Anda di halaman 1dari 6

Perencanaan dan Pemodelan

Perencanaan

Ofyar Z. Tamin
Transportasi

&Pemodelan
Beberapa masalah transportasi di sejumlah kota besar
telah berada pada tahap kritis, antara lain masalah
kemacetan, tundaan, serta polusi suara dan udara. Selain

Transportasi
itu, permasalahan transportasi regional juga sudah
membutuhkan perhatian serius.

Perencanaan dan Pemodelan Transportasi


Untuk menanggulanginya, perlu dipelajari dan dipahami
pola keterkaitan antara berbagai faktor penyebabnya.
EDISI KEDUA
Buku Perencanaan dan pemodelan transportasi ini
menjelaskan pola keterkaitan tersebut, masalah yang
dihadapi, serta konsep perencanaan dan pemodelan
transportasi yang berkembang sampai saat ini. Ofyar Z. Tamin
Pemodelan yang dibahas dapat diterapkan pada moda
transportasi darat, laut, dan udara dengan skala
permasalahan yang berbeda-beda. Juga dijelaskan
proses pemilihan model, pengembangan, adaptasi, dan
penggunaannya untuk konteks yang berbeda.Setiap Jurusan Teknik Sipil
pokok bahasan diterangkan secara terinci, mulai dari Institut Teknologi Bandung
teori dasar dan asumsi, pengumpulan data spesifikasi
model, proses pemikiran, pengabsahan, kalibrasi, aplikasi,
dan dilengkapi dengan contoh soal.
Isinya yang cukup lengkap membuat buku ini sangat
berguna bagi para konsultan, perencanaan dan
pengelola transportasi, pengembang wilayah, mahasiswa
dan dosen yang menangani mata kuliah perencanaan
dan pemodelan transportasi, serta masyarakat yang
berkecimpung dalam bidang ini.

PENERBIT ITB Penerbit ITB


Jl. Ganesa 10 Bandung, Telp./Fax. (022) 2504257
e-mail: itbpress@bdg.centrin.net.id
ISBN 979-9299-10-1 EDISI KEDUA
Metode analogi dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama, yaitu metode
tanpa-batasan, metode dengan-satu-batasan, dan metode dengan-dua-batasan (lihat
gambar 5.2). Urutan pengembangannya secara kronologis adalah metode seragam,
metode batasan-bangkitan, metode batasan-tarikan, metode rata-rata, metode Fratar,
metode Detroit, dan metode Furness.

5.5.1 Metode tanpa-batasan

Metode tanpa-batasan atau metode seragam adalah metode tertua dan paling
sederhana. Dalam metode ini diasumsikan bahwa untuk keseluruhan daerah kajian
hanya ada satu nilai tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk mengalikan semua
pergerakan pada saat sekarang untuk mendapatkan pergerakan pada masa
mendatang. Metode ini tidak menjamin bahwa total pergerakan yang dibangkitkan
dari setiap zona asal dan total pergerakan yang tertarik ke setiap zona tujuan akan
sama dengan total bangkitan dan tarikan yang diharapkan pada masa mendatang.
Secara matematis dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tid = tid .E (5.4)
T
E= (5.5)
t
T = total pergerakan pada masa mendatang di dalam daerah kajian
t = total pergerakan pada masa sekarang di dalam daerah kajian
Sebagai ilustrasi, berikut ini diberikan contoh perhitungan metode seragam dengan
menggunakan MAT (4 x 4) seperti terlihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2 MAT pada masa sekarang dan tingkat pertumbuhan setiap zona
Zona 1 2 3 4 oi Oi Ei
1 10 60 80 50 200 300 1,50
2 80 20 100 50 250 250 1,00
3 20 130 10 50 210 420 2,00

4 100 80 60 20 260 650 2,50

dd 210 290 250 170 920

Dd 420 435 250 515 1.620

Ed 2,00 1,50 1,00 3,03 1,76

Dapat dilihat pada tabel 5.2 bahwa total pergerakan lalulintas di dalam daerah
kajian meningkat sebesar 76% pada masa mendatang (dari 920 menjadi 1.620
pergerakan). Dengan metode seragam, secara sangat sederhana semua sel MAT (tid)
dikalikan dengan faktor 1,76 untuk mendapatkan MAT pada masa mendatang,
seperti terlihat pada tabel 5.3.
Asumsi dasar yang digunakan pada metode ini adalah tingkat pertumbuhan global
di seluruh daerah kajian berpengaruh sama pada pertumbuhan lalulintasnya secara
merata atau seragam untuk setiap zona. Asumsi ini sering tidak dapat digunakan
karena pada kenyataannya tingkat pertumbuhan setiap zona yang berbeda biasanya

Model sebaran pergerakan 165


menghasilkan tingkat pertumbuhan lalulintas yang berbeda pula. Ini menyebabkan
galat yang besar untuk kota yang tingkat pertumbuhan tata guna lahannya tidak
merata (seperti kenyataannya di kota besar di negara sedang berkembang).
Tabel 5.3 MAT pada masa mendatang dengan E=1,76
Zona 1 2 3 4 oi Oi
1 18 106 141 88 353 300
2 141 35 176 88 440 250
3 35 229 18 88 370 420

4 176 141 106 35 458 650

dd 370 511 441 299 1.620

Dd 420 435 250 515 1.620

Terlihat pada tabel 5.3 bahwa metode seragam tidak dapat menjamin dipenuhinya
batasan bangkitan dan tarikan. Contohnya, untuk zona yang tingkat
pertumbuhannya lebih rendah dari tingkat pertumbuhan global, penggunaan tingkat
pertumbuhan global akan menghasilkan perkiraan lalulintas masa mendatang yang
lebih tinggi dari yang diharapkan.
Sebaliknya, untuk zona yang tingkat pertumbuhannya lebih tinggi, akan
menghasilkan perkiraan lalulintas masa mendatang yang lebih rendah dari yang
diharapkan. Karena itulah metode ini hanya dapat digunakan untuk daerah kajian
yang tingkat pertumbuhannya merata di seluruh wilayahnya. Jadi, metode ini
dipastikan tidak bisa digunakan di Indonesia karena pertumbuhan daerahnya belum
merata.

5.5.2 Metode dengan-satu-batasan

Terdapat dua jenis metode, yaitu metode dengan-batasan-bangkitan dan metode


dengan-batasan-tarikan.
5.5.2.1 Metode dengan-batasan-bangkitan Metode ini digunakan jika
informasi yang tersedia adalah perkiraan bangkitan pergerakan pada masa
mendatang, sedangkan perkiraan tarikan pergerakan tidak tersedia atau dapat juga
tersedia tetapi dengan tingkat akurasi yang rendah. Secara matematis metode ini
dapat dinyatakan dengan persamaan (5.6) berikut.
Tid = tid .Ei (5.6)
Dengan menggunakan persamaan (5.6), pergerakan masa mendatang dapat dihitung
dan terlihat pada tabel 5.4.
Terlihat bahwa metode dengan-batasan-bangkitan menjamin total bangkitan
pergerakan setiap zona pada masa mendatang sama dengan yang diharapkan
(terlihat dari nilai Ei = 1 untuk seluruh zona); begitu juga total pergerakan pada
masa mendatang untuk seluruh daerah kajian sama dengan yang diharapkan.

166 Ofyar Z Tamin, Perencanaan dan pemodelan transportasi


Tabel 5.4 MAT pada masa mendatang dengan metode dengan-batasan-bangkitan
Zona 1 2 3 4 oi Oi Ei
1 15 90 120 75 300 300 1,00

2 80 20 100 50 250 250 1,00

3 40 260 20 100 420 420 1,00

4 250 200 150 50 650 650 1,00

dd 385 570 390 275 1.620

Dd 420 435 250 515 1.620

Ed 1,09 0,76 0,64 1,87 1,00

5.5.2.2 Metode dengan-batasan-tarikan Metode ini digunakan jika informasi


yang tersedia adalah perkiraan tarikan pergerakan pada masa mendatang, sedangkan
perkiraan bangkitan pergerakan tidak tersedia atau dapat juga tersedia tetapi
akurasinya rendah. Secara matematis metode ini dapat dinyatakan dengan
persamaan (5.7) berikut.
Tid = tid .Ed (5.7)
Dengan menggunakan persamaan (5.7), pergerakan masa mendatang dapat dihitung
dan terlihat pada tabel 5.5.
Tabel 5.5 MAT pada masa mendatang dengan metode dengan-batasan-tarikan
Zona 1 2 3 4 oi Oi Ei
1 20 90 80 151 341 300 0,88

2 160 30 100 151 441 250 0,57


3 40 195 10 151 396 420 1,06
4 200 120 60 62 442 650 1,47

dd 420 435 250 515 1.620

Dd 420 435 250 515 1.620

Ed 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

Terlihat bahwa metode dengan-batasan-tarikan menjamin total tarikan pergerakan


setiap zona pada masa mendatang sama dengan yang diharapkan (terlihat dari nilai
Ed = 1 untuk seluruh zona); begitu juga total pergerakan pada masa mendatang
untuk seluruh daerah kajian sama dengan yang diharapkan.

5.5.3 Metode dengan-dua-batasan

Terdapat empat buah metode yang telah dikembangkan sampai saat ini yang pada
umumnya mencoba mengatasi kekurangan yang ada pada metode sebelumnya, yaitu
permasalahan batasan bangkitan dan tarikan pergerakan. Keempat metode berikut
ini menjamin besarnya bangkitan dan tarikan pergerakan pada masa mendatang
sama dengan yang diharapkan.

Model sebaran pergerakan 167


Penulis

Ofyar Z. Tamin bekerja sebagai dosen dan peneliti senior


di Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung
sejak tahun 1982. Ia dilahirkan di Medan pada tanggal 23
Agustus 1958, menjadi mahasiswa jurusan Teknik Sipil,
ITB pada tahun 1977, dan menyelesaikan program
sarjana teknik (S1) pada tahun 1982. Pada tahun 1984, ia
menyelesaikan program pendidikan Pasca Sarjana (non-
degree) bidang Rekayasa Jalan Raya di ITB dengan
predikat cumlaude dan meneruskan ke Program Magister
di Imperial College, Science and Technology (University
of London) dan mendapat gelar MSc(Eng) di bidang
transportasi pada tahun 1985. Pada tahun 1988, ia
mendapat gelar PhD di bidang perencanaan dan pemodelan transportasi dari
University College London (University of London).
Ofyar telah mendapatkan beberapa penghargaan baik di dalam negeri maupun di
luar negeri:
• Penghargaan Menteri PU atas predikat cumlaude sewaktu menyelesaikan
program pendidikan Pasca Sarjana (non-degree) bidang Rekayasa Jalan Raya
di ITB pada tahun 1984.
• Reuben Smeed Award atas makalah terbaiknya di 20th Annual UTSG
Conference di London (Inggris) pada tahun 1988.
• Henry Spurrier Award dari the Chartered Institute of Transport (CIT), pada
tahun 1988.
• Yokohama Award atas makalah terbaiknya di 5th World Conference on
Transport Research, Yokohama, Jepang pada tahun 1989.
Selain itu, ia juga terdaftar sebagai anggota pada beberapa perkumpulan atau
lembaga profesional seperti The Institution of Highways and Transportation
(Inggris), The Chartered Institute of Transport (Inggris), Institute of Transportation
Engineers (Amerika Serikat), Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia
(Indonesia), Masyarakat Transportasi Indonesia (Indonesia), dan World Conference
on Transport Research Society.
Pada saat sekarang ini, Ofyar menjadi pengurus Masyarakat Transportasi Indonesia
baik di tingkat pusat sejak tahun 1995 maupun di tingkat daerah Propinsi Jawa
Barat sejak tahun 1996 serta menjadi wakil ketua program Magister Transportasi
ITB sejak tahun 1992. Ofyar juga dipercaya menjadi Ketua Forum Studi
Transportasi antar Perguruan Tinggi untuk masa bakti 1998−2000.
Ofyar sekarang mengajarkan mata kuliah Perencanaan dan Pemodelan Transportasi
di beberapa Program Sarjana (S1) dan Magister (S2) di lingkungan ITB, termasuk
membimbing mahasiswa Doktoral (S3). Selain itu, ia juga mengajarkan beberapa
mata kuliah lainnya di bidang transportasi dan aktif terlibat dalam berbagai macam
kegiatan penelitian, pelatihan yang berkaitan dengan transportasi, konsultasi, dan
pengabdian pada masyarakat.
Ofyar telah menikah dengan Ir. Elkhasnet, MT dan telah dikaruniai seorang putra
bernama Yozzi Ilham.

Anda mungkin juga menyukai