PERCOBAAN V
ANALISA GRAVIMETRI
1. TUJUAN
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan berat belerang dalam
garam sulfat menggunakan metode analisa gravimetri.
2. METODE PRAKTIKUM
Bahan yang digunakan adalah garam sulfat, HCl 37%, BaCl2 5%, AgNO3 0.1 N.
Prosedur Kerja
Garam Sulfat
Ditutup gelas piala dengan gelas arloji dan dipanaskan 1-2 jam dengan
menjaga temperature antara 80-90°C setelah pengendapan sempurna
Hasil
Perhitungan
Volume HCl = 20 mL
Volume AgNO3 = 25 mL
Berat endapan = berat kertas saring yang berisi endapan – berat kertas saring
= 0,39 gram
Massa analit ( Cl- ) = berat endapan (P) AgCl × faktor gravimetri (FG)
ArCl
= 0,39 gram ×
MrAgCl
35,5
= 0,39 gram ×
143,5
= 0,096 gram
massaCl
PPM Cl =
VolumeHCl
0,096 gram
=
20mL
0,096 gram
=
0,02 L
= 4,8 gram/liter
Gambar 4. Gambar 5.
Endapan AgCl dikeringkan Endapan AgCl yang sudah kering
dengan menggunakan Hot plate
Pembahasan
a. Metode pengendapan
b. Metode penguapan
Berdasarkan macam hasil yang ditimbang, metode gravimetri dibedakan dalam
kelompok metode evolusi gas dan metode pengendapan.
Analisis gravimetri merupakan proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur
atau senyawa tertentu. Berat unsur dapat dihitung berdasarkan rumus senyawa dan
berat atom unsur-unsur atau senyawa yang dikandung dilakukan dengan berbagai
cara, seperti : metode pengendapan, metode penguapan, metode elektroanalisis atau
berbagai macam cara lainnya. Tahap pengukuran dalam metode gravimetri adalah
penimbangan. Analitnya secara fisik dipisahkan dari semua komponen lain dari
sampel itu maupun dari pelarutnya. Analisa gravimetri merupakan suatu cara analisa
kimia kuantitatif yang didasarkan pada prinsip penimbangan berat yang didapat dari
proses pemisahan analit dari zat-zat lain dengan metode pengendapan. Zat yang telah
diendapkan disaring dan dikeringkan serta ditimbang dan diusahakan endapan itu
harus semurni mungkin (Khopkar, 2002).
Cara pemisahaan zat yang paling tua dan sederhana dibandingkan dengan cara
pemisahan kimia lainnya disebut gravimetri. Analisi gravimetri merupakan salah satu
cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap. Dalam analisis ini, unsur atau
senyawa yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan yang dianalisis menjadi
senyawa lain yang murni dan stabil, sehingga dapat diketahui berat tetapnya. Berat
unsur atau gugus yang dianalisis selanjutnya dihitung dari rumus senyawa serta berat
atom penyusunnya (Gandjar, 2007).
Sulfur yang hendak dihitung beratnya dalam senyawa Na2SO4 dijadikan dalam
bentuk padatan berupa endapan yang mengandung sulfur. Berdasarkan tujuan dari
percobaan ini dibuat beberapa larutan dan direaksikan sehingga membentuk padatan
sulfida. Banyaknya komponen yang dianalisis ditentukan dari hubungan antara berat
sampel yang hendak dianalisis, massa atom relatif, massa molekul relatif, dan berat
endapan hasil reaksi. Seperti hal yang telah disebutkan diatas, analisis gravimetri
melalui beberapa tahap. Tahap pertama ialah metode pengendapan. Suatu sampel
yang akan ditentukan secara gravimetri mula-mula ditimbang secara kuantitatif.
Percobaan analisa gravimetri ini dibuat dua jenis larutan, larutan pertama yaitu
Na2SO4 direaksikan dengan H2O dan HCl, dan larutan kedua direaksikan BaCl2
dengan H2O. fungsi digunakannya larutan HCl yaitu sebagai zat pengendap untuk
memperoleh partikel yang berukuran lebih besar, endapan yang lebih murni, dan
untuk mencegah pengendapan garam-garam lain. Sedangkan H2O digunakan sebagai
pelarut yang melarutkan Na2SO4 dan BaCl2. Kedua larutan tersebut dipanaskan
sampai hampir mendidih karna pada saat tersebut reaksi optimum dapat terjadi dan
percampuran dapat terjadi sempurna secara homogen, hasilnya kedua larutan tersebut
yang awalnya berwarna bening tetap bening. Namun, ketika keduanya dicampurkan
terbentuk endapan yang berwarna putih susu. Endapan tersebut disaring, dan
kemudian digunakan untuk menghitung berat sampel dan berat sulfur. Dalam
literaturnya, pengendapan terjadi karena zat yag dihasilkan tidak atau sukar larut
dalam air atau pelarutnya. Untuk meramalkan terjadi atau tidaknya sebuah
pengendapan dapat digunakan perbandingan antara hasil kali kelarutan ion (Qc)
dengan hasil kali kelarutan (Ksp). Jika Qc < Ksp, maka larutan tersebut belum jenuh
atau belum mengendap. Jika Qc = Ksp, maka larutan tersebut tepat jenuh. Sedangkan
jika Qc > Ksp, maka larutan tersebut lewat jenuh dan akan terbentuk endapan. Pada
percobaan ini zat yang mengendap adalah BaSO4. Untuk menentukan berat belerang
dalam garam sulfat setelah endapan didapatkan, endapan dikeringkan lalu ditimbang.
Tujuan dari pengeringan adalah agar ketika ditimbang hasil yang didapatkan telah
murni hasil dari berat residu tersebut, bukan lagi berat air karena pada saat
pengeringan itulah air diharapkan telah menguap sepenuhnya. Hasil yang diperoleh
berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus perhitungan berat sampel
(BaSO4) dan berat sulfur adalah dihasilkan berat endapan yaitu sebanyak 0,39 gram.
Sedangkan, berat sulfur yang didapatkan yaitu sebanyak 0,069 gram. PPM Cl yang
didapatkan 4,8 gram/liter.
Sulfur pada BaSO4 ini disebut analit karena sulfur adalah zat yang ingin
ditentukan kadarnya. Adapun dua syarat penting yang harus dipenuhi agar metode
gravimetri berhasil yaitu :
a. Proses pemisahan hendaknya cukup sempurna sehingga kualitas analit yang tak
terendapkan secara analitik tidak dapat terdeteksi.
b. Zat yang ditimbang hendaknya memiliki susunan molekul murni, seperti endapan
BaSO4 yang memiliki ciri khas yakni endapan berwarna putih susu. Dengan
mampu menganalisis kekhasan suatu endapan, maka kita dapat mengetahui
semurni apa zat tersebut hanya dengan melihat endapannya.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Gandjar, Ibnu G dan Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Vogel. 1989. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro.
Jakarta : PT Kalman Media Pustaka.