i
LAPORAN AKHIR
BAB I
PENDAHULUAN
upah tenaga kerja. Perhitungan ini biasa dikenal sebagai analisa biaya
konstruksi.
bangunan dan upah kerja dengan harga bahan bangunan dan standar
Analisa biaya konstruksi yang selama ini dikenal yaitu analisa BOW.
analisa BOW belum memuat pekerjaan beberapa jenis bahan bangunan yang
tidak dapat dipergunakan sama sekali. Ada beberapa analisa BOW yang
1
LAPORAN AKHIR
Pada saat ini ada beberapa metode perhitungan analisa harga satuan
diperoleh dari literature, yaitu BOW, SNI, AHSP Bina Marga dan Journal
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
antara metode analisa BOW, SNI, AHSP Bina Marga dan Journal of
2
LAPORAN AKHIR
Material Building Construction & Interior dengan analisa proyek
harga satuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
metode yang digunakan dalam perhitungan harga satuan pekerjaan. Namun setelah
sekian lama digunakan , ternyata metode tersebut belum memuat pengerjaan beberapa
jenis bahan bangunan yang ditemukan di pasaran bahan bangunan dan konstruksi
yang tercantum dalam metode BOW dengan kenyataan yang ada di lapangan,
khususnya yaitu indeks upah pekerja. Hal ini membuat banyak estimator untuk lebih
anggaran biaya tersebut, maka pemerintah melalui pusat penelitian dan pengembangan
permukiman pada tahun 1987 sampai tahun 1991 melakukan penelitian untuk
3
LAPORAN AKHIR
mengembangkan analisa BOW dalam menentukan harga satuan pekerjaan tersebut.
berupa analisa biaya yang dipakai oleh beberapa kontraktor dalam menghitung harga
satuan pekerjaan. Disamping itu dilakukan pula pengumpulan data primer, melalui
sekunder yang diperoleh. Kegiatan tersebut diatas telah menghasilkan produk analisa
biaya konstruksi yang telah dikukuhkan sebagai Standar Nasional Indonesia (SNI) pada
Agar lebih memperluas sasaran analisa biaya konstruksi ini, maka SNI tersebut
pada tahun 2001 dikaji kembali untuk disempurnakan dengan sasaran yang lebih luas
yaitu bangunan gedung dan perumahan, sehingga SNI tersebut berjudul Analisa Biaya
Gedung dan Perumahan. (SNI, 2002.) Pada tanggal 7 - 8 Desember 2006 dikaji kembali
dan direvisi menjadi SNI 2008. Penelitian ini bermaksud untuk lebih jauh mengkaji
penyusunan harga satuan pekerjaan yang ada dalam SNI 2002 perihal unsur – unsur
bahan dan upah dengan harapan agar dapat diaplikasikan/ digunakan dengan lebih baik
(secara teori), dan menentukan kesesuaiannya dengan harga satuan nyata yang dipakai
dilapangan.
Estimasi biaya memiliki sifat yang sangat luas tergantung sudut pandang yang
- Estimasi: Perkiraan
- Biaya : Pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang
4
LAPORAN AKHIR
terjadi atau kemungkinan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam konteks konstruksi, estimasi biaya atau dalam hal ini disebut estimasi
biaya pekerjaan konstruksi adalah perkiraan tentang kemungkinan biaya yang akan
1
Dewi Sulistyaningsih, ST.,MT., “Materi Kuliah 2 : Metode Estimasi Biaya”,
(http://kk.mercubuana.ac.id/files/91004-2-968999479762.doc. diakses 28 Juni 2013)
digunakan pada aktivitas konstruksi, umumnya didasarkan pada beberapa data yang
sesuai dengan kenyataan dan dapat diterima, atau juga disebut sebuah ramalan ilmiah
Estimasi biaya pada suatu proyek konstruksi harus disiapkan sebelum suatu
proyek. Jadi estimasi biaya merupakan suatu perkiraan yang paling mendekat pada
biaya sesungguhnya. Sedangkan biaya sesungguhnya dari suatu proyek tidak akan
terhadap biaya total proyek. Estimasi biaya mempunyai peranan penting dalam suatu
proyek, karena tanpa adanya estimasi biaya suatu proyek tidak akan berhasil.
Kualitas suatu estimasi biaya proyek tergantung pada tersedianya data dan
informasi, teknik atau metode yang digunakan, serta kecakapan dan pengalaman
estimator. Tersedianya data dan informasi memegang peranan penting dalam hal
kualitas estimasi biaya proyek yang dihasilkan. Sebagai contoh, pada awal formulasi
lingkup proyek, jika sebagian data atau informasi belum tersedia atau belum ditentukan,
maka estimasi atau perkiraan biaya yang dihasilkan masih berupa perkiraan kasar
Quantity. Dimana di dalam Bill of Quantity terdapat tiga unsur yang terdiri dari :
Nilai estimasi anggaran yang disusun selanjutnya dikenal dengan istilah Rencana
Anggaran Biaya (RAB) Proyek, yang mempunyai fungsi dan manfaat lebih lanjut dalam
hal mengendalikan sumberdaya material, tenaga kerja, peralatan dan waktu pelaksanaan
proyek sehingga pelaksanaan kegiatan proyek yang dilakukan akan mempunyai nilai
penyusunnya (material, upah dan peralatan) untuk tiap-tiap item pekerjaan yang
terdapat dalam keseluruhan proyek. Hasil analisa komponen tersebut pada akhirnya
akan menghasilkan Harga Satuan Pekerjaan (HSP) per item yang menjadi dasar dalam
mengkonversikannya ke dalam total volume untuk tiap item pekerjaan yang dimaksud.
Secara umum pengertian Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek, adalah nilai
estimasi biaya yang harus disediakan untuk pelaksanaan sebuah kegiatan proyek.
6
LAPORAN AKHIR
1. Menurut Sugeng Djojowirono, 1984, Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek
merupakan perkiraan biaya yang diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam suatu
proyek konstruksi sehingga akan diperoleh biaya total yang diperlukan untuk
dua, yaitu rencana anggaran terperinci dan rencana anggaran biaya kasar.2
secara kasar, hasil dari penafsiran ini apabila dibandingkan dengan rencana
harga satuan dan volume tiap jenis pekerjaan dihitung. Yang kedua adalah
proyek.
1987, Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek adalah perkiraan nilai uang dari
serta rencana kerja, daftar upah, daftar harga bahan, buku analisis, daftar susunan
5. Bachtiar Ibrahim dalam bukunya Rencana dan Estimate Real of Cost, 1993,
banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain
alihan dana bagi sebuah pelaksanaan proyek dari pemerintah pusat ke daerah
2. Sebagai standar harga patokan sebuah proyek yang dibuat oleh stakes holder
3. Sebagai bahan pembanding harga bagi stakes holder dalam menilai tingkat
4. Sebagai rincian item harga penawaran yang dibuat kontraktor dalam menawar
8
LAPORAN AKHIR
pekerjaan proyek.
Seperti yang telah disinggung pada bagian diatas, maka jika dirumuskan secara
umum Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek merupakan total penjumlahan dari hasil
perkalian antara volume suatu item pekerjaan dengan harga satuannya. Bahasa
Jika merujuk pada sebuah item pekerjaan, maka pada dasarnya untuk
digunakan (sebagai biaya langsung) dan overhead, profit dan tax (sebagai biaya tidak
langsung).
Biaya langsung atau direct cost adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan
terdiri dari :
a. Biaya bahan/material
9
LAPORAN AKHIR
harian sebagai unit waktu dan banyaknya pekerjaan yang dapat diselesaikan
dalam satu hari. Porsi tenaga kerja dapat mencapai 25 – 35% dari total biaya
proyek
c. Biaya peralatan
Biaya tidak langsung atau indirect cost adalah pengeluaran untuk manajemen,
supervisi serta jasa untuk pengadaan bagian proyek yang tidak akan menjadi
a. Overhead umum
pekerjaan dalam proyek itu, misalnya sewa kantor, peralatan kantor dan alat
tulis menulis, air, listrik, telepon, asuransi, pajak, bunga uang, biaya-biaya
b. Overhead proyek
Overhead proyek ialah biaya yang dapat dibebankan kepada proyek tetapi
tidak dapat dibebankan kepada biaya bahan-bahan, upah tenaga kerja atau
10
LAPORAN AKHIR
pembelian tambahan dokumen kontrak pekerjaan, pengukuran (survey), surat-
11
LAPORAN AKHIR
surat ijin dan lain sebagainya. Jumlah overhead dapat berkisar antara 12
sampai 30 %.
c. Profit
(kontraktor) sebagai nilai imbal jasa dalam proses pengadaan proyek yang
sudah dikerjakan. Secara umum keuntungan yang yang diset oleh kontraktor
d. Pajak
Berbagai macam pajak seperti PPN, PPh dan lainnya atas hasil operasi
perusahaan.
dalam satu satuan. Volume juga disebut sebagai kubikasi pekerjaan. Jadi volume
c. Volume lisplank = 28 m
5 Bachtiar Ibrahim, Rencana dan Estimate Real Of Cost, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003),
14
LAPORAN AKHIR
Dari contoh di atas dapat diketahui dengan jelas bahwa satuan masing-masing
volume pekerjaan, seperti volume pondasi batu kali 25 m 3, atap 140 m2, lisplank 28 m,
angker besi beton 40 kg dan kunci tanam 17 buah, bukanlah volume dalam arti
sesungguhnya melainkan volume dalam satuan, kecuali volume pondasi batu kali 25 m3
- Volume pondasi batu kali dihitung berdasarkan isi, yaitu panjang x luas
- Volume atap dihitung berdasarkan luas, yaitu jumlah luas bidang-bidang atap,
- Volume angkur besi dihitung berdasarkan berat, yaitu jumlah panjang angker x
berat/m;
Harga satuan pekerjaan ialah jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja
satu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Bahan6. Setiap bahan atau material
mempunyai jenis dan kualitas tersendiri. Hal ini menjadi harga material tersebut
beragam. Untuk itu sebagai patokan harga biasanya didasarkan pada lokasi daerah bahan
tersebut berasal dan sesuai dengan harga patokan dari pemerintah. Misalnya untuk
harga semen harus berdasarkan kepada harga patokan semen yang ditetapkan.
6
Bachtiar Ibrahim, Rencana dan Estimate Real Of Cost, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), 133
15
LAPORAN AKHIR
Upah tenaga kerja didapatkan dilokasi, dikumpulkan dan dicatat dalam satu
daftar yang dinamakan Harga Satuan Upah. Untuk menentukan upah pekerja dapat
Untuk menentukan upah pekerja dapat diambil standar harga yang berlaku di pasaran
atau daerah tempat proyek dikerjakan yang sesuai dengan spesifikasi dari dinas PU. Dari
ketiga metoda yang digunakan sudah termasuk peralatan kerja atau setiap pekerja harus
Untuk menentukan harga bangunan dapat diambil standar harga yang berlaku di
pasar atau daerah tempat proyek dikerjakan sesuai dengan spesifikasi dari dinas PU
setempat Daftar Harga Satuan Bahan. Pada analisa ini sudah termasuk peralatan kerja
atau setiap pekerja harus mempunyai peralatan kerja sendiri yang mendukung keahlian
masing-masing.
Untuk menentukan harga satuan alat dapat diambil standar harga yang berlaku di
pasar atau daerah tempat proyek dikerjakan sesuai dengan spesifikasi dari dinas PU
Analisa harga satuan pekerjaan merupakan analisa material, upah tenaga kerja,
dan peralatan untuk membuat satu-satuan pekerjaan tertentu yang diatur dalam pasal-
pasal analisa BOW maupun SNI, dari hasilnya ditetapkan koefisien pengali untuk
material, upah tenaga kerja dan peralatan segala jenis pekerjaan. Sedangkan analisis
16
LAPORAN AKHIR
2.5.1 Analisa Harga Satuan Bahan
17
LAPORAN AKHIR
Pengertian dari indeks adalah faktor pengali / koefisien sebagai dasar
perhitungan biaya bahan dan upah pekerja. Dimana indeks bahan sendiri
spesi 1 PC : 3 PSR menurut analisa BOW, maka bahan dan indeksnya untuk
1 PC : 3 PSR menurut analisa SNI 2008, maka bahan dan indeksnya untuk
Dibawah ini adalah tabel 2.1 banyaknya bahan dan hawa (ruang kosong)
serta air yang dibutuhkan untuk pembuatan perekat dan tabel 2.2 Banyaknya
bahan yang dibutuhkan buat tiap 1m³ pasangan dan beton serta tiap – tiap m²
lepa (plesteran) yang digunakan analisa BOW untuk mendapatkan banyaknya
material yang dibutuhkan untuk pasangan dan spesi.
18
LAPORAN AKHIR
Tabel 2.1 Banyaknya Bahan dan Hawa serta Air yang Dibutuhkan untuk Pembuatan Perekat 7
No. Bahan Bahan Hawa yg Air Bahan air Keterangan
bangunan Sesungguhnya kosong (perekat lain-lain
% % % basah)
%
γ beton = 1250
1. Kapur koral 0,340 0,660 0,180 0,520
kg/m³
PC (Port
2. 0,510 0,490 0,250 0,760
cement)
Semen
3. 0,570 0,430 0,175 0,745
merah (S.M)
4. Pasir 0,600 0,400 0,075 0,675
Batu kricak/
5. 0,520 0,480 - 0,520
kerikil
(Sumber: J.A. Mukomuko, Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan)
Tabel 2.2 Banyaknya Bahan Yang Dibutuhkan Buat Tiap 1m³ Pasangan Dan Beton Serta Tiap - tiap
m² Lepa (Plesteran)8
Perekat
No. Satuan Pekerjaan Bahan Pokok Keterangan Lain – lain
(Spesi)
1. Buat 1m³ pas.bt. 1,20 m³ 0,45 m³ Banyaknya batu merah
kali pecahan Menurut ukuran bata
2. Buat 1m³ pasir bt. 450-500-600 biji 0,35 m³ Dan jenis pasangan,
Bata merah spesi dan batu kerikil
menurut perbandingan
campuran jenis beton.
3. Buat 1m³ beton 0,80 0,48 m³
PC. Batu kerikil/ kricak
4. Buat 1m² lepa/ plesteran - 0,018 m³
tebal 15mm
5. Buat 1m² lepa/ plesteran - 0,012 m³
tebal 10mm
6. Buat 1m² lepa/ plesteran - 0,008 m³
tebal 10mm
(Sumber: J.A. Mukomuko, Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan)
7
Mukomuko. Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, Jakarta : Gaya Media Pratama.
8
Mukomuko. Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, Jakarta : Gaya Media Pratama
19
LAPORAN AKHIR
Contoh Perhitungan Kebutuhan Bahan
Contoh 1 :
1 m³ Pasangan batu kali, campuran 1PC : 3PP
1 m³ PC dihasilkan : 1 x 0,76 m³ = 0,76 m³ PC spesi basah
3 m³ Pasir dihasilkan : 3 x 0,675 m³ = 2,025 m³ Pasir spesi basah
Total Spesi Basah = 2,785 m³
x 1 m³ = 0,1616 m³ PC = 202,000 Kg PC
x 3 m³ = 0,485 m³ Pasir
Contoh 2 :
1 PC = 0,29 m³ PC = 362,500 Kg PC
4 PP = 1,16 m³ PP
Untuk 1 m³ pasangan batu kali diperlukan 0,45 m³ spesi dan batu kali 1,2m³ :
20
LAPORAN AKHIR
Contoh 3 :
x 1 m³ = 0,166 m³ PC = 207,5 Kg PC
x 2 m³ = 0,33 m³ Pasir
Contoh 4 :
x 3 m³ = 0,019 m³ Pasir
21
LAPORAN AKHIR
Contoh 5 :
x 2 m³ = 0,54 m³ Pasir
x 3 m³ = 0,82 m³ Kerikil
Keperluan rata-rata tenaga kerja dapat dihitung dari total lingkup kerja
proyek yang dinyatakan dalam jam-orang atau bulan-orang dibagi dengan kurun
waktu pelaksanaan. Oleh karena itu untuk menentukan tenaga kerja proyek perlu
sebagai berikut :
pekerja sebagai balas jasa terhadap hasil kerja mereka dalam suatu jenis
22
LAPORAN AKHIR
pekerjaan. Upah pekerjaan terdiri dari dua jenis upah yaitu upah borongan dan
tingkat kesulitan pekerjaan, lokasi, jam kerja, serta keterampilan dan keahlian
pekerja yang diurutkan sebagai berikut : mandor, kepala tukang, tukang, pekerja.
Biasanya produktivitas pekerja dinyatakan dalam man hour. man hour adalah
satu orang pekerja yang bekerja dalam satu jam. Penentuan jam kerja yang
Sebagai contoh untuk pekerjaan pondasi batu kali, 1m³ pasangan pondasi
batu kali dengan spesifikasi (1Pc : 5PP) menurut SNI 2008, maka tenaga kerja
23
LAPORAN AKHIR
Penjelasan :
1,5 Pekerja : Bekerja dalam 1hari dapat menyelesaikan 1m³ pondasi batu kali.
0,075 Mandor
yang menggunakan cara ini karena tidak adanya acuan yang pasti dalam
Contoh 1 :
tidak lebih jauh dari 3m jaraknya diangkat atau dimuat. (Analisa BOW)
0.75 Pekerja
0.025 Mandor
Angka – angka diatas berarti bahwa 0.75 pekerja dan 0.025 mandor bekerja
1 m³ x 1,000 = 1,000 m³
24
LAPORAN AKHIR
Artinya 750 pekerja dan 25 mandor bekerja bersama-sama dalam 1 hari
cost).
1) Biaya pasti
Biaya pasti (pengembalian modal dan bunga) setiap bulan dihitung sebagai
berikut :
G = (B – C) x D + F / (W)
Dimana;
G = biaya pasti
25
LAPORAN AKHIR
B = harga alat setempat
setempat adalah harga dari CIF ditambah biaya masuk, biaya sewa
pembuatnya.
Besarnya nilai ini biasanya diambil sebesar 2 per mil dari initial cost
= 0,002 x B
= 0,003 x c
26
LAPORAN AKHIR
W = 8 x 200 x 1 = 1600 jam/tahun
Kebutuhan bahan baker tiap jam diambil dari manual peralatan yang
proses produksi (misalnya AMP termasuk bahan baker untuk pemanasan dan
pengeringan agregat).
b. Pelumas (I)
oli yang dibutuhkan dibagi beberapa jam oli tersebut harus diganti (sesuai
yang aus (bukan spareparts) seperti konveyer belt, saringan agregat untuk
27
LAPORAN AKHIR
e. Biaya Operator (M)
besar perhitungan upah kerja per jam diperhitungkan upah 1 jam kerja
efektif.
Sebelum menghitung harga satuan pekerjaan, maka harus mampu menguasai cara
pemakaian analisa BOW, SNI. Dalam analisa BOW, telah ditetapkan angka jumlah tenaga
kerja dan bahan untuk suatu pekerjaan. Sedangkan SNI merupakan pembaharuan dari analisa
BOW dengan kata lain bahwasanya analisa SNI merupakan analisa BOW yang diperbaharui.
Prinsip yang terdapat dalam metode BOW mencakup daftar koefisien upah dan bahan
yang telah ditetapkan. Dari kedua koefisien tersebut akan didapatkan kalkulasi bahan-bahan
yang diperlukan dan kalkulasi upah yang mengerjakan. Komposisi, perbandingan dan susunan
material serta tenaga kerja pada satu pekerjaan sudah ditetapkan, yang selanjutnya dikalikan
Analisa dengan metode SNI, untuk kebutuhan bahan atau material dan kebutuhan upah
sama dengan metode BOW, akan tetapi besarnya nilai koefisien bahan dan upah tenaga kerja
28
LAPORAN AKHIR
2.6.1 Analisa Harga Satuan Metode BOW
Menurut John. W. Niron dalam buku yang berjudul Pedoman Praktis Anggaran
dan Borongan ( Rencana Anggaran Biaya Bangunan), 1990 analisis BOW merupakan
Satuannya ialah Rp...../m3, Rp. …/m2, Rp. …/m1. Tiap jenis pekerjaan tercantum
indeks analisis yang paten. Ada 2 (dua) kelompok angka / koefisien dalam analisa.
2. Pecahan / angka satuan untuk tenaga kerja (indeks satuan tenaga kerja).
Kegunaannya :
bahan pekerjaan, cara penggunaan : angka analisis / koefisien dikalikan dengan bahan /
upah setempat.
