1.3 Lolos Saringan No.200
1.3 Lolos Saringan No.200
AGREGAT
UJI BAHAN KONSTRUKSI
(SNI 03-4142-1996)
Gambar 1.12. Saringan No.200 (0,075 mm) dan No.16 (1,18 mm)
2. Wadah. Diperlukan wadah (Gambar 1.13) untuk mencuci benda uji yang
dapat menampung benda uji dan air.
1.3.4 Bahan
Berat minimum contoh agregat tergantung kepada ukuran agregat maksimum,
dengan batasan sebagai berikut :
1. 2,36 mm (No. 8) = 100 gram
2. 4,8 mm (No. 4) = 500 gram
3. 9,50 mm ( 3/8” ) = 1000 gram
4. 19,10 mm (3/4”) = 2500 gram
5. 38,10 mm (1,5”) = 5000 gram
1.3.5 Prosedur Praktikum
Adapun prosedur dalam praktikum ini ialah :
1. Memasukkan contoh agregat yang beratnya 1,25 kali berat minimum
benda uji ke dalam talam. Kemudian mengeringkannya dalam oven
dengan suhu 105 oC ± 5oC sampai mencapai berat tetap.
2. Menimbang benda uji kering oven sebelum dicuci + wadah (W 1) dan berat
wadah (W2).
3. Memasukkan benda uji agregat ke dalam wadah dan diberi air pencuci
secukupnya sehingga benda uji terendam.
1.3.6 Perhitungan
Rumus-rumus yang digunakan dalam perhitungan adalah sebagai berikut:
1. Berat kering benda uji sebelum pencucian : W4 = W1 – W2
2. Berat kering benda uji sesudah pencucian : W5 = W3 – W2
3. Bahan lolos saringan No. 200 (0,075 mm) : {(W4 – W5)/W4} x 100%
Keterangan:
W1 = Berat kering benda uji sebelum pencucian + wadah (gram)
W2 = Berat wadah (gram)
W3 = Berat kering benda uji sesudah pencucian + wadah (gram)
W4 = Berat kering benda uji sebelum pencucian (gram)
W5 = Berat kering benda uji sesudah pencucian (gram)
Diketahui data-data sebagai berikut :
a. Agregat halus (Sampel I)
Berat kering benda uji sebelum dicuci + wadah (W1) = 623,2 gr
Berat wadah (W2) = 63,2 gr
Berat kering benda uji sesudah dicuci + wadah (W3) = 608,8 gr
Berat kering benda uji sebelum dicuci (W4) = W1 – W2
= 623,2 – 63,2
= 560 gr
Berat kering benda uji sesudah dicuci (W5) = W3 – W2
= 608,8 – 63,2
= 545,6 gr
W 4 −W 5
x 100 %
Bahan lolos saringan No. 200 (0,075 mm) = W4
560−545 , 6
= x100%
560
= 2,57 %
Tabel 1.4 Hasil Perhitungan Bahan Lolos Saringan No. 200 Agregat Halus
Uraian Pemeriksaan I II
3258−3241
= x100%
3258
= 0,52 %
Tabel 1.5 Hasil Perhitungan Bahan Lolos Saringan No. 200 Agregat Kasar
Uraian Pemeriksaan I II
Berat kering benda uji
W1 2429,8 2500
sebelum dicuci + wadah (gram)
Berat wadah W2 (gram) 171,8 181,8
Berat kering benda uji
W3 3412,8 2487
sesudah dicuci + wadah (gram)
Berat kering benda uji
3258 2318,2
sebelum dicuci W4 = W1 - W 2 (gram)
Berat kering benda uji
3241 2305,2
sesudah dicuci W5 = W3 - W 2 (gram)
Bahan lolos saringan No. W4 - W5 10
x % (%) 0,52 0,56
200 W4 0
Rata - Rata (%) 0.54
1.3.7 Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, diperoleh bahan lolos
saringan No. 200 rata-rata untuk benda uji agregat halus sebesar 1,90 %,
sehingga dapat digunakan untuk campuran beton tanpa harus dicuci terlebih
dahulu, karena bahan lolos saringan No. 200 biasanya dijadikan acuan
sebagai untuk mengetahui kadar lumpur dari benda uji agregat halus. kadar
lumpur maksimum yang disyaratkan untuk agregat halus sebesar 3% (Tabel
2, SNI 03-2461-2002). Sedangkan untuk agregat kasar diperoleh bahan lolos
saringan No. 200 rata-rata sebesar 0,54%, sehingga kerikil tersebut dapat
langsung digunakan untuk campuran beton tanpa harus dicuci terlebih dahulu,
karena bahan lolos saringan No. 200 biasanya dijadikan acuan sebagai untuk
mengetahui kadar lumpur dari benda uji agregat halus. kadar lumpur
maksimum yang disyaratkan untuk agregat kasar sebesar 1% (Berdasarkan
SNI 03-2461-2002).