Anda di halaman 1dari 20

SK SNI M - 108 - 1999 - 03

STANDAR

METODE
PENGUJIAN GESER LANGSUNG
TANAH TERKONSOLIDASI
DENGAN DRAINASE

DEP ART E ME N P E RMUKI MAN DAN PRASARANA WI L AYAH


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH
INSTANSI PENGGUNA PNBP PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PRASARANA TRANSPORTASI
Jalan Raya Timur 264 Kotak Pos 2 Ujungberung, Telp. (022) 7802251 (Hunting) Fax. 7802726 Bandung (40294) e-mail:pusjal @ melsa.net.id

i
SK SNI M - 108 - 1999 - 03

Daftar Isi

BAB I DESKRIPSI ………………………………………………………………. 1


1.1 Maksud dan Tujuan ………………………………………………. 1
1.1.1 Maksud …………………………………………………….... 1
1.1.2 Tujuan ……….………………………………………………. 1
1.2 Ruang Lingkup …………………………………………………….. 1
1.3 Pengertian ………………………….………………………………. 1

BAB II PERSYARATAN PENGUJIAN .........……………..……………………. 2


2.1 Persiapan Benda Uji ............................……………………………. 2
2.2 Penanggung Jawab Hasil Uji .................…………………………. 2

BAB III KETENTUAN-KETENTUAN ....……………………………………….. 3


3.1 Peralatan …..................................................……………………….. 3
3.1.1 Alat Geser .......................…………………………………….. 3
3.1.2 Batu Pori .......................…………………………………….... 3
3.1.3 Alat Pembeban Gaya Vertikal ……………………………….. 3
3.1.4 Alat Pembeban Gaya Horizontal …………………………….. 4
3.1.5 Arloji Ukur Deformasi …………………………….................. 4
3.1.6 Perlengkapan Lain ……………………………........................ 4
3.2 Benda Uji .....................…………………………………………….. 5
3.3 Bahan Penunjang Uji .…………………………………………….. 5
3.4 Rumus-rumus Perhitungan .…………………………………….... 5

BAB IV CARA UJI ....................................……………………………………….. 8

BAB V LAPORAN UJI ............................……………………………………..... 15

i
SK SNI M - 108 - 1999 - 03

DAFTAR I

STIILAH….....………………………………………………..………… 16

ii
SK SNI M - 108 - 1999 - 03

BAB I

DESKRIPSI

1.1 Maksud dan Tujuan

1.1.1 Maksud

Metode Pengujian ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam


pengujian laboratorium geser dengan cara uji langsung terkonsolidasi dengan
drainase pada benda uji tanah.

1.1.2 Tujuan

Metode pengujian ini mempunyai tujuan untuk memperoleh parameter


kekuatan geser tanah terganggu atau tanah tidak terganggu - yang
terkonsolidasi, dan diuji geser dengan diberi kesempatan berdrainase dan
kecepatan gerak tetap.

1.2. Ruang Lingkup

Metode pengujian ini, meliputi:

1) persyaratan dan ketentuan-ketentuan;

2) cara uji, perhitungan dan laporan hasil uji geser langsung;

3) metode pengujian ini berlaku untuk uji geser tunggal.

1.3 Pengertian

1) tanah atau tegangan geser tanah adalah perlawanan tanah terhadap


deformasi bila diberi tegangan geser;

2) kekuatan geser tanah adalah tahanan atau. tegangan geser maksimum yang
dapat ditahan oleh tanah pada kondisi pembebanan tertentu;

3) keruntuhan benda uji adalah kondisi tegangan pada waktu benda uji runtuh,
biasanya diambil pada tegangan geser maksimum.

1
SK SNI M - 108 - 1999 - 03

BAB II

PERSYARATAN PENGUJIAN

2.1 Persiapan Benda Uji

Benda uji yang akan disiapkan harus memenuhi syarat berikut:

1) minimal 3 benda uji yang identik;

2) ukuran benda uji disesuaikan dengan diameter dalam, dan tinggi kotak
geser;

3) benda uji dari hasil pemadatan agar disesuaikan dengan kadar air yang
diinginkan; dengan menggunakan alat cetak berukuran sama dengan ukuran
kotak geser.

2.2 Penanggung Jawab Hasil Uji

Ikhwal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan adalah

1) kemampuan petugas pengujian dan pengawas harus jelas;

2) nama-nama penguji, pengawas dan penanggung jawab hasil uji harus


tertulis dengan jelas, dan dibubuhi paraf atau tanda tangannya, beserta
tanggal yang jelas.

