Anda di halaman 1dari 46

Bagian 7

ANAK LUAR
KAWIN
DISKUSI HUKUM MALAM - SUBUH
02-03-2023
PENGERTIAN ANAK
LUAR KAWIN
PENGERTIAN ANAK LUAR KAWIN

● Anak dalam hukum dibedakan menjadi anak sah dan anak luar
kawin.
● Pembedaan ini didasarkan pada ada tidaknya ikatan perkawinan di
antara orang tua si anak.
● Anak luar kawin adalah adalah anak yang dilahirkan dan
ditumbuhkan di luar perkawinan.
● Anak zinah, anak sumbang dan anak luar kawin yang lain.
PENGESAHAN ANAK LUAR KAWIN

● Pengesahan Anak Luar Kawin adalah tindakan hukum yang


merubah kedudukan anak luar kawin menjadi anak sah.
● Berdasarkan ketentuan Pasal 272 dapat diketahui persyaratan
pengesahan anak luar kawin, yaitu: Anak luar kawin selain anak
zinah dan anak sumbang, telah diakui sebagai anak luar kawin
sebelum perkawinan orang tuanya dan terjadi perkawinan antara
ayah dan ibu anak luar kawin.
● Pengesahan anak dengan Penetapan Hakim (Pasal 274-279).
PENGAKUAN ANAK LUAR KAWIN
● Pengakuan anak luar kawin adalah tindakan hukum yang dilakukan
oleh orang tua, terhadap anaknya yang lahir di luar perkawinan
sebagai anaknya.
● Anak luar kawin baru mempunyai hubungan hukum dengan ayah
dan/atau ibunya, apabila ayah dan/atau ibunya melakukan
pengakuan (Pasal 280).
● Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 281 pengakuan anak luar kawin
dapat dilakukan dengan cara: a. dicatat dalam akta kelahiran si
anak; b. diakui pada saat perkawinan orang tuanya; c. dibuat
dengan tiap-tiap akta otentik; dan dilakukan dengan akta catatan
sipil. Di samping dapat juga dilakukan melalui surat wasiat.
PENGAKUAN ANAK LUAR KAWIN
● Pasal 280: Dengan pengakuan terhadap anak di luar kawin,
terlahirlah hubungan perdata antara anak itu dan bapak atau ibunya.
● Hubungan hukum yang timbul akibat pengakuan anak luar kawin,
hanya terbatas antara anak luar kawin dengan orang tua yang
mengakui, tidak berlanjut terhadap keluarga sedarah orang tuanya.
● Oleh karena itu anak luar kawin juga tidak dapat mewaris atas
dasar penggantian tempat, dan hanya dapat mewaris atas dasar
kedudukan sendiri.
● Antara sesama anak luar kawin --- seandainya terdapat lebih dari
satu anak luar kawin --- juga tidak ada hubungan hukum satu sama
lain, dan masing-masing tidak saling mewarisi.
PENGAKUAN ANAK LUAR KAWIN
● UUP Nomor 1 Tahun 1974 membuat perubahan terhadap
kedudukan hukum anak luar kawin, sebagaimana diatur dalam
Pasal 43 UUP. Perubahan-perubahan tersebut adalah sebagai
berikut:
● anak luar kawin secara otomatis mempunyai hubungan hukum atau
hubungan perdata dengan ibunya;
● seorang ibu tidak perlu lagi melakukan pengakuan anak luar kawin,
tindakan pengakuan anak luar kawin hanya dibutuhkan untuk
menimbulkan hukungan hukum antara anak luar kawin dengan
ayahnya;
● hubungan hukum atau hubungan perdata tidak terbatas antara anak
luar kawin dengan orang tuanya, akan tetapi juga berlanjut dengan
keluarga sedarah orang tuanya.
PENGAKUAN ANAK LUAR KAWIN
● Ketentuan Pasal 43 UUP tidak menjadikan anak luar kawin menjadi anak
sah, hanya saja hubungan hukum antara anak luar kawin dengan ibunya
otomatis ada sejak anak itu lahir.
● Seorang ibu tidak perlu melakukan tindakan pengakuan anak luar kawin.
● Tindakan pengakuan anak hanya dilakukan oleh seorang bapak agar timbul
hubungan hukum dengan anak luar kawinnya.
● Pengakuan anak luar kawin oleh seorang ayah, harus mendapat izin dari si
ibu, apabila ibu anak luar kawin masih hidup (Pasal 284).
● Pengakuan yang dilakukan sepanjang perkawinan oleh suami atau isteri atas
kebahagiaan anak luar kawin, yang sebelum kawin telah dibuahkan dengan
seorang lain selain isteri atau suaminya, tak akan membawa kerugian bagi
isteri atau suami isteri itu, maupun bagi anak-anak yang dilahirkan dari
perkawinan mereka (Pasal 285).
KEDUDUKAN HUKUM ANAK LUAR
KAWIN
● Anak luar kawin yang tidak diakui, maka tidak mempunyai
hubungan hukum dengan orang tuanya, baik terhadap ayah maupun
ibunya. Mengenai hal ini, sekarang terdapat perubahan dengan
adanya ketentuan Pasal 43 UUP, khusus dalam hubungan antara
anak luar kawin dengan ibunya.
● Anak luar kawin yang diakui, maka timbul hubungan hukum
dengan orang tuanya, salah satunya adalah dapat menjadi ahli waris
dari orang tuanya.
● Anak luar kawin yang disahkan, maka kedudukan anak luar
kawin berubah menjadi anak sah dengan segala hak dan kewajiban
seorang anak sah.
PEWARISAN DI ANTARA
ANAK LUAR KAWIN
Hak Waris Aktif Anak Luar Kawin

