ICS 91.100.20
BAB I
DESKRIPSI
1.1
1.1.1
Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalalm melakukan
pengujian partikel ringan dalam agregat.
1.1.2
Tujuan
Tujuan metode ini adalah untuk mengetahui kadar partikel ringan dalam
agregat .
1.2
Ruang lingkup
Metoda pengujian ini meliputi persyaratan, ketentuan-ketentuan dan cara
pengujian partikel ringan dalam agregat halus yang tertahan diatas saringan
no.50 (0,300 mm) dan agregat kasar yang tertahan diatas saringan no.4 (4,75
mm).
1.3
Pengertian
Yang dimaksud dengan :
1) partikel ringan adalah partikel yang mengapung diatas larutan yang berat
jenisnya 2;
2) dekantasi adalah ;suatu peiahaan cairan dari satu campuran ciran dan
endapan padat dengan cara penuangan dari gelas kimia 1 ke gelas kimia 2
ecara perlahan lahan.
BAB III
KETENTUAN-KETENTUAN
1.4
Benda uji
Benda uji harus memenuhi ketentuan, sebagai berikut :
1) agregat halus tertahan diatas sargnan no.50 (0,30);
2) agregat kasar tertahan diatas saringan no.4 (4,75 mm);
3) jumlah minimum contoh agregat yaitu :
(1) agregat halus sampai maksimum ukuran butir in (6,3 mm) = 200
gr;
(2) agregat kasar sampai maksimum ukuran butir 3/4 in (19,0 mm) =
200 gr;
(3) agregat kasar sampai maksimum ukuran butir 11/2 in (37,5 mm)=
5000gr;
(4) agregat kasar sampai maksimum ukuran butir 3 in (76,2 mm) =
10000 gr;
4) contoh uji harus diaduk secara merata dengan cara quatering;
5) contoh uji harus dicuci sapai bersih;
6) contoh uji sebelum pengujian harus dalam keadaan kering oven dengan
berat tetap pada suhu 110 5o C;
7) pemisahaan partikel ringan dalam agregat harus menggunakan larutan
berat jenis 2;
8) volume larutan berat jenis 2 paling sedikit tiga kali dari volumd agregat
yang di uji.
3.2
Peralatan
Peralatan yang diunakan , sebagai berikut :
1) Timbangan;
(1) untuk menimbang agregat halus dipakai timbangan berkapasitas
minimal 500 gr dengan ketelitian sampai 0,1 gr;
(2) untuk menimbang agregat kasar dipakai timbanganberkapasitas
minimal 10.000 gr dengan ketelitian 1 gr;
2) bejana untuk mengeringkan agregat terbuat dari pelat baja lapis seng;
3) oven suhu 110 5o C;
4) saringan no.50 (0,300 mm), no.4 (4,75 mm).dan saringan 3 in (76,2 mm);
5) piknometer
6) beker gelas ukur 1000 cc, 500 cc;
7) sendok logam alat peisah seperti sendok yang ada saringan no.50 (0,3
mm);
8) desikator
9) larutan seng khlorida (ZnCl2) berat jenis 2;
10) aquadest
3.3
Rumus-rumus Perhitungan
Rumus-rumus yang digunakan , sebagai berikut :
1) untuk agregat halus :
.......(1)
.......(2)
keterangan :
L
(0,300 mm)
4.2
NAMA
Ir. Djoko Asmoro
Ir. Soedaramanto Darmonegoro
Ir. Irman Nurdin
Ir. P. Sitanggang
Ir. Tjitjik WS
Ir. KGS. Ahmad
Dra. Leksmininsih
Tonny Heditono, B.E.
Soebandrijo,B.E.
Wayan D. , B.E.
Agus Surasno B.E.
