DISUSUN
OLEH :
SAMPUL ………………………………………………………………………….i
LEMBAR PERSETUJUAN JUDUL TUGAS AKHIR ……………………….ii
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR HASIL ……….…………………….iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………….…………….v
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………...vii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………..viii
DAFTAR NOTASI ……………………………………………………………...ix
DAFTAR SINGKATAN ………………………………………………………...x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………...2
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………………3
D. Batasan Masalah ……………………………………………………….3
E. Manfaat Penelitian ……………………………………………………..3
F. Sistematika penulisan ………………………………………………….4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanah Lempung ……………………..…………………………………6
B. Klasifikasi Tanah .……………………………………………………...7
1. Klasifikasi Tanah Unified Soil Classification System (USCS) ……8
2. Klasifikasi Tanah AASTHO ……………………………………..12
C. Abu Kulit Kopi ……………………………………………………….13
D. Perbaikan Tanah ……..……………………………………………….14
E. Stabilisasi Tanah Dengan Abu Kulit Kopi …………………………...15
F. Uji Sifat Fisik Tanah ………………………………………...………..16
1. Kadar Air Tanah (Water Content or Moisture)………….……….16
2. Berat Jenis (Specific Gravity) ………….…………………..….....16
3. Batas – batas Attrerberg ……………………………….………...16
4. Gradasi Butiran ………………………………………………….18
G. Pemadatan Tanah ……………………………………………………..19
iv
H. Kuat Tekan Bebas …………………………………………………….20
I. Kuat Geser Tanah …………………………………………………….21
J. Kerangka Pikir …………………………………………………..……22
K. Penelitian Sebelumnya ……………………………………………….22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Diagram Alir Penelitian ……………………………………………....25
B. Lokasi Pengambilan Sampel Tanah dan Kulit Kopi …………...…….26
C. Metode Pengambilan Sampel Tanah dan Kulit Kopi ……………...…27
D. Jenis Penelitian …………………………………………….…………27
E. Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………….………………...28
F. Bahan dan Alat Penelitian ……………………………………………28
G. Prosedur Pengujian Laboratorium ……………………………………29
1. Uji Sifat Fisik Tanah …………………………………………….29
2. Pengujian Kompaksi (Modified Proctor) ASTM D-557 ………..37
3. Pengujian UCT (Unconfined Compression Test) ASTM D 2166-06
……………………………………………………………………38
H. Rancangan Benda Uji ………………………………………………...39
I. Pengujian Sampel …………………………………………………….40
J. Analisis Data ………………………………………………………….41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ……………………………………………………….42
1. Pengujian Sifat Fisik Tanah ……………………………………..42
2. Pengujian Kompaksi (Modified Proctor) ………………………..46
3. Pengujian Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test) …52
B. Pembahasan Hasil Penelitian ….…..………………………………….54
1. Pengujian Sifat Fisik Tanah ……………………………………..54
2. Pengujian Kuat Tekan Bebas dengan Penambahan Abu Kulit Kopi
……………………………………………………………………55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……………………………...……………………………54
B. Saran …………………………………………………………………..55
v
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pikir ……………………………………………………….22
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian ...…………………………………………...25
Gambar 3. Lokasi Pengambilan Sampel ……………………...…………………26
Gambar 4 Lokasi Pengambilan Kulit Kopi ………………………………...……26
Gambar 5. Grafik Pembagian Butiran Tanah Titik 1 ……………………………44
Gambar 6. Grafik Pembagian Butiran Tanah Titik 2 ……………………………44
Gambar 7. Grafik Kompaksi (Modified Proctor) Titik 1 Variasi 0% …………...47
Gambar 8. Grafik Hubungan antara Kadar Abu Kulit Kopi dengan Kepadatan
Kering Titik 1 ………………………………………………………..49
Gambar 9. Gambar Kompaksi (Modified Proctor) Titik 2 Variasi 0% …………50
Gambar 10. Grafik Hubungan antara Kadar Abu Kulit Kopi dengan Kepadatan
Kering Titik 2 ………………………………………………………..52
Gambar 11. Grafik Hubungan antara Nilai qu(kg/cm2) dengan Variasi Campuran
Abu Kulit Kopi Titik 1 ………………………………………………53
Gambar 12. Grafik Hubungan antara Nilai qu(kg/cm2) dengan Variasi Campuran
Abu Kulit Kopi Titik 2 ………………………………………………54
Gambar 13. Grafik Plasticity Chart ……………………………………………...55
viii
DAFTAR NOTASI
ix
DAFTAR SINGKATAN
AASHTO : American Association Of State Highway And
Transpotation Official
ASTM : American Standar Testing Material
UCT : Unconfined Compression Test
USCS : Unified Soil Clasification System
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
daerah-daerah yang padat penduduknya. Hal ini dapat dilihat dengan berdirinya
ada. Perkembangan teknik sipil sangat diharapkan untuk dapat menemukan suatu
jalan sering menghadapi beberapa kendala. Salah satu kendala yang banyak
dihadapi di beberapa daerah adalah kondisi tanah dasar yang dilewati ruas jalan
atau tempat area bangunan secara teknis tidak memenuhi persyaratan sebagai tanah
dasar. Seperti yang terjadi pada Desa Rantebua, Kecamatan Rantebua, Kabupaten
Toraja Utara yang sedang dalam proses perbaikan dan pelebaran jalan yang
mengalami longsor akibat bekas galian. Akibat bekas galian ini mudah tergerus air
sehingga menurunkan daya dukungan tanah dan kuat geser tanah. Oleh karena itu
pada Desa Rantebua yang memiliki kondisi demikian perlu dicari solusi
Salah satu metode perbaikan tanah adalah dengan metode kimiawi. Perbaikan
tanah dengan metode kimiawi yaitu menambahkan bahan kimia tertentu dengan
material tanah, sehingga terjadi reaksi kimia antara tanah dengan bahan
pencampurnya, yang akan menghasilkan tanah yang lebih baik. Salah satu bahan
kimia yang dapat digunakan dalam perbaikan tanah adalah abu kulit kopi dari hasil
Limbah kulit kopi merupakan limbah padat dari pabrik pengolahan buah kopi.
Di salah satu pabrik kopi di daerah Toraja Utara limbah kulit kopi banyak dibuang
atau ditumpuk begitu saja dalam lahan kosong dekat lokasi pabrik setempat, tanpa
ada warga yang berinisiatif untuk memanfaatkan atau mengelolah limbah kopi. Hal
ini tentunya dapat menyebabkan pencemaran lingkungan jika tidak dikelola dengan
baik.
mengenai perbaikan tanah dengan memanfaatkan abu kulit kopi dari hasil
pembakaran limbah kulit kopi sebagai bahan kimiawi untuk meningkatkan nilai
kuat tekan bebas (Unconfined Compression Test) dan daya dukung tanah dengan
TEKAN BEBAS.
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana pengaruh penambahan abu kulit kopi terhadap kuat tekan bebas
C. Tujuan Penelitian
2. Mengetahui pengaruh penambahan abu kulit kopi terhadap kuat tekan bebas
D. Batasan Masalah
1. Pengujian karakteristik tanah berupa pengujian kadar air, berat jenis, batas-
2. Dalam penelitian ini metode pengujian yang dilakukan mengacu pada American
3. Sampel tanah yang digunakan merupakan sampel tanah lempung yang berasal
20 kg masing-masing titik.
4. Bahan tambah yang digunakan merupakan kulit kopi yang diambil dari pabrik
5. Variasi kadar abu kulit kopi yang dicampurkan sebesar 0%, 8%, 12% dan 16%
E. Manfaat Penelitian
penelitian-penelitian berikutnya.
F. Sistematika Penulisan
masalah - masalah yang akan dibahas menjadi jelas dan mudah dipahami.
BAB I : Pendahuluan
buku referensi yang ada, jurnal, bahan kuliah dan sumber lain yang
mendukung penelitian.
data.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanah Lempung
Tanah lempung merupakan partikel mineral yang berukuran lebih kecil atau
sama dengan 0,002 mm dalam jumlah lebih dari 50% akan bersifat lengket (kohesif)
memiliki ukuran butiran yang halus kurang dari 0,002 mm, permeabilitas rendah,
kenaikan air kapiler tinggi, bersifat sangat kohesif, kemampuan kembang susut
pengetahuan tentang mineral dan komposisi kimia lempung, hal ini dikarenakan
mineralogi adalah faktor utama untuk mengontrol ukuran, bentuk dan sifat fisis
serta kimia dari partikel tanah. Tanah lempung memiliki sifat yang khas yaitu
apabila dalam keadaan kering di akan bersifat keras, dan jika basah akan bersifat
lunak plastis, dan kohesif, mengembang dan menyusut dengan cepat, sehingga
mempunyai perubahan volume yang besar dan itu terjadi karena pengaruh air.
karena sifat tanah tersebut mudah menyerap air, tanah dengan IP > 17 %
6
7
perlu diperhatikan sebagai dasar struktur bangunan adalah jenis tanah lempung.
Salah satu jenis tanah yang memiliki stabilitas yang tidak mendukung adalah tanah
lempung ekspansif yang merupakan tanah yang memiliki kembang susut yang
tinggi dan perilakunya sangat dipengaruhi oleh air. Proses kembang susut lempung
curah hujan yang tinggi, sistem drainase dan fluktuasi muka air tanah.
Rendah 0 – 15
Sedang 10 – 35
Tinggi 20 – 55
B. Klasifikasi Tanah
disesuaikan dengan perilaku umum dari tanah pada kondisi fisis tertentu.
menyampaikan informasi mengenai keadaan tanah dari suatu daerah dengan daerah
Tanah (soil) berasal dari bahasa latin “solum” yang berarti bagian teratas dari
kerak bumi yang dipengaruhi oleh proses pembentukan tanah (Kalsim dan Sepei,
2003). Tanah merupakan akumulasi partikel mineral yang tidak mempunyai atau
lemah ketika mengikat antar partikel, yang disebabkan oleh pelapukan dari batuan.
Diantara partikel-partikel tanah terdapat ruang kosong yang disebut pori-pori yang
Tanah diklasifikan menjadi 2 bagian yaitu tanah kohesif dan tanah non kohesif
yang biasa disebut dengan tanah berbutir halus dan berbutir kasar. Tanah yang akan
haruslah mempunyai indeks plastis <17% karena sifat tanah tersebut mudah
(Hardiyatmo HC,1992).
Sistem klasifikasi tanah yang umum digunakan yaitu sistem klasifikasi Unified
Sistem ini biasa digunakan untuk desain lapangan udara dan untuk spesifikasi
1. Tanah berbutir kasar (coarse grained soil) merupakan tanah kerikil dan
pasir yang dimana apabila kurang dari 50 % berat total contoh yang tertahan
dalam saringan No. 200. Sifat teknis tanah ini ditentukan oleh ukuran
2. Tanah berbutir halus (fine grained soil) yaitu tanah dimana lebih dari 50%
berikut :
1) pada persentase butiran yang lolos ayakan No. 200 (fraksi halus)
4) batas cair (LL) dan indeks plastisitas (PI) bagian tanah yang lolos saringan
No. 4 (untuk tanah dimana 5% atau lebih lolos saringan No. 200).
Lanau M
Lempung C LL<50% L
Organik O LL>50% H
Gambut PT
(Sumber : Bowles,1991)
10
Sistem klasifikasi tanah yang digunakan bisa dilihat pada tabel 3 dan 4
sebagai berikut :
Tabel 3. Sistem Klasifikasi Tanah USCS 1
PEMBAGIAN UTAMA SIMBOL NAMA JENIS TANAH
1 2 3 4
KERIKIL Kerikil,kerikil campur pasir
Lebih dari setengah materialnya lebih kasar dari saringan
D60
Cu = lebih besar dari 4
D10
GW D30
Cc = antara 1 dan 3
Tentukan persentase D10 𝑥 𝐷60
kerikil dan pasir dari
kurva pembagian butir.
GP Berdasarkan pada Tidak ditemukan semua persyaratan gradasi untuk GW
persentase bahan halus
(fraksi lebih halus dari Batas Atterberg di bawah Di atas garis “A” dengan PI
saringan No.200). tanah garis “A” atau PI kurang antara 4 dan 7 terdapat pada
GM berbutir kasar dari 4. garis batas dan menggunakan
diklasifikasikan sebagai simbol ganda.
berikut:
− Kurang dari 5% Batas Atterberg di atas
GW, GP, SW, SP garis “A” atau PI lebih
GC
− Lebih dari 12% GM, besar dari 7.
GC, SM, SC
− 5% sampai 12% D60
pada garis batas Cu = lebih besar dari 6
D10
SW D30
menggunakan Cc = antara 1 dan 3
simbol ganda D10 𝑥 𝐷60
ML
60
CH
CL H
INDEKS PLASTISITAS
50
OL 40
MH 30
CL OH
CH &
20 MH
OH 10
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Atterberg.
Lanjutan Tabel 5
Abu kulit kopi merupakan hasil pembakaran limbah kulit kopi dari hasil
pengolahan buah kopi, limbah ini jumlahnya sangat banyak di Indonesia, namun
belum dimanfaatkan secara optimal. Apabila limbah kulit kopi ini dapat
perbaikan pada tanah, maka hal ini dapat mengurangi pencemaran dari limbah
tersebut dan dapat menjadi bahan untuk penelitian mengenai stabilisasi pada tanah.
Kandungan unsur yang terkandung dalam abu kulit kopi diperoleh berdasarkan
Analitik, Fakultas MIPA, Universitas Udayana, Bali. Dari unsur tersebut kemudian
dilakukan pendekatan dengan metode perbandingan massa atom relatif dan massa
14
D. Perbaikan Tanah
Perbaikan tanah (soil improvement) adalah suatu jenis stabilisasi tanah yang
kinerja tanah sesuai syarat teknis yang dibutuhkan, dengan menggunakan bahan
(fisik).
stabilisasi fisik. Namun apabila ditinjau dari proses yang terjadi dalam pelaksanaan
stabilisasi tanah, maka stabilisasi tanah dapat dibedakan atas tiga jenis, yakni :
tanah, sehingga terjadi reaksi kimia antara tanah dengan bahan pencampurnya,
yang akan menghasilkan material baru yang memiliki sifat teknis yang lebih
baik.
2. Stabilisasi Fisik yaitu mengenakan energi dari beban dinamis atau beban statis
ke dalam lapisan tanah, sehingga terjadi dekomposisi baru dalam massa tanah,
15
yang akan memperbaiki karakteristik lapisan tanah sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai.
massa tanah sesuai dengan tujuan Tindakan stabilisasi yang ingin dicapai.
Perbaikan tanah dengan abu (soil ash) yaitu perbaikan tanah dengan
merupakan stabilisasi tanah metode kimiawi. Abu kulit kopi merupakan bahan yang
berbentuk seperti bubuk (powder) yang dapat dilarutkan dengan air. Sehingga tanah
yang distabilkan dengan menggunakan abu kulit kopi tidak berpolusi terhadap
lingkungan.
Diharapkan dengan penambahan abu kulit kopi ini akan meningkatkan kohesi
tanah (c), sudut geser dalam tanah (), berat volume tanah (), sekaligus
memperkecil tekanan pori tanah (u), karena ukuran partikel abu kulit kopi yang
kecil dan ringan akan memperkecil angka porositas dalam massa tanah.
terhadap peningkatan daya dukung (qu) dan kuat geser tanah ().
air yang terkandung di dalam tanah dengan berat kering tanah tersebut yang
16
dinyatakan dalam persen (%). Kadar air tanah dapat digunakan untuk
Beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk mengukur kadar air suatu
Berat spesifik atau berat jenis (specific gravity) tanah adalah perbandingan
antara berat volume butiran padat, dengan berat volume air pada temperatur
suhu tertentu.
Berat jenis dari berbagai jenis tanah berkisar antara 2,65 sampai 2,75. Nilai
Sedangkan untuk tanah kohesi tak organik berkisar di antara 2,68 sampai 2,72.
Pada awal tahun 1900, seorang Ilmuan dari Swedia bernama Atterberg
kohesif ini disebabkan karena ada air yang terserap di sekeliling permukaan dari
partikel lempung. Bilamana kadar airnya sangat tinggi, campuran dan air akan
Batas cair (LL) didefinisikan sebagai kadar air tanah pada batas antara
keadaan cair dan keadaan plastis, yaitu batas atas dari daerah plastis.
Persentase kadar air yang dibutuhkan untuk menutup celah sepanjang 12,7
Kadar air tanah asli relative pada kedudukan plastis dan cair dapat
didefinisikan oleh indeks cair (Liquidity Index), LI, dan dinyatakan menurut
persamaan :
𝑊𝑁 −𝑃𝐿 𝑊𝑁 −𝑃𝐿
𝐿𝐼 = = ………………………………………… (2.1)
𝐿𝐿−𝑃𝐿 𝑃𝐼
antara daerah plastis dan semi padat, yaitu persentase kadar air dimana tanah
Indeks plastisitas (PI) merupakan interval kadar air dimana tanah masih
butiran lempung. Jika PI rendah seperti lanau, sedikit pengurangan kadar air
Indeks plastisitas (PI) adalah selisih batas cair dan batas plastis :
𝑃𝐼 = 𝐿𝐿 − 𝑃𝐿 ……………………………………………….... (2.2)
antara daerah semi padat dan padat yaitu persentase kadar air dimana
tanah.
4. Gradasi butiran
a. Analisa Ayakan
melalui satu set ayakan dimana lubang-lubang ayakan tersebut makin kecil
butiran tanah, yang pertama adalah cara kering (dry method) dan yang kedua
b. Analisa Hidrometer
halus.
G. Pemadatan Tanah
dinamis. Tiga komponen yang mempengaruhi pemadatan tanah, yaitu sifat dasar
dari tanah, dan energi pemadat yang diberikan. Tujuan pemadatan adalah untuk
laboratorium dilaksanakan untuk memperoleh kadar air optimum dan berat isi
kering maksimum.
naiknya kerapatan tanah dengan memperkecil jarak antar partikel sehingga terjadi
reduksi volume udara dan tidak terjadi perubahan volume air yang cukup berarti
pada tanah ini. Umumnya, makin tinggi derajat pemadatan, makin tinggi pula
kekuatan geser dan makin rendah kompresibilitas tanah. Derajat kepadatan tanah
diukur berdasarkan satuan berat volume kering (dry density) yaitu massa partikel
mampatan, dan kekuatan tanah. Sifat-sifat satu dimensi tanah lempung yang
dipadatkan pada sisi kering dan sisi basah dari kadar optimum adalah pada tekanan
rendah, suatu tanah yang dipadatkan pada sisi basah dari kadar optimum akan lebih
Kuat tekan bebas adalah harga tegangan aksial maksimum yang dapat ditahan
oleh benda uji silinder tanah sebelum mengalami keruntuhan geser. Percobaan kuat
Nilai kuat tekan bebas dari tanah lempung atau daya dukung tanah lempung
akan didapatkan dari uji kuat tekan bebas. Pada uji kuat tekan bebas, tegangan
aksial yang diterapkan di atas benda uji berangsur-angsur ditambah sampai benda
cepat sampai mencapai keruntuhan. Sampel tanah benda uji merupakan tanah yang
mempunyai butiran yang sangat halus sehingga untuk uji kuat tekan bebas ini hanya
Cara melakukan pengujian ini adalah sama seperti uji triaksial tetapi tidak ada
tegangan sel (yaitu 3 = 0). Jika lempung tersebut mempunyai derajat kejenuhan
100% maka kekuatan gesernya dapat langsung ditentukan dari kekuatan unconfined
tanah tersebut.
Tekanan aksial yang bekerja pada tanah dapat dituliskan dengan persamaan :
𝑃
𝜎= ………..…………...…..…..……………..………………….. (2.3)
𝐴
21
mempunyai harga:
C dan = 0
Kuat geser tanah adalah kemampuan tanah melawan tegangan geser yang
timbul dalam tanah. Kekuatan geser tanah terdiri dari dua komponen yaitu :
1. Bagian yang bersifat kohesi yang tergantung kepada macam tanah dan
kepadatan butirnya.
Keterangan :
𝑐 = Kohesi
J. Kerangka Pikir
Penelitian :
1. Pengujian Karakteristik Tanah
2. Pengujian Pemadatan Tanah
3. Pengujian Kuat Tekan Bebas
Hasil penelitian yang diperoleh untuk mengetahui bagaimana pengaruh penambahan abu kulit
kopi pada tanah terhadap
Uji Kuat Tekan Bebas
Gambar 1. Kerangka Pikir
K. Penelitian Sebelumnya
memperluas teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang akan dilakukan.
Berikut beberapa penelitian sejenis yang terkait dengan penelitian yang akan
dilakukan :
Kelapa”.
dan bubuk arang tempurung kelapa terhadap sifat fisis dan sifat mekanis pada
kadar bubuk arang tempurung kelapa persentase 0%, 2,5%, 5%, 7,5% dan 10%
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa hasil uji sifat fisis tanah asli yang
kelapa dengan persentase 0%, 2.5%, 5%, 7.5%, 10% cenderung mengalami
penurunan untuk nilai kadar air, specific gravity (Gs), batas cair (LL), Indeks
Plastisitas (PI), lolos saringan No. 200 sedangkan pada batas susut (SL), batas
Sedangkan dari hasil uji mekanis di dapatkan nilai kuat tekan bebas pada
lamanya perawatan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sifat fisik tanah asli dari
Abu Cangkang Kelapa Sawit pada tanah lempung terhadap hasil uji kuat tekan
24
cangkang kelapa sawit 15% dapat menurunkan nilai kuat tekan bebas karena
stabilisasi tanah lempung dengan kadar abu cangkang kelapa sawit lebih dari
kabupaten gowa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Rumusan Masalah
Kajian Pustaka
Tidak
Tanah lempung
Pembuatan Benda uji tanah dicampur dengan Abu kulit kopi dengan variasi
0%, 8%, 12%, dan 16%
Kompaksi Proctor
(Penentuan Kadar Air Optimum)
Kesimpulan
Selesai
25
26
Rantebua, Kabupaten Toraja Utara dan pengambilan sampel kulit kopi terdapat di
Pabrik kopi PT. Toarco Jaya, Kecamatan Rantebua, Kabupaten Toraja Utara.
pengambilan sampel.
1. Sampel Tanah
berikut :
dianalisis sifat tanah aslinya dan mengetahui pertambahan kuat tekan pada
2. Kulit Kopi
Pengambilan bahan tambah kulit kopi di ambil di Pabrik Kopi PT. Toarco
D. Jenis Penelitian
untuk mencapai tujuan dari penelitian. Pengujian akan diawali dengan uji
karakteristik tanah. Objek penelitian ini adalah penambahan abu kulit kopi yang
Penelitian ini dilakukan mulai dari pengambilan sampel tanah dan kulit kopi
pada bulan Agustus 2021. Untuk proses pengujian sifat fisik tanah dan pengujian
Mekanika Tanah, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Kristen
1. Bahan Penelitian
Utara dan juga limbah kulit kopi yang terdapat di Pabrik kopi PT. Toarco Jaya
2. Alat Penelitian
- Piknometer
- Timbangan digital
1. Pengujian berat jenis tanah - Kompor elektrik
- Corong
- Wadah
- Shrinkage Dish
- Plat kaca
- Timbangan digital
2. Pengujian batas-batas Atterberg - Volume dish
- Cawan porselin
- Oven
- Saringan No. 40
29
Lanjutan Tabel 9
Penelitian dilakukan dengan metode uji laboratorium maka dari itu terdapat
beberapa prosedur kerja yang harus diikuti sesuai dengan langkah-langkah kerja
yang telah ada dalam buku panduan, sehingga pengujian yang dilakukan sesuai
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui kadar air suatu sampel tanah
yaitu perbandingan antara berat air dengan berat tanah kering. Pengujian ini
Prosedur percobaan :
30
Besarnya kadar air dinyatakan dalam persen dan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
𝑤4
𝑤 = 𝑤5 × 100% ……………………………………………… (3.1)
Keterangan:
W : Kadar air %
W4 : W1 – W2
W5 : W2 – W3
Tujuan Percobaan ini adalah untuk menetukan berat jenis suatu contoh
keadaan kosong.
31
telah ditimbang.
5) Contoh tanah ditambahkan air suling hingga kedua piknometer terisi dua
ditimbang.
𝑤5
𝐺𝑠 = 𝑤5+(𝑤2−𝑤3) …………………………………….……. (3.2)
𝐺𝑠 =. . . (𝑔𝑟⁄𝑐𝑚3 )
Keterangan :
butir sampel tanah yang dipakai. Pengujian ini menggunakan standar ASTM
32
D-422. Uji analisa saringan pada penelitian ini menggunakan dua cara,
yaitu:
Prosedur percobaan :
1) Ambil tanah kering yang akan diuji sebanyak 1000 gr, kemudian
dicuci di atas saringan No. 200 sampai air yang keluar dari ayakan
±24 jam.
berikut :
b) Analisa Hidrometer
Prosedur percobaan :
No. 200 dengan bahan dispersi Sodium Silikat sebanyak 5gr dan ±
suling hingga 1.000 ml, mulut tabung ditutup rapat dan kocok dalam
tabung yang bersisi air suling yang bersuhu sama seperti suhu
tabung percobaan,
pembacaan hidrometer pada saat 5, 15, 30, 60, 240 dan 1440 menit.
batas plastis, dan batas susut. Pengujian ini menggunakan standar ASTM
4318-95.
Prosedur percobaan :
34
1) Ambil contoh tanah ±150 – 200 gr, untuk tanah yang mengandung
2) Tempatkan tanah pada plat kaca dan campurkan dengan air suling
merata.
4) Buat alur pada adonan menggunakan grooving tool tegak lurus pada
permukaan contoh.
8) Ulangi langkah ke-2 sampai dengan langkah ke-7 pada contoh tanah
9) Ambil semua sampel tanah dalam cawan dari oven, dinginkan dan
timbang.
𝑁 𝑡𝑔𝛽
𝐿𝐿 = 𝑊𝑁 (25) …………………………………………….. (3.5)
Keterangan :
35
LL : Batas cair
N : Jumlah pukulan
𝑊𝑁 : Kadar air
Prosedur percobaan :
1) Ambil contoh tanah yang sudah diayak dengan ayakan No. 40 dan
2) Ambil contoh tanah kira-kira setengah ruas ujung jari kelingking dan
3) Letakkan bola tanah tersebut di atas kaca datar dan gulung atau
dan tutup cawan dengan rapat agar kadar air tidak berubah.
retak, maka tanah terlalu basah dan sebaliknya bila tanah sudah retak
7) Keluarkan contoh tanah dari oven dan timbang cawan yang berisi
tanah kering.
Prosedur percobaan :
kering.
dish.
mercury metal, dan tekan tanah dengan kaca datar yang berpaku,
37
𝑚1−𝑚2 (𝑣𝑖−𝑣𝑓)𝑝𝑤
𝑆𝐿 = ( × 100) − ( × 100) …………………..… (3.6)
𝑚2 𝑚2
Keterangan:
SL : Shrinkage Limit
dicampur dengan abu kulit kopi 0%, 8%, 12%, dan 16% dari berat tanah kering
lempung. Hasil pengujian ini berupa kadar air optimum/OMC (Optimum Moitre
Content) dan berat volume kering maksimum untuk setiap variasi campuran
Prosedur percobaan :
6) Ambil salah satu dari kelima contoh diaduk dan dipadatkan dengan alat
𝛾𝑤.100
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝛾𝑑 = (100+𝑤) ………………………………...… (3.8)
Keterangan :
B1 : Berat mold
V : Volume mold
W : Kadar air
Pengujian kuat tekan bebas dilakukan menggunakan sampel tanah asli yang
dicampur dengan abu kulit kopi pada 0%, 8%, 12%, dan 16% dari berat tanah
lempung.
Prosedur percobaan :
39
permukaannya diratakan.
Dilakukan pembacaan proving ring dial setiap regangan 0.01 inci, sampai
tengah (3 tampak).
6) Contoh tanah yang telah longsor kita remas-remas dalam kantong dan
Untuk menghitung nilai kuat tekan bebas dapat dihitung dengan rumus :
𝑃
𝑞𝑢 = 𝐴 …………...………………………………………….. (3.9)
Keterangan :
qu : Tegangan
P : Beban (kg)
Rancangan benda uji pada tanah adalah untuk mengetahui jumlah sampel
I. Pengujian Sampel
Pengujian sampel pada tanah adalah untuk mengetahui sifat fisik pada tanah,
menentukan kadar air optimum dan mengetahui kuat tekan pada tanah.
J. Analisis Data
Pada tahap ini, dilakukan beberapa tahapan analisa data sebagai berikut:
tersebut apakah memenuhi syarat sebagai tanah lempung. Setelah semua data-
Microsoft Excel. Dalam penyajian data berbentuk tabel dan grafik dianalisis
Pengujian dilakukan pada tanah asli yang telah dicampur abu kulit kopi.
Uji kuat tekan bebas dilakukan untuk memperoleh nilai kuat tekan bebas tanah
(qu dan dari hasil nilai qu diperoleh parameter geser tanah cu yaitu sebesar ½
qu). Setelah hasil pengujian kuat tekan bebas didapatkan, kemudian data diolah
A. Hasil Penelitian
tanah asli agar dapat mengetahui jenis tanah tersebut melalui standar spesifikasi.
Dari hasil pengujian sifat fisik tanah dilaboratorium yang telah dilakukan
Pengujian kadar air tanah asli didapatkan nilai kadar air yang
terkandung pada titik 1 sebesar 27,50%, titik 2 sebesar 26,33% dan rata-
ratanya 26,92%.
Dari pengujian berat jenis tersebut didapatkan nilai berat jenis pada titik
1 yaitu 2,72 gr/cm3, titik 2 yaitu 2,68 gr/cm3 dan rata-ratanya 2,7 gr/cm3.
Hasil pengujian batas-batas Atterberg pada sampel tanah asli yang telah
42
43
plastis, dan batas susut dapat dilihat pada Tabel 12. berikut ini:
batas cair (liquid limit) sebesar 38,72, batas plastis (plastic limit) sebesar
23,815, batas susut (shringkage limit) sebesar 9,715 dan indeks plastisitas
(plasticity indeks) sebesar 14,905. Bila dilihat dari nilai indeks plastisitas
dari tanah yang telah diteliti termasuk dalam golongan tanah lempung
batas cair dan indeks plastisitas dari tanah yang telah diteliti termasuk dalam
klasifikasi kelompok A-6 yaitu tanah berlempung (dapat dilihat pada tabel
5). Dan menurut klasifikasi tanah UCSC, tanah termasuk dalam tanah
lempung organik.
D1682-90)
Pada pengujian analisa saringan, didapatkan nilai lebih dari 50% tanah
tersebut lolos saringan No. 200, yaitu pada titik 1 sebesar 80,372% dan pada
pasir, lanau dan lempung. Berikut perolehan tanah berpasir, berlanau dan
100
90
Lolos saringan (%)
80
70
60
50
40
30
20
10
0
10,000 1,000 0,100 0,010 0,001
Diameter (mm)
12,709%.
100
90
80
Lolos saringan (%)
70
60
50
40
30
20
10
0
10,000 1,000 0,100 0,010 0,001
Diameter (mm)
14,298%.
Sampel 2
No. Nilai
Pemeriksaan
1. Kadar Air () % 26,33
2. Berat Jenis (Gs) gr/cm3 2,68
3. Batas Cair (Liquid Limit) % 37,61
Batas-batas
Atterberg
Lanjutan Tabel 14
sebagai berikut:
a. Pengujian Titik 1
Secara grafik, nilai kadar air optimum serta kepadatan kering, diperoleh
dengan melihat dimana top dari parabola yang dihasilkan dari grafik
hubungan kadar air dan kepadatan kering, lalu dapat ditarik garis lurus
Sedangkan secara analisis, nilai untuk kadar air optimum dan kepadatan
kering diperoleh dari persamaan linear yang dihasilkan dari grafik diatas,
yaitu:
1) Untuk hubungan antara Kadar Air () dengan ZAV (Zero Air Void),
diperoleh persamaan :
0 = -0,0286 + 2,288
48
0,0286 = 2,288
= 2,288/0,0286
= 79,930 %
2) Untuk hubungan antara Kadar Air () dengan Kepadatan Kering (dry),
diperoleh persamaan :
x = 0,1923/0,009
x = 21,367 %
W opt = 21,367 %
yang telah dilakukan diperolehan hasil pengujian kadar air optimum (wopt),
1,220
1,200
1,180
1,160
1,140
1,120
1,100
1,080
0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 16% 18%
PERSEN ABU KULIT KOPI ( % )
b. Pengujian Titik 2
Lanjutan Tabel 17
1,600
1,500 y = -0,0282x + 2,2781
1,400
1,300
y = -0,0032x2 + 0,1385x - 0,3014
1,200
1,100
1,000
0,900
0,800
17,00 18,00 19,00 20,00 21,00 22,00 23,00 24,00
Kadar Air (%)
Gambar 9. Grafik Kompaksi (Modified Proctor) titik 2 variasi 0%
Secara grafik, nilai kadar air optimum serta kepadatan kering, diperoleh
dengan melihat dimana top dari parabola yang dihasilkan dari grafik
hubungan kadar air dan kepadatan kering, lalu dapat ditarik garis lurus
Sedangkan secara analisis, nilai untuk kadar air optimum dan kepadatan
kering diperoleh dari persamaan linear yang dihasilkan dari grafik diatas,
yaitu:
1) Untuk hubungan antara Kadar Air () dengan ZAV (Zero Air Void),
diperoleh persamaan :
51
0 = -0,0282 + 2,2781
0,0282 = 2,288
= 2,2781/0,0282
= 80,784 %
2) Untuk hubungan antara Kadar Air () dengan Kepadatan Kering (dry),
diperoleh persamaan :
x = 0,1385/0,0064
x = 21,641 %
W opt = 21,641
pada titik 2 yang telah dilakukan diperolehan hasil pengujian kadar air
optimum (wopt), γd dan ZAV dengan perhitungan dapat dilihat pada tabel 18.
1,220
1,200
1,180
1,160
1,140
1,120
1,100
1,080
0% 5% 10% 15% 20%
PERSEN ABU KULIT KOPI ( % )
Gambar 10. Grafik Hubungan antara Kadar Abu Kulit Kopi dengan
Hasil pengujian kuat tekan bebas pada sampel tanah dengan penambahan
abu kulit kopi yang telah diteliti di laboratorium mekanika tanah dapat dilihat
0,60
0,55
qu (kg/cm2)
0,50
0,45
0,40
0,35
0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 16% 18%
Persen Abu kulit kopi
Gambar 11. Grafik Hubungan antara Nilai qu (kg/cm2) dengan Variasi
Pada titik 1 pencampuran tanah dan abu kulit kopi menunjukkan nilai kuat
tekan (qu) meningkat pada 8% dan saat penambahan abu kulit kopi dengan
penambahan 12% nilai kuat tekan (qu) mengalami penurunan dan pada
0,60
qu (kg/cm2)
0,55
0,50
0,45
0,40
0,35
0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 16% 18%
Persen Abu kulit kopi
Gambar 12. Grafik Hubungan antara Nilai qu (kg/cm2) dengan Variasi
Sedangkan pada titik 2 pencampuran tanah dan abu kulit kopi menunjukkan
nilai kuat tekan (qu) menurun pada 8% dan meningkat saat penambahan abu
Dari hasil pengujian sifat fisik tanah diperoleh hasil pengujian kadar air
26,92%, Berat jenis 2,7 gr/cm3 angka ini menunjukan bahwa tanah ini termasuk
tanah lempung anorganik (dapat dilihat pada Tabel 7), Pengujian Batas-batas
Atterberg yang terdiri dari Batas cair diperoleh 38,72%, Batas Plastis 23,815%,
Batas susut 9,715%, dan Indeks Plastisitas 14,905%. Dan Pengujian Gradasi
sampel tanah yang tergolong pasir sebesar 19,754%, lempung 66,742%, dan
halus dimana persen tanah yang lolos saringan 200 lebih dari 50% dan nilai
batas cair (Liquid Limit) yang diperoleh lebih kecil dari 50%. Dilihat pada
gambar 12 bahwa tanah yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Tanah
Pada klasifikasi tanah menurut AASHTO sampel tanah yang diuji termasuk
golongan A-6 yang ditentukan berdasarkan persen lolos saringan No. 200 lebih
besar dari 35%, nilai batas cair lebih kecil dari 40%, dan nilai indeks plastisitas
Hasil pengujian dari kuat tekan bebas dengan penambahan abu kulit kopi
didapatkan hasil berdasarkan Tabel 18. Hasil Pengujian Kuat Tekan Bebas
dengan penambahan abu kulit kopi pada titik 1 mengalami peningkatan pada
penambahan abu kulit kopi 8% sebesar 0,5519 dan penambahan abu kulit kopi
56
16% sebesar 0,5760. Dan mengalami penurunan pada penambahan abu kulit
sebesar 0,4275 dan mengalami peningkatan pada penambahan abu kulit kopi
Dari kedua titik pengujian ini menunjukan bahwa dari sampel tanah
dengan penambahan 8% abu kulit kopi dan penambahan 12% abu kulit kopi
belum menunjukkan pengaruh besar pada tanah, karena pada pengujian masih
Sedangkan pada penambahan 16% abu kulit kopi pada tanah dari kedua
titik dapat meningkatkan kuat tekan (qu) pada tanah, hal ini disebabkan karena
abu kulit kopi memiliki ukuran partikel yang kecil dan ringan yang dapat
meningkatnya kerapatan pada tanah maka kuat tekan tanah dan kuat geser
A. KESIMPULAN
1. Hasil pengujian sifat fisik tanah diperoleh jenis sampel penelitian sebagai
berikut:
saringan No.200 sebesar 80,245%, Dari hasil uji Atterberg, diperoleh Batas
Cair (Liquid Limit) sebesar 38,72%, Batas Plastis (Plastic Limit) sebesar
sebagai tanah dasar maka termasuk tanah yang sedang hingga buruk.
organic dengan plastisitas rendah rendah), Hal ini ditunjang oleh hasil uji
2. Dari pengujian Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test) pada tanah
Toraja Utara dengan penambahan abu kulit kopi dari kedua titik terjadi
57
58
B. SARAN
1. Berdasarkan hasil penelitian ini, pada penambahan campuran abu kulit kopi
16% dapat meningkatkan nilai kuat tekan bebas, maka untuk stabilisasi tanah
lempung dengan kadar abu kulit kopi di atas 16% disarankan digunakan pada
2. Disarankan untuk pengujian dengan persen penambahan abu kulit kopi yang
lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Titik :I
Kedalaman : 50 – 100cm
NO.CAWAN I II III
KEDALAMAN 1 1 1
BERAT CAWAN (W1) 8,83 8,8 8,72
BERAT CAWAN+CONTOH BASAH (W2) 27,75 23,51 25,23
BERAT CAWAN+CONTOH KERING (W3) 23,28 20,76 21,56
BERAT AIR (W2-W3) 4,47 2,75 3,67
BERAT CONTOH BASAH (W2-W1) 18,92 14,71 16,51
BERAT CONTOH KERING (W3-W1) 14,45 11,96 12,84
KADAR AIR(W= 100%) 30,934 22,993 28,583
KADAR AIR RATA-RATA 27,503
Mengetahui
Titik : II
Kedalaman : 50 – 100cm
NO.CAWAN I II III
KEDALAMAN 1 1 1
BERAT CAWAN (W1) 8,83 8,8 8,72
BERAT CAWAN+CONTOH BASAH (W2) 19,71 20,93 19,2
BERAT CAWAN+CONTOH KERING (W3) 17,51 18,38 16,97
BERAT AIR (W2-W3) 2,2 2,55 2,23
BERAT CONTOH BASAH (W2-W1) 10,88 12,13 10,48
BERAT CONTOH KERING (W3-W1) 8,68 9,58 8,25
KADAR AIR(W= 100%) 25,346 26,618 27,030
KADAR AIR RATA-RATA 26,331
Mengetahui
Titik :I
Kedalaman : 50 – 100cm
Titik 1
NO.CONTOH SATUAN 50 ml 50 ml
NO.PIKNOMETER I II
BERAT PIKNOMETER+TANAH (W2) gram 50,06 48,7
BERAT PIKNOMETER (W1) gram 33,42 32,09
BERAT TANAH (W2-W1) gram 16,64 16,61
SUHU (T) ⸰c 27 27
BERAT PIKNOMETER + AIR (W4) gram 79,18 80,61
(W2-W1+W4) gram 95,82 97,22
BERAT PIKNOMETER + AIR + TANAH (W3) gram 89,72 91,11
ISI TANAH (W2-W1) - (W3-W4) 6,1 6,11
BERAT JENIS TANAH 2,728 2,72
RATA-RATA 2,72
Mengetahui
Titik : II
Kedalaman : 50 – 100cm
Titik 1
NO.CONTOH SATUAN 50 ml 50 ml
NO.PIKNOMETER I II
BERAT PIKNOMETER+TANAH (W2) gram 50,06 48,7
BERAT PIKNOMETER (W1) gram 33,42 32,09
BERAT TANAH (W2-W1) gram 16,64 16,61
SUHU (T) ⸰c 27 27
BERAT PIKNOMETER + AIR (W4) gram 79,18 80,61
(W2-W1+W4) gram 95,82 97,22
BERAT PIKNOMETER + AIR + TANAH (W3) gram 89,72 91,11
ISI TANAH (W2-W1) - (W3-W4) 6,1 6,11
BERAT JENIS TANAH 2,728 2,72
RATA-RATA 2,72
Mengetahui
Titik :I
Kedalaman : 50 – 100cm
Batas Cair
Jumlah Pukulan Kali 40 37 27 24
No Cawan I II III IV
Berat Cawan + Tanah Basah gr 15,91 14,85 15,19 15,33
Berat Cwan +Tanah Kering gr 13,23 12,38 12,44 12,58
Berat Air gr 2,68 2,47 2,75 2,75
Berat Cawan gr 5,08 5,33 4,89 5,36
Berat Tanah Kering gr 8,15 7,05 7,55 7,22
Kadar Air % 32,88 35,04 36,42 38,09
Kadar Air Rata-rata % 35,61
Batas Plastis
No Cawan I II II
Berat Cawan + Tanah Basah gr 3,6 2,69 2,65
Berat Cawan + Tanah Kering gr 3,55 2,63 2,61
Berat Air gr 0,05 0,06 0,04
Berat Cawan gr 3,34 2,41 2,4
Berat Tanah Kering gr 0,21 0,22 0,21
Kadar Air % 23,81 27,27 19,05
Kadar Air Rata-rata % 23,38
Batas susut
No. Test Satuan I II
Tanah Dalam Kondisi Basah
Berat cawan Petri, W1 gram 27,19 26,62
Berat cawan + Tanah basah, W2 gram 62,56 61,26
Berat tanah basah, W3 = W2 - W1 gram 35,37 34,64
Berat air raksa yang dipindahkan, Wr1 gram 296,43 284,91
Volume isi tanah basah, V1 = (Wr1/13,6) gram 21,80 20,95
Tanah Dalam Kondisi Kering
Berat Tanah Kering, W4 gram 29,79 27,98
Berat air raksa yang dipindahkan, Wr2 gram 254,56 236,01
Volume isi tanah kering, V2 = (Wr2/13,6) gram 18,72 17,35
Berat air, W5 = (W3 - W4) gram 5,58 6,66
Kadar Air, W = W5 / W4 x 100 % gram 18,73 23,80
Batas susut (SL) % 8,40 10,95
shringkage ratio = SR = W/V2 1,00 1,37
Volume penyusutan (SV) 10,34 17,63
Linear Sharingkage (LS) % 312,40 555,20
Mengetahui
Titik : II
Kedalaman : 50 – 100cm
Batas Cair
Jumlah Pukulan Kali 40 37 27 24
No Cawan I II III IV
Berat Cawan + Tanah Basah gr 15,91 14,85 15,19 15,33
Berat Cwan +Tanah Kering gr 13,23 12,38 12,44 12,58
Berat Air gr 2,68 2,47 2,75 2,75
Berat Cawan gr 5,08 5,33 4,89 5,36
Berat Tanah Kering gr 8,15 7,05 7,55 7,22
Kadar Air % 32,88 35,04 36,42 38,09
Kadar Air Rata-rata % 35,61
Batas Plastis
No Cawan I II II
Berat Cawan + Tanah Basah gr 3,6 2,69 2,65
Berat Cawan + Tanah Kering gr 3,55 2,63 2,61
Berat Air gr 0,05 0,06 0,04
Berat Cawan gr 3,34 2,41 2,4
Berat Tanah Kering gr 0,21 0,22 0,21
Kadar Air % 23,81 27,27 19,05
Kadar Air Rata-rata % 23,38
Batas Susut
No. Test I II
Tanah Dalam Kondisi Basah
Berat cawan Petri, W1 27,19 26,62
Berat cawan + Tanah basah, W2 55,36 57,26
Berat tanah basah, W3 = W2 - W1 28,17 30,64
Berat air raksa yang dipindahkan, Wr1 311,6 324,2
Volume isi tanah basah, V1 = (Wr1/13,6) 22,91 23,84
Tanah Dalam Kondisi Kering
Berat Tanah Kering, W4 23,34 25,35
Berat air raksa yang dipindahkan, Wr2 279,31 283,24
Volume isi tanah kering, V2 = (Wr2/13,6) 20,54 20,83
Berat air, W5 = (W3 - W4) 4,83 5,29
Kadar Air, W = W5 / W4 x 100 % 20,69 20,87
Batas susut (SL) 10,52 8,99
shringkage ratio = SR = W/V2 1,01 1,00
Volume penyusutan (SV) 10,25 11,90
Linear Sharingkage (LS) 309,34 364,48
Mengetahui
PERSEN
BERAT JUMLAH BERAT
DIAMETER
NO.SARINGAN TERTAHAN TERTAHAN
(mm) TERTAHAN LEWAT (%)
(gram) (gram)
4 4,750 3,15 3,15 0,315 99,685
10 2,000 16,77 19,92 1,992 98,008
20 0,850 24,91 44,83 4,483 95,517
30 0,600 17,39 62,22 6,222 93,778
40 0,425 22,39 84,61 8,461 91,539
60 0,250 11,38 95,99 9,599 90,401
80 0,180 21,29 117,28 11,728 88,272
100 0,150 25,32 142,6 14,26 85,740
200 0,075 56,21 198,81 19,881 80,119
WAKTU PEMBACAAN
DIAMETER KOREKSI SUHU N N'
JAM PERCOBAAN SUHU HYDROMETER Rh' + tm
o
(Menit) ( C) (Rh) (mm) (tm) Rh' = Rh - 1 % % SISTEM KLASIFIKASI UNIFIED
0 0 27 0 0,0000 2 LEMPUNG D< 0,002 mm
0,0083 0,5 27 39 0,1743 2 38 79,0658 63,5468 LANAU 0,002<D<0,075 mm
PASIR 0,075<D<4,75 mm
0,0167 1 27 31 0,1232 2 30 63,2526 50,8374
KERIKIL 4,75<D<75 mm
0,0333 2 27 25 0,0871 2 24 51,3928 41,3054
0,0833 5 27 20 0,0551 2 19 41,5095 33,3620
0,25 15 27 16 0,0381 2 15 33,6030 27,0074 Makassar, September 2021
0,5 30 27 13 0,0225 2 12 27,6730 22,2414
1 60 27 10 0,0159 2 9 21,7431 17,4754 Mengetahui
4 240 27 8 0,0080 2 7 17,7898 14,2980
24 1440 27 4 0,0032 2 3 9,8832 7,9433
5kg + 800 ml 5kg + 900 ml 5kg + 1000 ml 5kg + 1100 ml 5kg + 1200 ml
Berat Mold + Tanah Basah(Gr) 14015 14150 14335 14355 14365
Berat Mold (Gr) 8330 8330 8330 8330 8330
Berat Tanah Basah (Gr) 5685 5820 6005 6025 6035
3
Volume Mold (r = 7,65 , t = 22,8) cm 4189,743 4189,743 4189,743 4189,743 4189,743
3
Kepadatan (Gr/cm ) 1,357 1,389 1,433 1,438 1,440
3
Kepadatan Kering (Gr/cm ) 1,145 1,159 1,188 1,175 1,171
Berat Cawan + Tanah Basah (Gr) 16,570 16,183 15,263 15,406 16,399
Berat Cawan + Tanah Kering (Gr) 14,129 13,667 12,816 12,766 13,508
Berat Cawan (Gr) 0,98 0,97 0,98 0,95 0,97
Berat Tanah Basah (Gr) 15,620 15,213 14,278 14,446 15,434
Berat Tanah Kering (Gr) 13,179 12,697 11,831 11,806 12,543
Berat Air (Gr) 2,441 2,516 2,447 2,640 2,891
Kadar Air (Gr) 18,523 19,812 20,686 22,361 23,049
ZAV = Gs/(1+w/100*Gs) 1,759 1,720 1,695 1,648 1,630
1,70
1,60
1,50 y = -0,0286x + 2,288
1,40
1,30
1,20
1,10
1,00 y = -0,0045x2 + 0,1923x - 0,8835
0,90
0,80
0,70
0,60
17,00 18,00 19,00 20,00 21,00 22,00 23,00 24,00 25,00
Kadar Air (%)
LAMPIRAN B-2
PENGUJIAN KOMPAKSI (MODIFIED PROCTOR)
ASTM D-1557
TITIK I VARIASI 8%
5kg + 800 ml 5kg + 900 ml 5kg + 1000 ml 5kg + 1100 ml 5kg + 1200 ml
Berat Mold + Tanah Basah(Gr) 14195 14400 14505 14470 14480
Berat Mold (Gr) 8330 8330 8330 8330 8330
Berat Tanah Basah (Gr) 5865 6070 6175 6140 6150
3
Volume Mold (r = 7,65 , t = 22,8) cm 4189,743 4189,743 4189,743 4189,743 4189,743
3
Kepadatan (Gr/cm ) 1,400 1,449 1,474 1,465 1,468
3
Kepadatan Kering (Gr/cm ) 1,167 1,197 1,210 1,196 1,191
Berat Cawan + Tanah Basah (Gr) 8,229 7,945 9,343 12,239 9,484
Berat Cawan + Tanah Kering (Gr) 7,018 6,734 7,847 10,164 7,876
Berat Cawan (Gr) 0,98 0,97 0,98 0,95 0,97
Berat Tanah Basah (Gr) 7,279 6,975 8,358 11,279 8,519
Berat Tanah Kering (Gr) 6,068 5,764 6,862 9,204 6,911
Berat Air (Gr) 1,212 1,211 1,496 2,076 1,608
Kadar Air (Gr) 19,969 21,012 21,794 22,551 23,264
ZAV = Gs/(1+w/100*Gs) 1,716 1,686 1,664 1,643 1,624
1,800
1,700
Kepadatan Kering (kg/cm3)
1,600
1,500 y = -0,0279x + 2,2716
1,400
y = -0,0099x2 + 0,4365x - 3,5814
1,300
1,200
1,100
1,000
0,900
0,800
0,700
19,500 20,000 20,500 21,000 21,500 22,000 22,500 23,000 23,500
Kadar Air %
LAMPIRAN B-3
PENGUJIAN KOMPAKSI (MODIFIED PROCTOR)
ASTM D-1557
TITIK I VARIASI 12%
5kg + 800 ml 5kg + 900 ml 5kg + 1000 ml 5kg + 1100 ml 5kg + 1200 ml
Berat Mold + Tanah Basah(Gr) 13745 13960 14145 14260 14330
Berat Mold (Gr) 8330 8330 8330 8330 8330
Berat Tanah Basah (Gr) 5415 5630 5815 5930 6000
3
Volume Mold (r = 7,65 , t = 22,8) cm 4189,743 4189,743 4189,743 4189,743 4189,743
3
Kepadatan (Gr/cm ) 1,292 1,344 1,388 1,415 1,432
3
Kepadatan Kering (Gr/cm ) 1,075 1,108 1,137 1,132 1,131
Berat Cawan + Tanah Basah (Gr) 13,294 14,460 13,765 11,511 11,543
Berat Cawan + Tanah Kering (Gr) 11,214 12,089 11,451 9,401 9,319
Berat Cawan (Gr) 0,98 0,97 0,98 0,95 0,97
Berat Tanah Basah (Gr) 12,344 13,490 12,780 10,551 10,578
Berat Tanah Kering (Gr) 10,264 11,119 10,466 8,441 8,354
Berat Air (Gr) 2,080 2,371 2,314 2,109 2,224
Kadar Air (Gr) 20,264 21,325 22,108 24,990 26,619
ZAV = Gs/(1+w/100*Gs) 1,707 1,677 1,655 1,580 1,540
2,000
1,900
1,800
Kepadatan Kering (kg/cm3)
5kg + 800 ml 5kg + 900 ml 5kg + 1000 ml 5kg + 1100 ml 5kg + 1200 ml
Berat Mold + Tanah Basah(Gr) 13680 13780 14080 14100 14130
Berat Mold (Gr) 8330 8330 8330 8330 8330
Berat Tanah Basah (Gr) 5350 5450 5750 5770 5800
3
Volume Mold (r = 7,65 , t = 22,8) cm 4189,743 4189,743 4189,743 4189,743 4189,743
3
Kepadatan (Gr/cm ) 1,277 1,301 1,372 1,377 1,384
3
Kepadatan Kering (Gr/cm ) 1,049 1,056 1,100 1,082 1,067
Berat Cawan + Tanah Basah (Gr) 11,364 12,239 11,401 12,327 10,084
Berat Cawan + Tanah Kering (Gr) 9,505 10,122 9,336 9,893 7,993
Berat Cawan (Gr) 0,98 0,97 0,98 0,95 0,97
Berat Tanah Basah (Gr) 10,414 11,269 10,416 11,367 9,119
Berat Tanah Kering (Gr) 8,555 9,152 8,351 8,933 7,028
Berat Air (Gr) 1,859 2,117 2,066 2,433 2,091
Kadar Air (Gr) 21,735 23,127 24,736 27,239 29,745
ZAV = Gs/(1+w/100*Gs) 1,665 1,628 1,586 1,525 1,469
1,800
1,700
1,600 y = -0,0244x + 2,1933
Kepadatan Kering gr/cm3
1,500
1,400
1,300
1,200
1,100
1,000 y = -0,0022x2 + 0,1164x - 0,4399
0,900
0,800
0,700
0,600
20,000 22,000 24,000 26,000 28,000 30,000
Kadar Air %
LAMPIRAN B-5
PENGUJIAN KOMPAKSI (MODIFIED PROCTOR)
ASTM D-1557
TITIK II VARIASI 0%
5kg + 850 ml 5kg + 950 ml 5kg + 1050 ml 5kg + 1150 ml 5kg + 1250 ml
Berat Mold + Tanah Basah(Gr) 14120 14225 14350 14385 14415
Berat Mold (Gr) 8330 8330 8330 8330 8330
Berat Tanah Basah (Gr) 5790 5895 6020 6055 6085
3
Volume Mold (r = 7,65 , t = 22,8) cm 4189,743 4189,743 4189,743 4189,743 4189,743
3
Kepadatan (Gr/cm ) 1,382 1,407 1,437 1,445 1,452
3
Kepadatan Kering (Gr/cm ) 1,164 1,174 1,191 1,177 1,175
Berat Cawan + Tanah Basah (Gr) 9,726 7,876 7,633 7,018 8,901
Berat Cawan + Tanah Kering (Gr) 8,339 6,733 6,494 5,893 7,383
Berat Cawan (Gr) 0,98 0,97 0,98 0,95 0,97
Berat Tanah Basah (Gr) 8,776 6,906 6,648 6,058 7,936
Berat Tanah Kering (Gr) 7,389 5,763 5,509 4,933 6,418
Berat Air (Gr) 1,387 1,143 1,139 1,124 1,517
Kadar Air (Gr) 18,766 19,830 20,684 22,793 23,639
ZAV = Gs/(1+w/100*Gs) 1,750 1,718 1,693 1,634 1,612
1,600
1,500 y = -0,0282x + 2,2781
1,400
1,300
y = -0,0032x2 + 0,1385x - 0,3014
1,200
1,100
1,000
0,900
0,800
17,00 18,00 19,00 20,00 21,00 22,00 23,00 24,00
Kadar Air (%)
LAMPIRAN B-6
PENGUJIAN KOMPAKSI (MODIFIED PROCTOR)
ASTM D-1557
TITIK II VARIASI 8%
Lokasi Penelitian : Lab. Mekanika Tanah Berat Mold : 8,37 kg
Lokasi Sampel Tanah : Desa. Rantebua, Kec. Rantebua, Kab. Toraja Utara Tinggi Mold : 22,8 cm
Lokasi Kulit Kopi : PT. Toarco Jaya Diameter Mold : 15,3 cm
Dikerjakan Oleh : Richal Armando Lantiunga Volume Mold : 4189,743 cm3
Dihitung Oleh : Richal Armando Lantiunga Berat Penumbuk : 1,5 kg
Tanggal Penelitian : 16 Agustus 2021 Tinggi Jatuh Penumbuk : 15,7 cm
Kadar Air Tanah : 26,33% Berat Tanah : 5000 gr
Berat Jenis Tanah : 2,68 Berat Abu Kulit Kopi : 240 gr
5kg + 850 ml 5kg + 950 ml 5kg + 1050 ml 5kg + 1150 ml 5kg + 1250 ml
Berat Mold + Tanah Basah(Gr) 14260 14390 14485 14500 14525
Berat Mold (Gr) 8330 8330 8330 8330 8330
Berat Tanah Basah (Gr) 5930 6060 6155 6170 6195
3
Volume Mold (r = 7,65 , t = 22,8) cm 4189,743 4189,743 4189,743 4189,743 4189,743
3
Kepadatan (Gr/cm ) 1,415 1,446 1,469 1,473 1,479
3
Kepadatan Kering (Gr/cm ) 1,183 1,190 1,195 1,183 1,178
Berat Cawan + Tanah Basah (Gr) 9,600 10,560 10,048 11,237 9,795
Berat Cawan + Tanah Kering (Gr) 8,179 8,857 8,357 9,215 7,998
Berat Cawan (Gr) 0,98 0,97 0,98 0,95 0,97
Berat Tanah Basah (Gr) 8,650 9,590 9,063 10,277 8,830
Berat Tanah Kering (Gr) 7,229 7,887 7,372 8,255 7,033
Berat Air (Gr) 1,421 1,703 1,692 2,022 1,797
Kadar Air (Gr) 19,650 21,589 22,948 24,497 25,545
ZAV = Gs/(1+w/100*Gs) 1,723 1,667 1,630 1,590 1,564
1,800
1,700
Kepadatan Kering (gr/cm3)
1,600
y = -0,027x + 2,2521
1,500
1,400
1,300
1,200
1,100 y = -0,0014x2 + 0,0635x + 0,4859
1,000
0,900
0,800
0,700
18,000 19,000 20,000 21,000 22,000 23,000 24,000 25,000 26,000 27,000 28,000
Kadar Air (%)
LAMPIRAN B-7
PENGUJIAN KOMPAKSI (MODIFIED PROCTOR)
ASTM D-1557
TITIK II VARIASI 12 %
5kg + 850 ml 5kg + 950 ml 5kg + 1050 ml 5kg + 1150 ml 5kg + 1250 ml
Berat Mold + Tanah Basah(Gr) 13990 14095 14305 14375 14400
Berat Mold (Gr) 8330 8330 8330 8330 8330
Berat Tanah Basah (Gr) 5660 5765 5975 6045 6070
3
Volume Mold (r = 7,65 , t = 22,8) cm 4189,743 4189,743 4189,743 4189,743 4189,743
Kepadatan (Gr/cm3) 1,351 1,376 1,426 1,443 1,449
3
Kepadatan Kering (Gr/cm ) 1,119 1,126 1,152 1,141 1,132
Berat Cawan + Tanah Basah (Gr) 11,900 16,571 9,751 11,932 12,349
Berat Cawan + Tanah Kering (Gr) 10,020 13,734 8,062 9,632 9,862
Berat Cawan (Gr) 0,98 0,97 0,98 0,95 0,97
Berat Tanah Basah (Gr) 10,950 15,611 8,766 10,972 11,384
Berat Tanah Kering (Gr) 9,070 12,764 7,082 8,682 8,892
Berat Air (Gr) 1,880 2,837 1,688 2,301 2,487
Kadar Air (Gr) 20,728 22,229 23,839 26,499 27,965
ZAV = Gs/(1+w/100*Gs) 1,691 1,649 1,607 1,540 1,506
1,800
1,700 y = -0,0255x + 2,2177
Kepadatan Kering (gr/cm3)
1,600
1,500
1,400
1,300
1,200
1,100
1,000 y = -0,0017x2 + 0,085x + 0,0852
0,900
0,800
20,00 21,00 22,00 23,00 24,00 25,00 26,00 27,00 28,00
Kadar Air (%)
LAMPIRAN B-8
PENGUJIAN KOMPAKSI (MODIFIED PROCTOR)
ASTM D-1557
TITIK II VARIASI 16 %
Lokasi Penelitian : Lab. Mekanika Tanah Berat Mold : 8,37 kg
Lokasi Sampel Tanah : Desa. Rantebua, Kec. Rantebua, Kab. Toraja Utara Tinggi Mold : 22,8 cm
Lokasi Kulit Kopi : PT. Toarco Jaya Diameter Mold : 15,3 cm
Dikerjakan Oleh : Richal Armando Lantiunga Volume Mold : 4189,743 cm3
Dihitung Oleh : Richal Armando Lantiunga Berat Penumbuk : 1,5 kg
Tanggal Penelitian : 16 Agustus 2021 Tinggi Jatuh Penumbuk : 15,7 cm
Kadar Air Tanah : 26,33% Berat Tanah : 5000 gr
Berat Jenis Tanah : 2,68 Berat Abu Kulit Kopi : 800 gr
5kg + 850 ml 5kg + 950 ml 5kg + 1050 ml 5kg + 1150 ml 5kg + 1250 ml
Berat Mold + Tanah Basah(Gr) 13675 13950 14160 14200 14250
Berat Mold (Gr) 8330 8330 8330 8330 8330
Berat Tanah Basah (Gr) 5345 5620 5830 5870 5920
3
Volume Mold (r = 7,65 , t = 22,8) cm 4189,743 4189,743 4189,743 4189,743 4189,743
Kepadatan (Gr/cm3) 1,276 1,341 1,391 1,401 1,413
3
Kepadatan Kering (Gr/cm ) 1,047 1,087 1,113 1,103 1,095
Berat Cawan + Tanah Basah (Gr) 9,704 10,718 11,512 11,358 11,098
Berat Cawan + Tanah Kering (Gr) 8,134 8,872 9,403 9,143 8,819
Berat Cawan (Gr) 0,98 0,97 0,98 0,95 0,97
Berat Tanah Basah (Gr) 8,754 9,748 10,527 10,398 10,133
Berat Tanah Kering (Gr) 7,184 7,902 8,418 8,183 7,854
Berat Air (Gr) 1,570 1,847 2,109 2,214 2,278
Kadar Air (Gr) 21,853 23,371 25,049 27,060 29,007
ZAV = Gs/(1+w/100*Gs) 1,660 1,619 1,576 1,527 1,483
1,800
Kepadatan Kering (gr/cm3)
1,600
1,400
y = -0,0247x + 2,1967
1,200
1,000
y = -0,0031x2 + 0,1626x - 1,0324
0,800
0,600
0,400
0,200
0,000
21,000 22,000 23,000 24,000 25,000 26,000 27,000 28,000 29,000 30,000
Kadar Air (%)
Waktu REGANGAN
PEMB. BEBAN ANGKA LUAS TEGANGAN
(%) ARLOJI (Kg) KOREKSI TERKOREKSI (Kg/Cm 2)
(Menit) 2
(Cm )
0 0 0 0 1,000 38,500 -
12 0,5 16 7,95 0,995 38,693 0,2055
24 1 25 12,43 0,990 38,889 0,3195
36 2 32 15,90 0,980 39,286 0,4048
48 3 36 17,89 0,970 39,691 0,4508
60 4 40 19,88 0,960 40,104 0,4957
72 5 42 20,87 0,950 40,526 0,5151
84 6 41 20,38 0,940 40,957 0,4975
96 7 40 19,88 0,930 41,398 0,4802
0,5
Tegangan (Kg/cm2)
7 cm
0,4
0,3
14 cm
0,2
0,1
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Regangan (%)
LAMPIRAN C-2
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS
ASTM D 2166-06
TITIK I VARIASI 8 %
0,5
Tegangan (Kg/cm2)
7 cm
0,4
0,3
14 cm
0,2
0,1
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Regangan (%)
LAMPIRAN C-3
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS
ASTM D 2166-06
TITIK I VARIASI 12 %
0,45
Tegangan (Kg/cm2)
0,4
7 cm
0,35
0,3
0,25
14 cm
0,2
0,15
0,1
0,05
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Regangan (%)
LAMPIRAN C-4
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS
ASTM D 2166-06
TITIK I VARIASI 16%
0,5 7 cm
Tegangan (Kg/cm2)
0,4
0,3 14 cm
0,2
0,1
0
0 2 4 6 8 10
Regangan (%)
LAMPIRAN C-5
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS
ASTM D 2166-06
TITIK II VARIASI 0 %
LOKASI : Desa Rantebua, Kecamatan Rantebua, Kabupaten Toraja Utara
NO. CONTOH : Titik 2 (Abu 0%)
DIKERJAKAN OLEH : Richal Armando Lantiunga
0,5
Tegangan (Kg/cm2)
7 cm
0,4
0,3
14 cm
0,2
0,1
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Regangan (%)
LAMPIRAN C-6
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS
ASTM D 2166-06
TITIK II VARIASI 8 %
0,45
Tegangan (Kg/cm2)
0,4
7 cm
0,35
0,3
0,25
0,2 14 cm
0,15
0,1
0,05
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Regangan (%)
LAMPIRAN C-7
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS
ASTM D 2166-06
TITIK II VARIASI 12 %
0,5
7 cm
Tegangan (Kg/cm2)
0,4
0,3
14 cm
0,2
0,1
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Regangan (%)
LAMPIRAN C-8
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS
ASTM D 2166-06
TITIK II VARIASI 16 %
LOKASI : Desa Rantebua, Kecamatan Rantebua, Kabupaten Toraja Utara
NO. CONTOH : Titik 2 (Abu 16%)
DIKERJAKAN OLEH : Richal Armando Lantiunga
7 cm
0,55
Tegangan (Kg/cm2)
0,45
0,35 14 cm
0,25
0,15
0,05
-0,05 0 2 4 6 8 10 12
Regangan (%)