Anda di halaman 1dari 14

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 4%

Date: Kamis, Januari 30, 2020


Statistics: 183 words Plagiarized / 4723 Total words
Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

BAB 1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Gedung Kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip
Kota Bandung merupakan Gedung intstansi pengelola karya – karya tulis diantaranya :
karya cetak dan karya rekam secara profesional yang memenuhi untuk kebutuhan
pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan para Pemustaka yang berada di Kota
Bandung maupun Pemustaka dari luar kota. Tugas Pokok Gedung Kantor Dinas
Perpusatakaan dan Arsip Kota Bandung yaitu melaksanakan sebagian kewenangan
daerah di bidang perpustakaan dan arsip daerah.

Selain itu, memiliki fungsi kebijakan dalam lingkup arsip dan perpustakaan, administrasi
instansi di lingkup perpustakaan dan kearsipan dan fungsi lain yang diberikan Walikota
Bndung yang terkait. . Gedung Gedung Kantor Dinas Perpusatakaan dan Arsip Kota
Bandung dulu nya bernama Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perpustakaan Umum
dibawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung,
berdasarkan Peraturan Daeah Kota Bandung, yang berlokasi Kantornya di Jl A. Yani
Nomor 239 Sayap kiri Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandung. Gedung
tersebut berubah nama dengan Keputusan Walikota Daerah Tingkal II Kota Bandung
No.

599 Tahun 1999, dan di ubah menjadi Kantor Perpustakaan Umum Kota Bandung Untuk
saat ini Fasad Gedung saat ini memang megah sekali akan tetapi desain fasad pada
gedung sangat disayangkan, karena fasad saat ini tidak mempunyai Double Skin , fasad
saat inimenggunakan material kaca dan selain itu juga fasad gedung menghadap ke
Barat yang nantinya akan menggagu kenyamanan pengguna gedung tersebut di saat
jam 11.00 siang sampai 16.00 sore karena sinar matahari yang masuk ke dalam
bangunan, hal tersebut terjadi akibat fasad gedung tersebut tidak ada Double Skin yang
setidanya akan mengurangi sinar matahari masuk ke dalam gedung.
Untuk saat ini Ruangan yang berada di area Barat menggunakan Air Conditioner (AC)
untuk mengurangi panas akibat sinar matahari. Sehingga dapat dipastikan, bahwa
energi yang digunakan tidak sedikit. Suhu ruangan di dalam Bangunan Kantor Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bandung jika cuacanya terang benderang sekitar
32.3°C sedangkan jika cuacanya agak mendung sekitar 30.7°C , sedangkan untuk
kenyamanan termal dalam ruangan yang ideal adalah 24°C hingga 27°C dengan
kelembaban 60% ± 5% (SNI 6390:2011 hal 3) .

Maka dengan itu suhu ruangan yang berada di dalam Gedung Kantor Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bandung tidak memenuhi standar batas kenyamanan
termal sehingga menimbulakan ketidaknyamanan bagi pengguna gedung User,
Pengunjung dan buku – buku yang berda di perpustakaan . Table 1.1 Suhu Ruangan di
Dalam Gedung NO WAKTU BULAN TEMPERATUR KETERANGAN 1 11.15 15 Oktober
2019 32.2°C Cuasa Sangat Terik 2 13.03 15 Oktober 2019 30.7°C Cuaca Mendung 3
13.47 16 Oktober 2019 30.9°C Cuaca Mendung 4 11.45 23 Desember 2019 32.1°C Cuaca
Sangat Terik 5 14.00 24 Desember 2019 30.7°C Cuaca Mendung 6 12.00 25 Desember
2019 30.4°C Cuaca Sangat Terik 7 11.00 26 Desember 2019 30.2°C Cuaca Mendung 8
15.00 27 Desember 2019 30.5°C Cuaca Mendung 9 12.00 30 Desember 2019 32.7°C
Cuaca Sangat Terik 10 13.00 31 Desember 2019 31.8°C Cuaca Sangat Terik Sumber :
Data Pribadi Untuk mentidaklanjuti suhu ruangan yang tidak nyaman bagi penguna
gedung maka dengan itu harus ada anlisis apa yang menyebabkan suhu ruangan
menjadi tidak nyaman atau panas , setelah di analisis ternyata yang menjadi masalah
adalah bentuk fasad yang tidak ada pencegah matahari seperti Double Skin, Fasad
Gedung tersbut juga sangat tertutup dan minim bukaan untuk penghawaan.

Maka dari itu untuk meminimalisir suhu ruangan yang tidak nyaman bagi pengguna
gedung, di Double Skin dan bukaan yang cukup di setiap ruangan dan mengguanakan
metoda cros ventilation sehingga udara yang di dalam gedung akan bergantian ,
dengan menerapkan konsep tersebut maka akan mengurangi suhu udara yang panas di
dalam gedung. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana merancang sebuah gedung agar
kondisi suhu udara dan cahaya matahari agar masuk kedalam ruangan – ruangan
dengan tepat sesuai dengan kebutuhan ? Bagaimana merancang sebuah gedung agar
pengguna gedung merasa nyaman dari efek sinar matahari yang masuk ke dalam
gedung yang menyebabkan ketidak nyamanan pengguna ? 1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah masalah penulis pada penelitian ini hanya mengkaji penerapan konsep
desain Fasad, Penghawaan udara terhadap ruangan dalam gedung dan sirkulasi.

1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui hal-hal apa saja
yang diketahui pada Desain Fasad, Penghawaan suhu terhadap ruangan dalam gedung
di Gedung Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bandung sehingga suhu ruangan
menjadi tidak nyaman atau suhu ruangan panas. Gambar 1.6.1 Fasad di arah barat pada
Gedung Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bandung Sumber: Data Pribadi, Tahun
2020 Gambar 1.6.2 Kurangnya Ventilation Untunk Ruangan Sumber: Data Pribadi, Tahun
2020 Gambar 1.6.3

Tampak Samping Kiri Gedung Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bandung Sumber:
Data Pribadi, Tahun 2020 1.5 Manfaat Penelitian Bermanfaat sebagai bahan untuk
masukan dan alternatif bagi yang membutuhkan data mengenai bidang bersangkutan,
Khususnya di Kota Bandung. Bermanfaat untuk tambahan wawasan dan pengetahuan
bagi mahasiswa yang akan mengajukan Tugas Akhir dan Seminar. 1.6 Kerangka Berpikir
1.7 Kerangka Berpikir Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab dengan
beberapa sub bab.

Agar mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai hal yang tertulis, berikut ini
sistematika penulisannya secara lengkap: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini membahas
latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, alur pikir penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN
TEORI Pada bab ini diuraikan tentang landasan teori, kerangka teori, dan hipotesis yang
mencakup penelitian yang dilakukan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini
dijelaskan tentang jenis metode penelitian yang dipakai, lokasi dan waktu penelitian,
variable yang terkait dengan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan
data, serta metode analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisi hasil dan pembahasan yang
diperoleh dari penelitian yang mencakup data deskriptif kualitatif. BAB V PENUTUP Pada
bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan berisi saran-
saran yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Fasad Fasad adalah
merupakan tampilan bangunan yang mempengaruhi bangunan, Melalui fasad,
penampilan bangunan dapat dilihat melalui eksteriornya dan memiliki dampak
kekurangan pada bagian ruang – ruangan yang ada di dalamnya.

Selain itu juga fasad sangan menunjang untuk sebuah tampilan suatu bangunan, fasad
juga memiliki fungsi yang berkaitan dengan ruang – ruang yang berada di dalam
sebuah gedung. Fasad mempengaruhi suatu bangunan diantaranya view, pencahayaan,
ventilasi, kenyamanan pengguna, aliran beban serta servis pada bangunan (Knaack,
2007 hal 8 – 9). Maka dengan itu dapat disimpulkan fungsi fasad yaitu fungsi bagian
pada eksterior dan interior. Pada eksterior fasad berungsi untuk menampilkan sebuah
benruk bangunan dan pada lingkup interior berfungsi untuk menunjang kenyamanan
pengguna gedung yang terdiri dari kenyamanan termal, visual dan akustik. 2.1.2

Konsep Double Skin Fasade Fasad ganda atau Double Skin Fasad berperan pada
bangunan sebagai pendingin bangunan diantaranya ruangan – ruangan , Double Skin
Fasade adalah tambahan selubung bangunan yang di terapkan atau dipasang pada
bagian fasad yang berupa tambahan fasad, dan biasanya transparan. Ruangan baru
antara kulit fasad kedua dan kulit Fasad asli adalah sebuah zona penyangga yang
difungsikan untuk melindungi sebuah bangunan atau gedung. Ruangan juga berfungsi
untuk sebagai pelindung dari panas sinar matahari yang dipancarkan ke gedung, dan
tergantung orientasi pada bangunannya juga.

Untuk sistem berorientasi selatan, suhu udara cahaya matahari juga dipergunakan untuk
sebagai keperluan pemanasan pada saat musim dingin. Harus buang supaya untuk
mencegah suhu panas berlebihan pada periodelain. (Claessens dan DeHerde (2004)
Untuk aktivitas di Gedung Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bandung
sangat terbilang ramai sekali karna bangunan tersebut bangunan untuk umum bagi
masyarakat yang mencari buku referensi di karenakan di gedung tersebut terdapat
perpustakaan umum, dan selain itu juga gedung tersebut digunakan untuk menyimpan
arsip – arsip Negara.

Dengan ini Gedung Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bandung tersebut
harus dibuat menarik masyarakat dan tidak hanya itu saja gedung tersebut harus dibuat
nyaman bagi penggunanya. 2.1.3 Konsep Double Skin Fasade Double Skin Fasad sebuah
sistem terdiri dari layar eksternal, layar internal dan rongga ventilasi. Shading surrya
diposisikan ke dalam rongga ventiliasi. Ekternal dan Intenal layar dapat dijadikan kaca
tunggal dan unit kaca ganda, kedalam rongga dan jenis ventilasi tergantung pada
kedaan kondisi lingkungan, fungsi selubung yang di rancang dengan keseluruhan
bangunan termasuk dengan sustu sistem lingkunga.
/ Gambar 2.1 Sumber : Detail sistem fasad ( Zanghirella, 2011) Sistem façade ada
gambar di atas terdiri dari material kaca interior, rongga dngan inlet saluran udara yang
dikontrol pada outlet, dan Lovre berputar terkendali di dalam sebuah roangga.
Pengembangan desain Fisik dan matematis untuk sistem ini membutuhkan penelitian
yang berproses dari transportasi suatu suhu panas sebagai berikut : 1) Radiasi Cahaya
Matahari Langsung, refleksi dan difus 2) Radiasi Gelombang panjang yang langsung
melewati antar pemukaan 3) Perpindahan suatu suhu konektiv 4) Gerakan Air yang
melalui inlet atau rongga
Terkait dengan sistem energi, Double skin Facade (DSF) memiliki peran dalam
mengurangi kebutuhan pendinginan ruang selama musim panas sehingga gedung tidak
membutuhkan energi yang terlalu banyak , di samping itu fungsi pencahayaan juga
tetap dipertimbangkan, memungkinkan pula cahaya alami sebagai pengganti cahaya
buatan dapat masuk ke dalam sutu ruangan yang berada di dalam gedung . (Poirazis,
2004).

Gambar berikut menujukan sistem mekanisme aliran udara yang bergerak dan radiasi
matahari yang mempengaruhi pada sistem Double Skin Facade.. (b) Gambar 2.2
Mekanisme bergerknya udara dan radiasi matahari yang mempengaruhi pada Double
Skin Facade Sumber: Poirazis, 2004 Gambar 2.2 (a) menunjukkan Double Skin Facade
bahawa adanya persimpangan yang terbuka pada area bagian sisi luar dan rongga pada
setiap lantai dan mengakibatkan pertukaran suhu panas pada suhu udara yang berada
di dalam dan luar roangga.

Sebgaian peneliti mengatakan bahwa yang seharunya menjadi sistem terbaik untuk
musim panas pada saat suhu pendinginan diperlukan, namun dikarekan sambungan
yang terbuka pemanasan awal udara rongga akan lebih rendah dibandingkan dengan
sistem yang lain dengan persimpangan yang tertutup. Gambar 2.2 (b) menunjukkan
terdapat persimpangan yang terbuka di setiap tingkatan, akan tetapi masing – masing
lantai dipisahkan menjadi satu sama lain. Dan akibatnya disetiap lantai menciptakan
sistemnya sendiri. Para peneliti menyatakan bahawa. Praktek ini akan menjadi suatu
yang paling nyaman dikarenakan terdapat suatu sistem module yang sama dan dapat
dipergunakan pada setiap lantainya.

Juga dikarenan adanya gradien suatu suhu yang sangat besar masalah pada ketinggian
yang beda. rongga tersebut dapat dihindari (pada setiap lantaninya pasti ada lebih
kurang susu dalam rongga) Dengan asumsi perpindahan suhu panas dalam arah lateral
bisa diabaikan, dalam perilaku suatu sistem fasad pintar dapat dikurangi. Secara
sederhana,desain model yang dinamik dan kontol optimal, dapat dijelaskan pada
gambar 2.3 sebagai berikut. / Gambar 2.3
deskripsi sederhana Double Skin Facade sumber: Cheol-Soo Park, 2003 Sistem façade ini
terdiri dari materila kaca eksterior ganda, kaca interio, ronggan dengan inlet saluran
udara yang dikontrol / otlet, dan Louvre dapat berputar terkendali di dalam rongga.
terdiri dari kaca eksterior ganda, sebuah kaca interior,
rongga dengan inlet aliran udara dikontrol / outlet, dan Louver berputar terkendali
dalam rongga. Pengembangan desain Fisik dan matematis untuk sistem ini
membutuhkan penelitian yang berproses dari transportasi suatu suhu panas sebagai
berikut dalam geometri 3D berikut: 1) Radiasi Cahaya Matahari Langsung, refleksi dan
difus 2) Radiasi Gelombang panjang yang langsung melewati antar pemukaan 3)
Perpindahan suatu suhu konektiv 4) Gerakan Air yang melalui inlet atau rongga 2.1.4

Kenyamanan termal Kenyamanan termal merupakan dimana seseorang merasa nyaman


dengan keadaan suhu ruangan / temperatur pada lingkungannya, dan bila digambarkan
dalam konteks sendasi dimana sesorangan tidak merasakan termperatur udara terlalu
panas atapun terllu dingin ASHRAE (American society of heating, refrigerating and air
conditioning engineers, 1989). 2.1.5 Faktor – Faktor Kenyamanan Termal Menurut
ASHRAE (1989), kenyamanan termal dipengaruhi oleh 6 faktor diantaranya: 1.
Temperatur Udara Temperatur udara merupakan faktor utama kenyaman termal hal ini
tergantung dari perasaan subjektif dan kenyamanan berprilaku. Standar kenyamanan
termal yang idelal hangat nyaman menurut SNI 03-6572-2001 diantaraya 25,8°C –
27,1°C. 2.

Kelembaban udara Kelembaban suhu udara yang sangat relatif untuk suatu daerah
tropis menurut SNI 03-6572-2001 diantaranya 40% s/d 50%. Dan untuk suatu ruangan
yang memiliki kapasitas yang sangat padat seperti ruangan rapat atau pertemuan,
kelembaban udara yang ideal dianjurkan diantaranya 55% s/d 60% 3. Kecepatan Angin
Kecepatan udara yang sangat ideal menurut SNI 03-6572-2001 0,25 m/s. Kecepatan
udara dapat dibuat lebih sangat beasr dari 0.25% m/s tergantung pada kondisi
temperatur udara yang kering berada di dalam ruangan. 4. Temperatur radiant Radiasi
matahari mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap sensasi suatu termal 5.

Insulasi pakaian Jenis dan bahan pakaiana yang diperguanakan oleh suatu individual
akan sangan berpengaruh terhadap kenyamanan termal. Manusia dapat menentukan
jenis pakaian yang akan di gunakan sesuai dengan kondisi lingkungan di sekitarnya 6.
Aktivitas Aktifitas yang dialakukan oleh manusia akan memberikan pengaruh terhadap
peningkatan metabolisme suatu tubuh. 2.1.4 Kenyamanan Termal Berdasarkan Pada
Desain Bukaan Peletakan dan Orientasi Bukaan Perletakan dan Orientasi bukaan inlet
tidak hanya mempengaruhi kecepatan suhu Udara, dan juga pola aliran udarayang
berada di dala ruangan, sedangkan untuk suatu lokasi outlet memiliki pengruh yang
sangat kecil dalam kecepatan dan pola arilan udara. Posisi inlet dan otlet bukaan yang
terdiri dari 3 macam bagian diantaranya yaitu bersebelahn, berdadapan dan sisi yang
sama. (Anisa Budiani Arifah, M.

Satya Adhitama dan Agung Murti Nugroho, Pengaruh Bukaan Terhadap Kenyamanan
Termal Pada Ruang Hunian Rumah Susun Aparna Surabaya, 2017) 2.1.5 Arsitektur hemat
energi Hemat energi adalah hal yang sangat dibutuhkan di era modern saat ini. Bicara
tentang suatu pengematan energi dari hal arsitektur, tidak terlepas dari segi suatu
bangunan. Pada zaman sekarang bangunan mulai bergeser dari penghematan nergi.
Semua itu mengutamakan aspek estetika sehingga tidak mempertimbangan atau
memikirkan aterial bangunan yang akan dipergunaka. Padahal dilihat pada efeknya
terntu akan lebih banyak efek negatif yang aka ditimbulkan.

(novia clara bianca, Arsitektur Ramah Lingkungan dan Hemat Energi, 2012) Semakin
banyak penggunaan energi sehingga mendampakan pemborosan energi adan akan
berampak kurang bagus untuk pada masa yang akan datang. Sangat penting diketahui,
bahwa masalah penggunaan nergi yang berlebihan secara umum sekita 80% oleh faktor
manusi dan 20% disebebakan faktor teknis. Efesiensi enegi dapat ditekankan lebih ke
demand side management (DSM), di masyarakat kadangkala efesiensi energi dapat
diatikan sebagai pengematan suatu energi.

(novia clara bianca, Arsitektur Ramah Lingkungan dan Hemat Energi, 2012)
Menggunakan energi dengan hemat atau bijaksana bukan berati pemakaian energi
harus merelakan kenyamanan, misalanya disaat membaca buku di suatu ruanga yang
sangat gelap untuk mengemat pencahayaan lampu atau mematikan Air Conditioner
(AC) di dalam ruangan demi menghemat pembayaran listrk. Hal ini juga menekankan
kita untuk semakin kreatif untuk menciptakan suatu inovasi – inovasi yang baru demi
penggunaan energi yang sangat efesien dan bijaksana.

(novia clara bianca, Arsitektur Ramah Lingkungan dan Hemat Energi, 2012) BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Kajian Kenyamanan Ruang Pada Gedung
Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bandung di Tinjau Dari Desain Fasad
Bangunan. Penelitian desktiptif meliputi pengumpulan data-data untuk diuji dan
menjawab suatu pertayaan mengenai status untuk terakhir dari subjek penelitian.
Metode kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data
tertulis atau data lisan 3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian berada di Jalan
Seram No.2, Citarum, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung.

Waktu penelitian dilakukan pada minggu ke tiga di bulan Nopember 2019 sampai
dengan minggu ke tiga di bulan Desember 2019. Gambar 3.1 Peta Lokasi Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bandung Sumber : Google Maps Gambar 3.2 Site Plan
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bandung Sumber : Data Pribadi, 2020 3.3
Variabel Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang mempengaruhi, yaitu:
Variabel Bebas Variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab terjadinya ketidak
nyaman suhu ruangan pada Gedung Kantor .

Variabel Terikat : Merupakan faktor utama yang akan dijelaskan atau diprediksi dan
dipengaruhi oleh sebagain faktor lain. Dalam suatu penelitian yang akan menjadi
variable terikat adalah Kenyamanan Ruang Pada Gedung Perpustakaan dan Kearsipan di
Tinjau Dari Desain Fasad Bangunan sehingga suhu ruangan pada Gedung Kantor
menjadi tidak nyaman. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Metode yang dilakukan untuk
mengumpulkan suatu data di dala penelitian ini adalah sebagai berikut : Studi pustaka
adalah suatu langkah awal dalam metode pengumpulan data – data.

Studi pustaka adalah metode pengumpulan data – data yang ditujukan kepada
pencairan data dan informasi mealui dokumen, baik dokumen foto, tertulis, ataupun
dokumen elektronik yang mendukung di dalam sebuah proses penelitian. Observasi
lapangan adalah langkah kedua di dalam melakukan pengumpulan data – data sesudah
penulis melakukan studi pustaka atau mencari referensi. Observasi lapangan adalah
teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung tentang keadaan di lapangan.
Denganya melaukan observasi lapangan, penulis akan lebih memahimi tentang subjek
atau objek yang sedang diteliti. 3.5 Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data
yang pertama yaitu melakukan pengumpulan data editting , menyusun tabel dan
gambar. 3.6

Metode Analisis Data Metode analisis yang dapat digunakan di dalam penelitian ini
adalah analisis deskriptif kuantitatif. Tahapan analisis pada penelitian diawali dengan
mengumpulkan data penilaian observasi di lapangan tentang Kajian Kenyamanan Ruang
Pada Pada Gedung Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bandung di Tinjau
Dari Fasad Bangunan. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi
Gedung Kantor Dinas Perustakaan dan Kearsipan Kota Bandung berada di di Jl. Seram
No. 2, Citarum Kec.

Bandug Wetan, Kota Bandung , Gedung Kantor tersebut di perguanakan untuk para
pemustaka dalam mencari buku referesni, buku penelitian dan informasi lainnya
terutama bagi pemustaka yang berada di Kota Bandung, selain itu juga Gedung Kantor
tersebut di pergunakan untuk pengelolaan data Kota Bandung. Berdasarkan Anaisis
lapangan, pengunjung yang berdatangan ke Gedung Kantor Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Bandung adalah kalangan anak-anak, dewasa, remaja dan lansia, selain
itu juga bukan haya pengunjung saja yang memakai gedung tersebut tetapi di pakai
juga untuk Para staf – staf karyawan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bandung
untuk bekerjaa pada instansi tersebut.

Sebagai Gedung Kantor Pelayanan maka dari itu Gedung Kantor tersebut harus
memberikan fasilitas yang lengkap sehingga pengunjung yang berdatangan tidak di
buat kecewa. Selain memberikan fasilitas yang memenuhi bagi pengunjung, yang harus
di perhatikan juga pada Gedung Kantor tersebut adalah suasana gedung yang nyaman
dengan menyinggung kata lain Suhu Ruangan atau kenyamanan Termal, mengapa di
Gedung tersebut harus memiliki suhu ruangan yang nyaman di karenakan gedung
tersebut di pakai untuk bekerja dan dipakai juga untuk membaca buka bagi pengunjung
yang ingin membaca atau meminjam buku. Gedung Kantor Perpustakaan dan Kearsipan
Kota Bandung buka pukul 08.00 s/d 17.00 dan beroprasi samapai hari jumat saja. 4.2
Pemasalahan Dengan suhu yang nyaman maka dari itu karyawan akan nyaman dan
konsterasi dalam bekerja dan untuk para pengujung juga.

Hasil Observasi lapangan yang suhu ruangan yang berada di dalam Gedung tersebut
tidak nyaman di karenakan suhu ruangan Gedung Kantor tersebut sangat panas dan
suhu rata – rata dengan table sebagai berikut : Table 4.1 Suhu Ruangan Rata - Rata NO
WAKTU BULAN TEMPERATUR KETERANGAN 1 11.15 15 Oktober 2019 32.2°C Cuasa
Sangat Terik 2 13.03 15 Oktober 2019 30.7°C Cuaca Mendung 3 13.47 16 Oktober 2019
30.9°C Cuaca Mendung 4 11.45 23 Desember 2019 32.1°C Cuaca Sangat Terik 5 14.00
24 Desember 2019 30.7°C Cuaca Mendung 6 12.00 25 Desember 2019 30.4°C Cuaca
Sangat Terik 7 11.00 26 Desember 2019 30.2°C Cuaca Mendung 8 15.00 27 Desember
2019 30.5°C Cuaca Mendung 9 12.00 30 Desember 2019 32.7°C Cuaca Sangat Terik 10
13.00 31 Desember 2019 31.8°C Cuaca Sangat Terik Jumlah 312,2 Jumlah Rata – Rata
Suhu 31,22°C Sumber : Data Pribadi, 2019 Dengan tabel 4.1

membuktiakan bahwa suhu ruangan pada Gedung Kantor Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Bandung tidak nyaman di karenakan suhu rata-rata mencapai 31,22°C,
menurut SNI 6390 : 2011 suhu kenyamanan termal adalah 24°C hingga 27°C.
Berdasarkan observasi yang di dapatkan di lapangan untuk kondisi saat ini mengapa
Gedung Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bandung tersebut suhu ruangan
nya tidak mencapai titik suhu yang nyaman, setelah di analisi dan apa penyebabnya
teryata Gedung Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bandung tersebut tidak
memiliki Fasad dengan Konsep Double Skin dan kurannya bukaan sehingga
menimbulkan suhu ruangan yang tidak ideal yaitu 31.22°C dengan suhu rata-rata.

Gambar berikut bisa mengilustrasikan mengapa suhu ruanga pada Gedung Kantor
tersebut sangat tidak nyaman atau panas. Gambar 4.1 Tampak Depan Dinas Perustakaan
dan Kearsipan Kota Bandung Sumber : http://prfmnews.com/images/Dispusib
%20Bandung.jpg, Diakses Pada Tanggal 20 Januari 2020 Pada gambar 4.1 tampak
terlihat bangunan sangat megah sekali dan mengguna full material kaca dan mimimnya
bukan pada fasad , bukaanpun hanya terdapat pada bagian-bagian ruangan tertentu
saja misalnya ruangan sekelas kadis, sehingga menimbulkan suhu ruangan menjadi
tidak nyaman atau panas. Pada gambar 4.2 menujukan bagian dari muka bangunan
yang terkana sinar matahari , mengapa suhu panas matahari kembali lagi bagian ini
akan di jelaskan pada gambar 4.4 dan 4.5, dan pada gambar 4.3

menujukan bahwa gambar tersebut menujukan detail 3 potongan prinsip. Di dalam


potongan prinsip tersbut menunjukan bahwa material kaca langsung menempel pada
bangunan yang di topang dengan rangka hollow yang akan menahan kaca supaya kaca
mengikat pada hollow tersebut. Dan bisa di lihat di potongan prinsip tidak ada Double
Skin atau rongga saluran udara. Pada gambar 4.5

terdapat Denah Ruangan Gedung Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Bandung, gedung tersebut memiliki 4 lanntai, dari lantai 2 sampai lantai 3 layout
ruangan tipikal hanya saja terdapat perbedaan dari segi nama-nama ruangan saja. Di
dalam denah layout tersebut memiliki koridor yang menjadi akses keluar masuknya
kariyawan pada saat beraktivitas. Dengan hasil analisis mengapa suhu ruangan di dalam
ruangan gedung kantor tersebut sangat panas ternyata bukan hanya fasad saja yang
menjadi masalah pada gedung tersebut yang menimbulkan suhu panas ruangan,
ternyata penataan ruang juga , di setiap ruangan hanya memiliki ventilasi hanya dari
pintu saja itupun pintu sering di tutup karena ruangan – ruangan tersebut sangat privasi
dan hanya karyawan saja yang bisa masuk ke ruangan tersebut dan tamu penting yang
bisa masuk kedalam itu juga tamu yang sudah ada janji dengan pejabat-pejabat
maupun karyawan. Oleh karena itu suhu yang di hantarkan sinar matahari susah mencari
celah untuk keluar dikarenakan ruangan tidak memiliki ventilasi yang cukup atau tidak
menerapkan metoda cros ventilation. Gambar 4.6

Kondisi Ruangan Dalam Gedung Sumber: Data Pribadi, Tahun 2020 Gambar 4.7 Kondisi
Ruangan Dalam Gedung Sumber: Data Pribadi, Tahun 2020 Dari hasil observasi
lapangan area bagian barat akan terekana sinar matahari yang sangat lebih di
karenakan matahari akan menghantarkan panas matahari dari perkiraan pukul 11.00 s/d
15.00 jika cuaca sangat terik sekali.

Selanjutnya akan menyebabkan ketidak nyamananan bagi karyawan atau pengunjung


dikarenakan suhu ruangan akan menjadi panas yang disebabkan oleh fasad yang tidak
mempunyai Desain Fasad Double Skin yang setidaknya untuk menurunkan suhu
ruangan selain itu juga penataan di dalam ruangan tidak mempunyai ventilasi. Maka
dari itu Gedung harus membuat Double Skin dan Bukaan yang cukup pada ruangan –
ruangan dengan menggunakan metoda Cros Ventilation yang akan mengurangi suhu
panas matahari yang dihantarkan ke dalam ruangan – ruangan gedung tersebut.

Dengan itu Gedung Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bandung mau tidak mau harus
merubah konsep Fasad terutama fasad bagian area barat dan adanya penataan ruangan
pada ruangan- ruangan yang ada di dalam gedung diantanya: 4.3 Desain Tambahan
Membuat Double Skin Pada Fasad Gedung Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kota Bandung Double Skin Fasad merupakan suatu sistem yang terdiri dari suatu layar
eksternal, rongga ventilasi dan layar interlan. Shadig surya diposisikan ke dalalam suatu
rongga ventilasi. Eksternal dan internal layar dapat menjadi sebuah kaca tunggal atau
kaca unit ganda, kedalaam rongga dan jenis ventilasi tergantung suatu kondisi
lingkungan juga.pemasangan Double Skin dilakukan dengan menggunakan bahan
material kaca dan besi hollow. Untuk selanjutnya diberikan lapisan dinding 20 cm – 2 cm
pada kedua lapisan untuk menyalurkan udara.

Dikarenakan udara sifatnya mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan yang rendah,
sehingga suhu udara panas yang ada di bagian bawah bangunan akan di alirkan keatas
dan keluar dari rongga yang ada pada bagian atas. Gambar 4.9 menunjukkan Adanya
persimpangan yang terbuka pada setiap tingkat, tetapi disetiap masing-masing lantai
dipisahkan satu sama lainnya. Akibatnya setiap lantai menciptakan sistemnya sendiri.
Menurut para peneliti Dalam menerapkan konsep Double Skin pada fasad yang
diterapkan pada gedung tersebut akan menjadi yang paling nyaman dikarenakan sistem
modul yang sama dapat digunakan pada setiap lantai.

Juga karena gradien suhu yang besar masalah pada ketinggian yang berbeda, rongga
dapat dihindari (pada setiap lantai ada lebih kurang suhu sama dalam rongga). 2.
Membuat Cross Ventilation Pada Fasad Gedung Kantor Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Bandung Penghawaan alami atau ventilasi alami adalah proses
pertukaran udara di dalam ruaang dalam gedung melalui bantuan elemen-elemen
bangunan yang sifatnya terbuka. Sirkulasi udara yang baik di dalam bangunan dapat
memberikan kenyamanan bagi penggunanya sehingga penggunanya akan nyaman
menempatinya.

Ventilasi Silang (CROSS VENTILATION) Sistem ini meletakan suatu bukaan ke arah yang
berhadapan, sehingga pertukaran udara dari dalam bangunan ke keluar bangunan.
Efektivitas pada bangunan tercapai dari bukaan dengan ukurannya (inlet – Outlet), dan
hasilnya ada peningkatan kecepatan udara dan turunnya suhu rungan yang berada di
dalam bangunan. Prosedur Desain : Pengaturan bukaan (inlet-otlet) di dalam ruangan,
sumber panas terbesar yang berdada di dalam ruangan harus didekatkan dengan outlet.
Memperhitungkan beban pendingin pada ruangan (Heat gain for Space) Memikirkan
beban pada pendingin tiap lantai Menentukan besarnya di area inlet, terbebas dari
serangga, terdapat pemberian shading Menentukan area inlet sebgai presents dari luas
lantai bangunan. Menempatkan arah inlet – outlet pada persimpangan yang sangat
tepat, sesuai dengan kecepatan pergerakan udara. Membandingkan kapasitas dengan
kebutuhan. Memperbesar dan memperkecil ukuran inlet untuk menyesuaikan dengan
kebutuhan pendinginan di dalam ruang. Lokasi Bukaan Salah satu untuk syarat bukaan
yang baik yaitu cross ventilation.

Dengan memberi bukaan pada kedua sisi ruangan makan akan terjadi peluang supaya
udara mengalir masuk dan keluar bergantian. Untuk mendapatkan kenyamanan termal,
posisi inlet dan outlet diterapkan hendaknya tidak saling berhadap – hadapan akan
tetapi berada pada elevasi yang berbeda dan sehingga terbentuklah cross ventilation
dengan arah gerak udaranya yang akan lebih merata. (Anisa Budiani Arifah, M.

Satya Adhitama dan Agung Murti Nugroho, Pengaruh Bukaan Terhadap Kenyamanan
Termal Pada Ruang Hunian Rumah Susun Aparna Surabaya, 2017) Dimensi Bukaan
Berdasarkan standar yang telah ditetapkan SNI Departemen Umum, sebuah bangunan
untuk ditempati hendaknya memiliki ventilasi yang tidak kurang lebih dari 5% dari luas
lantai ruangan dan jendela 10% dari luas lantai ruangan di dalam bangunan. Bukaan
bangunan sangatlah penting atau berpengaruh terhadap upaya pemanfaatan udara
dalam pengondisian ruang dalam bangunan. Untuk ukuran bukaan bisa dapat
sisesuaikan dengan kebutuhan aliran udara.

Kecepatan udra yang akan memasuki ruangan dapat dipengaruhi oleh perbandingan
luas inlet dan outlet. Ketika inlet lebih besar dari pada outlet, makan denga itu
kecepatan udara yang berada di dalam ruangan akan lebih rendah dari pada di luar. Dan
ketika inlet lebih kecil dari outlet, makan kecepatan udara di dalam ruangan akan lebih
tinggi dari pada luar. (Anisa Budiani Arifah, M. Satya Adhitama dan Agung Murti
Nugroho, Pengaruh Bukaan Terhadap Kenyamanan Termal Pada Ruang Hunian Rumah
Susun Aparna Surabaya, 2017) Jenis Pengahwaan Ventilasi tempororer difungsikan
untuk mengondisikan pengahwaan yang lebih baik, contohnya ketika penghuni gedung
sedang ada kegiatan , atau ketika cuaca sangat panas sekali. Jenis ventilasi alami yang
termasuk ventilasi alami temporer, antara lain : Jendela Biasa Jendela Boven Boven
biasanya berada di atas kusen, bisa menjadi satu atau terpisah.