Prinsip yang terdapat dalam metode BOW mencakup daftar koefisien upah dan
bahan yang telah ditetapkan. Keduanya menganalisa harga (biaya) yang diperlukan
untuk membuat harga satuan pekerjaan bangunan. Dari kedua koefisien tersebut akan
mengerjakan. Komposisi, perbandingan dan susunan material serta tenaga kerja pada
satu pekerjaan sudah ditetapkan, yang selanjutnya dikalikan dengan harga satuan
material dan harga satuan upah yang berlaku pada daerah setempat.
Prinsip pada metode SNI yaitu perhitungan harga satuan pekerjaan berlaku untuk
seluruh Indonesia, berdasarkan harga satuan bahan, harga satuan upah kerja dan harga
29
LAPORAN AKHIR
satuan alat sesuai dengan kondisi setempat. Spesifikasi dan cara pengerjaan setiap jenis
pekerjaan disesuaikan dengan standar spesifikasi teknis pekerjaan yang telah dibakukan.
gambar teknis dan rencana kerja serta syarat-syarat yang berlaku (RKS ). Perhitungan
termasuk angka susut, yang besarnya tergantung dari jenis bahan dan komposisi. Jam
kerja efektif untuk para pekerja diperhitungkan 5 jam per hari. Prinsip perhitungan harga
satuan pekerjaan dengan metode SNI hampir sama dengan perhitungan dengan metode
BOW, akan tetapi terdapat perbedaan dengan metode BOW yaitu besarnya nilai
harga dari berbagai macam bahan dan pekerjaan yang akan terjadi pada suatu
ongkos yang diperoleh ialah taksiran bukan biaya sebenarnya (actual cost).
Tentang cocok atau tidaknya suatu taksiran biaya dengan biaya yang sebenarnya
sangat tergantung dari kepandaian dan keputusan yang diambil penaksir berdasarkan
pengalamannya. Sehingga analisis yang diperoleh langsung diambil dari kenyataan yang
1. Membuat Daftar Harga Satuan Material dan Daftar Harga Satuan Upah,
30
LAPORAN AKHIR
2. Menghitung harga satuan bahan dengan cara ; perkalian antara harga satuan
3. Menghitung harga satuan upah kerja dengan cara ; perkalian antara harga satuan
4. Harga satuan pekerjaan = volume x (jumlah bahan + jumlah upah tenaga kerja).
2.7 HIPOTESA
Dengan melakukan perbandingan analisa BOW, SNI, Jurnal Material dan Bina
Marga diharapkan mendapatkan suatu nilai yang bisa dipakai untuk meningkatkan
31
LAPORAN AKHIR
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
pekerjaan yang dihasilkan dari studi literature menurut analisa SNI (Standar
upah pekerjaan.
Indonesia) 2008, BOW, AHSP Bina Marga, dan AHSP berdasarkan Journal
32
LAPORAN AKHIR
BOW, AHSP Bina Marga, dan AHSP berdasarkan Journal of Material Building
material dalam bentuk indeks dan upah pekerjaan. Sedangkan untuk upah
ditambah data dari harga upah borongan kontraktor konstruksi di sekitar wilayah
Jakarta.
4. Menganalisa harga satuan pekerjaan tiap jenis pekerjaan yang diteliti, dan
diteliti.
relevan dengan perkembangan saat ini dan dirasa lebih cocok digunakan sebagai
acuan dasar. Data yang diperoleh akan ditampilkan dalam bentuk tabel.
Data yang sudah diperoleh akan dicari perbedaannya, baik upah maupun
langsung tanpa perlu meneliti dasar pemikiran dari indeks-indeks yang telah
33
LAPORAN AKHIR
Dari data-data yang memiliki perbedaan tersebut, akan dicari letak perbedaannya
Hasil akhir dari analisa data yang telah dilakukan akan berupa perbedaan
BAB V
5.1 Simpulan
selisih harga satuan bahan yang paling kecil dengan persentase sebesar
selisih harga satuan upah yang paling kecil dengan persentase sebesar
34
LAPORAN AKHIR
5.2 Saran
Adapun saran untuk perhitungan analisa harga satuan bahan dan upah
Dalam hal menghitung analisa harga satuan bahan dan upah lebih baik
lapangan.
35