HUKUM WARIS
MENURUT KUH PERDATA
C ar a P em b ag i an :
a. K lovi ng
b . M e nc ar i k e l u ar g a se d ar ah t e r d e k at d al am t i ap 2 g ar i s,
T i d ak ad a pen g g an t i an t em pat
Hukum Waris
AHLI WARIS GOLONGAN 3
Pasal 850 (1): Dengan tak mengurangi ketentuan-ketentuan, dalam pasal 854,
855 dan 859 (aw golongan II), tiap-tiap warisan yang mana, baik seluruhnya,
maupun untuk sebagian, terbuka atas kebahagiaan para keluarga sedarah
dalam garis lurus ke atas (gol III), atau dalam garis menyimpang (gol IV) harus
dibelah menjadi dua bagian yang sama, bagian-bagian mana yang satu adalah
untuk sekalian sanak saudara dalam garis si bapak, dan yang lain untuk sanak
saudara dalam garis ibu.
Bagian-bagian warisan tersebut tak boleh beralih dari garis yang satu ke garis
yang lain, kecuali apabila dalam salah satu garis tiada seorang keluargapun, baik
keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas (gol III), maupun keponakan-
keponakan (gol IV).
KLOVING/ PEMBELAHAN WARISAN
Konsekuensi Kloving:
1. Terjadi penyimpangan terhadap berlakunya prinsip golongan dan
hubungan perderajatan.
2. Dimungkinkan orang berbeda golongan waris dapat mewaris bersama
(Gol III - Gol IV) asal berada pada garis yang berbeda.
3. Dimungkinkan orang berbeda derajat, dapat mewaris bersama, asal
berada pada garis yang berbeda.
AHLI WARIS GOLONGAN 3
1/4 1/4
¼ ¼
C D E F
½ KLOVING ½
Keterangan : A B
P = Pewaris
A&B = Ayah & Ibu Pewaris P
C, D = Kakek, Nenek P (dari garis Ayah)
EF = Nenek P (Dari garis Ibu)
AHLI WARIS GOLONGAN 3
(Pasal 853 BW) Kakek & Nenek (garis bapak & garis ibu)
¼ ¼ ½
C D E
KLOVING
Keterangan : A B
P = Pewaris
A&B = Ayah & Ibu Pewaris
P
C, D = Kakek, Nenek P (dari garis Ayah)
E = Nenek P (Dari garis Ibu)
Ahli waris golongan III: Keluarga sedarah dalam garis ke atas
sesudah orang tua (kakek – nenek) dst ke atas pasal 853
G H
I J
C D E F
A B
C dan D = Kakek dan nenek dari garis ayah
E dan F = Kakek dan nenek dari garis Ibu P
1/2 1/2
G H I J
KLOVING
C D E F
A B
Ada kemungkinan seorang saudara pewaris menolak warisan atau tidak patut
mewaris (onwaardig), maka keturunan saudara tidak dapat mewaris atas dasar
kedudukan sendiri apabila mash ada orang tua. Dengan kata lain orang tua menutup
keturunan saudara dalam pewarisan karena kedudukan sendiri.
Dasar yang digunakan ialah orang tua termasuk keluarga sedarah derajat 1,
sedangkan keturunan saudara termasuk keluarga sedarah derajat 3.
Dalam hal ini berlaku ketentuan derajat yang lebih dekat menutup derajat yang
lebih jauh.
A B
P C D
Skema 1 E F G
P meninggal dunia
meninggalkan keluarga sedarah terdiri atas 2 orang tua (A dan B) dan 2 saudara (C dan D).
C menolak warisan P.
Siapakah ahli waris P dan bagaimana pembagian warisannya?
F G H I J K
P meninggal dunia:
P
P meninggal dunia:
Dua keluarga
C A B D E F
P
P meninggal dunia
tanpa meninggalkan ahli waris golongan 1, golongan 2, dan golongan 3.
Ahli waris yang ada adalah golongan 4,
Ø paman dari garis ayah (C) serta
Ø paman dan bibi dari garis ibu (D, E, dan F).
AKIBAT HUKUM PENERAPAN KLOVING
semua warisan untuk ahli waris golongan 3
C D E F
A B
P meninggal dinia
P
Tidak meninggalkan ahli waris golongan 1 dan golongan 2.
