Anda di halaman 1dari 3

Pernyataan

P mempunyai 4 orang anak yaitu A, B, C, dan D, serta istrinya yaitu W. Wasiat P kepada salah
satu anak yaitu A sebesar 1/8 bagian harta dari P.

Selain itu, P juga mempunyai 2 orang kakek dan nenek yaitu E dan F dari pancer yang lain
mempunyai keluarga sedarah garis menyamping dalam derajat ketiga G, H, dan I. Wasiat kepada
X sebesar ¼ bagian harta P.

1. Wasiat ke A sebesar 1/8


2. Wasiat ke X dan Y orang lain masing-masing ½ harta dari P
3. Wasiat masing-masing 1/9 untuk X dan Y orang lain

PENJELASAN

Maka dari pernyataan diatas, apabila diuraikan masing-masing bagian pada ahli waris
dari P adalah:

P memiliki 4 anak, yaitu A, B, C, dan D. P memberikan wasiat kepada A sebesar 1/8 dari harta P
yang apabila dikurangkan dari harta kekayaan P sebesar 1 maka 1- 1/8 = 7/8

Bagian Mutlak I
Besarnya bagian mutlak garis lurus ke bawah diatur dalam Pasal 914 KUH Perdata yang
menjelaskan “Apabila terdapat tiga orang anak sah atau lebih, sehingga bagian mutlaknya adalah
tiga perempat dari harta warisan yang sedianya ia terima”, adalah sebagai berikut:
P memberikan wasiat kepada B, C, dan D masing-masing sebesar 3/4 dari harta P, akan tetapi
dikarenakan adanya wasiat kepada A untuk mendapatkan bagian sebesar 1/8 maka
perhitungannya dari sisa harta P dibagikan sebesar 3/4 dari 7/8 yang nanti hasilnya dibagi
menjadi tiga, sehingga:
- Bagian B = 7/96
- Bagian C = 7/96
- Bagian D = 7/96
Jadi sisa harta P adalah 1 – 7/8 – 7/32 = 3/32
Pasal 852 a KUHPerdata menyamakan garwa (suami/istri) dengan anak, akan tetapi
suami/istri tidak berada dalam garis lurus kebawah, mereka termasuk garis kesamping. Oleh
karena itu istri (W) tidak memiliki legitime portie atau non legitimaris, yang berarti tidak
mendapatkan bagian.

Bagian Mutlak II
Besarnya bagian mutlak garis lurus ke atas diatur juga dalam Pasal 915 KUH Perdata
"Dalam garis lurus ke atas pada bagian mutlak itu adalah selamanya setengah dari apa menurut
undang-undang menjadi bagian tiap-tiap mereka pada garis lurus tersebut dalam pewarisan
karena kematian", maka dalam hal ini pembagian E dan F adalah sebesar ½ atau masing-
masingnya dari pengurangan sebelumnya adalah:
a. E = 3/128 dari sisa harta yang telah dibagikan kepada bagian mutlak I
b. F = 3/128 dari sisa harta yang telah dibagikan kepada bagian mutlak I
Jadi sisa harta P adalah 3/32 – 3/64 = 3/64

Sementara itu dari pihak lain memiliki keluarga sedarah garis keturunan dalam derajat
ketiga G, H, dan I, tidak berhak (non legitimaris) karena merupakan pihak lain dari E dan F
tetapi bukanlah garis lurus dari P. Akan tetapi, P memberikan wasiat kepada orang lain masing-
masing sebesar 1/9 dari harta P yang menjadikan G, H, dan I berhak mendapatkan waris sebesar
1/9 yang apabila dikurangkan dari sisa sebelumnya adalah yang dibagikan menjadi tiga untuk
masing-masingnya atau dengan kata lain:
a. G = 1/192 dari sisa harta yang telah dibagikan kepada bagian mutlak I
b. H = 1/192 dari sisa harta yang telah dibagikan kepada bagian mutlak I
c. I = 1/192 dari sisa harta yang telah dibagikan kepada bagian mutlak I
Jadi sisa harta P adalah 3/64 – 1/64 = 2/64 atau 1/8

Bagian Mutlak III


Diketahui bahwa P memberikan wasiat kepada X dan Y masing-masing sebesar 1/2 dari
harta P dengan wasiat awal kepada X sebesar ¼ bagian harta P. Maka untuk X sendiri hasilnya
adalah 1/8. Untuk itu pembagian X dan Y adalah sebagai berikut:
X = 1/256 dari sisa harta yang telah dibagikan kepada bagian mutlak II
Jadi sisa harta P adalah 2/64 - 1/256 = 7/256
Y = 7/512 dari sisa harta yang telah dibagikan kepada bagian mutlak II
Jadi sisa harta P adalah 7/256 - 7/512 = 7/512

Anda mungkin juga menyukai