Anda di halaman 1dari 12

TUGAS BESAR HIDROLOGI 2020/2021

PENGUKURAN DEBIT SUNGAI

Debit air sungai adalah tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur
pemukaan air sungai. Pengukurannya dilakukan tiap hari, atau dengan pengertian yang lain
debit atau aliran sungai adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu
penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI besarnya debit
dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/dt). Sungai dari satu atau beberapa aliran
sumber air yang berada di ketinggian,umpamanya disebuah puncak bukit atau gunung yg
tinggi, dimana air hujan sangat banyak jatuh di daerah itu, kemudian terkumpul dibagian yang
cekung, lama kelamaan dikarenakan sudah terlalu penuh, akhirnya mengalir keluar melalui
bagian bibir cekungan yang paling mudah tergerus air.
Selanjutnya air itu akan mengalir di atas permukaan tanah yang paling rendah, mungkin
mula mula merata, namun karena ada bagian- bagian dipermukaan tanah yg tidak begitu keras,
maka mudahlah terkikis, sehingga menjadi alur alur yang tercipta makin hari makin panjang,
seiring dengan makin deras dan makin seringnya air mengalir di alur itu.
Semakin panjang dan semakin dalam, alur itu akan berbelok, atau bercabang, apabila air yang
mengalir disitu terhalang oleh batu sebesar alur itu, atau batu yang banyak, demikian juga dgn
sungai di bawah permukaan tanah, terjadi dari air yang mengalir dari atas, kemudian
menemukan bagian-bagan yang dapat di tembus ke bawah permukaan tanah dan mengalir ke
arah dataran rendah yg rendah.lama kelamaan sungai itu akan semakin lebar.
Data debit sangat diperlukan dalam studi- studi untuk menentukan volume aliran atau
perubahan – perunahannya yang diakibatkan oleh bangunan –bangunan yang dibangun di
sungai oleh manusia. Karena besarnya debit sama dengan luas penampang basah saluran
dikalikan kecepatan arus maka pengukurannya diarahkan terhadap kedua faktor tersebut.
Untuk melaksanakan pengukuran debit perlu diikuti prosedur pengukuran sebagai
berikut:
A. Penempatan stasiun pengukuran harus memperhatikan 4 kriteria yaitu:
1) Tempat pengukuran harus mudah dicapai,
2) Tempat harus sesuai dengan kondisi lokasi pengukuran,
3) Kedudukan alat harus stabil, dan
4) Alat permanen.

DICKY KURNIAWAN / 175060107111023 1


TUGAS BESAR HIDROLOGI 2020/2021

B. Pemilihan tempat pengukuran kecepatan aliran harus memperhatikan 7 syarat yaitu:


1) Penampang lurus dan aliran relatif merata,
2) Distribusi kecepatan aliran teratur,
3) Kecepatan aliran lebih besar dari 10/15 cm/detik,
4) Dasar sungai stabil,
5) Kedalaman air lebih dari 30 cm,
6) Tidak ada aliran yang melampaui tebing, dan
7) Tidak terdapat tumbuhan air.

Faktor Penentu Debit Air


Debit air merupakan komponen yang penting dalam pengelolaan suatu DAS. Pelestarian
hutan juga penting dalam rangka menjaga kestabilan debit air yang ada di DAS, karena
hutan merupakan faktor utama dalam hal penyerapan air tanah serta dalam proses Evaporasi
dan Transpirasi. Juga pengendali terjadinya longsor yang mengakibatkan permukaan sungai
menjadi dangkal, jika terjadi pendangkalan maka debit air sungai akan ikut berkurang.
Selain menjaga pelestarian hutan, juga yang tidak kalah pentingnya yang sangat penting kita
perhatikan yaitu tingkah laku manusia terhadap DAS, seperti pembuangan sampah
sembarangan.
Hal-hal berikut ini adalah yang mempengaruhi debit air:
1. Intensitas hujan.
Karena curah hujan merupakan salah satu faktor utama yang memiliki komponen
musiman yang dapat secara cepat mempengaruhi debit air, dan siklus tahunan dengan
karakteristik musim hujan panjang (kemarau pendek), atau kemarau panjang (musim
hujan pendek). Yang menyebabkan bertambahnya debit air.
2. Pengundulan Hutan
Fungsi utama hutan dalam kaitan dengan hidrologi adalah sebagai penahan tanah yang
mempunyai kelerengan tinggi, sehingga air hujan yang jatuh di daerah tersebut tertahan
dan meresap ke dalam tanah untuk selanjutnya akan menjadi air tanah. Air tanah di
daerah hulu merupakan cadangan air bagi sumber air sungai. Oleh karena itu hutan yang
terjaga dengan baik akan memberikan manfaat berupa ketersediaan sumber-sumber air
pada musim kemarau. Sebaiknya hutan yang gundul akan menjadi malapetaka bagi

