PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1. Setiap bangunan harus diwujudkan dan dilengkapi dengan peningkatan mutu dan
kualitas, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi, dan dapat menjadi
teladan bagi lingkungannya, serta dapat memberi kontribusi positif bagi
perkembangan daerah.
4. Rencana kerja dan syaratnya untuk pekerjaan perencanan perlu disiapkan secara
matang, sehingga mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang sesuai
dengan kepentingan kegiatan.
b. Rencana kerja dan syaratnya ini merupakan petunjuk bagi Konsultan Perencana
yang memuat masukan, azas, criteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan
diperhatikan serta diinterprestasikan ke dalam pelaksanaan tugas perencanaan.
Latar Belakang
1
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
b. Agar permbangunan dapat terlaksana dengan baik dalam arti memenuhi unsur
kekuatan, keamanan, kenyamanan pengguna, keindahan dan ekonomis, maka harus
diawali dengan kegiatan perencanaan oleh penyedia jasa Konsultan Perencana.
Sasaran Kegiatan
b. Lokasi Pembangunan Konstruksi ini berada Kabupaten Aceh Tengah Propinsi Aceh.
1) Pekerjaan Persiapan
3) Pekerjaan Struktur/Sipil
4) Pekerjaan Arsitektur
4) Pengawasan Berkala
Pengertian Umum
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) merupakan sebuah buku yang berisi tentang syarat-
syarat administrasi berupa instruksi kepada penyedia jasa dengan ketentuan sebagai berikut
2
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
3. Data proyek memuat ketentuan, informasi tambahan, atau perubahan atas instruksi
kepada pelaksana - kontraktor sesuai dengan kebutuhan paket pekerjaan yang akan
dikerjakan.
RKS sebagai kelengkapan gambar kerja yang didalamnya memuat uraian tentang :
a. Syarat-syarat umum
Berisi keterangan mengenai pekerjaan, pemberi tugas dan pengawas bangunan.
b. Syarat-syarat administrasi
c. Syarat-syarat teknis
Setelah selesai, kemudian disahkan oleh Instansi yang berwenang dalam proyek untuk
proyek pemerintah dan Direksi bersama pemberi tugas untuk proyek swasta.
Dalam sebuah RKS ada beberapa hal yang dibahas di dalamnya, antara lain :
Umum
Pada Bab ini biasanya berisi tentang hal-hal sebagai berikut :
1. Mengenai Pemberi Tugas / Pemilik Proyek.
2. Mengenai Perencanaan / Disain.
3. Mengenai Syarat Peserta Lelang.
4. Mengenai Bentuk Surat Penawaran dan Cara Penyampaiannya.
Administrasi
Pada Bab ini biasanya berisi tentang hal-hal sebagai berikut :
1. Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan.
2. Tanggal Waktu Penyerahan.
3. Syarat Pembayaran.
4. Denda Atas Keterlambatan.
5. Besar Jaminan Penawaran.
6. Besar Jaminan Pelaksanaan.
Teknis
Pada Bab ini biasanya berisi tentang hal-hal sebagai berikut :
3
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
SYARAT-SYARAT UMUM
Kecuali ditentukan lain, yang didefinisikan di bawah ini mempunyai arti sebagai berikut :
1. Pemberi Tugas
Berarti Pihak Pengguna Anggaran bekerja sama dengan Pelaksana Teknis Kegiatan
Pembangunan Pagar SDN 10 Ketol.
2. Perencana
Berarti perusahaan berbadan hukum yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk
melaksanakan pekerjaan perencanaan serta bertugas sebagai adviser berkala pada saat
pelaksanaan pekerjaan.
3. Pengawas
Berarti perusahaan berbadan hukum yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk
melaksanakan pekerjaan pengawasan bertugas sebagai Supervisor/ Adviser berkala
pada saat pelaksanaan pekerjaan.
5. Kontrak
Berarti perjanjian yang telah dicapai, yang diatur secara tertulis dalam bentuk tertentu
dan meliputi semua yang tergambar dan tersebut di dalamnya.
6. Nilai Kontrak
Berarti jumlah yang tersebut dalam kontrak, termasuk provit, pajak-pajak dan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dalam kontrak.
7. Gambar-gambar
Berarti gambar-gambar yang tercantum dalam dokumen kontrak.
8. Jadwal Waktu
4
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
Berarti waktu yang telah ditetapkan dalam kontrak dan menjadi dasar bagi pemberi
tugas dalam menilai prestasi pekerjaan.
9. Disetujui
Secara tertulis termasuk di dalamnya penegasan (confirmation) tertulis dari
persetujuan secara lisan yang mendahuluinya.
1. Dokumen kontrak terdiri dari surat perjanjian pelaksanaan pekerjaan dan lampiran
kontrak berupa dokumen pelelangan sebagaimana diuraikan dalam bagian buku
Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, dokumen penawaran yang diajukan oleh calon
Pelaksana dan lain-lain.
4. Apabila terdapat hal-hal yang tidak jelas dalam ketentuan kontrak dan dokumen
lampiran kontrak, maka Pelaksana berkewajiban menanyakan dalam rapat penjelasan
kepada pemberi tugas yang kemudian akan memberikan penjelasan mengenai hal
tersebut kepada Pelaksana. Segala akibat yang timbul karena kelalaian Pelaksana
melaksanakan kewajiban tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana.
1. Konsultan Perencana dan Pengawas untuk pekerjaan ini akan dilaksanakan oleh
konsultan yang ditunjuk oleh Direksi. Tugas-tugas dan perintah-perintah hanya dapat
diberikan secara tertulis dan dimuat dalam buku harian yang diCantumkan tanda
tangan/ paraf.
5
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
1. Pelaksana harus memeriksa lokasi tempat bekerja dan harus mencari keterangan-
keterangan yang diperlukan tentang resiko, biaya tak terduga dan keadaan lain yang
mungkin mempunyai pengaruh terhadap penawarannya.
SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI
1. Pekerjaan harus diselesaikan dalam waktu hari kelender, terhitung sejak dikeluarkan
Surat Perintah Kerja.
2. Apabila pekerjaan tidak dapat diselesaikan sesuai dengan rencana kerja dan atau
menurut perkiraan pemberi tugas bahwa pekerjaan tidak dapat diselesaikan dalam
jangka waktu yang dicantumkan dalam kontrak, maka pemberi tugas berhak
memutuskan kontrak secara sepihak.
6
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
3. Agar pekerjaan dapat diselesaikan pada waktunya, maka pekerjaan dapat diselesaikan
pada siang dan malam hari, dengan memperhatikan pasal 13 Bab II, bagian RKS ini.
3. Apabila terlihat bahwa kemajuan pekerjaan mengalami hambatan dan mungkin akan
mengakibatkan pekerjaan tidak selesai pada waktu yang telah ditetapkan, maka
Pelaksana harus segera memberitahukan secara tertulis kepada pemberi tugas mengenai
alasan dan penyebab hambatan tersebut serta menyebutkan berapa hari diperkirakan
terjadinya keterlambatan tersebut.
1. Dalam waktu yang telah ditetapkan setelah ditunjukkan oleh pemberi tugas, maka
Pelaksana harus segera mengirim rencana kerja untuk disetujui pemberi tugas, antara
lain :
- Jadwal waktu dan urutan pelaksanaan pekerjaan dan metoda yang akan digunakan
dalam melaksanakan pekerjaan, untuk dibicarakan dan disetujui oleh pemberi
tugas.
- Keterangan lengkap mengenai struktur organisasi dan daftar personalia yang akan
ditugaskan di lapangan, untuk diketahui pemberi tugas.
- Jadwal personal yang disusun secara tabelaris serta dalam bentuk diagram.
