STANDAR
METODE
PENGUJIAN GESER LANGSUNG
TANAH TERKONSOLIDASI
DENGAN DRAINASE
i
SK SNI M - 108 - 1999 - 03
Daftar Isi
i
SK SNI M - 108 - 1999 - 03
DAFTAR I
STIILAH….....………………………………………………..………… 16
ii
SK SNI M - 108 - 1999 - 03
BAB I
DESKRIPSI
1.1.1 Maksud
1.1.2 Tujuan
1.3 Pengertian
2) kekuatan geser tanah adalah tahanan atau. tegangan geser maksimum yang
dapat ditahan oleh tanah pada kondisi pembebanan tertentu;
3) keruntuhan benda uji adalah kondisi tegangan pada waktu benda uji runtuh,
biasanya diambil pada tegangan geser maksimum.
1
SK SNI M - 108 - 1999 - 03
BAB II
PERSYARATAN PENGUJIAN
2) ukuran benda uji disesuaikan dengan diameter dalam, dan tinggi kotak
geser;
3) benda uji dari hasil pemadatan agar disesuaikan dengan kadar air yang
diinginkan; dengan menggunakan alat cetak berukuran sama dengan ukuran
kotak geser.
2
SK SNI M - 108 - 1999 - 03
BAB III
KETENTUAN-KETENTUAN
3.1 Peralatan
1) dapat menahan benda uji di antara dua batu pori agar tidak terjadi torsi;
3) dudukan alat harus cukup kaku untuk mencegah distorsi selama pengujian
geser;
4) bagian-bagian dari alat geser harus terbuat dari bahan yang tidak mudah
mengalami korosi oleh zat kimia.
1) batu pori terbuat dari silikon karbid, aluminium oksida, atau logam yang
tidak mudah mengalami korosi oleh zat kimia;
3
SK SNI M - 108 - 1999 - 03
1) dapat mengukur perubahan tebal benda uji dengan ketelitian sampai 0,002
mm;
3) ruang pelembab untuk menyimpan contoh tanah agar kadar airnya selama
persiapan benda uji tidak melebihi 0,5%;
4) neraca dengan ketelitian sampai 0,1 g atau 0,1 % dari massa benda uji;
8) alat ukur waktu, penyuling air, spatula, pisau, penggaris berujung, gergaji
kawat dan alat lainnya.
4
SK SNI M - 108 - 1999 - 03
3) diameter benda uji tidak tergantung yang dipotong dari tabung contoh
minimal 5 mm lebih kecil dari pada diameter tabung contoh (untuk
mengurangi gangguan pada persiapan benda uji);
4) tebal minimum benda uji kira-kira 12,5 mm, namun tidak kurang dari
pada 6 kali diameter butiran maksimum;
Bahan penunjang uji yang diperlukan adalah air suling atau air yang bersih,
bebas dari limbah dan suspensi lumpur.