DICKY KURNIAWAN / 175060107111023 2


TUGAS BESAR HIDROLOGI 2020/2021

penduduk di hulu maupun di hilir. Pada musim hujan, air hujan yang jatuh di atas lahan
yang gundul akan menggerus tanah yang kemiringannya tinggi. Sebagian besar air hujan
akan menjadi aliran permukaan dan sedikit sekali infiltrasinya. Akibatnya adalah terjadi
tanah longsor dan atau banjir bandang yang membawa kandungan lumpur.
3. Pengalihan hutan menjadi lahan pertanian
Risiko penebangan hutan untuk dijadikan lahan pertanian sama besarnya dengan
penggundulan hutan. Penurunan debit air sungai dapat terjadi akibat erosi. Selain akan
meningkatnya kandungan zat padat tersuspensi (suspended solid) dalam air sungai
sebagai akibat dari sedimentasi, juga akan diikuti oleh meningkatnya kesuburan air
dengan meningkatnya kandungan hara dalam air sungai.Kebanyakan kawasan hutan yang
diubah menjadi lahan pertanian mempunyai kemiringan diatas 25%, sehingga bila tidak
memperhatikan faktor konservasi tanah, seperti pengaturan pola tanam, pembuatan teras
dan lain-lain.
4. Intersepsi
Adalah proses ketika air hujan jatuh pada permukaan vegetasi diatas permukaan tanah,
tertahan bebereapa saat, untuk diuapkan kembali(”hilang”) ke atmosfer atau diserap oleh
vegetasi yang bersangkutan. Proses intersepsi terjadi selama berlangsungnya curah hujan
dan setelah hujan berhenti. Setiap kali hujan jatuh di daerah bervegetasi, ada sebagian air
yang tak pernah mencapai permukaan tanah dan dengan demikian, meskipun intersepsi
dianggap bukan faktor penting dalam penentu faktor debit air, pengelola daerah aliran
sungai harus tetap memperhitungkan besarnya intersepsi karena jumlah air yang hilang
sebagai air intersepsi dapat mempengaruhi neraca air regional. Penggantian dari satu jenis
vegetasi menjadi jenis vegetasi lain yang berbeda, sebagai contoh, dapat mempengaruhi
hasil air di daerah tersebut.
5. Evaporasi dan Transpirasi
Evaporasi transpirasi juga merupakan salah satu komponen atau kelompok yang dapat
menentukan besar kecilnya debit air di suatu kawasan DAS, mengapa dikatakan salah
satu komponen penentu debit air, karena melalu kedua proses ini dapat membuat air baru,
sebab kedua proses ini menguapkan air dari per mukan air, tanah dan permukaan daun,
serta cabang tanaman sehingga membentuk uap air di udara dengan adanya uap air
diudara maka akan terjadi hujan, dengan adanya hujan tadi maka debit air di DAS akan

DICKY KURNIAWAN / 175060107111023 3


TUGAS BESAR HIDROLOGI 2020/2021

bertambah juga.
a. Pengukuran Duga Air
Duga air sungai adalah elevasi diatas datum O muka air di pos pengukur duga
air yang ditentukan sembarang. Datum tersebut kadang ditentukan sebagai duga
diatas permukaan air laut, tetapi sering kali ditentukan sedikit dibawah duga debit
nol.Cara Yang paling sederhana untuk mengukur duga air adalah dengan
menggunakan rambu duga air (Staff Guage), yang merupakan skala yang dipasang
sedemikian rupa sehingga ada bagian yang selalu tenggelam dalam air. Rambu
tersebut terdiri atas skala vertikal tunggal yang ditempelkan di konstruksi lain atau
dapat digunakan dengan memasang rambu duga air seksional.

b. Pencatatan Duga Air (Water Level Recorder).