- Jadwal pengadaan material
7
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
2. Dengan disetujui rencana kerja atau keterangan-keterangan oleh pemberi tugas, tidak
berarti membebaskan dari suatu tugas atau pertanggungjawaban yang tercantum dalam
kontrak.
1. Semua bahan yang digunakan dan seluruh hasil pekerjaan harus memenuhi syarat-
syarat yang telah ditetapkan dalam kontrak dan dokumen lampiran kontrak.
Demikian juga halnya dengan cara pelaksanaan dan penggunaan bahan tersebut
harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam kontrak dan dokumen lampiran
kontrak serta perintah dan petunjuk Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas yang
disampaikan selama pelaksanaan pekerjaan.
2. Atas permintaan konsultan pengawas atau pemberi tugas, Pelaksana harus bersedia
mengirimkan contoh bahan yang akan digunakan, untuk selanjutnya diuji mutunya
Setiap saat mutu pekerjaan harus siap diuji oleh Konsultan Pengawas/ Pemberi
Tugas atau pihak ketiga yang ditentukan kemudian. Untuk memenuhi hal pengujian
tersebut, Pelaksana tidak berhak mengajukan tuntutan (klaim) tambahan biaya.
1. Pelaksana harus memberi ijin kepada Konsultan Pengawas, Pemberi Tugas, dan
personil yang mendapat wewenang tertulis dari mereka untuk memasuki bengkel kerja
(work shop) atau tempat-tempat lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan
pekerjaan, dan melakukan pemeriksaan serta perhitungan hasil pekerjaan yang telah
dan sedang diselesaikan.
8
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
ketentuan tersebut. Semua hal tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana tanpa
hak untuk menuntut (klaim) tambahan lainnya.
2. Laporan tersebut harus dilengkapi dengan foto - foto yang bertanggal serta dibuat
dalam rangkap 5 (lima).
1) Apabila selama pelaksanaan pekerjaan terjadi kenaikan harga, maka Pelaksana tidak
dapat mengajukan permohonan peninjauan dan perhitungan tambahan harga atau
menuntut tambahan biaya. Pelaksana dianggap telah memperhitungkan faktor-faktor
tersebut diatas pada saat mengajukan proposall harga.
2) Kenaikan harga tidak boleh menjadi alasan untuk merendahkan atau mengurangi
kualitas pekerjaan, mengurangi volume pekerjaan, dan/atau memperlambat waktu
penyelesaian pekerjaan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam kontrak.
3) Apabila terjadi kenaikan harga akibat adanya kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
moneter dan lainnya, akan ditentukan kemudian oleh Pemberi Tugas.
1) Bila jangka waktu pelaksanaan yang telah disepakati dalam kontrak tidak dilaksanakan
oleh Pelaksana karena suatu alasan yang tidak dapat diterima oleh pemberi tugas, maka
Pelaksana akan dikenakan denda atau sanksi yang akan diatur kemudian dalam
Kontrak.
9
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
2) Segala perselisihan yang mungkin timbul antara pemberi tugas dan Pelaksana, pada
prinsipnya akan diselesaikan secara musyawarah. Alternatif penyelesaian akan diatur
kemudian dalam Kontrak.
1) Jika hasil pekerjaan Pelaksana musnah dengan cara apapun sebelum diserahkan kepada
Pemberi Tugas, maka Pelaksana bertanggung jawab sepenuhnya atas kerugian yang
timbul, kecuali Pemberi Tugas lalai menerima pekerjaan tersebut.
1) Kecuali ditentukan lain dalam kontrak, maka Pelaksana tidak bertanggung jawab atas
segala kerugian atau kerusakan yang diakibatkan oleh keadaan khusus (force majuere)
yang diluar kekuasaan Pelaksana. Yang dianggap dengan keadaan khusus adalah :
- Bencana alam gempa bumi, angin topan, letusan gunung berapi, dan banjir besar
(yang dinyatakan oleh pejabat pemerintah yang berwenang sebagai bencana alam)
- Sabotase berupa peledakan atau pembakaran
- Peperangan baik yang diumumkan atau tidak
4) Apabila kontrak sebagai mana tersebut dalam ayat (2) di atas, maka Pemberi Tugas
akan membayar kepada Pelaksana semua pekerjaan yang telah dilaksanakan sebelum
tanggal penghentian kontrak, menurut ukuran-ukuran dan harga yang tercantum dalam
kontrak dengan ketentuan tambahan sebagai berikut :
- Jumlah yang akan dibayarkan adalah untuk pekerjaan yang telah dilaksanakan dan
telah disahkan oleh pelaku pengawas
- Biaya-biaya bahan yang telah dipesan untuk keperluan pelaksanaan, baik yang
sudah dikirim maupun yang belum, dan sudah disahkan oleh Konsultan Pengawas
akan menjadi milik Pemberi Tugas setelah dilakukan pembayaran.
10
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
1) Apabila berdasarkan perintah tertulis dari konsultan pengawas atau pemberi tugas,
Pelaksana harus menunda kelanjutan pekerjaan untuk waktu tertentu, maka selama
waktu penundaan, pekerjaan harus tetap dilindungi dan dijaga dengan petunjuk
konsultan pengawas.
3) Dengan persetujuan tertulis dan pemberi tugas, konsultan pengawas dapat mengadakan
perubahan dalam segi kualitas atau besaran lingkup pekerjaan yang dianggap perlu,
dengan memberikan perintahan perubahan pekerjaan tertulis kepada Pelaksana.
4) Perintah perubahan pekerjaan tidak boleh merubah pekerjaan pokok dalam kontrak dan
perubahan akan dihitung sesuai dengan harga yang ditentukan dalam kontrak.
7) Pemberi tugas akan mengadakan penyesuaian (bila ada) terhadap harga kontrak akibat
suatu perubahan pada pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan surat perintah
perubahan pekerjaan.
11
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
1) Semua hasil pekerjaan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam kontrak
dan dokumen lampiran kontrak. Bila mana ada bagian-bagian dari hasil pekerjaan yang
tidak memenuhi syarat atau ketentuan tersebut maka Pelaksana berkewajiban untuk
segera memperbaikinya tanpa hak untuk mengajukan tuntutan tambahan biaya
4) Jika hasil pemeriksaan pekerjaan menunjukkan bahwa hasil pekerjaan belum dapat
diterima, maka Pelaksana wajib segera melaksanakannya/ menyempurnakan bagian-
bagian pekerjaan sesuai dengan berita acara hasil pemeriksaan pekerjaan.
5) Jika hasil pemeriksaan sudah menunjukkan bahwa pekerjaan sudah memenuhi segala
persyaratan dan ketentuan dalam kontrak dan dokumen lampiran kontrak, maka
konsultan pengawas akan membuat berita acara penyerahan pekerjaan pertama yang
akan ditanda tangani oleh pemberi tugas dan Pelaksana, disertai dengan syarat-syarat
pemeliharaan yang harus dilaksanakan oleh Pelaksana.
12
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
1. Pelaksana tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang tercantum
dalam rencana kerja dan syarat-syarat dan gambar kerja berikut tambahan dan
perubahannya.
13
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
3. Pelaksana harus mempelajari dengan seksama seluruh bagian gambar, RKS dan agenda
dalam dokumen lelang, guna penyesuaian dengan kondisi lapangan sehingga pekerjaan
dapat diselesaikan dengan baik.
3. Pelaksana wajib membuat urinoir dan WC untuk pekerja pada tempat-tempat tertentu
yang disetujui oleh pengawas demi terjaminnya kebersihan dan kesehatan dalam
proyek.
