Anda di halaman 1dari 11

CONTOH KASUS

SOAL 1
Rencanakan campuran beton untuk mutu K-275 dikonversikan menjadi Fc’ 22,825
pada umur 28 hari, dimana beton tersebut akan berada pada lingkungan normal.
 Agregat kasar yang dipakai : batu pecah
 Agregat halus yang dipakai : pasir
 Diameter agregat maksimum : 40 mm
 Mutu semen yang dipakai : Tipe I
 Slump Tes : 60 - 180 mm
Dari hasil penelitian didapat:
Pasir Kerikil
Berat jenis (SSD) 2,096 3,197
Kadar air 0,094054 0,03956
Resapan 7,550 4,000
Berat Volume 5185 4620

Temperatur pada saat pengecoran 25OC


Hitung bahan-bahan yang diperlukan untuk 1m3 campuran beton.
 Diketahui analisa saringan agregat sebagai berikut :
----------------- AGREGAT HALUS ----------------------
Ayakan Tertinggal Kumulatif
Saringan No. Gram Prosentasi Tinggal Lolos
------------------------------------------------------
#9.5 (3/8in) .000 .000 .000 100.000
#4.76 (no.4 ) 40.000 4.096 4.096 95.904
#2.38 (no.8 ) 94.500 9.677 13.774 86.226
#1.19 (no.16) 188.000 19.252 33.026 66.974
#0.59 (no.30) 276.500 28.315 61.342 38.658
#0.297 (no.50) 272.500 27.906 89.247 10.753
#0.149 (no.100) 65.000 6.656 95.904 4.096
#0.075 (no.200) 35.000 3.584 99.488 .512
Pan 5.000 .000 .000 .000
------------------------------------------------------
976.500 396.877
Modulus Kehalusan Pasir = 3.968766
Zona gradasi agregat halus = 2
----------------- AGREGAT KASAR ----------------------
Ayakan Tertinggal Kumulatif
Saringan No. Gram Prosentasi Tinggal Lolos
------------------------------------------------------
#76.2 (3in ) .000 .000 .000 100.000
#63.5 (2.5in) .000 .000 .000 100.000
#50.8 (2in ) .000 .000 .000 100.000
#38.1 (1.5in) .000 .000 .000 100.000
#25.4 (1in ) 858.000 8.572 8.572 91.428
#19.1 (3/4in) 4899.000 48.944 57.515 42.485
#12.7 (1/2in) 3695.000 36.915 94.430 5.570
#9.5 (3/8in) 477.000 4.765 99.196 .804
#4.76 (no.4 ) 80.500 .804 100.000 .000
------------------------------------------------------
10009.500 859.713
Modulus Kehalusan Kerikil = 8.597133
SOLUSI :
Dari kebutuhan diatas, didapat batasan berikut :
 Beton di dalam laboratorium bahan struktur dan konstruksi beton, keadaan
keliling non korosif, maka sesuai tabel-3 di dapat :
 faktor air semen maksimum = 0,60
 Jumlah semen minimum per m3 beton = 275 kg
Tabel 1. Persyaratan nilai faktor semen maksimum dan jumlah Semen minimum
per m3 untuk berbagai macam pembetonan dalam lingkungan khusus
Jumlah semen minimum Nilai faktor air
Lokasi
Per m3 beton (kg) semen maksimum
Beton di dalam ruang bangunan :
a. Keadaan keliling non korosif 275 0,60
b. Keadaan keliling korosif,
disebabkan oleh kondensasi atau
uap korosif 325 0,52

Beton di luar ruangan bangunan :


a. Tidak terlindung dari hujan dan
terik matahari langsung 325 0,60
b. Terlindung dari hujan dan terik
matahari langsung 275 0,60

Beton masuk ke dalam tanah :


a. Mengalami keadaan basah dan
kering berganti-ganti. 325 0,55
b. Mendapat pengaruh sulfat dan
alkali dari tanah. 375 Lihat tabel 5