● Dasar mewaris: Untuk dapat bertindak sebagai ahli waris, anak luar
kawin harus telah mendapatkan pengakuan sebagai anak luar kawin
dari pewarisnya (Pasal 862).
● Anak luar kawin tidak masuk dalam golongan-golongan ahli waris di
antara keluarga sedarah sah pewaris, melainkan merupakan
kelompok ahli waris tersendiri.
Hak Waris Aktif Anak Luar Kawin

● Pasal 863 ayat (1) menyebutkan, bahwa: “Jika yang meninggal


meninggalkan keturunan yang sah atau suami atau isteri, maka anak-anak
luar kawin mewaris sepertiga dari bagian yang mereka sedianya harus
mendapatnya andaikata mereka anak-anak sah; jika si meninggal tak
meninggalkan keturunan maupun suami atau isteri, akan tetapi meninggalkan
keluarga sedarah, dalam garis ke atas, atau pun saudara laki dan perempuan
atau keturunan mereka, maka mereka mewaris setengah dari warisan; dan
jika hanya ada sanak saudara dalam derajat yang lebih jauh, tiga perempat”.
Hak Waris Aktif Anak Luar Kawin

● Pasal 863 ayat (1): “Jika yang meninggal meninggalkan keturunan yang sah
atau suami atau isteri, maka anak-anak luar kawin mewaris sepertiga dari
bagian yang mereka sedianya harus mendapatnya andaikata mereka anak-
anak sah; jika si meninggal tak meninggalkan keturunan maupun suami atau
isteri, akan tetapi meninggalkan keluarga sedarah, dalam garis ke atas, atau
pun saudara laki dan perempuan atau keturunan mereka, maka mereka
mewaris setengah dari warisan; dan jika hanya ada sanak saudara dalam
derajat yang lebih jauh, tiga perempat”.
Hak Waris Aktif Anak Luar Kawin
● Dalam rumusan Pasal 863 (ayat 1), ditentukan bahwa:
● bagian anak luar yang mewaris dengan ahli waris golongan 1 adalah 1/3 bagian dari
bagian seandainya ia anak sah;
● bagian anak luar kawin yang mewaris dengan ahli waris golongan 2 atau golongan 3
adalah 1/2 warisan, dan
● apabila mewaris dengan ahli waris golongan 4 adalah 3/4 warisan.
● Kata-kata “seandainya ia anak sah” hanya disebutkan dalam kalimat pertama atau dalam
pewarisan dengan ahli waris golongan 1, sedangkan dalam pembagian selanjutnya tidak
disebutkan lagi.
● Atas dasar yang demikian itu, Subekti dan J. Satrio membedakan antara perhitungan
secara individual dan perhitungan secara kolektif dalam menghitung bagian anak luar
kawin.
Hak Waris Aktif Anak Luar Kawin
● Pendapat Pitlo yang diikuti oleh Hartono Soerjopratiknyo, menyatakan bahwa kata-
kata “seandainya ia anak sah”, juga diterapkan dalam pembagian warisan antara anak
luar kawin dengan semua golongan ahli waris. Sehingga kalau ditulis secara lengkap,
maksud Pasal 863 ayat (1) adalah sebagai berikut:
● bagian anak luar yang mewaris dengan ahli waris golongan 1 adalah 1/3 bagian dari
bagian seandainya ia anak sah;
● bagian anak luar kawin yang mewaris dengan ahli waris golongan 2 atau golongan 3
adalah 1/2 dari bagian seandainya ia anak sah, dan
● apabila mewaris dengan ahli waris golongan 4 adalah 3/4 dari bagian seandainya ia
anak sah.
● Dalam hal ini perhitungan bagian anak luar kawin semuanya dihitung secara individual.
Hak waris anak luar kawin
Mewaris dengan Ahli waris Golongan 1
Skema:

P A

X B C

● P meninggal dunia meninggalkan anak luar kawin yang telah diakui


dengan sah (X), meninggalkan seorang isteri (A) dan dua orang anak
yaitu B dan C. Bagaimana pembagian warisan di antara para ahli
waris P?
Mewaris dengan Ahli waris Golongan 1
P A

X B C
● Ahli waris P adalah: X, A, B dan C
● Seandainya X adalah anak sah, maka hak bagiannya adalah 1/4, sebagai anak luar kawin
bagiannya adalah 1/3 x 1/4 = 1/12.
● Sisa warisan adalah 1 – 1/12 = 11/12, bagian ini untuk A, B dan C.
● Bagian A, B dan C masing-masing adalah 1/3 x 11/12 = 11/36.
● Seandainya harta warisan P adalah Rp 360 juta.
● Bagian X adalah 1/12 x Rp 360 juta = Rp 30 juta.
● Sisa warisan adalah Rp 360 juta – Rp 30 juta = Rp 330 juta.
● Bagian A, B dan C masing-masing adalah 1/3 x Rp 330 juta = Rp 110 juta.
Mewaris dengan Ahli waris Golongan 1
Contoh lain:

P A

X Y B C

● P meninggal dunia meninggalkan dua anak luar kawin yang telah diakui dengan sah (X
dan Y), meninggalkan seorang isteri (A) dan dua orang anak yaitu B dan C. Bagaimana
pembagian warisan di antara para ahli waris P?
Mewaris dengan Ahli waris Golongan 1
P A

X Y B C
● Ahli waris P adalah: X, Y, A, B dan C.
● Seandainya X dan Y adalah anak sah, maka hak bagiannya masing-masing adalah 1/5,
sebagai anak luar kawin bagiannya adalah 1/3 x 1/5 = 1/15.
● Sisa warisan adalah 1 – 2/15 = 13/15, bagian ini untuk A, B dan C.
● Bagian A, B dan C masing-masing adalah 1/3 x 13/15 = 13/45.
● Seandainya harta warisan P adalah Rp 450 juta.
● Bagian X adalah 1/15 x Rp 450 juta = Rp 30 juta.
● Bagian Y adalah 1/15 x Rp 450 juta = Rp 30 juta.
● Sisa warisan adalah Rp 450 juta – Rp 60 juta = Rp 390 juta
● Bagian A, B dan C masing-masing adalah 1/3 x Rp 390 juta = Rp 130 juta.
Mewaris dengan Ahli waris Golongan 2 atau 3
Skema: Anak luar kawin bersama Ahli waris Golongan 2

A B
1/ 2
P C

● P meninggal dunia tanpa meninggalkan isteri dan anak,


meninggalkan keluarga sedarah terdiri dari seorang anak luar kawin
yang telah diakui dengan sah (X), dua orang tua (A dan B) dan
seorang saudara (C). Siapakah ahli waris P dan berapa hak bagian
warisannya?
Mewaris dengan Ahli waris Golongan 2 atau 3
Skema: Anak luar kawin bersama Ahli waris Golongan 2

A B
1/ 2
P C

X
● Ahli waris P adalah X, A, B dan C Seandainya harta warisan P adalah Rp 600 juta.
● X mewaris bersama ahli waris Bagian X adalah 1/2 x Rp 600 juta = Rp 300 juta.
golongan 2, maka bagian X adalah Bagian A, B dan C masing-masing adalah 1/3 x Rp
1/2 warisan. 300 juta = Rp 100 juta.
● Sisa warisan adalah 1/2, dibagi
diantara A, B dan C.
● Bagian A, B dan C masing-masing
adalah 1/3 x 1/2 = 1/6
Mewaris dengan Ahli waris Golongan 2 atau 3
Contoh lain:

A B

1/ 2 P C

X Y

● P meninggal dunia tanpa meninggalkan isteri dan anak, meninggalkan keluarga sedarah
terdiri dari dua orang anak luar kawin yang telah diakui dengan sah (X dan Y), dua orang
tua (A dan B) dan seorang saudara (C). Siapakah ahli waris P dan berapa hak bagian
warisannya?
Mewaris dengan Ahli waris Golongan 2 atau 3
Contoh lain:

A B

1/ 2 P C

X Y

● Ahli waris P adalah X, Y, A, B dan C Seandainya harta warisan P adalah Rp 600 juta.
● X dan Y mewaris bersama ahli waris Bagian X dan Y adalah 1/2 x Rp 600 juta = Rp 300
golongan 2, maka bagian X dan Y juta.
adalah 1/2 warisan. Bagian X adalah 1/2 x Rp 300 juta = Rp 150 juta.
● Sisa warisan adalah 1/2, dibagi Bagian Y adalah 1/2 x Rp 300 juta = Rp 150 juta.
diantara A, B dan C. Bagian A, B dan C masing-masing adalah 1/3 x Rp
● Bagian A, B dan C masing-masing 300 juta = Rp 100 juta.
adalah 1/3 x 1/2 = 1/6
Anak luar kawin bersama Ahli waris
Golongan 3
C D E F
1/ 2 A B

X Y

● P meninggal dunia tanpa meninggalkan ahli waris golongan 1 dan golongan 2. A, B dan
C telah meninggal lebih dulu dari P. P meninggalkan dua anak luar kawin (X dan Y)
yang telah diakui dengan sah, dan tiga orang kakek nenek (D, E dan F). Apabila P
meninggalkan harta warisan senilai Rp 800 juta, siapakah ahli waris P dan bagaimana
pembagian warisannya?
Anak luar kawin bersama Ahli waris
Golongan 3 C D E F
1/ 2 A B

X Y

● Ahli waris P adalah: X, Y D, E dan F.


● X dan Y mendapat 1/2 bagian x Rp 800 juta = Rp 400 juta
● Bagian X adalah 1/2 x Rp 400 juta = Rp 200 juta
● Bagian Y adalah 1/2 x Rp 400 juta = Rp 200 juta
● Sisa warisan adalah Rp 800 juta – Rp 400 juta = Rp 400 juta
● Sisa warisan dikloving menjadi dua bagian yang sama, masing-masing senilai Rp 200
juta.
● Bagian D adalah Rp 200 juta
● Bagian E dan F masing-masing adalah 1/2 x Rp 200 juta = Rp 100 juta.
Mewaris dengan Ahli waris Golongan 4
Skema:

3/ 4 C D A B E

X Y

● P meninggal dunia meninggalkan dua orang anak luar kawin yang telah diakui dengan
sah (X dan Y), dan meninggalkan tiga orang paman dan bibi (C, D dan E). A dan B telah
meninggal lebih dulu dari P. Bagaimana pembagian warisannya apabila P meninggalkan
harta warisan senilai Rp 800 juta?
Mewaris dengan Ahli waris Golongan 4
● Ahli waris P adalah: X, Y, C, D dan E Skema:
● X dan Y mewaris bersama ahli waris
golongan 4, maka bagian X dan Y


adalah 3/4 x Rp 800 juta = Rp 600 juta.
Bagian X adalah 1/2 x Rp 600 juta = Rp
3/ 4 C D A B E

300 juta
● Bagian Y adalah 1/2 x Rp 600 juta = Rp P
300 juta
● Sisa warisan = Rp 800 juta – Rp 600 X Y
juta = Rp 200 juta

Sisa warisan dilakukan kloving, masing-masing senilai Rp 100 juta.


Bagian C adalah 1/2 x Rp 100 juta = Rp 50 juta
Bagian D adalah 1/2 x Rp 100 juta = Rp 50 juta
Bagian E adalah Rp 100 juta.
Mewaris dengan golongan waris yang berbeda
● Dalam Pasal 863 ayat (2) disebutkan bahwa: “Jika para waris yang sah dengan si
meninggal bertalian dalam lain-lain perderajatan, maka si yang terdekat
derajatnya dalam garis yang satu, pun terhadap mereka yang dalam garis yang
lain, menentukan besarnya bagian yang harus diberikan kepada si anak luar
kawin”.
● Kata “dalam lain-lain perderajatan” dalam pasal di atas lebih tepat apabila dibaca
sebagai ‘lain-lain golongan ahli waris”. Hal ini terjadi sebagai akibat
dilakukannya kloving yang memungkinkan terjadinya pewarisan bersama di
antara ahli waris dengan golongan yang berbeda yaitu antara ahli waris golongan
3 dan golongan 4, sepanjang mereka berada dalam garis yang berbeda.
● Dalam hal ini, bagian anak luar kawin adalah setengah warisan.
Mewaris dengan golongan waris yang berbeda
Skema:

C D

1/ 2 E F A B G

X Y

● P meninggal dunia meninggalkan dua orang anak luar kawin yang telah diakui
dengan sah (X dan Y), dan meninggalkan keluarga sedarah sah yang terdiri dari
(C, D, E, F dan G). A dan B telah meninggal lebih dulu dari P. Siapa ahli waris P
dan bagaimana pembagian warisannya apabila P meninggalkan harta warisan
senilai Rp 800 juta?
Mewaris dengan golongan waris yang berbeda
Skema:
● Ahli waris P adalah: X, Y, C, D dan G
● E dan F (ahli waris golongan 4) tertutup C D
hak warisnya oleh C dan D (ahli waris
golongan 3) 1/ 2 E F A B G
● Pembagian warisan P adalah sebagai
berikut: P
● X dan Y mewaris bersama dengan ahli
waris golongan 3 dan ahli waris golongan X Y
4, maka bagian X dan Y adalah 1/2 x Rp
800 juta = Rp 400 juta. Bagian sisa dilakukan kloving, masing-masing
● Bagian X adalah 1/2 x Rp 400 juta = Rp senilai Rp 200 juta
200 juta Pembagian dalam garis ayah, C dan D masing-
● Bagian Y adalah 1/2 x Rp 400 juta = Rp masing mendapat 1/2 x Rp 200 juta = Rp 100
200 juta juta
● Sisa warisan adalah Rp 800 juta – Rp 400 Pembagian dalam garis ibu, G mendapat Rp
juta = Rp 400 juta 200 juta
Anak luar kawin sebagai satu-satunya ahli
waris
● Apabila seorang meninggal dunia tanpa meninggalkan keluarga sedarah sah yang berhak
mewaris, dan hanya meninggalkan sekalian anak luar kawin sebagai satu-satunya ahli
waris; maka sekalian anak luar kawin mewaris atas seluruh warisan (Pasal 865).

Skema:

A B

P C

● P meninggal dunia meninggalkanX duaYorang anak luar kawin yang telah diakui dengan

sah, dan tidak meninggalkan keluarga sedarah sah yang berhak mewaris. Dalam hal ini
para anak luar kawin mewaris seluruh warisan.
Anak luar kawin dan keluarga sedarah sah
orang tuanya
● Menurut KUH. Perdata, hubungan hukum yang timbul akibat adanya pengakuan terhadap anak
luar kawin, hanyalah terbatas antara anak luar kawin dengan orang tua yang mengakuinya. Anak
luar kawin tidak mempunyai hubungan hukum dengan keluarga sedarah sah orang tuanya,
begitu pula keluarga sedarah sah orang tuanya, tidak mempunyai hubungan hukum dengan si
anak luar kawin. Oleh karena itu antara anak luar kawin dengan keluarga sedarah orang tuanya,
tidak ada hubungan pewarisan, yang satu tidak dapat menjadi ahli waris yang lain (Pasal 872).
● Terhadap ketentuan di atas, dalam hal tertentu KUH Perdata membuat pengecualian, yaitu
apabila seorang pewaris meninggal dunia tanpa meninggalkan keluarga sedarah sah yang berhak
mewaris, anak luar kawin berhak mewarisi bagian warisan tersebut dengan mengesampingkan
Negara (Pasal 873).
Anak luar kawin dan keluarga sedarah sah
orang tuanya
Skema:

A B

C P

X Y

● P meninggal dunia tanpa meninggalkan keluarga sedarah yang berhak mewaris, yang ada adalah
anak luar kawin dari saudaranya (C) yang telah diakui dengan sah, akan tetapi C telah
meninggal lebih dulu dari P.
● Antara X dan Y sesungguhnya tidak ada hubungan hukum dengan P, akan tetapi KUH Perdata
memberikan hak kepada X dan Y mewarisi seluruh harta warisan P dengan mengesampingkan
Negara.
Anak luar kawin dan penggantian tempat

P A

X B

Y Z C D

● P meninggal dunia meninggalkan seorang anak luar kawin yang telah diakui dengan sah (X),
seorang isteri (A), dan seorang anak sah (B). X telah meninggal dunia lebih dulu dari P dengan
meninggalkan dua orang anak luar kawin yang telah diakui dengan sah (Y dan Z) dan dua orang
anak sah (C dan D). Siapakah ahli waris P, dan bagaimana pembagian warisannya apabila P
meninggalkan harta warisan senilai Rp 900 juta.
Anak luar kawin dan penggantian tempat
P A

X B

Y Z C D

● Ahli waris P adalah A, B, C dan D


● C dan D mewaris atas dasar penggantian tempat menggantikan X
● Y dan Z sebagai anak luar kawin tidak dapat mewaris karena penggantian tempat.
● Pembagian warisan P adalah sebagai berikut:
● Bagian C dan D adalah 1/3 x 1/3 (bagian seandainya X anak sah) x Rp 900 juta = Rp 90 juta.
● Bagian C adalah 1/2 x Rp 90 juta = Rp 45 juta.
● Bagian D adalah 1/2 x Rp 90 juta = Rp 45 juta.
● Sisa warisan adalah Rp 900 juta – Rp 90 juta = Rp 810 juta.
● Bagian A adalah 1/2 x Rp 810 juta = Rp 405 juta.
● Bagian B adalah 1/2 x Rp 810 juta = Rp 405 juta.
Hak Waris Pasif
Anak Luar Kawin
Hak Waris Pasif Anak Luar Kawin

● Hak waris pasif anak luar kawin, yaitu dalam hal anak luar
kawin berkedudukan sebagai pewaris.
● Siapa yang akan menjadi ahli waris, apabila seorang anak luar
kawin meninggal dunia?
● Hal ini akan dijelaskan secara berurutan sebagai berikut:
1. Isteri atau suami dan anak-anak
● Apabila seorang anak luar kawin meninggal dengan meninggalkan isteri atau
suami dan anak-anak sah, maka merekalah yang pertama kali terpanggil untuk
mewaris sebagai ahli waris.
Skema:

X Y

P A

B C
● P adalah anak luar kawin dari X dan Y, telah meninggal dunia dengan
meninggalkan seorang isteri (A) dan dua orang anak yaitu (B dan C). Dalam hal ini
ahli waris P (anak luar kawin) adalah A, B dan C, dan pembagiannya adalah
sebagaimana pembagian warisan di antara ahli waris golongan 1.
2. Orang tua si anak luar kawin
● Dalam Pasal 870 ditentukan bahwa jika seorang anak luar kawin meninggal dengan tak
meninggalkan keturunan dan suami atau isteri, maka yang berhak tampil sebagai ahli waris
adalah ayah atau ibu yang mengakui, atau untuk mereka berdua masing-masing setengah
bagian apabila keduanya telah mengakuinya.

