Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


Jalan Basuki Rahmat No. 11 Praya – Lombok Tengah

SURATPERJANJIANKERJA(KONTRAK)
Nomor : 602/ /PPK.RJI/DAK.SDA/DPU-PR
Tanggal : .................. 2019

Antara

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


KEGIATAN PENYEDIAAN SARANA AIR BERSIH BAGI
MASYARAKAT KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN
ANGGARAN 2019

Dengan

DIREKTUR CV. ......................


.............................................................................

Kegiatan : PENYEDIAAN SARANA AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT

Pekerjaan : Pengadaan dan Pemasangan Pipa dan Acc di Desa Serage Kec. Praya
Barat Daya

Biaya : Rp. ...................,- (..............................................................)

Mulai : .................. 2019

Berakhir : ................... 2019


PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Jalan Basuki Rahmat No. 11 Praya – Lombok Tengah

SURATPERJANJIANKERJA(KONTRAK)
Nomor : 602/ /PPK.RJI/DAK.SDA/DPU-PR
Tanggal : .................. 2019

Pada hari ini, ..............................................................................., yang bertanda tangan di bawah


ini :

1. Nama : MUHAMMAD SUPRIADIN, ST


Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kegiatan Penyediaan Sarana Air Bersih
Bagi Masyarakat Kabupaten Lombok Tengah Tahun Anggaran 2019
Alamat : Jalan Basuki Rahmat No. 11 Praya – Lombok Tengah

Dalam hal ini, dengan jabatan seperti tersebut di atas bertindak untuk dan atas nama
Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : ........................
Jabatan : Direktur CV. ......................
Alamat : .............................................................................

Dalam hal ini, bertindak untuk dan atas nama CV. ......................, berdasarkan Akte Notaris
................................................................, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak telah setuju dan sepakat mengadakan ikatan perjanjian dalam Surat Perjanjian
Kerja (Kontrak) untuk melaksanakan Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pipa dan Acc
di Desa Serage Kec. Praya Barat Daya Kegiatan Penyediaan Sarana Air Bersih Bagi
Masyarakat pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Lombok Tengah
Tahun Anggaran 2019 dengan ketentuan-ketentuan sebagaimana yang tercantum sebagai berikut
:
Kedua belah pihak berdasarkan :
1. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
2. Pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) pada Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Lombok Tengah :
Nomor : ……………………………..
Tanggal : ……………………….
3. Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) :
Nomor : ..........................................
Tanggal : .................
4. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) :
Nomor : ..........................................
Tanggal : .................. 2019

Dengan ini menyatakan bahwa telah setuju dan sepakat mengadakan ikatan dalam Surat
Perjanjian Kerja (Kontrak) untuk melaksanakan pekerjaan jasa konstruksi dengan ketentuan-
ketentuan sebagaimana yang tercantum sebagai berikut :
Pasal 1
TUJUAN KONTRAK

Berdasarakan Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) ini, PIHAK KEDUA harus melaksanakan,
menyelesaikan dan memelihara pekerjaan-pekerjaan tersebut sehingga dapat memberikan
kepuasan kepada PIHAK PERTAMA dan sesuai dengan ketentuan seperti tercantum dalam
Dokumen-dokumen Kontrak yang merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari Pekerjaan
tersebut di atas.
Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA memberi tugas pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima tugas pekerjaan tersebut yaitu untuk melaksanakan Pekerjaan Pengadaan dan
Pemasangan Pipa dan Acc di Desa Serage Kec. Praya Barat Daya DI......................
Kegiatan Penyediaan Sarana Air Bersih Bagi Masyarakat pada Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Lombok Tengah Tahun Anggaran 2019.

Pasal 3
JENIS DAN NILAI KONTRAK

1) Kontrak ini didasarkan pada Sistem Harga Satuan (Unit Price) yang tercantum pada Daftar
Kuantitas dan Harga seperti terlampir pada Surat Penawaran dari PIHAK KEDUA harus
mengikat kedua belah pihak.
2) Nilai pekerjaan ini seperti tersebut dalam Pasal 2 (Lingkup Pekerjaan) termasuk PPN 10 %
adalah sebesar Rp. ...................,- (..............................................................).
3) Harga-harga satuan pekerjaan tersebut dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) ini bersifat
tetap (fixed), sudah termasuk semua jenis pajak dan pengeluaran lain-lain.
4) Nilai akhir pekerjaan kontrak ini (final) adalah nilai pekerjaan sesungguhnya setelah
diadakan perhitungan dan pemeriksaan bersama, dan dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan
Bersama.

Pasal 4
PENGAWAS PEKERJAAN

1) Untuk melakukan pengendalian pekerjaan yang terdiri atas pengawasan dan tindakan
pengoreksian, PIHAK PERTAMA menunjuk Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas
sebagai pengawas pekerjaan yang bertindak untuk dan atas nama PIHAK PERTAMA dan
akan diberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA.
2) Apabila Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas dalam ayat (1) pasal ini berhalangan atau
tidak dapat menjalankan kewajibannya, maka PIHAK PERTAMA akan menunjuk
penggantinya secara tertulis dan disampaikan kepada PIHAK KEDUA.
3) PIHAK KEDUA harus mematuhi petunjuk (dalam hal teknis) dan atau perintah Pengawas
Pekerjaan/PIHAK PERTAMA sesuai batas kewenangan yang telah ditentukan.

Pasal 5
BAHAN – BAHAN DAN PERALATAN KERJA

1) Bahan-bahan, alat-alat dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut dalam Pasal 1 (Satu) Surat Perintah Kerja ini, harus disediakan oleh PIHAK
KEDUA.
2) PIHAK KEDUA wajib membuat tempat/gudang yang baik untuk menyimpan bahan-
bahan, alat-alat serta menyediakan angkutan untuk pemindahan bahan-bahan dan alat-alat
tersebut guna lancarnya pekerjaan.
PIHAK PERTAMA/Pengawas Pekerjaan berhak menolak bahan-bahan dan alat-alat yang
disediakan oleh PIHAK KEDUA, jika kualitasnya tidak memenuhi persyaratan.
(4) Jika bahan-bahan dan alat-alat tersebut ditolak oleh PIHAK PERTAMA/Pengawas
Pekerjaan, maka PIHAK KEDUA harus menyingkirkan bahan-bahan dan alat-alat tersebut
dari lokasi pekerjaan dalam waktu 2x24 jam, kemudian menggantinya dengan yang
memenuhi persyaratan.
(5) Tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat, tidak dapat dijadikan alasan untuk
keterlambatan pekerjaan.
(6) Apabila kemudian ternyata bahwa bahan-bahan yang dipergunakan tidak memenuhi
persyaratan, PIHAK KEDUA diwajibkan untuk mengganti/memperbaiki tanpa berhak
menuntut kerugian karenanya.
(7) PIHAK KEDUA menjamin bahwa peralatan yang diinstalasi tersedia suku cadang dan
agen penjualannya di Indonesia dan bersedia memberikan pelayanan purnajual spesifikasi
teknis.

Pasal 6
TENAGA KERJA DAN UPAH

(1) Agar Pekerjaan Konstruksi berjalan seperti yang ditetapkan, PIHAK KEDUA harus
menyediakan tenaga kerja yang cukup jumlah, keahlian serta keterampilannya.
(2) Ongkos-ongkos dan upah tenaga kerja untuk pelaksanaan pekerjan tersebut ditanggung
oleh PIHAK KEDUA.
(3) PIHAK KEDUA wajib menyelenggarakan program Asuransi Sosial Tenaga Kerja
(ASTEK) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 7
PELAKSANA PIHAK KEDUA

(1) Ditempat pekerjaan harus ada wakil PIHAK KEDUA yang ditunjuk sebagai Pemimpin
Pelaksana/Tenaga Ahli yang mempunyai wewenang/kuasa penuh untuk mewakili PIHAK
KEDUA dan dapat menerima, memberikan/memutuskan segala petunjuk-petunjuk dari
Pengawas Pekerjaan/PIHAK PERTAMA.
(2) Penunjukan Pemimpin Pelaksana/Tenaga Ahli ini harus mendapat persetujuan dari PIHAK
PERTAMA dengan memberitahukan secara tertulis yang dilampiri dengan Curiculum
Vitee dari tenaga ahli yang ditunjuk tersebut.
(3) Apabila menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA, Pemimpin Pelaksana/Tenaga Ahli
yang digunakan oleh PIHAK KEDUA tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan, maka
PIHAK PERTAMA akan memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA dan
PIHAK KEDUA segera mengganti dengan tenaga ahli yang memenuhi persyaratan
tersebut, atas beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA.
(4) PIHAK KEDUA harus bertanggung jawab atas kerugian PIHAK PERTAMA sebagai
akibat perbuatan orang-orang yang dipekerjakan olehnya, sehubungan dengan Surat
Perintah ini.

Pasal 8
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

(1) Pelaksanaan pekerjaan harus dimulai selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah


dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
(2) Seluruh pekerjaan tersebut di dalam Pasal 2 Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) ini harus
diselesaikan oleh PIHAK KEDUA dan diterima oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan
Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan. Jangka waktu pelaksanaan ...... (.....................) hari
kalender terhitung sejak tanggal dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja, yaitu mulai
dari tanggal .................. 2019 sampai dengan tanggal ................... 2019

Pasal 9
JANGKA WAKTU PEMELIHARAAN

(1) Segera setelah seluruh pekerjaan selesai, PIHAK KEDUA secara tertulis dapat
mengajukan permohonan Berita Acara Pemeriksaan Penyelesaian Pekerjaan yang
bersangkutan.
(2) Atas dasar Berita Acara Pemeriksaan Penyelesaian Pekerjaan yang dipersiapkan PIHAK
PERTAMA harus menerbitkan Berita Acara Pemeriksaan Penyelesaian Pekerjaan.
(3) Jangka waktu pemeliharaan adalah 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal Berita Acara
Serah Terima Pertama Pekerjaan (Tanggal Berita Acara PHO), yang telah disyahkan oleh
Direksi.

Pasal 10
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

(1) Penyimpangan-penyimpangan dan atau perubahan-perubahan yang merupakan


penambahan atau pengurangan pekerjaan hanya dianggap sah sesudah mendapat perintah
tertulis dari pengawas/PIHAK PERTAMA dengan menyebutkan jenis dan perincian
pekerjaan secara jelas.
(2) Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang
disetujui oleh kedua pihak, jika tidak tercantum dalam daftar harga satuan pekerjaan.
(3) Harga pekerjaan tambah kurang dalam ayat 1 dan 2 pasal ini tidak merubah nilai harga
borongan dan sudah termasuk pajak yang akan dibayarkan oleh PIHAK KEDUA .
(4) Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk mengubah
penyelesaian pekerjaan, kecuali atas dasar persetujuan tertulis Pengawas Pekerjaan/PIHAK
PERTAMA.

Pasal 11
CARA PEMBAYARAN DAN UANG MUKA KERJA

(1) Semua pembayaran dilakukan secara langsung melalui Kantor Perbendaharaan dan Kas
Negara /Daerah atau Bank Nusa Tenggara Barat Cabang Praya
(2) Pembayaran dilakukan melalui Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Lombok Tengah berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah (DPA SKPD) Tahun Anggaran 2019 Nomor : ............................ tanggal
.................. Kepada Penyedia Atas Nama CV. ...................... dengan Nomor Rekening :
........................pada ...................................................................
(3) PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan untuk mendapatkan Uang Muka setinggi-
tingginya 30% (tiga puluh persen) dari Nilai Kontrak, yaitu sebesar 30% x Rp.
..................,- = Rp. ................,- (..........................................................).
Permohonan tertulis untuk mendapatkan Uang Muka harus dilengkapi dengan :
a. Rencana Rinci mengenai penggunaan dan keperluannya.
b. Jaminan Uang Muka yang nilainya sama dengan Uang Muka dari Bank Pemerintah atau
Bank/Badan Keuangan lainnya yang ditunjuk oleh Departemen Keuangan.
(4) Pembayaran Pertama/Termin Pertama sebasar 20% dari nilai kontrak, yaitu, : 20% x
Rp. ..................,- = Rp. ................,- (....................................................................).
Dibayar setelah kemajuan fisik pekerjaan mencapai minimal 40% (empat puluh persen)
setelah ditandatangani Berita Acara Kemajuan Pekerjaan.
(5) Pembayaran Kedua/Termin Kedua sebesar 25% dari nilai kontrak yaitu, : 25% x
Rp. ..................,- = Rp. …………….,- (…………………………………………..).
Dibayar setelah kemajuan fisik pekerjaan mencapai 75% (tujuh puluh lima persen) setelah
ditandatangani Berita Acara Kemajuan Pekerjaan.
(6) Pembayaran Ketiga/Termin Ketiga sebesar 20% dari nilai kontrak yaitu, : 20% x
Rp. ..................,- = Rp. ................,- (....................................................................)..
Dibayar setelah kemajuan fisik pekerjaan mencapai 100% (seratus persen) dan setelah
dilaksanakan pemeriksaan hasil pekerjaan oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan dan
ditandatangani Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan.
(6) Pembayaran Retensi sebesar 5% dari nilai kontrak, yaitu : 5% x Rp. ..................,- =
Rp. ................,- (....................................................................)..
Dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah PIHAK KEDUA
menyerahkan jaminan pemeliharaan sebesar uang retensi 10% dari nilai kontrak dan
PIHAK KEDUA diwajibkan untuk melaksanakan Serah Terima Kedua Pekerjaan (FHO)
setelah selesai masa pemeliharaan.

Pasal 12
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

(1) Atas persetujuan Direksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan Indonesia yang
berlaku, maka Pihak Kedua diwajibkan :
a. Menyediakan alat-alat keselamatan kerja dan alat pengaman yang diperlukan untuk
menjaga keselamatan/kesehatan para pekerja di lapangan.
b. Menyediakan dan merawat tempat tinggal untuk menanggulangi wabah penyakit dan
menyediakan serta memberikan kesejahteraan, pertolongan pertama dan pelayanan
kesehatan sesuai dengan Ketentuan-ketentuan Umum Kontrak.
c. Mempersiapkan dan memberikan tindakan pencegahan yang memadai sebelum
dimulainya pekerjaan guna mencegah timbulnya kondisi-kondisi pekerjaan demikian
yang akan membahayakan para karyawan Pihak Kedua atau pekerja.
(2) Pihak Kedua harus mengamankan Pemberi Kerja dari tuntutan atas kerugian akibat
kebisingan dan gangguan-gangguan lainnya yang mungkin timbul selama pekerjaan
dilaksanakan.
(3) Pihak Kedua harus memperhatikan dan mengangsuransikan semua personil dan
pegawainya di lapangan sesuai dengan Keputusam Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri
Tenaga Kerja Nomor 30/KPTS/1984 dan Nomor 07/Men/1984 tentang Asuransi Tenaga
Kerja (ASTEK).
(4) Pihak Kedua harus menyadari dan memperhatikan keselamatan dan kesehatan pegawainya
di lapangan sesuai Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor Kept/174/Men/86 dan Nomor 104/KPTS/1986.
(5) Jika Pihak Kedua tidak memenuhi ketentuan seperti tersebut dalam ayat (2), (3) dan (4)
dari Pasal ini, maka PIHAK PERTAMA akan menunda semua pembayaran yang
merupakan hak atau menjadi hak Pihak Kedua telah melunasi uang premi yang mungkin
diperlukan untuk tujuan tersebut.

Pasal 13
KERUGIAN AKIBAT RESIKO KHUSUS (FORCE MAJEURE) ATAU KAHAR

(1) Pihak Kedua tidak akan bertanggung jawab atas apapun baik dengan cara ganti rugi
maupun sebaliknya dalam hal adanya kerusakan dari atau pada pekerjaan-pekerjaan,
terkecuali kerusakan terhadap pekerjaan sebelum terjadinya bahaya khusus yang kemudian
atau pekerjaan sementara atau kerusakan terhadap harta benda baik milik pegawai maupun
PIHAK KETIGA atau hal cedera atau hilangnya nyawa sebagai akibat langsung dari
perang, keributan, sabotase, gempa bumi, banjir, bencana yang selanjutnya secara jelas
disebutkan sebagai “Bahaya Khusus” (Kahar).
(2) PIHAK PERTAMA harus mengganti rugi dan membebaskan Konraktor terhadap dan dari
semua tuntutan, permintaan, pengaduan, kerusakan, biaya pembebanan dan pengeluaran
serta apapun yang terjadi di kemudian hari atau berkaitan dengan itu dan harus mengganti
kerugian terhadap pekerjaan-pekerjaan termasuk harta benda yang dalam perjalanan ke
tempat dan disebabkan baik langsung maupun tidak langsung oleh bahaya khusus.
(3) Jika pekerjaan ternyata mengalami kerusakan seperti yang tersebut dalam Sub Pasal 1 dari
Pasal ini, maka Kontraktor harus memberitahukan dan segera mengajukan permohonan
persetujuan Direksi dengan alasan adanya bahaya khusus dan Direksi harus memberikan
bimbingan kepada Kontraktor mengenai tindakan-tindakan yang harus diambil. Jika
Direksi tidak dapat diberitahukan secara langsung, maka Kontraktor harus segera mungkin
mengambil tindakan pengamanan pekerjaan dan selanjutnya segera mungkin
memberitahukan Direksi.
(4) Biaya-biayai perbaikan kerusakan-kerusakan sehubungan dengan Sub Pasal tersebut di
atas harus dibayarkan kepada Kontraktor, kecuali bila :
a. Kontraktor tidak melaksanakan tindakan pengamanan sebagaimana mestinya.
b. Kontraktor tidak memberitahukan Direksi secara tertulis dalam waktu 14 (empat
belas) hari setelah terjadinya kerusakan atau kerugian sesuai dengan Sub Pasal 3 dari
Pasal ini.

Pasal 14
SANKSI

(1) Apabila terbukti bahwa pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan persyaratan Dokumen
Kontrak yang antara lain meliputi : bahan yang digunakan peralatan, personil, administrasi
cara pelaksanaan dan jangka pelaksanaan yang mengakibatkan terjadinya penyimpangan
atas mutu pekerjaan, jadwal pelaksanaan dan administrasi kontrak, maka PIHAK
PERTAMA dapat mengambil tindakan berikut ini kepada PIHAK KEDUA.
(2) Peringatan
Memberikan teguran-teguran dan peringatan-peringatan secara tertulis. Dalam hal ini
setelah tiga kali peringatan PIHAK KEDUA tidak melaksanakan tugasnya, maka PIHAK
KEDUA dapat dikenakan satu atau beberapa sanksi-sanksi berikut :
a. Menangguhkan pembayaran.
b. Pembongkaran/penggantian.
c. Mengenakan denda keterlambatan sebesar 1/000 (satu permil) untuk setiap hari
kelambatan sampai setinggi-tingginya sama dengan nilai jaminan pelaksanaan.
d. Pemutusan Kontrak.
(3) Pemutusan Perjanjian/Kontrak
Pemutusan Perjanjian/Kontrak dapat terjadi akibat :
a. Pengunduran diri secara tertulis dari PIHAK KEDUA sebelum dimulainya atau dalam
melaksanakan pekerjaan.
b. Pemutusan sepihak dari PIHAK PERTAMA apabila menurut pertimbangan PIHAK
PERTAMA bahwa PIHAK KEDUA tidak memenuhi kewajibannya dan mengabaikan
teguran/peringatan tersebut seperti pada butir 2 Pasal ini.
(4) Sebagai akibat pemutusan kontrak, PIHAK KEDUA dikenakan sanksi sebagai berikut :
a. PIHAK KEDUA akan dimasukkan ke dalam Daftar Hitam Rekanan untuk jangka
waktu tertentu untuk Propinsi Nusa Tenggara Barat atau Kegiatan -Kegiatan Nasional
b. Pembongkaran/penggantian.
c. Sisa Jaminan Uang Muka akan dicairkan sekaligus atau sisa Uang Muka harus
dilunasi sekaligus kepada Pihak Pertama.
Pasal 15
KEGAGALAN BANGUNAN

(1) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA wajib bertanggung jawab atas kegagalan
bangunan.
(2) Kegagalan bangunan yang menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud ayat (1) ditentukan terhitung sejak penyerahan akhir pekerjaan konstruksi dan
paling lama 3 (tiga) tahun.
(3) Kegagalan bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh PIHAK
KETIGA selaku penilai ahli.
(4) Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan perencana atau
pengawas konstruksi, dan hal tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain,
maka perencana atau pengawas konstruksi wajib bertanggung jawab sesuai dengan bidang
profesi dan dikenakan ganti rugi.
(5) Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan PIHAK KEDUA, dan
hal tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi pIhak lain, maka PIHAK KEDUA wajib
bertanggung jawab sesuai dengan bidang usaha dan dikenakan ganti rugi.
(6) Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan PIHAK PERTAMA,
dan hal tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka PIHAK PERTAMA
wajib bertanggung jawab dan dikenakan ganti rugi.
(7) Penilai ahli atau PIHAK KETIGA akan ditentukan kemudian berdasarkan perundang-
undangan yang berlaku.

Pasal 16
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak maka pada dasarnya akan
diselesaikan secara musyawarah.
(2) Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka akan diselesaikan
oleh suatu “Panitia Pendamai” yang dibentuk dan diangkat oleh Kedua Belah Pihak terdiri
dari :
- Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota
- Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota
- Seorang wakil dari PIHAK KETIGA sebagai ketua yang telah disetujui kedua belah
pihak.
(3) Keputusan “Panitia Pendamai” ini mengikat kedua belah pihak dan biaya penyelesaian
perselisihan dikeluarkan dipikul bersama.

Pasal 17
DOMISILI

Segala akibat yang terjadi dari pelaksanaan Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) ini, kedua belah
pihak memilih tempat kedudukan (domisili) yang tetap dan syah di Kantor Pengadilan Negeri
Praya di Praya.

Pasal 18
PENUTUP

(1) Dengan ditandatangani Sarat Perjanjian Kerja (Kontrak) ini oleh PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA maka ketentuan-ketentuan tersebut dalam pasal-pasal kontrak ini seluruh
ketentuan di dalam dokumen-dokumen yang terkait merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan dengan Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) ini.
(2) Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) ini atau
perubahan-perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak, akan diatur lebih
lanjut dalam Surat Perjajian Kerja (Kontrak) Tambahan (addendum) yang tidak
terpisahkan dari Surat Perjajian Kerja (Kontrak) ini.
(3) Kontrak beserta lampiran-lampirannya merupakan bagian tak terpisahkan bermaterai
cukup, yang masing-masing untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
(4) Surat Perjajian Kerja (Kontrak) ini syah dan mengikat kedua belah pihak dan mulai
berlaku pada tanggal tersebut di atas.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA PEJABAT


CV. ......................, PEMBUAT KOMITMEN,

........................ MUHAMMAD SUPRIADIN, ST


Direktur NIP. 19751221 200801 1 013

Anda mungkin juga menyukai