Beton yang kontinyu berhubungan :


a. Air tawar 275
b. Air laut 375 Lihat tabel 6
 Penetapan deviasi standar (SD) = 12 MPa, karena tidak mempunyai catatan hasil
pengujian beton serupa pada masa yang lalu atau bila data hasil uji kurang dari 15
buah, maka nilai tambah (margin/ M) langsung diambil sebesar 12 MPa.
 Pemilihan besar slump : sesuai tabel-7 untuk elemen struktur pondasi telapak
bertulang, diambil slump antara minimum 7,5 s/d maksimum 15 mm, maka
diambil nilai rentang slump : 60 – 180 mm
Tabel 2. Penetapan Nilai Slump (PBI’71)
Slump
Uraian
maksimum Minimum
Dinding, pelat pondasi, dan pondasi telapak
12,5 5,0
bertulang
Pondasi telapak tidak bertulang, kaison dan
9,0 2,5
konstruksi di bawah tanah
Pelat, balok, kolom dan dinding 15,0 7,5
Perkerasan jalan 7,5 5,0
Pembetonan massal 7,5 2,5

Penjelasan pengisian Daftar Isian (Formulir) :


1. Kuat tekan karakteristik sudah ditetapkan 12 MPa untuk umur 28 hari.

2. Deviasi Standar ditetapkan yaitu sebesar 12 Mpa, karena tidak mempunyai catatan
hasil pengujian beton serupa pada masa yang lalu atau bila data hasil uji kurang
dari 15 buah, maka nilai tambah (margin/ M) langsung diambil sebesar 12 MPa.

3. Nilai tambah kuat tekan (Margin/M) = 12 MPa

4. Kuat tekan target fcr = 22,825 + 12 = 34,825 MPa.

5. Jenis semen ditetapkan tipe I.

6. Jenis agregat diketahui :


 Agregat halus (pasir)
 Agregat kasar berupa batu pecah ( kerikil )

7. Faktor air semen bebas :


Dari tabel 3 diketahui untuk agregat kasar batu pecah (kerikil) dan semen tipe I
dengan bentuk benda uji adalah silinder, maka kekuatan tekan umur 28 hari yang
diharapkan dengan faktor air semen 0,45 adalah 370 kg/cm2 (=37 N/mm2).
Tabel 3. Perkiraan kekuatan tekan (MPa) beton dengan faktor air semen, dan
agregat kasar yang bisa dipakai di Indonesia
Kekuatan Tekan
Jenis Semen Jenis agregat kasar Pada umur (hari) Bentuk
3 7 28 91 Bentuk uji
Semen portland Tipe Batu tak dipecahkan 17 23 33 40
Silinder
I, atau Batu pecah 19 27 37 45
Semen Tahan Sulfat Batu tak dipecahkan 20 28 40 48
Tipe II, V Kubus
Batu pecah 23 32 45 54
Batu tak dipecahkan 21 28 38 44
Silinder
Semen Portland tipe Batu pecah 25 33 44 48
III Batu tak dipecahkan 25 31 46 53
Kubus
Batu pecah 30 40 53 60

0,45
Gambar 1. Grafik hubungan antar kuat tekan dan factor air semen benda uji
silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm
Harga ini dipakai untuk membuat kurva yang harus diikuti menurut gambar 2
dalam usaha untuk mencari faktor air semen untuk beton yang dirancang dengan
cara sebagai berikut :
a. Dari tabel 2, didapat prakiraan kuat tekan untuk benda uji berbentuk silinder
adalah : 37 MPa.
b. Lihat grafik 1 untuk benda uji silinder atau grafik 2 untuk benda uji kubus.
c. Tarik garis tegak lurus ke atas melalui faktor air semen 0,5 sampai memotong
ordinat kuat tekan beton pada poin (a) diatas, sehingga di dapat koordinat (fas
0.45 , f’c0.5) = (0.45 , 37 )
d. Tarik garis lengkung melalui koordinat tersebut membentuk kurva yang
proporsional terhadap kurva lengkung di bawah dan diatasnya.
e. Tarik garis mendatar melalui kuat tekan target fcr (22,825 MPa) sampai
memotong kurva baru yang ditentukan pada poin (d) diatas.
f. Tarik garis lurus ke bawah dari perpotongan tersebut untuk mendapatkan
harga faktor air semen yang diperlukan, yaitu : 0,45.