Skema:

X A B

P C D
● P (anak luar kawin) meninggal dunia tanpa meninggalkan isteri dan anak, maka ahli waris P
adalah X dan A, yaitu ayah dan ibu anak luar kawin.
● B, C dan D tidak berhak mewaris, karena tidak ada hubungan hukum dengan P.
2. Orang tua si anak luar kawin
● Dalam Pasal 870 ditentukan bahwa jika seorang anak luar kawin meninggal dengan tak
meninggalkan keturunan dan suami atau isteri, maka yang berhak tampil sebagai ahli waris
adalah ayah atau ibu yang mengakui, atau untuk mereka berdua masing-masing setengah
bagian apabila keduanya telah mengakuinya.
Contoh lain:

A B

X Y P C D

● P (anak luar kawin) meninggal dunia tanpa meninggalkan isteri dan anak. Ahli waris P adalah
A untuk seluruh warisan.
● B, C dan D tidak berhak mewaris, karena tidak ada hubungan hukum dengan P.
● X dan Y (sesama anak luar kawin) juga tidak berhak mewaris, karena tidak ada hubungan
hukum dengan P.
3. Keturunan sah orang tua yang mengakui
anak luar kawin
● Dalam Pasal 871 ayat (1) disebutkan, bahwa: ”Jika seorang anak luar kawin
meninggal dunia dengan tak meninggalkan keturunan, maupun suami atau isteri;
sedangkan kedua orang tuanya telah meninggal lebih dahulu, maka, barang-
¬barang yang dulu diwarisnya dari orang tua itu, jika masih ada dalam ujudnya,
harus pulang kembali pada keturunan yang sah dari bapak atau ibunya; hal
yang demikian itu berlaku juga terhadap hak-hak si meninggal untuk menuntut
kembali sesuatu, jika ini telah dijualnya dan uangnya belum dibayar”.
● Selanjutnya dalam Pasal 871 ayat (2) menyebutkan, bahwa: “Adapun barang-
barang lainnya akan diwaris oleh saudara-saudaranya laki-laki atau
perempuan, atau para keturunan mereka yang sah”.
3. Keturunan sah orang tua yang mengakui
Skema:
anak luar kawin
A B

X Y P C D

● P (anak luar kawin) meninggal dunia tanpa meninggalkan isteri dan anak, dan orang tuanya
juga telah meninggal dunia lebih dulu. Pembagian warisan P adalah sebagai berikut:
● Barang warisan yang berasal dari A diwarisi oleh C dan D
● Barang-barang lainnya diwaris oleh X dan Y.
● Sebagai contoh, harta warisan P berupa sebidang tanah dan rumah yang berasal dari A
senilai Rp 500 juta, sedangkan barang-barang warisan lainnya berupa 3 bidang tanah
senilai Rp 750 juta dan dua buah mobil senilai Rp 450 juta.
● Pembagian warisan P adalah sebagai berikut:
● Sebidang tanah dan rumah yang berasal dari A diwaris oleh C dan D, masing-masing atas
1/2 bagian;
● Tiga bidang tanah dan dua buah mobil diwaris oleh X dan Y, masing-masing untuk 1/2
bagian.
4. Keluarga sedarah yang lain
● Pasal 873 ayat (2) menyebutkan bahwa : “Jika anak luar kawin tadi
meninggal dunia dengan tak meninggalkan keturunan, maupun suami
atau isteri yang hidup terlama, maupun pula bapak atau ibu, maupun
akhimya saudara¬-saudara laki atau perempuan atau keturunan
mereka, maka warisannya adalah, dengan mengesampingkan Negara
untuk diwaris oleh para keluarga sedarah yang terdekat dari bapak
atau ibunya yang telah mengakui dia, . . . “
4. Keluarga sedarah yang lain
Skema:

B C

A D

● P (anak luar kawin) meninggal dunia tanpa meninggalkan isteri dan anak, kedua orang
tua telah meninggal dunia, tidak ada pula para keturunan orang tua, dan saudara sesama
anak luar kawin; maka dengan mengesampingkan Negara, keluarga sedarah dari orang
tua berhak mewarisi harta warisan anak luar kawin tersebut berdasarkan pewarisan yang
biasa. Dalam contoh soal di atas, ahli waris P adalah B dan C, seperti halnya dalam
pewarisan di antara ahli waris golongan 3. Adapun D tidak mewaris, karena tertutup oleh
B dan C.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai