Anda di halaman 1dari 2

NAMA : IRFAN BUDI SAPUTRA

NIM : 042578565
MATA KULIAH : TUGAS AKHIR PROGRAM (ILMU HUKUM)
DISKUSI :2
SMESTER :8
PROGRAM STUDI S1 ILMU HUKUM

SOAL

Kasus ini melibatkan dua saudara kandung, A dan B, yang mewarisi harta dari orang tua
mereka setelah kedua orang tua mereka meninggal dunia. Harta warisan termasuk tanah,
rumah, dan beberapa rekening bank. Namun, A dan B memiliki perselisihan tentang
bagaimana harta warisan ini harus dibagi. A berpendapat bahwa pembagian harus
berdasarkan kontribusi finansial mereka selama perawatan orang tua mereka yang sakit,
sedangkan B berpendapat bahwa pembagian harus sama rata antara mereka berdua.
Silahkan anda analisis bagaimana langkah penyelesaian permasalahan warisan tersebut
dengan hukum perdata!
Jawab:

Hukum waris perdata merupakan hukum yang tertua di Indonesia karena didasarkan
kepada BW atau Burgerlijk Wetboek voor Indonesie yang diberlakukan sejak 1848
dengan asas konkordansi. Asas tersebut bermakna apapun peraturan yang diberlakukan
di Belanda, diberlakukan pula di daerah jajahannya, termasuk Hindia Belanda
(Indonesia). Lalu, bagaimana pembagian harta warisnya? Penting untuk diketahui bahwa
hukum waris perdata tidak membedakan besaran waris bagi laki-laki atau perempuan.

Dalam hukum waris perdata, hak laki-laki dan perempuan dalam hal waris dinilai setara.
Hak waris diutamakan kepada keluarga, baik sedarah atau karena perkawinan. Untuk
mempermudah pemahaman mengenai pembagian harta waris menurut hukum perdata,
berikut sejumlah ciri-ciri hukum waris perdata:
1) Dasar hukumnya adalah KUH Perdata.
2) Diperuntukan bagi nonmuslim.
3) Mewaris dari pihak bapak dan ibu atau bilateral.
4) Tidak ada perbedaan bagian untuk laki-laki atau perempuan.
5) Ahli waris adalah orang yang terdekat dengan pewaris.
6) Mewaris secara pribadi, tidak berkelompok.
7) Terbukanya warisan ketika si pewaris meninggal dunia.
8) Apabila ada sengketa, diselesaikan di Pengadilan Negeri.

Pembagian harta waris menurut hukum perdata dapat dilakukan dengan dua cara, antara
lain:

Berdasarkan ketentuan undang-undang atau ab-intestato yang mana ahli waris telah
diatur dalam undang-undang untuk mendapatkan bagian dari warisan karena adanya
hubungan kekeluargaan atau hubungan darah dengan orang yang meninggal.
Berdasarkan testament atau wasiat yang mana ahli waris ditunjuk atau ditetapkan dalam
surat wasiat yang ditinggalkan.

Pembagian harta waris menurut hukum perdata Diterangkan dalam Empat Golongan Ahli
Waris Menurut KUH Perdata, penggolongan tersebut menunjukkan ahli waris yang
urutannya didahulukan. Atau dengan kata lain, jika ada golongan pertama, maka
golongan di bawahnya tidak dapat mewarisi harta warisan yang ditinggalkan.

Golongan yang dimaksud, antara lain:

Golongan I
Terdiri dari suami atau istri yang ditinggalkan, anak-anak sah, serta keturunannya.

Golongan II
Terdiri dari ayah, ibu, saudara, dan keturunan saudara.

Golongan III
Terdiri dari kakek, nenek, dan saudara dalam garis lurus ke atas.

Golongan IV
Terdiri dari saudara dalam garis ke samping, misalnya paman, bibi, saudara sepupu,
hingga derajat keenam.

Jadi menurut saya, dalam kasus tersebut diatas yang melibatkan dua orang saudara
kandung, A dan B, Menurut hukum perdata pasal 832 KUHPerdata tentang hukum ahli
waris, untuk pembagian harta saudara A dan B yaitu dibagi sama rata.

Anda mungkin juga menyukai