Anda di halaman 1dari 49

Bagian 6

AHLI WARIS
GOLONGAN 4
DISKUSI HUKUM MALAM - SUBUH
24-02-2023
KLOVING ATAU
PEMBELAHAN WARISAN
PENGERTIAN KLOVING

● Kloving adalah pembelahan warisan menjadi dua bagian yang sama, dan
masing-masing bagian dipandang seolah-olah sebagai bagian warisan yang
berdiri sendiri.
● Prinsip kloving diterapkan dalam pembagian warisan di antara para ahli
waris golongan 3 dan/atau ahli waris golongan 4.
● Pengaturan mengenai kloving terdapat dalam Pasal 850 dan 851.
● Pewarisan di antara ahli waris golongan 1 dan 2 berbeda dengan pewarisan
di antara ahli waris golongan 3 dan 4.
● Dalam pewarisan golongan 1 dan 2, hubungan kekeluargaan antara pewaris
dengan ahli warisnya, berada dalam ikatan satu keluarga (rumah tangga),
yaitu antara orang tua (ayah ibu) dan anak atau sekalian keturunannya.
PENGERTIAN KLOVING
Ahli waris Golongan 1:
Satu
keluarga
P A

B C D E F
P meninggal dunia meninggalkan seorang isteri (A) dan 5 orang anak (B, C, D, E dan F),
semuanya dalam satu ikatan satu keluarga.
Ahli waris Golongan 2:

Satu
A B keluarga

P C D E F

P meninggal dunia meninggalkan dua orang tua (A dan B) dan 4 orang anak (C, D, E
dan F), semuanya dalam satu ikatan satu keluarga.
PENGERTIAN KLOVING
Ahli waris Golongan 3:

Dua
C D E F keluarga
A P

P meninggal dunia tanpa meninggalkan ahli waris golongan 1 dan golongan 2, yang tampil
mewaris adalah kakek nenek garis ayah (C dan D) dan kakek nenek garis ibu (E dan F) .
Ahli waris Golongan 4:
Dua
keluarga

C A B D E F

P
P meninggal dunia tanpa meninggalkan ahli waris golongan 1, golongan 2, dan golongan 3,
yang ada adalah ahli waris golongan 4, yaitu paman dari garis ayah (C), paman dan bibi dari
garis ibu (D, E dan F).
PENGERTIAN KLOVING
● Karena ahli waris golongan 3 dan ahli waris golongan 4 berasal dari dua garis keluarga, yang
satu garis ayah dan yang satu dari garis ibu, maka dipandang sebagai dua kelompok ahli waris.
● Oleh karena itu dalam pewarisan di antara ahli waris golongan 3 dan 4 dikenal adanya istilah
“kloving” yaitu pembelahan warisan menjadi dua bagian yang sama, dan masing-masing bagian
dipandang seolah-olah sebagai bagian warisan yang berdiri sendiri.
● Sehingga seolah-olah terdapat dua harta warisan dan dua kelompok ahli waris, yang mana
pembagian dalam garis yang satu tidak akan mempengaruhi pembagian warisan dalam garis
yang lain.
● Kalau ada ahli waris dari garis yang satu menolak warisan atau tidak patut mewaris, tidak akan
mempengaruhi pembagian warisan dalam garis yang lain.
PENGERTIAN KLOVING
● Dalam Pasal 850 ayat (1) disebutkan, bahwa: “Dengan tak mengurangi ketentuan dalam pasal
854, 855 dan 859, tiap-tiap warisan, yang mana, baik seluruhnya, maupun untuk sebagian,
terbuka atas kebahagiaan para keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas, atau dalam garis
menyimpang, harus dibelah menjadi dua bagian yang sama, bagian-bagian mana yang satu
adalah untuk sekalian sanak saudara dalam garis si bapak, dan yang lain untuk sanak saudara
dalam garis si ibu”.

