Anda di halaman 1dari 14

Kuliah ke -3

3.13. Bentuk butir agregat (hal.38.)


• Bulat
• Pipih
• Panjang
3.14. Tekstur permukaan butiran (hal.38.)
• Halus
• Kasar
• Licin
• Berpori
• dsb
2
3.15. KANDUNGAN AIR DALAM AGREGAT (hal 39)
1) Kering mutlak (0%) [lihat pula slide brkt nya]
2) Kering udara
3) Jenuh kering-muka (jkm, ssd), keadaan pada saat pori
(tepat) terisi penuh air tapi permukaannya kering (1 – 3
%)
4) Basah, pori terisi penuh air dan dipermukaan juga ada air

Kering udara Basah

Kering mutlak jenuh krg muka 3


(a) kering mutlak (b) kering udara

(c) JKM (d) basah

Gb.3.5. Tingkat kandungan air 4


3.16. PENGEMBANGAN VOLUME AGR HALUS
(lihat pula Gb.3.6. dan Gb.3.7. di hal 41.)

Pada keadaan permukaan butir kering (kand air 0% sampai jkm)


butir-butir saling bersinggungan -----jarak antar butir minimum
1. Pada keadaan permukaan butir agak basah, (sedikit diatas jkm)
ada air di antara butiran -- ada tegangan lapis muka air ---
jarak antar butir membesar ---- volume total besar
2. Pada keadaan permukaan butir basah, - air penuh mengisi
rongga butir-butir bersinggungan lagi, vol kembali semula.
(Catatan : Berat pasir hanya bertambah sebesar kandungan airnya)

5
Pengembangan volume (%)
40
20

0 5 10 Kadar air

Gb.3.7. Pengembangan volume pasir


6
Air

h1 h2

Lihat Gb.3.8. di hal.43.

Pengembangan volume = (h1-h2)/h2 x 100 %

Akibat pengembangan ini maka perbandingan volume menjadi


kurang akurat.
Lihat uraian di hal.43.
7
3.17. KEKUATAN DAN KEKERASAN AGREGAT (hal.43)

Bila batunya besar :


• Uji tekan dg kubus atau silinder (spt beton)
• Uji lentur dg balok batu (spt beton)

Bila berbentuk butir-butir / curah (pasir atau kerikil) :


• Alat uji derak Los Angeles (dikenal uji ketahanan aus)
• Alat uji : bejana Rudeloff. (dikenal uji ketahanan aus)

Uji kejut ---- dilakukan dg dijatuhi peluru (hal.44.)

8
3.18. KETAHANAN CUACA (kekekalan)
Ketahanan terhadap terik panas matahari dan
hujan, berganti-ganti.
Uji dengan :
larutan Na2SO4 ---------- maks. 12 %
atau
larutan MgSO4 --------- maks. 18 %

9
3.19. REAKSI ALKALI-SILIKA
Jika ada silika aktif dalam agregat ------ bereaksi
dengan alkali dalam pasta semen
Hasil reaksi menyelimuti butir agregat (seakan-akan
butir agregat memuai ) ------------sehingga
terjadi tegangan internal ----- retak.

Uji : batang mortar (25 x 25 x 250mm) ----


memuai--- 3 bln, maks.0,05% dan
6 bln, maks.0,1 %.

10
3.20. SIFAT TERMAL AGREGAT (hal.46)
Meliputi :
• Koefisien muai
• Panas jenis
• Penghantaran panas

Kondisi : perbedaan suhu (kebakaran)---- karena


perbedaan koef muai ------- retak.
Panas jenis --------------------- beton massa
Penghantaran panas ---------- bahan isolasi

11
3.21. ZAT YG BERAKIBAT BURUK PD BETON (hal.47)

1) Mengganggu reaksi semen-air (mis : humus)


2) Mengurangi daya rekat permukaan agr (lumpur, debu,
kotoran lain )

12
3.22. PERSYARATAN AGREGAT
Untuk beton normal :
a. Agregat halus (lihat hal.48.)
b. Agregat kasar (lihat hal.48.)

Untuk beton khusus, misalnya beton kuat tekan


tinggi disyaratkan agregat lebih baik, namun untuk
beton ringan boleh digunakan agregat yg kurang
baik, misalnya lebih lunak atau lebih ringan.

13
Tabel 3.12. Persyaratan kekerasan agregat u/
beton normal

Bejana Rudelof Mesin


Maksimum hancur (%) Los Angeles
(maks.hancur, %)

Kelas dan Ukuran Ukuran Semua


Mutu beton 19-30 (mm) 9,5-19 (mm) ukuran

Kelas I 30 32 50
(10 MPa)
Kelas II 22 24 40
(15 MPa)
Kelas III 14 16 27
(20 MPa) 14

Anda mungkin juga menyukai