Anda di halaman 1dari 7

TUGAS LABORATORIUM PERKERASAN JALAN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Laboratorium Desain Perkerasan Jalan


yang diampu oleh:

Untoro Nugroho, S. T., M.T.


Farhan Sholahudin, S. ST., M.T.

Disusun oleh:
Nabila A’syuro Putri (5111420015)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2023
A. Tujuan

Melakukan pengujian yang ditujukan untuk menentukan konsistensi aspal yang


ditunjukkan oleh temperatur dimana aspal berubah bentuk.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Termometer

b. Timbangan

c. Oven

d. Alat bantu seperti spatula dan pisau


e. Alat pengujian titik lembek aspal lengkap

C. Persiapan Pengujian
• Panaskan aspal ± 25 gr hingga cair.
• Letakkan 2 buah cincin di atas pelat kuningan yang telah diolesi talk-gliserol
• Tuang contoh ke dalam cincin cetakan, diamkan pada temperatur ruang
selama 30 menit.
• Ratakan permukaan contoh dengan pisau.
• Pasang kedua benda uji.
• Masukkan pada bejana gelas berisi air suling bertemperatur 5 ± 1°C.
• Pasang termometer khusus untuk penentuan titik lembek.
• Letakkan bola baja di atas benda uji.
• Rendam di dalam air pada temperatur 5°C selama 15 menit

D. Langkah Pengujian
• Panaskan bejana dengan kenaikan temperatur air 5°C/menit
• Atur kecepatan pemanasan untuk 3 menit pertama 5°C ± 0,5/ menit
• Catat temperatur yang ditunjukkan saat bola baja jatuh

E. Hasil Pengujian
Berdasarkan tabel di atas, suhu titik lembek benda uji bervariasi dari 43 °C
hingga 51 °C dengan waktu paling cepat 12 menit 53 detik dan paling lama 17 menit
11 detik.

Data 3 yang didapat bisa divisualisasikan dalam bentuk grafik hubungan


waktu dalam menit dengan suhu aspal. Dalam grafik, seiring waktu berjalan,
suhu perpanjangan juga bertambah.
1. Analisis Percobaan
Pada praktikum kali ini, praktikan akan melakukan percobaan titik lembek
aspal dan ter bernomor modul J-02. Praktikum ini memiliki tujuan untuk
menentukan titik lembek aspal dan ter yang berkisar antara 30 °C sampai 200 °C.
Mulanya praktikan menyiapkan benda uji yang sudah dipanaskan hingga cair
dan dapat dituang. Tuangkan benda uji ke dalam 2 cincin di atas pelat kuningan.
Praktikan kemudian mengisi gelas bejana dengan air dan ditambahkan dengan es
batu. Hal ini bertujuan agar suhu air menjadi 5 °C. Hal ini sesuai dengan SNI
2434:2011 di mana untuk aspal dengan titik lembek antara 30 °C hingga 80 °C
mediumnya menggunakan air suling dengan suhu pemanasan bejana perendam
dimulai pada 5 °C. Selain itu, pada suhu 5 °C, aspal memiliki sifat kekakuan yang
cukup tinggi sehingga cocok untuk tes pengujian.
Praktikan kemudian memasukkan dudukan benda uji dan cincin kuningan
yang di dalamnya berisi benda uji ke dalam bejana berisi air bersuhu 5 °C.
Termometer diletakkan di antara kedua lubang di cincin kuningan.Praktikan
membiarkan benda uji di dalam air selama 30 menit dengan menjaga suhu air
yaitu 5 °C. Setelah itu, bejana dipindahkan ke alat pemanas dan memasukkan bola
baja tepat pada permukaan benda uji.Laju pemanasan sekitar 5 °C per menit dan
praktikan mencatat suhu benda uji tiap menitnya hingga benda uji menyentuh
pelat uji di bawah cincin kuningan.
2. Analisis Hasil
Hasil data yang praktikan dapatkan berupa 2 data suhu benda uji tiap menitnya
dan suhu titik lembek dalam Celcius dari 4 percobaan. Dari tabel berikut, dapat
disimpulkan bahwa semakin lama, suhu benda uji semakin tinggi. Data 1 dan data
3 mencapai titik lunak yang lebih duluyaitu 12 menit dan 53 detik pada suhu 43
°C dan 13 menit 16 detik pada suhu 44,5 °C. Sedangkan yang titik lunak paling
tinggi dan paling lama adalah data 4 dengan waktu 16 menit 56 detik pada suhu
50,5 °C dan 17 menit 11 detik pada suhu 51 °C.

Berdasarkan SNI 2432:2011, titik lembek untuk aspal kelas penetrasi60/70


adalah minimal 46 °C. Dari data percobaan yang telah dilakukan, hanya data 2
dan 4 yang memenuhi karena titik lembeknya di atas 46 °C semua. Pada data 1
dan 3, keduanya memiliki titik lembek di bawah 46 °C. Hal ini dapat disebabkan
karena ketidakmurnian kandungan aspal yang diuji, kesalahan pengukuran oleh
praktikan, atau anomali pada alat pengukuran dan benda uji. Namun hal yang
paling fatal adalah laju pemanasan benda uji yang kurangdari 5 °C per menit.
Misalnya pada menit ke-10, secara teoritis suhu seharusnya pada 50 °C, namun
pada percobaan hanya berkisar dari 37,5 °Chingga 40 °C.

Titik lembek memiliki peran yang penting untuk material yang digunakan
sebagai pengisi sambungan dan keretakan. Semakin tinggi titik lunak, maka saat
pengerjaannya benda tersebut tidak akan mengalir dan semakin rendah
kerentanan suhunya. Aspal dengan titik lunak yang lebih disukai di kondisi iklim
hangat. Hal ini demi keselamatan dalam konstruksidan penggunaannya karena
kemungkinan aspal meleleh di lingkungan beriklim tinggi lebih besar.
F. Kesimpulan

Dari percobaan, pengolahan data, dan analisis praktikum daktilitas


bahan- bahan bitumen yang telah dilakukan, praktikan dapat
menyimpulkan beberapa hal,yaitu
1. Titik lembek merupakan suhu pada saat bola baja, dengan berat tertentu,
mendesak turun suatu lapisan aspal atau ter yang tertahan dalam cincin
berukuran tertentu, sehingga aspal atau ter menyentuh pelat dasar yang
terletak di bawah cincin pada tinggi tertentu, sebagai akibat kecepatan
pemanasan tertentu.
2. Titik lembek data 3 adalah 43 °C pada pemanasan selama 12 menit
53detik dan 44,5 °C pada pemanasan selama 13 menit 16 detik.

G. Rekomendasi
1. Pada saat pengujian alangkah baiknya dilakukan dengan seksama,
terstruktur, dan saat pengambilan data harus teliti agar hasil data valid.
2. Peralatan yang digunakan dan seluruh kegiatan harus sesuai SNI.
3. Perhatikan laju pemanasan benda uji 5 °C per menit agar tidak terjadi
kesalahan pengukuran temperatur.
4. Perhatikan kandungan aspal yang diuji harus murni.

Anda mungkin juga menyukai