2
SK SNI M - 108 - 1999 - 03

BAB III

KETENTUAN-KETENTUAN

3.1 Peralatan

3.1.1 Alat Ceser

1) dapat menahan benda uji di antara dua batu pori agar tidak terjadi torsi;

2) dapat memungkinkan bekerjanya tegangan normal pada permukaan benda


uji, pengukuran perubahan tebal benda uji, proses drainase melalui batu
pori, dan penjenuhan benda uji, serta gaya geser sepanjang bidang geser
benda uji yang telah ditentukan semula (geser tunggal);

3) dudukan alat harus cukup kaku untuk mencegah distorsi selama pengujian
geser;

4) bagian-bagian dari alat geser harus terbuat dari bahan yang tidak mudah
mengalami korosi oleh zat kimia.

3.1.2 Batu Pori

Batu pori yang digunakan harus memenuhi ketentuan berikut:

1) batu pori terbuat dari silikon karbid, aluminium oksida, atau logam yang
tidak mudah mengalami korosi oleh zat kimia;

2) batu pori harus:

a. cukup kekasarannya sebagai batas sambungan yang memadai dengan


benda uji;

b. cukup halus untuk mencegah penyusupan tanah yang berlebihan ke


dalam benda uji;

c. berkualitas cukup dengan angka kelulusan air + 0,5 1 mm/detik


untuk benda uji tanah normal.

3.1.3 Alat Pembeban Gaya Vertikal

Alat pembeban yang digunakan harus memenuhi ketentuan berikut :


1) mampu digunakan untuk pelaksanaan cepat tanpa melampaui batasnya;

2) ketelitian alat + 1% selama pengujian.

3
SK SNI M - 108 - 1999 - 03

3.1.4 Alat Pembeban Gaya Horizontal

Alat pembeban yang digunakan harus memenuhi ketentuan berikut :

1) alat dibedakan untuk pengujian kontrol regangan atau kontrol tegangan;

2) peralatan pengujian kontrol regangan harus mampu menggeser benda uji


dengan kecepatan alihan yang seragam dan penyimpangan + 10%;

3) Kecepatan alihan tergantung pada karakteristik konsolidasi tanah, dan


diatur oleh motor dan susunan sistem roda gigi;

4) gaya gesernya ditentukan dengan alat penunjuk beban atau cincin


pengukur beban;

5) peralatan pengujian kontrol tegangan harus mampu menjalankan gaya


geser tambahan pada benda uji dengan cara yang sama dan pada derajat
ketelitian.

3.1.5 Arloji Ukur Deformasi

Alat ini harus memenuhi ketentuan:

1) dapat mengukur perubahan tebal benda uji dengan ketelitian sampai 0,002
mm;

2) dapat mengukur regangan (alihan) dengan ketelitian sampai 0,02 mm.

3.1.6 Perlengkapan Lain

3) ruang pelembab untuk menyimpan contoh tanah agar kadar airnya selama
persiapan benda uji tidak melebihi 0,5%;

4) neraca dengan ketelitian sampai 0,1 g atau 0,1 % dari massa benda uji;

5) oven pengering untuk mengatur suhu sampal 110 + 5°C;

6) wadah benda uji;

7) alat cetak ulang atau alat pemadat benda uji;

8) alat ukur waktu, penyuling air, spatula, pisau, penggaris berujung, gergaji
kawat dan alat lainnya.

4
SK SNI M - 108 - 1999 - 03

3.2 Benda Uji

Benda uji yang digunakan harus memenuhi ketentuan berikut:

1) diameter minimum benda uji berbentuk lingkaran sekitar 50 mm;

2) lebar minimum benda uji berbentuk empat-persegi panjang berkisar 50


mm;

3) diameter benda uji tidak tergantung yang dipotong dari tabung contoh
minimal 5 mm lebih kecil dari pada diameter tabung contoh (untuk
mengurangi gangguan pada persiapan benda uji);

4) tebal minimum benda uji kira-kira 12,5 mm, namun tidak kurang dari
pada 6 kali diameter butiran maksimum;

5) diameter berbanding tebal benda uji 2 : 1;

6) benda uji berbentuk empat persegi panjang, angka perbandingan


minimum antara labar dan tebalnya juga 2 : 1.

3.3 Bahan Penunjang Uji

Bahan penunjang uji yang diperlukan adalah air suling atau air yang bersih,
bebas dari limbah dan suspensi lumpur.

3.4 Rumus-rumus Perhitungan

Koefisien konsolidasi, kecepatan penggeseran dan tegangan geser dihitung


dengan menggunakan persamaan atau. rumus di bawah ini :
0,026 H 2
CV = ..........................................................................................................................(1)
t 50

5
SK SNI M - 108 - 1999 - 03

6
SK SNI M - 108 - 1999 - 03

dengan penjelasan :

CV = koefisien konsolidasi (m2/tahun);


H = tinggi benda rata-rata (mm);
t50 = waktu 50 % konsolidasi (menit)

δf
Cq = .............................................................................................................(2)
tr

dengan penjelasan :

Vq = kecepatan penggeseran (mm/menit);


δ = keruntuhan pada 10 % diameter benda uji (mm);
tr = waktu keruntuhan (menit) = 50 t50

cr x R x 1000
τ= ..........................................................................................................(3)
A
dengan penjelasan:

τ = tegangan geser (kN/m2);


cr = faktor kalibrasi cincin pembeban (N/div);
A = luas benda uji (m2);
R = pembacaan arloji ukur (div)

7
SK SNI M - 108 - 1999 - 03

BAB IV

CARA UJI

Lakukan persiapan, tahapan uji dan perhitungan, sebagai berikut:

1) kerjakan persiapan uji untuk pemeriksaan peralatan, dengan urutan :

(1) periksa kotak geser benda uji, apakah sudah bersih, licin dan tidak cacat;

(2) periksa bak air, apakah tidak bocor bila diisi air;

(3) periksa dengan pembeban, apakah dapat bergerak bebas tanpa gangguan
pada penyangganya;

(4) periksa gantungan beban, apakah terletak pada poros yang sesuai agar dapat
memberi pembeban vertikal nilai banding sesuai dengan yang diperlukan;

(5) setel beban imbang pada posisi rangka pembeban vertikal agar lengan
pembeban vertikal berada dalam keseimbangan (posisi mendatar), dan
kunci lengan pembeban;

(6) bersihkan batu pori dengan sikat halus, dan rebus batu pori dalam air panas
sebelum digunakan;

2) ukur, cetak dan timbang benda uji, dengan urutan:

(1) ukur diameter dalam cincin cetak (D) sampai ketelitian 0,1 mm;

(2) ukur tinggi cincin cetak sampai ketelitian 0,01 mm pada 3 tempat, dan hitung
tinggi rata-ratanya (Ho) dengan pembulatan sampal 0,1 mm;

(3) timbang berat cincin cetak (me) dengan ketelitian 0,01 gr;

(4) cetak benda uji dari tabung contoh, blok contoh, atau silinder uji pemadatan
dengan menggunakan cincin cetak;

(5) ratakan bagian atas dan bawah benda uji dengan pisau atau gergaji kawat;

(6) ambil contoh uji secukupnya di sekeliling cincin cetak pada waktu pencetakan;

(7) uji kadar air semula berdasarkan SK SNI M 05 - 1989 - F;

(8) uji berat jenis berdasarkan SK SNI M - 04 1989 - F;

(9) timbang benda uji sampai ketelitian 0,01 gr;

8
SK SNI M - 108 - 1999 - 03

3) pasang benda uji dalam kotak geser, dengan urutan;

(1) keluarkan kotak geser dari bak airnya, dan pasang baut penguncinya agar
kotak geser bagian atas dan bawahnya menjadi satu;

(2) masukkan plat dasar pada bagian bawah dari kotak geser dan di atasnya
dipasang batu pori yang sebelumnya telah direbus dalam air panas;

(3) pasang kertas filter yang telah dibasahi dengan air suling di atas batu pori;

(4) pasang plat berlubang yang beralur di atas kertas filter, dengan alur
menghadap ke atas dan arah alurnya harus tegak penggeseran;

(5) masukkan kembali kotak geser dalam bak air dan setel kedudukan kotak
geser dengan mengencangkan kedua buah baut penjepit;

(6) letakan cincin cetak yang berisi benda uji dengan bagian runcingnya
menghadap ke atas (Gambar 2) di atas kotak geser;

(7) pasang pelat berlubang yang beralur di atas benda uji, dengan alur
menghadap ke bawah dan arah alurnya harus tegak lurus arah penggeseran;

(8) masukkan benda. uji ke dalam kotak geser dengan menggunakan alat
pengluar benda uji yang ditekan seperti terlihat pada Gambar 2;

(9) pasang kertas filter, batu pori dan landasan peinbeban pada bagian atas pelat
berlubang;

(10) setel dongkrak penekan horizontal agar tepat menempel kotak geser bagian
bawah (lihat Gambar 3);

4) pasang rangka pembeban vertikal dengan urutan:

(1) angkat ujung lengan pembeban agar rangka pembeban dapat diatur dalam
posisi vertikal (posisi pengujian);

(2) putar skrup batang pembeban sampai menyentuh landasan pembeban dan
kencangkan skrup batang pembeban agar tidak berubah letaknya;

(3) pasang beban 10 gr pada gantungan beban hingga dengan pernbeban tidak
mengambang letaknya;

9
SK SNI M - 108 - 1999 - 03

GAMBAR 2
CARA MEMASUKKAN BENDA DALAM KOTAK GESER

GAMBAR 3
SUSUNAN BENDA UJI DALAM KOTAK GESER

10
SK SNI M - 108 - 1999 - 03

GAMBAR 4
LENGAN PEMBEBANAN VERTIKAL

5) Pasang arloji ukur gerak vertikal, dengan urutan:

(1) pasang arloji ukur pada penopang arloji ukur;

(2) setel lengan penggantung arloji ukur agar batang arloji ukur menyentuh
batang penekan bagian atas;

(3) setel arloji ukur sehingga letak jarum berada pada posisi nol;

6) Pasang arloji ukur gerak horizontal, dengan urutan:

(1) pasang arloji ukur pacia dudukan arloji ukur gerak horizontal;

(2) setel dudukan arloji ukur agar batang arloji ukur menyentuh bak air;

(3) setel arloji ukur sehingga letak jarum berada pada posisi nol;

7) jenuhkan benda uji dengan cara mengisi bak dengan air hingga benda uji dan batu
pori terendam seluruhnya;

8) lakukan pembebanan consolidasi, dengan urutan:

(1) lepaskan beban 10 gr yang terpasang;

(2) pasang beban pada gantungan beban sehingga benda uji mendapat tekanan
sesuai dengan tekanan yang akan dialaml di lapangan;

11
SK SNI M - 108 - 1999 - 03

(3) buka kunci lengan pembeban dan baca defleksi pada arloji ukur gerak vertikal
untuk waktu t = 0; 0,25; 1,0; 4,0; 6,25; 9,0; 12,25; 16,0; 20,25; 60; 120; 240;
480; dan 1440 menit;

9) tentukan waktu yang dibutuhkan benda uji untuk mencapai 50% konsolidasi
dengan menggunakan metode logaritma waktu (log time), sebagai berikut:

(1) gambar hubungan antara logaritma waktu dan bacaan defleksi;

(2) pilih dua gambar pada grafik dengan nilai banding 1 : 4 (misal 0,5 menit dan
2,0 menit), lihat titik a dan b pada Gambar 5;

(3) tarik garis vertikal ad ke atas dengan jarak yang sam dengan ac;

(4) ulangi langkah (2) dan (3) satu atau dua kali untuk waktu 0,25 dan 1 menit,
dan 0,75 dan 3 menit;

(5) tarik garis do melewati elevasi rata-rata dari titik d yang diperoleh dengan
langkah-langkah (2), (3), (4), (5) yang merupakan garis dengan derajat
konsolidasi teoritis 0 %;

(6) tarik garis AB menyinggung bagian lurus dari kurva logaritma waktu;

(7) tarik garis DF menyinggung bagian bawah dari kurva logaritma waktu;
dimulai dari titik akhir bacaan;

(8) tentukan perpotongan garis AB dan DF adalah titik C dengan derajat


konsolidasi mencapai 100%;

(9) tarik garis horizontal d100 melalui titik C;

(10) gambar skala derajat konsolidasi dengan do = 0 % dan d100 100 %;

(11) tarik garis horizontal melalul d50 = 1/2 (d100 + do);

(12) tentukan absis titik potong garis horizontal d50 dengan kurva logaritma waktu,
yaitu waktu yang diperlukan benda uji mengalami 50% konsolidasi primer
t50;

(13) hitung koefisien konsolidasi dengan persamaan (1);

12
SK SNI M - 108 - 1999 - 03

GAMBAR 5
GRAFIK HUBUNGAN ANTARA LOGARITMA WAKTU
DAN PENURUNAN KUMULATIF

10) geser benda uji, dengan urutan sebagai berikut:

(1) buka baut pengunci kotak geser agar bagian atas dan bagian bawah kotak dapat
bergeser;

(2) setel kotak cincin pembeban agar dapat menempel pada kotak geser bagian
atas;

(3) setel arloji ukur cincin pembeban sehingga letak jarum ada pada posisi nol;

(4) tentukan kecepatan penggeseran dengan menggunakan persamaan (2);

(5) pilih kombinasi gigi agar kecepatan penggeseran alat mendekati hasil
perhitungan pada langkah (3);

(6) tekan tombol listrik agar penggeseran dapat dimulai;

13
SK SNI M - 108 - 1999 - 03

(7) catat waktu, defleksi vertikal, defleksi horizontal, dan gaya geser cincin
pembeban;

(8) hentikan penggeseran, apabila telah mencapai defleksi horizontal minimal 15%
dari diameter benda uji semula;

(9) setelah penggeseran selesai, matikan mesin dan kembalikan kotak geser pada
posisi sebelum digeser dengan menggerakan mundur dongkrak penekan secara
manual;

11) Keluarkan benda uji, dengan urutan sebagai berikut:

(1) lepaskan beban dari gantungan pembeban;

(2) naikkan dan putar penopang arloji ukur vertikal;

(3) angkat ujung lengan pembeban dan rebahkan rangka pembeban pada posisi
parkir;

(4) keluarkan benda uji tanah dari kotak geser;

12) ulangi langkah 1) sampai dengan 11) dengan minimal menggunakan dua benda
uji lagi untuk tekanan normal atau beban konsolidasi yang berbeda;

13) lakukan perhitungan dan penggambaran sebagai berikut:

1) hitung- kadar air awal dan akhir;

2) hitung berat volume basah dan kering;

3) hitung renggangan geser dan tekanan geser dengan menggunakan persamaan


(3);

4) gambar hubungan antara defleksi horizontal dan tegangan geser;

5) gambar hubungan antara defleksi horizontal dan defleksi vertikal;

6) gambar hubungan antara tegangan geser dan tegangan vertikal dengan


menarik garis lurus terbalik dari minimal tiga buah titik, sehingga diperoleh
sudut dalam o dan kohesi c.

14
SK SNI M - 108 - 1999 - 03

BAB V

LAPORAN UJI

Catat data yang diperoleh pada formulir laporan uji geser langsung, yang meliputi:

1) nama proyek, lokasi, tanggal pengambilan contoh dan tanggal pengujian;

2) nama lubang bor, diameter lubang bor, elevasi lubang bor, kedalaman contoh cara
membuat lubang bor;

3) deskripsi tipe alat uji geser;

4) identiflkasi dan deskripsi contoh, termasuk tanah tidak terganggu, cetak ulang
didapatkan atau minimal disiapkan, dan catat setiap bentuk khusus (stratifikasi);

5) kadar air asli;

6) satuan massa basah (berat volume basah asli);

7) satuan massa kering (berat volume kering asli);

8) tebal tanah asli;

9) data uji dasar termasuk tegangan normal, regangan geser dan harga perlawanan
geser terkait, serta perubahan ketebalan benda uji;

10) gambar hubungan antara tegangan geser maksimum versus tegangan normal;

11) gambar hubungan tegangan geser dan perubahan ketebalan benda uji versus
regangan geser untuk setiap benda uji;

12) urutan pembebanan khusus atau persyaratan penjenuhan khusus berdasar prosedur
yang digariskan;

13) nama-nama penguji, pengawas dan penanggung jawab hasil uji beserta tanda
tangannya.

15
SK SNI M - 108 - 1999 - 03

LAMPIRAN A

DAFTAR ISTILAII

cetakan : mold

bok roda gigi : gear box

cincin pengukur beban : proving ring

arloji ukur deformasi : displacement indicators

alat pemotong : trimmer atau cutting ring

wadah : container

cetak ulang : remolded

spatula : spatulas

torak : piston

16
SK SNI M - 108 - 1999 - 03

LAMPIRAN B
LAIN-LAIN

17

Anda mungkin juga menyukai