Atau boven yang yang diisi dengan ram kayu. Ram kayu berguna untuk faktor
keamanan, yaitu supaya tidak ada orang yang bisa menerobos masuk melalui lubang
boven. Jalusi Jalusi meurpakan bilah – biah kayu yang menempel permanen di sebelah
kusen. Celah – celah tersebut inilah yang akan menjadi lubang untuk aliran udara alami.
BAB V
PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian seminar yang telah
dilaksanakan, di peroleh hasil bahwa desain dan penataan ruang pada Gedung Kantor
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bandung adalah sebagai berikut ; Desain Pada
Fasad Bangunan Tidak Mempunyai Secondary Skin atau Double Skin sehingga suhu
ruangan pada gedung kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bandung menjadi
panas selain itu juga pada bagian Fasad sangat minim bukaan atau penghawaan.

Penataan ruangan yang kurang nya membuat bukaan sehingga suhu panas yang
dihantarkan sinar matahari tidak bisa dapat keluar dari ruangan. Sedangkan di dalam
gedung terdapat korior yang menjadi ruangan antara yang bisa di manfaatkan menjadi
aliran suhu udara keluar dari ruangan. 5.2 Saran Rekomendasi pada desain Fasad
bangunan dan penataan ruang pada gedung kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kota Bandung dantaranya yaitu : Dibuat nya Double Skin sehingga udara panas yang
berada di bagian bawah bangunan di alirkan ke atas dan keluar dari rongga yang
berada pada bagian atas. Dibuatnya Bukaan dengan metoda Cross Ventilation pada
ruangan sehingga aliran suhu udara yang berada di dalam ruangan akan bergantian dari
dalam bangunan ke keluar bangunan.

DAFTAR PUSTAKA Standar Nasional Indonesia (SNI) 6390:2011 , (2011) “Konservasi


Energi Sistem Tata Udara Bangunan Gedung”. Departemen Of Construction and
Architecture Lund Institute Of Technology Lund Lund University,Harris Poirazis, (2004) “
Doble Skin Facades For Office Buildings” Jurnal Universitas Brawijaya , Anisa Budiani
Arifah, M, Satya Ahitama dan Agung Murti Nugroho, (2017) “ Pengaruh Bukaan Trhadap
Kenyamanan Termal Pada Ruang Hunian Rumah Susun Aparna Surabaya”.

INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% - http://www.dprd-dkijakartaprov.go.id/wp-content/uploads/2017/07/NA-
PERPUSTAKAAN-22022016.doc
<1% - https://issuu.com/metro_banjar/docs/mb20131127
<1% - https://made-blog.com/pemanasan-global/
<1% - https://issuu.com/koranpagiwawasan/docs/wawasan_20170428
1% - https://derysoktau.blogspot.com/2011/11/contoh-sistematika-penulisan-
proposal.html
<1% - https://www.amongguru.com/contoh-skripsi-lengkap-bahasa-jawa-smp-menulis-
cerkak/
<1% - http://etheses.uin-malang.ac.id/2268/7/10520011_Bab_3.pdf
<1% - https://docplayer.info/54529027-Bab-iv-hasil-dan-pembahasan-1-pt-akasha-
wira-international-tbk-ades.html
<1% -
https://www.academia.edu/29626590/PENGARUH_GAYA_KEPEMIMPINAN_MOTIVASI_D
AN_DISIPLIN_KERJA_TERHADAP_KINERJA_KARYAWAN_PT_Sinar_Santosa_Perkasa_PENG
ARUH_GAYA_KEPEMIMPINAN_MOTIVASI_DAN_DISIPLIN_KERJA_TERHADAP_KINERJA_KA
RYAWAN_PT_Sinar_Santosa_Perkasa
<1% - https://fadhil777.blogspot.com/#!
1% - https://pt.scribd.com/document/199677238/Laporan-Seminar-Arsitektur-10-11-
2013
<1% - https://id.scribd.com/doc/312564273/09-Topik-5-Aplikasi-Penginderaan-Jauh-
untuk-Sumber-Daya-Wilayah-Darat-Hal-299-522-pdf
<1% - https://addhintheas.blogspot.com/2013/04/metode-penelitian-deskriptif.html
<1% - https://www.afdhalilahi.com/2015/01/teknik-analisis-kualitatif.html
<1% - http://lp3m.ummgl.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/panduan-abdimas-PPMT-
2019.pdf
<1% - http://bordirtopi.com/
<1% - https://www.scribd.com/document/371763227/Sistem-Penghawaan-Alami-Fix-
doc
<1% - https://www.scribd.com/document/361833561/Penghawaan-Alami
1% - https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/lemlit/article/view/5225
<1% - http://digilib.unila.ac.id/6668/17/BAB%20II.pdf
<1% - https://www.scribd.com/document/369169805/UPLIFT-Training-Material-Final
<1% - https://anisluthfiyanto.blogspot.com/2015/05/
<1% - https://ml.scribd.com/doc/209710903/Buku-Perencanaan-Efisiensi-Dan-
Elastisitas-Energi-2012-b2te-Final271112

Anda mungkin juga menyukai