5
SK SNI M - 108 - 1999 - 03
6
SK SNI M - 108 - 1999 - 03
dengan penjelasan :
δf
Cq = .............................................................................................................(2)
tr
dengan penjelasan :
cr x R x 1000
τ= ..........................................................................................................(3)
A
dengan penjelasan:
7
SK SNI M - 108 - 1999 - 03
BAB IV
CARA UJI
(1) periksa kotak geser benda uji, apakah sudah bersih, licin dan tidak cacat;
(2) periksa bak air, apakah tidak bocor bila diisi air;
(3) periksa dengan pembeban, apakah dapat bergerak bebas tanpa gangguan
pada penyangganya;
(4) periksa gantungan beban, apakah terletak pada poros yang sesuai agar dapat
memberi pembeban vertikal nilai banding sesuai dengan yang diperlukan;
(5) setel beban imbang pada posisi rangka pembeban vertikal agar lengan
pembeban vertikal berada dalam keseimbangan (posisi mendatar), dan
kunci lengan pembeban;
(6) bersihkan batu pori dengan sikat halus, dan rebus batu pori dalam air panas
sebelum digunakan;
(1) ukur diameter dalam cincin cetak (D) sampai ketelitian 0,1 mm;
(2) ukur tinggi cincin cetak sampai ketelitian 0,01 mm pada 3 tempat, dan hitung
tinggi rata-ratanya (Ho) dengan pembulatan sampal 0,1 mm;
(3) timbang berat cincin cetak (me) dengan ketelitian 0,01 gr;
(4) cetak benda uji dari tabung contoh, blok contoh, atau silinder uji pemadatan
dengan menggunakan cincin cetak;
(5) ratakan bagian atas dan bawah benda uji dengan pisau atau gergaji kawat;
(6) ambil contoh uji secukupnya di sekeliling cincin cetak pada waktu pencetakan;
8
SK SNI M - 108 - 1999 - 03
(1) keluarkan kotak geser dari bak airnya, dan pasang baut penguncinya agar
kotak geser bagian atas dan bawahnya menjadi satu;
(2) masukkan plat dasar pada bagian bawah dari kotak geser dan di atasnya
dipasang batu pori yang sebelumnya telah direbus dalam air panas;
(3) pasang kertas filter yang telah dibasahi dengan air suling di atas batu pori;
(4) pasang plat berlubang yang beralur di atas kertas filter, dengan alur
menghadap ke atas dan arah alurnya harus tegak penggeseran;
(5) masukkan kembali kotak geser dalam bak air dan setel kedudukan kotak
geser dengan mengencangkan kedua buah baut penjepit;
(6) letakan cincin cetak yang berisi benda uji dengan bagian runcingnya
menghadap ke atas (Gambar 2) di atas kotak geser;
(7) pasang pelat berlubang yang beralur di atas benda uji, dengan alur
menghadap ke bawah dan arah alurnya harus tegak lurus arah penggeseran;
(8) masukkan benda. uji ke dalam kotak geser dengan menggunakan alat
pengluar benda uji yang ditekan seperti terlihat pada Gambar 2;
(9) pasang kertas filter, batu pori dan landasan peinbeban pada bagian atas pelat
berlubang;
(10) setel dongkrak penekan horizontal agar tepat menempel kotak geser bagian
bawah (lihat Gambar 3);
(1) angkat ujung lengan pembeban agar rangka pembeban dapat diatur dalam
posisi vertikal (posisi pengujian);
(2) putar skrup batang pembeban sampai menyentuh landasan pembeban dan
kencangkan skrup batang pembeban agar tidak berubah letaknya;
(3) pasang beban 10 gr pada gantungan beban hingga dengan pernbeban tidak
mengambang letaknya;
9
SK SNI M - 108 - 1999 - 03
GAMBAR 2
CARA MEMASUKKAN BENDA DALAM KOTAK GESER
GAMBAR 3
SUSUNAN BENDA UJI DALAM KOTAK GESER
10
SK SNI M - 108 - 1999 - 03
GAMBAR 4
LENGAN PEMBEBANAN VERTIKAL
(2) setel lengan penggantung arloji ukur agar batang arloji ukur menyentuh
batang penekan bagian atas;
(3) setel arloji ukur sehingga letak jarum berada pada posisi nol;
(1) pasang arloji ukur pacia dudukan arloji ukur gerak horizontal;
(2) setel dudukan arloji ukur agar batang arloji ukur menyentuh bak air;
