1. PENGUJIAN LAPANGAN
1.1. Uji Penetrasi Lapangan Dengan Alat Sondir ........................ 3 1.1.1.
Formulir Pengujian................................................................................11
Grafik Pengujian........................................................................12
Dokumentasi Pengujian.............................................................13
1.2. Boring dan Sampling....................................................................14
1.2.1. Formulir Pengujian....................................................................17
1.2.2. Dokumentasi Pengujian.............................................................18
1.3. Uji Dinamic Cone Penetration (DCP)..............................................19
1.3.1. Formulir Pengujian....................................................................23
1.3.2. Grafik Pengujian .......................................................................24
1.3.3. Doumentasi Pengujian...............................................................25
2 PENGUJIAN LABORATORIUM
2.1. Pemeriksaan Kadar Air.........................................................................26
2.1.1. Formulir Pengujian.................................................................29
2.1.2. Dokumentasi Pengujian .........................................................30
2.2. Pemeriksaan Berat Isi............................................................................24
2.2.1. Formulir Pengujian.................................................................35
2.2.2. Dokumentasi Pengujian ........................................................36
2.3. Kekuatan Geser Langsung (direct shear)............................................37
2.3.1. Formulir Pengujian.................................................................40
2.3.2. Dokumentasi Pengujian .........................................................41
2.4. Pemeriksaan Kuat Tekan Bebas............................................................42
2.4.1. Formulir Pengujian.................................................................45
2.4.2. Dokumentasi Pengujian .........................................................46
2.5. Batas Konsistensi Tanah Batas Cair (Liquid Limit)...........................47
2.5.1. Dokumentasi Pengujian..........................................................51
2.6. Batas Konsistensi Tanah Batas Plastis(Plastic Limit).......................52
2.6.1. Formulir Pengujian.................................................................56
2.6.2. Dokumentasi Pengujian..........................................................57
3. Teori Dasar : untuk menentukan daya dukung tanah adalah melakukan pengetesan
dengan alat sondir. Tes sondir merupakan salah satu tes dalam bidang teknik sipil yang
berfungsi untuk mengetahui letak kedalaman tanah keras, yang nantinya dapat
diperkirakan seberapa kuat tanah tersebut dalam menahan beban yang didirikan di
atasnya. Dalam melakukan uji penetrasi lapangan ini digunakan metode pengujian
dengan alat sondir yang berlaku baik untuk alat penetrasi konus tunggal maupun
ganda yang ditekan secara mekanik (hidraulik).Peralatan uji penetrasi ini antara lain
terdiri atas peralatan penetrasi konus, bidang geser, bahan baja, pipa dorong, batang
dalam, mesin pembeban hidraulik, dan perlengkapan lainnya.Mengingat diperlukannya
parameter perlawanan penetrasi lapisan tanah di lapangan untuk keperluan interpretasi
perlapisan tanah dan bagian dari desain fondasi suatu bangunan.
Cara uji ini dimaksudkan sebagai pegangan dan acuan dalam uji laboratorium
geser dengan cara uji langsung terkonsolidasi dengan drainase pada benda uji
tanah.Tujuannya adalah untuk memperoleh parameter- parameter perlawanan penetrasi
lapisan tanah di lapangan, dengan alat sondir (penetrasi quasi statik). Parameter
tersebut berupa perlawanan konus (qc), perlawanan geser (fs), angka banding geser
(Rf), dan geserantotal tanah (Tf), yang dapat dipergunakan untuk interpretasi
perlapisan tanah dan bagian dari desain fondasi.
Perlawanan Penetrasi Konus adalah Perlawanan tanah terhadap ujung konus yang
dinyatakan dalam gaya persatuan luas. Hambatan Lekat adalah Perlawanan geser tanah
terhadap selubung bikonus dalam gaya persatuan panjang.
5. Peralatan
5.1 Penetrometer Konus
A. Konus
C. Pipa dorong
Pipa terbuat dari bahan baja dengan panjang 1,00 m; Pipa harus menerus sampai konus
ganda agar penampadisondir/didorong; Ukuran diameter luar pipa tidak
7. Pengolahan Data
Prinsip dasar dari uji penetrasi statik di lapangan adalah dengan anggapan berlaku
hukum Aksi Reaksi seperti yang digunakan untuk perhitungan nilai perlawanankonus dan
nilai perlawanan geser di bawah ini.:
7.1 Perlawanan konus (qc)
Nilai perlawanan konus (qc) dengan ujung konus saja yang terdorong, dihitung
dengan menggunakan persamaan :
Pkonus = P piston
qc x Ac = Cw x Api
qc = Cw x Api / Ac
Api = π (Dpi )2 / 4
Ac = π (Dc)2 / 4
Keterangan:
qc : Perlawanan Konus (KPa)
Ac : luas penampang konus (cm²)
Cw : pembacaan manometer untuk nilai perlawanan konus (kPa) Api :
luas penampang piston (cm²)
Dpi : diameter piston (cm)
Dc : diameter konus sama dengan diameter selimut geser (cm)
