Anda di halaman 1dari 2

NAMA : SALWA

NIM : 042337798
MATA KULIAH : HKUM4202 / HUKUM PERDATA

Tugas 2 Hukum Perdata/HKUM4202

Seorang pewaris Ana (nenek) meninggalkan 3 (tiga) orang Ahli Waris Golongan I
yaitu ketiga anaknya bernama Bani, Cani, dan Dani. Bani memiliki istri yaitu Endah
dan melahirkan 2 (dua) anak yaitu Fiot dan Gani, Namun karena Bani telah
meninggal dunia maka hak warisnya digantikan oleh keturunannya yaitu Fiot dan
Gani

Pertanyaan:

1. Bagaimana cara pembagian warisan yang benar menurut hukum perdata?


Jelaskan Jawaban Anda! (Nilai max 50)

Ahli waris merupakan pihak-pihak yang memiliki hak untuk menerima harta warisan
yang telah ditinggalkan oleh pewaris yang sudah meninggal dunia. Dalam perpindahan
harta warisan tersebut, terdapat hukum yang mengatur mengenai pihak yang berhak,
bagian masing-masing ahli waris, dan cara mengitung pembagian ahli waris.
Terdapat beberapa cara dalam melakukan pembagian ahli waris, misalnya saja,
pembagian harta warisan secara hukum adat, hukum islam, atau secara hukum
perdata. Namun, Artikel ini tidak akan membahas ketiganya secara bersamaan,
fokusnya akan membahas pembagian harta warisan secara hukum perdata. Simak
berikut ulasannya.

Pembagian Harta Warisan Secara Perdata


Pada pasal 830 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata), dijelaskan bahwa
mengenai pembagian harta warisan hanya akan bisa dilakukan jika terjadinya kematian
dari pemilik harta. Jika pemilik harta masih hidup, maka harta tidak dapat dipindah
tangankan dengan proses ketentuan waris.
Menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata terdapat dua cara untuk mendapatkan
warisan, yakni:
• Sebagai ahli waris menurut undang-undang hukum perdata.
• Diitunjuk oleh pemilik harta di dalam surat wasiat (testament).

Pihak yang Berhak Menjadi Ahli Waris


Sesuai dengan Pasal 832 yang menyebutkan golongan ahli waris, yaitu:

1. Golongan I (Keluarga garis lurus ke bawah):


• Suami/istri yang hidup terlama.
• Anak-anak dan keturunannya.

2. Golongan II (Keluarga garus lurus ke atas):


• Orang tua.
• Saudara kandung beserta keturunannya.

3. Golongan III:
• Kakek dan nenek.
• Leluhur.

4. Golongan IV (Keluarga garis ke samping)


• Paman dan bibi sampai dengan derajat ke-enam yang dihitung dari pewaris.
• Saudara dari kakek dan nenek beserta dengan keturunannya, samapi dengan derat
ke-enam yang dihitung dari pewaris.

HKUM4203 / TUGAS 1 Page 1


NAMA : SALWA
NIM : 042337798
MATA KULIAH : HKUM4202 / HUKUM PERDATA

Tujuan adanya golongan ahli waris di atas yang sesuai dengan pasal 832, memprioritaskan
terlebih dahulu pihak yang mendapatkan warisan berdasarkan urutannya. Misalnya, golongan
II tidak dapat mewarisi warisan, jika ahli waris golongan I masih ada.

Cara Menghitung Pembagian Ahli Waris Menurut KUH Perdata


• Suami/istri serta anak-anak yang ditinggal mati oleh pemilik harta atau pewaris
mendapatkan seperempat bagian.
• Jka pemilik harta atau pewaris belum mempunyai suami/istri dan anak, hasil warisan dapat
diberikan ke orang tua, saudara, dan keturunan dari saudara pemilik harta atau pewaris
seperempat bagian.
• Jika pemilik harta atau pewaris tidak memiliki orang tua yang masih hidup dan saudara
kandung, pembagian harta warisan dapat dibagikan untuk keluarga garis ayah dan
keluarga garis ibu masing-masing mendapatkan setengah bagian
• Keluarga sedarah garis atas yang masih hidup memiliki hak untuk mendapatkan warisan
sesuai dari ketentuan yang sebesar setengah bagian.

2. Apakah Endah mendapatkan bagian dari Bani almarhum suaminya yang sudah
meninggal? Jelaskan jawaban Anda! Nilai max 50)

Ya dapat, “Suami/istri serta anak-anak yang ditinggal mati oleh pemilik harta atau
pewaris mendapatkan seperempat bagian“

HKUM4203 / TUGAS 1 Page 2

Anda mungkin juga menyukai