(3) setel arloji ukur sehingga letak jarum berada pada posisi nol;
7) jenuhkan benda uji dengan cara mengisi bak dengan air hingga benda uji dan batu
pori terendam seluruhnya;
(2) pasang beban pada gantungan beban sehingga benda uji mendapat tekanan
sesuai dengan tekanan yang akan dialaml di lapangan;
11
SK SNI M - 108 - 1999 - 03
(3) buka kunci lengan pembeban dan baca defleksi pada arloji ukur gerak vertikal
untuk waktu t = 0; 0,25; 1,0; 4,0; 6,25; 9,0; 12,25; 16,0; 20,25; 60; 120; 240;
480; dan 1440 menit;
9) tentukan waktu yang dibutuhkan benda uji untuk mencapai 50% konsolidasi
dengan menggunakan metode logaritma waktu (log time), sebagai berikut:
(2) pilih dua gambar pada grafik dengan nilai banding 1 : 4 (misal 0,5 menit dan
2,0 menit), lihat titik a dan b pada Gambar 5;
(3) tarik garis vertikal ad ke atas dengan jarak yang sam dengan ac;
(4) ulangi langkah (2) dan (3) satu atau dua kali untuk waktu 0,25 dan 1 menit,
dan 0,75 dan 3 menit;
(5) tarik garis do melewati elevasi rata-rata dari titik d yang diperoleh dengan
langkah-langkah (2), (3), (4), (5) yang merupakan garis dengan derajat
konsolidasi teoritis 0 %;
(6) tarik garis AB menyinggung bagian lurus dari kurva logaritma waktu;
(7) tarik garis DF menyinggung bagian bawah dari kurva logaritma waktu;
dimulai dari titik akhir bacaan;
(12) tentukan absis titik potong garis horizontal d50 dengan kurva logaritma waktu,
yaitu waktu yang diperlukan benda uji mengalami 50% konsolidasi primer
t50;
12
SK SNI M - 108 - 1999 - 03
GAMBAR 5
GRAFIK HUBUNGAN ANTARA LOGARITMA WAKTU
DAN PENURUNAN KUMULATIF
(1) buka baut pengunci kotak geser agar bagian atas dan bagian bawah kotak dapat
bergeser;
(2) setel kotak cincin pembeban agar dapat menempel pada kotak geser bagian
atas;
(3) setel arloji ukur cincin pembeban sehingga letak jarum ada pada posisi nol;
(5) pilih kombinasi gigi agar kecepatan penggeseran alat mendekati hasil
perhitungan pada langkah (3);
13
SK SNI M - 108 - 1999 - 03
(7) catat waktu, defleksi vertikal, defleksi horizontal, dan gaya geser cincin
pembeban;
(8) hentikan penggeseran, apabila telah mencapai defleksi horizontal minimal 15%
dari diameter benda uji semula;
(9) setelah penggeseran selesai, matikan mesin dan kembalikan kotak geser pada
posisi sebelum digeser dengan menggerakan mundur dongkrak penekan secara
manual;
(3) angkat ujung lengan pembeban dan rebahkan rangka pembeban pada posisi
parkir;
12) ulangi langkah 1) sampai dengan 11) dengan minimal menggunakan dua benda
uji lagi untuk tekanan normal atau beban konsolidasi yang berbeda;
14
SK SNI M - 108 - 1999 - 03
BAB V
LAPORAN UJI
Catat data yang diperoleh pada formulir laporan uji geser langsung, yang meliputi:
2) nama lubang bor, diameter lubang bor, elevasi lubang bor, kedalaman contoh cara
membuat lubang bor;
4) identiflkasi dan deskripsi contoh, termasuk tanah tidak terganggu, cetak ulang
didapatkan atau minimal disiapkan, dan catat setiap bentuk khusus (stratifikasi);
9) data uji dasar termasuk tegangan normal, regangan geser dan harga perlawanan
geser terkait, serta perubahan ketebalan benda uji;
10) gambar hubungan antara tegangan geser maksimum versus tegangan normal;
11) gambar hubungan tegangan geser dan perubahan ketebalan benda uji versus
regangan geser untuk setiap benda uji;
12) urutan pembebanan khusus atau persyaratan penjenuhan khusus berdasar prosedur
yang digariskan;
13) nama-nama penguji, pengawas dan penanggung jawab hasil uji beserta tanda
tangannya.
15
SK SNI M - 108 - 1999 - 03
LAMPIRAN A
DAFTAR ISTILAII
cetakan : mold
wadah : container
spatula : spatulas
torak : piston
16
SK SNI M - 108 - 1999 - 03
LAMPIRAN B
LAIN-LAIN
17