8. Cara perhitungan
1. Hitung perlawanan konus (qc) bila ujung konus saja yang terdorong.
2. Hitung perlawanan geser (fs) lokal bila ujung konus dan bidang geser
terdorongbersamaan dengan menggunakan persamaan .
3. Hitung angka banding geser (Rf ).
4. Hitung geseran total (Tf) tanah dengan menggunakan persamaan .
PEKERJAAN
LOKASI
TITIK KORDINAT
KODE TITIK SONDIR KEDALAMAN PEMERIKSAAN (m)
TIPE ALAT KEDALAMAN MUKA AIR TANAH (m)
TANGGAL PEMERIKSAAN ELEVASI MUKA TANAH
Bacaan Bacaan Selisih Perlawanan Perlawanan Perlawanan Geseran Angka Banding
Manometer Manometer bacaan Konus geser lokal geser lokal total Geser
Kedalaman
5 q
c
10
11
3. Teori Dasar : Contoh tanah asli dapat diperoleh dengan menggunakan tabung
sampel (tube sampler), tabung belah (split spoon sampler), ataupun contoh tanah
berbentuk kubus (block samples). Terdapat dua cara pengambilan contoh tanah, yaitu
melalui pembuatan sumur uji (Test pit) dan Pemboran dangkal
/ tangan (Shallow / Hand Boring). Tidak termasuk dalam kegiatan ini yaitu pengambilan
contoh tanah melalui pemboran dalam (Deep Boring) dengan menggunakan bor mesin
(Boring Machine).
6. Prosedur Percobaan
Percobaan ini dilakukan hingga mencapai kedalaman 1.00 m. pengambilan contoh tidak
asli dilakukan setiap terjadi perubahan pada lapisan tanah. Sedangkan contoh asli dilakukan setelah
pengambilan contoh tanah tidak asli, dengan cara sebagai berikut :
A. Mata bor disambung pada batang pipa dan gagang pemutarnya
B. Lakukan pemboran dengan cara pemutar bor pada titik yang telah ditentukan dan harus
diperhatikan agar pipa bor tetap tegak lurus.
C. Pada setiap kedalaman 20 cm mata bor diangkat dan dibersikan dari tanah yang melekat
lalu teliti warna dan jenis tanahnya.
D. Pada tiap kedalaman 20 cm mata bor diangkat dan bersikan dari tanah yang melekat lalu
teliti jenis tanahnya secara tekstur dan warnanya dibandingkan dengan skala warna
berdasarkan buku Munsel Soil Color Chart.
E. Setiap perbedaan lapisan tanah maka tanah tersebut diambil dan masukkan kedalam
kantong plastic yang telah diberi nama serta kedalamannya.
F. Untuk pengambilan contoh tanah asli, mata bor diganti dengan tabung contoh sedangkan
gagang pemutar diganti dengan kop pemukul.
G. Kop pemukul dipukul dengan palu besi. Waktu pemukul pipa bor dipegang dengan kunci
pipa. Setelah tabung penuh kemudian tabung diangkat dan tutup lalu dimasukkan kedalam
plastic agar kadar airnya tidak berubah. Selanjutnya tanah tersebut diperiksa
dilaboratorium.
PEKERJAAN
LOKASI
BORING METHOD
: HAND BORING
INKLINASI
: VERTIKAL
TIPE ALAT
: AUGER IWAN
ELEVASI
KORDINAT
CONTOH TANAH
KEDALAMAN
LITHOLOGI
LAPISAN
TEBAL
DESKRIPSI
(M)
(M) SYMBOL
0,00
0,1
0,20
0,30
0,40
0,50
0,60
0,70
0,80
0,90
1,00
1,10
1,20
1,30
1,40
1,50
1,60
1,70
1,80
1,90
4. Peralatan
Pemegang
Stang pengantar
Penumbuk (8 kg & 4,6 kg)
Stang penetrasi
Mistar penetrasi
Konus
(60° untuk tanah)
(30° untuk perkerasan)
6. Cara Perhitungan
1. Catat jumlah pukulan ditabel (A), dan kumulatif penetrasi di tabel (B)
2. Hitung penetrasi diantara bacaan (C) dengan cara mengurangi dengan bacaan
kumulatif sebelumnya.
Gambar 7 pembacaan data dengan mistar ukur Gambar 8 pembacaan data dengan mistar ukur
4. Daftar peralatan:
Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu (110 ± 5) °C.
Cawan yang memiliki tutup dengan ukuran yang cukup.
Timbangan Digital
Desikator
Spatula
5. Langkah Kerja
5.1. Siapkan cawan kosong beserta tutupnya yang dalam keadaan bersih dan kering,
kemudian cawan ditimbang beserta tutupnya dan dicatat. (W1)
5.2. Benda uji dimasukkan kedalam cawan yang sudah diketahui beratnya
menggunakan spatula.
5.3. Cawan beserta tutupnya dan isinya kemudian ditimbang kembali dan dicatat. (W2)
5.4. Cawan yang berisi benda uji dan sudah ditimbang dimasukkan kedalam ovan selama
24 jam.
5.5. Setelah 24 jam cawan dikeluarkan dari dalam oven dan dimasukkan ke desikator
untuk didinginkan
5.6. Setelah dingin cawan dikeluarkan dari desikator lalu ditimbang dan dicatat. (W3)
Keterangan:
Kode Tanah :
Lokasi :
Kedalaman :
Tanggal :
Dikerjakan :
Dihitung :
Diperiksa :
3. Teori Dasar : Berat isi dari suatu massa tanah adalah perbandingan
antara berat total tanah terhadap isi total tanah, dan dinyatakan
dalam notasi 𝛾 (gr/cm3).
9. Pengolahan Data
a) Berat Isi Tanah Basah (𝛾𝑏)
𝛾𝑏 𝑊
= 𝑉
b) Berat Isi Tanah Kering (𝛾𝑑)
𝛾𝑑 𝑊𝑠
= 𝑉𝑠
dengan :
γb = Berat volume tanah basah, ( gram/ cm3) γd =
Berat volume tanah kering, ( gram/ cm3) W =
Berat tanah basah, ( gram )
Ws = Berat tanah kering, ( gram ) V
= Volume tanah basah, ( cm3 ) Vs =
Volume tanah kering, ( cm3 )
Kode Tanah :
:
Lokasi :
Kedalaman :
Tanggal :
Dikerjakan :
Dihitung :
Diperiksa :
KODE Satuan A
Berat Ring gram B
Berat Ring + Contoh Tanah basah gram C
Berat Contoh Tanah Basah gram D = C -E
Volume Tanah Basah /Volume Ring cm3 E
Berat Isi Tanah basah gr/cm3 F = D/E
Barat Ring + Contoh Tanah Kering gram G
Berat Contoh Tanah Kering gram H = G-B
Berat Air gram I = D- H
Kadar Air % J = (I/H)*100
Berat Isi Tanah Kering gr/cm3 K = H/E
Berat Jenis L
Volume Tanah Kering cm3 M = H/L
Volume Pori N =E-M
Angka Pori (e) 0 = N/M
Derajat Kejenuhan (s) % P = (I/N)*100
Porositas (n) % Q = (N/E)*100
Diameter Ring :
Tinggi Ring :
Gambar 16 mengukur berat sample tanah Gambar 17 proses memasukkan sample tanah
kedalam ring
3. Teori Dasar : Prinsip dasar dari pengujian ini adalah dengan pemberian beban geser /
horizontal pada contoh tanah melalui cincin / kotak geser dan beban vertikal dengan
kecepatan yang tetap sampai tanah mengalami keruntuhan.
ᶩ = 𝑟 tan ∅
Kode Tanah :
Lokasi :
Kedalaman :
Tanggal :
Dikerjakan :
Dihitung :
Diperiksa :
Dimensi Contoh
Diameter = cm
Luas = cm2
Tinggi = cm
Volume = cm3 Kalibrasi :
0.64
f(x) = 0.935108571428571 x + 0.0409999999999999
0.56 R² = 0.991976873438572
Tegangan Geser (Kg/cm2)
0.48
0.40
0.32
0.24
0.16
0.08
0.00
0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70
Tegangan Normal (Kg/cm2)
Sudut Runtuh = O
c = kg/cm2
5. Peralatan
a. Pesawat tekan bebas (Unconfined Compressive Machine)
b. Ekstruder.
c. Alat pencetak sampel berbentuk silinder,dengan tinggi 2x diameter.
d. Pisau tipis dan tajam.
6. Prosedur Percobaan
Persiapan Percobaan :
a. Contoh tanah asli diambil dengan alat pencetak sample .
b. Kedua ujung contoh diratakan , kemudian didorong keluar dengan
memakai piston.
Pelaksanaan Percobaan :
a. Siapkan pesawat tekan bebas (Unconfined Compression Test).
b. Contoh tanah diletakkan pada pesawat UCST jalankan
7. Pengolahan Data
a. Besarnya regangan aksial dihitung dengan rumus
𝜀 = ∆𝐿/𝐿𝑂
Dimana :
𝜀 = regangan aksial (%)
∆ = Perobahan panjang benda uji
𝐿𝑜 = Panjang benda uji semula (cm)
b. Luas penampang benda uji rata-rata :
A = AO / (1-𝜀)
Dimana :
Ao = Luas Penampang benda uji semula (𝑐𝑚2)
b. Tegangan normal dihitung dari :
𝜎 = P/A (kg / 𝑐𝑚2) P
= n.X (Kg)
X. = angka kalibrasi dari cincin penguji (proving ring)
d. Buat kurva harga tekanan bebas, qu (Kg/cm2) terhadap regangan untuk
kondisi undisturbed dan remoulded
e. Hitung sensitifitas tanah
Kode Tanah :
Lokasi :
Kedalaman :
Tanggal :
Dikerjakan :
Dihitung :
Diperiksa :
0
0.000 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000
Regangan (%)
2. Tujuan : Untuk menentukan batas cair tanah,dimana tanah ini berubah dari
keadaan cair menjadi keadaan plastis. plastisitas dari suatu tanah dapat menentukan jenis
tanah.
3. Teori Dasar : kadar air, ketika sifat tanah pada batas dari keadaan cair menjadi
plastis.Penentuan batas cair tanah ini di lakukan di laboratorium terhadap contoh tanah yang
diambil dari lapangan.Kegunaan hasil uji batas cair ini dapat diterapkan untuk menentukan
konsistensi perilaku material dan sifatnya pada tanah kohesif, konsistensi tanah tergantung dari
nilai batas cairnya.Disamping itu nilai batas cair ini dapat digunakan untuk menentukan nilai
indeks plastisitas tanah yaitu nilai batas cair dikurangi dengan nilai batas plastis.
5. Peralatan:
● Saringan No. 40
● Spatula
● Alat Casagrande cara mekanik/elektrik; Sebuah alat motor lengkap untuk mengangkat
dan menghitung jumlah Ketukan pada mangkok kuningan
● Alat pembuat alur (grooving tool) Atau Alat pembuat alur berbentuk lengkung (curved
grooving tool);
● Cawan. Cawan terbuat dari material tahan karat dan tidak mudah berubah berat atau
rusak terhadap panas dan dingin yang berulang. Cawan ini harus mempunyai tutup
yang rapat untuk menjaga kehilangan kelembaban pada benda uji sebelum penentuan
berat awal dan
● Timbangan kapasitas 200 gr
● Oven dengan kemampuan temperatur 110℃ ± 5℃
● Plat Kaca
● Air suling dengan tabung airnya.
7. Pengolahan Data
a. Kandungan air dalam tanah harus dinyatakan sebagai kadar air dalam persen dari berat
tanah kering oven dan harus dihitung sebagai berikut:
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎𝑖𝑟
Persentase kadar air =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑜𝑣𝑒𝑛 𝑥100%
Faktor koreksi untuk menentukan nilai batas cair berdasarkan kadar air dan jumlah
pukulan yang menyebabkan tertutupnya alur dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Faktor koreksi
Gambar 25 membentuk tanah seperti yang Gambar 26 menguji batas konsisiten tanah
sudah dicontohkan batas cair dengan alat casagrande
2. Tujuan :untuk menentukan batas terendah kadar air ketika tanah dalam keadaan
plastis, dan angka Indeks Plastisitas suatu tanah.
3. Teori Dasar : Standar cara uji penentuan Batas Plastis dan Indeks Plastisitas tanah
bertujuan untuk menentukan batas terendah kadar air ketika tanah dalam keadaan
plastis, dan angka Indeks Plastisitas suatu tanah.Dalam cara uji penentuan batas plastis
dan indeks plastisitas tanah ini metode penggelengan terdiri dari 2 prosedur yaitu
penggelengan menggunakan telapak tangan dan penggelengan menggunakan alat
geleng batas cair (sebagai prosedur alternatif).