Pada penggunaan pencatat duga air ini menggunakan pelampung yang cara
kerjanya mengikuti gerak dari muka air sungai yang berubah-ubah, gerakan
pelampung tersebut lalu dicatat pada suatu grafik. Proses pencatatan dilakukan oleh
sebuah pena yang terletak diatas grafik dan dilekatkan pada suatu drum yang diputar
oleh peralatan jam sehingga tidak perlu diamati setiap waktu karena telah terdapat
grafik pencatat sebagai hasil dari hidrograf. Alat pencatat tersebut ditempatkan di
dalam suatu shelter, sedangkan pelampungnya diletakkan didalam pipa casing yang
dihubungkan dengan pipa intake ke sungai agar tidak terganggu oleh sampah-
sampah.

c. Pengukuran Debit
Cara-cara untuk mengukur debit sungai adalah dengan: Mengukur kecepatan
arus dan penampang melintang sungai. Atau menggunakan bangunan pengukur
debit, seperti bendung, ambang tetap dan sebagainya. Berikut penjelasannya:

1) Mengukur Kecepatan Arus


Untuk melakukan pengukuran kecepatan arus, kita dapat menggunakan
alat pelampung atau alat pengukur kecepatan (current meter). Jika dipergunakan
pelampung pengukuran kecepatan arus dapat dilakukan dengan mudah

DICKY KURNIAWAN / 175060107111023 4


TUGAS BESAR HIDROLOGI 2020/2021

meskipun muka air sungai itu tinggi. Tempat yang dipilih untuk mengukur
haruslah merupakan bagian sungai yang lurus dengan perubahan lebar,
kedalaman dan gradien sungai yang kecil. Seperti terlihat pada gambar, tiang-
tiang pengamatan dipancangkan di dua titik yang berjarak 50-100 meter.
Pelampung dilepas digaris pelampung yang terletak 20 meter sebelum garis 1.
Waktu tempuh pelampung di antara dua buah garis pengamatan ( 1 dan 2)
diukur dengan stopwatch. Setelah kecepatan arus dihitung,maka diadakan
perhitungan debit, yaitu sam dengan kecepatan dikalikan luas penampang basah
sungai. Biasanya digunakan 3 buah pelampung, dan kecepatannya diambil
kecepatan rata-ratanya. Mengingat arah tempuh pelampung dapat berubah-ubah
akibat adanya pusaran-pusaran air maka nilai yang didapat dari pelampung yang
arahnya sangat menyimpang harus ditiadakan.

Gambar 8.1 Pengukuran Arus Sungai Menggunakan Pelampung

Cara yang lebih teliti adalah dengan menggunakan alat pengukur


kecepatan arus atau current meter. Ada dua macam tipe current meter, yaitu :
 Propeller Current Meter

Gambar 8.2 Propeller Current Meter

DICKY KURNIAWAN / 175060107111023 5


TUGAS BESAR HIDROLOGI 2020/2021

DICKY KURNIAWAN / 175060107111023 6


TUGAS BESAR HIDROLOGI 2020/2021

 Price Current Meter

Gambar 8.3 Price Current Meter

Gambar 8.4 Contoh Current Meter


Current meter tipe price terdiri atas 6 buah piala konis (conical cups) yang
berputar terhadap sumbu vertikal. Tipe propeller adalah pengukur kecepatan
arus di mana unsur berputarnya berupa baling-baling (propeller) yang berputar
terhadap sumbu horisontal. Hubungan antara putaaran dan kecepatan diberikan
oleh rumus sebagai berikut :

V = a + bN
Dimana :
V = kecepatan arus
a = kecepatan permulaan untuk mengatasi gesekan
alat
b = konstanta
N = kecepatan putaran per detik
a dan b ditentukan pada waktu mengkalibrasi alat, yaitu dengan memasang
alat ini di dalam air yang telah diketahui kecepatannya. N ditentukan oleh alat
penghitung putaran.

DICKY KURNIAWAN / 175060107111023 7


TUGAS BESAR HIDROLOGI 2020/2021

DICKY KURNIAWAN / 175060107111023 8


TUGAS BESAR HIDROLOGI 2020/2021

2) Mengukur Debit dengan Bangunan Pengukur Debit


Pengukuran debit dengan menggunakan bangunan pengukur debit ini
dapat dilakukan lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan alat pengukur
kecepatan arus. Pada dasarnya dalam hal ini digunakan ambang tetap seperti
bendung, pengukur debit Cypoletti, rehbock dan sebagainya. Pada umumnya
debit dirumuskan sebagai fungsi dari kedalaman, di antaranya
Dimana:
Q = debit (m3/dt)
C = koefisien debit yang ditentukan berdasarkan
Q = C. B. H1,5
hasil kalibrasi ( m3/dt)
B = panjang ambang (m)
H = tinggi air di atas ambang ditambah dengan
tinggi kecepatan
Tidak semua penampang sungai dapat dibuat ambang, karena biaya
pembuatannya lebih mahal dan pelaksaannya lebih sukar. Cara ini dilakukan
kalau kebetulan di tempat tersebut memang telah ada bendung untuk keperluan
irigasi, penyediaan air minum dan sebagainya.

3) Mengukur Debit dengan Bangunan Pengukur Debit


Sedangkan untuk metode pengukuran, ada beberapa metode yang bisa digunakan
yaitu:

1) Area- velocity method (merawas)


Metode pengukuran luas penampang basah dan kecepatan aliran.
Pengukuran penampang dilakukan dengan mengukur lebar permukaan air, dan
kedalaman sedangkan untuk kecepatan aliran dapat diukur dengan metode
current-meter dan metode apung. Rumusan metode Velocity adalah sebagai
berikut:

Q=AxV

Dimana :  Q = debit air (m3/det)

DICKY KURNIAWAN / 175060107111023 9


TUGAS BESAR HIDROLOGI 2020/2021

V = Kecematan Aliran Air (m), diukur dengan menggunakan flow


meter digital.
A = Luas penampang sungai amatan (m2)
Alat yang akan digunakan untuk menghitung kecepatan airnya
adalah Flow Watch Water digital.

Perhitungan Luas penampang aman (A)t menggunakan metode mean


section, untuk kasus penampang sungai seperti dibawah ini :

Luas Seksi penampang sungai dapat dihitung dengan rumus :

dimana    : a(n)     = Luas seksi A


d(n)     = Kedalaman sungai titik n
d(n+1) = Kedalaman sungai titik n+1
b(n)    = Lebar seksi
n         = Jumlah titik uji, dengan defenisi :
a. untuk sungai tanpa menguji di titik-titik tepi sungai, yaitu
pada n=0, dan n=b
b. untuk saluran dengan penampang sama, n=0 sama dengan
n=b

DICKY KURNIAWAN / 175060107111023 10


TUGAS BESAR HIDROLOGI 2020/2021

Sedangkan kecepatan aliran sungai rata-rata

dimana    :  ṽ(n)    = Kecepatan aliran air rata-rata per seksi penampang


v(n)     = Kecepatan aliran air di titik n, dengan v(0)=0 dan
v((n+1)=b)=0
v(n+1) = Kecepatan aliran air di titik n+1

Pengambilan data kecepatan air sungai diambil dari kedalaman titik 1/3
kedalaman sungai diukur dari permukaan sungai. Pengambilan ini sebagai
pendekatan sederhana, karena kecepatan air pada permukaan sampai dasar sungai
sebenarnya tidaklah sama. Pengambilan di 1/3 kedalaman menjadi pilihan
sederhana saja.

Sehingga Perhitungan Debit Sungai dapat dituliskan

dimana :  q(n)= Jumlah Debit per seksi

Dan perhitungan debit total adalah

2) Cara pengukuran debit dengan pelampung (Fload area method)

Pada prinsipnya kecepatan aliran (V) dilihat berdasarkan kecepatan


yang berasal dari pelampung (U), luas penampang (A) dilihat berdasarkan
pengukuran lebar saluran (L) dan kedalaman saluran (D).

DICKY KURNIAWAN / 175060107111023 11


TUGAS BESAR HIDROLOGI 2020/2021

3.) Metode kontinyu


Pengukuran debit sungai yang dilakukan dengan menurunkan current
meter dengan  kecepatan yang konstant mulai permukaan sampai dasar secara
terus-menerus.

Distribusi kecepatan aliran di dalam aluran tidak sama arah horizontal


maupun arah vertikal. Dengan asumsi kecepatan aliran pada tepi alur tidak
sama dengan tengah alur, dan kecepatan aliran dekat permukaan air tidak sama
dengan kecepatan pada dasar alur. Distribusi Kecepatan Aliran:
 Teoritis
 dasar saluran kasar dan banyak tumbuhan
 gangguan permukaan (sampah)
 aliran cepat, aliran turbulen pada dasar
 aliran lambat, dasar saluran halus
 dasar saluran kasar/berbatu

Parameter DAS yang dipakai dalam Hidrograf Satuan Sintetik


Limantara ada 5 antara lain : Luas DAS (A) ; Panjang sungai utama (L) ;
Panjang sungai diukur sampai titik terdekat dengan titik berat DAS (Lc);
Kemiringan sungai (S); Koefisien kekasaran (n). Parameter-parameter yang
berpe-ngaruh pada proses perambatan hidrograf satuan sintetik Limantara ini
antara lain luas DAS, panjang alur sungai utama terpanjang, panjang sungai
dari outlet sampai titik terdekat dengan titik berat DAS, kemiringan sungai
utama, koefisien kekasaran DAS dan perkiraan waktu konsentrasi hujan (Tg),
dimana masing-masing parameter tersebut berpengaruh terhadap waktu untuk
mencapai puncak dan debit puncak

DICKY KURNIAWAN / 175060107111023 12

Anda mungkin juga menyukai