5. Peraturan lain mengenai ketertiban akan dikeluarkan oeh pengawas atau pemberi tugas
pada waktu pelaksanaan.
14
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
1. Bila dalam RKS disebut nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan barang maka
dalam hal ini dimaksud untuk menunjukkan tingkat mutu bahan dan barang yang
digunakan.
2. Setiap penggantian nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan barang harus
disetujui oleh perencana/pemberi tugas dan bila tidak ditentukan dalam RKS serta
gambar kerja maka bahan dan barang tersebut diusahakan dan disediakan oleh
Pelaksana yang harus mendapat persetujuan dahulu dari pengawas atau pemberi tugas.
3. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus segera
disediakan atas biaya Pelaksana, setelah disetujui oleh pengawas atau pemberi tugas,
harus dianggap bahwa bahan dan barang yang akan dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan nanti.
4. Contoh bahan dan barang tersebut, disimpan oleh pengawas atau pemberi tugas untuk
dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai
kualitas maupun sifatnya.
1. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar kerja dan RKS ini, maka Pelaksana
harus menanyakannya secara tertulis kepada pengawas/perencana dan Pelaksana harus
mentaati keputusan tersebut.
2. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah yang berlaku
dan ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti daripada ukuran dengan skala
gambar-gambar, tetapi jika mungkin ukuran ini harus diambil dari pekerjaan yang telah
selesai.
3. Apabila ada hal-hal yang tersebut pada gambar kerja RKS atau dokumen, yang
berlainan atau bertentangan, maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu
terhadap lainnya tetapi untuk menegaskan masalahnya kalau terjadi hal ini maka
diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis atu mempunyai bobot
biaya tinggi.
15
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
a. Gambar arsitektur dengan gambar struktur, maka yang dipakai sebagai pegangan
adalah ukuran fungsional adalah gambar arsitektur, sedangkan untuk jenis dan
kualitas bahan dan barang adalah gambar struktur.
b. Gambar struktur dengan gambar mekanikal, maka yang dipakai sebagai pegangan
dalam ukuran kualitas dan jenis bahan adalah gambar mekanikal.
c. Gambar arsitektur dengan gambar elektrikal, maka yang dipakai sebagai pegangan
dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur, sedangkan untuk ukuran dan
kualitas bahan adalah gambar elektrikal.
2. Gambar kerja hanya berubah apabila diperintahkan secara tertulis oleh pemberi tugas,
dengan mengikuti penjelasan dan pertimbangan dari perencana.
4. Perubahan kerja hanya berubah apabila diperintahkan oleh pemberi tugas, yang jelas
memperlihatkan perbedaan antara gambar kerja dan gambar perubahan rencana.
16
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
BAB I
PEKERJAAN PERSIAPAN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
17
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
18
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
1. Papan pengenal proyek dibuat dari rangka kayu yang baik dan
papan/triplek dicat dengan cat minyak warna dasar putih dan tulisan
warna hitam. Dan pada saat ini bisa juga dicetak ditempat percetakan
poster, baliho atau spanduk. Papan pengenal proyek dipasang pada
tempat strategis dilokasi pekerjaaan agar masyarakat dapat melihatnya
dan dipasang sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.
2. Nama Kegiatan, Nama Pekerjaan, Tanggal Pemulaan dan akhir
pelaksanaan pekerjaan, Besar Nilai Kontrak, Nama( Badan) Sumber
Dana dan Nama Perusahan. Kami akan memelihara dan merawat
papan nama dan menjaga agar tetap dalam keadaan baik sampai
dengan penyerahan pekerjaan yang terakhir kalinya kepada Direktur
Pekerjaan.
19
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
BAB II
PEKERJAAN PAGAR BRC
3. Perbaikan kerusakan pada benda/ barang atau bangunan yang harus dijaga
akibat pelaksanaan pekerjaan akan menjadi tanggung jawab Pelaksana.
1. Bila tidak dicantumkan dalam gambar-gambar detail, maka pada bagian bawah
pasangan lantai diurug dengan pasir padat minimal 10 cm atau sesuai dengan
gambar dan petunjuk pengawas. Pasir yang digunakan harus dari jenis pasir
20
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
pasang yang bersih/ bebas dari lumpur, kotoran-kotoran, sampah dan benda-
benda organis lainnya yang dapat menyebabkan tidak sempurnanya pemadatan.
2. Di bawah lapisan pasir tersebut, urugan yang dipakai adalah jenis “silty clay”
tanah urugan yang bersih tanpa potongan-potongan bahan yang bisa lapuk
dengan ketebalan 85 cm.
3. Pelaksana wajib melaksanakan pengurungan dengan semua bahan urug yang
keras atau mutu bahan yang terbaik dan mengajukan contoh bahan yang
digunakan untuk mendapat persetujuan pengawas.
4. Penghamparan dan pemadatan harus dilaksanakan lapis per lapis yang tidak
lebih tebal dari 15 cm (gembur) dengan alat-alat yang telah disetujui, seperti
mesin penggilas getar atau alat tumbuk dimana standar kepadatannya dicapai
pada kepadatan dimana kadar airnya 95% dari kadar air optimal atau “dry
density”nya mencapai 95% dari dry density optimal, sesuai dengan petunjuk
pengawas.
6. Bila bahan urugan apapun yang digunakan menjadi lapuk/ rusak atau bila
urugan apapun yang telah dipadatkan menjadi terganggu, maka bahan tersebut
harus digali keluar dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat serta
dipadatkan kembali, sesuai petunjuk pengawas tanpa adanya biaya tambahan.
8. Pelaksana bertanggung jawab atas stabilitas urugan tanah dan Pelaksana harus
mengganti bagian - bagian yang rusak akibat dari kesalahan dan kelalaian
Pelaksana atau akibat dari aliran air.
21
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
tambahan material yang tidak lebih dari 30 cm, maka bagian atas tersebut harus
digaruk sebelum material timbunan tambahan dihamparkan, untuk selanjutnya
dipadatkan sampai mencapai elevasi dan sesuai dengan persyaratan.
3. Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan pengisian/
urugan, seluruh puing-puing, reruntuhan dan sampah - sampah harus segera
disingkirkan dari lokasi.
PEKERJAAN PONDASI
Dalam memilih jenis pondasi tapak yang paling tepat untuk mendukung
suatu bangunan, kita harus menyesuaikannya terhadap faktor-faktor tertentu. Mulai
dari kedalaman tanah dari dasar pondasi, daya dukung tanah, keseragaman
komposisi tanah, jenis bangunan yang akan disokong, sampai ukuran pondasi yang
dibutuhkan. Nah, di bawah ini merupakan ragam dari pondasi tapak yang patut
Anda ketahui :
Pondasi tapak setempat juga dikenal sebagai pondasi telapak kolom dan
pondasi telapak terpisah. Kebanyakan pondasi ini berbentuk bujur sangkar untuk
mengefektifkan ruang dan menjamin keseimbangannya. Namun jika ruangan yang
tersedia tidak memungkinkan dibuat bentuk ini, maka pondasi tapak setempat juga
bisa dibangun dalam bentuk persegi panjang.
22
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
Ini adalah pondasi tapak yang dilengkapi dengan telapak berukuran cukup
luas. Gunanya yaitu untuk menahan beban seluruh kolom dan dinding bangunan.
Umumnya pondasi tapak pelat diaplikasikan pada tanah yang labil.
1. Pekerjaan Galian harus dimulai dari elevasi paling atas atau elevasi akhir dari
timbunan tanah yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi.
2. Posisi galian pondasi harus tepat benar dengan posisi perletakan bangunan
menurut hasil Setting Out atau Lay Out daerah galian pondasi yang ada dalam
Gambar Bestek.
3. Bentuk galian dan kedalaman galian pondasi sesuai dengan Gambar Bestek.
4. Pengalian pondasi dilakukan secara manual oleh para pekerja.
5. Kesalahan pengalian sehingga kedalaman galian melebihi dari kedalaman yang
diperlukan, maka kelebihi kedalaman tersebut harus diurug kembali dengan
biaya sendiri dari Kontraktor Pelaksana.
6. Dasar galian yang telah selesai digali harus dipadatkan kembali dengan alat
pemadat sehingga mencapai kepadatan yang cukup menurut Konsultan
Supervisi.
7. Jika pada saat pengalian ditemukan akar-akar tumbuhan lama atau puing-puing
bangunan lama maka akar dan puing tersebut harus diangkat serta diurug
kembali denga pasir urug hingga mencapai elevasi kedalaman yang diperlukan.
8. Hasil galian pondasi yang akan dipakai kembali untuk urugan pondasi harus
ditempatkan dengan jarak tertentu sehingga tidak masuk kembali kedalam
lubang galian dan tidak menggangu pekerjaan konstruksi pondasi.
9. Dimensi, ukuran, dan kedalaman galian harus tetap dan tidak berubah sebelum
pekerjaan konstruksi pondasi plat lantai selesai dikerjakan.
23
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
10. Kontraktor Pelaksana harus membuat dinding penahan tanah sementara jika
tanah disekitar galian adalah tanah agresif, labil, dan mudah runtuh sehingga
membahayakan pekerjaan pengalian.
11. Hasil pekerjaan galian pondasi harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
Uraian Pekerjaan :
Pekerjaan Pembesian :
Bahan :
Besi beton BTDP U24 & BJTD U40
Kawat bendrad
Peralatan :
Bar Cutter
Bar Bender
Alat Angkat/Transportasi
Peralatan Tukang
Metode
Fabrikasi : Fabrikasi besi beton dilakukan di Workshop besi, setelah Shop
drawing Pembesian & Bending schedule disetujui. Pemotongan dilakukan
dengan Bar cutter, kemudian pembengkokan sesuai Shop drawing dilakukan
dengan menggunakan Bar bender. Pekerjaan fabrikasi harus dilaksanakan oleh
tenaga kerja yang ahli. Pengawasan pekerjaan ini perlu dilakukan dengan ketat
agar tidak terjadi kesalahan yang tidak perlu. Besi-besi yang telah difabrikasi
ditempatkan pada lokasi stock yard besi yang telah disediakan terlebih dahulu,
diberi label pada setiap jenisnya.
2. Pekerjaan Pengecoran
a. Bahan
Semen Portland
Kerikil
Pasir
24
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
Air
Additive (jika diperlukan)
Bonding Agent
Goni basah
b. Peralatan :
Alat pencampur beton (Concrete mixer)
Alat angkat/Lift barang
Compressor
Concrete vibrator
Gerobak sorong
Peralatan tukang
C. Metode :
i. Pencampuran beton
Sebelum melakukan pencampuran beton, harus dibuat mix design beton
yang akan dibuat. Hal ini meliputi penyelidikan Laboratorium terhadap bahan-
bahan sesuai standar yang diminta spesifikasi, antara lain PBI, ASTM, AASTHO,
BS.Setelah persiapan mix design disetujui, dan diadakan uji campuran (trial mix)
sudah berhasil, maka material dapat dioerder sesuai dengan yang telah disetujui
oleh Pengawas/Pemilik Proyek yaitu K-250.
25
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
26
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
27
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
Penyimpanan
Pasir dan kerikil atau batu pecah harus disimpan sedemikian rupa
sehingga terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan lain.
2. Air
a. Air untuk membuat dan perawatan beton tidak boleh mengandung
minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan
lainnya yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan
kawat baja. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum.
b. Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian contoh
air di lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui apabila
terdapat keragu-raguan mengenai mutu air tersebut. Biaya
pengujian contoh air untuk keperluan pelaksanaan proyek ini adalah
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pelaksana.
3. Pembesian/Penulangan
a. Baja tulangan harus memenuhi persyaratan SNI 2002, dengan
tegangan leleh (αα = 2400 Kg/cm2) dan (αα = 3200 Kg/cm2) atau.
Besi beton BTDP U24 & BJTD U40
28
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
4. Kawat Pengikat
5. Bahan Additive
29
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
30
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
1. Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton minimal adalah 2,5 cm.
2. Perhatian khusus yang dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup
beton, untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak (beton
31
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
decking) yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama
dengan mutu beton yang akan dicor.
3. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-
gelang yang harus dipasang sebanyak minimal 4 (empat) buah setiap
meter persegi cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan tersebut
disebar merata.
Pasal 09. Pengangkutan Angkutan & Pengecoran
32
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
33
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantunya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan batu bata pada
dinding dan lain - lain sesuai gambar detail dan petunjuk pengawas.
34
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
1. Batu bata merah yang digunakan batu bata setempat dengan kualitas
terbaik yang disetujui pengawas yaitu siku dan sama ukurannya.
2. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum
hingga jenuh.
3. Setelah bata terpasang dengan adukan, naad/ siar-siar harus dikerok
sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram
air.
4. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri dari
(maksimal) 24 lapis tiap hari diikuti dengan cor kolom praktis.
5. Bidang dinding bata ½ (setengah) batu yang luasnya lebih besar dari 12
m harus ditambah kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan
ukuran 10 x 10 cm, dengan 4 buah tulangan pokok berdiameter 12 mm,
beugel diameter 6–10 cm, jarak antara kolom maksimal 4,5 meter.
6. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton
diameter 8 mm. Jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam dalam
pemasangan bata minimal 30 cm kecuali ditentukan lain.
7. Pembuatan lubang pada pasangan bata merah yang patah 2 melebihi dari
dua tidak boleh digunakan.
8. Pasangan batu bata merah untuk ½ (setengah) batu harus menghasilkan
dinding finish setebal 13 cm dan untuk dinding 1 (satu) batu finish
adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar
tegak lurus.
9. Pemasangan besi beton perkuatan dinding tersebut harus disetujui
terlebih dahulu oleh Pengawas mengenai tempat dan ukurannya.
10. Klos-klos yang dibutuhkan dapat ditanam dalam dinding dengan
angkur.
11. Pemasangan dinding rooster semen seperti pada pemasangan dinding
bata dan perletakannya sesuai dengan gambar pelaksanaan atau atas
petunjuk pengawas.
35
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan acian pada seluruh bagian yang
dijelaskan dalam gambar dan pengawas.
1. Pasir. Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah
liat, lumpur atau campuran-campuran lain.
2. Semen Portland yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang
membatu dan dalam zak yang tertutup seperti disyaratkan dalam SNI –
8. Hanya sebuah merk dari satu jenis semen yang boleh dipakai dalam
pekerjaan, yaitu merk yang disetujui pengawas.
3. Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak
seperti minyak, asam atau unsur-unsur organik lainnya.
4. Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI–2–1971, SNI–
3–1970, SNI–8-1974.
36
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
1. Bersihkan permukaan dinding batu bata atau permukaan beton dari noda
debu, minyak cat, bahan - bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat
plesteran.
2. Basahi seluruh permukaan bidang yang akan diplester untuk peresapan.
Plesteran dapat dimulai setelah bidang tersebut kering.
3. Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai dengan
yang disyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat
terlebih dahulu “kepala plesteran”.
4. Lapisan plesteran dibuat dengan ketebalan yang disyaratkan ( 15 mm)
dan diratakan dengan roskam kayu/besi dari kayu halus terserut dan rata
permukaannya ataupun dengan profil alumunium dengan panjang
minimal 1,5 m. Kemudian basahkan terus selama 3 (tiga) hari untuk
menghindari terjadinya retak akibat penyusutan yang mendadak.
5. Pelaksanaan plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti
tidak rata, tidak tegak lurus atau bergelombang, adanya pecahan atau
retakan, kropos, maka bagian tersebut harus dibongkar kembali untuk
diperbaiki atas biaya Pelaksana.
6. Untuk plesteran pada permukaan beton, mula-mula permukaan beton
harus dikasarkan dengan pahat besi untuk mendapatkan daya ikat yang
kuat antara permukaan beton dengan plesteran. Bila mana permukaan
beton yang telah dikasarkan diberi bahan additive, misalnya “Calbon”.
7. Basahi permukaan beton untuk air hingga jenuh, tunggu sampai aliran
air berhenti.
8. Dalam pelaksanaan plesteran permukaan beton dengan ketebalan
minimal 15 mm, tidak diperbolehkan melakukan plesteran sekaligus,
tetapi harus dilakukan secara bertahap yaitu dengan cara menempelkan
adukan semen pada bagian yang diplester, kemudian setelah mengering
lakukan plesteran berikutnya dengan adukan semen pasir hingga
mencapai ketebalan yang dikehendaki.
9. Apabila terdapat bagian plesteran pada permukaan beton dengan
ketebalan lebih dari 30 mm, sebagai akibat dari kesalahan pada waktu
pengecoran atau yang lainnya, maka plesteran tersebut harus dilapisi
dengan kawat ayam yang ditempelkan pada permukaan beton yang akan
diplester. Biaya penambahan kawat ayam tersebut menjadi tanggung
jawab Pelaksana.
10. Hindarkan benda-benda atau bahan-bahan lain yang dapat merusak
permukaan acian.
37
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
11. Apabila ada pekerjaan plesteran yang harus dibongkar akan diperbaiki,
maka hasil akhir (finishing) dari pekerja tersebut harus dapat menyamai
pekerjaan yang telah disetujui oleh pengawas.
38
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
1. Besi Hollow adalah besi dari jenis Black Steel dan bukan Besi Hasil
Galvanisasi.
2. Besi Hollow untuk semua ukuran dimensi harus mempunyai ketebalan
minimal 1,2 mm.
3. Ukuran dimensi besi hollow pada posisi pemasangan Pintu Pagar dan
Lempengan Pagar adalah sesuai Gambar Bestek.
4. Besi hollow harus dilindungi dari proses korosi dengan cara melakukan
pengecatan dengan cat minie, cat dasar dan cat warna
1. Pintu masuk terbuat dari rangkaian besi hollow, besi GIP, dan pelat besi
5 mm dengan komposisi ukuran sesuai Gambar Bestek.
2. Ukuran Pintu Masuk sesuai dengan Gambar Desain.
3. Pada bagian bawah pintu masuk diberi Roda minimal 4 Roda setiap
daun pintu.
4. Pada setiap daun pintu masuk diberi pegangan atau tarikan pintu dari
besi tergalvanisasi dengan diameter minimal 10 mm.
5. Pada setiap dua unit daun pintu diberi satu kunci pacok/tanam dari
material kunci yang telah tergalvanisasi.
6. Pada setiap dua unit daun pintu diberi satu kaitan/kuncian pintu dari
material yang telah tergalvanisasi yang ditempatkan pada posisi tengah
atau setinggi setengah tinggi daun pintu.
39
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
E. PEKERJAAN PENGECATAN
1. Cat dasar dan cat akhir yang akan dipakai adalah buatan pabrik dari
kualitas terbaik.
2. Cat harus dalam bungkus dan kemasan asli dimana tercantum merk
dagang, spesifikasi, dan aturan pakai.
3. Cat Tembok dan cat Minyak yang dipakai adalah dari PRODUCT
NIPPON PAINT & CATYLAC.
4. Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan contoh material cat
minimal dari dua merk yang berbeda untuk disetujui oleh Konsultan
Perencana.
5. Jenis cat, warna dan type yang akan dipakai pada semua posisi
bangunan akan ditentukan kemudian oleh Owner bersama dengan
Konsultan Perencana.
6. Jenis, Warna dan Type Cat dapat diganti oleh Konsultan Perencana
dengan persetujuan Owner dalam masa pelaksanaan.
7. Untuk kemudahan pelaksanaan penempatan warna cat pada semua
bangunan dilapangan Konsultan Perencana harus menyediakan Gambar
Disain Berwarna tampak luar dan dalam bangunan dengan posisi-posisi
penempatan warna cat.
8. Jika terjadi perbedaan antara pemakaian warna dan spesifikasi cat yang
ada dalam Spesifikasi Teknis (tabel point 5) dengan yang ada dalam
Gambar Bestek maka acuan yang dipakai adalah menurut keputusan
Konsultan Perencana.
40
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
Yang harus di lakukan untuk memulai proses pengecetan adalah menyiapkan permukaan
yang akan dicat. Pastikan permukaan dinding bersih dan kering untuk mencegah terjadinya
pengelupasan. Biasanya memakan waktu 28 hari agar reaksi pengerasan semen pada
plesteran beton mengering dengan sempurna.
Setelah permukaan tembok sudah benar-benar kering, dan sebelum tembok di plamir,
lapisi dulu tembok dengan Wall Sealer, guna menetralisir PH semen agar sesuai dengan
PH cat. Dengan wall sealer Cat tidak mudah mengelupas dan warna cat tidak akan berubah
dari warna aslinya.Cat akan menjadi seperti kapur jika daya serap tembok masih bekerja,
untuk itu tembok harus dilapisi dengan Wall Sealer, namun jika untuk alasan ekonomis
anda dapat melarutkan satu sampai dua bungkus lem putih dalam satu galon air kemudian
kuaskan pada tembok sebelum tembok di cat.
41
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
Sebelum pengecatan dilakukan ada pekerjaan pendahuluan yaitu plamir dinding. Plamir
dinding terdiri dari 3 bagian bahan, yang pertama adalah semen putih, lem putih, dan
kalsium. Semua bahan tersebut mempunyai fungsi masing - masing.
Penggunaan kalium pada bahan plamir berfungsi sebagai penambah volum dari plamir dan
memudahkan penghalusan, namun apabila terlalu banyak justru akan menyebabkan cat
yang nanti kita kerjakan menjadi kurang kuat. Sebagian kontraktor bangunan sudah tidak
menggunakan kalium sebagai campuran plamir, kecuali pada pekerjaan yang memerlukan
harga sangat hemat dan waktu penyelesaian yang relatif cepat.
Teknik melamir yang efektif adalah dengan menggunakan kapi besar atau bahan bekas dari
pipa pvc yang dibuat kapi. Dengan mengoleskan pada arah vertikal di dinding kemudian
untuk lapis selanjutnya pada arah horisontal, demikian seterusnya sampai dinding menjadi
rata. Lapisan yang kedua haruslah menunggu lapisan yang pertama kering dahulu.
Penghalusan menggunakan amplas dengan arah memutar. Alat penghalus otomatis sebaik
digunakan agar lebih cepat dalam pengerjaannya.
Setelah diplamir, dilakukan Pelapisan cat dasar atau alkali sealer. Sebelum dilakukan
pengecatan dengan cat tembok aplikasikan terlebih dahulu cat dasar alkali sealer, yang
berfungsi memberikan lapisan dibawah cat tembok sehingga memperkecil kontak langsung
dengan alkali tembok. Selain itu alkali sealer berfungsi memberikan lapisan warna putih
sehingga dapat mempercepat penutupan warna cat tembok pada dinding. Alkali sealer
berbeda dengan cat putih. Penggunaan cat putih sebagai dasaran pengecatan tidak akan
42
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
menghindari kontak langsung alkali tembok dengan cat, tetapi hanya berfungsi membantu
daya tutup cat tembok saja.
Proses pengecatan dinding dimulai ketika semua permukaan dinding telah terplamir ,
sudah dalam keadaan halus teramplas, dan sudah dilapisi dengan cat dasar.
Penggunaan rol memang sangat efektif ketika kita mengecat pada pada bidang dinding
yang luas, namun apabila hendak merapikan pada sudut-sudut ruang tetaplah kuas yang
digunakan. Sebenarnya dengan menggunakan kuas cat akan lebih terasa hemat karena
tidak terlalu banyak yang lengket pada rol kita. Untuk hasil yang sempurna cat tembok
jangan terlalu kental, encerkan dengan air 30-35 persen dari total berat cat.
Lapis demi lapis kita cat, cara yang paling cepat agar dinding lekas tertutup rata oleh cat
adalah dengan cara bersilangan. Lapisan pertama vertikal atau horisontal, kemudian tunggu
kering, lapisan yang kedua kebalikannya.Selang waktu antara setiap lapis harus cukup
lama. Secara teoritis adalah 2-4 jam, tetap sebaiknya minimal 8 jam atau semalam.
43
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
44
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
Pasal 04. Trik Penggunaan Aci Instan Pengganti Plamir dan Cat Dasar
Mengerjakan finishing dinding semakin mudah dan cepat dengan aci instan.
Warnanya yang putih dapat menggantikan dua proses finishing dinding.
Mari kita hitung berapa tahap dibutuhkan sebelum mengecat dinding. Setelah plesteran,
dinding mesti diaci. Setelah itu diplamir dan diampelas agar permukaannya halus. Cat
dasar perlu diaplikasikan agar cat dinding dapat menutup rata permukaan tanpa
menyisakan belang di beberapa tempat. Setiap tahap membutuhkan waktu antara dua-lima
hari agar hasil finishing din-ding sempurna.
Proses yang demikian lama dan melelahkan itu, ternyata dapat menjadi singkat dan praktis.
Caranya, Anda bisa mensubs-titusi material sehingga dapat menghilang-kan dua tahap
pengerjaan, yaitu proses plamir dan pengecatan dasar. Bagaimana caranya?"Dua proses itu
bisa dihilangkan jika Anda menggunakan semen aci instan
Aci instan terbuat dari campuran filler, semen putih, kapur, dan zat aditif. Ini menjadikan
aci instan dapat merekat erat pada segala permukaan dinding (beton dan plesteran). Daya
lentur dan proses pengeringan yang perlahan-lahan menjadikan aci instan sebagai material
yang tepat untuk mengurangi retak rambut.
45
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
Retak rambut itu bisa terjadi jika proses pengeringan semen berlangsung cepat. Aci instan
mengering lebih lama. Dengan demikian, proses muai- susutnya pun lambat, sehingga
retak-retak rambut itu berkurang.
Penggunaan aci instan dianjurkan dalam praktik sehari-hari. Meski harga material
ini lebih mahal dari semen biasa, tapi sebetulnya bisa hemat. Jika dihitung total biayanya,
penggunaan aci instan ini dapat menghemat waktu pengerjaan dan biaya pembangunan
46
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
BAB III
47
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
2. Di bawah lapisan pasir tersebut, urugan yang dipakai adalah jenis “silty
clay” tanah urugan yang bersih tanpa potongan-potongan bahan yang
bisa lapuk dengan ketebalan 85 cm.
3. Pelaksana wajib melaksanakan pengurungan dengan semua bahan urug
yang keras atau mutu bahan yang terbaik dan mengajukan contoh bahan
yang digunakan untuk mendapat persetujuan pengawas.
4. Penghamparan dan pemadatan harus dilaksanakan lapis per lapis yang
tidak lebih tebal dari 15 cm (gembur) dengan alat-alat yang telah
disetujui, seperti mesin penggilas getar atau alat tumbuk dimana standar
kepadatannya dicapai pada kepadatan dimana kadar airnya 95% dari
kadar air optimal atau “dry density”nya mencapai 95% dari dry density
optimal, sesuai dengan petunjuk pengawas.
5. Terhadap hasil pemadatan yang dilaksanakan, Pelaksana harus
mengadakan “density test” di lapangan. Semua biaya seluruh pengujian
tersebut menjadi beban Pelaksana.
6. Bila bahan urugan apapun yang digunakan menjadi lapuk/ rusak atau
bila urugan apapun yang telah dipadatkan menjadi terganggu, maka
bahan tersebut harus digali keluar dan diganti dengan bahan yang
memenuhi syarat serta dipadatkan kembali, sesuai petunjuk pengawas
tanpa adanya biaya tambahan.
7. Selama dan sesudah pekerjaan pengurungan dan pemadatan, tidak
dibenarkan adanya genangan air di atas tanah atau sekitar lapangan
pekerjaan. Pelaksana harus mengatur pembuangan air sedemikian rupa
agar aliran air hujan atau dari sumur lain dapat berjalan lancar, baik
selama atau pun sesudah pekerjaan selesai.
8. Pelaksana bertanggung jawab atas stabilitas urugan tanah dan Pelaksana
harus mengganti bagian - bagian yang rusak akibat dari kesalahan dan
kelalaian Pelaksana atau akibat dari aliran air.
48
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
1. Pekerjaan Galian harus dimulai dari elevasi paling atas atau elevasi akhir dari
timbunan tanah yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi.
2. Posisi galian pondasi harus tepat benar dengan posisi perletakan bangunan
menurut hasil Setting Out atau Lay Out daerah galian pondasi yang ada dalam
Gambar Bestek.
3. Bentuk galian dan kedalaman galian pondasi sesuai dengan Gambar Bestek.
4. Pengalian pondasi dilakukan secara manual oleh para pekerja.
5. Kesalahan pengalian sehingga kedalaman galian melebihi dari kedalaman yang
diperlukan, maka kelebihi kedalaman tersebut harus diurug kembali dengan
biaya sendiri dari Kontraktor Pelaksana.
6. Dasar galian yang telah selesai digali harus dipadatkan kembali dengan alat
pemadat sehingga mencapai kepadatan yang cukup menurut Konsultan
Supervisi.
7. Jika pada saat pengalian ditemukan akar-akar tumbuhan lama atau puing-puing
bangunan lama maka akar dan puing tersebut harus diangkat serta diurug
kembali denga pasir urug hingga mencapai elevasi kedalaman yang diperlukan.
8. Hasil galian pondasi yang akan dipakai kembali untuk urugan pondasi harus
ditempatkan dengan jarak tertentu sehingga tidak masuk kembali kedalam
lubang galian dan tidak menggangu pekerjaan konstruksi pondasi.
9. Dimensi, ukuran, dan kedalaman galian harus tetap dan tidak berubah sebelum
pekerjaan konstruksi pondasi plat lantai selesai dikerjakan.
10. Kontraktor Pelaksana harus membuat dinding penahan tanah sementara jika
tanah disekitar galian adalah tanah agresif, labil, dan mudah runtuh sehingga
membahayakan pekerjaan pengalian.
11. Hasil pekerjaan galian pondasi harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
Uraian Pekerjaan :
Pekerjaan Pembesian :
Bahan :
Besi beton BTDP U24 & BJTD U40
49
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
Kawat bendrad
Peralatan :
Bar Cutter
Bar Bender
Alat Angkat/Transportasi
Peralatan Tukang
Metode
Fabrikasi : Fabrikasi besi beton dilakukan di Workshop besi, setelah Shop
drawing Pembesian & Bending schedule disetujui. Pemotongan dilakukan
dengan Bar cutter, kemudian pembengkokan sesuai Shop drawing dilakukan
dengan menggunakan Bar bender. Pekerjaan fabrikasi harus dilaksanakan oleh
tenaga kerja yang ahli. Pengawasan pekerjaan ini perlu dilakukan dengan ketat
agar tidak terjadi kesalahan yang tidak perlu. Besi-besi yang telah difabrikasi
ditempatkan pada lokasi stock yard besi yang telah disediakan terlebih dahulu,
diberi label pada setiap jenisnya.
2. Pekerjaan Pengecoran
a. Bahan
Semen Portland
Kerikil
Pasir
Air
Additive (jika diperlukan)
Bonding Agent
Goni basah
b. Peralatan :
Alat pencampur beton (Concrete mixer)
Alat angkat/Lift barang
Compressor
Concrete vibrator
Gerobak sorong
Peralatan tukang
50
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
C. Metode :
i. Pencampuran beton
Sebelum melakukan pencampuran beton, harus dibuat mix design beton
yang akan dibuat. Hal ini meliputi penyelidikan Laboratorium terhadap bahan-
bahan sesuai standar yang diminta spesifikasi, antara lain PBI, ASTM, AASTHO,
BS.Setelah persiapan mix design disetujui, dan diadakan uji campuran (trial mix)
sudah berhasil, maka material dapat dioerder sesuai dengan yang telah disetujui
oleh Pengawas/Pemilik Proyek yaitu K-250.
51
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
52
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
53
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
Penyimpanan
Pasir dan kerikil atau batu pecah harus disimpan sedemikian rupa
sehingga terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan lain.
2. Air
c. Air untuk membuat dan perawatan beton tidak boleh mengandung
minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan
lainnya yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan
kawat baja. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum.
d. Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian contoh
air di lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui apabila
terdapat keragu-raguan mengenai mutu air tersebut. Biaya
pengujian contoh air untuk keperluan pelaksanaan proyek ini adalah
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pelaksana.
3. Pembesian/Penulangan
a. Baja tulangan harus memenuhi persyaratan SNI 2002, dengan
tegangan leleh (αα = 2400 Kg/cm2) dan (αα = 3200 Kg/cm2) atau.
Besi beton BTDP U24 & BJTD U40
b. Besi tulangan dengan diameter lebih besar atau sama dengan
16.0mm memakai besi Ulir. Untuk pekerjaan struktur utama pada
pekerjaan ini menggunakan besi tulangan pokok Ulir dan Polos yang
diameter 12 - 16 mm, serta behel/ sengkang berdiameter 8 - 10 mm
dengan jarak 10 - 15 cm. Semua pekerjaan struktur dapat dilihat
pada gambar kerja/ bestek.
c. Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian
rupa sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab
ataupun basah. Juga besi penulangan harus disimpan rata (round-
bars) harus sesuai dengan persyaratan dalam SNI – 21 pasal 3.7.
54
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
d. Besi yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain.
Apabila terdapat karat pada bagian permukaan besi, maka besi harus
dibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa mengurangi
diameter penampang besi, atau mengunakan bahan cair sejenis
“Vikaoxy Off” produksi yang telah memenuhi SII atau yang setaraf
dan disetujui pengawas.
e. Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian terhadap
beton cor ditempat yang digunakan, dan bahan yang diakui serta
yang disetujui pengawas. Semua biaya sehubungan dengan
pengujian tersebut di atas sepenuhnya menjadi tanggungan
Pelaksana.
f. Apabila besi tulangan yang digunakan telah distel di pabrik dan
perlu penyambungan yang berbeda antara penulangan lantai dasar
dengan ketentuan dari pabrik pembuat, maka harus atas persetujuan
Pengawas.
4. Kawat Pengikat
5. Bahan Additive
55
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
56
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
1. Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton minimal adalah 2,5 cm.
2. Perhatian khusus yang dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup
beton, untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak (beton
decking) yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama
dengan mutu beton yang akan dicor.
3. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-
gelang yang harus dipasang sebanyak minimal 4 (empat) buah setiap
meter persegi cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan tersebut
disebar merata.
57
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
58
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
59
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantunya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan batu bata pada
dinding dan lain - lain sesuai gambar detail dan petunjuk pengawas.
60
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
1. Batu bata merah yang digunakan batu bata setempat dengan kualitas
terbaik yang disetujui pengawas yaitu siku dan sama ukurannya.
2. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum
hingga jenuh.
3. Setelah bata terpasang dengan adukan, naad/ siar-siar harus dikerok
sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram
air.
4. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri dari
(maksimal) 24 lapis tiap hari diikuti dengan cor kolom praktis.
5. Bidang dinding bata ½ (setengah) batu yang luasnya lebih besar dari 12
m harus ditambah kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan
ukuran 10 x 10 cm, dengan 4 buah tulangan pokok berdiameter 12 mm,
beugel diameter 6–10 cm, jarak antara kolom maksimal 4,5 meter.
6. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton
diameter 8 mm. Jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam dalam
pemasangan bata minimal 30 cm kecuali ditentukan lain.
7. Pembuatan lubang pada pasangan bata merah yang patah 2 melebihi dari
dua tidak boleh digunakan.
8. Pasangan batu bata merah untuk ½ (setengah) batu harus menghasilkan
dinding finish setebal 13 cm dan untuk dinding 1 (satu) batu finish
adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar
tegak lurus.
9. Pemasangan besi beton perkuatan dinding tersebut harus disetujui
terlebih dahulu oleh Pengawas mengenai tempat dan ukurannya.
10. Klos-klos yang dibutuhkan dapat ditanam dalam dinding dengan
angkur.
11. Pemasangan dinding rooster semen seperti pada pemasangan dinding
bata dan perletakannya sesuai dengan gambar pelaksanaan atau atas
petunjuk pengawas.
61
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan acian pada seluruh bagian yang
dijelaskan dalam gambar dan pengawas.
1. Pasir. Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah
liat, lumpur atau campuran-campuran lain.
2. Semen Portland yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang
membatu dan dalam zak yang tertutup seperti disyaratkan dalam SNI –
8. Hanya sebuah merk dari satu jenis semen yang boleh dipakai dalam
pekerjaan, yaitu merk yang disetujui pengawas.
3. Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak
seperti minyak, asam atau unsur-unsur organik lainnya.
4. Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI–2–1971, SNI–
3–1970, SNI–8-1974.
1. Bersihkan permukaan dinding batu bata atau permukaan beton dari noda
debu, minyak cat, bahan - bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat
plesteran.
2. Basahi seluruh permukaan bidang yang akan diplester untuk peresapan.
Plesteran dapat dimulai setelah bidang tersebut kering.
3. Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai dengan
yang disyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat
terlebih dahulu “kepala plesteran”.
4. Lapisan plesteran dibuat dengan ketebalan yang disyaratkan ( 15 mm)
dan diratakan dengan roskam kayu/besi dari kayu halus terserut dan rata
permukaannya ataupun dengan profil alumunium dengan panjang
62
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
63
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
64
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
BAB IV
1. Paving Block adalah material campuran dari pasir dan semen dengan
proses pencetakan serta pemadatan dengan mesin di pabrik.
2. Bentuk dan motif Paving Block adalah sesuai Gambar Desain atau
bedasarkan permintaan Owner serta petunjunk Konsultan Supervisi.
3. Tebal material Paving Block minimal adalah 10 cm.
4. Paving Block mempunyai kuat tekan minimal 400 kg/cm2 atau K-400.
5. Permukaan material Paving Block adalah halus serta berwarna Merah.
65
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
Semua bahan harus disimpan dengan baik dari kerusakan pada saat pengiriman unit – unit
paving blocks dijaga agar tidak terjadi retak, patah dan rusak pada sudut, tepi/lingir, dan
bersih.
Penyiapan bahan akan membantu pelaksanaan pekerjaan ini agar lancar dan ekonomis,
ikhwal yang berkaitan dengan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Penempatan material block terkunci ( paving block ), pasir alas, pasir pengisi harus
dekat dengan lokasi pemasangan, bilamana paving blok disimpan secara bertumpuk
maka tinggi penumpukan jangan terlalu tinggi, maksimal 1,5 m;
Pengadaan peralatan , bahan dan tenaga kerja harus sesuai dengan volume
pekerjaan;
Untuk menghindari genangan air di musim hujan agar dibuatkan saluran sementara;
Plastik digunakan untuk penutup paving blok yang sudah terpasang tetapi belum
sempat terisi dengan pasir pengisi.
Peralatan utama yang diperlukan dalam pelaksanaan pemasangan blok beton terkunci (
paving block ) adalah :
66
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
Bahan
Klasifikasi Blok Beton terkunci ( paving block ) didasarkan atas bentuk, ketebalan,
kekuatan dan warna
Bentuk paving blcok beton terkunci secara garis besar terbagi atas 2 macam, yaitu block
beton terkunci bentuk segi empat dan segi banyak. Dari segi permukaan atas, semua block
beton terkunci harus berpinggul dan pada tepi susunan block terkunci biasanya ditutup
dengan pasak yang berbentuk topi uskup.
a. ketebalan 60 mm;
b. ketebalan 80 mm;
67
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
Pemilihan bentuk dan ketebalan dalam pemakaian harus disesuaikan dengan rencana
penggunaannya, dalam hal ini juga harus diperhatikan kuat tekan block tersebut.
Warna yang tersedia dilapangan antara lain abu-abu, hitam, dan merah. Bloak yang
berwarna kecuali untuk menambah keindahan juga dapat digunakan untuk memberi batas
pada perkerasan seperti tempat parkir, tali air, dan lain-lain.
Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pemasangan paving blok dibagi dalam beberapa tahap, seperti dibawah
ini :
Pekerjaan Persiapan
Permukaaan pondasi yang berhubungan dengan pasir alas harus rata, tidak
bergelombang dan rapat; pasir alas tidak boleh digunakan untuk memperbaiki
ketidak-sempurnaan pondasi.
Permukaan pondasi untuk jalan kendaraan harus mempunyai kemiringan 2,5%
untuk trotoar 2%
Lebar pondasi harus cukup sampai dibawah beton pembatas atau penyokong
68
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
Agar pemasangan bisa dilaksankan secara baik dan cermat, maka perlu ada alat pembantu
yaitu benang pembantu. Benang pembantu dapat dipasang setiap jarak 4 m sampai 5 m.
Bilamana pada lokasi pemasangan terdapat lubang saluran, bak bunga atau konstruksi lain,
maka harus ada benang pembantu tambahan agar pola block terkunci tetap dapat
dipertahankan.
Beton pembatas atau biasa disebut beton kanstin adalah salah satu bagian perkerasan
block beton terkunci yang fungsinya menjepit dan menahan lapisan paving block agar
tidak tergeser pada waktu menerima beban, sehingga blok tetap saling mengunci. Beton
pembatas harus terpasang sebelum penebaran pasir alas. Bentuk beton pembatas
bermacam-macam dan proses pembuatannya beraneka-ragam ada yang dari beton
pracetak, beton cor ditempat, baik secara manual atau dengan alat slipform. Untuk
perkerasan paving blok mutu beton pembatas yang berhubungan dengan jalur lalu lintas
kendaraan minimum fc’ 25,0 MPa. Bilamana digunakan beton pembatas dari beton
pracetak, beton pembatas harus dipasang di atas beton penyokong agar terjadi ikatan yang
baik antara beton pembatas dan pondasisehingga tidak mudah tergeser. Untuk itu
dilakukan hal sebagai berikut :
69
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
5. beton pembatas sering dikombinasikan dengan tali air dan mulut air sebagai
saluran untuk membuang air hujan; apabila pertemuan antara beton pembatas dan
lapisan blok tidak diberi tali air biasanya beton pembatas mudah terkena gesekan
roda kendaraan.Penebaran Pasir Alas
Pasir alas adalah pasir dengan ketebalan tertentu sebagai alas perletakan paving blok. Pasir
alas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Butiran pasir alas adalah pasir kasar dengan besar butir maksimum 9,5 mm
seperti pasir beton, tajam, keras dan bersih dari lumpur, garam atau kotoran
lain;
2. Pada saat penebaran harus dalam keadaan kering atau kadar air kurang dari
10% dan bersifat gembur;
3. Tebal pasir berkisar antara 5 sampai 6 cm dan setelah dipadatkan tidak
boleh lebih 5 cm; untuk mendapatkan ketebalan yang seragam, agar
menggunakan alat perata yaitu jidar kayu dengan mengikuti rel pembantu
dari blok beton yang disusun sejajar memanjang ; selain itu juga dapat
digunakan benang pembantu sebagai referensi.
4. Pasir alas ini tidak boleh digunakan untuk mengisi lubang-lubang pada
pondasi untuk memperbaiki tinggi pondasi;
5. Lapis atas pondasi di bawah pasir alas harus diratakan dan diperbaiki
sebelum penebaran pasir alas dimulai
6. Untuk jalan dengan lebar kurang dari 3 m, beton pembatas yang dipasang
dapat berfungsi sebagai rel pembantu;
7. Untuk jalan dengan lebar lebih dari 3 m, perataan pasir alas dilaksanakan
secara tahap;
8. Sebaiknya pasir alas diletakkan secara gundukan kecil di daerah lokasi
pemasangan agar sewaktu menarik jidar tidak terlalu berat dan dapat
memudahkan pelaksanaan;
9. Pasir alas yang sudah dirataakan dijaga agar tidak terganggu seperti
terinjak atau dipakai menumpuk bahan;
10. Setiap tahap, luas maksimim adalah 30 m2 dengan demikian pada sore hari
dapat tertutup seluruhnya oleh paving blok;
70
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
PEMBANGUNAN PAGAR SDN 10 KETOL
11. Untuk pekerjaan yang akan dilanjutkan maka pasir alas disisakan 1 m dari
baris terakhir paving blok;
12. Pasir alas yang belum sempat ditutup oleh paving blok, keesokan harinya
agar digemburkan dan diratakan kembali;
13. volume pasir yang diperlukan sebagai pasir alas setebal 50 mm adalah ± 5
m3 setiap 100 m2 paving blok.
Pemasangan Pola Pemasangan baris pertama harus dijaga dengan hati-hati. Untuk
membentuk pola yang baik, unit paving blok harus mengikuti benang pembantu dengan
sudut yang tepat terhadap beton pembatas. Lubang-lubang pinggir kemudian diisi dengan
pemadatan. Bila pemasangan dari dua arah tidak dapat dihindarkan atau karena pola harus
dipertahankanpada tikungan, terutama pada penggunaan pola tulang ikan, maka sudut pada
pola pertemuan atau perubahan sudut diberi pembatas dengan pola susun bata
melintang.Pola Pemasangan Paving BlockPola pemasangan paving block disesuaikan
dengan tujuan penggunannya. Pola yang umum dipergunakan ialah susun bata ( strecher) ,
anyaman tikar ( basket wave ), tulang ikan ( herring bone ), untuk perkerasan jalan
diutamakan penggunaan pola tulang ikan karena mempunyai daya penguncian yang lebih
baik.
71
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)