5. Peralatan
5.1. Spatula
5.2. Landasan untuk menggeleng benda uji dapat menggunakan plat kaca
5.3. Cawan harus terbuat dari material yang tahan terhadap korosi dan massanya tidak akan
berubah atau hancur akibat pemanasan dan pendinginan yang terus menerus. Cawan
harus memiliki penutup yang rapat/pas agar tidak terjadi perubahan kadar air benda uji
sebelum penimbangan awal dan juga untuk mencegah penyerapan air dari udara
terbuka sebelum proses pengeringan dan penimbangan akhir. Satu cawan diperlukan
untuk menentukan kadar air satu benda uji.
5.4. Timbangan harus memiliki kapasitas yang 200gr
5.5. Oven pengering dengan fasilitas pengatur panas yang dapat mengeringkan benda uji
pada temperatur 110 ℃ ± 5 ℃.
5.6. Botol Semprot untuk Air
7. Pengolahan Data
Hitung batas plastis, dinyatakan dalam persen, sebagai berikut:
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎𝑎𝑖𝑟
Batas Plastis = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑋 100%
Hitung indeks plastisitas tanah sebagai selisih antara batas cair dengan batas
plastisnya, sebagai berikut:
2. Nomor Cawan
60
75 ATTERBERG
50
36.5 40
60
36
30
35.5
Kadar Air (%)
45
35 20
Kadar Air (%)
34.5 MH OR OH
10
30 7 CL - ML
34
Bat 4
ML OR OL
0
33.5 010 16 2030405060708090100110
15
n
33 LL PL PI Contoh dalam keadaa
32.5 - Kering Udara
- Lolos Saringan No. 40
0 1 10 100
1 10 100
Pukulan
Pukulan(N)
(N)
2.Tujuan : Cara uji ini dilakukan untuk mendapatkan gradasi tanah pada klasifikasi
tanah bagi perencana maupun pengawas lapangan.
3.Teori Dasar : analisis saringan adalah suatu usaha untuk mendapatkan distribusi
ukuran butiran tanah dengan menggunakan analisis saringan , Peralatan yang digunakan adalah
oven pengering, timbangan, dan set Saringan.
5. Peralatan
a. oven pengering yang dapat mengatur dan menjaga temperatur sebesar 110oC ± 5oC
untuk mengeringkan contoh analisis saringan;
b. timbangan dengan kapasitas yang cukup dapat menimbang sampai 0,1 persen dari berat
contoh, atau lebih teliti;
c. Satu Set Saringan nomor 3 inci ,2 inci,1 inci, 3/8 inci, No 4, No 10, No 40, No 200
d. Sikat dan kuas,Membersihkan Saringan
6. Prosedur Percobaan
b. Ambil contoh tanah yang telah dikeringkan selama 24 jam sebanyak 200 gram
c. Tanah tersebut dicuci diatas Susunan saringan No 4, No,10, No 40 dan nomor 200
sampai air yang keluar dari saringan menjadi bening
d. setelah bening, butiran yang tertahan pada Tiap saringan dikeringkan kembali dalam
oven selama24 jam
e. Setelah Kering,Timbang butiran yang tertahan pada masing-masing saringan.
7. Pengolahan Data
a. Berat tertahan diperoleh dari hasil penimbangan tanah yang tertahan pada masing-
masing saringan.
b. Jumlah berat tertahan adalah kumulatif dari berat tertahan.
Komulatif dari tanah yang tertahan + berat tanah yang tertahan Tiap
saringan
Kode Tanah :
Lokasi :
Kedalaman :
Tanggal :
Dikerjakan :
Dihitung :
Diperiksa :
100
GRAFIK ANALISIS SARINGAN
99,8 110
100
99,6
Koumulatif Lolos (%)
90
kumulatif lolos
99,4 80
70
99,2
60
99 50
40
98,8 0.01 0.1 1 10 100
0,01 0,1 1 10 100
Diameter Butir (mm)
diameter saringan
Gambar 32 penyaringan tanah yang telah Gambar 33 mengambil sampel tanah dari
dicuci saringan
3. Teori Dasar : Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir tanah
dengan berat air yang mempunyai volume sama pada suhu tertentu. Standar ini
menetapkan prosedur uji untuk menentukan berat jenis tanah lolos saringan 4,75 mm
(No. 4) menggunakan alat piknometer. Apabila tanah mengandung partikel lebih
besar saringan 4,75 mm (No. 4), maka bagian yang tertahan saringan 4,75 mm
(No. 4) diuji sesuai dengan SNI 03-1969- 1990. Apabila tanah merupakan gabungan
dari partikel yang lebih besar dan lebih kecil dari saringan 4,75 mm (No. 4), maka
contoh tanah harus dipisahkan menggunakan saringan 4,75 mm (No. 4).
6. Persyaratan benda uji : Tanah yang digunakan pada uji berat jenis dilakukan
terhadap benda uji kering oven. Berat dari contoh uji kering oven paling sedikit 15 - 20 gram
dengan menggunakan piknometer yang dilengkapi dengan penutupnya.
Contoh tanah kering-oven – Apabila contoh tanah kering oven yang digunakan,
contoh harus dikeringkan selama paling kurang 12 jam atau sampai beratnya tetap, dalam
o o
sebuah oven dengan temperatur 110 C± 5 C, dinginkan pada temperatur ruang, kemudian
ditimbang dan dimasukkan ke dalam piknometer. Air suling harus ditambahkan ke dalam
piknometer dalam jumlah yang dapat menutupi contoh secara keseluruhan. Contoh harus
direndam selama paling kurang 12 jam.
b. Cuci piknometer dengan air suling, kemudian dikeringkan dan selanjutnya timbang
piknometer serta tutup nya (W1 gram);
c. Masukkan benda uji ke dalam piknometer yang digunakan, kemudian timbang (W2
gram);
d. Tambahkan air suling ke dalam piknometer yang berisi benda uji, sehingga piknometer
terisi duapertiganya;
e. Persiapkan Hot Plate kemudian hidupkan.
f. Panaskan piknometer yang berisi rendaman benda uji menggunakan hotplate dengan hati
- hati selama 10 menit atau lebih sehingga udara dalam benda uji ke luar seluruhnya.
Untuk mempercepat proses pengeluaran udara, piknometer dapat dimiringkan sekali -
kali;
g. Matikan Hotplate
h. Rendamlah piknometer dalam bak perendam, sampai temperaturnya tetap.
i. Ukur temperatur isi piknometer, untuk mendapatkan faktor koreksi (K);
8. Pengolahan Data
Hitung Berat jenis tanah berdasarkan temperatur air , Tx sebagai berikut :
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑇𝑥 𝑊1
(20°𝑐) = [𝑤1+(𝑊4−𝑊3 )]
Dengan :
W1 = Berat contoh tanah kering oven, dalam gram
W4 = Berat piknometer berisi air pada temperatur Tx (Catatan 5), dalam gram
W3 = Berat piknometer berisi air dan tanah pada temperatur Tx, dalam gram,
TX = Temperatur air dalam piknometer ketika berat W3 ditentukan, dalam ℃
Kode Tanah :
Lokasi :
Kedalaman :
Tanggal :
Dikerjakan :
Dihitung :
Diperiksa :
Nomor piknometer
Temperatur
berat piknometer Kosong (gram)
berat piknometer Kosong + contoh tanah kering (gra
berat piknometer + contoh tanah + air (gram)
berat Piknometer + air (gram )
Volume contoh tanah
Berat jenis tanah
Berat Jenis Tanah Setelah Dikoreksi
Koefisien
suhu 25 : K = 0,99884
3. Teori Dasar : Analisis Hidrometer adalah suatu alat pengujian untuk menetukan jumlah dan
distribusi ukuran butiran tanah yang melewati saringan nomor 10(2,00 mm) berdasarkan proses
sedimentasi tanah,
Di dalam analisis hidrometer, contoh tanah yang akan diuji dilarutkan di dalam air,
dandalam keadaan jatuh bebas butir-butir tanah turun mengendap ke dasar tabung tempatlarutan
tanah air itu ditempatkan. Dalam hal ini dibutuhkan contoh tanah antara lain 100gram atau 50
gram yang lolos saringan No.10 (2,00 mm).
5. Peralatan
a. Hidrometer dengan skala-skala konsentrasi (5 - 60 gram/liter) atau untuk
pembacaan berat jenis campuran (0,995 - 1,038).
j. Stop watch.
6. Benda Uji
Benda uji disiapkan sesuai dengan cara menyiapkan contoh tanah pada
pemeriksaan PB - 0106 - 76 atau secara langsung sebagai berikut :
a. Jenis-jenis tanah yang tidak mengandung batu atau hampir semua butirannya lebih
halus dari saringan No. 10. Dalam hal ini benda uji tidak perlu dikeringkan dan
tidak perlu disaring dengan saringan No. 10.
b. Jenis-jenis tanah yang mengandung batu atau mengandung yang lebih kasar dari
saringan no. 10. Keringkan contoh diudara sampai bisa disaring. Ambil benda uji
yang lewat saringan No. 10.
7. Prosedur Percobaan
1. Siapkan benda uji sekitar 100 gram atau 50 gram yang sudah dikeringkan dan ditumbuk,
tempatkan dalam gelas kimia kapasitas 250 mL, yang nantinya dapat menampung 125 mL
cadangan campuran benda uji dengan bahan pengurai yang dipilih
2. Siapkan bahan pengurai antara lain dengan bahan pengurai dan air suling dengan
komposisi 20 mL water glass, ditambah 100 mL air suling, sedangkan bila menggunakan
100 mL natrium heksametafospat ditambahkan 50 mL air suling.
3. Campurkan benda uji langkah No.1) dengan bahan pengurai seperti yang disiapkan pada
langkah No.2) rendamkan, kemudian aduk dengan pengaduk gelas sampai rata dan
biarkan selama 12 jam
4. Sesudah perendaman, pindahkan campuran semua ke dalam mangkok pengaduk dan
tambahkan air suling sampai kira-kira setengah penuh. Aduklah campuran selama 5 menit
untuk Tanah dengan PI ≤ 5, tanah dengan 6 ≤ PI ≤ 20 perlu waktu aduk 10 menit dan tanah
dengan PI > 20 perlu waktu aduk 15 menit, sedangkan tanah yang mengandung banyak
mika diperlukan waktu pengadukan hanya 1 menit..
Labtek@unbari.ac.id
Contoh : Dikerjakan :
Kode Tanah : Dihitung :
: Diperiksa :
Lokasi Sampel : Tanggal Uji :
ANALISIS HIDROMETER
SNI 3423 - 2008
Kumulatif Persentase (%)
Berat Tertahan
# Saringan Tertahan
Tertahan Lewat
(gram) (gram)
No. 20
No. 40
Massa Tanah Kering Gr No. 80
Berat Jenis No. 100
No. 200
Waktu Koreksi
Pembacaan
(T) Suhu Diameter Koreksi Suhu Persentase Mengendap
Hidrometer Pembacaan Terhadap Suhu Kalibrasi Persentase Mengendap
Terhadap Seluruh
(Menit)
o Rh D K Rh.K Contoh
C
0
0,5 1,02
1 1,02
2 1,02
5 1,02
15 1,02
30 1,02
60 1,02
250 1,02
1440 1,02
UKURAN SARINGAN
HIDROMETER
No. 200
No. 100
No. 80
No. 40
No. 20
No. 10
No. 200 100
100.00
80
90.00
80.00 70
70.00
60
Lolos (%)
60.00
Koumulatif Lolos (%)
50.00 50
40.00
40
30.00
30
20.00
10.00 20
0.00
0.001 0.01 0.1 1 10 100 10
0
0,001 0,01 Diameter
0,1 Diameter Butir Butir
(mm) (mm) 1 10
Lempung
Gambar 41 mencampurkan benda uji dengan bahan Gambar 42 bahan uji coba dan bahan campuran
pengurai dan air suling
5. Peralatan
a. Satu set alat konsolidometer yang terdiri dari alat pembebanan, tempat tanah,
dan batu pori atas bawah
b. Arloji pengukur (ketelitian 0,01 mm dan panjang gerak tangkai minimal 1,0
cm).
c. Beban-beban.
d. Alat pengeluar contoh dari dalam tabung (extruder).
e. Pemotong yang terdiri dari pisau tipis dan tajam serta pisau kawat.
f. Pemegang cincin contoh.
g. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram.
h. Tabung air dan air suling
6. Prosedur Percobaan
Dengan menggunakan extruder dorong contoh tanah undisturbed keluar daritabung contoh
tanah masuk kecincin cetak.Kemudian potong rata, tanah bagian atas dan bawah cincin.
a. Kemudian keluarkan contoh tanah tersebut dari cincin cetak dengan hati-hati dan
hindarkan dari gangguan yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan kepadatan
tanah (berat isi kering).
b. Tempatkan benda uji tersebut dalam konsolidometer. Bagian atas dan bawah benda uji
diletakkan batu berpori dengan terlebih dahulu melapisinya dengan kain.
c. Tempatkan sel konsolidasi yang telah berisi benda uji pada tempatnya pada
rangkaian pembebanan
d. Isilah sel konsolidometer dengan air suling pada waktu antara 1 sampai 4
menit untuk penjenuhan. Jagalah agar selama percobaan benda uji selalu
terendam air dengan muka air sama tinggi dengan permukaan atas benda uji.
e. Aturlah dengan sekrup pengatur penahan lengan beban sehingga lengan
terangkat keatas, tetapi bagian atas jangan sampai mati untuk memberikan
kesempatan seandainya tanah itu masih mengembang
f. Atur alat penekan beban diatas benda uji dan aturlah arloji pengukur penunrnan.
g. Pasang beban sehingga tekanan pada benda uji sebesar 0,1 kg/cm2
h. Turunkan sekrup pengatur lengan beban sehingga beban mulai bekerja
i. Jalankan stopwatch dan baca arloji pengukur penurunan pada
waktuwaktu
(angka yang dapat ditarik akarnya) sbb:
j. 0 menit ; 0,1 menit ; 0,25 menit ; 0,5 menit ; ; 1 menit ; 2 menit ; 8 menit
; 15 menit ; 30 menit ; 60 menit ; 120 menit ; 240 menit ; 360 menit dan
1140 menit
7. Pengolahan Data
a. Diketahui
- Beratjenis tanah (Gs)
- Kadar air tanah (Wo)
- Diameter cincin
- Luas cincin
- Tinggi cincin
- Volume cincin
Ditimbang :
- Berat cincin
- Berat cincin + tanah basah
:
Volume Contoh Sebeum : Tanggal Mulai :
Dikerjakan : Diperiksa :
Pembacaan Arloji
Beban 1,500 1,650 3,300 6,600 13,200 6,600 0,825
Tekanan 0,250 0,500 1,000 2,000 4,000 2,000 0,250
Waktu
0 Detik
6 Detik
15 Detik
30 Detik
1 Menit
2 Menit
4 Menit
8 Menit
15 Menit
30 Menit
60 Menit
120 Menit
240 Menit
360 Menit
1440 Menit
-5.50
-6.50
-7.50
-8.50
-9.50
Beban (kg)
-10.50
-11.50
-12.50
-13.50
-14.50
-15.50
-16.50
PANDUAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 84
Tekanan
0,500
0.100 1.000 10.000 100.000
-19.50
-20.50
-21.50
-22.50
-23.50
-24.50
Beban (kg)
-25.50
-26.50
-27.50
-28.50
-29.50
Tekanan
1,000
0.100 1.000 10.000 100.000
-50.00
-51.00
-52.00
-53.00
-54.00
-55.00
-56.00
-57.00
-58.00
-59.00
-60.00
PANDUAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 86
-61.00
g)
-62.00
-63.00
Beban
-64.00
-65.00
-66.00
-67.00
-68.00
Tekanan
2,000
0.100 1.000 10.000 100.000
-109.00
-110.00
-111.00
-112.00
-113.00
-114.00
-115.00
-116.00
PANDUAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 87
-117.00
-118.00
-120.00
-121.00
-122.00
-123.00
-124.00
Beban (kg)
-125.00
-126.00
-127.00
-128.00
-129.00
-130.00
-131.00
-132.00
-133.00
Tekanan
4,000
0.100 1.000 10.000 100.000
-158.00
-173.00
Beban (kg)
-178.00
-183.00
-188.00
Gambar 47 mengisi sel konsolidasi dengan air Gambar 48 penempatan sel konsolidasi yang
telah terisi benda uji pada rangkaian
pembebanan
Lokasi Sampel :
Kedalaman
NO HASIL
JENIS PENGUJIAN Satuan
TES
1 KADAR AIR %
2 BERAT JENIS / Gs
LL %
3 ATTERBERG PL %
PI %
2" %
1" %
3/8" %
4 ANALISA SARINGAN No. 4 %
No. 10 %
No. 40 %
No. 200 %
5 KUAT TEKAN BEBAS (UCS) Kg/cm2
GESER LANGSUNG ( DIRECT
PANDUAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 92
SHEAR TEST ) c Kg/cm2
6
Cv cm2/mnt.
7 Uji Konsolidasi Satu Arah
Cc
Tanah Basah gr/cm3
Tanah Kering gr/cm3
8 Berat Isi Tanah Volume Pori
Angka Pori
Derajat Kejenuhan %
9 Lanau %
Hidrometer
10 Lempung %
Labtek@unbari.ac.id
1,2000 Beban P
,8000 0.54
ANGKA PORI
0.53
Angka pori
,6000
0.52
,4000 0.51
,2000 0.5
0.1 1 10
,000
0,10 Beban
1,00 (p) 10,00