● Ketentuan dalam Pasal 850 ayat (1) di atas mendasari setiap pembahasan mengenai pewarisan di
antara ahli waris golongan 3 dan/atau ahli waris golongan 4. Merupakan langkah pertama yang
harus dilakukan, yaitu membagi warisan menjadi dua bagian yang sama, setengah bagian yang
satu untuk ahli waris dari garis ayah, dan setengah bagian selebihnya untuk ahli waris dari garis
ibu.
PENGERTIAN KLOVING
● Kata “para keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas” maksudnya adalah para ahli waris
golongan 3, sedangkan kata “sanak saudara dalam garis menyimpang” adalah para ahli waris
golongan 4. Dengan demikan pasal di atas sedang mengatur tentang pewarisan bagi ahli waris
golongan 3 dan ahli waris gologan 4.

● Selanjutnya dari kata “seluruhnya, maupun untuk sebagian”, apabila dijabarkan akan diperoleh
keadaan sebagai berikut:
● seluruh warisan untuk ahli waris golongan 3, atau
● seluruh warisan untuk ahli waris goongan 4, atau
● sebagian warisan untuk ahli waris golongan 3 dan sebagian yang lain untuk ahli waris golongan
4.
PENGERTIAN KLOVING
● Semua warisan untuk ahli waris golongan 3
Skema:

C D E F

A B

P
● P meninggal dunia tanpa meninggalkan ahli waris golongan 1 dan golongan 2, dan yang tampil
mewaris adalah kakek nenek garis ayah (C dan D) dan kakek nenek garis ibu (E dan F),
semuanya adalah ahli waris golongan 3.
PENGERTIAN KLOVING
● Semua warisan untuk ahli waris golongan 4
Skema:

C A B D E F

● P meninggal dunia tanpa meninggalkan ahli waris golongan 1, golongan 2, dan golongan 3, yang
ada adalah ahli waris golongan 4, yaitu paman dari garis ayah (C), paman dan bibi dari garis ibu
(D, E dan F).
PENGERTIAN KLOVING
● Sebagian warisan untuk ahli waris golongan 3 dan sebagian yang lain untuk ahli waris
golongan 4
Skema:

C D

A B E F

P
● P meninggal dunia tanpa meninggalkan ahli waris golongan 1, dan ah;iwaris golongan 2. Dalam
garis ayah terdapat kakek nenek (C dan D) yang merupakan ahli waris golongan 3, dan dalam
garis ibu terdapat paman dan bibi (E dan F).
PENGERTIAN KLOVING
● Pasal 850 ayat (2): “Bagian-bagian warisan tersebut tak boleh beralih dari garis yang satu ke
garis yang lain, kecuali apabila dalam salah satu garis tiada seorang keluargapun, baik keluarga
sedarah dalam garis lurus ke atas, maupun keponakan”.

● Kata “keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas” adalah ahli waris golongan 3, dan kata
“keponakan” dalam pasal ini tidak lain adalah “para ahli waris golongan 4”.
● Dari kata “bagian warisan tersebut tak boleh beralih dari garis yang satu ke garis yang lain”,
menunjukkan bahwa setelah pembelahan (kloving), pembagian warisan dalam tiap garis
dilakukan secara mandiri, tanpa memperhatikan atau dipengaruhi oleh pembagian dalam garis
yang lain.
● Akibat lebih lanjut bahwa ada kemungkinan ahli waris dalam garis yang satu berbeda dengan
ahli waris dalam garis yang lain, baik menyangkut golongan maupun hubungan perderajatannya.
PENGERTIAN KLOVING
● Skema: Golongan sama dan derajat berbeda

H I J K

C D E F

A B

P
● C, D ahli waris golongan 3 derajat 2 dalam garis ayah, dan H, I, J, K ahli waris golongan 3
derajat 3, mereka dapat mewaris bersama walaupun berbeda hubungan perderajatannya.
PENGERTIAN KLOVING
● Skema: Golongan berbeda

● C dan D adalah ahli waris golongan 3 dalam garis ayah, sedangkan E, F, G, H, I adalah ahli
waris galongan 4 dalam garis ibu, mereka dapat mewaris bersama karena berada dalam garis
yang berbeda.
PENGERTIAN KLOVING
● CATATAN

● Dalam pewarisan di antara ahli waris golongan 3 dan/atau golongan 4 terjadi penyimpangan
terhadap penerapan prinsip golongan ahli waris dan prinsip hubungan perderajatan.
● Ahli waris golongan 3 dan ahli waris golongan 4 dapat mewaris bersama, kalau mereka berada
dalam garis yang berbeda.
● Ahli waris golongan 3 dari garis ayah/ibu, tidak dapat menyingkirkan (menutup) ahli waris
golongan 4 dari garis ibu/ayah.
● Ahli waris yang berbeda hubungan perderajatannya juga dapat mewaris bersama, sepanjang
mereka berada dalam garis yang berbeda.
● Dalam garis yang sama tetap berlaku ketentuan umum, golongan yang lebih dekat menutup
golongan yang lebih jauh, dan derajat yang lebih dekat menutup derajat yang lebih jauh; untuk
yang terakhir ini kecuali ada peristiwa penggantian tempat.
PENGERTIAN KLOVING
● KLOVING HANYA BERLANGSUNG SATU KALI

● Pasal 851

● Setelah pembagian pertama dalam garis bapak dan garis ibu dilaksanakan, maka tidak usah
diadakan pembagian lebih lanjut dalam berbagai cabangnya, tetapi tanpa mengurangi hal-hal
bila harus berlangsung suatu penggantian, bagian yang jatuh pada masing-masing garis, menjadi
bagian ahli waris atau para ahli waris yang terdekat derajatnya dengan orang yang meninggal.
PENGERTIAN KLOVING
● KLOVING HANYA BERLANGSUNG SATU KALI
Skema:

G H I J

C D E F

A B

P
● Perhatikan dalam skema di atas, setelah dilakukan kloving dalam garis ayah (A) dan garis ibu
(B), dalam cabang-cabang selanjutnya tidak perlu dilakukan kloving lagi. Misalnya dalam
pewarisan bagi G, I dan J, tidak perlu dilakukan kloving dari garis E dan garis F.
Ahli waris golongan 4
KELOMPOK AHLI WARIS GOLONGAN
4● Ahli waris golongan 4 terdiri dari para keluarga sedarah dalam garis
menyimpang selain saudara.
● Mereka adalah para saudara orang tua, saudara ayah dan saudara ibu,
beserta sekalian keturunannya. Termasuk juga saudara kakek nenek
beserta keturunannya, dan selanjutnya semua keluarga sedarah dalam
garis menyimpang yang tidak termasuk ahli waris golongan 2.
● Keluarga sedarah yang tidak masuk golongan 1, golongan 2 dan
golongan 3, adalah ahli waris golongan 4.
KELOMPOK AHLI WARIS GOLONGAN
4
● Ahli waris golongan 4 baru terpanggil mewaris, apabila pewaris
tidak meninggalkan ahli waris golongan 1, golongan 2 dan golongan
3 yang berhak mewaris.
● Dalam pewarisan di antara ahli waris golongan 4 dikenal pewarisan
berdasar penggantian tempat bersyarat (Pasal 845).
● Pewarisan di antara ahli waris golongan 4 diawali dengan melakukan
kloving.
PEMBAGIAN WARISAN DI ANTARA AHLI
WARIS GOLONGAN 4
● Pasal 858:
● Dalam hal tak adanya saudara-saudara laki dan perempuan dan tak adanya pula sanak
saudara dalam salah satu garis ke atas, maka setengah bagian dari warisan menjadi
bagian sekalian keluarga sedarah dalam garis ke atas yang masih hidup, sedangkan
setengah bagian lainya, kecuali dalam hal tersebut dalam pasal berikut, menjadi bagian
para sanak saudara dalam garis yang lain.
● Dalam hal tak adanya saudara laki-laki dan perempuan dan tak adanya pula sanak
saudara dalam garis ke atas, maka sekalian keluarga sedarah yang terdekat dalam tiap-
tiap garis, masing-masing mendapat setengah bagian dari warisan.
● Jika dalam satu garis yang sama ada beberapa keluarga sedarah dalam derajat yang
sama, maka dengan tak mengurangi ketentuan dalam Pasal 845, mereka mendapat
bagian, kepala demi kepala.
PEMBAGIAN WARISAN DI ANTARA AHLI
WARIS GOLONGAN 4
● Pasal 858:
● pertama dilakukan kloving.
● kedua dicari para keluarga sedarah terdekat dalam tiap-tiap
garis.
● pembagian warisannya pada dasarnya dilakukan berdasar
kepala demi kepada, kecuali apabila ketentuan dalam Pasal
845 terpenuhi, pewarisan dilakukan secara pancang demi
pancang.
Contoh-contoh
Pewarisan di antara Ahli waris Golongan 4,
Derajat Sama
Skema:
2.

1 /2 1 /6 1 /6 1 /6
C A B D E F

● P meninggal dunia tanpa meninggalkan ahli waris golongan 1, golongan 2 dan


golongan 3, yang ada adalah seorang paman garis ayah (C), dan dalam garis ibu
terdapat tiga orang paman dan bibi (D, E dan F). Siapakah ahli waris P, dan
bagaimana pembagian warisannya, apabila P meninggalkan harta warisan senilai
Rp 600 juta.
Pewarisan di antara Ahli waris Golongan 4,
Derajat Sama Skema: 2.

1 /2 1 /6 1 /6 1 /6
C A B D E F

● Ahli waris P adalah: C dan D, E dan F. P

● Pembagian warisan P adalah sebagai berikut:


● Warisan dikloving menjadi dua bagian yang sama, yaitu masing-masing Rp 300
juta;
● Pembagian warisan dalam garis ayah, yaitu C mendapatkan Rp 300 juta; dan
● Pembagian warisan dalam garis ibu, yaitu D, E dan F, bagian masing-masing
adalah 1/3 x Rp 300 juta = Rp 100 juta.
Pewarisan di antara Ahli waris Golongan 4,
Derajat Sama Contoh lain:

G H C D I E F J

A B

P meninggal dunia tanpa meninggalkan ahli waris golongan 1, golongan


2 dan golongan 3, semuanya telah mati lebih dulu dari P. Keluarga
sedarah yang masih hidup adalah para saudara kakek dan nenek garis
ayah (G, H dan I) dan seorang saudara nenek garis ibu (J). Siapakah ahli
waris P dan bagaimana pembagian warisannya, apabila P meninggalkan
harta warisan senilai Rp 600 juta.
Pewarisan di antara Ahli waris Golongan 4,
Derajat Sama Contoh lain:

G H C D I E F J
Ahli waris P adalah: G, H, I dan J. A B
Pembagian warisan P adalah sebagai berikut: P
•Warisan dikloving menjadi dua bagian yang sama, yaitu masing-masing
Rp 300 juta;
•Pembagian warisan dalam garis ayah, yaitu G, H dan I, masing-masing
mendapatkan 1/3 x Rp 300 juta = Rp 100 juta
•Pembagian warisan dalam garis ibu, yaitu J mendapat bagian Rp 300 juta.
•Pembagian warisan antara G, H dan I tidak perlu dilakukan kloving lagi,
setelah dilakukan kloving yang pertama (Pasal 851).
.
Pewarisan di antara
 Ahli waris Golongan 4,
Derajat SamaContoh lain:
C D F G

L A B E

M P H I J K

P meninggal dunia tanpa meninggalkan ahli waris golongan 1, golongan 2


dan golongan 3, semuanya telah mati lebih dulu dari P. Keluarga sedarah
yang hidup dalam garis ayah terdapat satu orang yaitu M dan dalam garis
ibu terdapat enam orang yaitu F, G, H, I, J dan K. Siapakah ahli waris P,
dan bagaimana pembagian warisannya, apabila P meninggalkan warisan
senilai Rp 1.200 juta.

Pewarisan di antara Ahli waris Golongan 4,
Contoh lain:
Derajat Sama
C D F G

L A B E

Ahli waris P adalah: M P H I J K

Dalam garis ayah adalah M, ahli waris golongan 4 derajat 4.


Dalam garis ibu adalah F, G, H, I, J dan K, semuanya adalah ahli waris golongan 4
derajat 4.
Pembagian warisan P adalah sebagai berikut:
•Harta warisan dikloving, menjadi masing-masing Rp 600 juta;
•Pembagian warisan dalam garis ayah, yaitu M mendapatkan seluruh bagian dalam
garisnya = Rp 600 juta;
•Pembagian warisan dalam garis ibu, yaitu F, G, H, I, J dan K masing-masing
mendapatkan 1/6 x Rp 600 juta = Rp 100 juta.
.
Pewarisan di antara Ahli waris Golongan 4,
Derajat Berbeda
Skema:

C D I E F J K

G H A B

P meninggal dunia dan meninggalkan keluarga sedarah yang masih


hidup yaitu G, H, I, J dan K, sedangkan A, B, C, D, E dan F telah
meninggal lebih dahulu dari P. Siapakah ahli waris P dan bagaimana
pembagian warisannya, apabila P meninggalkan warisan senilai Rp 600
juta.
Pewarisan di antara Ahli waris Golongan 4,
Derajat BerbedaSkema:

C D I E F J K

G H A B
Ahli waris P adalah: P
G, H, I dan J.
Pembagian warisannya adalah sebagai berikut:
•Warisan dikloving menjadi dua bagian yang sama, masing-masing
senilai Rp 300 juta;
•Pembagian warisan dalam garis ayah adalah G dan H, masing-masing
mendapat bagian 1/2 x Rp 300 juta = Rp 150 juta;
•Pembagian dalam garis ibu adalah J dan K, masing-masing mendapat
1/2 x Rp 300 juta = Rp 150 juta.
Pewarisan di antara Ahli waris Golongan 4,
Derajat Berbeda
Contoh lain:

C D I E F K L

G A B J

H P

P meninggal dunia dan meninggalkan keluarga sedarah yang masih


hidup yaitu H, I, J, K, dan L, sedangkan A, B, C, D, E, F dan G telah
meninggal lebih dahulu dari P. Siapakah ahli waris P dan bagaimana
pembagian warisannya, apabila P meninggalkan warisan senilai Rp 600
juta.
Pewarisan di antara Ahli waris Golongan 4,
Derajat Berbeda Contoh lain:

C D I E F K L

G A B J

H P
Ahli waris P adalah: H, I, dan J.
Pembagian warisannya adalah sebagai berikut:
•Warisan dikloving menjadi dua bagian yang sama, masing-masing
senilai Rp 300 juta;
•Pembagian warisan dalam garis ayah adalah H dan I, masing-masing
mendapat bagian 1/2 x Rp 300 juta = Rp 150 juta;
•Pembagian dalam garis ibu adalah J mendapat Rp 300 juta.
.
Pewarisan di antara Ahli waris Golongan 3,
dan Golongan 4 – Berbeda Golongan
Skema:

C D I E F J K

G H A B

P meninggal dunia meninggalkan keluarga sedarah yang hidup dari garis ayah,
terdiri dari C, G, H dan I, sedangkan dalam garis ibu terdapat J dan K. Adapun A,
B, D, E dan F telah meninggal lebih dulu dari P. Siapakah ahli waris P dan
bagaimana pembagian warisannya, apabila P meninggalkan warisan senilai Rp
600 juta.
Pewarisan di antara Ahli waris Golongan 3,
dan Golongan 4 – Berbeda Golongan
Skema:

C D I E F J K

G H A B

P
Ahli waris P adalah: C, J dan K.
Pembagian warisannya adalah sebagai berikut:
•Warisan dikloving menjadi dua bagian yang sama, masing-masing senilai Rp
300 juta;
•Pembagian warisan dalam garis ayah adalah C, mendapat bagian Rp 300 juta;
•Pembagian dalam garis ibu adalah J dan K, masing-masing mendapat 1/2 x Rp
300 juta = Rp 150 juta
.
Pewarisan di antara Ahli waris Golongan 3,
dan Golongan 4 – Berbeda Golongan
Contoh lain:

E F

C D

G A B H I J

P meninggal dunia meninggalkan keluarga sedarah dari garis ayah, terdiri dari C,
E, F dan G, sedangkan dalam garis ibu terdapat H, I, dan J. Adapun A, B, dan D
telah meninggal lebih dulu dari P. Siapakah ahli waris P dan bagaimana
pembagian warisannya, apabila P meninggalkan warisan senilai Rp 600 juta.
Pewarisan di antara Ahli waris Golongan 3,
dan Golongan 4 – Berbeda Golongan
Contoh lain:

E F

C D

G A B H I J

P
Ahli waris P adalah: C, H, I dan K.
Pembagian warisannya adalah sebagai berikut:
Warisan dikloving menjadi dua bagian yang sama, masing-masing senilai Rp 300
juta;
•Pembagian warisan dalam garis ayah adalah C, mendapat bagian Rp 300 juta;
•Pembagian dalam garis ibu adalah H, I dan J, masing-masing mendapat 1/3 x Rp
300 juta = Rp 100 juta.
Akibat penolakan warisan atau tidak patut
Skema:
menjadi ahli waris
P meninggal dunia meninggalkan keluarga E F

sedarah dari garis ayah, terdiri dari C, E, F C D


dan G, sedangkan dalam garis ibu terdapat G A B H I J
H, I, dan J. Salah satu ahli waris dalam P
garis ayah, yaitu C menyatakan menolak
Ahli waris P adalah E, F, H, I dan J.
warisan. Adapun A, B, dan D telah Lakukan kloving atas harta warisan, masing-
meninggal lebih dulu dari P. Siapakah ahli masing adalah Rp 300 juta.
waris P dan bagaimana pembagian Pembagian warisan dalam garis ayah adalah
E dan F, masing-masing mendapat bagian
warisannya, apabila P meninggalkan 1/2 x Rp 300 juta = Rp 150 juta.
warisan senilai Rp 600 juta. Pembagian dalam garis ibu adalah H, I dan J,
masing-masing mendapat 1/3 x Rp 300 juta =
Rp 100 juta.
Tidak ada ahli waris dalam salah satu garis
Skema:

P meninggal dunia dan meninggalkan


keluarga sedarah terdiri dari D, E, H, I, J dan C D E

K, semuanya keluarga sedarah dari garis ibu.


A B F
Siapakah ahli waris P dan bagaimana
pembagian warisannya apabila P P G

meninggalkan harta warisan senilai Rp 500 H I J K

juta.
Ahli waris P adalah D dan E, merupakan ahli waris golongan 4 derajat 4.
H, I, J dan K tertutup hak warisnya karena merupakan ahli waris golongan 4 derajat 5, yaitu tertutup
oleh D dan E.
Pembagian warisannya adalah sebagai berikut:
D dan E masing-masing mendapat bagian 1/2 x Rp 500 juta = Rp 250 juta.
Penggantian tempat di antara ahli waris
golongan 4
● Penggantian tempat di antara ahli waris golongan 4 dimungkinkan, apabila terpenuhi
syarat ketentuan dalam Pasal 845.
● Syaratnya adalah orang yang akan menggantikan tempat harus keturunan sah dari
saudara orang yang mempunyai hubungan darah terdekat dengan pewaris, saudara mana
telah meninggal lebih dahulu dari pewarisnya.
● Oleh karena itu untuk menentukan terjadinya penggantian tempat di antara ahli waris
golongan 4, harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
● •Menentukan keluarga sedarah terdekat dengan pewaris sebagai patokan utama; dan
● •Menentukan apakah keluarga sedarah terdekat tersebut mempunyai saudara yang telah
meninggal lebih dahulu dari pewaris dan meninggalkan keturunan.
Penggantian tempat di antara ahli waris
golongan 4
Skema:

A B C D E

P F G

● P meninggal dunia tanpa meninggalkan ahli waris golongan 1, golongan 2 dan golongan
3, keluarga sedarah yang ada terdiri dari D, E, F dan G yang berbeda hubungan
perderajatannya. A, B dan C telah meninggal lebih dulu dari P. Apakah dalam peristiwa
seperti ini dapat terjadi penggantian tempat?
Penggantian tempat di antara ahli waris
golongan 4
Skema:

A B C D E

P F G

● D dan E adalah keluarga sedarah derajat 3, ini merupakan keluarga sedarah terdekat
yang berhak mewaris;
● F dan G adalah keluarga sedarah dalam derajat 4, tidak mungkin mewaris bersama
dengan D dan E, kecuali mewaris berdasar penggantian tempat;
● D dan E mempunyai saudara yang telah meninggal lebih dulu dari P yaitu C dan
meninggalkan keturunan yaitu F dan G;
● Dengan demikian F dan G dapat mewaris atas dasar penggantian tempat.
Penggantian tempat di antara ahli waris
golonganContoh
4 lain:

C A B D E F

P G H I

J K L

P meninggal dunia tanpa meninggalkan ahli waris golongan 1, golongan 2 dan golongan 3,
keluarga sedarah yang ada terdiri dari C, G, J, K dan L yang berbeda hubungan
perderajatannya. A, B, D, E, F, H dan I telah meninggal lebih dulu dari P. Siapakah ahli waris
P dan bagaimana pembagian warisannya apabila P meninggalkan harta warisan senilai Rp
800 juta.
Penggantian tempat di antara ahli waris
golonganContoh
4 lain:

C A B D E F

P G H I

J K L
Ahli waris P adalah:
Dalam garis ayah adalah C, ahli waris golongan 4 derajat 3.
Dalam garis ibu adalah G, ahli waris golongan 4 derajat 4, dan J, K ahli waris golongan 4 derajat 5 yang mewaris atas
dasar penggantian tempat menggantikan H. Sedangkan L tidak dapat mewaris atas dasar penggantian tempat, karena
bukan keturunan saudara G.
Pembagian warisan P adalah sebagai berikut:
•Warisan dikloving menjadi dua bagian yang sama, masing-masing Rp 400 juta;
•Pembagian warisan dalam garis ayah, C mendapatkan Rp 400 juta;
•Pembagian warisan dalam garis ibu, G mendapat 1/2 x Rp 400 juta = Rp 200 juta, sedangkan J dan K masing-masing
mendapat 1/2 x 1/2 x Rp 400 juta = Rp 100 juta.
Konsekuensi penggantian tempat berdasar
Pasal 845

● Berdasarkan ketentuan Pasal 861, pewarisan di antara keluarga sedarah dalam


garis menyimpang, dibatasi hanya sampai derajat 6, lebih dari derajat 6 tidak
mewaris.
● Namun demikian sebagai akibat ketentuan dalam Pasal 845, ada kemungkinan
keluarga sedarah dalaam garis menyimpang yang lebih dari derajat 6
terpanggil mewaris atas dasar penggantian tempat.
● Untuk jelasnya lihat contoh-contoh di bawah ini:
Konsekuensi penggantian tempat berdasar
Pasal 845 2 3 3
● P meninggal, meninggalkan keluarga sedarah terdiri
1 4
dari D, H dan I, semuanya adalah ahli waris golongan A B C D
4. 5
● D adalah keluarga sedarah derajat 3, sedang H dan I P E
6
adalah keluarga sedarah derajat 7.
F
● Dalam peristiwa ini, H dan I dapat tampil mewaris
7 G
atas dasar penggantian tempat karena tertarik oleh D,
karena H dan I merupakan keturunan dari saudaranya
D yang telah meninggal lebih dahulu dari pewaris. H I
Konsekuensi penggantian tempat berdasar
Pasal 845
● P meninggal, meninggalkan keluarga sedarah terdiri dari Contoh lain:
2 3 3
E, J, K, L dan M, semuanya merupakan ahliwaris
golongan 4. A 1 B C 4 4 D 4
● E adalah keluarga sedarah terdekat yang berhak mewaris,
P E F 5 G 5
berada pada derajat 4. Sedangkan J, J, L dan M semuanya
merupakan keluarga sedarah derajat 7. H 6 I 6
● Dalam hal ini J dan K terpanggil mewaris atas dasar 7 7
penggantian tempat, ditarik oleh E karena merupakan 7
keturunan saudara E yang telah meninggal lebih dahulu J K L M
dari pewaris.
● Adapun L dan M tidak dapat mewaris karena penggantian
tempat, karena bukan keturunan saudara dari E.
Kloving hanya dilakukan satu kali

Skema :
● Dalam gambar di atas pewarisnya adalah A.
● Ahli waris A dalam garis ayah adalah F, H dan I,
F G H I
mereka adalah ahli waris golongan 3 derajat 3,
D E J K L M N O P
sedangkan dalam garis ibu adalah J, M, N, 0, P, Q,
mereka adalah ahli waris golongan 4 derajat 4. B C

● Pembagian warisan diantara ahli waris garis ayah, A

tidak perlu diadakan pembelahan lagi, F, G dan H


masing-masing mendapat 1/3 x 1/2 = 1/6 bagian.
● Pembagian warisan dalam garis ibu tidak perlu
diadakan pembelahan lagi, J, M, N, O dan P
masing-masing mendapat 1/5 x 1/2 = 1/10 bagian.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai