Anda di halaman 1dari 2

Nama : Abd rohman

Nim : 1991014089

Prodi : Hukum Keluarga / C

Matkul : Hukum kewarisan

...Jawaban...

1. Kemungkinan terjadinya apabila jika seorang yang meninggal dunia memiliki ahli waris suami, ibu, dan
ayah. Apabila jika seorang yang meninggal dunia memiliki ahli waris istri, ibu, dan ayah. Prinsip dasarnya
ialah bagian laki-laki adalah dua kalilipat dibanding bagian si perempuan.

2. Memindahkan bagian sebagian ahli waris kepada orang yang mewarisinya lantaran kematiannya
sebelum pembagian harta peninggalan dilaksanakan. Lebih jelasnya ialah munasakhat itu terjadi karena
adanya salah seorang ahli waris terlebih dahulu meninggal dari pada pewaris tersebut.

Contoh;

Seorang meninggal dengan mening-galkan ahli waris tiga orang anak laki-laki dan seorang anak
perempuan dengan tirkah sebanyak Rp. 25.000.000,- dan sebelum harta dibagi tiba-tiba salah seorang
anak lakilaki meninggal, maka penyelesaiannya adalah = 2 : 2 : 1 = 5, jadi untuk: seorang anak laki-laki=
2/5 X Rp. 25.000.000,- =Rp. 10.000.000. Seorang anak perempuan = 1/5 X Rp. 25.000.000,- = Rp.
5.000.000. Penyelesaian kasus pada bentuk pertama munasakhah ini tidak sulit, karena penyelesaian
kasusnya tidak melalui tahapan-tahapan, cukup dengan satu kali perhitungan saja. Oleh karena itu
cukuplah kiranya membagikan harta warisan pewaris terdahulu kepada ahli waris yang ada dengan
menganggap bahwa simati yang belakangan tidak hidup disaat kematian si mati pertama. Sebagaimana
dikumpulkannya harta simati belakangan selain yang diwarisinya dari si mati pertama dengan jumlah
harta pusaka yang meninggal terdahulu itu. Dalam munasakhah bentuk kedua, ahli warisnya orang yang
mati belakangan bukan ahli warisnya orang yang mati pertama. Cara penyelesaiannya pada munasakhah
bentuk kedua ini, pertama-tama adalah harta warisan orang yang mati dahulu dibagi-bagikan kepada
ahli waris-nya. Dengan demikian proses penyelesaian kasus kewarisannya dikerjakan dua kali.

3. Untuk suami (ayah) mendapat seperempat bagian dan untuk dua orang saudara perempuan
sebanding mendapat dua pertama bagian.

4.Apabila dalam pembagian harta warisan di antara para ahli waris Dzawil furud menunjukkan bahwa
angka pembilang lebih besar dari angka penyebut, maka angka penyebut dinaikkan sesuai dengan angka
pembilang, dan baru sesudah itu harta warisan secara aul menurut angka pembilang.

Contoh ;
Pewaris meninggalkan:

1. janda (a)

2. dua orang anak perempuan (b dan c)

3. ibu (d)

4. bapak (e)

Maka pembagian warisannya akan seperti:

a = 1/8

b dan c = 2/3

d = 1/6

e = 1/6

Jumlah perolehan semua ahli waris (a+b+c+d+e) = 3/24 +16/24+4/24+4/24 = 27/24.

Kemudian, bagian tersebut di aul-kan (dikurangi secara berimbang) berbanding dengan cara
menyamakan penyebutnya dengan pembilangnya sehingga sekarang menjadi 27/27. Selanjutnya
dibagikan menurut penyebutnya semula sehingga menjadi:

a = 3/24 menjadi 3/27

b dan c = 16/24 menjadi 16/27

d = 4/24 menjadi 4/27

e = 4/24 menjadi 4/27

Jumlah = 27/27 =1

Anda mungkin juga menyukai