Anda di halaman 1dari 3

Ahliwaris Golongan II

Terdiri dari
-Orang Tua : Keluarga sedarah derajat satu dalam garis lurus ke atas
-Saudara : Keluarga sedarah derajat dua dalam garis ke samping
Dengan demikian dalam pewarisan Golongan II terjadi pewarisan bersama antara
orang-orang yang berbeda hubungan penderajatannya, dengan kata lain terdapat
penyimpangan terhadap prinsip hubungan penderajatan

Pasal 854
(1) “Apabila seorang meninggal dunia dengan tak meninggalkan keturunan
maupun suami atau istri, sedangkan bapak dan ibunya masih hidup, maka
masing-masing mereka mendapat sepertiga dari warisan, jika si meninggal
hanya meninggalkan seorang saudara laki atau perempuan, yang mana
mendapat sepertiga selebihnya”
(2) “Si bapak dan Si ibu masing-masing mendapat seperempat, jika si
meninggalkan meninggalkan lebih dari seorang saudara laki atau perempuan,
sedangkan dua perempat bagian selebihnya menjadi bagian saudara-saudara
laki atau perempuan itu”

Skema :

Pasal 855
Apabila salah satu orang tua telah meninggal dunia, maka orang tua yang hidup akan
memperoleh ½ warisan jika pewaris meninggalkan seorang saudara, 1/3 jika dua
saudara dan ¼ jika lebih dari dua orang saudara

Skema :

Dari dua pasal tersebut dapat diambil


kesimpulan bahwa orang tua yang mewaris bersama saudara selalu diberi hak bagian
lebih dahulu, dan sisanya untuk saudara pewaris.

Pembagian warisan di antara saudara kandung pewaris dibagi menurut hak


bagian yang sama , sedangkan bila berasal dari lain – lain perkawinan, maka warisan
harus dibelah terlebih dahulu menjadi dua bagian yang sama . Setengah bagian untuk
saudara yang bertalian dengan garis Ayah , dan setengah bagian untuk saudara yang
bertalian dengan garis Ibu . Dalam hal ini, saudara kandung mendapat bagian dari
dua garis.
Skema :

Contoh : Pewaris P meninggalkan harta warisan Rp. 180 Juta , Ayah (A) dan Ibu (B)
sudah meninggal juga, maka warisan P dibelah menjadi dua. Setengah bagian untuk
saudara yang bertalian dari garis Ayah sebesar Rp. 90 Juta dan setengah bagian
lainnya untuk saudara yang bertalian dari garis Ibu sebesar Rp. 90 Juta .
Para saudara yang bertalian dengan garis Ayah : D,E,C
Masing-masing memperoleh 1/3 x 90 juta = 30 juta
Para saudara yang bertalian dengan garis Ibu : C dan F
Masing- masing memperoleh ½ x 90 juta = 45 juta.
Jadi, hasil akhirnya
C = 75 juta
D = 30 Juta
E = 30 juta
F = 45 juta

Contoh : Pewaris P meninggalkan harta warisan sebesar Rp. 240 Juta. Ayah (A) dan
Ibu (B) masih hidup , serta mewaris lebih dari satu saudara maka A dan B mendapat
bagian minimal yaitu ¼ bagian , Sehingga Ayah mendapat 60 Juta dan Ibu mendapat
60 Juta . Sisa warisan sebesar 120 Juta dibelah setengah bagian ,
60 Juta untuk saudara yang bertalian dengan Ayah (C,D,E,F,G)
Masing-masing memperoleh 1/5 x 60 juta = 12 juta
60 Juta untuk saudara yang bertalian dengan Ibu (C,D,E)
Masing – masing memperoleh 1/3 x 60 juta = 20 juta .
Jadi, hasil akhirnya
A = 60 Juta
B = 60 Juta
C =32 Juta
D = 32 Juta
E = 32 Juta
F= 12 juta
G = 12 Juta
Dalam pewarisan Golongan II dimungkinkan ada pewarisan berdasarkan
penggantian tempat, sebagaimana diatur dalam pasal 844 KUHPerdata . Kalau
terdapat saudara yang meninggal lebih dulu dari si Pewaris , maka dapat digantikan
oleh keturunan yang sah, sehingga keturunan saudara mewaris bersama dengan orang
tua pewaris . Sementara itu apabila saudara Pewaris menolak warisan atau tidak patut
mewaris (onwaardig) maka keturunan saudara tidak dapat mewaris karena
kedudukan sendiri bila orang tua pewaris masih ada , dapat dikatakan orang tua
menutup keturunan saudara dalam pewarisan karena kedudukan sendiri.

Skema :

Contoh : C meninggal lebih dulu dari P, maka ahliwaris P adalah A dan B masing-
masing ¼ , E,F,G menggantikan tempat C secara bersama sama mewarisi ¼ atau
masing-masing 1/12 bagian , dan D mewaris ¼ bagian

Contoh : C menolak warisan P. Maka ahliwaris P adalah A dan B masing – masing


1/3 dan D juga memperoleh 1/3 . Sedangkan E,F, dan G tertutup hak warisnya karena
orang tua pewaris masih hidup

Contoh : A, B dan C menolak warisan P , sedangkan orang tua P sudah meninggal


maka D,E,F,G,H,I mewaris atas kedudukan sendiri, bagian masing – masing sebesar
1/6

Daftar Pustaka : Haryanto, Budiman Setyo. 2005 . Hukum Waris . Purwokerto :


Universitas Jenderal Soedirman

Anda mungkin juga menyukai