Anda di halaman 1dari 6

JURNAL LOGIC. VOL. 11. NO. 2.

JULI 2011 117



ANALISIS PERBANDINGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON
BERDASARKAN METODE BOW, SNI DAN PROYEK
(Studi Kasus pada Proyek Pembangunan Gedung Arsip PNB)

Made Sudiarsa dan Wayan Sudiasa
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali
Bukit J imbaran, PO Box 1064 Tuban Badung Bali
Abstrak : Salah satu tujuan dari perusahaan konstruksi adalah mendapatkan keuntungan yang maksimal dari
pelaksanaan pembangunan proyek. Dalam hal ini sangat penting adanya pengelolaan manajemen yang baik
khususnya berkaitan dengan anggaran biaya, sehingga diperlukan adanya rencana anggaran biayaproyek yang
efisien dan dapat dipertanggungjawabkan.Keuntungan finansial yang diperoleh kontraktor tergantung
padakecakapannya membuat perkiraan biaya. Bila penawaran harga yang diajukan terlalu tinggi, kemungkinan
besar kontraktor akan mengalamikekalahan sebaliknya bila memenangkan lelang dengan harga terlalu
rendahnantinya akan mengalami kesulitan. Pada saat ini, penyedia jasa umumnya membuat harga penawaran
berdasarkananalisis yang tidak seluruhnya berpedoman pada analisis BOW maupun analisis SNI.Para penyedia
jasa lebih cenderung menghitung harga satuan pekerjaanberdasarkan dengan analisis mereka sendiri-sendiri yang
didasarkan ataspengalaman-pengalaman terdahulu dalam menyelesaikan suatu pekerjaankonstruksi, walaupun
tidak terlepas dari analisis BOW ataupun analisis SNI. Dengan demikian perlu diadakan analisis untuk
mengetahui perbandingan harga satuan pekerjaan beton antarametode BOW, SNI dan proyek (penawaran
kontraktorproyek pembangunan gedung Arsip PNB).Dari hasil perhitungan yang dilakukan maka didapatkan
perbandingan harga satuan pekerjaan (HSP) beton antara metode BOW, SNI dan Proyek adalahHSP adukan
beton BOW lebih besar 2,84% dibandingkan SNI dan 30,89% dibandingkan proyek, SNI lebih besar 3,53%
dibandingkan proyek. Untuk pembesian HSP BOW lebih besar 38,12% dibandingkan SNI dan 31,01%
dibandingkan proyek, SNI lebih besar 10,31% dibandingkan proyek.Untuk pekerjaan bekisting HSP pada BOW
lebih besar 66,13% dan 73,82% dibandingkan lapangan, SNI lebih besar 22,70% dibandingkan proyek.Ratio
perbandingan HSP adukan beton BOW > SNI dengan ratio 1,386 dan 1,43 dibandingkan
proyek,HSPSNI>proyek dengan rasio 1,037.Untuk pekerjaan pembesian HSP pada BOW>SNI dengan ratio
1,616 dan 1,449 dibandingkan proyek,SNI <proyek dengan rasio 0,897.Untuk bekisting HSP BOW >SNI
dengan ratio 2,952 dan 3,820 dibandingkan proyek, SNI >proyek dengan ratio 1,294.

Kata Kunci : Harga Satuan Pekerjaan, BOW, SNI, Proyek.

ComparisonAnaliysis on Work Unit Price Concrete basedon method of BOW, SNI and Project

Abstract :One of the aims of constructing company is to gain maximum profit form construction project. In this
case, a good management is absolutely required particularly that related to cost budgeting: therefore an
efficient and accountable cost budgeting plan is definitely required. The financial advantages the contractors
obtained depend on their competence in projecting estimated cost component. In the case of high cost offer,
contractor will possibly loose in the bidding. However, winning the bidding with relatively low cost will also
harm the contractor itself. Currently, service providers commonly and publish the cost based on analysis which
is not totally based on neither BOW nor SNI. They tend to calculate unit of working cost based on their own
analysis pursuant to their prior experience in handling a contruction work. However, is not far apart from BOW
or SNI analysis. Thus, there should be an analysis to know comparison of concrete work cost unit between BOW
and SNI method, and the project (offer from contractor on Politeknik Negeri Bali (PNB) Arsip building
construction project).From the analysis result, it was obtained the comparison of concrete work unit cost (WUC)
between BOW, SNI and Project, that WUC of BOW is 2,84% higher than SNIs and 30,89% higher than that of
project, SNI is 3,53% higher being compared to project. For bekisting work, WUC BOW is 38,12% higher than
SNI and 31,01% being compared to the Project, SNI is higher 10,31% that the Project. For the bekisting project
WUC in BOW is 66,13% and 73,82% higher that than of the field, SNI is 22,70 % higher than the project.
Ration of comparison of WUC of concrete mix BOW>SNI with ratio 1,386 and 1,43 being compared to project,
HSP SNI>project with ratio 1,037. In term of bekisting work, WUC BOW> SNI which ratio is 2,952 and 3,820
being compared to project, SNI>project with ratio 1,294.

Keywords: Work Unit Cost, BOW, SNI, project
JURNAL LOGIC. VOL. 11. NO. 2. JULI 2011 118

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu proyek konstruksi terdapat berbagai
tahapan yang berkaitandengan manajemen
konstruksi.Dalam tahapan manajemen konstruksi
tersebut,terdapat berbagai permasalahan mengenai
pengelolaan anggaran biayapelaksanaan pekerjaan,
sehingga perlu direncanakan suatu rancangan
atauestimasi anggaran biaya pelaksanaan
pekerjaan.Perkiraan biaya memegang peranan penting
dalam penyelengaraan proyek.
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
kegiatan pembangunangedung dan bangunan di bidang
konstruksi, diperlukan suatu sarana dasarperhitungan
harga satuan yaitu Analisis Biaya Konstruksi disingkat
ABK.Analisis biaya konstruksi adalah suatu cara
perhitungan harga satuanpekerjaan konstruksi, yang
dijabarkan dalam perkalian indeks bahan bangunandan
upah kerja dengan harga bahan bangunan dan standar
pengupahan pekerja,untuk menyelesaikan per-satuan
pekerjaan konstruksi. Analisis biaya konstruksiyang
selama ini dikenal yaitu analisis BOW. Analisis BOW
(Burgerlijke Openbare Werken) ialah suatu ketentuan
dan ketetapan umum yang ditetapkan Dir.
BOWtanggal 28 Pebruari 1921 Nomor 5372 A pada
zaman Pemerintahan Belanda.Namun bila ditinjau dari
perkembangan industri konstruksi saat ini,
analisisBOW belum memuat pekerjaan beberapa jenis
bahan bangunan dan konstruksi yang ditemukandi
pasaran dewasa ini. Pada tahun 1987 sampai 1991,
Pusat penelitian dan PengembanganPermukiman
melakukan penelitian untuk mengembangkan analisis
BOW.Pendekatan penelitian yang dilakukan yaitu
melalui pengumpulan data sekunderberupa analisa
biaya yang dipakai oleh beberapa kontraktor dalam
menghitungharga satuan pekerjaan.Di samping itu
dilakukan pula pengumpulan data primer,melalui
penelitian lapangan pada proyek-proyek pembangunan
perumahan.Dataprimer yang diperoleh dipakai sebagai
pembanding / cross-check terhadapkesimpulan data
sekunder yang diperoleh. Kegiatan tersebut telah
menghasilkanproduk analisa biaya konstruksi yang
telah dikukuhkan sebagai Standar NasionalIndonesia /
SNI pada tahun 1991 1992 oleh Badan Standarisasi
Nasional / BSN,namun hanya untuk perumahan
sederhana.
Agar lebih luas cakupannya, maka pada tahun 2002
SNI dikaji kembaliuntuk disempurnakan dengan
sasaran lebih luas yaitu bangunan gedung
danperumahan.
Dalam kondisi perekonomian negara sekarang ini
yang sedangmengalami krisis ekonomi, secara
langsung maupun tidak langsung berdampakpada
harga upah pekerja serta harga kebutuhan
bahan/material.Untuk mengatasipermasalahan
tersebut, maka diperlukan manajemen yang baik dan
teratur padapelaksanaan pembangunan proyek
konstruksi.
Keuntungan finansial yang diperoleh penyedia
jasa (kontraktor) tergantung padakecakapannya
membuat perkiraan biaya. Bila penawaran harga yang
diajukan didalam proses lelang terlalu tinggi,
kemungkinan besar kontraktor akan
mengalamikekalahan. Sebaliknya bila memenangkan
lelang dengan harga terlalu rendah,akan mengalami
kesulitan dibelakang hari.
Analisis Harga Satuan Pekerjaan (HSP)dapat
dihitng dengan beberapa metodeyaitu :
Metode BOW. Dalam analisis BOW,
telahditetapkan angka jumlah tenaga kerja dan bahan
untuk suatu pekerjaan. Prinsip yangterdapat dalam
metode BOW mencakup daftar koefisien upah dan
bahan yang telah ditetapkan.Keduanya menganalisa
harga (biaya) yang diperlukan untuk membuat
hargasatuan pekerjaan bangunan. Dari koefisien
tersebut akan didapatkan kalkulasi bahan-bahanyang
diperlukan dan kalkulasi upah yang mengerjakan.
Komposisi perbandingandan susunan material serta
tenaga kerja pada suatu pekerjaan sudah ditetapkan,
yangselanjutnya dikalikan harga material dan
upahyang berlaku pada saat itu.
Metode SNI. SNI merupakan pembaharuan dari
analisis BOW 1921, dengan kata lain bahwasanya
analisis SNI merupakan analisis BOW yang
diperbaharui. Sistem penyusunan biaya dengan
menggunakan analisis SNI ini hampir sama dengan
sistem perhitungan dengan menggunakan analisis
BOW. Prinsip yang mendasar pada metode SNI
adalah, daftar koefisien bahan dan upah tenaga
sudahditetapkan untuk menganalisis harga atau biaya
yang diperlukan dalam membuat hargasatu satuan
pekerjaan bangunan. Dari kedua koefisien tersebut
akan didapatkan kalkulasibahan-bahan yang
diperlukan dan kalkulasi upah yang mengerjakan.
Komposisiperbandingan dan susunan material serta
tenaga kerja pada satu pekerjaan sudahditetapkan,
yang selanjutnya dikalikan dengan harga material dan
upah yang berlakudipasaran.
Pada saat ini, penyedia jasa umumnya membuat
harga penawaran berdasarkananalisis yang tidak
seluruhnya berpedoman pada analisis BOW maupun
analisisSNI.Para penyedia jasa lebih cenderung
menghitung harga satuan pekerjaanberdasarkan
dengan analisa mereka sendiri-sendiri yang didasarkan
ataspengalaman-pengalaman terdahulu dalam
menyelesaikan suatu pekerjaankonstruksi, walaupun
tidak terlepas dari analisis BOW ataupun analisis SNI.
Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan adanya
penelitian untuk menganalisis perbandingan harga
satuan pekerjaan beton antarametoda BOW, SNI dan
proyek (penawaran kontraktor).

JURNAL LOGIC. VOL. 11. NO. 2. JULI 2011 119

1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian diatas maka dapat diambil suatu
rumusan masalah sebagai berikut :
a. Apakah ada selisih harga satuan bahan, upah dan
pekerjaan antarametode BOW, SNI dan proyek
(penawaran kontraktor) ?
b. Berapa rasio perbandingan harga satuan material,
upah dan pekerjaanantara metode BOW, SNI dan
proyek (penawaran kontraktor) ?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui selisih ( % ) perbandingan harga
satuan bahan, upah danpekerjaan antara metoda
BOW, SNI dan proyek (penawaran kontraktor)
b. Mengetahui rasio perbandingan harga satuan
pekerjaan antara metoda BOW, SNI dan proyek
(penawaran kontraktor)

II.METODE PENELITIAN
Agar penelitian yang dilakukan dapat terarah maka
dibutuhkan rancangan penelitian yang jelas dan
sistematis sehingga tujuan yang diharapkan dari
penelitian ini dapat tercapai. Adapun rancangan dari
penelitian ini adalah :

Gambar 1Rancangan Penelitian

2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada proyek
Pembangunan Gedung Arsip PNB, di Kabupaten
Badung dan pelaksanaannya pada tahun 2010.

2.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
atas data primer dan data sekunder.
a. Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung
dari obyek penelitian. Data ini berupa gambar,
RAB dan RKS. Data ini diambil dari dokumen
kontrakkontraktor selaku pelaksana dari proyek
Pembangunan Gedung Arsip Poilteknik Negeri
Bali (PNB).
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam
bentuk yang sudah jadi, diperoleh dari instansi
terkait. Data yangdikumpulkan meliputi analisis
harga satuan dari BOW dan SNI. Data ini
diperoleh dari Satuan Kerja Penataan Bangunan
dan Lingkungan Bali, Direktorat J enderal Cipta
Karya Kementerian Pekerjaan Umum.

2.3 Analisa Data
Analisis yang dilakukan sesuai dengan rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu perhitungan analisis
harga satuan pekerjaan beton bertulang, kemudian
dikomparasi untuk mengetahui selisih perbandingan
dan rasio harga satuan antara metode BOW, SNI dan
lapangan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis yang dilakukan analisis harga satuan
bahan, upah dan pekerjaan beton bertulang dengan
Analisis Metode BOW, Metode SNI dan Metode
Lapangan pada Proyek Pembangunan Gedung Arsip
Poilteknik Negeri Bali (PNB)
Pada pekerjaan beton bertulangini terdiri dari
pekerjaan adukan beton, pembesian dan bekisting.
Selanjutnya darihasil perhitungan tersebut kemudian
dikomparasikan seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Komparasi HSP Adukan Beton

Pek. Adukan Beton Harga
1 Pc :2 Ps : 3 Kr Satuan
Koef Rp Koef Rp Koef Rp
Bahan
SemenPortland(PC) Kg 1,130 336.00 379,680.00 371.00 419,230.00 280.00 316,400.00
Pasir Beton m 125,000 0.54 67,500.00 0.29 36,354.17 0.45 56,250.00
Koral Beton m 132,000 0.54 71,280.00 0.42 55,281.60 0.90 118,800.00
518,4 60.00 510 ,86 5.7 7 4 91,450 .0 0
Upah
Mandor OH 66,000 0.30 19,800.00 0.08 5,478.00 0.08 5,280.00
KepalaTk.Batu OH 60,500 0.10 6,050.00 0.03 1,694.00 0.03 1,512.50
Tk. Batu OH 49,500 1.00 49,500.00 0.28 13,612.50 0.25 12,375.00
Pekerja OH 38,500 6.00 231,000.00 1.65 63,525.00 1.65 63,525.00
30 6,350.00 84 ,30 9.5 0 82,69 2.5 0
824,8 10.00 595 ,17 5.27 5 74,142.5 0
Satuan BOW SNI LAPANGAN

JURNAL LOGIC. VOL. 11. NO. 2. JULI 2011 120

Tabel 2. Komparasi HSP Pembesian

Pek. Pembesian Harga
(Setiap 10 Kg) Satuan
Koef Rp Koef Rp Koef Rp
Bahan
Besi beton Kg 11,000 11.00 121,000.00 10.50 115,500.00 10.50 115,500.00
Kawat Beton Kg 13,000 0.20 2,600.00 0.15 1,950.00 0.15 1,950.00
123,600.00 117,450.00 117,450 .00
Upah
Mandor OH 66,000 - - 0.00 264.00 0.01 594.000
KepalaTk.Besi OH 66,000 0.23 14,850.00 0.01 462.00 0.02 1,386.000
Tk. Besi OH 55,000 0.68 37,125.00 0.07 3,850.00 0.21 11,550.000
Pekerja OH 38,500 0.68 25,987.50 0.07 2,695.00 0.21 8,085.000
77,962.50 7,271.00 21,615 .00
201,562.50 124,721.00 139,065 .00
Satuan BOW SNI LAPANGAN


Tabel 3. Komparasi HSP Bekisting

Pek. Bekisting
(Setiap 10 m)
Koef Rp Koef Rp Koef Rp
Bahan
KayuTerenteng(Papan)m 2,112,000 0.40 844,800.00 0.45 950,400.00 0.45 950,400.00
PakuBiasa Kg 12,000 4.00 48,000.00 3.00 36,000.00 3.00 36,000.00
MinyakBekisting Ltr 22,000 - 1.00 22,000.00 1.00 22,000.00
892,800.00 58,0 00.0 0 5 8,0 00.0 0
Upah
Mandor OH 66,000 0.10 6,600.00 0.26 17,160.00 0.05 3,300.00
KepalaTk.Kayu OH 60,500 0.50 30,250.00 0.26 15,730.00 0.26 15,730.00
Tk. Kayu OH 55,000 5.00 275,000.00 2.60 143,000.00 2.60 143,000.00
Pekerja OH 38,500 2.00 77,000.00 5.20 200,200.00 3.00 115,500.00
388,850.00 376,0 90.0 0 27 7,530.0 0
1,281,650.00 4 34,0 90.0 0 335,530.0 0
BOW SNI LAPANGAN

Dari hasil komparasi tersebut maka
selanjutnyadihitung selisih harga satuan pekerjaan tiap
item pekerjaan, sehingga dapat diketahui mana nilai
yang terbesar.
Rumus dari selisih harga satuan adalah :



Dari Tabel 1.sampai dengan Tabel 3, maka dapat
digambarkan grafik perbandingan analisis harga satuan
bahan, upah dan harga satuan pekerjaan untuk beton
bertulang yang terdiri dari pekerjaan adukan beton,
pembesian dan bekistingdengan menggunakan
Analisis Metode BOW, SNI dan Lapangan pada
proyek Pembangunan Gedung Arsip Poilteknik Negeri
Bali (PNB) sepertiterlihat pada Gambar 2.sampai
dengan Gambar 5.

Pek. Adukan
Beton
Pek.
Pembesian
Pek. Bekisting
BOW 518,460.00 123,600.00 892,800.00
SNI 510,865.77 117,450.00 58,000.00
PROYEK 491,450.00 117,450.00 58,000.00
-
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
600,000
B
i
a
y
a

B
a
h
a
n

Gambar2.Grafik Perbandingan Harga Satuan Bahan
Dari Gambar 2 di atas, terlihat bahwa harga satuan
bahan adukan betonpada BOW (Rp. 518.460,-) >SNI
(Rp.510.865,77) >Lapangan (Rp. 491.450,-)Untuk
pekerjaan pembesian setiap 10 Kg harga satuan bahan
pada BOW (Rp. 123.600,-) >SNI (Rp.117.450,-) =
Lapangan (Rp.117.450,-). Demikian juga pekerjaan
bekisting untuk setiap 10 mharga satuan bahan pada
BOW (Rp.892.800,-) > SNI (Rp.Rp.58.000,-) =
Lapangan (Rp.58.000,-).
Hal ini disebabkan oleh indeks/koefisien rata-rata
bahanpada BOW lebih besar daripada Lapangan dan
SNI.

Pek. Adukan Beton Pek. Pembesian Pek. Bekisting
BOW 30 6,35 0.00 7 7,96 2.50 388 ,8 50 .0 0
SNI 84 ,309 .5 0 7,27 1.00 376 ,0 90 .0 0
PROYEK 82,6 92.5 0 21,615.00 277 ,5 30 .0 0
-
50 ,00 0
10 0,000
15 0,000
20 0,000
25 0,000
30 0,000
35 0,000
40 0,000
45 0,000
B
i
a
y
a

U
p
a
h

Gambar3. Grafik Perbandingan Harga Satuan Upah
Dari Gambar 3, terlihat bahwa harga satuan upah
adukan beton pada BOW (Rp. 306.650,-) > SNI
(Rp.Rp.84.309,-) >Lapangan (Rp. 82.692,5). Untuk
pekerjaan pembesian setiap 10 Kg harga satuan upah
pada BOW (Rp. 77.962,-) >Lapangan (Rp.21.615,-)>
JURNAL LOGIC. VOL. 11. NO. 2. JULI 2011 121

SNI (Rp.7.271,-).Pada pekerjaan bekisting untuk
setiap 10 m harga satuan upah pada BOW
(Rp.388.850,-)>SNI (Rp.376.090,-) >Lapangan
(Rp.277.530,-).
Hasil ini disebabkan oleh indeks/koefisien rata-rata
tenaga kerjapada BOW lebih besar daripada Lapangan
dan SNI.

Pek. Adukan Beton Pek. Pembesian Pek. Bekisting
BOW 824 ,810.00 201,562.50 1,281,650.00
SNI 595 ,175.27 124 ,721.00 434 ,090.0 0
PROYEK 491,450.00 139 ,065.00 58,000.00
0
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
1,200,000
1,400,000
H
a
r
g
a

s
a
t
u
a
n

Gambar4.Grafik Perbandingan HSP
Demikian juga dari dari Gambar 4.terlihat bahwa
harga satuan pekerjaan adukan beton pada BOW (Rp.
824.810,-) > SNI (Rp.Rp.595.175,27) >lapangan
(Rp.491.450,-) Untuk harga satuan pekerjaan
pembesian setiap 10 Kg pada BOW (Rp. 201.562,50)
>lapangan (Rp.139.065,-) >SNI (Rp.124.721,-).
Untukharga satuan pekerjaan bekisting setiap 10 m
pada BOW (Rp. 1.281.650,-) > SNI (Rp.434.090,-)
>lapangan (Rp.58.000,-).
Hal ini disebabkan oleh indeks/koefisien rata-rata
bahan dan upah pada BOW lebih besar daripada
Lapangan dan SNI.

Pek. Adukan Beton Pek. Pembesian/ 10 Kg Pek. Bekisting/ 10 m
BOWV s SNI 27.84% 38.12% 66.13%
BOWV s Proyek 30.39% 31.01% 73.82%
SNI V s PROYEK 3.53% 10.31% 22.70%
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
S
e
l
i
s
i
h

H
S
P
Gambar5.Grafik Perbandingan Selisih HSP
Dari Gambar 5. di atas, terlihat bahwa untuk harga
satuan pekerjaan adukan beton padaBOW lebih besar
2,84% dibandingkan SNI dan 30,89% dibandingkan
Lapangan sedangkan harga satuan pekerjaanSNI lebih
besar 3,53% dibandingkan Lapangan.
Untuk pekerjaan pembesian harga satuan pekerjaan
pada BOW lebih besar 38,12%dibandingkan SNI dan
31,01% dibandingkanlapangan sedangkan harga
satuan pekerjaan SNI lebih besar 10,31%
dibandingkan lapangan.
Untuk pekerjaan bekisting harga satuan pekerjaan
pada BOW lebih besar 66,13%dan 73,82%
dibandingkan Lapangansedangkan HSP SNI lebih
besar 22,70% dibandingkan Lapangan.

Pek. Adukan Beton Pek. Pembesian/ 10 Kg Pek. Bekisting/ 10 m
BOW V s SNI 1.386 1.616 2.952
BOW V s Proyek 1.437 1.44 9 3.820
SNI V s PROYEK 1.037 0 .89 7 1.294
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
R
a
t
i
o

H
S
P

Gambar6. Grafik Ratio HSP
Dari Gambar 6, terlihat bahwa untuk harga satuan
pekerjaan adukan beton BOW lebih besar
dibandingkan SNI dengan rasio 1,386 dan 1,43
dibandingkanLapangan sedangkan harga satuan
pekerjaan SNI lebih besar dibandingkan lapangan
dengan rasio 1,037.
Untuk pekerjaan pembesian harga satuan pekerjaan
pada BOW lebih besar dibandingkan SNI dengan rasio
1,616dan 1,449 dibandingkanlapangan sedangkan
harga satuan pekerjaan SNI lebih kecil dibandingkan
lapangan dengan rasio 0,897.
Untuk pekerjaan bekistingharga satuan pekerjaan
pada BOW lebih besar SNI dengan rasio 2,952 dan
3,820 dibandingkanLapangan sedangkan harga satuan
pekerjaan SNI lebih besar dibandingkan lapangan
dengan rasio 1,294.

