Lokasi Pekerjaan
Kabupaten Pegunungan Arfak
Cara Pelaksanaan
1. Pelaksanaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan Dokumen pemilihan,
Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan (BAP), Kerangka Acuan Kerja (KAK) Serta
mengikuti petunjuk Tim Pengawas Jasa Konstruksi
2. Pada akhir kerja Penyedia Jasa Konstruksi membersihkan area kegiatan dari segala kotoran
akibat kegiatan pelaksanaan pembangunan termasuk sisa material bangunan.
Persiapan Pekerjaan
1) Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil
kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan
sebelum pekerjaan dimulai.
2) Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
Tahapan Pekerjaan
Metode pelaksanaan
1) Peralatan merupakan hal yang sangat vital dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi
maka ketepatan waktu mobilisasi sangat penting untuk dijadwalkan dengan baik.
2) Mobilisasi alat dilakukan sehabis menerima ijin dari Direksi atau maksimal 7 hari sehabis
menerima surat perintah mulai kerja (SPMK).
3) Peralatan yang dipakai akan diubahsuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan. Peralatan
tersebut di atas di simpan di lokasi pekerjaan dan di jaga sehingga sanggup dipergunakan
pada waktunya tanpa ada hambatan yang sanggup mengganggu pekerjaan, misalkan
terjadi kerusakan pada alat yang akan digunakan.
4) Demobilisasi alat akan dilakukan sehabis semua pekerjaan selesai.
Kebutuhan Jasa, Alat dan Material
1) Tenaga
1 Pelaksanaan 1 Orang
2 Petugas K3 1 Orang
3 Mandor 1 Orang
3) Aspek K3
Penyediaan peralatan-peralatan P3K, peralatan pencegahan terhadap bahaya kebakaran dan
peralatan keselamatan kerja sesuai dengan anjuran instansi pemerintah seperti :
Jaring pengaman
Terpal
Lampu penerangan lembur
Peralatan Safety work (sepatu booth, helmet, body harnest dll) APAR
APAR
Rambu-rambu K3
Tabung Oksigen
Kotak P3K
Mobilisasi darurat kecelakaan kerja dan menyediakan tenaga-tenaga terlatih untuk
maksud di atas.
Pengukuran kembali lokasi pekerjaan prinsipnya adalah perencanaan tata letak dari
fasilitas-fasilitas yang di-perlukan selama pelaksanaan proyek. dimulai dengan melakukan
pengukuran dan membuat patok ukur tetap yang akan menjadi pedoman bagi pengukuran-
pengukuran selanjutnya. Patok tetap ini, dibuat di luar garis bangunan yang akan dibangun
agar tidak hilang selama pelaksanaan. Tahap akhir pekerjaan pengukuran ini, yakni
dilakukan pengecekan kembali kebenarannya bersama-sama dengan Konsultan Pengawas.
Setelah selesai, maka dilaksanakan pembuatan semua fasilitas proyek.
Fasilitas-fasilitas proyek yang dimaksud antara lain:
- Direksi keet
- Gudang alat/bahan
- Barak pekerja
- Pos pekerjaan besi dan kayu
- Pagar pengaman proyek
Bahan-bahan yang harus terlindungi dari pengaruh cuaca, seperti semen dan material
finishing lainnya harus disimpan dalam tempat tertutup. Untuk itu, diperlukan tempat
penyimpanan yang disebut gudang. Sebagai tempat penyimpanan material, gudang harus
memenuhi berbagai persyaratan.
Kondisinya harus dijaga agar tetap kering dan tidak lembab. Karena kondisi gudang
sangat mempengaruhi kualitas bahan yang disimpan. Penyimpanan material seperti semen,
harus diatur sedemikian rupa. Sehingga material yang datang lebih dulu, dapat diambil dan
digunakan lebih awal. Sementara itu, gudang peralatan berfungsi sebagai tempat
penyimpanan alat-alat ringan, seperti: vibrator untuk pemadatan beton, mesin genset
portable, alat-alat pengukuran (theodolit), alat-alat untuk pekerjaan jnishing (mesin potong
keramik, mesin bor), serta berbagai komponen peralatan lainnya.
` Dibangun tidak jauh dari lokasi proyek. Penempatan base camp staf proyek dibuat
terpisah dengan barak pekerja. Masing-masing dilengkapi dengan fasilitas kamar mandi,
toilet, dan dapur.
Kebutuhan tenaga listrik yang dimaksud, adalah jumlah daya yang diperlukan oleh
Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi selama pelaksanaan proyek.
Kebutuhan tenaga listrik ini, di luar daya listrik untuk proyek bangunan gedung itu sendiri,
merupakan tanggungan pihak kontraktor. Sumber daya listrik, biasanya diperoleh dari PLN
maupun penyediaan genset sendiri, tergantung penggunaannya.
Kebutuhan Air Kerja untuk keperluan proyek bisa diperoleh dari sumur atau PAM
(Perusahaan Air Minum). Air dari sumber air disimpan pada tangki-tangki penampungan air
sesuai dengan kapasitasnya. Volume air yang diperlukan dihitung berdasarkan kebutuhan
volume air setiap harinya.
Penyediaan air kerja dan pulsa listrik selalu dikontrol secara kontinyu agar selalu
tersedia selama pekerjaan berjalan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Penyediaan
Listrik Kerja :
a. Pemasangan baru listrik PLN
b. Cadangan genset
pelaksanaan untuk pengadaan material tidak ada yang khusus. Papan nama proyek
berisikan informasi proyek dan dibuat dengan ukuran 60x90 cm dan dipasang dengan kuat
dan kokoh dengan ketinggian 250 cm atau sesuai dengan persetujuan konsultan pengawas.
Perlengkapan APD K3 digunakan sesuai jadwal pekerjaan ataupun instruksi kerja
petugas/penanggung jawab K3. Untuk spanduk (banner) dan papan informasi K3 dipasang
pada dinding barak pekerja/direksi keet agar mudah terlihat. Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam pemasangan papan nama proyek :
a. Papan terbuat dari multiplek berukuran 9mm dengan ukuran 80 x 120 cm
b. Papan tersebut dipasang dengan bantuan kaso (kayu) berukuran 5/7 sebagai tiang-tiang
penyangga
c. Papan nama proyek diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum.
d. Papan nama proyek memuat :
Nama proyek
Pemilik proyek
Lokasi proyek
Jumlah biaya (kontrak)
Sumber dana
Nama pelaksana (kontraktor)
Nama pengawas (konsultan)
Proyek dimulai bulan, tanggal dan tahun
Durasi pekerjaan
Cara penengulangan :
Selalu mengingatkan/menjelaskan kewaspadaan kepada para pekerja dengan cara
melakukan safety morning setiap harinya.
Selalu menyediakan peralatan P3K yang berisikan cairan anti septic, perban, perekat,
kapas, alkohol pembersih dan lain-lain.
1.2.7. Pembuatan Laporan Pelaksanaan Pekerjaan
b. Laporan Pelaksanaan
Pelaksanaan, sebagai resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari
kerja) terhitung 7 hari setelah dimulainya kerja oleh kontraktor (7 hari setelah SP
ditandatangani) sebanyak 3 eksemplar dan berisi antara lain :
(1) Review terhadap rencana kerja kontraktor;
(2) Resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari kerja) selama
seminggu tersebut
(3) Gambaran/penjelasan secara garis besar kondisi lokasi proyek
(4) Monitor masalah teknis di lapangan;
(5) Permasalahan non teknis yang dihadapi
(6) Monitor Kendali Mutu
(7) Pemeriksaan Gambar Kerja;
(8) Foto-foto Kemajuan Pekerjaan dibuat secra bertahap sesuai kemajuan pekerjaan;
(9) Rencana kerja, metoda dan jadwal pelaksanaan pekerjaan selanjutnya;
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah untuk pondasi.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, meteran, waterpass, cangkul, belincong,
pengki, benang, selang air, dll.
Pengukuran
Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap tetap tersebut dilakukan
pengukuran terhadap titik dan elevasi galian tanah.
Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
Pekerjaan persiapan
a. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan urugan sirtu
b. Persiapan lahan kerja.
c. Persiapan material kerja : sirtu.
d. Persiapan alat kerja : meteran, cangkul, sekrop, keranjang, alat pemadat (stemper), gerobak
sorong dll.
Proses Pelaksanaan :
Material sirtu diangkut/ditimbun kelokasi timbunan menggunakan tenaga manual.
Penghamparan/Penimbunan digunakan perlapis/perlayer dengan ketentuan min 20 cm tebal
lapisan timbunan.
Dilanjutkan dengan menyiramkan air dengan mesin pompa air disemburkan secara sporadis
ke area timbunan sampai tingkat kekedapan sesuai permintaan direksi. Setelah dinyatakan
cukup kering/air sudah benar-benar meresap diadakan pemadatan menggunakan hand
stamper.
Proses pemadatan dilakukan secara roll back baik dengan arah vertikal atau horizontal bidang
timbunan min sistem roll back (bolak-balik). Dilanjutkan ke lapisan berikutnya dengan sistem
yang sama, apa bila hasil timbunan setiap layernya terdapat penurunan timbunan yang
menurut direksi kurang/cacat, maka akan ditimbun dan dipadatkn kembali.
Untuk itu, mendapatkan mutu urugan pasir yang bagus, karenanya perlu dilihat langkah-
lanngkah sebagai berikut, disertai pola perhitungan keperluan bahan, energi kerja dan waktu .
Pelaksanaan :
Pada dasar galian pondasi diberikan urugan pasir padat setebal 10 cm padat.
Pasir diratakan dengan memakai tarikan kayu dan selalu diatur ketebalan dari pasir.
Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata.
Pengurugan pasir ini pekerjakan beriringan dengan lantai kerja pondasi
Bahan-bahan
1. Minimum diberikan 10 cm urugan pasir padat (sesudah disirami, diratakan dan dipadatkan)
pada komponen atas dari urugan di bawah plat-plat beton bertulang, beton rabat, pondasi
dangkal, tie beam, pile cap.
2. Urugan yang diterapkan dibawah lapisan pasir padat yaitu dari tipe tanah silty clay yang
bersih tanpa potongan-potongan bahan-bahan yang dapat lapuk serta bahan batuan yang
sudah dipecah-pecah dimana ukuran dari batu pecah tersebut tak boleh lebih besar dari 15
cm.
3. Pengerjaan seluruh bahan urugan cuma terdiri dari kualitas yang terbaik yang bisa
dipergunakan.
2. Pekerjaan Penulangan
a) Perakitan tulangan
Untuk pondasi telapak/footplat.ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat
pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses
pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan :
Besi yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi) disesuaikan
dengan gambar kerja.
Mengukur dan mendesain bentuk atau dimensi untuk masing-masing tipe
tulangan yang dapat diketahui dari gambar kerja.
Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat
agar kokoh dan tulangan tidak terlepas.
Besi beton yang telah dirakit diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya
tidak membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.
b) Pemasangan tulangan
Setelah merakit tulangan pondasi telapak/footplat, maka untuk pemasangan tulangan
dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi setempat ini tidak
terlalu berat dan kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
Tulangan pondasi yang sudah dibentuk untuk pondasi tapak ditempatkan pada
lubang galian setelah diberikan pasir urug 5 cm dan diletakkan tegak turus
permukaan tanah dengan bantuan waterpass tangan dan unting-unting.
Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan pasir
urug/dasar galian , jarak antara tulangan dengan dasar tanah minimal 40 mm,
yaitu dengan menggunakan pengganjal beton decking agar ada jarak antara
tulangan dan permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi tulangan dengan
beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat.
Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.
3. Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk
mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan
bekisting:
Diasumsikan bekisting menggunakan bahan dari plywood 9 mm dan perkuatan
balok kayu 5/5.
Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat
bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persyaratan tertentu.
Bekisting disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
Bekisting dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan balok agar tegak lurus tidak
miring dengan bantuan alat waterpass.
Bekisting tidak boleh bocor
Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi
retak.
4. Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila
diberi air akan mengeras. Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi
bagian pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat
kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi
setempat yaitu:
Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
yang telah dihitung dari kontraktor membuat Job Mix Formula untuk menentukan
komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan mutu beton yang sesuai
dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat kontraktor diserahkan
kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Untuk keperluan
pengecoran pondasi telapak/footplat.
Bahan-bahan adukan dimasukan ke dalam molen (concrete mixer) dengan urutan:
pertama masukan pasir, kedua semen PC, ketiga batu split dan biarkan tercampur
kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan air secukupnya.
Membersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tuangkan ke dalam kotak spesi/ember.
Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan ke dalam lubang galian tanah yang
sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi dan dilakukan bertahap
sedikit demi sedikit atau diratakan dan dipadatkan dengan vibrator agar tidak ada
ruangan yang kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat
masuk kecelah-celah tulangan.
Setelah melakukan pengecoran, metoda yang mudah digunakan untuk
curing/perawatan beton dalam hal ini adalah penyiraman langsung dengan air bersih
secara rutin.
Setelah selesai masa pemeliharaan beton dan bekistingnya telah dibongkar, maka
akan dilakukan pengurugan kembali dengan tanah bekas galian serta disisakan
beberapa cm untuk sambungan kolom.
Persiapan
a. Gambar Kerja (shop Drawing) Telah disetujui direksi
b. Galian untuk pasangan batu kosong sudah siap sesuai dengan gambar dan bebas dari
sampah dan tidak tergenang air.
c. Bahan yang digunakan sudah disetujui direksi/konsultan pengawas baik kualitas maupun
ukuran.
d. Pasang Rambu-rambu keselamatan dan pita pengaman/batas area kerja
e. Alat kerja layak digunakan dan kondisi pekerja layak untuk melakukan pekerjaan
f. Gunakan APD
Pengerjaan
a. Tempatkan batu yang akan dipasang disamping galian pasangan batu kosong. Pastikan
material tidak menyebabkan longsor ke dalam galian.
b. Pasang benang untuk mengatur ketinggian dan kelandaian pasangan batu agar diperoleh
hasil yang sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam gambar kerja.
c. Hamparkan pasir urug secara merata dan padat pada galian setebal 5 cm atau sesuai
gambar atau instruksi direksi/konsultan pengawas.
d. Pasang Batu mulai dari dari salah satu sisi menuju ke sisi yang lain secara melintang
kemudian memanjang atau sesuai tingkat kemudahan pelaksanaan pekerjaan. Pasangan
batu dimulai dari sisi yang lebih rendah kearah yang lebih tinggi agar tidak terjadi longsor
atau pasangan batu menjadi roboh.
e. Pastikan pasangan batu saling mengunci satu sama lain, jika diperlukan, tambahkan batu
dengan ukuran yang lebih kecil agar diperoleh perkuatan tambahan.
Pemeriksaan/pengakhiran
a. Ukuran dimensi dan volume Pasangan batu kosong harus sesuai dengan gambar kerja.
b. Buat Catatan dan dokumentasi sebagai bahan pelaporan
Untuk meletakkan daun pintu atau daun jendela pada dinding, dipasang rangka yang disebut
kusen, kusen yang dipakai yaitu terbuat dari kayu. (Sesuaikan jenis kusen dengan spesifikasi
teknik)
1. Siapkan alat dan materi secukupnya di daerah yang kondusif dan gampang dijangkau.
2. Pengajuan jenis material materi yang dipakai kepada direksi.
3. Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank untuk
memilih kedudukan kusen.
4. Pasang angkur pada kusen secukupnya.
5. Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu yaitu 2 meter dari tinggi
bouwplank.
6. Setel kedudukan kusen pintu sehingga bangun tegak dengan memakai unting-unting.
7. Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.
8. Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan menjadi kokoh.
9. Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai pada tempatnya, ketinggian
dan ketegakan dari kusen.
10. Bersihkan daerah sekelilingny
1. Rangka plafond digunakan kayu yang kering, lurus tidak bengkok dengan ukuran 5/10
cm untuk balok anak dan bidang permukaan diserut rata.
2. Penggantung plafond menggunakan materi kayu 5/7 cm yang dipasang secukupnya,
sehingga konstruksi rangka plafond benar – benar kokoh dan stabil.
3. Pelaksanaan rangka plafond yakni 100 x 50 cm, untuk setiap jarak maksimal 3 m harus
dipasang balok induk 5/10 cm kearah bentang pendek, biar diperhatikan bahwa
gantungan plafond kayu 5/7 cm harus dipasang, sehingga plafond benar – benar kaku.
4. Pertemuan antara plafond diberi nat sebesar 3 mm yang lurus dan rapat, pertemuan
plafond dinding sisi / list plank dipasang list kayu ¼ cm.
5. Penutup plafond menggunakan asbes semen uk. 1 x 1 dengan ketebalan 4 mmList
plafond menggunakan ukuran ¼ kayu klas II
5.4. Pengecatan
Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini mencakup ketentuan / syarat-syarat (pembayaran, pengiriman, penyimpanan,
pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.
Pekerjaan yang termasuk :
Persiapan permukaan, pembersihan
Filler, sealer, primer, pekerjaan dasar
Pekerjaan pengecatan dengan alat spray painted pada seluruh bagian yang dimaksud
Referensi
Semua pekerjaan harus merefer ke standar :
SNI 03-2410-2002 - Tata cara pengecatan dinding
SNI 03-2407-2002 - Tata cara pengecatan kayu
SNI 3564-2009 - Cat tembok amulsi
SNI 06-0063 1987 - Mutu cat dasar meni timbal untuk besi
SNI 06-6770-2002 - Metoda pengujian cat penghambat api
Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan
yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh Pemberi
Tugas dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
Pengiriman (Submittals)
a. Kontraktor harus mengirimkan kepada PM / Engineer beberapa hal berikut sebelum
memulai pekerjaan :
Contoh cat yang akan dipakai.
Fotocopy technical information dan instruksi pemasangan bahan dari pabrik.
b. Kontraktor harus menyediakan mock up pada dinding, untuk persetujuan warna dari
MK / Pemberi Tugas, Perencana.
Garansi
a. Garansi tertulis dari fabrikator untuk kualitas ketahanan dan warna bahan cat selama 10
tahun.
b. Kontraktor harus memberi garansi tertulis 10 tahun terhadap kualitas dan hasiln
pekerjaan.
Testing :
Kontraktor harus menyediakan sample pada mock-up sedikitnya seluas 2 m2 baik untuk
pengecatan interior maupun eksterior segera pada pelaksanaan, untuk tujuan-tujuan testing
Sample harus disimpan dalam kondisi aman dan utuh.
Catatan :
(1) Semua bahan merupakan produk kualitas satu dengan jenis sesuai yang tercantum dalam
material skedule dengan warna yang akan ditentukan kemudian.
(2) Contoh kemasan harus diperlihatkan kepada Konsultan pengawas dan Direksi Lapangan
dan semua cat yang digunakan harus sesuai dengan sample yang disetujui dan disuplai
dalam kemasan asli dari pabrik.
(3) Extra Stock :
Jumlah : setelah pekerjaan selesai, kontraktor harus mengirim extra stock sebanyak 5%
dari tiap-tiap warna, tipe, dan keterangan-keterangan cat yang digunakan dalam bekerja.
Pengemasan : harus tertutup rapat dan tertera jelas label dengan isi dan lokasi
digunakan. Tidak ada extra pembayaran terhadap extra stock ini.
Pengecatan Dinding :
Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai yaitu setelah dinding batu bata diplester dan diaci
dengan baik, dinding harus ditunggu sampai betul-betul kering sekurang-kurangnya 2 (dua)
minggu (untuk memperoleh hasil pengecatan yang baik).
Setelah dinding bata tersebut kering, dinding lalu dibersihkan dan lubang-lubang pada dinding
diisi dan diratakan seluruhnya dengan plamur / filler.
Setelah plamur / filler kering, permukaan dinding lalu diamplas hingga halus, licindan rata,
kemudian dibersihkan debunya.
Setelah itu dimulai pemberian lapisan-lapisan cat alkali resistance sealer (1 lapis) kemudian
baru diadakan pengecatan lapis berikutnya sesuai dengan petunjuk pabriknya.
Pengecatan dilakukan sampai 2 - 3 kali atau sampai kondisi sempurna dan disetujui oleh
Pengawas, Perencana dan Pemberi Tugas.
Apabila terdapat retak-retak pada bidang cat harus diperbaiki dengan plamur, diamplas
kemudian dicat kembali sampai baik.
Untuk cat semprot emulsi berteksture, pada dinding luar digunakan plesteran 1 pc : 5 ps dengan
pasir diayak halus, disemprotkan dengan mesin semprot pada bidang plesteran 1 pc : 5 ps yang
rata. Setelah kering dan keras baru disemprot dengan alkali resistance sealer dan dicat amulsi
(Wheather shield) Dulux dan Mowilex wheather coat. Lapisan pengecatan untuk dinding luar
adalah 3 (tiga) lapis Mowilex, Vinilex atau setara dengan kekentalan sama setiap lapisnya.
Khusus untuk pemakaian / setara, tatacara pengecatan harus sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan oleh produsen cat tersebut. Semua pekerjaan pengecatan tersebut di atas harus
dilakukan oleh sub kontraktor yang merupakan ahlinya pada pekerjaan ini.
Untuk warna-warna yang jenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng- kaleng
dengan nomor percampuran (batch number) yang sama.
Pemborong harus menyediakan cat cadangan untuk keperluan maintenance dan diserahkan
kepada Pengawas / Pemberi Tugas.
Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada
bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
Pengecatan Kayu
Persiapan permukaan kayu :
Permukaan kayu diamplas sampai rata.
Debu-debu dibersihkan sampai rata dan bersih.
Kemudian didempul untuk meratakan permukaan dan diamplas lagi sampai rata.
Dibersihkan lagi dari debu.
Pengecatan Kayu
1) Semua cat, pernis, harus diterapkan dengan metode yang benar dan dengan campuran yang
baik selama pengecatan. Pengecatan harus memberikan bagian yang rata. Interval masa 4 hari
harus diberikan diantara aplikasi pengecatan atau sesuai petunjuk tertulis dari pabrik.
2) Lembaran pembersih dengan jumlah yang cukup harus selalu ada di tangan selama proses
pengecatan.
3) Tidak boleh ada cat yang diterapkan dan menjadi terkondensasi atau lembab secara struktural
pada permukaan, debu atau bahan-bahan lain sebelum aplikasi pengecatan.
4) Tidak boleh ada bagian eksterior atau cat yang terekspose terbawa oleh kondisi cuaca yang
merugikan seperti temperatur yang ekstrern, hujan, angin, dan lain-lain.
5.5. Pekerjaan pemasangan daun pintu dan jendela alumunium lantai 1 dan 2
a. Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame untuk
pintu/jendela, kaca dan hardwere. Frame pintu/jendela dipasang pada kusen dengan
menggunakan penggantung engsel yang disekrup ke kusen.
b. Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar aman dan tidak
ada lagi pekerjaan yang dapat merusak kusen dan alumunium dan daunnya
b. Pabrikasi
Potong rangka Baja Ringan sesuai ukuran.
Bor lubang baut sambungan
Join Kuda-kuda baja ringan dengan paku sekrup
Buat nomor kuda-kuda baja ringan agar memudahkan sortir pada saat erection.
b. Pemasangan nok
Nok menggunakan aksesoris nok standar.
Penyekrupan pada nok pada setiap gelombang yang bersentuhan dengan gelombang
Onduvilla.
7.3. Standar
a. SNI ISO 12543-1:2011 Kaca untuk bangunan
b. SNI Spesifikasi Cat dan Bahan Pelapis Kaca, Karet, Plastik, Bahan Bitumen
7.4.1. Pelaksanaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan
syarat pekerjaan dalam buku ini dan mengikuti pedoman dari pabrik pembuat.
b. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
c. Kaca terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan
pecah pada sealant/ tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.
d. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat potong
kaca khusus.
e. Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan
menggunakan cairan pembersih kaca merk Windex.
YULIANUS DOWANSIBA, SE
Direktur