Ir. Nadiroh
Ir. Anita Firmanti
Ir. Soenardi
Ir.M. Anas Aly
Ir. Enus Yunus
Dr. Ir. Patina Rantetoding, M.Sc
Ir. Rachmat Agus
Ir. Supriyanto
Drs. Nano Tresna
Anggota
Deddy, B.E
Anggota
Dr.Ir.Djunaedi Kosasih
Anggota
Anggota
LEMBAGA
Ditjen Bina Marga
Pusat Litbang Jalan
Pusat Litbang Jalan
Pusat Litbang Jalan
Pusat Litbang Jalan
Pusat Litbang Jalan
Pusat Litbang Jalan
Pusat Litbang Jalan
Pusat Litbang Jalan
Pusat Litbang Jalan
Pusat Litbang Jalan
Pusat Litbang Pemukiman
Pusat Litbang Pemukiman
Set. Badan Litbang PU
Direktorat BIPRAM
Direktorat BIPRAM
Direktorat PELTIM
Direktorat BIPRAM
Direktorat PALAN
B4 Teknik Departemen
Perindustrian
B4 Teknik Departemen
Perindustrian
Institute Teknologi
Bandung
A.K.I
GAPENSI
5) Peserta prakonsensus
NAMA
Ir. Irman Nurdin
Ir. KGS. Ahmad
Ir. P. Sitanggang
Ir. Tjitjik WS
Dra. Lien Suharlinah
Ruchiat Saleh, B.E.
LEMBAGA
Pusat Litbang Jalan
Pusat Litbang Jalan
Pusat Litbang Jalan
Pusat Litbang Jalan
Pusat Litbang Jalan
Pusat Litbang Jalan
DAFTAR ISI
HALAMAN
BAB I
DESKRIPSI ........................................................................1
1.1
1.2
Ruang lingkup................................................................1
1.3
Pengertian ......................................................................1
BAB II
BAB III
KETENTUAN-KETENTUAN...........................................6
3.1 Benda Uji ......................................................................6
3.2 Prosedur Pengujian ......................................................6
3.3 Hasil Uji .......................................................................8
BAB IV
BAB V
LAPORAN PENGUJIAN................................................11
LAMPIRAN A :
LAMPIRAN B :
LAMPIRAN C :
.
KEPUSTAKAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
BAB I
DESKRIPSI
1.2
1.1.1
Maksud
Metode Pengujian Kuat Lentur KAyu Konstruksi Berukuran structural,
dimaksudkan untukdipakai sebagi acuan dan pegangan dalam pengujian kuat
lentur kayu konstruksi berukuran structural..
1.1.2
Tujuan
Tujuan metode ini adalah untuk menentukan kuat lentur dan kelas kuat kayu
konstruksi.
1.2
Ruang lingkup
Metode pengujian ini mencangkup persyaratan, ketentan, car pegujian dan
pelaporan pengujian semua jenis kayu konstruksi berukuran structural kering
udar dan tidak bebas-cacad termasuk balok kayu berlapis majemuk
1.3
Pengertian
Yang dimaksud dengan :
1) beban batas, adalah beban maksimim yang masih dapat di tahan oleh
benda uji sebelum mengalami patah atu pecah;
2) beban batas proporsonal, adalah kondisi pembebanan maksimim yang
masuh meberikan hubungan linear antar besarnya beban dengan deformasi
yg terjadi.
3) Benda uji, adalah batang kayu berukuran structural yang di anggap
mewakili mutu dan atu jelas kuat dari sekelompok kayu yang alan di pakai
untuk konstruksi;
4) Benda uji tidak bebas cacad , adalah benda uji yang mempunyai cacad
yang dapat melemahkan kekuaatn kayu, tetapi tidak membahayakan
konstruksi, seperti retak, mata kayu, serat mring dan bubal;
5) Cacad kayu, adalah kondisi alami atau buatan yang melemahkan kekuatan
dan mengurangi mutu kayu konstruksi, seperti tersebut dalam butir ke 4
diatas
6) Kecepatan ujung penekanan, adalah kecepatan dari alat pemberi beban
yang dipakai untuk menguji kekuatan atau mutu kayu, dinyatakan dalam
mm/detik atau mm/menit
7) Defleksi atau lendutan, adalah deformasi lengkung akibat beban lentur
yang diberikan pada benda
uji;
28) tekuk, adalah perubahan lekuk terhadap sumbu lemah, akibat ketidak
stabilan batang kayu uji yang sedang diberi beban ( tekan aksial atau
lentur);
29) third point loading, adalah metode pengujian lentur, pada balok dengan
dua beban-titik pada bentangnya yan gberjarak kira-kira sepertiga bentang,
dan berjarak simetris dari tumpuan terdekatnya;
30) ukuran strulktural, adalah ukuran benda uji yang sama dengan ukuran
kayu-konstruksi yang dipakai sebagai komponen struktur bangunan.