8. Faktor air semen maksimum, dalam hai ini ditetapkan 0,6 sesuai tabel 4. Bila
faktor air semen yang diperoleh dari poin (7) diatas tidak sama dengan faktor air
semen maksimum, maka diambil faktor air semen yang lebih kecil.

Tabel 4. Persyaratan nilai faktor semen maksimum dan jumlah Semen minimum
per m3 untuk berbagai macam pembetonan dalam lingkungan khusus
Jumlah semen minimum Nilai faktor air
Lokasi
Per m3 beton (kg) semen maksimum
Beton di dalam ruang bangunan :
c. Keadaan keliling non korosif 275 0,60
d. Keadaan keliling korosif,
disebabkan oleh kondensasi atau
uap korosif 325 0,52

Beton di luar ruangan bangunan :


c. Tidak terlindung dari hujan dan
terik matahari langsung 325 0,60
d. Terlindung dari hujan dan terik
matahari langsung 275 0,60

Beton masuk ke dalam tanah :


c. Mengalami keadaan basah dan
kering berganti-ganti. 325 0,55
d. Mendapat pengaruh sulfat dan
alkali dari tanah. 375 Lihat tabel 5

Beton yang kontinyu berhubungan :


c. Air tawar 275
d. Air laut 375 Lihat tabel 6

9. Slump ditetapkan setinggi : 60 – 180 mm (sesuai tabel 5).


Tabel 5. Nilai uji slump beton segar
Slump
Uraian
maksimum Minimum
Dinding, pelat pondasi, dan pondasi telapak
12,5 5,0
bertulang
Pondasi telapak tidak bertulang, kaison dan
9,0 2,5
konstruksi di bawah tanah
Pelat, balok, kolom dan dinding 15,0 7,5
Perkerasan jalan 7,5 5,0
Pembetonan massal 7,5 2,5

10. Ukuran agregat maksimum ditetapkan 40 mm (dilihat dari ukuran butiran


maksimum pada analisa gradasi ayakan).

11. Kadar air bebas


Untuk mendapatkan nilai kadar air bebas, periksalah tabel 6 yang dibuat untuk
agregat gabungan alami atau yang berupa batu pecah.
Untuk agregat gabungan yang berupa campuran antara pasir alami dan kerikil
(batu pecah) maka kadar air bebas harus diperhitungkan antara 175–205 kg/m 3
(kalau nilai slump 60 – 180 mm dan ukuran agregat maksimum 40 mm), memakai
rumus :
Kadar air bebas = = = 185 kg/m3
Tabel 6. Perkiraan kadar air bebas (Kg/m3)
Ukuran besar butir Slump (mm)
Jenis agregat
agregat maksimum (mm) 0–10 10–30 30–60 60–180
Batu tak dipecahkan 150 180 205 225
10
Batu pecah 180 205 230 250
Batu tak dipecahkan 135 160 180 195
20
Batu pecah 170 190 210 225
Batu tak dipecahkan 115 140 160 175
40
Batu pecah 155 175 190 205

12. Kadar semen : Kadar air bebas / faktor air semen = 185 / 0,5 = 370 kg/m3.

13. Kadar semen maksimum ditetapkan pada tabel 4 yaitu sebesar 0,6.

14. Kadar semen minimum : ditetapkan 275 kg/m3 (berdasarkan tabel 4)

15. Susunan butir agregat halus : dari hasil analisa ayakan di dapat bahwa pasir berada
dalam zona 2 pada praktikum beton.

16. Prosentase agregat pasir: dicapai dalam gambar grafik 15 untuk kelompok ukuran
butir agregat maksimum 40 mm pada nilai slump 60–180 mm dan nilai faktor air
semen 0,5.
Bagi agregat halus (pasir) yang termasuk daerah susunan butir no 2 diperoleh
harga antara 38 – 48.
Berdasarkan grafik hubungan antara faktor air semen dengan prosentase pasir
terhadap agregat gabungan didapatkan nilai sebesar 35 %

17. Berat jenis relatif agregat : ini adalah berat jenis agregat gabungan, artinya
gabungan agregat halus dan agregat kasar.
BJ agregat halus = 2,096
BJ agregat kasar = 3,197
BJ agregat gabungan halus dan kasar
= (0,35  2,096 ) + (0,65  3,197) = 2,812

18. Berat jenis beton : diperoleh dari grafik 16 dengan jalan membuat grafik linier
baru yang sesuai dengan nilai berat jenis agregat gabungan yaitu 2,812. Titik
potong grafik baru ini sesuai dengan garis tegak lurus yang menunjukkan kadar air
bebas ( dalam hal ini 205 kg/m 3), menunjukkan nilai berat jenis beton yang
dirancang, diperoleh angka 2341,79 kg/m3.
2510

2341,79

19. Kadar agregat gabungan adalah berat jenis beton dikurangi jumlah kadar semen
dan kadar air = 2510– 185 – 370 = 1955 kg/m3.

20. Kadar agregat halus = 0,35  1955 = 684,25 kg/m3.

21. Kadar agregat kasar = 1955 – 684,25 = 1270,75 kg/m3.

Kebutuhan teoritis semen = 370


Kebutuhan teoritis air = 185
Kebutuhan teoritis pasir = 684,25
Kebutuhan teoritis kerikil = 1270,75

Rasio proporsi teoritis (dalam berat) =


semen : air : pasir : kerikil
1.000 0,5 1,849 3,434

Kebutuhan teoritis m3 semen = 370 x 0.005304 = 1,96248


Kebutuhan teoritis m3 air = 185 x 0.005304 = 0,98124
Kebutuhan teoritis m3 pasir = 684,25 x 0.005304 = 3,629
Kebutuhan teoritis m3 kerikil = 1270,75 x 0.005304 = 6,74006

Rasio proporsi m3 teoritis (dalam berat) =


semen : air : pasir : kerikil
1.000 0,5 1,849 3,434
Kebutuhan aktual semen = 370
Kebutuhan aktual air = 286,35
Kebutuhan aktual pasir = 633,233
Kebutuhan aktual kerikil = 1220,416

Rasio proporsi aktual (dalam berat) =


semen : air : pasir : kerikil
1.000 0,774 1,71 3,3

Kebutuhan aktual m3 semen = 370 x 0.005304 = 1,96248


Kebutuhan aktual m3 air = 286,35 x 0.005304 = 1,5188
Kebutuhan aktual m3 pasir = 633,233 x 0.005304 = 3,35867
Kebutuhan aktual m3 kerikil = 1220,416 x 0.005304 = 6,47309

Rasio proporsi m3 aktual (dalam berat) =


semen : air : pasir : kerikil
1.000 0,774 1,71 3,3

Perhitungan susunan campuran beton dalam volume :


 Volume semen = 370 / 402,17 = 0,92
 Volume pasir = 622 / 284,42 = 2,187
 Volume kerikil = 1296 / 621,239 = 2,086
 Volume air = 184 / 1197,210 = 0,154
Sehingga perbandingan/proporsi campuran dalam volume :
1 : 2,377 : 2,267 : 0,167

Perhitungan penambahan kebutuhan untuk campuran uji sebanyak 5 % :


 Semen : 0,05 402 = 20,1 kg
 Air : 0,05 185 = 9,25 lt
 Pasir : 0,05 671 = 33,35 kg
 Kerikil : 0,05 1247 = 62,35 kg

DAFTAR ISIAN (FORMULIR) PERENCANAAN CAMPURAN BETON

NO URAIAN TABEL / NILAI


GRAFIK
1 Kuat tekan yang disyaratkan (2 Ditetapkan 25 Mpa
HR, 5%)
2 Deviasi standar Diketahui -
3 Nilai Tambah (Margin) (K=1,64) 12 Mpa
1,64*(2)
4 Kuat tekan rata2 yg ditargetkan (1) + (3) 34.825 Mpa
5 Jenis Semen Ditetapkan Normal (Tipe I)
6 Jenis Agregat Kasar Ditetapkan Batu pecah
Jenis Agregat Halus Ditetapkan Pasir
7 Faktor Air semen Bebas Tabel 2, Grafik 0.5
1/2
8 Faktor air semen Maksimum Ditetapkan 0.6
9 Slump Ditetapkan 60 - 180 mm
10 Ukuran Agregat Maksimum Ditetapkan 40 mm
11 Kadar Air Bebas TABEL 6 185 kg/m3
12 Jumlah semen (11) : (8) 370 kg/m3
13 Jumlah Semen Maksimum Ditetapkan
14 Jumlah Semen Minimum Ditetapkan 275 kg/m3
15 FAS yg disesuaikan - -
16 Susunan besar butir agregat halus Grafik 3 - 6 Zona 2
17 Persen agregat halus Grafik 13 - 15 35%
18 Berat jenis relatif agregat (SSD) Diketahui 2812 kg/m3
19 Berat isi beton Grafik 16 2510 kg/m3
20 Kadar agregat gabungan (19) - (11) - 1995 kg/m3
(12)
21 Kadar agregat halus (17) * (20) 684,85 kg/m3
22 Kadar agregat kasar (20) - (21) 1270,75 kg/m3

Ag.
Banyaknya Bahan Semen Air Ag. Kasar
Halus
(Teoritis) ( kg ) ( kg/lt ) ( kg ) ( kg )
Tiap m3 dg ketelitian 5kg (Teoritis) 370.00 185 684.250 1270.750
Tiap campuran uji 0,0053 m3 9.81 4.91 18.14 33.70
Tiap m3 dg ketelitian 5kg (Aktual) 370.00 286.35 633.233 1220.416
Tiap campuran uji 0,0053 m3 9.81 7.59 16.79 32.36

Proporsi (Teoritis) (1/3) 1 0.5 1.8 3.4


Proporsi (Aktual) 1 0.8 1.71 3.30

Perhitungan kebutuhan aktual tiap m3 :


Kondisi ideal dari agregat adalah kondisi jenuh kering permukaan (ssd), dimana
kondisi aktual agregat biasanya tidak memenuhi syarat tersebut. Karenanya angka-
angka teoritis diatas harus dikoreksi terhadap resapan, kadar air dan temperatur saat
pengecoran.
Jumlah air yang terdapat dalam :
 Kerikil = (4 – 0,0396)/100  1270,75 = 50,328 kg
Sedangkan kebutuhan air yang diperlukan pasir untuk memenuhi kapasitas
penyerapannya :
 Pasir = ( 7,550 – 0,094)/100  684,25 = 51,018 kg
Dengan demikian susunan campuran aktual untuk tiap m3 beton :
 Semen = 370 kg
 Pasir = 684,25 – 51,018 kg = 633,232 kg
 Kerikil = 1270,75 + 50,328 = 1321,078 kg
 Air = 185 – 46,316 + 49,267 = 185,69 kg

Cek jumlah campuran dalam berat:


Sebelum koreksi = Sesudah koreksi
370 + 684,25 + 1270,75 + 185 = 370 + 633,232 + 1321,078 + 185,69
2510 = 2510  OK
Sehingga perbandingan susunan aktual (dalam berat) adalah :
370 : 684,25 : 1270,75 : 185 = 1 : 0,5 : 1,6 : 3,2

Anda mungkin juga menyukai