IV . SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Dari perhitungan dan pembahasan yang telah
dilakukan, maka diperolehbeberapa simpulan sebagai
berikut :
JURNAL LOGIC. VOL. 11. NO. 2. JULI 2011 122

1. Perbandingan harga satuan pekerjaan antara metode
BOW, SNI dan proyek/lapangan :
a. Harga satuan pekerjaan adukan beton pada BOW
(Rp. 824.810,-) > SNI (Rp. Rp.595.175,27)
>lapangan (Rp.491.450,-).
b. Harga satuan pekerjaan pembesian setiap 10 Kg
pada BOW (Rp. 201.562,50) >lapangan
(Rp.139.065,-) >SNI (Rp.124.721,-).
c. Harga satuan pekerjaan bekisting setiap 10 m
pada BOW (Rp.1.281.650,-) >SNI (Rp.434.090,-)
>lapangan (Rp.58.000,-).
2. Selisih perbandingan harga satuan pekerjaan :
a. Harga satuan pekerjaan adukan beton pada BOW
lebih besar 2,84% dibandingkan SNI dan 30,89%
dibandingkan lapangan sedangkan harga satuan
pekerjaan SNI lebih besar 3,53% dibandingkan
lapangan.
b. Untuk pekerjaan pembesian harga satuan
pekerjaan pada BOW lebih besar 38,12%
dibandingkan SNI dan 31,01% dibandingkan
lapangan sedangkan harga satuan pekerjaan SNI
lebih besar 10,31% dibandingkan lapangan.
c. Untuk pekerjaan bekisting harga satuan pekerjaan
pada BOW lebih besar 66,13% dan 73,82%
dibandingkan lapangan sedangkan harga satuan
pekerjaan SNI lebih besar 22,70% dibandingkan
lapangan.
3. Rasio perbandingan harga satuan pekerjaan :
a. Harga satuan pekerjaan adukan beton BOW lebih
besar dibandingkan SNI dengan rasio 1,386 dan
1,43 dibandingkan lapangan sedangkan harga
satuan pekerjaanSNI lebih besar dibandingkan
lapangan dengan rasio 1,037.
b. Untuk pekerjaan pembesian harga satuan
pekerjaan pada BOW lebih besar dibandingkan
SNI dengan rasio 1,616 dan 1,449 dibandingkan
lapangan sedangkan harga satuan pekerjaanSNI
lebih kecil dibandingkan lapangan dengan rasio
0,897.
c. Untuk pekerjaan bekisting harga satuan pekerjaan
pada BOW lebih besar SNI dengan rasio 2,952
dan 3,820 dibandingkan lapangan sedangkan
harga satuan pekerjaan SNI lebih besar
dibandingkan lapangan dengan rasio 1,294.

4.2 Saran
1. Penelitian ini perlu dikembangkan dengan
membandingkan semua jenis pekerjaan.
2. Dengan segala kekurangan metode BOW maka
direkomendasikan agar metode BOW tidak dipakai
lagi dalam menghitung RAB proyek karena sudah
tidak relevan lagi untuk digunakan sesuai dengan
perkembangan industri konstruksi saat ini sehingga
kedepannya didalam menghitung RAB proyek
khususnya proyek pemerintah hanya digunakan
metode SNI dengan pertimbangan efesiensi dan
efektivitas kerja.

DAFTAR PUSTAKA
[1]. Analisa Upah dan Bahan (Analisis BOW), 2006,
Cetakan. 12, PT. Bumi Aksara, J akarta.
[2]. Bachtiar Ibrahim, 1993, Rencana dan Estimate
Real of Cost, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
[3]. Badan Standarisasi Nasional / BSN, SNI Edisi
Revisi, 2001, Kumpulan Analisa Biaya Konstruksi
Bangunan Gedung dan Perumahan (SNI).
[4]. Iman Soeharto, 1995, Manajemen Proyek dari
Konseptual sampai Operasional, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
[5]. Ir. A. Soedradjat Sastraatmadja, 1984, Analisa
Anggaran Biaya Pelaksanaan, Penerbit Nova,
Bandung.
[6]. J .A. Mukomoko, 1985, Dasar Penyusunan
Anggaran Biaya Bangunan.
[7]. Peraturan Beton Bertulang Indonesia, 1971 N.I.
2, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga
Listrik Direktorat J enderal Ciptakarya.
[8]. Sugeng Djojowirono, Manajemen Konstruksi,
Yogyakarta, 1984.
[9]. W. Niron J ohn, 1992, Pedoman Praktis
Anggaran dan Borongan Rencana Anggaran
Biaya Bangunan, cetakan kesembilan, CV. Asona,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai