Anda di halaman 1dari 37

SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

UMUM

1.1 PASANGAN PROFIL / PEMATOKAN

 Pasangan Profil / Pematokan dilakukan oleh team sebelum


pekerjaan dilakukan oleh kontraktor,Team terdiri dari Dinas PU,
Konsultan dan Pelaksana Pekerjaaan.


 Pemasangan profil/pematokan adalah untuk mengetahui
batas pekerjaan yang di tandai dengan patok kayu.

Halaman - 1 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

1.2 PONDOK KERJA

 Kontraktor di wajibkan menyediakan tempat penyimpanan bahan, tempat


konsultasi dengan direksi berupa bangunan rumah sederhana.

 Gambar kerja dan buku harian di letakkan pada ruang konsultasi, Guna
mempermudah penyelesaian masalah di lapangan.

1.3 PAPAN NAMA PROYEK

 Papan nama proyek wajib dipasang dilokasi pekerjaan


sebelum pelaksanaan Fisik pekerjaan.


 Terbuat dari Triplek dengan ukuran (1,2 x 0,08) m dengan tinggi 2,5
m, Isi Tulisan di sesuaikan dengan gambar yang telah di tentukan.

1.4 P 3 K

Merupakan penanggulan pertama pada kecelakaan akibat dari pelaksanaan


pekerjaan yang dilakukan oleh para pekerja. Adapun jenis P3K yang di
maksud adalah seperti terdapat dalam 1 (Satu) Kotak P3K.

1.5 ANGKUTAN/LANGSIR BAHAN


Bahan yang di perlukan untuk pelaksanaan konstruksi di angkut dari
jalan aspal ke lokasi dengan melangsir memakai tenaga manusia (Man
Power/Manual).

Halaman - 2 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

PEKERJAAN TANAH

2.1 PEMBERSIHAN LAPANGAN

Pembersihan lapangan dalam spesifikasi ini meliputi pencabutan pohon-pohon,


pembersihan akar-akar, sampah dan lain lain yang tidak baik untuk konstruksi
sebelum melaksanakan galian dan timbunan. Pekerjan tanah yang harus di
lakukan pembersihan/Striping (Kupasan) adalah :

2.1.a. Galian

 Terase saluran harus di striping (di kupas) setebal minimum 20 cm dan


lebar sesuai dengan gambar rencana.

Halaman - 3 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

 Pada lokasi bangunan yang tanah hasil galiannya akan di gunakan


untuk timbunan kembali pada bangunan tersebut atau akan di pakai di
tempat lain harus di Striping lebih dahulu.Hal ini untuk menghindari
bercampurnya tanah yang baik dengan yang tidak baik. Striping untuk
bangunan di lakukan secara manual (Tenaga Manusia).


 Borrow area yang akan dijadikan sumber bahan untuk timbunan harus
di striping (dikupas), terlebih dahulu untuk membuang tanah bahagian
atas (top soil), akar tanaman, sampah, dan lain lain yang tidak dapat
di gunakan untuk bahan timbunan.

2.1.b. Timbunan

 Lokasi yang akan di timbun untuk menempatkan konstruksi saluran


bangunan di salurkan dan lain-lain harus di striping (di kupas) terlebih
dahulu.


 Striping ( Kupasan ) di lakukan manual atau tenaga manusia.

2.2 GALIAN TANAH

Pekerjaan galian tanah baru dapat dilaksanakan setelah melalui tahapan


pembersihan (kupasan) seperti yang telah diterangkan di atas. Untuk
pekerjaan galian tanah pada saluran, bangunan di saluran dan galian
tanah lainnya perlu di perhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Galian tanah dilakukan mengikuti gambar rencana yang telah
di tetapkan antara lain: Elevasi dan Dimensi saluran.

Halaman - 4 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

2. kontraktor harus menempatkan tenaga ukur di lapangan pada saat


penggalian saluran dan bangunan, Untuk mengontrol trase dan
elevasi serta dimensi saluran dan bangunan.
3. Penggalian dilakukan secara hati hati sehingga tidak menggangu
tanah asli diluar saluran menurut ukuran yang telah di tetapkan.
4. Untuk lebih akurat nya hasil galian, kontraktor harus menyediakan
bowplank sesuai dengan dimensi galian saluran dan bangunan.
5. Galian dilakukan secara manual atau tenaga manusia.
6. Hasil galian yang tidak di gunakan harus di singkirkan dan di rapikan
kembali sehingga tidak menggangu kelancaran pekerjaan atau
kepentingan umum serta lingkungan hidup.
7. Hasil galian yang akan di gunakan kembali untuk timbunan harus
mengikuti prosedur penimbunan tanah.
8. Kelebihan hasil galian di luar desain merupakan tanggung
jawab kontraktor.

2.3 GALIAN ALUR SUNGAI


2.3.1 UMUM

1. Uraian

(a) Pekerjaan ini akan terdiri dari galian tanah atau batuan pada alur sungai
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan kontrak yang memuaskan.
Setiap galian yang ditetapkan sebagai Galian Biasa sesuai dalam pasal 3.1
dan Galian Struktur dalam pasal 3.2 tidak akan merupakan Galian Alur
Sungai.

(b) Pekerjaan akan mencakup galian pada alur sungai, pembuangan bahan-
bahan yang tidak memenuhi syarat dan setiap operasi lainnya yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan garis
kelandaian dan penampang melintang yang terlihat pada Gambar atau
sebagaimana diarahkan oleh Direksi.

Halaman - 5 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

(c) Definisi dan persyaratan 3.1 Galian biasa berlaku pada spesifikasi ini kecuali
sebagaimana ditunjukkan dibawah.

2. Pekerjaan yang Berhubungan yang Ditetapkan Dibagian Lain

(a) Materal dan Penyimpanan


(b) Pembersihan
(c) Galian Biasa
(d) Galian Struktur

3. Toleransi Dimensional

Persyaratan Pasal 3.1 akan berlaku

4. Pengajuan dan Pencatatan

Persyaratan 3.1 akan berlaku

5. Keamanan Pekerjaan Galian

Persyaratan 3.1 akan berlaku

6. Penjadualan Kerja

Persyaratan 3.1 akan berlaku

7. Kondisi Tempat Kerja

Persyaratan 3.1 akan berlaku

8. Perbaikan Pekerjaan yang Kurang Memuaskan

Persyaratan 3.1 akan berlaku

9. Bangunan Utilitas

Persyaratan 3.1 akan berlaku

10. Royalti untuk Bahan-bahan Galian

Halaman - 6 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

Persyaratan 3.1 akan berlaku

11. Penggunaan dan Pembuangan Bahan-bahan

Galian Persyaratan 3.1 akan berlaku

12. Pemulihan Tempat Kerja dan Pembuangan Pekerjaan Sementara

Persyaratan 3.1 akan berlaku

2.3.2 PROSEDUR GALIAN

1. Umum

Persyaratan pada pasal 3.1 harus diikuti dimana dapat diterapkan.

2. Galian Alur Sungai

(a) Galian pada alur sungai harus digali menurut garis, kelandaian dan
ketinggian yang terlihat pada Gambar atau sebagaimana diarahkan oleh
Direksi. Ketinggian dasar alur sungai yang digali seperti terlihat pada
Gambar adalah hanya perkiraan saja dan Direksi boleh menginstruksikan
perubahan pada ukuran atau ketinggian dasar sungai sebagaimana dianggap
perlu untuk menjamin suatu alur sungai yang memuaskan. Bahan-bahan lain
yang tidak dapat disetujui yang ditemukan pada waktu galian harus
dikeluarkan seperti lumpur, sampah.

(b) Pemilihan peralatan galian disesuaikan dengan situasi dan kondisi alur
sungai yang ada sehingga didapat hasil yang optimal.

(c) Setelah setiap galian yang diselesaikan, maka Kontraktor harus


memberitahu Direksi bahan galian tersebut akan ditempatkan atau dibuang
sampai Direksi telah menyetujui kedalaman galian sesuai Gambar.

Halaman - 7 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

2.3.3 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1. Pengukuran

(a) Pekerjaan galian alur sungai yang termasuk dalam Spesifikasi ini diatas
harus diukur sebagai pembayaran untuk volume ditempat dalam kubik
meter dari bahan-bahan yang digali dan dipindahkan. Dasar perhitungan
adalah gambar potongan melintang profil tanah yang disetujui sebelum
galian dan garis, kelandaian dan ketinggian yang ditentukan atau diterima
dari pekerjaan galian yang diselesaikan. Metoda perhitungan akan
merupakan metoda luas ujung rata-rata, dengan menggunakan penampang
melintang pekerjaan dan berjarak tidak lebih dari 50 meter.

(b) Galian pada setiap bahan-bahan diluar garis yang diperlihatkan pada profil
dan penampang melintang pada alur sungai yang disetujui, termasuk galian
untuk menyediakan ruang kerja pada bantaran sungai yang ada, tidak akan
termasuk dalam volume yang akan diukur dibawah Bab ini.

(c) Pekerjaan galian biasa yang memenuhi kualifikasi di bawah pasal 3.1 dan
galian untuk struktur dalam pasal 3.2 tidak akan diukur untuk pembayaran
didalam spesifikasi ini.

2. Pembayaran

Jumlah galian yang diukur sebagaimana ditetapkan di atas, akan dibayar pada
Harga Penawaran per satuan pengukuran untuk Jenis Pembayaran yang
terdaftar dibawah dan terlihat dalam Jadual Penawaran dimana harga dan
pembayaran ini akan dianggap merupakan kompensasi penuh untuk semua
galian pada alur sungai. Pembuangan bahan galian, peralatan, biaya yang
diperlukan atau biasa untuk penyelesaian pekerjaan yang layak sebagaimana
ditetapkan dalam spesifikasi ini dan menurut persetujuan Direksi.

Jenis
Satuan
Pembayaran Uraian
Pengukuran
No.
1 Galian Alur Sungai Meter kubik

Halaman - 8 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

2.4 TIMBUNAN TANAH


Timbunan tanah di butuhkan untuk lokasi yang elevasi yang lebarnya serta
panjang yang ada di lapangan lebih rendah atau lebih kecil dari yang di
rencanakan. Untuk pelaksanaan timbunan tanah ini ada beberapa hal yang
menjadi persyaratan yaitu :
1. lokasi yang di timbun harus diatas tanah dasar yang baik, dalam arti
sudah dilakukan striping, bersih dari akar akar pohon, sampah, tanah
jelek seperti lumpur dan bahan bahan lainya yang dapat
mempengaruhi kualitas timbunan.
2. Tanah untuk timbunan dapat di ambil dari borrow area yang telah di
tetapkan dan tanah hasil galian yang berlabih di suatu mas pekerjaan
atas persetujuan direksi.
3. Tanah yang di gunakan untuk timbunan harus memenuhi syarat
secara teknis untuk timbunan tanah.
4. Penimbunan dan pemedatan di lakukan dengan tenaga manusia.
5. Penimbunan dilakukan harus melalui prosedur pelaksaan yang benar
antara lain:
 Penimbunan harus berlapis (per Layer) dimana setiap lapisan
setebal 20 cm setelah pemadatan.

 Pemadatan dilakukan per layer.

6. Penimbunan dilakukan harus harus sesuai dengan gambar rencana
baik elevasi, lebar, panjang, tinggi dan lain lain.
7. Pada saat penimbunan kontraktor harus menyiapkan tenaga pengawas
selain tenaga kerja lainya untuk monitor pekerjaan.
8. Volume timbunan yang di perhitungkan adalah volume timbunqan
yang di luar rencana merupakan tanggung jawab kontraktor.

Halaman - 9 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

2.5 TIMBUNAN TANGGUL


2.5.1 UMUM

1. Uraian

(a) Pekerjaan ini akan terdiri dari perolehan, pengangkutan, penempatan,


penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan-bahan butiran yang
disetujui untuk pembangunan Timbunan Tanggul, pada umumnya
sebagaimana diperlukan untuk pembentukan Tanggul menurut garis,
kelandaian dan ketinggian, kemiringan dari penampang melintang yang
ditentukan atau disetujui.

(b) Timbunan yang tercakup oleh ketentuan dari spesifikasi ini akan dibagi
dalam dua jenis yaitu Timbunan Biasa dan Timbunan dengan Bahan-bahan
Terpilih. Timbunan dengan bahan-bahan terpilih akan digunakan pada
daerah yang berawa, saluran air dan lokasi serupa dimana bahan-bahan
timbunan biasa yang lebih plastis akan lebih sukar untuk dipadatkan secara
memuaskan. Timbunan dengan bahan-bahan terpilih juga akan digunakan
untuk stabilisasi lereng atau pekerjaaan pelebaran timbunan bila lereng yang
curam diperlukan karena ruang atau pembatasan lainnya, dan untuk
pekerjaan timbunan lainnya dalam hal kekuatan timbunan adalah suatu
faktor penting.

2. Pekerjaan yang Berhubungan yang Ditetapkan Dibagian Lain

(d) Pengangkutan dan Penanganan


(e) Bahan-bahan dan Penyimpanan
(f) Galian
(g) Gebalan Rumput
(h) Pasangan Batu Adukan
(i) Pekerjaan Beton

3. Toleransi Dimensional

(a) Kelandaian dan ketinggian yang diselesaikan setelah pemadatan tidak akan
melebihi tinggi 20 mm, atau 10 mm lebih rendah dari yang ditentukan atau
disetujui.

Halaman - 10 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

(b) Semua permukaan timbunan akhir yang tak terlindung harus cukup halus
dan rata, dan mempunyai kemiringan yang cukup, untuk menjamin
pengaliran bebas dari air permukaan.

(c) Permukaan akhir lereng timbunan yang selesai tidak akan berbeda dari garis
profil yang ditentukan dengan melebihi 10 cm dari ketebalan yang
dipadatkan.

(d) Timbunan tidak boleh ditempatkan dalam ketebalan lapisan yang dipadatkan
melebihi 200 mm.

4. Pelaporan

(a) Untuk setiap Timbunan yang akan dibayar menurut ketentuan dari
Spesifikasi ini, Kontraktor diharuskan menyerahkan laporan dibawah ini
kepada Direksi sebelum izin memulai pekerjaan disetujui :

(i) Gambar detail penampang melintang yang menunjukkan permukaan


yang telah dipersiapkan untuk penempatan bahan timbunan.

(ii) Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan pemadatan yang cukup


dari permukaan yang disiapkan dimana timbunan ditempatkan.

(b) Kontraktor harus mengirimkan contoh-contoh bahan timbunan kepada


Direksi paling lambat 14 hari sebelum tanggal yang diusulkan pertama
kalinya sebagai bahan timbunan itu :

(i) Dua contoh masing-masing 50 kg dari material, satu harus disimpan


oleh Direksi untuk rujukan selama masa kontrak.

(ii) Pernyataan perihal asal dan komposisi dari material yang diusulkan,
bersama dengan hasil pengujian laboratorium yang membuktikan sifat
material tersebut memenuhi persyaratan pasal 3.4.2.

(c) Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut dalam bentuk tertulis kepada
Direksi segera setelah selesainya satu bagian dari pekerjaan, dan sebelum
mendapat persetujuan Direksi, tidak diperkenankan bahan dipasang diatas
timbunan terdahulu :

Halaman - 11 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

(i) Hasil dari pengujian kepadatan seperti yang diyaratkan dalam pasal
3.4.3.

(ii) Hasil dari pengujian pengukuran permukaan dan data survei yang
memeriksa bahwa toleransi permukaan yang ditentukan dalam pasal
3.4.1 (3) dipenuhi.

5. Kondisi Tempat Kerja

(a) Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan selalu kering sebelum dan
selama pekerjaan penempatan dan pemadatan, bahwa timbunan selama
pembangunan harus mempunyai kemiringan yang cukup untuk menunjang
drainase dari aliran air hujan dan bahwa pekerjaan yang diselesaikan
mempunyai drainase yang baik. Air dari tempat kerja harus dikeluarkan
kedalam sistem drainase permanen. Cara yang layak untuk menjebak
lumpur harus disediakan pada sistem drainase sementara yang mengalirkan
kedalam sistim drainase permanen.

(b) Kontraktor harus menjamin pada tempat kerja suatu persediaan air yang
cukup untuk pengendalian kadar air timbunan selama operasi penempatan,
penghamparan dan pemadatan.

6. Perbaikan Pekerjaan yang Kurang Memuaskan

(a) Timbunan akhir tanggul yang tidak sesuai dengan penampang melintang
yang ditentukan atau disetujui atau dengan toleransi permukaan harus
diperbaiki dengan menggaru permukaan tersebut dan membuang atau
menambah bahan-bahan sebagaimana diperlukan, disusul dengan
pembentukan dan pemadatan kembali.

(b) Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam batas kadar air
yang ditentukan atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi harus dikoreksi
dengan menggaru bahan-bahan disusul dengan penyiraman dengan jumlah
air secukupnya dan mencampur secara keseluruhan dengan sebuah mesin
perata (grader) atau peralatan lain yang disetujui.

(c) Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti yang ditentukan
oleh batas kadar air yang ditetapkan atau sebagaimana diarahkan oleh

Halaman - 12 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

Direksi, harus diperbaiki dengan menggaru bahan-bahan disusul dengan


pengerjaan dengan mesin perata berulang-ulang atau peralatan lainnya
yang disetujui, dengan selang istirahat antara pekerjaan, dibawah kondisi
cuaca kering. Kalau tidak atau bila pengeringan yang cukup tak dapat
dicapai dengan pengerjaan dan membiarkan bahan-bahan terlepas, maka
Direksi dapat memerintahkan agar bahan-bahan tersebut dikeluarkan dari
pekerjaan dan diganti dengan bahan-bahan kering yang memadai.

(d) Timbunan yang menjadi jenuh karena hujan atau banjir atau sebaliknya
setelah dipadatkan secara memuaskan sesuai dengan spesifikasi ini, pada
umumnya tak akan memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat bahan-
bahan dan kerataan permukaan masih memenuhi persyaratan dari
Spesifikasi ini.

(e) Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi persyaratan sifat atau kepadatan
bahan-bahan dari Spesifikasi ini harus sebagaimana diarahkan oleh Direksi
dan dapat meliputi pemadatan tambahan, penggaruan kemudian disusul
dengan pengaturan kadar air dan pemadatan kembali atau pembuangan
dan penggantian bahan-bahan.

(f) Perbaikan timbunan yang rusak oleh erosi banjir atau menjadi lunak setelah
pekerjaan diselesaikan dan diterima oleh Direksi sebagaimana ditentukan
dalam Spesifikasi ini.

7. Pemulihan Pekerjaan setelah Pengujian

Semua lubang pada pekerjaan akhir yang dibuat oleh pengujian kepadatan atau
lainnya harus ditimbun kembali oleh Kontraktor tanpa penundaan dan
dipadatkan sampai persyaratan toleransi permukaan dan kepadatan terpenuhi
dari Spesifikasi ini.

8. Pembatasan Cuaca

Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan


turun, dan tak ada pemadatan yang boleh dilakukan setelah hujan atau
sebaliknya bila kadar air bahan timbunan berada diluar batas toleransi kadar air
yang ditentukan.

2.5.2 BAHAN-BAHAN

Halaman - 13 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

1. Sumber Bahan-Bahan

Bahan-bahan timbunan harus dipilih dari sumber yang disetujui oleh Direksi.

2. Timbunan Biasa

(a) Timbunan yang digolongkan sebagai Timbunan Biasa akan terdiri dari tanah
atau bahan-bahan batuan yang digali disetujui oleh Direksi sebagai bahan-
bahan yang memenuhi syarat untuk penggunaan dalam pekerjaan
permanen sebagaimana diuraikan dalam Spesifikasi ini.

(b) Bila diperintahkan oleh Direksi, bahan-bahan yang diusulkan sebagai bahan
timbunan harus diuji ditempat menurut petunjuk Direksi di laboratorium
yang telah disetujui Direksi untuk menentukan karakteristik dan sifat-
sifatnya.

(c) Pemadatan timbunan khusus harus terdiri dari bahan-bahan yang disetujui,
dihampar dan dipadatkan tiap-tiap lapisan datar dan ketebalan merata
dengan kemiringan keluar, dan kemudian dipadatkan sehingga setelah
padat tidak lebih dari 200 mm. Kandungan air tanah harus dijaga
sedemikian baik secara pengeringan alat atau pembasahan dengan
memakai alat semprot. Pemadatan harus memakai mesin giling, alat
pemadat, penggetar atau peralatan lain yang disetujui sehingga
menghasilkan kepadatan tidak kurang dari 95% dari pemadatan kering
yang dilaksanakan sesuai dengan Tes Pemadatan Standar Proctor.
Kandungan air harus dijaga terus sebagai syarat tes ini.

3. Timbunan dengan Material Terpilih

(a) Timbunan hanya akan digolongkan sebagai material timbunan dengan


bahan-bahan terpilih jika digunakan pada lokasi atau untuk tujuan dimana
timbunan dengan bahan-bahan terpilih telah ditentukan atau sebaliknya
disetujui secara tertulis oleh Direksi.

(b) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai Timbunan dengan Bahan-bahan


Terpilih harus terdiri dari bahan-bahan tanah atau batuan yang memenuhi
semua persyaratan bahan diatas untuk Timbunan Biasa dan sebagai

Halaman - 14 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

tambahan harus memiliki sifat tertentu lainnya yang disyaratkan, tergantung


pada penggunaannya yang dimaksudkan, sebagaimana diarahkan atau
disetujui oleh Direksi.

(c) Untuk tanah timbunan disyaratkan memiliki berat isi kering sebesar 95%
berat isi kering maksimum dari kurva kompaksi pada tanah timbunan yang
diuji.

(d) Selama pelaksanaan penimbunan di lapangan, tebal lapisan pemadatan


maksimum adalah sebesar 200 mm. Untuk kontrol kepadatan tanah
timbunan dapat dilakukan dengan menggunakan uji sand cone. Uji sand
cone dilaksanakan pada daerah yang telah ditimbun untuk setiap lapisan
yang dipadatkan. Apabila kadar air di lapangan tidak berada dalam rentang
yang direkomendasikan maka material timbunan perlu ditambah/dikurangi
air sesuai dengan kebutuhan.

(e) Apabila ditemui material yang dipadatkan tidak sesuai dengan spesifikasi
teknis ini, maka material tersebut dikupas. Setelah dikupas, tanah kembali
ditimbun dan dipadatkan. Apabila tetap tidak sesuai maka tanah yang telah
ditimbun dikupas. Apabila tanah timbunan telah sesuai dengan spesifikasi
penimbunan, penimbunan dapat dilanjutkan kembali.

(f) Untuk area yang ditimbun dan sementara tidak dikerjakan, kadar air
timbunan sebaiknya tidak berubah. Hal ini dapat dilakukan dengan
melakukan pemasangan plastik atau sejenisnya pada area tersebut.

(g) Apabila terdapat hal-hal di luar spesifikasi teknis penimbunan ini dapat
ditanyakan langsung kepada supervisor pemadatan tanah. Masalah tersebut
diserahkan kepada Direksi untuk memperoleh solusi yang aman dan efektif.

4. Lempengan Rumput

Permukaan lereng timbunan dilindungi dengan lempengan rumput sesuai


dengan spesifikasi pasal 3.6 tentang “Gebalan Rumput”.

2.5.3 PENEMPATAN DAN PEMADATAN TIMBUNAN

1. Persiapan Tempat Kerja

Halaman - 15 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

(d) Sebelum menempatkan timbunan pada suatu daerah, maka semua operasi
pembersihan dan pembongkaran, termasuk penimbunan lubang yang
tertinggal pada waktu pembongkaran akar pohon, harus telah diselesaikan
sesuai dengan Spesifikasi Teknik Bab 2 “Pembersihan”, dan bahan-bahan
yang tidak memenuhi syarat harus telah dikeluarkan sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi sesuai dengan Spesifikasi Teknik 3.1 “Galian
Biasa”. Seluruh area harus diratakan secukupnya dan dipadatkan sebelum
penimbunan dimulai.

(e) Bila timbunan tersebut akan dibangun diatas tepi bukit atau ditempatkan
pada timbunan yang ada, maka lereng-lereng yang ada harus dipotong
untuk membentuk terasering dengan ukuran lebar yang cukup untuk
menampung peralatan pemadat sewaktu timbunan ditempatkan dalam
lapisan horizontal.

2. Penempatan Timbunan

(a) Timbunan harus ditempatkan pada permukaan yang dipersiapkan dan


disebarkan merata serta bila dipadatkan akan memenuhi toleransi ketebalan
lapisan. Dimana lebih dari satu lapisan yang akan ditempatkan yang akan
ditempatkan, maka lapisan tersebut harus sedapat mungkin sama tebalnya.

(b) Timbunan tanah harus dipindahkan segera dari daerah galian tambahan ke
permukaan yang dipersiapkan dalam keadaan cuaca kering. Penumpukan
tanah timbunan tidak akan diizinkan selama musim hujan, dan pada waktu
lainnya hanya dengan izin tertulis dari Direksi.

(c) Dimana timbunan akan diperlebar, maka lereng timbunan yang ada harus
dipersiapkan dengan mengeluarkan semua tumbuh-tumbuhan permukaan
dan harus dibuat bertangga sehingga timbunan yang baru terikat pada
timbunan yang lama hingga memuaskan Direksi. Timbunan yang diperlebar
kemudian harus dibangun dalam lapisan horizontal sampai pada ketinggian
tanah dasar. Tanah dasar harus ditutup dengan sepraktis dan secepat
mungkin dengan lapis pondasi bawah sampai ketinggian permukaan yang
direncanakan untuk mencegah pengeringan dan kemungkinan peretakan
permukaan.

3. Pemadatan

Halaman - 16 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

(a) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan maka setiap


lapisan harus dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat yang
cocok dan layak serta disetujui Direksi sampai mencapai kepadatan yang
memenuhi persyaratan.

(b) Pemadatan tanah timbunan akan dilakukan hanya bila kadar bahan-bahan
berada dalam batas antara 3 % kurang daripada kadar air optimum sampai
1 % lebih daripada kadar air optimum.

(c) Semua timbunan batuan harus ditutup dengan sebuah lapisan atau lapisan
dengan tebal 200 mm dari bahan-bahan yang bergradasi baik yang berisi
batu-batu tidak lebih besar dari 50 mm dan mampu mengisi semua sela-sela
bagian atas timbunan batuan.

(d) Setiap lapisan timbunan yang ditempatkan harus dipadatkan sebagaimana


ditentukan, diuji untuk kepadatan dan diterima oleh Direksi, sebelum lapisan
berikutnya ditempatkan.

(e) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai/dimasuki oleh alat berat
pemadat yang dipakai, harus ditempatkan dalam lapisan horizontal dari
bahan-bahan lepas tidak lebih dari 150 mm tebal dan seluruhnya dipadatkan
dengan menggunakan alat pemadat tangan mekanis/stamper yang disetujui.

2.5.4 JAMINAN KUALITAS

1. Pengawasan Kualitas

(a) Jumlah data penunjang untuk hasil pengujian yang diperlukan untuk
persetujuan awal kualitas bahan-bahan harus sebagaimana diarahkan oleh
Direksi, tetapi harus termasuk semua pengujian yang relevan yang telah
ditentukan di atas, sekurang-kurangnya tiga contoh yang mewakili sumber
bahan-bahan yang diajukan, yang terpilih untuk mewakili serangkaian
kualitas bahan-bahan yang akan diperoleh dari sumber-sumber.

(b) Menyusul persetujuan mengenai kualitas bahan-bahan timbunan yang


diajukan, maka pengujian kualitas bahan-bahan tersebut harus diulangi lagi
atas kebijaksnaan Direksi, dalam hal mengenai perubahan yang diamati
pada bahan-bahan tersebut atau pada sumbernya.

Halaman - 17 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

(c) Suatu program rutin pengujian pengawasan mutu bahan-bahan timbunan


harus dilaksanakan untuk mengendalikan keanekaragaman bahan yang
dibawa ke tempat proyek. Jangkauan pengujian tersebut harus sebagaimana
diarahkan oleh Direksi tetapi untuk setiap 1000 meter kubik timbunan yang
diperoleh dari setiap sumber sekurang-kurangnya satu penentuan aktivitas
sebagaimana ditentukan dalam spesifikasi ini.

2. Persyaratan Pemadatan untuk Timbunan Tanah

(a) Lapisan yang lebih dari 300 mm di bawah ketinggian tanah dasar harus
dipadatkan sampai 95 % dari standar maksimum kepadatan kering yang
ditentukan. Untuk tanah yang mengandung lebih dari 10 % bahan-bahan
yang tertahan pada ayakan ¾ inch, kepadatan kering maksimum yang
didapatkan harus disesuaikan untuk bahan-bahan yang berukuran lebih
besar sebagaimana diarahkan oleh Direksi.

(b) Lapisan dengan kedalaman 200 mm atau kurang di bawah ketinggian tanah
dasar harus dipadatkan sampai 100 % dari kepadatan kering maksimum
atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi.

(c) Pengujian kepadatan harus dibuat dan bila hasil setiap pengujian
menunjukkan bahwa kepadatan kurang daripada yang disyaratkan, maka
kontraktor harus memperbaiki pekerjaan tersebut.. Pada timbunan,
sekurang-kurangnya satu pengujian harus dilaksanakan pada setiap
maksimal tiap 200 meter panjang timbunan yang ditempatkan.

2.5.5 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1. Pengukuran

(a) Timbunan tanggul akan diukur sebagai jumlah meter kubik bahan-bahan
yang dipadatkan yang diterima lengkap ditempat. Kuantitas volume yang
diukur harus didasarkan pada gambar penampang melintang yang disetujui
dari profil tanah atau profil galian sebelum suatu timbunan ditempatkan
serta pada garis, kelandaian dan ketinggian dari pekerjaan timbunan akhir
yang ditentukan dan disetujui. Metode perhitungan volume bahan-bahan
harus merupakan metode luas bidang ujung rata-rata, dengan

Halaman - 18 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

menggunakan penampang melintang dari pekerjaan yang berjarak tidak


kurang dari 50 m.

(b) Timbunan yang ditempatkan diluar garis dan penampang melintang yang
disetujui, termasuk setiap tambahan timbunan yang diperlukan sebagai
akibat pekerjaan bertangga sehingga terjadi pengikatan timbunan baru dan
lama pada lereng sebagai akibat penurunan pondasi, tidak akan dimasukkan
kedalam volume yang akan diukur untuk pembayaran kecuali dimana :

i. Timbunan diperlukan untuk mengganti bahan-bahan yang kurang


sesuai atau lunak yang digali atau untuk mengganti bahan-bahan,
batuan atau bahan keras lainnya yang digali menurut Spesifikasi ini.

ii. Tambahan timbunan yang diperlukan untuk memperbaiki pekerjaan


yang tidak stabil atau gagal akibat gerusan banjir atau menjadi lunak
setelah pekerjaan selesai dan diterima Direksi.

(c) Timbunan yang digunakan di luar batas Kontrak dari konstruksi timbunan
atau untuk mengubur bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat atau tidak
terpakai, tidak akan dimasukkan dalam pengukuran Timbunan.

(d) Bila bahan-bahan galian digunakan untuk Timbunan maka bahan-bahan ini
akan dibayar sebagai Timbunan didalam spesifikasi ini.

2. Pembayaran

Jumlah timbunan yang diukur sebagaimana ditentukan di atas, beserta jarak


pengangkutan yang diperlukan, harus dibayar untuk setiap satuan pengukuran
dari Jenis Pembayaran yang terdaftar di bawah dan terlihat didalam Jadual
Penawaran untuk Harga Penawaran, dimana harga tersebut akan merupakan
kompensasi penuh untuk mendapatkan, menyediakan, menempatkan,
menghamparkan, memadatkan, menyelesaikan dan menguji bahan-bahan, dan
semua biaya lainnya yang diperlukan atau biasa untuk penyelesaian yang layak
dari pekerjaan yang diuraikan dalam spesifikasi ini.

Halaman - 19 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

Jenis
Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran
No.
1 Timbunan Biasa Meter kubik
2 Timbunandengan Material Meter kubik
Terpilih

Halaman - 20 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

PEKERJAAN PASANGAN

3.1 PASANGAN BATU KALI/GUNUNG 1:4


 Pasangan batu dipakai untuk pekerjaan saluran dan bangunan di
saluran maupun pada bendung sesuai dengan yang di rencanakan.


 Batu yang di gunakan untuk pasangan harus yang memiliki kekerasan
yang baik (bukan batu apung atau batu kapur) sehingga tidak mudah
pecah. Batu harus bersih dari kotoran yang dapat mengurangi daya
lekat semen seperti tanah atau lumpur dan memiliki batuan yang
memiliki banyak permukaan.

Halaman - 21 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

 Diameter batu yang di gunakan di sesuaikan dengan ketebalan


pasangan konstruksi dimana tidak melebihi 80 % tebal konstruksi,
tetapi tidak juga terlalu kecil sesuai petunjuk direksi.


 Spesi yang di gunakan adalah campuran antara semen, pasir dan air
dengan perbandingan 1(satu) bagian semen dan 4(empat) pasir.


 Pencampuran harus menggunakan mollen dengan methode
pencampuran yang standar dan pengadukan harus merata serta
tidak melebihi kapasitas mollen.


 Semen yang di gunakan adalah semen portland (Portland Cement)
yang pada saat di gunakan masih memiliki kualitas yang baik.


 Pasir yang di gunakan harus bersih, tidak berwarna tidak mengandung
bahan bahan yang dapat mengurangi daya lekat semen, seperti bahan
organik, lumpur dan lain lain, serta memiliki gradasi (ukuran butiran)
yang sesuai untuk spesi pasangan batu kali.


 Air yang di gunakan harus yang bersih, tidak berwarna tidak
mengandung bahan bahan yang dapat mengurangi daya lekat semen.


 Pasangan batu kali yang akan dipasang untuk konstruksi harus di
letakkan diatas dasar yang baik setelah di pasang bowplank sesuai
elevasi dan dimensi konstrksi sebagai pedoman kerja.


 Pada saat pemasangan, antara batu dengan batu tidak boleh
bersentuhantetapi harus di pisahkan oleh spesi (campuran 1:4)


 Pemasangan harus rapi sehingga memudahkan dalam pekerjaan
selanjutnya seper4ti pekerjaan plesteran atau pekerjaan beton.

Halaman - 22 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

 Hasil pekerjaan yang rusak (tidak sempurna) akibat hujan dan lain lain
pada saat pelaksanaan harus di perbaiki kembali oleh kontraktor.

3.2 PLESTERAN

 Dinding, lantai dan top saluran serta bangunan yang konstruksinya di


buat dari pasangan batu kali harus df plester dengan campuran 1(satu)
bahagian semen dan 3 (tiga) bahagiab pasir.


 Permukaan plesteran harus rapi dan tidak bergelombang.


 Semen yang di gunakan harus semen Portland yang masih dalam
keadaan baik pada saat akan di gunakan.


 Pasir yang di gunakan harus bersih dari bahan bahan yang dapat
mengurangi daya lekat antara semen dan pasir, serta memiliki gradasi
yang baik untuk plesteran.


 Air yang di gunakan harus bersih, tidak berwarna, tidak
mengandung bahan bahan daya lekat semen.

Halaman - 23 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

BETON BERTULANG

Pekerjaan beton bertulang harus dikerjakan secara baik sesuai dengan syarat
syarat yang dapat di pertanggung jawabkan secara teknis. Dalam pekerjaan ini
kontraktor perlu memperhatikan hal hal yang menyakut dengan pekerjaan
perancah, bekesting (cetakan), penulangan (pembesian), pembuatan mortal
(adukan beton), pengecoran dan pemeliharaan.

4.1 PERANCAH/BEKESTING
 Perancah harus mampu menahan beban beton bertulang yang ada di atasnya
dan juga harus memperhitungkan bahan bahan lain yang ada di atasnya
seperti orang, bahan dan alat penunjang pekerjaan dan lain lain.

Halaman - 24 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

 Cetakan (Bekesting) di buat sesuai dengan dimensi konstruksi pada gambar


rencana.

 Bekesting di buat dari bahan yang baik dan pembuatanya harus sempurna
sehingga dimensi konstruksi tidak berubah dari rencana. Untuk itu bekesting
harus dilengkapi dengan pengaku sehingga bentuknya tidak berunah saat
pengecoran.

 Permukaan bekesting bahagian dalam harus licin sehingga beton tidak perlu
lagi di pelester setelah bekesting di buka.

4.2 PENULANGAN (PEMBESIAN)

 Pekerjaan pembesian harus mengikutyi gambar rencana dan


harus mengikuti standar pembesian yang di setujui oleh direksi
baik pemotongan, pembengkokan, sambungan, selimut beton dal
lain sebagainya.


 Diameter besi harus sesuai dengan gambar rencana dan apabila ada
perubahan harus ada persetujuan direksi.


 Pemotongan besi tidak boleh dilakukan diatas bekesting.


