Laporan Praktikum Uji Bahan 1
Laporan Praktikum Uji Bahan 1
Disusun Oleh:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ii
BAB I AGREGAT
1
1.2 UJI AGREGAT HALUS
2
1.2.1 BERAT JENIS DAN KADAR AIR AGREGAT HALUS
2
1.2.2 ANALISIS AYAKAN AGREGAT HALUS
7
1.2.3 BERAT ISI AGREGAT HALUS
9
1.3 UJI AGREGAT KASAR 12
1.3.1 BERAT JENIS DAN KADAR AIR AGREGAT KASAR 12
1.3.2 BERAT ISI AGREGAT KASAR 16
BAB II JOB MIX DESIGN
19
2.1. ZONA AGREGAT HALUS
19
2.2. KOMPOSISI CAMPURAN BETON
23
BAB III KUAT TEKAN BETON 24
3.1 PEMBUATAN BENDA UJI 30
3.2 SLUMP TEST 33
3.3 KUAT TEKAN BETON 36
BAB I
AGREGAT
A. BAHAN
a. Agregat halus yang ukuran butiran terbesarnya 4,75 mm.
b. Air secukupnya.
B. PERALATAN
a Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.
b Toples dan tutup kaca.
c Kaca sebagai alas untuk pengujian SSD.
d Kerucut terpancung atau abram
e Batang penumbuk untuk pengujian SSD
f Oven
g Pinset untuk menyedot air tanpa mengganggu permukaan tanah.
C. LANGKAH PENGUJIAN
1. Siapkan agregat halus.
2. Rendam agregat halus dalam air dan biarkan selama 24 jam.
3. Setelah 24 jam, hilangkan kelebihan air menggunakan pinset dengan
hati-hati untuk menghindari hilangnya butiran yang halus, lalu
tebarkan benda uji di atas permukaan terbuka.
4. Jika pasir sudah mengalami SSD atau jenuh kering permukaan taruh
di ompreng.
5. Lakukan uji dengan kerucut terpancung untuk mengetahui kondisi
SSD agregat halus dengan cara sebagai berikut :
1) Pegang kerucut terpancung di atas kaca yang halus dan rata serta
tidak menyerap air dengan lubang kerucut yang besar berada di
bawah. Masukkan agregat halus yang akan diperiksa ke dalam
kerucut.
2) Pemadatan agregat yang berada di dalam kerucut dilakukan secara
bertahap sebanyak 3 lapisan, masing- masing lapisan tebalnya kira-
kira 1/3 bagian dari tinggi kerucut dan ditumbuk sebanyak 8 kali
dengan batang penumbuk.
3) Isi kembali kekurangan agregat yang telah ditumbuk sampai kerucut
terisi penuh kemudian ditumbuk 1 kali lagi.
4) Singkirkan sisa agregat yang tumpah di sekitar kerucut, kemudian
angkat kerucut dengan arah vertikal secara hati-hati.
5) Jika kondisi SSD belum tercapai maka pasir tersebut masih akan
berbentuk seperti kerucut. Apabila pada saat cetakan diangkat dan
pasir tersebut runtuh sedikit demi sedikit maka kondisi SSD telah
tercapai.
6. Timbang stoples beserta dengan tutup kaca (W0).
7. Masukan agregat halus yang sudah dalam kondisi SSD kira-kira
setengah dari toples tersebut,lalu ditimbang antara toples + benda uji
SSD + tutup kaca (W1).
8. Tambahkan air kedalam toples kira-kira 90% dari tinggi toples, lalu
diaduk secara perlahan untuk menghilangkan udara yang berada
didalam agregat. Penuhkan kembali toples dengan air lalu ditutup
dengan tutup kaca dan pastikan tidak ada gelembung,setelah itu
ditimbang berat toples + benda uji ssd + air + penutup kaca (W2).
9. Tuangkan agregat dari toples beserta airnya, tampung dalam baskom
dan pastikan semua agregat telah keluar. Biarkan selama 1 jam agar
terjadi pengendapan.Kemudian tiriskan air secara perlahan dan
pastiman tidak ada butiran yang ikut terbuang bersama air.
10. Masukan agregat yang sudah tidak terendam air ke dalam oven
selama 24 jam. Setelah 24 jam di oven, lalu ditimbang untuk
mendapatkan berat kering (W3).
11. Isi kembali toples dengan air sampai penuh, lalu ditutup dengan
penutup kaca dan pastikan tidak ada gelembung,lalu ditimbang berat
toples + air + penutup kaca (W4).
12. Catat hasil penimbangan pada formulir.
13. Hitung berat jenis,berat jenis SSD,berat jenis semu dan penyerapan
air yang terjadi
D. DATA DAN HASIL PENGUJIAN
SAMPEL
Keterangan Sat. Simbul, Formula
S.01 S.02
Berat pikno + kaca penutup gr. W1ps 628.0
Berat pikno + agregat SSD +
kaca penutup gr. W2ps 1481.0
SAMPEL
Simbul,
Keterangan Sat. S.0
Formula S.01
2
Berat agregat PASIR untuk butiran yang
gr. W1a 0.0
tertahan pada saringan 4,75 mm.
SAMPEL
Simbul,
Keterangan Sat. S.0
Formula S.01
2
Berat agregat PASIR KERING OPEN untuk
butiran yang tertahan pada saringan 4,75 gr. W5a 0.0
mm.
Berat agregat PASIR KERING OPEN untuk
gr. W5b 838.0
butiran yang lolos saringan 4,75 mm.
C. LANGKAH PENGUJIAN
1. Benda uji dikeringkan di dalam oven, sampai beratnya tetap.
2. Timbang berat masing-masing saringan.
3. Susun saringan dengan ukuran saringan yang lebih besar berada di
posisi atas dan pan berada di posisi paling bawah. Pan adalah
wadah yang tidak berlubang.
4. Masukkan benda uji ke dalam saringan.
5. Letakkan saringan yang berisi benda uji pada mesin pengguncang
dan hidupkan mesin pengguncang selama 15 menit.
6. Timbang masing-masing saringan beserta benda uji yang tertahan
di atasnya.
Berat
Sample 796 gr
=
Berat Berat % %
Ukuran Berat Berat
Ayakan + Kumulatif Komulatif Komulatif
Saringa Ayaka Sample
Sample Sample Sample Sample
n ( mm ) n Tertahan
Tertahan Tertahan Tertahan Lolos
9.5 419 419 0 0 0 100
4.75 406.5 411.5 5 5 0.63 99.37
2.36 286 339.5 53.5 58.5 7.35 92.65
1.18 301 413 112 170.5 21.43 78.57
0.6 274 369.5 95.5 266 33.44 66.56
0.3 278.5 387.5 109 375 47.14 52.86
0.15 272.5 384 111.5 486.5 61.16 38.84
0.075 264.5 325.5 61 547.5 68.82 31.18
Wadah 68 615.5 77.37 22.63
Jumlah ( n ) 615.5 100.00 0.00
B. PERALATAN
1. Timbangan dengan satuan kilogram
2. Mould sedang atau wadah baja yang berbentuk silinder
3. Sekop atau sendok
4. Plat kaca sebagai penutup mould
5. Batang perata
6. Ompreng
C. LANGKAH PENGUJIAN
1. Pengujian Kondisi Gembur
a Timbang berat mould beserta dengan tutup kacanya, catat beratnya
(T).
b Setelah ditimbang, isi mould dengan agregat halus (pasir dan semen)
memakai sekop atau sendok secara bergantian.
c Ratakan permukaan agregat yang berlebih dengan batang perata.
d Timbang berat mould, tutup kaca, dan juga agregat tersebut,
kemudian catat beratnya (G).
e Hitung volume (V) dari mould yang digunakan dengan menimbang
berat mould yang diisi air hingga penuh setelah itu ditutup dengan
kaca. Volume mould = (berat mould+tutup+air) – (Berat
mould+tutup).
2. Pengujian Kondisi Padat
a Timbang berat mould dan tutup kaca kemudian catat beratnya (T).
b Masukkan agregat halus (pasir dan semen) secara bergantian ke
dalam mould dengan pembagiannya menjadi tiga lapisan setiap
agregat.
c Padatkan untuk setiap lapisan dengan cara mengetuk- ngetukkan alas
mould secara bergantian di atas lantai yang rata sebanyak 25 kali.
d Isikan kekurangan setelah dipadatkan dengan agregat kemudian
ratakan permukaan agregat dengan batang perata sampai
permukaannya rata.
e Timbang berat mould, tutup kaca, dan agregat, kemudian catat
beratnya (G).
f Hitung Volume dari mould yang digunakan dengan cara yang sama
seperti pada pengujian kondisi gembur (V).
C. LANGKAH PENGUJIAN
1. Agregat kasar yang sudah dicuci bersih direndam di dalam air pada
temperatur ruangan selama 24 jam.
2. Untuk mendapatkan kondisi kering jenuh permukaan (SSD),
keluarkan agregat dari dalam air dan dilap dengan lap penyerap air
sampai semua lapisan air yang terlihat hilang. Keringkan air dari
butiran yang besar secara tersendiri. Timbang agregat sebagai berat
agregat SSD (W1).
3. Masukkan agregat SSD tersebut di dalam keranjang lalu tentukan
beratnya di dalam air. Goncangkan keranjang dalam kondisi terendam
agar udara yang terperangkap keluar. Keranjang tersebut harus
terendam dengan kedalaman yang cukup untuk menutup agregat
dengan air selama penentuan berat. Timbanglah berat agregat
terendam (W2).
4. Keluarkan agregat dari keranjang dan keringkan dalam oven selama
24 jam, kemudian timbang beratnya sebagai berat agregat kering oven
(W3).
5. Catat hasil penimbangan pada formulir.
6. Hitung berat jenis,berat jenis SSD,berat jenis semu dan penyerapan
air yang terjadi.
D. DATA DAN HASIL PENGUJIAN
Hasil
Simbul, Pengujian
Keterangan Sat.
Formula SAMPEL
S.01 S.02
BAB II
JOB MIX DESIGN
B. PERALATAN
Alat yang digunakan dalam pengujian ini yaitu sebuah laptop
yang mendukung aplikasi excel yang berisi tabel dan grafik zona
pasir.
C. LANGKAH PENGUJIAN
1) Data pengujian analisa ayakan agregat halus yang telah didapat dalam
pengujian di lab bahan diinputkan ke aplikasi excel untuk mencari
persentase agregat yang lolos pada masing-masing ayakan
2) Masukkan data presentase agregat yang lolos ayakan pada data- data
zona agregat yang telah ditetapkan SNI dengan membuat grafik.
Masing-masing zona SNI telah memiliki batasan maksimum dan
minimum persen agregat yang lolos pada ayakan, batasan tersebut
diantaranya sebagai berikut:
B. PERALATAN
Alat yang digunakan dalam pengujian ini yaitu sebuah laptop
yang mendukung aplikasi excel yang berisi tata cara pembuatan beton
Normal (SNI-03-2834-2000).
C. LANGKAH PENGUJIAN
1. Ambil kuat tekan beton yang disyaratkan f Xc pada umur tertentu.
2. Hitung deviasi standar menurut ketentuan butir.
3. Hitung nilai tambah menurut butir.
4. Hitung kuat tekan beton rata-rata yang ditargetkan f Xcr menurut
butir.
5. Tetapkan jenis semen.
6. Tentukan jenis agregat kasar dan agregat halus, agregat ini dapat
dalam bentuk tak dipecahkan (pasir atau koral) atau dipecahkan.
7. Tentukan faktor air semen menurut butir 4.2.3.2 Bila dipergunakan
grafik 1 atau 2 ikuti langkah-langkah berikut :
a.Tentukan nilai kuat tekan pada umur 28 hari , sesuai dengan semen
dan agregat yang akan dipakai.
b. Lihat Grafik 1 untuk benda uji berbentuk silinder atau grafik 2
untuk benda uji berbentuk kubus;
c.Tarik garis tegak lurus ke atas melalui faktor air semen 0,5 sampai
memotong kurva kuat tekan yang ditentukan pada sub butir 1 di atas;
e.Tarik garis mendatar melalui nilai kuat tekan yang ditargetkan sampai
memotong kurva baru yang ditentukan pada sub butir 4 di atas;
f. Tarik garis tegak lurus kebawah melalui titik potong tersebut untuk
mendapatkan faktor air semen yang diperlukan;
1,4 L
Ukuran beton
Kubus
15x15x15 = 3.375 cm3
1,8 L
Ukuran beton
Silinder 5.298,75 cm3
Kuat Kuat
Jenis Berat Luas Kalibrasi Volume
Bacaan Tekan Tekan
Bend Benda Penampan 1 div = Benda
No Dial 3 hari 28 hari
a Uji Uji g (mm) 2 Kn Uji
(Kn)
(kg) (m3) 2
(N/mm2)
(N/mm )
1 Silinder 11,2 17.662,5 83,9 167,8 0,0052
4,7 10,21
Hasil pengujian:
Silinder
4,7 10,21
konversi ke umur 28 hari = = = 10,21 N/mm2
0,46 1
Kubus