UMUM
Halaman - 1 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
1.4 P 3 K
Halaman - 2 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
PEKERJAAN TANAH
2.1.a. Galian
Halaman - 3 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
2.1.b. Timbunan
Halaman - 4 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
1. Uraian
(a) Pekerjaan ini akan terdiri dari galian tanah atau batuan pada alur sungai
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan kontrak yang memuaskan.
Setiap galian yang ditetapkan sebagai Galian Biasa sesuai dalam pasal 3.1
dan Galian Struktur dalam pasal 3.2 tidak akan merupakan Galian Alur
Sungai.
(b) Pekerjaan akan mencakup galian pada alur sungai, pembuangan bahan-
bahan yang tidak memenuhi syarat dan setiap operasi lainnya yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan garis
kelandaian dan penampang melintang yang terlihat pada Gambar atau
sebagaimana diarahkan oleh Direksi.
Halaman - 5 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
(c) Definisi dan persyaratan 3.1 Galian biasa berlaku pada spesifikasi ini kecuali
sebagaimana ditunjukkan dibawah.
3. Toleransi Dimensional
6. Penjadualan Kerja
9. Bangunan Utilitas
Halaman - 6 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
1. Umum
(a) Galian pada alur sungai harus digali menurut garis, kelandaian dan
ketinggian yang terlihat pada Gambar atau sebagaimana diarahkan oleh
Direksi. Ketinggian dasar alur sungai yang digali seperti terlihat pada
Gambar adalah hanya perkiraan saja dan Direksi boleh menginstruksikan
perubahan pada ukuran atau ketinggian dasar sungai sebagaimana dianggap
perlu untuk menjamin suatu alur sungai yang memuaskan. Bahan-bahan lain
yang tidak dapat disetujui yang ditemukan pada waktu galian harus
dikeluarkan seperti lumpur, sampah.
(b) Pemilihan peralatan galian disesuaikan dengan situasi dan kondisi alur
sungai yang ada sehingga didapat hasil yang optimal.
Halaman - 7 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
1. Pengukuran
(a) Pekerjaan galian alur sungai yang termasuk dalam Spesifikasi ini diatas
harus diukur sebagai pembayaran untuk volume ditempat dalam kubik
meter dari bahan-bahan yang digali dan dipindahkan. Dasar perhitungan
adalah gambar potongan melintang profil tanah yang disetujui sebelum
galian dan garis, kelandaian dan ketinggian yang ditentukan atau diterima
dari pekerjaan galian yang diselesaikan. Metoda perhitungan akan
merupakan metoda luas ujung rata-rata, dengan menggunakan penampang
melintang pekerjaan dan berjarak tidak lebih dari 50 meter.
(b) Galian pada setiap bahan-bahan diluar garis yang diperlihatkan pada profil
dan penampang melintang pada alur sungai yang disetujui, termasuk galian
untuk menyediakan ruang kerja pada bantaran sungai yang ada, tidak akan
termasuk dalam volume yang akan diukur dibawah Bab ini.
(c) Pekerjaan galian biasa yang memenuhi kualifikasi di bawah pasal 3.1 dan
galian untuk struktur dalam pasal 3.2 tidak akan diukur untuk pembayaran
didalam spesifikasi ini.
2. Pembayaran
Jumlah galian yang diukur sebagaimana ditetapkan di atas, akan dibayar pada
Harga Penawaran per satuan pengukuran untuk Jenis Pembayaran yang
terdaftar dibawah dan terlihat dalam Jadual Penawaran dimana harga dan
pembayaran ini akan dianggap merupakan kompensasi penuh untuk semua
galian pada alur sungai. Pembuangan bahan galian, peralatan, biaya yang
diperlukan atau biasa untuk penyelesaian pekerjaan yang layak sebagaimana
ditetapkan dalam spesifikasi ini dan menurut persetujuan Direksi.
Jenis
Satuan
Pembayaran Uraian
Pengukuran
No.
1 Galian Alur Sungai Meter kubik
Halaman - 8 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
Halaman - 9 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
1. Uraian
(b) Timbunan yang tercakup oleh ketentuan dari spesifikasi ini akan dibagi
dalam dua jenis yaitu Timbunan Biasa dan Timbunan dengan Bahan-bahan
Terpilih. Timbunan dengan bahan-bahan terpilih akan digunakan pada
daerah yang berawa, saluran air dan lokasi serupa dimana bahan-bahan
timbunan biasa yang lebih plastis akan lebih sukar untuk dipadatkan secara
memuaskan. Timbunan dengan bahan-bahan terpilih juga akan digunakan
untuk stabilisasi lereng atau pekerjaaan pelebaran timbunan bila lereng yang
curam diperlukan karena ruang atau pembatasan lainnya, dan untuk
pekerjaan timbunan lainnya dalam hal kekuatan timbunan adalah suatu
faktor penting.
3. Toleransi Dimensional
(a) Kelandaian dan ketinggian yang diselesaikan setelah pemadatan tidak akan
melebihi tinggi 20 mm, atau 10 mm lebih rendah dari yang ditentukan atau
disetujui.
Halaman - 10 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
(b) Semua permukaan timbunan akhir yang tak terlindung harus cukup halus
dan rata, dan mempunyai kemiringan yang cukup, untuk menjamin
pengaliran bebas dari air permukaan.
(c) Permukaan akhir lereng timbunan yang selesai tidak akan berbeda dari garis
profil yang ditentukan dengan melebihi 10 cm dari ketebalan yang
dipadatkan.
(d) Timbunan tidak boleh ditempatkan dalam ketebalan lapisan yang dipadatkan
melebihi 200 mm.
4. Pelaporan
(a) Untuk setiap Timbunan yang akan dibayar menurut ketentuan dari
Spesifikasi ini, Kontraktor diharuskan menyerahkan laporan dibawah ini
kepada Direksi sebelum izin memulai pekerjaan disetujui :
(ii) Pernyataan perihal asal dan komposisi dari material yang diusulkan,
bersama dengan hasil pengujian laboratorium yang membuktikan sifat
material tersebut memenuhi persyaratan pasal 3.4.2.
(c) Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut dalam bentuk tertulis kepada
Direksi segera setelah selesainya satu bagian dari pekerjaan, dan sebelum
mendapat persetujuan Direksi, tidak diperkenankan bahan dipasang diatas
timbunan terdahulu :
Halaman - 11 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
(i) Hasil dari pengujian kepadatan seperti yang diyaratkan dalam pasal
3.4.3.
(ii) Hasil dari pengujian pengukuran permukaan dan data survei yang
memeriksa bahwa toleransi permukaan yang ditentukan dalam pasal
3.4.1 (3) dipenuhi.
(a) Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan selalu kering sebelum dan
selama pekerjaan penempatan dan pemadatan, bahwa timbunan selama
pembangunan harus mempunyai kemiringan yang cukup untuk menunjang
drainase dari aliran air hujan dan bahwa pekerjaan yang diselesaikan
mempunyai drainase yang baik. Air dari tempat kerja harus dikeluarkan
kedalam sistem drainase permanen. Cara yang layak untuk menjebak
lumpur harus disediakan pada sistem drainase sementara yang mengalirkan
kedalam sistim drainase permanen.
(b) Kontraktor harus menjamin pada tempat kerja suatu persediaan air yang
cukup untuk pengendalian kadar air timbunan selama operasi penempatan,
penghamparan dan pemadatan.
(a) Timbunan akhir tanggul yang tidak sesuai dengan penampang melintang
yang ditentukan atau disetujui atau dengan toleransi permukaan harus
diperbaiki dengan menggaru permukaan tersebut dan membuang atau
menambah bahan-bahan sebagaimana diperlukan, disusul dengan
pembentukan dan pemadatan kembali.
(b) Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam batas kadar air
yang ditentukan atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi harus dikoreksi
dengan menggaru bahan-bahan disusul dengan penyiraman dengan jumlah
air secukupnya dan mencampur secara keseluruhan dengan sebuah mesin
perata (grader) atau peralatan lain yang disetujui.
(c) Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti yang ditentukan
oleh batas kadar air yang ditetapkan atau sebagaimana diarahkan oleh
Halaman - 12 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
(d) Timbunan yang menjadi jenuh karena hujan atau banjir atau sebaliknya
setelah dipadatkan secara memuaskan sesuai dengan spesifikasi ini, pada
umumnya tak akan memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat bahan-
bahan dan kerataan permukaan masih memenuhi persyaratan dari
Spesifikasi ini.
(e) Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi persyaratan sifat atau kepadatan
bahan-bahan dari Spesifikasi ini harus sebagaimana diarahkan oleh Direksi
dan dapat meliputi pemadatan tambahan, penggaruan kemudian disusul
dengan pengaturan kadar air dan pemadatan kembali atau pembuangan
dan penggantian bahan-bahan.
(f) Perbaikan timbunan yang rusak oleh erosi banjir atau menjadi lunak setelah
pekerjaan diselesaikan dan diterima oleh Direksi sebagaimana ditentukan
dalam Spesifikasi ini.
Semua lubang pada pekerjaan akhir yang dibuat oleh pengujian kepadatan atau
lainnya harus ditimbun kembali oleh Kontraktor tanpa penundaan dan
dipadatkan sampai persyaratan toleransi permukaan dan kepadatan terpenuhi
dari Spesifikasi ini.
8. Pembatasan Cuaca
2.5.2 BAHAN-BAHAN
Halaman - 13 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
1. Sumber Bahan-Bahan
Bahan-bahan timbunan harus dipilih dari sumber yang disetujui oleh Direksi.
2. Timbunan Biasa
(a) Timbunan yang digolongkan sebagai Timbunan Biasa akan terdiri dari tanah
atau bahan-bahan batuan yang digali disetujui oleh Direksi sebagai bahan-
bahan yang memenuhi syarat untuk penggunaan dalam pekerjaan
permanen sebagaimana diuraikan dalam Spesifikasi ini.
(b) Bila diperintahkan oleh Direksi, bahan-bahan yang diusulkan sebagai bahan
timbunan harus diuji ditempat menurut petunjuk Direksi di laboratorium
yang telah disetujui Direksi untuk menentukan karakteristik dan sifat-
sifatnya.
(c) Pemadatan timbunan khusus harus terdiri dari bahan-bahan yang disetujui,
dihampar dan dipadatkan tiap-tiap lapisan datar dan ketebalan merata
dengan kemiringan keluar, dan kemudian dipadatkan sehingga setelah
padat tidak lebih dari 200 mm. Kandungan air tanah harus dijaga
sedemikian baik secara pengeringan alat atau pembasahan dengan
memakai alat semprot. Pemadatan harus memakai mesin giling, alat
pemadat, penggetar atau peralatan lain yang disetujui sehingga
menghasilkan kepadatan tidak kurang dari 95% dari pemadatan kering
yang dilaksanakan sesuai dengan Tes Pemadatan Standar Proctor.
Kandungan air harus dijaga terus sebagai syarat tes ini.
Halaman - 14 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
(c) Untuk tanah timbunan disyaratkan memiliki berat isi kering sebesar 95%
berat isi kering maksimum dari kurva kompaksi pada tanah timbunan yang
diuji.
(e) Apabila ditemui material yang dipadatkan tidak sesuai dengan spesifikasi
teknis ini, maka material tersebut dikupas. Setelah dikupas, tanah kembali
ditimbun dan dipadatkan. Apabila tetap tidak sesuai maka tanah yang telah
ditimbun dikupas. Apabila tanah timbunan telah sesuai dengan spesifikasi
penimbunan, penimbunan dapat dilanjutkan kembali.
(f) Untuk area yang ditimbun dan sementara tidak dikerjakan, kadar air
timbunan sebaiknya tidak berubah. Hal ini dapat dilakukan dengan
melakukan pemasangan plastik atau sejenisnya pada area tersebut.
(g) Apabila terdapat hal-hal di luar spesifikasi teknis penimbunan ini dapat
ditanyakan langsung kepada supervisor pemadatan tanah. Masalah tersebut
diserahkan kepada Direksi untuk memperoleh solusi yang aman dan efektif.
4. Lempengan Rumput
Halaman - 15 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
(d) Sebelum menempatkan timbunan pada suatu daerah, maka semua operasi
pembersihan dan pembongkaran, termasuk penimbunan lubang yang
tertinggal pada waktu pembongkaran akar pohon, harus telah diselesaikan
sesuai dengan Spesifikasi Teknik Bab 2 “Pembersihan”, dan bahan-bahan
yang tidak memenuhi syarat harus telah dikeluarkan sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi sesuai dengan Spesifikasi Teknik 3.1 “Galian
Biasa”. Seluruh area harus diratakan secukupnya dan dipadatkan sebelum
penimbunan dimulai.
(e) Bila timbunan tersebut akan dibangun diatas tepi bukit atau ditempatkan
pada timbunan yang ada, maka lereng-lereng yang ada harus dipotong
untuk membentuk terasering dengan ukuran lebar yang cukup untuk
menampung peralatan pemadat sewaktu timbunan ditempatkan dalam
lapisan horizontal.
2. Penempatan Timbunan
(b) Timbunan tanah harus dipindahkan segera dari daerah galian tambahan ke
permukaan yang dipersiapkan dalam keadaan cuaca kering. Penumpukan
tanah timbunan tidak akan diizinkan selama musim hujan, dan pada waktu
lainnya hanya dengan izin tertulis dari Direksi.
(c) Dimana timbunan akan diperlebar, maka lereng timbunan yang ada harus
dipersiapkan dengan mengeluarkan semua tumbuh-tumbuhan permukaan
dan harus dibuat bertangga sehingga timbunan yang baru terikat pada
timbunan yang lama hingga memuaskan Direksi. Timbunan yang diperlebar
kemudian harus dibangun dalam lapisan horizontal sampai pada ketinggian
tanah dasar. Tanah dasar harus ditutup dengan sepraktis dan secepat
mungkin dengan lapis pondasi bawah sampai ketinggian permukaan yang
direncanakan untuk mencegah pengeringan dan kemungkinan peretakan
permukaan.
3. Pemadatan
Halaman - 16 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
(b) Pemadatan tanah timbunan akan dilakukan hanya bila kadar bahan-bahan
berada dalam batas antara 3 % kurang daripada kadar air optimum sampai
1 % lebih daripada kadar air optimum.
(c) Semua timbunan batuan harus ditutup dengan sebuah lapisan atau lapisan
dengan tebal 200 mm dari bahan-bahan yang bergradasi baik yang berisi
batu-batu tidak lebih besar dari 50 mm dan mampu mengisi semua sela-sela
bagian atas timbunan batuan.
(e) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai/dimasuki oleh alat berat
pemadat yang dipakai, harus ditempatkan dalam lapisan horizontal dari
bahan-bahan lepas tidak lebih dari 150 mm tebal dan seluruhnya dipadatkan
dengan menggunakan alat pemadat tangan mekanis/stamper yang disetujui.
1. Pengawasan Kualitas
(a) Jumlah data penunjang untuk hasil pengujian yang diperlukan untuk
persetujuan awal kualitas bahan-bahan harus sebagaimana diarahkan oleh
Direksi, tetapi harus termasuk semua pengujian yang relevan yang telah
ditentukan di atas, sekurang-kurangnya tiga contoh yang mewakili sumber
bahan-bahan yang diajukan, yang terpilih untuk mewakili serangkaian
kualitas bahan-bahan yang akan diperoleh dari sumber-sumber.
Halaman - 17 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
(a) Lapisan yang lebih dari 300 mm di bawah ketinggian tanah dasar harus
dipadatkan sampai 95 % dari standar maksimum kepadatan kering yang
ditentukan. Untuk tanah yang mengandung lebih dari 10 % bahan-bahan
yang tertahan pada ayakan ¾ inch, kepadatan kering maksimum yang
didapatkan harus disesuaikan untuk bahan-bahan yang berukuran lebih
besar sebagaimana diarahkan oleh Direksi.
(b) Lapisan dengan kedalaman 200 mm atau kurang di bawah ketinggian tanah
dasar harus dipadatkan sampai 100 % dari kepadatan kering maksimum
atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi.
(c) Pengujian kepadatan harus dibuat dan bila hasil setiap pengujian
menunjukkan bahwa kepadatan kurang daripada yang disyaratkan, maka
kontraktor harus memperbaiki pekerjaan tersebut.. Pada timbunan,
sekurang-kurangnya satu pengujian harus dilaksanakan pada setiap
maksimal tiap 200 meter panjang timbunan yang ditempatkan.
1. Pengukuran
(a) Timbunan tanggul akan diukur sebagai jumlah meter kubik bahan-bahan
yang dipadatkan yang diterima lengkap ditempat. Kuantitas volume yang
diukur harus didasarkan pada gambar penampang melintang yang disetujui
dari profil tanah atau profil galian sebelum suatu timbunan ditempatkan
serta pada garis, kelandaian dan ketinggian dari pekerjaan timbunan akhir
yang ditentukan dan disetujui. Metode perhitungan volume bahan-bahan
harus merupakan metode luas bidang ujung rata-rata, dengan
Halaman - 18 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
(b) Timbunan yang ditempatkan diluar garis dan penampang melintang yang
disetujui, termasuk setiap tambahan timbunan yang diperlukan sebagai
akibat pekerjaan bertangga sehingga terjadi pengikatan timbunan baru dan
lama pada lereng sebagai akibat penurunan pondasi, tidak akan dimasukkan
kedalam volume yang akan diukur untuk pembayaran kecuali dimana :
(c) Timbunan yang digunakan di luar batas Kontrak dari konstruksi timbunan
atau untuk mengubur bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat atau tidak
terpakai, tidak akan dimasukkan dalam pengukuran Timbunan.
(d) Bila bahan-bahan galian digunakan untuk Timbunan maka bahan-bahan ini
akan dibayar sebagai Timbunan didalam spesifikasi ini.
2. Pembayaran
Halaman - 19 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
Jenis
Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran
No.
1 Timbunan Biasa Meter kubik
2 Timbunandengan Material Meter kubik
Terpilih
Halaman - 20 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
PEKERJAAN PASANGAN
Halaman - 21 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
Halaman - 22 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
Hasil pekerjaan yang rusak (tidak sempurna) akibat hujan dan lain lain
pada saat pelaksanaan harus di perbaiki kembali oleh kontraktor.
3.2 PLESTERAN
Halaman - 23 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
BETON BERTULANG
Pekerjaan beton bertulang harus dikerjakan secara baik sesuai dengan syarat
syarat yang dapat di pertanggung jawabkan secara teknis. Dalam pekerjaan ini
kontraktor perlu memperhatikan hal hal yang menyakut dengan pekerjaan
perancah, bekesting (cetakan), penulangan (pembesian), pembuatan mortal
(adukan beton), pengecoran dan pemeliharaan.
4.1 PERANCAH/BEKESTING
Perancah harus mampu menahan beban beton bertulang yang ada di atasnya
dan juga harus memperhitungkan bahan bahan lain yang ada di atasnya
seperti orang, bahan dan alat penunjang pekerjaan dan lain lain.
Halaman - 24 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
Halaman - 25 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
Spesi yang di gunakan adalah antara semen, pasir, kerikil, air dengan
perbandingan 1(satu) bahagian semen 2(dua) bahagian pasir 3(tiga) bahagian
kerikil.
Campuran harus menggunakan mesin pengaduk (mollen) dengan methode
campuran yang standar dan pengadukan harus merata serta tidak melebihi
kapasitas mollen.
Campuran harus memiliki slump yang baik sehingga tidak terjadi pemisahan
material dan kesulitan dalam pengecoran sehingga dapat mengurangi mutu
beton.
Semen yang di gunakan adalah semen Portland yang pada saat di gunakan masih
memiliki kualitas yang baik.
Pasir dan kerikil yang di gunakan harus bersih dari bahan bahan yang dapat
mengurangi daya lekat semen seperti beton organik, lumpur, dan lain lain.
Bahan pasir dan kerikil harus memiliki gradasi (ukuran butiran) yang baik.
Air yang di gunakan harus bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan
bahan yang dapat mengurangi daya lekat semen.
Semua proses pembuatan mortal ini harus sepengetahuan dan persetujuan
direksi.
Adukan beton harus sesuai dengan PBI Tahaun 1971.
4.4 PENGECORAN
Halaman - 26 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
4.5 PEMELIHARAAN
Halaman - 27 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
Perancah dan bekesting baru dapat dibuka pada saat umur beton
mencapai minimal 28 hari setelah pengecoran.
Sebelum umur beton tercapai beton tersebut belum dapat di
bebani terutam kendaraan dan lainnya.
Semua proses pemeliharaan ini harus sepengetahuan dan
persetujuan direksi.
Bahan pintu harus dari baja yang berkualitas baik, pintu air yang di
gunakan menurut ukuran standar barata dan sesuaikan dengan gambar
bangunan air yang telah ada dilapangan ataupun yang akan di bangun.
Drain hole dipasang yang dapat memiliki tekanan air tanah dan berfungsi
untuk mengalirkan air tersebut untuk mengurangi tekanan air tanah.
Pemasangannya harus sesuai dengan penetapan direksi / Pengawas yang
ditunjuk direksi. Pada bagian belakangnya di balut ijuk dan di beri lapisan
pasir sebagai peresap air dan menyaring tanah. Panjang pipa drain hole
harus melebihi tebal pasangan.
Halaman - 28 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
PEKERJAAN
PERPIPAAN
5.1 UMUM
1. Uraian
Halaman - 29 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
(j) Galian
(k) Timbunan
4. Pelaporan
(a) Dua contoh batu untuk isi bronjong dengan lampiran hasil pengujian
seperti yang disyaratkan dalam pasal 5.6.2 (2) dibawah.
(b) Contoh dari keranjang kawat / bronjong dengan sertifikat dari pabrik
pembuat bila ada.
5.2 MATERIAL
1. Kawat Bronjong
(a) Harus terbuat dari Baja berlapis seng yang memenuhi AASHTO M 279
kelas 1, dan ASTM A 239. Lapisan seng minimum haruslah 0.26 kg/m2.
Halaman - 30 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
yang dibentuk oleh ikatan harus sama kuatnya seperti pada badan
anyaman.
2. Batu
Batu untuk pengisian Bronjong harus terdiri dari batu yang keras dan awet
dengan sifat sebagai berikut :
(a) Nilai hasil pengujian abrasi Los Angeles harus kurang dari 35%.
(d) Sifat ketahanan terhadap sodium sulfat dalam pengujian 5 siklus (daur)
kehilangannya harus kurang dari 10%.
Batu juga haruslah bersudut tajam, berat tidak kurang dari 4.0 kg dan
memiliki dimensi paling kecil 300 mm.
5.3 PELAKSANAAN
1. Persiapan
2. Penempatan Bronjong
Halaman - 31 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
(b) Batu harus ditempatkan satu demi satu sehingga kepadatan maksimum
diperoleh dan rongga seminimal mungkin. Bila masing-masing gabion
terisi setengahnya, dua kawat penarik berkedudukan mendatar dari muka
kebelakang harus dipasang. Keranjang selanjutnya diisi sedikit berlebih
untuk antisipasi penurunan. Batu pada sisi muka yang berhadapan
dengan kawat harus bermuka rata dan bertumpu pada kawat.
(c) Setelah pengisian tepi dari tutup harus ditarik dengan batang penarik
atau ulir penarik pada bagian atasnya dan diikat.
(d) Bila keranjang dipasang satu diatas yang lainnya sambungan vertikal
harus dibuat selang seling.
1. Pengukuran
Kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter kubik dari
Bronjong diisi batu telah lengkap terpasang dan diterima. Dimensi yang
digunakan untuk menghitung kuantitas ini haruslah dimensi nominal dari
masing-masing keranjang bronjong seperti yang diuraikan dalam Gambar atau
yang diperintahkan Direksi.
2. Pembayaran
Kuantitas yang ditetapkan seperti diatas harus dibayar pada Harga Kontrak
per-satuan pengukuran untuk Jenis Pembayaran yang terdaftar dibawah dan
terlihat dalam Jadual Penawaran yang mana harga dan pembayaran akan
Halaman - 32 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
Jenis
Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran
No.
1 Bronjong Meter kubik
Halaman - 33 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
KETENTUAN LAIN
Halaman - 34 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification
Buku harian harus di isi setiap hari yang berisi kapasitas kerja,
kemampuan kerja setiap hari, cuaca, pemasukan bahan,
catatan kejadian, dan peringatan peringatan direksi.
Buku harian ini di buat dan di tandatangani oleh pengawas
lapangan dari kontraktor dan konsultan pengawas.
Foto Progres harus di buat guna melengkapi laporan yang bersifat
dokumentasi dalam pelaksanaan pekerjaan mencapai :
1. Pekerjaan 0 %
2. Pekerjaan pada 50 %
3. Pekerjaan pada 100 %
Foto foto ini di susun rapi dalam rangkap 6 (Enam) yang di serahkan
pada pemberi tugas. Biaya pemotretan ini di tanggung pemborong.
Selama masa pemeliharaan kontraktor harus menyediakan tenaga kerja
untuk merawat pekerjaan yang telah dilaksanakan.
Halaman - 35 -