahui, masukan pasir kedalam mould tersebut
sampai penuh kemudian meratakan menggunakan pisau merata.
7. Kemudian menimbang mould yang diisi pasir tersebut untuk
mendapatkan hasil berat pasir kondisi gembur
8. Kemudian menuangkan kembali pasir yang di dalam mould tersebut ke
wadah kembali
9. Memasukkan pasir sebanyak 3 lapisan lalu tumbuk menggunakan
penumbuk
10. Memasukan beberapa lapisan lagi kemudian menumbuk kembali,
melakukan seperti itu terus sampai pasir penuh
11. Jika dirasa sudah padat, kemudian meratakan menggunakan pisau perata
12. Kemudian menimbang untuk mendapatkan hasil pasir kondisi padat
D. Perhitungan
a) Pengujian Agregat Halus
29
1) Diketahui volume mould = 2.964 liter
2) Diketahui berat mould = 1,570 kg
3) Diketahui berat pasir kondisi gembur = 5.630 kg/liter
4) Berat isi pasir kondisi gembur=
6,450−1,570
= = 1,650 kg/liter
2,964
30
B. Berat mould = 1,570 Kg
A. Dasar Teori
Berat isi atau disebut juga sebagai berat satuan agregat adalah
rasio antara berat agregat dan isi / volume. Berat isi agregat diperlukan
dalam perhitungan bahan campuran beton, apabila jumlah bahan ditakar
dengan ukuran volume.
31
Tabel 3.6.1 : Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Pemeriksaan Berat Isi
Volume Agregat Kasar:
Tabel 3.6.1 : Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Pemeriksaan Berat Isi
Volume Agregat Kasar (Lanjutan):
32
6. Mould Sebagai pelapis cetakan
C. Langkah Kerja
1. Menyiapkan material (batu pecah) serta alat timbang dan mould
2. Menimbang mould terlebih dahulu
3. Kemudian mengukur diameter dan tinggi mould menggunakan jangka
sorong.
4. Setelah diketahui diameter serta tinggi nya mould, kemudian menghitung
volume mouldnya dengan rumus πr2t.
5. Mencatat hasil pada lembar kerja
6. Setelah volume mould diketahui, memasukkan batu kedalam mould
tersebut sampai penuh kemudian meratakan menggunakan pisau merata.
7. Kemudian menimbang mould yang diisi pasir tersebut untuk
mendapatkan hasil berat dalam kondisi gembur
8. Kemudian menuangkan kembali batu yang di dalam mould tersebut ke
wadah kembali
9. Memasukkan batu sebanyak 3 lapisan lalu tumbuk menggunakan
penumbuk
10. Memasukan beberapa lapisan lagi kemudian menumbuk kembali,
melakukan seperti itu terus sampai pasir penuh
11. Jika dirasa sudah padat, kemudian meratakan menggunakan pisau perata
33
12. Kemudian menimbang untuk mendapatkan hasil berat dalam kondisi
padat
6,10−1,570
2,964
= 1,530 kg/liter
berat isi kondisi gembur−berat batu kondisi padat
7. Berat isi rata-rata =
2
1,430+6,10
= = 1,48 kg/liter
2
34
Tabel 3.6.2: Pemeriksaan Berat Isi Agregat Kasar
Catatan : Dari hasil uji berat volume didapat kondisi gembur 1,43 kg/liter
dan kondisi padat 1,53 kg/liter sehingga faktor pengembangannya : S=
35
3.7 JOB 7 : PENGUJIAN ANALISA SARINGAN / GRADASI AGREGAT
KASAR
A. Dasar Teori
Tabel 3.7.1: Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Pengujian Analisa
Saringan / Gradasi Agregat Kasar:
No. Alat Gambar Keterangan dan spesifikasi
Tabel 3.7.1: Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Pengujian Analisa
Saringan / Gradasi Agregat Kasar (Lanjutan):
36
No. Alat Gambar Keterangan dan spesifikasi
Agregat Kasar
6. (Batu) Material Yang Digunakan
C. Langkah Kerja
37
Jenis Matreial = Agregat Kasar
Pengujian = Analisa Gradasi
Berat Contoh Awal = 2.975 Gram
Berat
Berat Tertahan Persen
No. Saringan Tertahan % Komulatif Spesifikasi
Komulatif Tertahan
Persaringan
Tertaha
Inch Mm Gram Gram (%) Lolos
n
2 50.80 0 0 0 0 100 100
1½ 38.10 90.00 90.00 3 3.03 97 90 - 100
¾ 19.00 1065.00 1155.00 36 38.83 61 35 - 70
3/8 9.50 1265.00 2420.00 43 81.35 19 10 - 30
No.4 4.75 485.00 2905.00 16 97.65 2 0-5
Pan 70.00 2975.00 2 100.00 0.00
100
80
BATAS
ATAS
Persen Butir Lolos (%)
60
BATAS
BAWA
40 H
HASIL
20
0
0.00 4.75 9.50 14.25 19.00 23.75 28.50 33.25 38.00 42.75 47.50 52.25
Ukuran Saringan (mm)
38
Gambar 3.7.2.1 Analisa Gradasi Agregat Kasar
A. Dasar Teori
Tabel 3.8.1 : Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Pengujian Analisa
Saringan / Gradasi Agregat Halus :
No
Alat Gambar Keterangan dan spesifikasi
.
39
Untuk membersihkan
1. Kuas agregat yang tertahan di
ayakan
Digunakan untuk
6. Sendok
mengambil agregat halus
40
Untuk menyaring dan
memisahkan agregat sesuai
7. Saringan
dengan ukuran yang
berbeda-beda
Untuk mengeringkan
8. Oven
agregat
C. Langkah Kerja
1. Menyiapkan material (pasir) serta alat-alat yang akan dibutuhkan
2. Menimbang terlebih dahulu pasir seberat 2000gr.
3. Kemudian menyusun saringan yang telah dipilih sesuai instruktur
dari yang terbesar ke yang terkecil
4. Lalu memasukan pasir ke dalam saringan yang telah disusun
tersebut
5. Kemudian mengayak menggunakan alat sieve shaker selama 15
menit
6. Menimbang sisa-sisa material yang tertahan disetiap saringan.
7. Memastikan dalam memasukan ke dalam wadah tidak ada yang
tersisa di saringan
8. Mencatat hasil timbangan pertiap saringan ke lembar kerja
41
D. Data dan Perhitungan
Berat
Berat Tertahan Persen
No. Saringan Tertahan % Komulatif Spesifikasi
Persaringan Tertahan
Komulatif
Inch Mm Gram Gram (%) Tertahan Lolos
3/8 9.50 0 0 0 0 100 100
No.4 4.75 0.00 0.00 0.00 0.00 100.00 95 - 100
No. 8 2.36 250.00 250.00 19.23 19.23 80.77 80 - 100
No.16 1.18 240.00 490.00 18.46 37.69 62.31 50 - 85
No.50 0.30 510.00 1000.00 39.23 76.92 23.08 10 - 30
No.100 0.15 155.00 1155.00 11.92 88.84 11.16 2 - 10
Pan 145.00 1300.00 11.16 100.00 0.00
FN Agregat Halus
Syarat: (1,5-3,8)
42
110
100
90
80
Persen Butir Lolos (%)
70
60
50
40
30
20
10
0
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00
Ukuran Saringan (mm)
43
A. Dasar Teori
Tabel 3.9.1 : Alat Dan Bahan Yang Akan Digunakan Dalam Daftar Isian
Formula Perencanaan Campuran Beton sebagai berikut :
No. Alat Gambar Keterangan dan spesifikasi
Tabel 3.9.1 : Alat Dan Bahan Yang Akan Digunakan Dalam Daftar Isian
Formula Perencanaan Campuran Beton sebagai berikut Lanjutan :
44
No. Alat Gambar Keterangan dan spesifikasi
Untuk memukul /
9. Palu Karet memadatkan agregat pada
cetakan kubus
45
3. Air
4. Semen
C. Langkah kerja
1. Membuat perencanaan campuran beton.
2. Membuat formula perencanaan campuran sesuai data yang sudah
diambil.
3. Menghitung kebutuhan material.
4. Menyiapkan alat yaitu 2 buah kubus, 1 set kunci pas, 3 wadah besar,
sekop, cetakan slump, timbangan. Dan menyiapkan bahan yaitu
semen, agregat halus, agregat kasar dan air.
5. Menimbang semua bahan, pertama meletakkan wadah diatas
timbangan dan membaca hasilnya kemudian memasukkan pasir
dengan perlahan-lahan kedalam wadah menggunakan sekop
berdasarkan perhitungan dan membaca hasil berat isi tersebut.
Meletakkan pasir ketempat pengadukan semen yang telah disiapkan.
6. Meletakkan wadah diatas timbangan dan membaca hasilnya
kemudian memasukkan semen dengan perlahan-lahan kedalam
wadah menggunakan sekop sebanyak berdasarkan perhitungan dan
membaca hasil berat isi tersebut. Meletakkan semen ketempat
pengadukan semen yang telah disiapkan.
7. Meletakkan wadah diatas timbangan dan membaca hasilnya
kemudian memasukkan batu dengan perlahan-lahan kedalam wadah
menggunakan sekop berdasarkan perhitungan dan membaca hasil
berat isi tersebut. Mengantar batu ketempat lapangan.
8. Menyiapkan dua kubus, mengencangkan masing-masing baut kubus
dengan mengunci dan melumuri dengan oli di setiap permukaan
kubus menggunakan kuas.
9. Meletakkan agregat halus dan semen kedalam wadah besar kemudian
mengaduk hingga rata, setelah rata membuat lingkaran dan
ditengahnya di buat lubang untuk memasukkan air kemudian
46
memasukkan air secara bertahap kedalam adukan semen + agregat
halus tersebut, kemudian mengaduk hingga rata. Setelah menyatu air
+ agregat halus + semen kemudian memasukkan agregat kasar
kedalam adukan dan mengaduk hingga rata. Adukan pun siap
digunakan.
10. Menyiapkan dua cetakan kubus yang siap digunakan kemudian
memasukkan adukan pada setiap cetakan, proses memasukkan
adukan yaitu dilakukan dengan 3 tahapan setiap tahapan ditumbuk
sebanyak 25 kali dan bagian luar kubus diketuk menggunakan palu
karet supaya adukan rata
11. Menyiapkan nama yaitu benda uji 1, dan 2 menggunakan kertas dan
spidol Letakkan 4 benda uji dan dibiarkan selama 24 jam.
12. Kemudian kendorkan semua baut dan keluarkan isi beton tersebut
dari cetakkan,
setelah itu merendam 4 benda uji kedalam bak air selama 1 hari.
47
DAFTAR ISIAN MIX DESIGN K-175
SNI 03-2834-2000
147.38
KTK. Rata2 yang hendak
3 ( 1+3 ) 322.38 Kg/cm2
dicapai
26,25
48
Diketahui (16xBJ Halus + 17xBj
18 Bj Agregat Gabungan (SSD) 2404.000
Kasar)
Data Agregat
A. Dasar Teori
49
Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya
tekan persatuan luas. Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari
sebuah struktur. Semakin tinggi kekuatan struktur dikehendaki, semakin
tinggi pula mutu beton yang dihasilkan (Mulyono, 2004).
Tabel 3.10.1: Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Uji Kuat Tekan Beton
:
Tabel 3.10.1: Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Uji Kuat Tekan Beton
Lanjutan :
50
No Alat Gambar Keterangan Dan Spesifikasi
C. Langkah Kerja
4. Memasukkan beton kubus yang ingin kita uji lalu menjalankan mesin
5. Mencatat hasil uji ke lembar kerja berdasarkan dari apa yang telah
kita lihat dan hitung dari mesin uji.
51
(hari) Korelasi
3 0.400
7 0.650
14 0.880
21 0.950
28 1.000
90 1.200
365 1.350
Tanggal Umur Ukuran Berat Beban P Beban Kuat Tekan Angka Kuat Tekan (b' - bm') (b' - bm')2
1 8/22/2020 7 225 8.08 399.999 40,787.9 181.28 0.650 278.89 1.04 1.08
2 8/22/2020 7 225 8.10 388.167 39,581.4 175.92 0.650 270.64 -7.21 51.99
3 8/22/2020 7 225 8.02 407.359 41,538.4 184.62 0.650 284.02 6.17 38.08
833.56 91.15
n
σ b'
fc ' m=∑ = 277.852 kg/cm2
1 n
√
S¿ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
fck=fc ' 1m−K . S
= 6.751 kg/cm2
= 266.747 kg/cm2
Catatan:
A. Dasar Teori
52
lolos saringan nomor 10 dan tertahan di saringan nomor200. Metode ini
hanya terbatas untuk lapisan atas tanah (top soil) yaitu antara 10-15 cm.
B. Tujuan pengujian
Tabel 3.11.1 : Alat Yang Digunakan Dalam Pengujian Tanah (Sand Cone)
Untuk membersihkan
1. Palu agregat yang tertahan di
ayakan
Untuk membersikan
2. Pahat agregat yang tertingal atau
menempel pada ayakan
Tabel 3.11.1 : Alat Yang Digunakan Dalam Pengujian Tanah (Sand Cone)
Lanjutan:
53
Digunakan untuk
5. Sendok
mengambil tanah
Bahan
1) Pasir
2) Agregat
D. Langkah kerja
54
2) Menentukan berat isi tanah di lapangan dilakukan dengan cara,
tentukan lokasi yang akan di lakukan pengujian
7) Siapkan botol yang yelah berisi pasir + 2/3 dari tinggi botol lalu
timbang
55
Sand
1 Bottle weight + sand W3 (gram) 8075.00
2 Sand weight Wp = W3 - W1 (gram) 7400.00
3 δo Sand δo = Wp / V (gr/cm3) 1.5308
RESULT FROM FIELD TEST
1 Bottle weight + sand W6 (gram) 7550.00
2 Bottle weight + remnant sand W7 (gram) 3515.00
3 Container weight W8 (gram) 180.00
4 Container weight + Soil W9 (gram) 3745.00
5 Volume Sand Pit W10 = W6 - W7 - Wo (gram) 2382.00
6 Soil weight W11 = W9 - W8 (gram) 3565.00
LABORATORY RESULT FROM FIELD TEST
1 Container Code I II
2 Container weight A (gram) 10.20 10.50
3 Container weight + Soil Wet B (gram) 54.10 50.30
4 Container weight + Soil dry C (gram) 50.40 46.90
5 water Contant Wd = (B-C / C-A) x 100% 9.20 9.34
6 Average Water Contant % 9.27
FIELD DENSITY
gram/cm3 2.097
56
3 05 + 000 1.958 1.846 106.08
57
Gambar 3.12.1 Melakukan Penggalian Agregat Tanah ( Sand Cone )
A. Dasar Teori
58
tebal lapisan dari suatu perkerasan. CBR laboratorium biasanya
digunakan untuk perencanaan pembangunan jalan baru dan lapangan
terbang.
B. Tujuan Pengujian
59
Digunakan untuk
5. Sendok Tanah
mengambil tanah
Digunakan untuk
6. Piknometer mengambil air dalam
jumlah ml tertentu
Digunakan sebagai cetakan
7. Mould material yang akan
dipadatkan
Digunakan untuk
8. Alat CBR mengetahui penurunan
tanah
Bahan
1) Agregat
2) Air
D. Langkah Kerja
1) Menyiapkan sampel tanah yang lolos ayakan nomor4 dengan berat kira-
kira 2,5 kg
2) Mencampur tanah dengan air sampai kadar air optimum yang dambil dari
data kompaksi yaitu nilai kadar air optimum kemudian diperam selama =
24 jam,
60
5) Sampel tanah diratakan diatas talam, lalu ambil sedikit masukan kedalam
piring kemudian timbang setelah itu dioven sebelum dilakukan
pemadatan,
7) Melepaskan leher mould dan meratakan tanah yang ada pada mould
dengan menggunakan alat perata,
10) Mengatur torak penetrasi pada permukaan benda uji, serta arloji
penunjuk beban dan arloji penetrasi di 0 kan. Kecepatan penetrasi yang
diinginkan yaitu
12) Mengeluarkan benda uji dari cetakan dan diambil sebagian untuk
diperiksa kadar airnya.
61
Dial reading
Moisture content, W 6.05 % Date elapsed time Swelling (S/H 100 %)
(mm)
11 0
12 5
0
95
80
65
50
35
20
05
90
75
60
10 5
.3
.1
.0
4
1853.89
0.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
6.
7.
8.
9.
Penetration on 0.2 " = x 100 % = 41.20 %Penetration ( inc )
4500
Dial reading
Moisture content, W 6.05 % Date elapsed time Swelling (S/H 100 %)
(mm)
62
W.dry soil 4318.72 Gram
CBR CURVE
9000
8000
7000
6000
Load on piston(psi)
5000
4000
Penetration Load Tekanan
3000
2000
1000
0
95 80 65 50 35 20 05 90 75 60 45 30 15 00
0. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Penetration ( inc )
Waktu
mm Inch Dial reading KN Lb
(menit)
0 0 0 0 0
¼ 0.32 0.0126 3.00 69.52
½ 0.64 0.025 6.00 139.04
1 1.27 0.050 12.00 278.08
1½ 1.91 0.075 20.00 463.47
2 2.54 0.10 32.00 741.56
2294.19
Penetration on 0.2 " = x 100 % = 50.98 %
4500
63
KEPADATAN ( gram/cm3 )
2.05
1.95
1.85
30 40 50 60
NILAI CBR ( % )
1 Kompaksion (Permadatan)
SNI. 1743-
- Kepadatan Kering Max (yd) 1.992 gr/cm³ -
2008
SNI. 1743-
- Kadar Air Optimum (OMC) 6.05 % -
2008
2 CBR
SNI. 1744 -
- 65 Pukulan 50.980 % -
2012
SNI. 1744 -
- 30 Pukulan 41.200 % -
2012
3 Aterberg Limit
SNI. 1967 -
- Batas Cair (LL) NON PLASTIS 0 - 25 %
2008
SNI. 1966 -
- Batas Plastic (PL) NON PLASTIS -
2008
SNI. 1966 -
- Indek Plastic (IP) NON PLASTIS 0-6%
2008
4 Corelation of Dry Density and CBR Design
- g Dry 100% CBR (%) 48.0 % - Min. 10 %
Catatan: Pengujian dilakukan terhadap material yang
Diajukan pihak pelaksana proyek
64
Gambar 3.12.5.1 Menimbang Agregat Benda Pengujian (CBR)
65
Gambar 3.12.5.4 Proses Penumbukan Agregat Benda Pengujian (CBR)
66
Gambar 3.12.5.7 Pengujian Tekan Benda Agregat (CBR)
BAB IV PENUTUP
67
4.1 Kesimpulan
1. Hasil pembuatan DMF K-175 dengan sumber quary CV. Febrian Jaya
didapat hasil : Kadar air rata-rata agregat halus 4,24%, Kadar air agregat
kasar rata-rata 2,27%, Berat jenis semu (Sa) 2,58 dan penyerapan air
agregat halus (Sw) 2,04%, Berat jenis semu (Sa) 2,450 dan penyerapan
air agregat kasar (Sw) 3,21%, Berat isi rata-rata agregat halus 1,51
kg/liter, Berat isi rata-rata agregat kasar 1,48 kg/liter, Keausan agregat
dengan Mesin Los Angelos/abrasi 26,20%. Dari hasil pengujian diatas
didapat komposisi campuran beton per m3 semen 330,19 kg , agregat
halus,716,43 kg , agregat kasar 1132,99 kg , air 170,39 kg. Slump yang
didapat 12,0 cm .dan hasil uji tekan didapat 266,75 kg/cm².
1. Hasil pengujian lapangan untuk pengujian tanah Nanga Manday didapat
CBR lapangan sebagai berikut:
4.2 Saran
68
Selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di lokasi praktikum,
terdapat beberapa hal yang bisa menjadi bahan masukan kepada pihak-
pihak yang terlibat langsung dalam pelaksanaan praktikum, diantaranya:
69