BAB II
PERSYARATAN PENGUJIAN
2.1
Penanggung Jawab
hasil pengujian harus disyahkan oleh pejabat berwenang yang ditunjuk
sebagai panagguna jawab pengujian, dengan disertai nama. tanda tangan, dan
cap pengesahan.
2.2
Laporan Pengujian
laporan pengujian yang disyahkan oleh pihak berwenang, seperti tersebut
dalam ayat 2.1, harus diberi kode atu tanggal [enerbitan.
2.3
Benda Uji
2.3.1
2.3.2
Lebar dan tebal benda uji harus diukur dalam ilimeter, di tiga posisi
pengukuran. Panjang benda uji harus diukur dalam meter di tiga posisi
pengukuran.
Cacad kayu dan penampang keritis
Benda uji tidak perlu bebad cacad. Untuk pengujian kuat-karakteristik. Benda
uji boleh mempunyai penampang lemah (penampang keritis) pada arh
panjangnya, sedangkan pada lentur terdapat penampang keritos di tengah
bentangnya. Penampang keritis terdebut boleh diuji-tidk-russak atu atau
dengan cara pemilihan masinal.
2.3.3
Kadar air
Kadar air dari benda harus di ukur dan dihitung dari potongan batang benda
uji, yang bebas dar mata kayu, dan kantong getah.
2.3.4
Berat jenis
Berat jenis benda uji harus dihitung dari potongan batng benda uji, bebas dari
mata kayu dan kantonga getah.
2.3.5
2.3.6
2.3.7
2.4
Peralatan
peralatan yang diapakai untuk pengujian, harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut :
1) peralatan-uji yang dipakai harus telah dikalibrasi dan masih berlaku.
2) Untuk pengujian kuat lentur diperlukan peralatan
(1)
mesin pemberi beban lentur;
(2)
alat pengukur waktu; ketelitian dalam detik;
(3)
alat ukur panjag
a) rol meter
b) prenggaris skala mm atau jangka sorong;
(4)
alat pengukur deformasi atau lendutan;
(5)
alat ukur kdar air dan atau timbangan;
(6)
batang gauge, dengan panjang batng sebesar 5 kali tinggi
nominal penampang balok uji
1) berat benda uji dianggap sudah konstan bila perbedaan berat hasil timbangan berat uji dalam jangka
waktu 6 jam, tidak melebihi 0,1 % berat benda uji tersebut;
2) supaya diusahakan agar kondisi (suhu dan kelembaban ) ruangan pegujian sam,a seperti *kamar
pengkondisian*. Tetapi bila hal ini tidak mungkin , pegujian harus dilakukan secepatnya, segera
setelah benda uji dikeluarkan dari *kamar pengkondisian* tersebut;
BAB III
KETENTUAN-KETENTUAN
Untuk neguji kuat lentur kayu konstruksi berukurn struktural, ketentuan-ketentuan harus
diikuti :
3.1
Benda Uji
Benda uji harus memenuhi ketentuan berikut :
1) benda uji harus mempunyai panjang tidak kuran dari 20 kali tinggi
nominal penampang, seperti dijelaskan dalam gambar 1 :
GAMBAR 1
BENTUK DAN DIMENSI BENDA UJI
2) tinggi dan lebar penampang diukur dalam millimeter dan panjang diukur
dalam meter;
3.2
Prosedur Pengujian
Uji kuat lentur hatus dilaksanakan dengan mengikuti ketentuan berikut
1) benda uji harus ditumpu di atas tumpuan sendi dan tumpuan-rol (bebas)
yang terbuat dari baja, ataupun dengan cara lain yangdapat mendekati
tercapainya kondisi tumpuan-sendi dan rol
2) benda uji harus diletakan pada posis sumbu kuat dan di bebani dengan
cara third point loading, atau dengan dua beban titik pad panjang
bentangnya yang masing-masing panjangnya berjarak a 3 kali tingginya
panampang balok uji, dari tumpuan terdekatnya;
3) panjang bentang total L sama degnan 18 kali panjang tinggi nominal
penampang benda uji, seperti dijelaskan pada gambar no 2;
GAMBAR 2
LETAK BEBAN DAN TUMPUAN
4) bila alat uji yang ada tidak memungkinkan pealaksanaan deikian secara
akurat, maka jarahk antara dua beban titik harus di tambah dengan 1,5 kali
tinggi nominal penampang, dan panjang bentangan juga harus diperbesar
dengan tiga kali tinggi nominal penampang, dan posisi pembebanan tetap
simitris;
5) sepotong pelat baja dengsn panjang tidak melebihi setengah tinggi benda
uji dapat di sisipakan antara permukaan benda uji dan ujung penekan dari
mesin-uji, demikian juga pada sisi bawah balok di titik tumpuan, untuk
mengurangi terjadinya lekukan pada sisi yang tertekan;
6) tebal pelat baja tersebut pada butir 5, tidak kuran dari 4 mm untuk balok
yang mempunyai tinggi penamopang 120mm, tidak kurang dari 13 mm
untuk balok yang mempunyai tinggi penampang diantara dua nilai
tersebut, tebal pelat dapat ditetapkan dengan interpolasi linear;
7) bila rasio tinggi terhadap lebar penampang balok uji melebihi empat,
maka penahan lateral harus di pasang untuk mencegah terjadinya lekuklateral; alat penahan lateral tersebut harus memungkinkan benda uji bebas
melendut tanpa menimbulkan tahanan gesek atau friksi yang berarti;
8) alat peberi beban yang dipakai harus mempunyai ketelitian tidak melebihi
1%;
9) lendutan harus diukur ditengah-tengah alat ukur gauge sepanjang 5 kali
tinggi penampang balokuji dan alat ukut lendut dipasang di tengah tinggi
balok;
10) beban yang diberikan harus kontinu dan meningkat secara teratur, agar
beban maksimum dapat di capai dalam waktu 300 120 deti; hubungan
antara beban-defleksi harus di catat, sehingga lendutan akibat penambahan
beban dapat ditentukan dengn tingkatan ketelitian tidak melebihi1%;
3.3
Hasil-uji
Kuat Lentur benda uji harus dihitung dengan persaman -1 berikut :
fb =
Pmaks x a
2xW
(persamaan -1 )
Di mana
Fb
a
W
Pmaks
=
=
=
=
Kuat lentur harus dihitung dan dicatat pada tiga nlai pengukuran yang berarti atau
penting. Pola retakan benda uji juga harus di catat.
BAB IV
CARA UJI
Dalam pelaksanaanpengujian, langkah-langkah berikut harus dilakukan :
1. Tentukan jenuis kayu yang akan di ukur.
2. Tentukan dimensi penampang benda uji sesuai dengan pasal 3.1 butir 1 dan 2.
3. Ukur suhu dan kelembaban relative udar di dalam ruangan uji, sesuai dengan pasal
ayat 2,3,5 butir 1 dan 2
4. letakan benda uji di atas tumpuan rol dan sendi yang berjarak 18 kali tinggi
penampang balok-uji, sesuai pasal 3.2 butir 1,2,3 dan 4.
5. Atur letak dua beban terpusat, yag masing-sig berjarak tidak kuarng dari tiga kali
tinggi nominal penampan balok-uji terhadap tumpuan terdekat, sesuai pasal 3.2 butir
5 dan 6.
6. Sisipkan sepotong pelat baja tebal 4 mm atau lebih, diantara permukaanbenda uji dan
cross head, sesuai pasal 3,2 butir 5 dan 6.
7. Pasang penahan tekuk lateral di dua sisi kiri dan kanan balok-uji pada pertengahan
betangnya, bila rasio h/b 4,0 sesuai dengan pasal 3,2 butir 6.
8. Periksa ketelitian alat pemberi beban, sesuai dengan pasal 3.2 butir 7.
9. ukur lendutan pada setiap penambahan beban, sesuai dengfan pasal 3.2 butir 8.
10. Atur kecepatan Atur keccepatan cross head, sesuai dengan pasal 3.2 butir 9.
11. Hitung hasil pengukuran dengan persamaan -1.
12. Buat laporan sesuai dengan bab V.
BAB V
LAPORAN PENGUJIAN
Laporan pengujian harus mencangkup penjlasan tenteng :
1)
2)
3)
5.1
5.2
Prosedur Pengujian
penjelasan berikut harus di berikan :
1) Tipe pengujian, (tekan,tarik, lentur dsb)
2) Suhu dan kelembaban udara pada waktu pengujian
3) Peralatan uji yang di pakai
4) Nilai kuat dan moduli
5) Pola retak dan ragam keruntuhan/rusak/patah
6) Semua informasi yang berguna pada pemakaian hasil uji, misalnya
pertumbuhan karakteristik atau parameter/indikasi pemilihan masinal pad
penampangan yang patah/rusak
5.3
Hasil Pengujian
perhitungan hasil pengujian dilakukan berdasarkan metoda statistika yang
berlaku.
LAMPIRAN A
DAFTAR ISTILAH
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
edgewise
flatwise
glued laminated timber (glulam)
ultimate load
proportioanal limit load
center loading
speciment
simple span
deformation
modulus of elasticity
apparent modulus of elasticity
edgewisw modulus of elasticity
fiatwise modulus of elasticity
moisture content
cross head speed
relative humidity
load increment
loading head
compressive streght
test code number
stress grading
critical section
mechanical stress grading
critical section
strain
extreme fibre strain
conditioning chamber
lateral buckling
cross head
structural size
friction
non destructive test
LAMPIRAN B
LAIN LAIN
1.
simbol
a
A
b
d
Em . app
Em . b
h
I
L
lg
Ltot
P
R
2.
Tabel Konversi
DAFTAR 1
Kilo
Mega
= 1000
= 1000000
1 Pa (Pascal)
1 MPa (Megapascal)
1 m2
1MPa
=
=
=
=
Dibulatkan :
1 kg
1 kg/cm2
1 N/mm2
= 10 Newton
= 10 N/ 100 mm2 = 0,1 N/ mm2
= 10 kg/cm2
DAFTAR 2
Pa
1,0
1x106
9,80665 x 106
9,80665 x 104
1 N/m2
106 Pascal = 106 N/m2
106 mm2
106 N/ 106m2 = 1 N/ mm2
Kgf/mm2
1,1097 x 10-7
1,1097 x 10-1
1,0
1 x 10-2
Kg/f/cm2
1,1097 x 10-5
1,1097 x 10
1,0 x 102
1,0
3.
50
83
10
12
140
150
180
200
220
240
250
280
300
I8 h
0,900
1,500
1,800
2,160
2,520
2,700
2,440
3,600
3,960
4,320
4,500
5,040
5,400
PANJANG TOTAL
Ltot
(meter)
1,400
1,660
2,000
2,400
2,800
3,000
3,600
4,000
4,400
4,800
5,000
5,600
6,000
LAMPIRAN C
DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA
1) Pemrakarsa
Puslitbang Pemukiman
2) Penyusun
NAMA
Suwandojo Siddiq DE Eng
LEMBAGA
Puslitbang Pemukiman