Anda di halaman 1dari 4

Nama : Angelica Ana Belinda Halim

NPM : 6052001053
Hukum Waris KUHPerdata Kelas C
TUGAS 1
1. Ahli waris ab intestato memperoleh harta warisan atas dasar alas hak umum. Jelaskan
apa artinya!
Jawab:
Ahli waris ab intestato memperoleh harta warisan atas dasar alas hak umum
artinya harta warisan dapat didapatkan atau diperoleh karena adanya peristiwa hukum,
yaitu meninggalnya seseorang1. Selain itu, ab intestato juga diatur dalam pasal 830,
831, 832, 833, 834, 1048 dan 1066 KUHPerdata. Juga terdapat pembagian harta
warisan yang akan dilaksanakan terlebih dahulu atas surat wasiat pewaris yang diatur
dalam pasal 874 KUHPerdata.
Selain itu, dalam pasal 833 ayat 1 KUHPerdata2 menjelaskan bahwa setiap
ahli waris yang menerima hak waris juga berarti ia mendapatkan hak milik atas semua
barang, piutang dari orang yang meninggal atau yang disebut pewaris, hal tersebut
berarti ahli waris ab intestato menerima seluruh hak sebagai ahli waris. Tidak hanya
hak saja melainkan ada pula kewajiban yang ahli waris dapatkan menurut pasal 1048
KUHPerdata yaitu kewajiban untuk membayar utang-piutang pewaris. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ahli waris ad intestato dapat memperoleh harta warisan atas alas
hak umum jika terjadi kematian yang dimana harta warisan tersebut berupa hak dan
kewajiban dari pewaris.

2. Bagaimana KUHPerdata mengatur pembagian harta waris untuk golongan 2. Jika ada
ayah dan ibu, serta seorang saudara sekandung, seorang saudara tiri seibu, dan juga
seorang saudara tiri seayah sebagai ahli waris. Jelaskan dengan memberikan contoh!
Jawab:
 Pembagian harta waris untuk golongan 2 diatur dalam pasal 854 jo 857
KUHPerdata yaitu terdiri dari orang tua, saudara – saudara sekandung seayah
maupun seibu.

1
Djaja S. Meliala, “Hukum Waris Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata”, Hukum Waris Menurut
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, (Bandung: Nuansa Aulia, 2019), hlm. 9
2
Ibid, Djaja S. Meliala, hlm. 6-8
 Pada pasal 854 KUHPerdata mengatur kedudukan ayah/ibu (orang tua)
pewaris, yang dimana bagian ayah/ibu (orang tua) pewaris sama dengan
anak/keturunan pewaris. Meskipun bagian orang tua dan keturunannya sama
tetapi kedudukan mereka tidak sama, karena istri/suami pewaris yang masih
hidup memperoleh ½ bagian terlebih dahulu, karena pewaris memiliki
istri/suami sehingga ada harta bersama yang dimana harta warisan harus
dibagi ½ dari harta bersama. Setelah dibagi ½ bagian terdapat sisa yaitu ½
bagian untuk orang tua dan anak pewaris. Jika terdapat istri/suami kedua dan
seterusnya maka pembagiannya sama persis seperti anak/keturunannya tetapi
paling banyak mendapatkan ¼ bagian.
 Dalam kasus ini, terdapat ayah dan ibu, seorang saudara kandung, seorang
saudara tiri seibu dan seorang saudara tiri seayah. Dapat dilihat dari contoh di
bawah ini:

 Contoh soal : P meninggal dunia meninggalkan kedua orang tuanya A dan B,


dan P memiliki saudara kandung C dan juga memiliki seorang saudara tiri
seayah D dan seorang saudara tiri seibu E dengan harta warisan yang
ditinggalkan sebesar 2M.
 Jawab contoh soal :
1. Orang tua atau ayah dan ibu pewaris mendapatkan harta waris
terlebih dahulu dengan berlaku maksimal ¼ bagian sesuai pasal
854 KUHPerdata Jadi A dan B yaitu A=B= ½ : 2= ¼ bagian
masing-masing. ¼ x 2M= 500juta. Jadi A dan B mendapatkan
bagian masing-masing 500juta.
2. Sisa warisannya 2M – (2 x 500jt) = 1M. Sesuai dengan pembagian
pasal 857 KUHPerdata, kloving dilakukan terlebih dahulu untuk
saudara tiri seayah dan seibu dengan perhitungan ½ : 2 x bagian
yang tersisa yaitu ½ lalu dikali dengan total harta warisan.
3. Jadi, D dan E = ½ : 2 x ½ x 2M = 250 juta, masing – masing dari D
dan E mendapatkan 250 juta. Tersisa 500juta.
4. Selanjutnya membahas bagian C, C merupakan saudara kandung
dari P yang dimana memiliki hubungan darah seibu dan seayah dan
mendapatkan bagian yang sama dengan ayah A dan ibu B jadi
bagian yang ia dapatkan ialah ¼ X 2M = 500juta.
 Dapat disimpulkan bahwa:
A mendapatkan 500 juta
B mendapatkan 500 juta
C mendapatkan 500 juta
D mendapatkan 250 juta
E mendapatkkan 250 juta

3. Kehadiran saudara tiri dalam hal tertentu dapat menguntungkan atau memperbesar
bagian saudara kandung. Dalam keadaan seperti apa? Jelaskan dengan contoh!
Jawab:
 Kehadiran saudara tiri dalam hal tertentu dapat menguntungkan bagian saudara
kandung dalam hal ketika saudara yang meninggal dan tidak meninggalkan ahli
waris golongan 1. Jadi, sesuai dengan asas perderajatan, jika golongan 1 tidak ada
maka golongan 2 yang menjadi ahli waris yaitu Ayah dan ibunya yang masih
hidup, serta saudara sekandung dan saudara tiri seibu atau seayah. Dapat dilihat
dari contoh kasus sebagai berikut:
 Contoh soal: P meninggal dunia meninggalkan kedua orang tuanya A dan B, serta
memiliki saudara kandung C dan juga memiliki seorang saudara tiri seibu D
dengan meninggalkan harta warisan sebesar 4M.
 Jawab Contoh Soal:
1. Dalam contoh soal tersebut tidak terdapat golongan 1 sehingga dalam
asas perderajatan jatuh ke golongan 2 yang dimana terdapat ayah, ibu,
saudara kandung dan saudara tiri seibu.
2. Menurut 854KUHPerdata bagian dari ayah A dan ibu B adalah ¼ yang
berarti ¼ x 4M = 1M, jadi bagian ayah dan ibu masing – masing 1M.
3. Maka sisa warisan adalah 4 – ( 2 x ¼ x 4M) = 2M
4. Untuk bagian saudara seayah maka, C mendapatkan bagian ½ x 2M =
1M karena C memiliki hubungan darah dari keluarga ayah.
5. Untuk bagian saudara seibu maka, ½ x 2M = 1M tetapi akan dibagi 2
lagi karena terdapat C dan D, C juga memiliki hubungan sedarah
dengan ibu, sedangkan D hanya merupakan keluarga dari seibu saja,
maka perhitungannya ½ x 2 : 2 x 1M = 500Juta yang berarti C dan D
mendapatkan masing – masing 500juta.
6. Dapat disimpulkan bahwa:
a. Ayah mendapatkan 1M
b. Ibu mendapatkan 1M
c. C mendapatkan 1M + 500Juta = 1,5M
d. D mendapatkan 500Juta
Jadi dapat diketahui bahwa C dapat mempunyai keuntungan dari bagian saudara tiri, karena
saudara tiri D hanya mewakili dari 1 garis keturunan yaitu dari ibu, sehingga dalam
perhitungan ini C yang mewakili 2 garis keturunan mendapatkan bagian lebih banyak
daripada yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai