Bangunan yang terdiri dari berbagai komponen bais itu kompones struktur,
arsitektur ataupun bagian luar dan dalam tentunya memerlukan
pemeliharaan, begitu juga dengan komponen yang terbuat dari kayu
ataupun besi seperti kusen pintu dan jendela. Postingan ini menjelaskan
bagaimana cara memelihara kusen pintu, jendela dan yang lainya.
Pemeliharaan Pintu Dan Jendela
Komponen yang melekat di pintu dan jendela pada umumnya memerlukan
pemeliharaan sebagai berikut.
Pintu Lipat (Folding Door) Pintu Geser (Sliding Door) dan Pintu
Gulung (Rolling Door)
Pemeliharaan yang dilakukan antara lain:
1) Bersihkan pintu lipat, pintu geser, dan pintu gulung dengan alat yang lembut
untuk menghilangkan debu yang melekat.
2) Gunakan kuas lebar 4 inci (10 cm) untuk permukaan dan bagian lekuk pada
permukaan pintu aglr bersih.
3) Cuci dengan cairan sabun dan bilas dengan air bersih lalu keringkan.
4) Pekerjaan demikian hendaknya dilakukan setiap 2 bulan sekali agar tampilan
warna tetap baik dan berkesan terpelihara.
5) Lumasi bagian yang bergerak dengan pelumas berkualitas baik pada setiap
bagian yang bergerak dan pertemuan antarkomponen pintu.
Kusen
Kusen umumnya terbuat dari kayu, aluminium, dan besi.
A. Kusen Kayu
Pemeliharaan yang dilakukan antara lain:
1) Bersihkan kusen kayu dari debu yang menempel setiap hari.
2) Apabila kusen dipelitur secara periodik maka pelituran kembali dilakukan
setiap 6 bulan.
3) Bila kusen dicat dengan cat kayu maka pembersihan menggunakan cairan
sabun dan spon untuk membersihkannya.
B. Kusen Aluminium
Pintu lipat (folding door) dari aluminium bebas dari masalah rayap dan
pelapukan, tidak terpengaruh muai-susut material yang sering mengganggu
kelancaran pengoperasian seperti pada pintu kayu, mudah dioperasikan, dan
tidak korosi seperti pintu besi. Desain terbaru pada umumnya dilengkapi
safety rubber untuk menjamin keamanan pengoperasian. Keuntungan
lainnya adalah tidak menimbulkan asap beracun dalam keadaan terbakar
seperti pintu PVC.
a) Bersihkan bagian bawah terutama bagian yang kena kotoran dan air.
b) Ampelas hingga bersih.
c) Lapisi dengan cat meni besiyang sesuai dan berkualitas
d) Cat kembali pakai cat besi dengan warna yang sesuai
Door Closer
Pemeliharaan yang dilakukan antara lain:
1) Buka tutup door closer,lalu isi kembali minyak di dalamnya.
2) Bila bocor, ganti dengan seol karet berukuran sama dengan yang telah ada.
3) Pasang kembali ke pintu dan kencangkan baut pengikat secara baik.
Jendela
Pemeliharaan yang dilakukan antara lain:
1) Periksa apakah jendela berfungsi dengan baik. Ganti kaca jendela jika retak
atau pecah.
2) Beri pelumas engsel jendela, periksa dudukan jendela, dan kencangkan
bautnya. Periksa pula bagian-bagian jendela yang terbuat dari kayu
terhadap serangan rayap, pembusukkan, dan sebagainya. perbaiki, ganti,
atau cat ulang sesuai kebutuhan.
3) Periksa pelindung jendela (krepyok, panil yang diputar, dan sebagainya)
baik yang terbuat dari kayu maupun logam agar berfungsi dengan baik.
4) Jika jendela terbuat dari kayu, periksa rangka dan sisi-sisinya terhadap
pembusukan dan rayap. Lumasi bagian pegangan jendela serta engsel, lalu
atur posisi engsel dan baut-baut jendela jika perlu.
5) Permasalahan umum yang sering dihadapi oleh jendela kayu adalah:
longgarnya sambungan sekrup pada bagian pegangan, gerendel, dan
sambungan lainnya seiring pemakaian.
6) Untuk menghindari kerusakan, periksa dan pastikan elemen-elemen jendela
sudah terpasang dengan baik.
Baik kusen maupun daun pintu pada pintu dan jendela memerlukan
pemeliharaan khusus, yaitu:
1) Pintu dan jendela harus dicat dan dipelitur (vernis) setidaknya setiap 4 tahun
sekali.
2) Lepaskan sambungan dan perlengkapan lainnya, lalu cuci dan bersihkan
pintu dan jendela menggunakan air bersih yang dicampur sabun atau
deterjen. Bilas dengan air bersih. Setelah kering, pintu dan jendela tadi
diampelas.
3) Kayu yang sudah diampelas diberi cat dasar (meni) sebelum cat akhir
(finishing).
4) Apabila cat dengan warna yang sama digunakan maka pintu dan jendela
cukup dicat dengan satu kali lapisan. Apabila warna diganti maka diperlukan
dua lapisan cat. setelah pintu dan jendela dipelitur, lapisi sekali lagi hingga
tercapai keadaan yang diinginkan. Sebaiknya pintu dan jendela dilepaskan
dari kusen supaya bagian atas dan bawahnya mendapatkan pengecatan
pula.
Pemeliharaan Plafon
Saat ini beberapa bahan yang biasa digunakan sebagai prafon adalah kayu,
gipsum, dan metal. Di beberapa desain bangunan yang sudah cukup lama
masih ada yang menggunakan plafon tripleks. Namun, hal tersebut hanya
terkait dengan tren desain.
Plafon Gipsum
Musuh utama material plafon gipsum adalah air, sehingga gipsum hanya
digunakan pada bagian ruang dalam atau interior. pada dasarnya
pemeliharaan yang dilakukan hanya dari masalah debu atau sarang laba-
laba yang dapat dibersihkan dengan peralatan sapu atau kemoceng, Namun,
jika terkena air karena bocoran maka kebocorannya harus segera diperbaiki
dan diganti dengan yang baru.
Plafon Akustik
Pemeliharaan yang dilakukan antara lain:
1) Sebelum pekerjaan dimulai, berikut adalah peralatan kerja yang harus
dilengkapi, yailu: obsolute sproyer, octivotor, enzyme atau deterjen, spon,
ember, dan kain majun. Cek mesin yang harus siap pakai. Apabila ada kabel
yang terkelupas maka harus diperbaiki dahulu karena sangat berbahaya bagi
keselamatan.
2) Semprotkan formula enzyme atau deterjen ke permukaan plafon akustik,
tunggu beberapa detik, lalu sapukan merata. Gunakan extension poles dan
pasang spon (drop clothes) sehingga kotoran yang melekat akan terangkat
sampai ke pori-porinya. Ulangi kembali apabila masih kotor.
3) Campurkan formula activotor untuk memudahkan pengangkatan kotoran
kuat. Tunggu beberapa detik, lalu sapukan dengan spon. Spon yang telah
kotor dibilas air bersih agar dapat digunakan kembali.
4) Untuk menjaga kebersihan lantai, jangan terlalu banyak menggrlnakan
cairan. Gunakanlah- secara bertahap atau gunakan alas plastik di bawahnya.
5) Lakukan pembersihan setiap 2 bulan sekali.
Plafon Tripleks
Plafon tripleks akan rusak terutama pada bagian luar bangunan gedung
setelah lebih dari 10 tahun penggunaan.
Plafon Kayu
Pemeliharaan yang dilakukan:
1) Bersihkan permukaan kayu dari kotoran yang melekat dengan menggunakan
kuas, sapu, atau alat lain yang serupa.
2) Lakukan setiap 2 bulan sekali.
3) Perindah kembali dengan menggunaka n teok oil bila perlu dipelitur atau
dicat kembali.
Plafon Bambu
Plafon dari bambu dengan penutup atap di atasnya dari alang-alang
sebanyak 7 lapis memerlukan pemeliharaan khusus karena rentan terhadap
hujan, serangga, dan lain-lain. Maka maksimalsetiap 5 tahun sekali harus
diganti.
Plafon Metal
Masalah yang sering timbul dalam pemakaian penutup atap metal, yaitu:
1) Baut penahan lembaran atap menjadi longgar dan menyebabkan kebocoran.
2) Bubungan bagian atas dan samping atap bergeser atau longgar
3) Bagian papan samping atap listplank (tepi atap yang miring) sampaitritisan
samping (tepi atap) bergeser atau longgar
4) Lembaran atap metal berkara
Pemeliharaan Dinding
Dinding kayu
Dinding lapis kayu biasanya dipergunakan hanya pada komponen arsitektur
atau interior. Bagian ini perlu dipelihara agar interior bangunan tidak
terkesan kusam.
Dinding Cat
Dinding cat terutama pada fasad bangunan merupakan hal yang sangat
penting bagi penampilan bangunan sehingga harus terpelihara agar tidak
cepat pudar dan tetap bersih.
Dinding Partisi
Pemeliharaan yang dilakukan terhadap dinding partisi:
a) sebelum pekerjaan dimulai, siapkan peralatan kerja selengkapnya, yaitu:
vacuum cleoner, kain majun, sikat nilon, deterjen, sampo,furniture polish,
spon, ember, dan bottle sprayer.
b) Pertama-tama, perhatikan finishing dinding partisi, lalu sesuaikan cara
pembersihan dan penggunaan bahan kimia yang sesuai.
c) Pembersihan pada partisi yang berbahan wollpoper didahului vocuum
cleaner. Untuk menghilangkan debu yang menempel pada dinding, gunakan
stick yangmemakai sikat nilon (brush).
d) Hilangkan noda dengan menggunakan spon campur busa. cairan sampo
yang diencerkan dioleskan tepat di atas dan kerjakanlah dengan hati-hati.
Jangan terlalu banyak menggunakan air. Apabila ingin mengulang, tunggu
kering dahulu. Apabila noda tetap tidak hilang, sebaiknya jangan diteruskan.
Laporkan kepada atasan untuk penanganan lebih lanjut.
e) Untuk pembersihan profil partisi dari kayu, plin kayu, panel kayu, dan kusen
pelitur; gunakan furniture polish atau yang setara secukupnya. Gunakan lap
bersih dan kering.
f) Apabila keadaan wollpoper masih utuh, tetapi mengelupas maka dapat dilem
kembali.
Teknik Pelaksanaan dan Perawatan Bangunan Gedung
Oleh: Sunardi
Widyaiswara Muda
A. Pendahuluan
Menurut Peraturan Menteri PU No.:24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan
Perawatan Bangunan Gedung.Pemeliharaan bangunan gedung adalah kegiatan menjaga
keandalan bangunan gedung beserta prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu
laik fungsi (preventive maintenance). Perawatan dan perbaikan bangunan gedung adalah
kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti bagian bangunan gedung, komponen, bahan
bangunan, dan/atau prasarana dan sarana agar bangunan gedung tetap laik fungsi (currative
maintenance). Untuk melakukan perawatan dan perbaikan bangunan gedung dibutuhkan
pekerjaan analisis kerusakan bangunan gedung, baik secara struktural dan arsitektural.
Prinsip perawatan dan perbaikan ada 4 yaitu :
a. sesuai dengan pesyaratan fisik (peraturan, K3, dan kebutuhan operasional bangunan);
b. fungsional dan kinerja bangunan sesuai yang diinginkan;
c. mereduksi atau memperbaikai kerusakan;
d. memperlambat deteriorasi dan pembusukan (kerusakan secara kimiawi).
B. Jenis Perawatan Bangunan Gedung
Jenis pekerjaan perawatan gedung dapat dikelompokkan atas 3 bagian berdasarkan elemen
atau komponen bangunan gedung, meliputi perawata : 1) struktur; 2) arsitektur; dan 3) utilitas.
Perawatan struktur adalah perawatan atau perbaikan atas kerusakan yang terjadi pada elemen
balok, kolom, dan pelat lantai. Perawatan arsitektur adalah perawatan atau perbaikan
kerusakan atas yang terjadi pada elemen : atap, kusen, pintu dan jendela, permukaan/pelapis
lantai, dan dinding. Perawatan utilitas adalah perawatan atau perbaikan kerusakan pada
elemen : instalasi air, instalasi listrik, instalasi AC, dan alat-alat sanitair. Secara grafik jenis
kerusakan dan elemennnya dikelompokkan gambar .1.
d) Memberi perkuatan pelat baja pada daerah yang mengalami kegagalan lentur.
Pelat merupakan element struktur yang berbentuk bidang yang langsung terkena beban hidup
maupun beban mati. Seperti halnya dengan elemen struktur lain, pelat juga dapat terjadi
kerusakan akibat gaya yang tidak mempu dipikul oleh struktur pelat beton. Cara perbaikan
beton pada pelat tergantung dari tingkat kerusakannya. Pada umumnya kerusakan pelat terjadi
pada ujung-ujung pelat yang terputus.
Berikut cara perbaikan beton pada pelat.
a) Kerusakan retak-retak, perbaikan cukup dilakukan dengan injeksi menggunakan epoxy/resin
atau produk lain yang khusus untuk injeksi beton.
b) Kerusakan retak cukup lebar dan beton pecah namun tulangan masih baik, perbaikan beton
dapat dilakukan dengan cara beton dibersihkan dan dikasarkan kemudian di grouting ulang.
c) Jika kerusakan sudah serius maka cara perbaikan yang bisa dilakukan adalah menambah
ketebalan pelat. Penebalan pelat bisa dilakukan pada sisi bawah pelat. Yang perlu diperhatikan
dalam penebalan plat adalah dipastikan kelekatan beton lama dan baru bekerja dengan baik.
Agar terjadi kelekatan bisa menambahkan shear connector maupun admixture.
1. Katagori Kerusakan Arsitektur:
a. Rusak ringan adalah kerusakan yang tidak menganggu fungsi bangunan dari segi arsitektur,
seperti kerusakan pada pekerjaan finishing, yaitu mengelupasnya cat yang tidak menimbulkan
gangguan fungsi dan estetika serta tidak menimbulkan bahaya sedikitpun kepada penghuni;
b. Rusak sedang adalah kerusakan yang dapat mengganggu fungsi bangunan dari segi arsitektur
(fungsi, kenyamanan, estetika), seperti kerusakan pada bagian bangunan yaitu pecahnya kaca
pada jendela dan pintu yang dapat mengurangi estetika bangunan dan mengurangi kenyaman
pada penghuni; dan
c. Rusak berat adalah kerusakan yang sangat mengganggu fungsi dan estetika bangunan serta
mengakibatkan hilangnya rasa nyaman dan dapat menimbulkan bahaya kepada penghuni
(sumber : Ditjen Cipta Karya, 2006).
Kerusakan dan perbikan non-struktur (arsitektural) adalah kinerja bangunan gedung yang
terkait dengan penampilan dan kenyamanan bangunan gedung. Pekerjaan perawatan
dan perbaikan bangunan gedung mencakup :
a) Atap.
b) Kusen dan pintu.
c) Dinding.
d) Kaca.
e) Lantai.
f) Kamar mandi / WC.
g) Listrik dan air bersih.
h) Funiture
i) Saluran pembuangan : drainase, air kotor.
2. Perawatan Rutin pada Gedung
No
Kegiatan Pemeliharaan Standar
.
1 Pembersihan dinding keramik kamar mandi/WC 2 kali sehari
2 Pembersihan plafon tripleks 3 bulan
3 Pelumasan kunci, engsel, grendel 2 bulan
4 Perawatan pintu lipat 2 bulan Setiap hari
5 Pembersihan kusen 6 bulan
6 Polituran kembali kusen kayu 1 tahun
7 Pembersihan dinding lapis kayu 1 bulan
8 Pemeliharaan dinding kaca 1 tahun
9 Pembersihan kaca jendela serta pembatas (partisi) ruangan 1 minggu
1 Pembersihan saluran terbuka air kotor 1 bulan
0 Pembersihan sanitary fixtures (wastafel, toilet duduk, toilet Setiap hari
jongkok, urinoir)
11 Pemeriksaan kran air 2 bulan
12 Talang air datar pada atap bangunan 1 tahun
13 Pengecatan kembali talang tegak dari pipa besi atau PVC 4 tahun
14 Pengecatan luar bangunan 3 tahun
15 Pemeliharaan listplank kayu 6 bulan
16 Pemeriksaan dan pembersihan floor drain Setiap hari
17 Penggunaan desinfektan untuk membersihkan lantai dan Setiap hari
dinding kamar mandi
18 Pembersihan lantai keramik Setiap hari
19 Pembersihan lantai karpet dengan pnghisap debu 2 bulan
20 Pembersihan tirai/gordyn 2 bulan
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor :24/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, Departemen pekerjaan Umum.
3. Kerusakan dan Perbaikan Dinding
Sumber : http://www.mastertukang.com
Kerusakan pada dinding tergolong atas 2 kategori yaitu kerusakan struktural dan nostruktural. Retak
struktural pada dinding terjadi akibat adanya deformasi struktur sehingga terjadi diintegrasi (pemisahan)
ikatan dinding dalam bentuk celah. Kerusakan non-struktur atau kerusakan arsitektural terjadi karena
penyusutan acian atau adukan dalam bentuk retak rambut(hair-line)
Retak jenis ini biasanya disebabkan karena pergerakan struktur karena pondasi, defleksi(muat
susut) balok atau gempa bumi.Pada retak seperti ini bata di dalam dinding biasanya sudah pecah hingga
retak terjadi di dalam plester dan aciannya.Retak yang terjadi adalah biasanya tegak lurus atau diagonal
menyamping.Celah retak akan terbuka terus apabila struktur kembali bergerak.Cara memperbaiki retak
jenis ini yaitu sebaiknya dibuatkan celah kecil antara dinding dengan balok atas untuk mengurangi
tekanan,isi celah tersebut dengan styrofoam/karet kemudian untuk menyamarkannya dapat ditutup
dengan lis kayu atau gypsum.Buka retak kira-kira lebar 1cm sampai ke bata kemudian isi celah retak
dengan adukan semen pasir 1:5, setelah 3 hari tutup dan rapikan celah yang sudah terisi plester
sebelumya dengan mortar acian putih.
Pergerakan stuktur karena pondasi, defleksi (mulai susut) balok atau gempa bumi. Pada retak
seperti ini, bata didalam dinding biasanya sudah pecah, hingga retak terjadi di dalam plester dan
aciannya. Retak yang terjadi adalah biasanya tegak lurus atau diagonal menyamping. Celah retak akan
terbuka terus apabila struktur kembali bergerak.
Sebaiknya dibuat celah kecil antara dinding dengan balok atas untuk mengurangi tekanan, isi
celah tersebut dengan styrofoam/ karet kemudian untuk menyamarkannya dapat ditutup dengan lis
kayu atau gypsum. Buka retak kira-kira lebar 1cm sampai ke bata, kemudian isi celah retak dengan
adukan semen pasir 1:5 dengan ditambahkan polimer 4$, setelah 3 hari tutup dan rapihkan celah yang
sudah terisi plester sebelumnya dengan TR30 Acian Putih dan 4% polimer.
https://www.youtube.com/watch?v=mx96izx3C2I
Pergerakan struktur karena penyelesaian pondasi, defleksi balok atau gerakan gempa. Tipe retak
ini, bata didalam dindingnya masih baik (tidak pecah), hingga retaknya hanya plester dan aciannya.
Retak yang terjadi adalah biasanya tegak lurus atau diagonal menyamping. Celah retak akan terbuka
terus apabila struktur kembali bergerak.
Perbaikan: Periksa untuk melihat retak memanjang sampai bata/tidak (seperti dalam poin 1.), jika
celah-celah penyebab kemablai terjadi retak ketika struktur bergerak dan perluasan/gerakan sendi harus
dipotong untuk melepaskan tekanan.
Buka retak selebar kira-kira 1 cm samapai ke bata, kemudian isi celah retak dengan
adukan semen pasir 1:5 dengan ditambahkan dengan polimer 4%, setelah 3 hari tutup dan rapihkan
celah yang sudah terisi plester, sebelumnya dengan TR 30 Acian Putih dan polimere 4%.
Penyebab: Celah pemasangan pipa listrik atau air yang tidak dipotong sampai bata. Celah hanya
dibuat sampai bata. Celah hanya dibuat sampai plester atau pipa hanya diletakan diatas bata kemudian
di plester kembali. Tipe retak ini biasanya menciptakan celah lurus speanjnag garis pipa.
Perbaikan: Buka kembali plester pada saluran pipa dengan lebar 5 cm. Bungkus pipa dengan
kawat ayam kemudian isi celah dengan adukan semen pasir 1:5 dengan ditambahkan polimer 4%
setelah 3 hari tutup dan rapihkan celah yang sudah terisi plester sebelumnya dengan TR30 Acian Putih
dan 4% Polimer.
Penyebab: Plesteran yang menutupi sambungan dinding yang berbeda misalnya pasanagan bata
dengan permuakaan beton atau kayu. Tembok dengan mudah akan retak karena gerakan yang berbeda
dari struktur dengan non struktur yang berbeda sifat. Tipe retak ini biasanya retak lurus sepanjang
sambungan dam mudah akan muncul kembali setalh perbaikan.
Perbaikan: Diantara kedua permukaan tersebut harus dibuat dilatasi. Potong kembali plester
sepanjang retak dengan maksimal 1 cm. Isi dengan plester + polimer 4%. Selesai 2mm lalu dengan TR30
Acian Putih dan Polimer 4%. Setelah satu hari buat tali, alur lurus 3 mm lebar dan 3mm mendalam
sepanjang garis retak sebelumnya. Jika diinginkan tampilan yang rata maka isi tali air diatas
menggunakan paintable sealant.
Penyebab: Aplikasi acian terlalu dini pada plester yang belum berhenti menyusut karena plester
terlalu tebal dalam satu kali aplikasi dan kadar lumpur yang tinggi pada pasir dalam plester 5%. Acian
harus diaplikasikan minimal 14 hari setelah pleter ketika sebgian besar penyusutan telah berhenti.
Tips cara memperbaiki dinding retak ini seperti seribu (pecah telur), apabila diraba oleh tangan
terasa lebih dalam retak ini dapat mengulang perbaikan. Isi retak sebelum pengecatan menggunakan
TR30 Acian Putih dicampur dengan polimer 2% kemudian keesokan harinya ratakan dengan amplas
halus setelah itu cat 5 hari.
Aplikasi acian terlalu dini pada plester yang belum berhenti menyusut, kadar lumpur yang tinggi
pada pasir dalam plester, terlalu banyak/sedikit semen pada plester, terlalu banyak/sedikit air pada
aplikasi plester, dinding plester terlalu kering dan aplikasi acian pada cuaca terik dan tiupan angina
kencang. Tipe retak ini seperti retak seribu, retak ini dapat mengulang apabila kadar lumpur pada plester
yang digunakan terlalu tinggi (>5%).
Apabila kondisi retak rambut halus, gunakan base coat atau cat dasar untuk menutupnya, jika
retak lebih besar dari garis rambut perbaiki retak.
a) Rusak ringan adalah rusak kecil atau tidak berfungsinya sub komponen utilitas yang tidak akan
menimbulkan gangguan atau mengurangi fungsi komponen utilitas, misalnya pada instalasi listrik yaitu
padamnya salah satu lampu pada ruangan;
b) Rusak sedang adalah kerusakan atau tidak berfungsinya sub komponen utilitas yang menimbulkan
gangguan atau mengurangi fungsi komponen utilitas, misalnya pada instalasi telepon yang mengalami
gangguan di salah satu ruangan yang menyebabkan matinya saluran telepon diruangan tersebut; dan
c) Rusak berat adalah rusak atau tidak berfungsinya sub komponen utilitas yang dapat menimbulkan
gangguan berat atau mengakibatkan tidak berfungsinya secara total komponen utilitas.
F. Kesimpulan
Perawatan dan perbaikan bangunan gedung adalah tindakan memperbaiki dan/atau mengganti
elemen bangunan agar tetap berfungsi. Berdasarkan tinjauan elemen gedung, perawatan dan perbaikan
gedung digolongkan : 1) perawatan struktural; 2) perawatan arsitektural; dan 3) perbaikan utilitas.
Teknik perbaikan struktur gedung dapat dilakukan atas 3 kondisi : 1) rusak ringan; 2) rusak
sedang; dan 3) rusak berat. Teknik perbaikan elemen struktur dapat dilakukan, dengan mengganti (me-
replace) elemen baton yang rusak, melakukan dengan menyeliputi dengan serat carbon; atau
membersarkan dimensi (ukuran) elemen yang rusak. Teknik perbaikan artektural dilakukan melalu bisa
dilakukan melalui perawatan rutin atau mengganti elemen yang rusak.