Oleh :
Fahrul Mubaroq
NIM : 1807035965
KELAS : C
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana atas rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikankan laporan praktikum Laboratorim Uji Tanah ini
dengan baik.
Laporan praktikum laboratorim uji tanah ini merupakan salah satu syarat
untuk mengikuti Ujian Akhir Semester sekaligus merupakan pemantapan dari dasar –
dasar teori yang dipelajari pada mata kuliah laborartorium uji tanah, serta mata kuliah
lainnya yang memiliki keterkaitan dengan laporan ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...I
DAFTAR ISI..............................................................................................................................II
DAFTAR TABEL....................................................................................................................III
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................IV
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.Uji Sondir (Cone Penetrometer Test = CPT)......................................................................7
2. Uji Kadar Air Tanah ( Water Content Test )..................................................................13
3. Uji Berat Volume ( Unit Weight Test )............................................................................17
4. Uji Masa Jenis Tanah ( Spesific Gravity ).......................................................................22
5. Uji Konsolidasi Tanah........................................................................................................26
6. Uji Batas Plastis dan Indeks Plastisitas Tanah.................................................................43
7. Uji Batas Cair Tanah ( Liquid Limit ).............................................................................47
8. Uji Analisa Ayak ( Sieve Analysis Test ).........................................................................52
9. Uji Distribusi Ukuran Butir Tanah dengan Alat Hidrometer.........................................57
10. Uji Kuat Tekan Bebas Tanah ( UCS )............................................................................67
11. Uji Kepadatan Tanah ( kompaksi ).................................................................................73
12. Uji CBR Laboratorium.....................................................................................................80
13. Uji CBR Lapangan............................................................................................................85
14. Uji Geser Lansung ( Direct Shear Test )........................................................................90
15. Uji Kuat Geser Tanah ( Vane Shear Test )....................................................................95
16. Sand Cone Test (Density Test)........................................................................................99
17. Falling Head Permeameter Test....................................................................................104
18. Constant Head Permeameter Test.................................................................................108
19. Uji Triaxial.......................................................................................................................112
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Sampel tanah terganggu biasanya dipergunakan untuk pmyek konstruksi jalan raya,
konstruksi jalan kerta api. Sampel tanah tidak terganggu biasanya dipergunakan untuk
proyek konstruksi gedung. konstruksi jembatan, konstruksi bendungan, konstruksi
dermga, konstruksi tower dll.
Uji geser langsung (direct shear test) untuk mendapatkan nilai kohesi tanah (C)
dm sudut geser tanah (ɸ).
Uji hydrometer untuk mendapatkan gradasi tanah.
Uji triaxial untuk mendapatkan nilai kohesi tanah (C, Cu, Cd) dan sudut geser
tanah (ɸ, ɸu, ɸd).
Vane shear test untuk mendapatkan nilai kuat geser undrained (Su).
C. Pengujian langsung di lapangan adalah :
Uji sondir (CPT) untuk menentukan nilai daya dukung tanah (qc), kg/cm2 dan
tahanan kulit (fs), kg/cm.
Uji standard penetration tent (SPT) untuk menentukan nilai Nvalue.
DCP untuk mcmpemleh nilai CBR lapangan, %.
Sand cone test untuk mendapatkan persentase kepadatan ( D ), %.
1. Tentukan lokasi pengambilan sampel tanah sesuai dengan lokasi proyek dan site
plan. prosedur pengambilan sampel tanah dengan cara test pit untuk uji
laboratorium pada konstruksi lapisan tanah dasar (subgrade) seperti Gambar 1
adalah :
Pada daerah galian (cut), sampel tanah diambil pada kedalaman sesuai trase
jalan ( lokasi 1).
Pada daerah timbunan (fill), sampel tanah diambil pada daerah galian (lokal
2a) atau dari quarry lain (lokasi 2b).
Pada daerah datar, sampel diambil di permukaan tanah asli (lokasi 3).
Gambar 2. Pengambilan sampel tanah tidak terganggu di lapangan dengan bor mesin.
4
kedalaman, m
10
12
NVALUE
1.2. Peralatan
1. Mesin sondir ringan 2,5 ton
2. Pipa sondir lengkap dengan batang dalam
3. Manometer kapasitas 0-60 kg/cm2 dan 0-300 kg/cm2
4. Alat konus atau bikonus
5. Angker dengan perlengkapannya
6. Kunci pipa,kunci inggris,dan kunci lainnya
7. Oli,minyak hidrolik dan alat pembersih
1.4. Perhitungan
1. Nilai gesekan lokal (fs) ; fs = 0,1 x [(qc + fs ) – qc ] (kg/cm2)
2. Total gesekan (ft) ; ft = 20 cm x fs (kg/cm)
3. Komulatif gesekan (kg/cm)
4. Ratio gesekan Rt = 100 x (fs/qc)
Proyek : Tanggal :
Lokasi : Diuji oleh :
No. Uji : 02 NB : A pt = 10 cm2 Aend point conus = 10 cm2 A biconus = 150 cm2
Depth Bacaan manometer Tahanan ujung Friksi kulit f s Friksi kulit Friksi kulit Rasio
(m) qc (kg/cm2) (kg/cm2) lokal Komulatif friksi
ke- 1 ke- 2
(kg/cm) (kg/cm) (%)
0.2 2 4 2 0.13 2.67 2.67 6.67
0.4 4 8 4 0.27 5.33 8 6.67
0.6 12 15 12 0.2 4 12 1.67
0.8 16 21 16 0.33 6.67 18.67 2.08
1 13 16 13 0.2 4 22.67 1.54
1 21 25 21 0.27 5.33 28 1.27
1.4 27 34 27 0.47 9.33 37.33 1.73
1.6 58 64 58 0.4 8 45.33 0.69
1.8 32 37 32 0.33 6.67 52 1.04
2 68 72 68 0.27 5.33 57.33 0.39
2.2 90 96 90 0.4 8 65.33 0.44
2.4 65 75 65 0.67 13.33 78.67 1.03
2.6 98 100 98 0.13 2.67 81.33 0.14
2.8 102 112 102 0.67 13.33 94.67 0.65
3 112 115 112 0.2 4 98.67 0.18
3.2 130 137 130 0.47 9.33 108 0.36
3.4 145 152 145 0.47 9.33 117.33 0.32
0.2
0.4
0.6
0.8
1.2
1.4
1.6
kedalaman ( m )
1.8
2.2
2.4
2.6
2.8
3.2
3.4
3.6
3.8
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160
Komulatif gesekan kulit, Fs ( Kg/cm2 )
Tahanan Ujung ( qc )
Komulatif gesekan ( fs )
Besaran penting yg diukur pada uji sondir adalah perlawanan ujung yg diambil
sebagai gaya penetrasi per satuan luas penampang ujung sondir (qc). Besarnya gaya ini
seringkali menunjukkan identifikasi dari jenis tanah dan konsistensinya. Pada tanah
pasiran, tahanan ujung jauh lebih besar daripada tanah butiran halus.
Hubungan kuat dukung tanah dengan data sondir (qc) agar dapat melihat hubungan
nilai tahanan konus (qc) terhadap konsistensi tanah sebagai berikut ini.
1.6. Kesimpulan
1. Nilai Tahanan ujung pada kedalaman 3,60 m sebesar 150 kg/cm 2 dan
kumulatif gesekan kulit sebesar 124 kg/cm.
2. Sondir dihentikan pada kedalaman 3,60 m sebelum manometer
menunjukkan 150 kg/cm2 karena alat sondir sudah terangkat.
2.1. Tujuan
Tujuan percobaan adalah memeriksa kadar air tanah (w). Kadar air tanah adalah
perbandingan antara berat (massa) air yang dikandung tanah dan berat (massa) kering
tanah yang dinyatakan dalam persen.
2.2. Peralatan
1. Oven dengan suhu 1050C- 1100C
2. Timbangan dengan ketelitian < 100 gram,100-1000 gram dan > 1000 gram
3. Desikator
4. Cawan timbang tertutup atau logam tahan karat
Contoh tanah basah yang akan diperiksa ,dengan massa (berat ) minimum
tergantung pada ukuran butir maksimum seperti pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Hubungan ukuran butir maksimum dan berat tanah minimum.
2.5. Catatan
a. Bila diragukan setelah 24 jam tanah mungkin belum kering,pengeringan dalam
oven dilanjutkan beberapa jam pada penimbangan kedua yang berurutan, massa
yang didapat tidak boleh berkurang lagi (maksimum 0,1%)
b. Untuk tanah yang mudah terbakar seperti tanah yang mengandung organik atau
gips,gunakan temperature oven 600C – 800C dengan tambahan waktu
pengeringan
c. Tanah pasir dapat kering lebih jelas
d. Pemeriksaan kadar air tanah, selain dilakukan pada tanah tidak terganggu
(undisturbed sample) dan juga tanah terganggu ( remolded sample)
e. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan duplo yaitu 2 benda uji dengan 2 cawan yang
hasilnya harus hampir sama kemudian dirata-ratakan. Jika selisih harga kedua
percobaan terlalu jauh maka percobaan harus diulang.
2.6. Perhitungan
massa air
Kadar air (w) = x 100 %
massa tanahkering
Air hanya dapat dihilangkan sama sekali dari tanah apabila kita ambil tindakan
khusus untuk maksud itu, misalnya dengan memanaskan didalam oven. Penyelidikan
tanah yang memadai merupakan suatu pekerjaan pendahuluan yang sangat penting pada
perencanaan sebuah proyek. Oleh sebab itu perlu dilakukan uji kadar air pada tanah
agar derajat kejenuhan pada tanah jangan sampai dikacaukan dengan kadar air, yaitu
perbandingan antara berat air dalam contoh tanah dengan berat butir.
Tanah berguna sebagai bahan bangunan dan pendukung pondasi bangunan. Pada
kondisi kering, tanah terdiri dari dua bagian, yakni butir-butir tanah dan pori-pori udara.
Pada kondisi jenuh air, tanah terdiri dari dua bagian yakni butir-butir tanah dan air pori.
Pada kondisi tidak jenuh air (natural), tanah terdiri dari tiga bagian, yakni butir-butir
tanah, pori-pori udara dan air pori.
Kadar air didefinisikan sebagai perbandingan antar berat air (Ww) dengan berat
butiran (W1) dalam tanah tersebut dan dinyatakan dalam persen.
2.8. Kesimpulan
Hasil pengujian kadar air (water content test), diperoleh dari sampel tanah yang
ke-1 adalah sebesar 7,37 % dan dari sampel tanah yang ke-2 adalah sebesar 7,50%,
maka rata-rata dari kedua sampel tersebut adalah 7,43 %.
3.1. Tujuan
Tujuan percobaan adalah menentukan berat volume tanah (). Berat volume
tanah merupakan perbandingan berat tanah dengan volume tanah.
3.2. Peralatan
1. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
2. Ring atau cincin diameter 50 mm dan tinggi 20 cm
3. Spatula
4. Extruder atau dongkrak hidrolik
5. Alat uji kadar air
3.5. Perhitungan
berat tanah basah
1. Berat volume tanah basah () =
volume tanah
1. W = Ws + Ww
2. V = Vs + Vw + Va
3. Vv = Vw + Va
Dengan:
Kadar air (w),adalah perbandingan anatara berat air (Ww), dengan berat butiran padat
(Ws)dalam tanah tersebut, nyatakan dalam persen
Ww
×100
w (%) = Ws
Porositas (n), adalah perbandingan antara volume rongga (Vv) dengan volume
total (V).Nilai n dapat dinyatakan dalam persen atau decimal
Vv
n= V
Vv
e = Vs
Berat vuolume lembab atau basah, adalah perbandingan antara berat butiran
tanah termasuk air dan udara (W), dengan volume total tanah (V).
W
γ b=
V
Ws
γ d=
V
Berat volume butiran padat , adalah perbandingan anatara berat butiran padat
(Ws) dengan volume butiran padat (Vs).