Maka tampil mewaris adalah
Ø kakek nenek garis ayah (C danD) dan
Ø kakek nenek garis ibu (E dan F).
C D
A B E F
P
P meninggal dunia
Tidak meninggalkan ahli waris golongan 1 dan ahli waris golongan 2.
Ø dari garis ayah ada kakek nenek (C dan D) yang merupakan ahli waris golongan 3.
Ø Dari garis ibu ada paman dan bibi (E dan F) yang merupakan ahli watis golongan 4.
AHLI WARIS GOLONGAN IV
Pasal 858 BW
Keluarga Pewaris dalam garis yang menyamping lainnya,
yaitu:
Saudara dari para ahli waris Golongan III beserta
keturunannya baik dari garis Bapak maupun dari garis Ibu
(Saudara kakek dan nenek Pewaris beserta keturunannya
dll).
Paman dan Bibi atau Keturunannya Warisan dibagi dalam 2
bagian (kloving) Garis Ayah dan Garis Ibu.
Hukum Waris
AHLI WARIS GOLONGAN 4
HAK BAGIAN
½ bagian jatuh pada Garis Ayah
½ bagian jatuh pada garis Ibu
C A B D E F
P meninggal dunia: P
A B C
kloving
A B
1/4 1/4
Keterangan :
P
p = Pewaris
A, B = Saudara Ayah (Paman P) Gol. 4
C = Kakek P (dari garis Ibu) Gol. 3
AHLI WARIS GOLONGAN 4
Variasi 1 3 2 3
2
A B
4 4
1
C D
5
5
E P F
6 6
H
G Keterangan :
7 7
P = Pewaris
I A&B = Saudara Ayah & Ibu P J
C, E,G = Keturunan saudara Ayah P s/d derajat ke 6
D,F,H = Keturunan saudara Ibu P s/d derajat ke 6
q Kelompok 1
Penggantian tempat dalam garis lurus kebawah [dari Gol. 1]
(keturunan Anak : Cucu, Cicit dst) - Psl 842 BW
q Kelompok 2
Penggantian tempat dalam garis menyimpang [dari Gol. 2]
Keturunan Saudara Pewaris : kemenakan - Psl 844 BW
q Kelompok 3
Penggantian tempat dalam garis menyamping [dari Gol. 4]
Keturunan Saudara Ayah & Ibu Pewaris (keturunan Paman & Bibi) -
Pasal 845 BW
PENGGANTIAN TEMPAT
P
Kelompok 1
Psl. 842
Penggantian dalam garis lurus ke bawah A B
P = Pewaris
A,B = anak P 1/2
C & D = anak B
E& F = anak C
C D
G & H = anak F
1/4
B, C , F , H = meninggal terlebih dahulu dari P
E F
Ahli waris P = A,D,E,G
1/8
G H
1/8
PENGGANTIAN TEMPAT
Kelompok 2
Psl. 844
P A B C
Penggantian
keturunan saudara
1/3
P = Pewaris
A,B, C = saudara P
D = anak B D E F
E&F = anak C
G = anak F 1/3
1/6
B, C & F = meninggal terlebih dahulu dari P
G
Ahli waris P = A,D,E,G
1/6
PENGGANTIAN TEMPAT
Kelompok 3 3
2
Psl. 845
Keturunan saudara A
ayah dan ibu Pewaris 1 4 4
P = Pewaris
A = saudara ayah P
B&C = anak A P B C
D = anak B 5
E = anak C 5
F = anak E E
6
A,B,C & E = meninggal terlebih dahulu dari P
D
Ahli waris P = D F
anak yang dibenihkan bukan dari suami/istri nya dan diakui sah sebelum
perkawinan (Psl. 862 BW)
bukan termasuk
anak zinah /
sumbang
(Psl. 867 BW)
ANAK LUAR KAWIN
A ....................
..........
P A
B C
X
P meninggal dunia,
meninggalkan anak luar kawin yang telah diakui dengan sah (X),
meninggalkan seorang Istri A, dan dua orang anak B dan C
bagaimana pembagian warisannya?
ANAK LUAR KAWIN MEWARIS
BERSAMA GOLONGAN I
Andai X anak sah, = 1/4, sebagai ALK bagiannya 1/3 × 1/4 = 1/12
Sisa warisan I - 1/12 = 11/12, bagian ini untuk A, B, dan C
Bagian A, B, dan C masing-masing ialah 1/3 x 11/12 = 11/36
Skema 2
Catatan:
Bagian anak luar kawin yang
A ....................
mewaris bersama dengan ahli
..........
..........
Jawab:
Ahli waris Padalah X, Y, A, B, dan C
ANAK LUAR KAWIN MEWARIS
BERSAMA GOLONGAN I
Seandainya X dab Y adalah anak sah, maka hak bagiannya masing-masing ialah 1/5,
Sebagai anak luar kawin bagian X ialah 1/3 x 1/5 = 1/15.
Sebagai anak luar kawin bagian Y ialah 1/3 x 1/5 = 1/15.
Dengan demikian, ketentuan di atas hendak mengatur hak waris anak luar
kawin dalam hal mewaris bersama dengan ahli waris golongan 2 atau ahli waris
golongan 3.
Besarnya hak bagian anak luar kawin yang mewaris bersama dengan ahli
waris golongan 2, ataupun mewaris bersama dengan ahli waris golongan 3
adalah sama, dalam hal ini bagian anak luar kawin sebanyak 1/2 warisan.
SKEMA 1 ANAK LUAR KAWIN BERSAMA AHLI
WARIS GOLONGAN 2
X
X mewaris bersama ahli waris golongan 2, maka bagian X sebanyak 1/2 warisan.
Sisa warisan adalah 1/2, dibagi di antara A, B, dan C.
Bagian A,B, dan C masing-masing ialah 1/3 x 1/2 = 1/6
1/2 B
A
.................................
..........
..........
1/2
C D E F
P meninggal dunia
Ahli waris P tanpa meninggalkan
ialah X, Y D, E, A B
ahli waris golongan 1
dan F ................................. dan golongan 2.
..............
..............
P
X Y
A, B, dan C meninggal lebih dahulu dari P. P meninggalkan dua anak luat kawin (X dan Y) yang
telah diakui dengan sah dan tiga orang kakek nenek (D, E, dan F).
P meninggalkan harta warisan senilai Rp800 juta.
Siapakah ahli waris P dan bagaimana pembagian warisannya?
Pembagian warisan P sebagai berikut:
Sebagai anak luar kawin, bagian X adalah 1/2 x Rp400 juta = Rp. 200 juta
Sebagai anak luar kawin, bagian Y adalah: 1/2 X Rp400 juta = Rp. 200 juta
Bagian ALK = 3/4, sedangkan 1/4 bagian selebihnya menjadi bagian ahi waris golongan 4.
3/4
C D A B E
.................................
..............
..............
P
P meninggal dunia, dengan meninggalkan dua anak luar
kawin yang telah diakui dengan sah (X dan Y) dan
X Y meninggalkan tiga orang paman dan bibi (C, D, dan E).
A dan B telah meninggal lebih dahulu dari P.
Bagaimana pembagian warisannya
apabila P meninggalkan harta warisan senilai Rp800 juta?
Jawab:
Ahli waris P adalah X, Y, C, D, dan E Pembagian warisannya adalah
Apabila bagian X dan Y dihitung secara kolektif
X dan Y mewaris besama ahli waris golongan 4, maka bagian X dan Y
adalah 3/4 × Rp 800 juta = Rp 600 juta.
Bagian X adalah 1/2 x Rp 600 juta = Rp 300 juta
Bagian Y adalah 1/2 x Rp 600 juta = Rp 300 juta
Sisa warisan = Rp 800 juta - Rp 600 juta = Ro 200 juta
Sisa warisan dilakukan kloving, masing-masing senilai Rp 100 juta.
Bagian C = 1/2 × Rp 100 juta = Rp 50 juta
Bagian D = 1/2 × Rp 100 juta = Rp 50 juta
Bagian E = Rp 100 juta.
Kata "dalam lain-lain perderajatan" dalam pasal di atas lebih tepat apabila dibaca sebagai
"lain-lain golongan ahli waris". Hal ini terjadi sebagai akibat dilakukannya kloving yang
memungkinkan terjadinya pewarisan bersama di antara ahli waris dengan golongan yang
berbeda, yaitu antara ahli waris golongan 3 dan golongan 4, sepanjang mereka berada
dalam garis yang berbeda. Dalam hal ini, yang dipakai sebagai dasar menentukan bagian
anak luar kawin adalah ahli waris golongan 3 sehingga bagian anak luar kawin,adalah
setengah warisan.
ALK MEWARIS DENGAN GOLONGAN WARIS YANG
BERBEDA
1/2 C D
E F A B G
.................................
..............
..............
P
X Y
P meninggal dunia
meninggalkan dua orang anak luar kawin yang telah diakui dengan sah (X dan Y) dan meninggalkan
keluarga sedarah sah (C, D, E, F, dan G). A dan B telah meninggal lebih dahulu dari P.
Siapa ahli waris p dan bagaimana pembagian warisannya
apabila P meninggalkan harta warisan senilai Rp800 juta?
Ahli waris P adalah X, Y, C, D, dan G
E dan F (ahli waris golongan 4) tertutup hak warisnya oleh C dan D (ahli waris golongan 3)
Apabila seseorang meninggal tanpa meninggalkan keluarga sedarah sah yang berhak
mewaris dan hanya meninggalkan sekalian ALK sebagai satu-satunya ahli waris, maka
sekalian ALK mewaris atas seluruh warisan (Pasal 865).
A B
.................................
..............
..............
P C
X Y
P meninggal dunia,
dengan meninggalkan dua orang anak luar kawin yang telah diakui dengan sah
dan tidak meninggalkan keluarga sedarah sah yang berhak mewaris.
Maka para anak luar kawin mewaris seluruh warisan.
ANAK LUAR KAWIN SEBAGAI SATU-
SATUNYA AHLI WARIS
C D
.......................................
..............
..............
P
A B
X Y
P meninggal dunia
Meninggalkan dua orang anak sah (A dan B) dan dua orang anak luar kawin yang telah
diakui dengan sah (X dan Y).
A dan B ternyata menolak warisan P, sedangkan C dan D telah meninggal lebih dahulu
dari P. Maka X dan Y mewarisi seluruh harta warisan P
ALK DAN KELUARGA SEDARAH ORANG
TUANYA
apabila seorang pewaris meninggal tanpa meninggalkan keluarga sedarah sah yang berhak
mewaris, anak luar kawin berhak mewarisi bagian warisan tersebut dengan mengesampingkan
negara (Pasal 873 Ayat 1).
A B
.................................
..............
..............
P C
X Y
P meninggal, tanpa meninggalkan keluarga sedarah sah atau luar kawin yang berhak mewaris.
Sedangkan yang ada adalah (X dan Y) anak luar kawin dari saudaranya (C) yang telah diakui
dengan sah, dan C telah meninggal lebih dahulu dari P.
Dalam hal ini ahli waris P adalah X dan Y yang mewarisi seluruh harta warisan P.
PENGGANTIAN TEMPAT
Dalam hal seorang anak luar kawin meninggal lebih dahulu dari Pewaris, keturunan sah dari ALK
dapat menggantikan tempatnya (asal 866). Dengan demikian anak luar kawin dari anak luar
kawin tidak dapat bertindak sebagai ahli waris pengganti.
.................................
.................................
.............. P A
..............
.......
......
X B
X Y C D
P meninggal dengan meninggalkan seorang anak luar kawin yang telah diakui dengan sah (X), seorang istri (A), dan
seorang anak sah (B). Namun X telah meninggal lebih dahulu dari P dengan meninggalkan dua orang anak luar kawin
yang telah diakui dengan sah (Y dan Z) dan dua orang anak sah (C dan D).
Siapakah ahli waris P dan bagaimana pembagian warisannya apabila P meninggalkan harta warisan senilai Rp900 juta.
PENGGANTIAN TEMPAT
Ahli waris P ialah A, B, C, dan D C dan D mewaris atas dasar penggantian tempat menggantikan X.
Y dan Z sebagai anak luar kawin tidak dapat mewaris atas dasar penggantian tempat.
Siapa yang akan menjadi ahli waris apabila seorang anak luar kawin meninggal?
.................................
X Y
.......
......
.......
P A
B C
P adalah ALK dari X dan Y. P telah meninggal dengan meninggalkan seorang istri (A) dan dua orang anak (B
dan C). Dalam hal ini ahli waris P (anak luar kawin) adalah A, B, dan C.
Pembagiannya ialah sebagaimana pembagian warisan di antara ahli waris golongan 1.
HAK WARIS PASIF ANAK LUAR KAWIN
..........................................
.......
.......
.......
A B
X Y P C D
Selanjutnya, X dan Y (sesama anak luar kawin) juga tidak berhak mewaris karena tidak ada
hubungan hukum dengan P.
KETURUNAN SAH ORANG TUA YANG MENGAKUI
ANAK LUAR KAWIN
Akibat pembedaan dua hal di atas, maka pembagian warisannya dilakukan dengan cara
berikut.
1) barang-barang dari harta warisan yang berasal dari orang tua anak luar kawin, menjadi
hak para keturunan sah orang tuanya; dan
2) barang-barang lainnya dari harta warisan, menjadi hak para keturunan luar kawin dari
orang tuanya atau sesama anak luar kawin.
HAK WARIS PASIF ANAK LUAR KAWIN
..........................................
.......
.......
.......
A B
X Y P C D
P (anak luar kawin) meninggal tanpa meninggalkan istri dan anak.
Kedua orang tuanya juga telah meninggal lebih dahulu. Sedangkan keluarga yang masih hidup
terdiri dua orang anak sah, dari ayah (C dan D) dan dua orang ALK dari ayah (X dan Y).
1) Sebidang tanah dan rumah yang berasal dari A diwaris oleh C dan D, masing-2 atas 1/2 bagian;
2) Tiga bidang tanah dan dua buah mobil diwaris oleh X dan Y, masing-2 untuk 1/2 bagian.
Catatan:
1. Pembagian warisan berdasar Pasal 871 dapat dilaksanakan sepenuhnya, apabila kedua hal yang
disebutkan dalam pasal tersebut terpenuhi. Ahli warisnya terdiri dari dua kelompok ahliwaris, dan
barang warisan juga terdiri dari dua kelompok.
2. Apabila ahli warisnya hanya terdiri dari satu kelompok, maka mereka mewarisi seluruh warisan.
3. Apabila barang warisan hanya terdiri dari satu kelompok, maka hanya satu kelompok ahli waris yang
berhak mewaris.
KELUARGA SEDARAH YANG LAIN
Pasal 873 ayat (2) menyebutkan bahwa "Jika anak luar kawin tadi meninggal dunia dengan
tak meninggalkan keturunan, maupun suami atau isteri yang hidup terlama, maupun pula
bapak atau ibu, maupun akhirnya saudara-saudara laki atau perempuan atau keturunan
mereka, maka warisannya adalah dengan mengesampingkan negara untuk diwaris oleh
para keluarga sedarah yang terdekat dari Bapak atau Ibunya yang telah mengakui dia, ..."
Apabila semua ahli waris yang sudah disebutkan pada uraian di atas, huruf a, huruf b, dan
huruf c tidak ada yang bethak mewaris, maka para keluarga sedarah orang tua yang lain
berhak mewarisi harta warisan anak luar kawin dengan mengesampingkan negara.
Pembagian warisan di antara mereka dengan mendasarkan pada prinsip pewarisan biasa
(Ayat 3).
Maksudnya dengan menggunakan prinsip golongan dan prinsip hubungan perderajatan.
P (ALK) meninggal tanpa
B C meninggalkan istri dan anak,
kedua orang tua telah
........................
meninggal, tidak ada pula para
.............. A D
keturunan orang tua, dan
saudara sesama ALK
P
Dengan mengesampingkan negara, keluarga sedarah dari orang tua berhak mewarisi harta warisan ALK
tersebut berdasarkan pewarisan yang biasa. Pada contoh diatas , ahli waris P adalah B dan C, seperti halnya
dalam pewarisan di antara ahli waris golongan 3. Adapun D tidak mewaris karena tertutup oleh B dan C,
Karena D adalah ahli waris golongan 4.
P (ALK) meninggal, tanpa
meninggalkan istri dan
anak Sedangkan kedua
B C orang tua yang telah
............................. mengakui sebagai ALK
..............
telah meninggal. Yang ada
E F A D ialah B, C dan D orang tua
dan saudara A, seria E
saudara F.
P
Siapakah ahli waris P dan bagaimana pembagian warisannya apabila P meninggalkan harta warisan senilai 500
juta?
Thank you
Wish you will be successfull
Dr. Sri Wahyu Jatmikowati, S.H., M.H.