Ws
γ s=
Vs
Berat spesifik atau berat jenis (specific grafity)tanah (Gs), adalah perbandingan
anatara berat volume butiran padat , dengan berat volume air , pada temperature 4 C
γs
Gs = γw
Gs tidak berdimensi. Berat jenis dari berbagai jenis tanah berkisara antara 2,65
sampai 2,75. Nilai berat jenis Gs = 2,67 biasanya digunakan untuk tanah –tanah tidak
berkohesif . sedang untuk tanah kohesif tak organic berkisar antara 2,68 sampai 2,72.
n e
e = 1 n atau n = 1+e
3.7. Kesimpulan
Dari hasil pengujian berat volume didapat dari ke-3 sampel adalah :
Diameter = 5,30 cm
Tinggi = 2,0 cm
Luas = 20,06 cm 2
4.1. Tujuan
Tujuan percobaan adalah menentukan massa jenis tanah (Gs). Massa jenis tanah
adalah perbandingan massa butir tanah dengan massa air destilasi dengan volume yang
sama pada temperature tertentu (27,50C).
4.2. Peralatan
1. Piknometer ,yaitu botol dengan leher sempit dan bertutup dari gelas yang
mempunyai lubang kapiler,kapasitas 50 cc atau lebih besar
2. Timbangan dengan ketelitian 0,001 gram
3. Air destilasi bebas udara (dalam wash bottle)
4. Desikator
5. Termometer
6. Oven dengan suhu 1050C – 1100C
7. Cawan porselen dengan pestel (penumbuk berkepala karet) untuk
menghancurkan gumpalan tanah menjadi butirnya sendiri
8. Alat vacum pump atau kompor
9. Saringan no.40
4.5. Perhitungan
( M 2−M 1)
1. Massa jenis butir tanah pada suhu t0C ; Gs =
( M 2−M 1 ) – ( M 3−M 4)
2. Massa jenis butir tanah pada suhu tertentu Gs0t =
massa jenis air 0 t
Gs 27,50C x
massa jenis air 27,5C
Proyek : Tanggal :
No. Contoh : 1 Diuji Oleh :
No.Bor : 10 Lokasi :
Kedalaman : 4m
No. Piknometer no. 1 2
1 Berat piknometer kosong (M1) gram 28.51 49.48
2 Berat piknometer + tanah kering (M2) 81 97
3 Berat piknometer + tanah + air (M3) gram 161.81 176.2
4 Berat piknometer + air (M4) gram 127.52 147.95
5 Temperatur (°C) 28 28
6 A=M2-M1 52.49 47.52
7 B=M3-M4 34.29 28.25
8 C=A-B 18.20 19.27
9 Massa jenis Gs= A/C 2.884 2.466
10 Rata-rata Gs 2.675
Gs 27,5°t = Gs x (massa jenis air °t / massa
11 2.675
jenis air 27,5°C)
4.7. Kesimpulan
Dari hasil pengujian massa jenis tanah tanah ini didapat nilai massa jenis G s
picnometer ke-1 = 2,88 dan picnometer ke-2 = 2,47sehingga rata-rata massa jenis Gs
dari kedua picnometer tersebut adalah = 2,675
5.1. Tujuan
5.2. Peralatan
1. Satu unit alat konsolidometer terdiri dari :
a. Cincin tempat cetak tanah dari baja, dengan syarat sebagai berikut :
- Diameter minimum 50 mm (2 inch)
- Tinggi minimum 13 mm (0,5 inch) tetapi tidak boleh kurag dari 10 kali
diameter butir tanah besar.
- Perbandingan antara diameter dan tinggi sekitar 2,5.
- Kaku dan tidak mudah berkarat.
b. Batu pori atas dan bawah cincin, bila perlu dapat ditambah kertas filter
untuk mencegah intrusi butiran tanah ke dalam pori-pori batu.
c. Arloji pengukur perubahan tekanan tebal tanah, dengan ketelitian 0,01 mm.
d. Beban yang terdiri dari beberapa variasi ukuran berat.
2. Perlengkapan pembebanan.
1. Periksalah bahwa peralatan dalam keadaan bersih dan bekerja dengan baik
termasuk lengan beban telah seimbang.
2. Timang dan catat massa benda uji bersama cincinnya untuk mengetahui berat
volume tanah.
3. Periksa kadar air tanah (w) dan massa jenis butir tanah (Gs).
4. Ukur diameter dan tinggi benda uji.
5. Untuk memudahkan pemasangan dan menjamin kedap air, olesi tipis dengan
pelumas karet seal.
6. Jenuhkan batu berpori.
7. Tempatkan berturut-turut : batu berpori bawah, cincin cetak benda uji, batu pori
atas dan plat perata beban lalu masukkan ke sel konsolidasi.
8. Letakkan sel konsolidasi yang berisi benda uji pada alat konsolidasi.
9. Atur skrup pada lengan beban sehingga lengan terangkat ke atas.
10. Atur alat penekan beban di atas benda uji dan aturlah arloji pengukuran
penurunan pada pembacaan nol.
11. Pasangkan beban sehingga tekanan pada benda uji sebesar yang diinginkan,
bila benda uji mempunyai ϕ = 6,35 cm, maka luas A = 3,669 cm 2. Apabila
tekanan 0,25 kg/cm2, maka beban = 0,25 x 3,669 = 7,1917 kg.
12. Turunkan skrup pengatur beban lengan sehingga beban mulai bekerja dan
jalankan stopwatch.
13. Baca dan catat arloji pengukur penurunan pada waktu-waktu sebagai berikut : 0
; 6 detik ; 15 detik ; 30 detik ; 1 ; 2 ; 4 ; 8 ; 15 ; 30 ; 60 ; 120 ; 240 ; 1440 menit
(lihat formulir data).
14. Segera isi sel konsolidasi setetlah pengamatan 1 menit sebelum pembacaan 4
menit. Jaga agar selama percobaan benda uji selalu terendam air, dengan muka
air kira-kira sama tinggi dengan permukaan atas benda uji.
15. Setelah pembacaan 24 jam atau menunjukkan angka yang tepat, catat
pembacaan arloji terakhir. Setelah itu tambahkan beban sehingga tekanan tanah
menjadi 2 kali tekanan sebelumnya. Baca arloji sesuai dengan waktu yang di
atas.
16. Untuk beban selanjutnya dilakukan dengan cara yang sama seperti di atas
sehingga tekanan tanah berturut-turut menjadi 1, 2, 4, 8 kg/cm2. Untuk
menghindari goncangan, maka pada setiap penambahan beban tahanlah dengan
memutar skrup penahan lengan sampai menyentuh lengan yang terlihat dengan
bergeraknya arloji ukur.
17. Setelah pembacaan maksimum 8 kg/cm2, pembebanan dikurangi berturut-turut
secara bertahap dengan beban yang memberikan tekanan 2 kg/cm2 kemudian
0,25 kg/cm2.
18. Setelah pelaksanaan pembebanan selesai dilakukan, keluarkan contoh tanah
dari konsolidometer. Timbang dan catat massa benda uji kemudian keringkan
dalam oven. Setelah kering timbang lagi untuk mengetahui massa butir tanah
.
5.5. Perhitungan
0,197 × Hdr 2
dengan nilai U50% adalah 0,197. Hitung Cv =
t 50
B. Index compressi (Cc) dan index compressi kembali atau rebound (Cr)
1. Hitung Hs, yaitu tebal bagian padat ; Hs = Md / Gs · A
Dimana : Md = berat benda uji setelah kering.
Gs = massa jenis butir tanah.
A = luas penampang benda uji
2. Hitung angka pori, e = (H – Hs)/Hs ; H adalah tebal benda uji pada setiap
akhir beban.
3. Gambarkan grafik hubungan antara angka pori e dengan tegangan normal σ.
Harga Cc dan Cr adalah kemiringan bagian lurus dari grafik, seperti Gambar
5.3.
∆e ( e 1 - e2 )
Cc = = , pada garis atas.
∆ logσ log σ2 - log σ1
∆e ( e 1 - e2 )
Cr = = , pada garis bawah (rebound).
∆ logσ log σ2 - log σ 1
∆e 1+ e1 + ∆e
Δe. = dimana ΔH = tinggi awal (H) minus tinggi akhir (H1).
∆H H
av
E. Indeks perubahan volume (mv) ; mv = , dimana e1 (angka pori akhir
(1+ e1 )
pembebanan) = w · Gs, untuk tanah jenuh.
F. Tekanan pra konsolidasi (Pc)
Tekanan pra konsolidasi didapatkan dari grafik angka pori e vs tegangan normal
σ seperti pada Gambar 5.4 dengan prosedur berikut :
- Pilihlah berdasar pandangan mata satu titik yang berjari-jari minimum (kurva
maksimum) pada kurva konsolidasi (titik A).
- Gambarkan garis horizontal melalui titik A sejajar absis.
- Gambarkan sebuah garis singgung pada kurva lewat titik A.
- Bagi dua sudut yang dibuat oleh pernyataan di atas.
- Perpanjang bagian lurus dari kurva pemampatan aslinya sampai memotong
garis bagi sudut. Titik potong dari dua garis ini adalah nilai tekanan pra
konsolidasi (Pc), titik B.
Gambar 5.5. Contoh Lapisan Tanah di Lapangan untuk Menentukan Nilai Tekanan Overburden
Po.
/
Rasio beban 10:01 Berat ring + tanah 109 gr
Diameter ring : Berat tanah, W 68 gr
Berat tanah kering,
Diamater 5,3 cm Wd 60 gr
Tinggi 2 cm Tinggi akhir, Hs 14,43 gr
Volume 33,3143 cm3 Angka pori, e = (H- 1,29
Berat 47 gr Hs)/Hs
Waktu Penurunan, mm
Akar waktu
(menit) Beban 0,5
(menit)
kg Beban 1 kg Beban 2 kg Beban 4 kg Beban 8 kg
0 0 0 0,40 1,96 3,04 4,26
6' 0,45 0,02 0,42 2,02 3,09 4,32
15' 0,50 0,04 0,48 2,04 3,12 4,35
30' 0,71 0,06 0,49 2,09 3,15 4,39
1 1,00 0,07 0,55 2,11 3,19 4,42
2 1,41 0,13 0,64 2,16 3,25 4,48
4 2,00 0,18 0,77 2,24 3,33 4,56
8 2,83 0,23 0,95 2,34 3,45 4,68
15 3,87 0,27 1,18 2,47 3,54 4,82
30 5,48 0,32 1,48 2,65 3,79 5,05
60 7,75 0,36 1,74 2,82 4,01 5,28
120 10,95 0,38 1,87 2,94 4,12 5,43
240 15,49 0,39 1,92 3,00 4,20 5,51
1440 37,95 0,40 1,96 3,04 4,26 5,57
2
20
Cv =
tv . H 2 dr 0,848 x
t
= 2( ) = 0,663 mm / menit
2
127,96
(e 1−e 2) ( 0,46−0,43)
Cr = = = 0.0499
log σ 2−logσ 1 log 0,363−log0,091
(e 1−e 2) ( 0,68−0,43)
Cc = = = 0.4160
log σ 2−logσ 1 log 0,363−log0,091
e0 = 1,29
Cv . av . γw 0,633 x 0,18096 x 1
K= = = 0,05
(1+e 0) (1+1,29)
av 0,18096
mv = = = 0,0093
(1+e 1) (1+0,945)
PC 26
OCR = = = 7,65 m
PO 3,4
0.05
0.1
0.15
Penurunan, mm
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Akar waktu, menit
0.05
0.1
Penurunan, mm 0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Akar waktu, menit
0.4
0.6
0.8
Penurunan, mm
1.2
1.4
1.6
1.8
2
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Akar waktu, menit
0.4
0.6
Penurunan, mm 0.8
1.2
1.4
1.6
1.8
2
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Akar waktu, menit
1.9
2.1
2.3
Penurunan, mm
2.5
2.7
2.9
3.1
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Akar waktu, menit
1.9
2.1
2.3
Penurunan, mm
2.5
2.7
2.9
3.1
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Akar waktu, menit
3.2
3.4
Penurunan, mm
3.6
3.8
4.2
4.4
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Akar waktu, menit
3.2
Penurunan, mm 3.4
3.6
3.8
4.2
4.4
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Akar waktu, menit
4.2
4.4
4.6
Penurunan, mm
4.8
5.2
5.4
5.6
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Akar waktu, menit
4.2
4.4
Penurunan, mm 4.6
4.8
5.2
5.4
5.6
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Akar waktu, menit
0.05
0.1
0.15
Penurunan, mm
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0.1 1 10 100
log waktu, menit
0.05
0.1
0.15
Penurunan, mm
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0.1 1 10 100
log waktu, menit
0.4
0.6
0.8
1
Penurunan, mm
1.2
1.4
1.6
1.8
2
0.1 1 10 100
log waktu, menit
0.4
0.6
Penurunan, mm 0.8
1.2
1.4
1.6
1.8
2
0.1 1 10 100
Akar waktu, menit
1.9
2.1
2.3
Penurunan, mm
2.5
2.7
2.9
3.1
0.1 1 10 100
log waktu, menit
1.9
2.1
2.3
Penurunan, mm
2.5
2.7
2.9
3.1
0.1 1 10 100
log waktu, menit
3.2
3.4
Penurunan, mm
3.6
3.8
4.2
4.4
0.1 1 10 100
log waktu, menit
3.2
3.4
Penurunan, mm
3.6
3.8
4.2
4.4
0.1 1 10 100
log waktu, menit
4.2
4.4
4.6
Penurunan, mm
4.8
5.2
5.4
5.6
0.1 1 10 100
log waktu, menit
4.2
4.4
Penurunan, mm 4.6
4.8
5.2
5.4
5.6
0.1 1 10 100
log waktu, menit
Diketahui :
γw = 1 gr/cm3
Maka :
Wd 60
Hs = = =1,00778 cm=10,0778 mm
A ∙ Gs ∙ γ w 22,06 ×2,7 ×1
Hv = H – Hs = 20 – 10,0778 = 9,922 mm
P Cv
No Kpa e cm2/de
Kg
(P/A)*1000 t
1 0, 22,68 0,95 0,056
5
2 1 45,35 0,79 0,051
3 2 90,70 0,68 0,068
4 4 181,41 0,56 0,059
5 8 362,81 0,43 0,043
6 4 181,41 0,44
7 2 90,70 0,47
8 1 45,35 0,48
0.9
0.8
Angka pori, e
0.7
0.6
0.5
0.4
0.010 0.100 1.000
tegangan normal ( kg/cm2)
0.08
0.08
0.07
0.07
Cv, cm 2/det
0.06
0.06
0.05
0.05
0.04
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
P, kpa
Konsolidasi adalah suatu proses pengecilan volume secara perlahan-lahan pada tanah
jenuh sempurna dengan permeabilitas rendah akibat pengaliran sebagian air pori.
Dengan kata lain, pengertian konsolidasi adalah proses terperasnya air tanah akibat
bekerjanya beban, yang terjadi sebagai fungsi waktu karena kecilnya permeabilitas
tanah. Proses ini berlangsung terus sampai kelebihan tekanan air pori yang disebabkan
oleh kenaikan tegangan total telah benar-benar hilang. Konsolidasi terjadi apabila
memenuhi syarat – syarat sebagai berikut:
Pada umumnya konsolidasi terjadi dalam satu arah saja atau disebut juga one
dimensional consolidation. Pergerakan arah horizontal dapat diabaikan, karena tertahan
oleh lapisan tanah yang berada di sekelilingnya. Parameter – parameter konsolidasi
suatu tanah yaitu koefisien kompresi (Cc) dan koefisien konsolidasi (Cv).
5.7. Kesimpulan
6.1. Tujuan
Tujuan percobaan untuk menentukan batas plastis tanah. Batas plastis tanah(PL)
adalah kadar air minimum (dalam persen). Tanah dalam keadaan plastis apabila digiling
menjadi batang berdiameter 3.2 mm (1/8 inci) mulai menjadi retak-retak. Indeks
plastisitas (PI) suatu tanah adalah rentang kadr air dimana tanah berprilaku plastis
secara numeris. Indeks plastisitas adalah selisih antara batas cair dengan batas plastis.
6.2. Peralatan
1. cawan porselin
3. spatula
4. pelat kaca
5. saringan no. 40
Contoh tanah disediakan untuk pemeriksaan ini adalah tanah lolos saringan no.
40 sebanyak 15-20 gram.
1. Letakkan contoh tanah diatas pelat kaca, campur air sedikit demi sedikit aduk
sampai merata benar dengan satu atau dua sepatula. Kadar air yang diberikan
adalah sampai tanah bersifat cukup plastis dan dengan mudah dibentuk menjadi
bola sebarat 8 gram berdiameter 13 mm dan tidak terlalu melekat ke jari. Contoh
tanah sama dengan contoh tanah untuk pengujian batas cair setelah diperam
selama 16 jam.
2. Giling benda uji diatas pelat kaca yang terletak diatas bidang datar dibawah jari-
jari tangan dengan tekanan secukupnya sehingga akan terbentuk batang-batang
yang diameternya rata. Pada gerakan menggiling tanah, gerakan tangan kira-kira
2 detik perkali gerakan maju mundur.
4. Kumpulkan batang tanah yang retak tadi dan segara periksa kadar airnya.
6.5. Perhitugan
1. Batas plastis adalah kadar air yang diperoleh pada pemeriksaan trsebut
dinyatakn dalam persen.
2. Nilai indeks plastis tanah (PI) = LL-PL.
3. Jika salah satu batas cair atau batas plastis kareena keadaan tanahnya tidak dapat
diperoleh, laporkan PI = 0 atau NP (non-plastis).
4. Jika ternyata batas plastisnya sama dengan batas cairnya, laporkan NP.
Proyek Kedalaman
Lokasi Tanggal
No. bor Diuji oleh
No No. Pengujian 1 2
1 Berat cawan kosong M1 gram 5.2 5
2 Berat cawan + tanah basah M2 gram 25 27
3 Berat cawan + tanah kering M3 gram 23 24.5
4 Berat air A = M2-M3 2 2.5
5 Berat tanah kering B = M3-M1 17.8 19.5
6 Kadar air w = A/B * 100% 11.24 12.82
7 Batas Plastis, PL % 12.03
PI = LL - PL
PI % Deskripsi
PI = 34 - 12.03 = 21.97%
0 Nonplastis
=21,97/(96,82 −9)
Aktifitas (A) 1−5 Plastisitas ringan
5−10 Plastisitas rendah
= 0,25 10−20 Plastisitas sedang
20-40 Plastisitas tinggi
=(84,07 −12,03)/21,97
Liquidity Index (LI) > 40 Plastisitas sangat tinggi
LI = 3,279
b. Kental.
c. Plastis.
d. Semi Platis.
e. Padat.
Sifat – sifat fisik tanah tersebut sangat mempengaruhi tanah jika diberikan
beberapa perilaku terhadapnya, salah satunya adalah gaya. Pengaruh gaya sangat
berperan dominan terhadap efektifitas suatu tanah. Perubahan batas plastis suatu tanah
dapat dinyatakan dalam suatu persamaan :
P.L = L.L x P.I + W
Dimana :
PL = Platis limit ( Batas plastis )
LL = Liquid limit ( Batas cair )
PI = Plasticity index ( Indeks plastisitas )
W = Kadar air.
PL ( Plastis limit ) atau batas plastis memiliki perbedaan dengan PI (Plasticity
Index) atau indeks platisitas. Dimana PI merupakan jumlah kadar pada saat tanah dalam
keadaan kondisi plastis dimana nilainya diperoleh dari selisih antara liquid limit ( LL )
dengan PI ( plastis limit ). Secara umum dapat ditulis dalan bentuk persamaan :
P.I = LL – P L
Dimana :
L.L = Batas cair
P.L = Batas plastis
6.7 Kesimpulan
Batas plastis atau plastis limits yang biasa disingkat dengan PL adalah kadar air
pada keadaan antara daerah platis dan semi padat. Maka dari hasil pengujian yang telah
dilaksanakan didapat nilai kadar batas platis rata-rata dari satu sampel yaitu 21,97 gr.
Tujuan percobaan untuk menentukan batas cair tanah (LL). Batas cair tanah
adalah kadar air tanah pada peralihan cair keplastis. Tanah pada keadaan batas cair
apabila diperiksa dengan alat casa grande, kedua bagian tanah dalam mangkuk yang
terpisah oleh alur lebar 2 mm menutup sepanjang 13 mm oleh 25 kali ketukan dengan
kecepatan 2 kali ketukan perdetik.
7.2. Peralatan
7.4. ProsedurPelaksanaan
1. Periksa alat casa grande bekerja dengan baik, baut-baut tidak longgar dan
sumbu mangkuk tidak longgar. Juga grooving tool ukurannya benar. Periksa
apabila pegangan diputar, mangkuk akan terangkat setinggi 1 cm. Gunakan
pegangan grooving too luntuk pengukur.
2. Letakkan contoh tanah diatas pelat kaca, campur rata dengan air destilasi
sebanyak 15 – 20 cc, aduk dengan sepatula. Bila perlu tambahkan air secara
bertahap, tambah sekitar 1 – 3 cc, aduk dengan sepatula, tambah air lagi dan
seterusnya sehingga diperoleh adukan yang benar-benar merata.
3. Apabila contoh tanah telah merata dengan kebasahan menghasilkan sekitar 20 –
30 ketukan, sampel tanah diperam sampai 16 jam.
4. Setelah diperam contoh tanah di aduk lagi kemudian di uji dengan memasukkan
sebahagian adukan kedalam mangkuk casa grande. Gunakan sepatula dan tekan
dengan baik sehingga tidak terperangkap gelembung udara dalam tanah.
Ratakan permukaan tanah dan buat mendatar dengan ujung terdepan tepat pada
ujung dibawah mangkuk. Dengan demikian tebal tanah pada bagian terdalam
adalah 1 cm. Jika ada kelebihan, kembalikan kelebihan tersebut kepelat kaca.
5. Dengan alat grooving tool, buatlah alur lurus pada garis tengah mangkuk searah
dengan sumbu alat, sehingga tanah terpisah menjadi dua bagian simetris. Bentuk
alur harus baik dan tajam.
6. Untuk Selanjutnya :
a. Mulai ketukan dengan kecepatan 2 putran perdetik, sampai bagian alur
tanah bertemu kira-kira 13 mm (1/2”). Catat jumlah ketukannya.
b. Pada percobaan pertama, jumlah ketukan harus antara 20 – 30 kali. Bila
ternyata lebih dari 35 kali, berarti tanah kurang basah dan kembalikan
tanah kepelat kaca, tambahkan air sedikit demi sedikit sampai merata.
c. Cuci mangkuk casa grande kemudian keringkan dengan kain.
7. Ambil segera dari mangkuk sebahagian tanah dengan menggunakan alat
sepatula secara melintang tegak lurus alur termasuk bagian tanah yang bertemu.
Periksalah kadar airnya.
8. Ambillah sisa tanah yang masih ada didalam mangkuk dan letakkan diatas pelat
kaca, dan tambah air lagi sedikit secara merata.
9. Ulangi pekerjaan 4 sampai 8 sehinggadiperoleh data 3 atau 4 data hubungan
antra kadar air dan jumlah ketukan diantara 20 – 30 ketukan. Percobaan ini
harus dilaksanakan dari keadaan tanah yang kurang air kemudian menjadi cair.
7.5. Perhitungan
1. Suatu cara pendekatan untuk menentukan batas cair dapat digunakan satu data
jumlah ketukan dan kadar air dengan rumus : LL = Wn x (N/25)^0.121 dimana
Wn kadar air asli tanah, N adalah jumlah ketukan antara 20 – 35 kali.
2. Dalam pemeriksaan batas cair tanah, sebaiknya tidak digunakan tanah yang
dikeringkan dalam oven karena batas cair tanah akan berubah. Sebaiknya
gunakan tanah yang kering lapangan.
3. Ada dua macam grooving tool yaitu untuk tanah berkohesi dan untuk tanah
berpasir.
4. Tuliskan semua data kedalam Tabel 7. Setia data hubungan antara kadar air
tanah dan jumlah ketukan merupakan satu titik dalam grafik, dengan jumlah
pukulan sebagai absis (skala log) dan kadar air sebagai ordinat. (skala biasa).
Tarik garis lurus terbaik yang diperoleh pada perpotongan garis 54 vertical 25
ketukan atau dari persamaan garis dengan nilai X sama dengan 25. Batas cair
dilaporkan dalam bilangan bulat yang terdekat.
40.00
38.00
34.00
32.00
30.00
28.00
25
26.00
10 100
Jumlah ketukan
Gam
bar 7. Grafik antara kadar air dengan jumlah ketukan
cair tanah adalah kadar air minimum dimana sifat suatu tanah berubah dari keadaan cair
menjadi plastis. Berdasarkan batas cair yang digunakan untuk menentukan sifat dan
plastisitas tanah. ¾ kadar air ketika sifat tanah pada batas dari kadar cair menjadi plastis
¾ batas plastis tanah yaitu batas terendah kadar air ketika tanah masih dalam keadaan
platis ¾ jumlah pukulan (m) yaitu perbandingan antara berat air dalam tanah terhadap
berat burtiran tanah yang dinyatakan dalam persen ¾ konsistensi tanah yaitu kadar
relative tanah ketika tanah masih mudah untuk dibentuk penentu dari batas cair tanah
yang telah dilakukan dilaboratorium fakultas teknik universitas Riau dengan sample
yang diambil disekitar gedung C. Kegunaan batas cair ini dapat diterapkan atau
diaplikasikan terhadap konsistensi prilaku material dan sifatnya pada tanah yang
bersifat kohesif, konsistensi tanah tergantung dari nilai batas cairnya.
7.7. Kesimpulan
Batas cair adalah kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dan keadaan
plastis. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan sesuai dengan jadwal praktikum uji
tanah didapat nilai batas cairnya yaitu 33,965% Sesuai teori yang telah didapatkan
dalam menentukan batas plastis yaitu dengan rumus PI = LL – PL, dimana PI
merupakan indeks plastisitas, PL merupakan batas plastis da LL merupakan kadar air
ketika sifat tanah pada batas dari keadaan cair menjadi plastis.
8.1.Tujuan
Tujuan percobaan adalah untuk menentukan distribusi ukuran tanah yang
tertahan saringan no. 200. Pemeriksaan pada tanah dilakukan dengan analisa saringan
(sieve analysis).
8.2. Peralatan
1. Satu set saringan ayakan yang terdiri dari berbagai ukuran menurut US standard
sieve analysis seperti tabel 8.1
Catatan :
Hubungan antara nomor saringan dengan ukuran saringan adalah 1 inci x 1 inci
ukuran saringan mempunyai lubang no.saringan x no.saringan. Contoh : pada saringan
no. 10, setiap 1 inci x 1 inci saringan mempunyai lubang 10 x 10 buah. Detailnya pada
gambar 8.1.
2. Ambil tanah dilapangan, pilih sampel yang dapat mewakili tanah yang diperiksa,
apabila tanah menggumpal pecahkan dengan palu karet.
3. Keringkan tanah tersebut, timbang tanah 1000 gram, 1500 untuk tanah berbutir
kasar.
4. Gunakan ember, air dan saringan no. 200 seperti pada gambar 8.2 untuk
membersihkan tanah dari butiran halus yang melekat (tanah lolos saringan no.
200), ulangi pencucian hingga airnya bersih.
5. Tanah dikeringkan dan didinginkan kemudian diayak, seperti pada gambar 8.3.
7. Buat tabel dan grafik gradasi butir tanah (particle size distribution curve) semi
logaritma dengan ukuran butir sebagai sb-x dan persentase lolos sebagai sb-y.
D 60
Cu=
D 10
D 30 2
Cc=
D 60 X D 10
ukuran
No. Berat Komulatif Persentase
lubang Persentase Lolos (%)
Saringan Tertahan Tertahan Tertahan (%)
(mm)
100.00
90.00
80.00
Persentase lolos (%)
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
D10 D30 D60
0.00
0.01 0.10 1.00 10.00
Ukuran butir ( mm )
dengan cara manual atau dengan alat penggetar. Cara basah dilakukan dengan
mencampur tanah dengan air sampai menjadi lumpur encer dan dibasuh seluruhnya
melewati saringan.
Analisa hidrometer adalah analisa yang digunakan untuk menentukan ukuran
butiran dari tanah berbutir halus atau bagian berbutir halus dari tanah berbutir kasar
yang didasarkan pada prinsip sedimentri (pengendapan) butir-butir dari dalam air.
8.5 Kesimpulan
Semakin banyak agregat halus maupun besar yang lolos saringan dengan nomor
saringan terkecil maka uji kehalusan agregat semakin baik. Dengan analisa lolos ayakan
tersebut dapat diketahui kualitas baik buruknya agregat tersebut. Sebalikya jika semakin
banyak agregat yang tertahan dalam saringan berdasarkan kriteria nomor saringan maka
dapat disimpulkan bahwa kualitas kehalusan agregat tersebut buruk. Oleh karena itu
angka kualitas kehalusan agregat sangat mempengaruhi baik buruknya kualitas gradasi
agregat.
9.1. Tujuan
Tujuan percobaan adalah untuk menentukan distribusi ukuran butir tanah yang
lolos saringan no.10 (2mm). Pemeriksaan dilakukan terhadap sedimen dengan alat
hidrometer.
9.2. Peralatan
1. Hidrometer untuk mengetahui berat jenis suspensi, berupa :
2. Saringan terdiri atas sat susunan saringan dengan tutup atas dan tutup bawah
sebagai berikut :
No.Saringa
mm
n
10 2,00
20 0,85
40 0,425
60 0,250
140 0,160
200 0,075
4. Gelas silinder dengan kapasitas 1000 cc, diameter 2,5 inci tinggi 18 inci
8. Stop watch
9. Water bath, bak air dengan suhu yang dapat diatur konstan, alat ini diperlukan
terutama apabila suhu udara tidak konstan.
11. Bahan dispersi (reagent) dapat berupa water glass (sodium silikat) atau calgon
(sodium hexametaphosphate).
c. Ambil sampel tanah 50 – 60 gram untuk tanah lanau (lempung tidak berpasir),
100 – 150 gram untuk tanah berpasir. Timbang dan catat (B ) gram.
O
2. Taruh contoh tanah dalam tabung gelas kapasitas 250 cc, tambahkan air yang
telah bercampur reagent (sodium silikat, Na2SiO3 atau sodium
hexametaphosphate, NaPo3) sebanyak 165 cc. Campur dan aduk sampai seluruh
tanah tercampur dengan air. Biarkan tanah terendm selama 16 jam.
3. Tuangkan campuran tersebut kedalam alat pengaduk. Jangan ada butir yang
tertinggal atau hilang dengan membilas air (air destilasi) dan tuangkan air bilasan
kedalam alat. Bila perlu tambahkan air sehingga volumenya setengah alat. Putar
alat pengaduk selama 10 menit.
4. Kemudian pindahkan tanah suspensi kedalam alat pengendap. Jangan ada tanah
tertinggal dengan membilas dan menuangkan air bilasan kesilinder. Tambahkan
air destilasi hingga volumenya menjadi 1000 cc
5. Disamping silinder berisi supensi, siapkan silinder kedua yang diisi dengan air
destilasi ditambah dengan reagent sehingga berupa larutan, seperti pada silinder
yang pertama. Apungkan hidrometer dalam silinder kedua ini selama percobaan
dilaksanakan.
6. Tutup gelas isi suspensei dengan tutup karet atau dengan plastik yang diikat karet.
Kocok suspensi dengan bolak-balik vertikal ke atas dan ke bawah selama 1 menit
sebanyak 60 kali, sehingga butir tanah melayang merata didalam air. Langsung
letakkan silinder di atas meja, jalankan stop watch dan permulaan waktu
pengendapan t = 0.
- Setelah dibaca segera ambil hidrometer dan pindahkan ke dalam silinder kedua.
Dalam silinder kedua, bacalah hidrometer (R2).
- Gelas ukur diletakkan dan perhitungan waktu (t) segera dilaksanakan dan nilai
L diukur. Nilai L (cm) untuk ASTM hidrometer 152 H seperti pada tabel 9.1.
definisi nilai L diilustrasikan pada Gambar 9.1.
Vn
- L = L1 + ½ L2 - .......................................................(1.10)
A
Keterangan :
8. Setiap setelah pembacaan hidrometer, amati dan catat tempeatur suspensi dengan
mencelupkan thermometer.
9 7
12, 11,
14 29 44 9,1 59 6,6
6 5
10. Pindahkan butir tanah yang tertinggal di dalam saringan ke dalam suatu wadah,
kemudian keringkan dalam oven dengan suhu 105 – 110 ̊C.
11. Kemudian dinginkan dan timbang serta catat masa tanh yang diperoleh (B₁) gram.
13. Timbang dan catat berat bagian tanah yang tertinggal di masing-masing saringan.
Periksalah bahwa seharusnya jumlah berat dari masing-masing bagian sama dengan
brat sebelum disaring.
9.4 Perhitungan
18 η v 18 η v L
3. D =
√ γs−γw
=
√
γs−γw √ t
Dari persamaan 3 dan 4 diperoleh
18 η L D(mm) L(cm)
4. D =
√ (Gs−1) γw √ t
atau
10 mm
= √ 18 η ¿¿ ¿ =
√
t ( menit ) x 60
30 η L
5. D (mm) =
√ (Gs−1) γw √ t
diasumsikan γw = 1 gr/cm3
L( cm)
6. D = K
√ t ( menit )
30 η
7. Dimana K =
√ (Gs−1)
8. P = [(10000/M)*Gs / (Gs – G1)] (R – G1), untuk hidrometer 151 H
P = (R.a / M)* 100 untuk hidrometer 152 H
Gs
Temp.
( 0C ) 2.45 2.5 2.55 2.6 2.65 2.7 2.75 2.8
9. Masukkan semua data ke dalam Tabel 9 dan buatlah grafik hubungan ukuan
butir ( skala log ) sebagai absis dengan persentase lolos sebagai ordinat.
Tabel 9.5 Uji distribusi ukuran butir tanah dengan alat hydrometer
Proyek : Kedalaman :
Lokasi : Tanggal :
No.bor : Diuji Oleh :
Koreksi meniscus : 0.5 mm Jenis hidrometer : 152 H
Gs : 2.75 Berat sampel Tanah (M): 60 gr
Jenis Reagent : NaPO3 k2= (a/M)x100 1.633
Banyak Reagent : 5 gr
Bacaan Bacaan
Bacaan Bacaan hidrometer Kedalaman Konstanta K
Waktu dalam dalam Temp. koreksi (cm) L (tabel Butir (mm) koreksi Persentase
Diameter hidrometer
(menit) T suspensi R1 cairan R2 meniscus (Tabel 9.1) 9.3) lolos (%) P
R=R1+m (R=R1-R2)
45
40
35
Persentase lolos ( % ) 30
25
20
15
10
5
0
0.001 0.01 0.1
Diameter butir ( mm )
Gambar 9.2 Grafik hubungan antara diameter butir dengan persentase lolos
Pada pengujian hydrometer dilakukan dengan silinder pengendap yang terbuat dari
gelas dan memakai 50 gram contoh tanah yang kering dari oven. Silinder pengendap
tersebut mempunyai tinggi 18 inci (457,2 mm) dan diameter 2,5 (63,5 mm). Silinder
tersebut diberi tanda yang menunjukkan volume sebesar 1000 ml. Campuran Calgon
(Natrium hexametaphosphate) biasa di gunakan sebagai bahan pendispersi. Total
volume dari laritan air+calgon+tanah tanah yang terdispersi dibuat menjadi 1000 ml
dengan menambahkan air suling.
Bila sebuah alat hydrometer diletakkan dalam larutan tanah tersebut pada waktut,
yang diukur dari mula-mula terjadinya sedimentasi, maka alat tersebut mengukur berat
spesifik dari larutan disekitar bola kacanya sampai sedalam L dari permukaan larutan.
Harga berat spesifik dari larutan merupakan fungsi dari jumlah partikel tanah yang ada
pada tiap satuan volume larutan sepanjang kedalaman L tersebut. Juga karena
mengendap maka pada waktu t partikel-partikel tanah yang masih ada dalam larutan
samapai kedalaman L akan mempunyai diameter yang lebih kecil dari D. Pada partikel-
partikel yang lebih besar dari D telah mengendap terlebih dahulu di dalam kolom L
tersebut. Alat hydrometer tersebut di rancang untuk dapat memberikan jumlah tanah
yang masih tertinggal di dalam larutan. Alat hydrometer telah dikalibrasi untuk tanah
yang mempunyai berat-berat spesifik (Gs) 2,65. Jadi untuk tanah dengan harga Gs yang
lain perlu adanya koreksi.
Dengan mengetahui jumlah tanah di dalam larutan, L dan t, kita dapat menghitung
persentase berat dari tanah yang lebih halus dari diameter yang di tentukan. Perhatikan
bahwa L adalah kedalaman yang diukur dari permukaan air terhadap pusat bola kaca
dari alat hydrometer dimana kekentalan larutan di ukur. Harga L akan berubah menurut
waktu, variasinya pada pembacaan hydrometer diberikan dalam Annual Bookof ASTM
Standard (1982-Lihat Test Designation D-422 Tabel 2).
9.6 Kesimpulan
Didalam analisis hidrometer, tanah yang diuji dilarutkan kedalam air, dan dalam
keadaan jatuh bebas butir-butir tanah turun mengendap kedasar tabung tempat larutan
tanah air itu ditempatkan. Dalam hal in isetelah didapat data hasil dari pengujian
melalui uji distribusi ukuran butir tanah dengan alat hidrometer, maka data dapat diolah
sehingga dapat disajikan dalam berupa grafik dari hubungan diameter butir dan
persentase lolos.
10.1. Tujuan
Tujuan pengujian untuk mengetahui kuat tekan bebas tanah (qu). Kuat tekan
bebas adalah tekanan aksial (kg/cm2 atau KN/m2) yang diperlukan untuk menekan suatu
silinder tanah sampai pecah atau besarnya tekanan yang memberikan pemendekan
sebesar 20% apabila pemendekansampai 20% tanah tidak pecah.
10.2. Peralatan
1. Mesin penekan tanah
6. Stop watch
a. Bila contoh tanah yang diperiksa adalah contoh tanah asli dari dalam tabung
yang diameternya sesuai dengan diameter silinder benda uji yang diinginkan,
maka keluarkan contoh tanah dari tabung dengan alat pengeluar contoh yang
telah diolesi dengan pelumas. Arah mendorongnya harus dari ujung ke
pangkal tabung (dari bagian yang tajam), benda uji rata bagian atas dan
bawah.
b. Bila contoh tanah asli lebih besar dari diameter siinder benda uji yang
diinginkan , bentuk dan potonglah contoh tanah dengan pisau atau gergaji
kawat, kemudian bubutlah sehingga didapat ukuran yang dikehendaki.
c. Bila contoh tanah berupa tanah padat buatan, maka dapat berupa :
Contoh tanah padat buatan dapat dieroleh dengan memadatkan contoh tanah
dengan kadaar air dan kepadatan yang diinginkan. Pemadatan dapat
dilaksanakan pada silinder pemadatan dan ditumbuk, kemudian didorong
masuk tabung contoh atau dipotong dan dibubut. Pemadatan dapat pula
dilaksanakan langsung pada cetakan belah. Sesuai dengan persyaratan yang
diinginkan apabila diperlukan, sebelum pelaksanaan percobaan contoh tanah
dapat dijenuhkan terlebih dahulu.
2. Pembebanan
a. Tempatkan benda uji pada alat tekan, berdiri vertikal dan setris pada dasar alat
c. Atur arloji ukur pada cincin beban dan arloji pengukur regangan pada
pembacaan nol.
d. Kerjakan alat beban swngan kecepatan 0,5 – 2 % terhadap tinggi benda ujinya.
Kecepatan diperkirakan sedemikian sehingga pecahnya benda uji tidak
melampaui 10 menit. Dan mencatat pembacaan arloji pengukur regangan
setiap 30 detik.
10.5 Perhitungan
1. Regangan aksial (strain) pembebanan, ɛ
Ao
A' = (cm2), dimana Ao adalah luas penampang awal
1−ɛ
P
σ= (kg/cm2), dimana P adalah gaya tekan
A
6. Bila benda uji tidak pecah, kuat tekan bebas adalah tekanan pada regangan 20%
- Berat volume kering γdmax , kadar air dan derajat kekenyangan benda uji mula-
mula.
9. Masukkan semua data ke Tabel 10 dan buat grafik hubungan tegangan (sebagai
ordinat) dengan regangan (sebagai absis).
Tabel 10. Uji kuat tekan bebas tanah ( unconfined compressive strength )
Proyek : Main Stadiun Riau Tanggal : Jan 2020 Cu = qu/2
Lokasi : Kampus UNRI Panam Diuji oleh : Edi 0.0295
No. bor : 03 Kedalaman : 4 m KN/cm2
Dia Luas Tinggi Volume Berat Berat Kadar Kuat DRC (mm/div)
meter Ao L volume air tekan 0.01
(mm) (cm2) (cm) (cm3) (gram) (gr/cc) (%) qu(KN/cm2) Kalibrasi ring
41.6 13.59179 9.6 130.4811 250 1.92 20.3 0.059 0.001949
0.07
qu
0.06
Tegangan ( KN/cm2 )
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0 0.05 0.1 0.15
Regangan
Uji kuat tekan bebas (Unconfined Compresion Test) merupakan cara yang dilakukan
di laboratorium untuk menghitung kekuatan geser tanah. Uji kuat ini mengukur
seberapa kuat tanah menerima kuat tekan yang diberikan sampai tanah tersebut terpisah
dari butiran-butirannya juga mengukur regangan tanah akibat tekanan tersebut. Uji
tekan bebas ini dilakukan pada contoh tanah asli dan contoh tanah tidak asli lalu diukur
kemampuannya masing-masing contoh terhadap kuat tekan bebas. Dari nilai kuat tekan
maksimum yang dapat diterima pada masing-masing contoh akan didapat sensitivitas
tanah. Nilai sensitivitas ini mengukur bagaimana perilaku tanah jika terjadi gangguan
yang diberikan dari luar.
10.6 Kesimpulan
1. Dalam menentukan tekan bebas tanah kohesif maka percobaan tekan bebas
dapat dilakukan pada tanah asli atau tanah buatan.
2. Kuat tekan adalah besarnya tekanan bebas axial (kg/cm2) yang diperlukan untuk
menentukan silinder tanah sampa pecah atau besar tekanan yang memberikan
perpendekan 8,92 mm tanah tidak pecah, didapat qu = 0,0579kg/cm2 didapat dari
puncak tekanan maksimum dan pada regangan sebesar 0.0929%
11.1. Tujuan
Tujuan percobaan adalah menentukan berat volume kering maksimum (γ dmax /
MDD) dan kadar air optimum (Optimum moistur content = OMC) pada suatu jenis
tanah. Percobaan ini dapat dilakukan dengan cara standar (Standard Proctor Test) dan
dengan cara modifikasi (Modified Proctor Test).
11.2. Peralatan
1. Cetakan (mold) diameter 10,2 cm dan tinggi 11,5 cm dan siinder perpamjangan
(collar)
2. Pelat dasar (Base Plat) dan Hammer berat 4,5 kg dengan tinggi jatuh 45,5 cm
4. Jack Hidraulic
2. Ayak tanah dan yang lolos saringan no. 4, letakkan dalam pan dan timbang
sampel tanah 4 atau 5 tumpukan dengan berat masing-masing 2 kg.
3. Tambahkan air (7% untuk tanah berbutir kasar atau 15% pada tanah berbutir
halus atau sesuai dengan petunjuk instruktur) pada tanah tumpukan awal di dalam
pan tersebut dan campur hingga merata.
6. Masukkan tanah lembab yang sudah disiapkan pada langkah 3 ke dalam cetakan
dalam tiga lapis yang kira-kira sama tebalnya. Tiap lapis dipadatkan secara
merata dengan hammer sebanyak 25 kali.
7. Lepaskan pelat dasar dan silinder perpanjangan secara hati-hati dan tidak merusak
tanah dalam mold.
10. Keluarkan sampel tanah yang ada dalam mold dengan jack hydraulic.
11. Ambil sedikit tanah dari cetakan tersebut, periksa kadar airnya, w.
12. Ulangi urutan pelaksanaan 3 sampai dengan 10 pada sampel yang kedua sampai
dengan kelima dengan meningkatkan kadar airnya daam rentang yang sama
(misal 10%, 13%, 16% dan 19% untuk tanah berbutir kasar dan 15%, 18%, 21%,
24% dan 27% untuk tanah berbutir halus atau sesuai dengan petunjuk instruktur).
11.5. Perhitungan
1. Berat volume tanah lembab
γ
γ d=
1+ w/100
γw
γzav= 1
w+
GS
w = Kadar air
Tabel 11.1 Spesifikasi uji pemadatan standard proctor (ASTM D-698 AASHTO T-99)
Metoda
Deskripsi
A B C D E
Mold : 1623
Volume (cm3) 970,964 970,964 970,964 970,964 970,964
Tinggi (cm) 12 12 12 12 12
Diameter (cm) 10.15 10.15 10.15 10.15 10.15
Berat hammer (kg) 2.49 2.49 2.49 2.49 2.49
Tinggi jatuh
30.48 30.48 30.48 30.48 30.48
hammer (cm)
Jumlah lapisan 3 3 3 3 3
Jumlah tumbukan
25 25 25 25 25
per lapis
Tabel 11.2 Spesifikasi uji pemadatan modified proctor (ASTM D-1557 AASHTO T-
180)
Metoda
Deskripsi
A B C D E
Mold : 1623
Volume (cm3) 970,964 970,964 970,964 970,964 970,964
Tinggi (cm) 12 12 12 12 12
Diameter (cm) 10.15 10.15 10.15 10.15 10.15
Berat hammer (kg) 2.49 2.49 2.49 2.49 2.49
Tinggi jatuh
30.48 30.48 30.48 30.48 30.48
hammer (cm)
Jumlah lapisan 3 3 3 3 3
Jumlah tumbukan
25 25 25 25 25
per lapis
5. Memasukkan semua data ke dalam tabel 11 dan membuatgrafik hubungan kadar air
(sb-x) dengan berat volume kering (sb-y).
1.60
1.55
1.50
1.45
MDD
ekering(gr/cm3)
1.40 ߛܼܮܸܣ
1.35
Beratvolum
1.30
1.25
OMC
1.20
25.00 26.00 27.00 28.00 29.00 30.00 31.00 32.00 33.00 34.00 35.00 36.00 37.00
kadar air, w (%)
Gambar .11 Grafik hubungan antara kadar air dengan berat volume kering
Pemadatan merupakan usaha untuk meningkatkan berat jenis tanah dengan cara
mendesak tanah dengan memakai energi mekanis untuk merapatkan partikel – partikel
tanah yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan tanah dan mengurangi
kompresibilitas dan settlement. Dalam proses pemadatan penambahan air terhadap
tanah yang dipadatkan dapat membantu meningkatkan kepadatan tanah karena dengan
penambahan air tersebut dapat melumasi partikel – partikel tanah sehingga
memudahkan pergerakan partikel – partikel tanah untuk membentuk suatu struktur yang
lebih padat. Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam proses pemadatan diantaranya
adalah kadar air , jenis tanah dan energi kompaksi Kenaikan kadar air tanah pada suatu
tanah yang dipadatkan akan menaikkan berat volume tanah.Perlu diperhatikan bahwa
pada saat kadar ) adalah sama dengan berat volumeair = 0, berat volume basah tanah
( d) ataukeringnya ( d(w=0) = Bila kadar airnya ditingkatkan terus secara bertahap
pada usaha pemadatan yang sama, maka berat dari jumlah bahan padat dalam tanah per
satuan volume juga meningkat secara bertahap pula atau dapat dituliskan : dd(w=0) +
=
Setelah mencapai kadar air tertentu, adanya penambahan kadar air justru
cenderung menurunkan berat volume kering dari tanah karena air tersebut kemudian
menempati ruang-ruang pori dalam tanah yang sebetulnya dapat didisi oleh paretikel-
partikel solid dari tanah. Kadar air tanah yang menyebabkan harga berat volume kering
maksimum disebut kadar air optimum. Untuk suatu kadar air tertentu, berat volume
kering maksimum secara teoretis didapat bila pada pori-pori tanah sudah tidak ada
udaranya lagi, yaitu pada saat di mana derajat kejenuhan tanah sama dengan 100 %.
Jadi, berat volume kering maksimum (teoretis) pada suatu kadar air tertentu dengan
kondisi zero air voids (pori-pori tanah tidak mengandung udara sama sekali) dapat ditulis
sebagai berikut: s zav G w wet 1 dimana: zav = berat isi tanah bila tidak ada rongga
udara (void) di dalam tanah Gs = berat jenis tanah (specific gravity) w = kadar air (%) wet =
berat volume air (1 gr/cm3 )
11.7 Kesimpulan
Penambahan air pada sampel tanah yang dipadatkan akan menaikkan kadar air
pada sampel tanah tersebut. Peningkatan kadar air tersebut akan meningkatkan berat
volume sampel tanah tersebut. Peningkatan kadar air tersebut akan meningkatkan berat
volumenya hingga pada suatu saat peningkatan kadar air justru menurunkan berat
volumnya. Nilai kadar air yang mengakibatkan berat volume mencapai nilai maksimum
(akibat penambahan kadar air) disebut kadar air optimum. Zero air void curve adalah
kurva yang menunjukkan berat kering tanah maksimal absolut yang dapat dicapai oleh
kadar air tertentu pada nilai specivic gravity tertentu pula.
12.1. Tujuan
Tujuan percobaan adalah menentukan kualitas relatif tanah dasar (sub grade),
lapis pondasi bawah (sub base) dan lapis pondasi atas (base) pada konstruksi jalan di
laboraturium. Uji CBR Laboraturium dilakukan tanpa rendaman (unsoaked) atau
dengan rendaman (soaked) selama 4 x 24 jam.
12.2. Peralatan
1. Mold ukuran diameter 15,2 cm dan tinggi 17,8 cm.
5. Alat uji CBR dilengkapi dengan alat kalibrasi (proving ring) dan piston
diameter 4,5993 cm dengan kecepatan penetrasi 1,27 mm/menit.
a. Siapkan ± 4,5 kg sampel tanah berbutir halus (fine grain soil) atau 5,5 kg
smpel tanah berbutir kasar (coarse grain soil) dihaluskan lolos saringan no. 4,
dicampur air sesuai dengan kadar air optimum (OMC uji proctor). Sebelum
dipadatkan, sampel lembab diperam selama 12 - 24 jam.
c. Lakukan pemadatan sesuai dengan pelaksanaan uji proktor dan jangan lupa
pasang kertas filter di dasar mold.
d. Pindahkan mold sebelah atas (colar) dan haluskan permukaan tanah dalam
mold yang sudah dilepas dengan base plate.
f. Lakukan uji CBR, kemudian ambil sampel tanah untuk uji kadar air.
a. Persiapan sampel tanah sama dengan sampel tanpa rendaman. Base plate yang
digunakan adalah perforate plate (berlubang), setelah pemadatan letakkan
beban tambahan (surcharge) di atas sampel 2,2 – 4,5 kg.
c. Baca dial gage setiap 0, 1, 2, 4, 8, 12, 24, 36, 48, 72 dan 96 jam.
3. Persiapan benda uji rendaman atau tanpa rendaman untuk memperoleh CBR design.
a. Siapkan 3 sampel tanah ± 4,5 kg untuk tanah berbutir halus (fine grain soil)
atau 5,5 kg sampel tanah berbutir kasar (coarse grain soil) dihaluskan lolos
saringan no.4, dicampur air sesuai dengan kadar air optimum (OMC uji
proctor). Sebelum dipadatkan sampel lembab diperam selama 12 – 24 jam.
c. Lakukan pemadatan :
- Atau variasi tumbukan 10, 30, dan 56 kali per lapis dan jangan lupa pasang
kertas filter di dasar mold.
12.5. Perhitungan
1. CBR adalah perbandingan antara beban yang diperlukan untuk mencapai harga
penetrasi tertentu di dalam sampel dalam kondisi kadar air dan berat volume
tertentu terhadap beban standar yang diperlukan untuk mencapai penetrasi
standar pada sampel standar (batu pecah).
Dari persamaan tersebut di atas, maka harga CBR adalah dalam bentuk
persentase terhadap beban standar. Penetrasi dan beban standar seperti Tabel 12.1
2,5 13,39
5,0 19,98
7,5 25,20
10,0 31,07
12,7 34,92
2. Masukkan semua data ke dalam tabel 12 dan membuat grafik hubungan penetrasi
(absis) dengan beban (ordinal).
2
1.8
CBR0.2"
1.6
1.4
CBR0.1"
1.2
Load, KN
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Penetrasi, mm
1.7 1.7
berat volume kering ( gr/cm3)
1.65 1.65
1.6 1.6
1.55 1.55
CBRdesign
1.5 1.5
15 17 19 21 23 25 27 2 4 6 8 10
kadar air (%) CBR (%)
Pada uji CBR dipakai cetakan tang lebih besar dari uji pemadatan, yaitu dengan
rata-rata volume 1/33,33 ft3 (2124,1 cm3). Tanah dipadatkan dengan jumlah lapisan
sama. Untuk mendapatkan nilai CBR yang sesuai maka tanah disiapkan dan dipadatkan
sebanyak 3 sampel dimana masing-masing dipadatkan sebanyak 10x, 25x, dan 56x
tumbukan perlapisnya. Tanah yang dipadatkan adalah tanah asli dari pengujian
pemadatan tanah dengan kondisi kadar air optimum.
Cara ini dikembangkan oleh California State Highway Department sebagai cara
untuk menilai tanah dasar jalan (sub grade). Dengan cara ini, suatu percobaan penetrasi
dipergunakan untuk menilai kekuatan tanah dasar atau bahan lainnya yang hendak
dipakai untuk pembuatan perkerasan. Nilai CBR dihitung pada penetrasi sebesar 0,1
inci dan penetrasi 0,2 inci, selanjutnya hasil pada perhitungan tersebut dibandingkan
dan diambilhasil terbesar (SNI 03-174-1989). Nilai CBR yang diperoleh kemudian
dipakai untuk menentukan tebal lapisan perkerasan yang diperlukan di atas lapisan yang
CBR nya ditentukan. Nilai CBR diambil pada pemadatan tanah dengan kondisi kadar
air tanah optimum
12.7. Kesimpulan
Dari hasil percobaan uji CBR laboratorium yang kami uji di peroleh CBR 0.1”
adalah 8,89 % dan CBR0.2” adalah 7,91 %. CBR yang dipakai adalah CBR yang
terkecil sehingga CBR yang digunakan adalah CBR0.2” = 7,91 %.
13.1. Tujuan
Tujuan percoban adalah menentukan kualitas relatif tanah dasar (sub grade),
lapis pondasi bawah (sub base) dan lapis pondasi atas (base) pada konstruksi jalan.
DCP (dynamic cone penetrometer) dipergunakan untuk mencari nilai CBR lapangan.
13.2. Peralatan
1. Alat DCP
2. Penggaris 1 meter
- Letakkan alat DCP diatas tanah (titik) yang akan diuji seperti Gambar 13.1 d) dan
baca rol meter, misalnya 5 cm.
- Lakukan pemukulan hammer 1 kali seperti pada gambar 13.1 e) dan baca rol
meter, misalnya 15 cm.
- Lakukan bacaan per 1 kali pukulan hammer berikutnya hingga bacaan pada rol
meter mendekati 100.
13.4. Perhitungan
Misalnya titik uji pada sta. 4 + 200, bacaan awal adalah 5cm (50mm) dan
pukulan ke – 1 adalah 15 cm (150 mm), maka selisih adalah 100 mm.
3. Nilai CBR rata-rata pada suatu titik pengujian dihitung dengan persamaan
CBR = [Ʃ(CBRn 1/3 x hn) / Ʃhn]3, dimana h adalah nilai selisih bacaan
4. Jarak antar titik pengujian DCP biasanya per 200 meter. Jadi kalau panjang trase
jalan yang disurvey 9000 m, maka jumlah pengujian ada 45 titik. Seluruh nilai
CBR rata-rata pada suatu trase jalan ditampilkan pada grafik.
5. Masukkan data ke dalam tabel 13ndan buatkan grafik ubungan kedalaman (sb-y)
dengan stasion atau jarak (sb-x)
cm mm Selisih
0 5 50
1 15 150 100 1.21
2 20 200 50 2.92
3 26 260 60 2.31
4 34 340 80 1.60
5 41 410 70 1.90
6 47 470 60 2.31
7 53 530 60 2.31
8 59 590 60 2.31
2.45
9 65 650 60 2.31
10 70 700 50 2.92
11 75 750 50 2.92
12 80 800 50 2.92
13 85 850 50 2.92
14 87 870 20 9.37
15 92 920 50 2.92
16 96 960 40 3.88
17 100 1000 40 3.88
Total Selisih 950
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
Station ( m )
100
90
80
70
60
Persentase
50
40
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6
CBR ( % )
Dari grafik pada trase jalan sepanjang 4500 meter didapatkan nilai CBRdesign= 2,45 %.
Tabel 13.2. Komulatif nilai CBR
Angka CBR Komulatif
CBR rata- rata-rata dari Jumlah yang Persentase
No Sta persentase
rata yang terkecil sama bagian
dari bawah
1 0 4.47 2.04 1 4.55 100.00
2 200 4.35 2.11 1 4.55 95.45
3 400 3.43 2.45 1 4.55 90.91
4 600 3.63 2.66 1 4.55 86.36
5 800 3.47 2.87 1 4.55 81.82
6 1000 3.28 2.95 1 4.55 77.27
7 1200 2.11 2.96 1 4.55 72.73
8 1400 3.46 2.98 1 4.55 68.18
9 1600 3.61 3.08 1 4.55 63.64
10 1800 3.88 3.28 1 4.55 59.09
11 2000 2.98 3.30 1 4.55 54.55
12 2200 2.66 3.43 1 4.55 50.00
13 2400 3.30 3.46 1 4.55 45.45
14 2600 2.96 3.47 1 4.55 40.91
15 2800 3.59 3.56 1 4.55 36.36
16 3000 3.08 3.59 1 4.55 31.82
17 3200 4.07 3.61 1 4.55 27.27
18 3400 2.95 3.63 1 4.55 22.73
19 3600 2.87 3.88 1 4.55 18.18
20 3800 3.56 4.07 1 4.55 13.64
21 4000 2.04 4.35 1 4.55 9.09
Kekuatan tanah diuji melalui uji CBR dengan standar acuan SNI 1738:2011.
Nilai kekuatan tanah tersebut digunakan sebagai acuan perlu tidaknya distabilisasi
setelah dibandingkan dengan yang di syaratkan dalam spesifikasinya.
13.6. Kesimpulan
Dari hasil pengujian CBR lapangan yang kami lakukan didapati sepanjang
4500 meter trase jalan didapatkan nilai CBRdesain didapati 2,45%.
14.1. Tujuan
Tujuan percobaan adalah menetukan sudut geser internal tanah (soil friction
angle= tanah) dan kohesi tanah (cohesive = C) dengan alat uji geser langsung pada
kondisi tanah knsolidasi teraliri (consolidated drained = Cd).
14.2. Peralatan
1. Suatu unit geser langsung dengan ring cetak benda uji, dial pergeseran
horizontal dan dial beban
2. Batu berpori
3. Stopwatch
4. Alat penyiapan benda uji
5. Alat pemeriksa kadar air
Benda uji diameter 6,35 cm sehingga luasnya 31,67 cm2 dan tinggi 2,0 cm, dapat
berupa tanah asli yang tidak terganggu (undisturbed sample= UDS) atau tanah hasil
pemadatan
- Apabila contoh tanah tidak terganggu, maka keluarkan contoh tanah dengan alat
pengeluar contoh da desaklah cincin kedalam cetakan .kemudian potong tanah
dan ratakan sehingga contoh tanah rata ddengan permukaan cincin cetak bagian
atas dari bawah.
- Apabila contoh tanah hasil pemadatan. Tanah dipadatkan dalam mold pemdatan
dengan kadar air dan kepadatan sesuai dengan yang diinginkan . desaklah
contoh tanah dari silinder pemadatan kemudian potong dan bubut sesuai dengan
bentuk benda uji
- Contoh tanah padat dapat langsung dipadatkan didalam ring cetak benda uji
dengan kadar air dan kepadatan yang dinginkan.
- Periksa kadar air (w) dan massa jenis Gs
14.5. Perhitungan
1. Tentukan gaya geser maksimum Pmax = 0,20 X0,991
Dimana : P = gaya geser
X= pembaca arloji beban geser
2. Hitung tegangan geser maksimum = Pmax / A
3. Masukkan semua data kedalam tabel 14 dan gambarkan grafik hubungan
displacement, mm (sebagai sb-y)
4. Gambarkan grafik tegangan geser maksimum (tmax), kg/ cm2 (sebagai sb-y)
dengan tegangan normal (taw n) (sebagai sb-x) . grafik adalah garis lurus terbaik
atau garis regresi linear
Tabel 14. Uji geser langsung ( direct shear test )
Proyek
Lokasi
Kedalaman: 4 m
No. bor
Beban : 3.167 kg
Tanggal
Diuji oleh
Jenis tanah: Lempung kelanauan
Beban : 6.344 kg
Diameter : 6.35 cm
Tinggi
: 2 cm
Luas 31.6692174
: 4 cm2
63.3384348
Volume : 9 cm3
Kalibrasi :
Dial geser horizontal: 0.01 mm/div
Prooving ring Gaya geser : 0.0207 Kg/div
Tegangan Tegangan
normal geser max
(kg/cm2) (kg/cm2)
0.1 0.484
0.2 0.523
0.4 0.719
25.000
20.000
G ay a G e se r , K g
15.000
3.167 kg
10.000 6.344 kg
12.688
5.000
0.000
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Geser Horizontal, mm
Gambar 14.1. Grafik hubungan antara geser horizontal denga gaya geser
0.800
0.700
f(x) = 0.81 x + 0.39
Tegangan Ge ser, kg/cm 2
0.600
0.500
0.400
0.300
0.200
0.100
0.000
0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45
Tegangan normal, kg/cm2
Gambar 14.2. Grafik hubungan antara tegangan normal dengan tegangan geser
Menentukan nilai kohesi tanah ( C ) dan sudut geser tanah ( ɸ ) dengan cara :
1. Dari persamaan grafk y = 0,8124 x + 0,3857
Sudut geser tanah ( ɸ ) = arctan 0,8124 atau atan ( 0,8124)*pi()/180
= 39,080
lebih saling terkunci dan memiliki kuat geser yang lebih tinggi φ yang lebih
besar) daripada partikel-partikel yang bundar seperti pada tebing-tebing.
4. Sementasi partikel, yang terjadi secara alamiah atau buatan.
5. Daya tarik antar partikel atau kohesi.
14.7. Kesimpulan
Dari percobaan uji geser langsung yang kami lakukan didapat untuk beban 3,167
kg memperoleh tegangan geser max sebesar 0,484 kg/cm 2, beban 6,344 kg
memperoleh 0,523 kg/cm2 dan beban 12,688 kg memperoleh 0,719 kg/cm 2.. Dengan
demikian kohesi tanah ( C ) yang didapat berdasar kan tegangan geser max tiap beban
adalah 0,385 kg/cm2 dan sudut geser tanah ( ɸ ) adalah 39,080.
15.1. Tujuan
Percobaan untuk menentukan kuat geser undrained (Su) dari tanah kohesif
yang lunak dan jenuh air dengan menggunakan laboratory vane shear test.
15.2. Peralatan
Digunakan alat standar laboratory vane shear test Maruto SH-59 yang terdiri atas :
1. Mesin putar
- Dapat diputar dengan mesin atau tangan, dipindahkan dengan kopling.
- Kecepatan putaran mesin 1-10 derajat/menit =0,017-0,17 derajat/detik
- Pergunakan torsi berupa cincin torsi dua macam yang dapat diganti :
- kapasitas 10 kg cm
- kapasitas 30 kg cm
2. baling-baling dengan ukuran tinggi 3 cm dan diameter 2 cm yang tebelnya 2
macam:
- untuk tanah lunak, 0,8 mm
- untuk tanah keras, 1,2 mm
3. lain-lain :
- tabung pemadatan standar dengan kaitan penahan
- tabung tanah diameter 7,5 cm dan tinggi 17 cm untuk tempat tanah asli yang
akan diperiksa
- pemindahan tanah dari tabung contoh diameter 7,5 cm kedalam tabung tanah
pemeriksa
- klem penjepit tabung tanah
c. apabila dikehendaki nilai sensitivity tanah, maka dapat dilakukan hal berikut :
- setelah kopling dilepas (aling-baling tidak berputar), putar dengan tangan
berlawanan arah jarum jam, roda penggerak didepan alat sehingga tidak ada
tekanan pada cincin torsi
- kendurkan baut yang ada dilengan torsi agar roda atas dan baling-baling
dapat bebas berputar
- kemudian putar baling-baling dengan memutar roda apemutar di atas alat
beberapa kali dengan cepat, sekurang-kurangnya 10 putaran
- kumudian segera kencangkan baut pengikat lengan torsi dan lakukan
pergeseran serta pengamtan seperti pada no.a dan b
- setelah selesai lepaskan kopling , putar roda didepan alat untuk
membebaskan beban pada cincin torsi . turunkan tabugng tanha sehingga
baling-baling keluar dari tanah
15.4 Perhitungan
1. kuat geser tanah
Tentukan momen torsi maksimum = M kg.cm berdasarkan nilai
maksimum dari pmbacaan arloji ukur. Gunakan daftar kalibrasi dari cincin torsi
ynag dipakai atau dihitung dengan rumus kalibrasi
Tentukan kuat geser tanah Su sebagai berikut ;
D2 H D3
Su =( + ¿Kg / cm2
2 6
Dimana : H = tinggi baling-baling 3 cm
D = lebar / diameter baling-baling 2 cm
Su = M / 23,03 Kg/ cm2
2. kepekaan (sensivity) tanah adalah perbandingan kuat geser tanah asli dengan
tanah sudah terganggu atau St = Su / Su1
3. masukkan semua data kedalam Tabel 15.1
Kuat geser tanah adalah gaya perlawanan yang dilakukan oleh butir – butir tanah
terhadap desakan atau tarikan. Dengan dasar pengertian ini, bila mengalami
pembebanan akan ditahan oleh ( Hardiyatmo, 2002 ) :
1. Kohesi tanah yang bergantung pada jenis tanah dan kepadatannya, tetapi tidak
tergantung dari tegangan normal yang bekerja pada bidang geser.
2. Gesekan antara butir – butir tanah yang besarnya berbanding lurus dengan
tegangan normal pada bidang gesernya.
15.6. Kesimpulan
Dari percobaan uji kuat geser yang kami lakukan didapati hasil percobaan
pertama sensitivynya sebesar 1.7 dan dalam percobaan kedua sebesar 1.6. Dan kuat
momen torsi maksimum yang didapat dari kuat geser tanah ( Su ) pada percobaan
pertama sebesar 552.72 kg/cm2 dan pada percobaan kedua sebesar 598.78 kg/cm2.
16.1. Tujuan
Percobaan ini untuk menentukan persentase kepadatan tanah, agregat base kelas
A , kelas B dan kelas C dilpangan. Parameter tanah yang diperoleh dari percobaan ini
adalah volume kering maksimum atau kepadatan kering maksimum (maximum dry
density= MDD atau ɣdmax, gr/cm3), kadar air optimum (optimum moisture content =
OMC, %) lapangan dan persentase kepadatan tanah (D %). Cara ini digunakan terbatas
untuk butir tanah maksimum 50,8 mm (2 inci). Lapis tanah dasar dengan persentase
kepadatan (D) ≥ 95 %. Lapis pondasi bawah dan lapis pondasi atas dengan persentase
kepadatan (D) ≥ 100 %.
16.2.Peralatan
1. alat sand cone terdiri dari :
2. bahan pembantu :
bebas pasir lolos saringan no.10 (2 mm) dan kurang dari 3 % pasir lolos
saringan no. 60 (0,25 mm) koefisien keseragaman (Cu) ¿ 2
3.Timbangan
4. Alat bantu :
Palu,pahat, sendok untuk membuat lubang pada tanah , kaleng (plastik), kuas dan
sebagainya.
b. berat pasir yang mengisi kerucut dan lubang plat dasar (Mo), gram . cara
menentukan (ɣpasir) dan Mo, lihat catatan no.3 dan no.4
a. isilah botol dengan pasir secukupnya (botol hamper penuh), timbanglah botol +
pasir (M1) gram
d. masukkan semua tanah hasil galian (jangan ada yang tercecer) kedalam kaleng
(plastik) tertutup yang telah diketahui beratnya. Timbang berat kaleng atau
plastic tertutup + tanah (M2) gr. Ambil sebagian tanah untuk uji kadar air
tanah (w).
e. dengan plat dasar terletak di atas tanah,letakkan botol pasir dengan corongnya
menghadap kebawah ditenagh plat dasar. Buka kran dan tunggu sampai pasir
berhenti mengalir mengisi lubang dan corong,kemudian tutp kran.
Catatan :
1. Selama pengujian (pengisian pasir kedalam lubang) hindarkan adanya getaran,
karena nilai ɣpasir dan Mo tidak tepat.
2. Hubungan ukuran butir tanah maksimum, volume lubang minimum dan berat
tanah seperti tabel 16.1.
3. Cara menentukan berat volume pasir (ɣpasir)
a. Timbang botol kosong dan kering bersama corongnya = a gram.
b. Dirikan botol dengan corong menghadap ke atas , kemudian isikan air
sampai di atas kran, kemudian tutup kran bersihkan / keringkan. Timbang
botol berisi air = b gram.
c. Keringkan botol kemudian isi botol dengan pasir sampai di atas kran dan
timbang = c gram.
berat pasir dalam botol c−a
d. Berat volume pasir (ɣpasir) = = .
volume botol b−a
4. Menentukan berat pasir dalam corong :
a. Isi botol dengan pasir sampai diatas kran dan timbang = f gram.
b. Letakkan plat dasar diatas bidang datar (meja). Letakkan botol bersis pasir
dengan corong menghadap kebawh ditengah plat dasar. Buka kran dan
tunggu sampai pasir berhenti mengalir mengisi corong dan plat dasar
kemudia tutup kran. Timbang botol dan corong beserta sisa pasir = g gram.
c. Berat pasir dalam corong (Mo) = ( f- g) gram.
16.4. Perhitungan
berat
1. Berat volume tanah ɣ = .
volume
ɣ
2. Kepadatan tanah kering (berat volume kering tanah) ɣd = w .
1+( )
100
ɣd lapangan
3. Persentase kepadatan lapangan (D) = .
ɣd laboratorium
Dimana : ɣd lapangan adalah ɣd tanah dilapangan yang didapatkan dengan sand
cone test.
ɣd laboratorium adalah ɣdmax yang didapatkan dari pengujian proctor
test pada tanah yang sama sumbernya dengan tanah pada uji sand cone
4. Masukkan semua data kedalam Tabel 16.2
5. Data proctor test dotampilkan untuk data tambahan
1.80
Berat Volume Kerin g, yd ( gr/cm3 )
1.70
vdmax
1.60
1.50
OMC
1.40
25.00 26.00 27.00 28.00 29.00 30.00 31.00 32.00 33.00 34.00 35.00 36.00 37.00
Kadar air, w ( % )
OMC = 29,5 %
Nilai berat isi tanah yang diperoleh dari percobaan ini biasanya digunakan untuk
mengevaluasi hasil pekerjaan pemadatan di lapangan ( degree of compaction ) yaitu
perbandingan antara γd ( kerucut pasir ) dengan γd max hasil percobaan pemadatan di
laboratorium. Uji kepadatan dengan alat sand cone hanya berlaku untuk material
berukuran maksimum 50 mm ( 2” ). Pasir pengujian yang digunakan adalah pasir yang
lolos saringan no. 10 dan tertahan pada saringan no. 200, dalam kondisi bersih, kering,
dapat mengalir bebas dan tidak menggumpal, lazimnya menggunakan pasir Ottawa.
16.6. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji sand cone yang kami lakukan didapati hasil γd lapangan
sebesar 1,764 gr/cc sedangkan γd laboratorium hasil uji proctor sebesar 1,40
gr/cm3.Sehingga didapati kepadatan lapangan ( D ) ialah 126 % , sehingga sudah
melampaui standar yang mana minimal 80% dari kepadatan lapangan.
17.1. Tujuan
17.2. Peralatan
1. Satu unit alat permeameter tipe E1-28-420 yang terdiri atas :
a. Sel tanah dengan diameter 3 inci , sel ini berupa silinder baja berujung
tajam yang dapat dipakai untuk mengambil contoh tanah asli atau tanah
pemadatan
b. Panel papan kayu dipasang pada dinding, dimana dipasang 3 buah pipa gelas
dengan c3 macam diameter, yaitu ; 1,5mm, 3mm dan 4,5 mm sepanjang
kira-kira 135 cm
c. Dewaering tank suatu reservoir dipasang dibgaian atas (pada dinding) untuk
membuat air bebas udara
d. Bejana perendam untuk merendam sel tanah,sehiingga contoh tanah terjamin
bebas udara
2. Gelas ukur
Benda uji berupa tanah lempung , lempung kepasiran, dan lanau yang
dimasukkan kedalam sel tanah dengan diameter 34 inci.
a. Ratakan contoh tanah dalam sel rata dengan ujung-ujung dnding silinder.
Timbanglah contoh tanah bersama silinder, kemudian juga tentukan kadar air.
tanah (diambil dari sisa contoh tanah). Data ini digunakan untuk menentukan
massa volume kering sebagai pelengkap data.
b. Pasang lempengan kawat anyaman dibawah dan diatas tanah dan dibagian atas
diisi dengan steel wood , kemudian tututp silinder dipasang dan selang-selang
karet diatasnya.
c. Sel tanah ini ditempatkan dalam bejana perendam dan diisi pelan-pelan dengan
air bebas udara sampai penuh.
d. Hubungkan selang karet dari pompa vaccum kesalah satu ujung pipa gelas T
diatas tutup sel. Jalankan pompa vaccum (dengan tekanan sekitar 5cmHg) untuk
mengisap pelan-pelan air dari tanah bawah contoh tanah, sampai air naik tampak
pada pipa gelas T, dengan demikian menunjukkan bahwa contoh tanah kenyang
air.
e. Hubungkan selang-sleang karet sesuai gambar terlampir, maka dengan klem D
tertutup dan B+C terbuka isi salah satu pipa manometer (dipilih sesuai dengan
jenis tanah, maka rapat air dipilih pipa yang kecil), yakini bahwa seluruh pipa
terissi air tanpa ada geembung udara.
f. Tutup klem B,sedangkan klem D dan C dibuka untuk pelaksanaan pengamatan.
g. Biarkan air turun dari puncak pipa sampai mencapai tanda teratas dan jalankan
stopwatch. Kemudian catat waktu yang diperlukan untuk mencapai tanda tengah
dan untuk mencapi tanda terbawah. Isi lagi pipa gelas , ulangi pekerjaan
pengamtan sekurang-kurangnya 3 kali.
17.5. Perhitungan
Cairan adalah kedaan air dan sebagai media pori adalah tanah. Penetapan
hantaran hidrauli didsarkan pada hokum darcy .dalam hokum ini tanah dianggap
sebagai kelompok tabung kapiler halus dan lurus dengan jari-jari yang seragam.
Sehingga gerakan air dalam tabung tersebut dianggap mempunyai kecepatan yang
sama.
17.7. Kesimpulan
Dari hasil pengujian falling head ini koefisien permeabilitas pada waktu 30
detik ialah 1,06 E-05 cm/detik, 120 detik ialah 1,07 E-05 cm/detik, 1440 detik ialah
7,57 E-06 cm/detik dan 1440 detik ialah 8,77 E-06 cm/detik. Sehingga rata- rata
koefisien permeabilitasnya ialah 9,42 E-06 cm/detik
18.1. Tujuan
18.2. Peralatan
2. Lepaskan tutup sel dengan membuka ketiga baut. Tutuplah keran dibawah sel dan
isilah sel dengan air bebas udara.
4. Tuang benda uji ke dalam mangkok yang terisi penuh dengan air. Aduk benda uji
tersebut sehingga tidak ada lagi udara yang terperangkap. Kemudian pindahkan
ke dalam sel sehingga lapis teratas benda uji terletak diatas nipple teratas dan 5
cm dibawah puncak sel.
5. Bila sudah tidak ada lagi udara yang terperangkap di dalam sel, letakkan lempeng
kawat anyaman diatasnya. Kemudian tuangkan diatasnya bahan filter.
6. Kendorkan pengunci piston pada tutup atas dan tarik piton menempel plat tutup.
Buka sekrup lubang air pada plat tutup sel dan pasanglah tutup sel dan dlbaut.
8. Pasang selang karet pada keran bawah dan ujung satunya dimasukkan ke gelas
ukur. Buka keran bawah.
9. Alirkan air ke reservoir dan lepaskan klip-klip pada selang karet penghubung pipa
manometer.
10. Amati aliran lewat benda uji hingga didapat aliran yang steady, yang
ditunjukkan dengan tinggi air di manometer konstan
11. Hitung volume air yang ditampung dalam gelas ukur dan catat waktu yang
diperlukan.
12. Pada saat-saat tersebut amati pula perbedaan tinggi muka air pada ketiga pipa
manometer.
18.5. Perhitungan
1 59 60 0.004822
2 60 60 0.004903
3 59 60 0.004822
4 60 60 0.004903
Dalam hal ini sebagai cairan adalah air dan sebagai media pori adalah tanah.
Penetapan hantaran hidraulik didasarkan pada hukum Darcy. Dalam hukum ini tanah
dianggap sebagai kelompok tabung kapiler halus dan lurus dengan jari-jari yang
seragam.
18.7. Kesimpulan
Dari hasil pecobaan nilai permeabilitas untuk tanah yang di uji, nilai K =
0,004865 cm/dtk, dari hasil tersebut tanah yang di uji tergolong kedalam jenis tanah
pasir berlanau ( silty sand ).
19.1. Tujuan
Uji Triaxial adalah satu metode pengujian yang bertujauan untuk mencari
engineering properties tanh yang terdiri dari parameter C ( Kohesi ) dan ɸ ( sudut geser
dalam ).
19.2. Peralatan
19. Buka kran reservoir air dengan membuka klep bagian atas chamber, air akan
keluar dari chamber.
20. Buka chamber, kemudian keluarkan sampel tanah .
21. Keluarkan batu pori.
22. Lakukan percobaan pada ketiga sampel dan masing-masing sampel diberi 3
(tegangan sel) yang sudah ditentukan.
19.4. Perhitungan
Keruntuhan tanah merupakan akibat gerak relatif antara butir-butir tanah tersebut,
bukan karena hancurnya butir-butir tersebut. Dengan demikian, kekuatan geser c (Shear
Failure) tanah dapat dianggap terdiri dari dua komponen, yaitu :
1. Bagian yang bersifat kohesi dan tergantung pada macam tanah dan
kepadatannya.
2. Bagian yang mempunyai sifat gesekan (Frictional) yang sebanding dengan
tegangan efektif yang bekerja pada bidang gesernya.
Oleh karena itu, kekuatan geser tanah dapat dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut :
S = c + ( - u ) tan
dimana :
2. Pemberian tegangan geser sampai terjadi failure dimana saat itu tercapai
tegangan geser maksimum.
Gaya vertikal = K x M
Kx M
= 3
Tegangan vertikal A
dimana :
3 = tegangan sel
Kx M Kx M
1 + 3 1 - 3 =
A maka A
dimana :
1 - 3 = tegangan deviator
Untuk mengukur harga c dan digunakan lingkaran Mohr yaitu cara grafis
untuk menentukan tegangan-tegangan yang bekerja pada suatu badan. Dengan
menggunakan kedua sampel didapat dua buah lingkaran Mohr. Garis singgung dari
kedua lingkaran ini adalah garis kekuatan geser yang bersangkutan.
20
50 kg/cm^2
18
16
14
σ 1 - σ 3 ( kp a )
12
10
8
6
4
2
0
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00
Strain (%)
30
100 kg/cm^2
25
σ1 - σ3 ( kpa )
20
15
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Strain (%)
σ3 σ1 p = ( σ1 + σ3 ) / 2 q = ( σ1 - σ3 ) / 2
No
Kpa Kpa Kpa Kpa
1 50 77.01 63.50 13.50
2 100 128.07 114.04 14.04
σ3 σ1 p = ( σ1 + σ3 ) / 2 q = ( σ1 - σ3 ) / 2
No
Kpa Kpa Kpa Kpa
1 50 71.10 60.55 10.55
2 100 142.44 121.22 21.22
50.00
40.00
30.00
q ( kpa )
20.00
y = 0.0106x + 12.833
10.00
0.00
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 110.00 120.00 130.00
p ( kpa )
19.6. Kesimpulan
Dari hasil percobaan uij triaxial yang kami lakukan didapati besarnya q dalam
percobaan satu adalah 13,50 kpa dan pada percobaan kedua sebesar 14,04 kpa. Dan
kuat tekan ( P ) pada percobaan satu sebesar 63,50 kpa dan percobaan dua sebesar
114,04 kpa. Sehingga dari persamaan grafik antara q dan p didapati sudut geser tanah
( ɸ ) sebesar 0,610 dan kohesi tanah ( C ) sebesar 12,833 kpa.