 Pembesian dapat di rangkai di luar, kemudian di letakkan diatas bekesting
untuk pekerjaan yang ringan seperti plat playanan dan lain lain, tetapi
untuk pekerjaan yang besar seperti penutup saluran, talang atau
jembatan, merangkai besi dapat dilakukan langsung di dalam / di atas
bekesting.

Halaman - 25 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

4.3 MORTAL (ADUKAN BETON)

 Spesi yang di gunakan adalah antara semen, pasir, kerikil, air dengan
perbandingan 1(satu) bahagian semen 2(dua) bahagian pasir 3(tiga) bahagian
kerikil.

 Campuran harus menggunakan mesin pengaduk (mollen) dengan methode
campuran yang standar dan pengadukan harus merata serta tidak melebihi
kapasitas mollen.

 Campuran harus memiliki slump yang baik sehingga tidak terjadi pemisahan
material dan kesulitan dalam pengecoran sehingga dapat mengurangi mutu
beton.

 Semen yang di gunakan adalah semen Portland yang pada saat di gunakan masih
memiliki kualitas yang baik.

 Pasir dan kerikil yang di gunakan harus bersih dari bahan bahan yang dapat
mengurangi daya lekat semen seperti beton organik, lumpur, dan lain lain.

 Bahan pasir dan kerikil harus memiliki gradasi (ukuran butiran) yang baik.

 Air yang di gunakan harus bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan
bahan yang dapat mengurangi daya lekat semen.

 Semua proses pembuatan mortal ini harus sepengetahuan dan persetujuan
direksi.

 Adukan beton harus sesuai dengan PBI Tahaun 1971.

4.4 PENGECORAN

 Pengecoran tidak di ijinkan dalam keadaan cuaca yang tidak


baik dimana direksi memperkirakan pengecoran tidak sesuai.

 Pekerjaan pengecoran dapat di mulai setelah mendapat persetujuan
direksi.

 Sebelum memulai pengecoran pelaksanaan harus memeriksa
kembali perancah bekesting dan pembesian.

Halaman - 26 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

 Bekesting harus di bersihkan terlebih dahulu dari sisa bahan


bahan yang tidak terpakai atau kotoran lainnya.

 Selimut beton harus di jaga sesuai dengan ketentuan yang di tetapkan
oleh direksi baik pada saat pengecoran maupun pada saat
pelaksanaan pengecoran.

 Direksi dapat menolak adukan beton (Mortal) yang sudah tidak baik
akibat berbagai sebab antara lain sudah mulai mengeras, lebih dari 30
menit tidak di gunakan setelah pengadukan, terlalu lama pengankutan
dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran dan sebab lainnya.

 Mortal tidak boleh di jatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,5 m dan bila
ketinggian melebihi 1.5 m maka harus menggunakan pipa atau talang.

 Pada saaat pelaksanaan pengecoran maka adukan beton yang ada
di dalam bekesting harus di getarkan dengan alat atau di colok colok
dengan kayu untuk pekerjaan yang ringan.

 Pengecoran harus sempurna lebar, panjang, tinggi harus sesuai
dengam rencana.

 Pengecoran denganm jumlah yang besar hanya boleh berhenti
pada tempat tertentu yang di setujui direksi.

 Semua proses pengecoran ini harus sepengetahuan dan persetujuan
direksi.

4.5 PEMELIHARAAN

 Pelaksanaan harus melakukan pemeliharaan beton bertulang dari mulai


selesai pekerjaan pengecoran sampai dengan pembukaan prancah dan
bekesting.

 Setelah pengecoran selesai, beton harus dilindungi dari hal hal
yang dapat merusak seperti hujan lebat dan lain lain.

 Beton yang sudah keras setelah pengecoran harus dibasahi (disiram
atau di genangi) air untuk memenuhi kebutuhan air pada beton
pada saat proses pengerasan.

Halaman - 27 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

 Perancah dan bekesting baru dapat dibuka pada saat umur beton
mencapai minimal 28 hari setelah pengecoran.

 Sebelum umur beton tercapai beton tersebut belum dapat di
bebani terutam kendaraan dan lainnya.

 Semua proses pemeliharaan ini harus sepengetahuan dan
persetujuan direksi.

4.6 PINTU AIR

Bahan pintu harus dari baja yang berkualitas baik, pintu air yang di
gunakan menurut ukuran standar barata dan sesuaikan dengan gambar
bangunan air yang telah ada dilapangan ataupun yang akan di bangun.

4.7 DRAIN HOLE

Drain hole dipasang yang dapat memiliki tekanan air tanah dan berfungsi
untuk mengalirkan air tersebut untuk mengurangi tekanan air tanah.
Pemasangannya harus sesuai dengan penetapan direksi / Pengawas yang
ditunjuk direksi. Pada bagian belakangnya di balut ijuk dan di beri lapisan
pasir sebagai peresap air dan menyaring tanah. Panjang pipa drain hole
harus melebihi tebal pasangan.

Halaman - 28 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

PEKERJAAN
PERPIPAAN

5.1 UMUM

1. Uraian

Penyedia jasa pengadaan harus menyediakan dan menyertakan semua


pipa dan fitting, valve, coupling, meter, mur, baut, gasket, material
penyambung dan bahan pelengkap sebagaimana dirinci dalam daftar kualitas
dan bahan atau dalam gambar /drawing. Penyedia Jasa Pengadaan harus
menyediakan perpipaan dari semua material sebagaimana dirinci disini dan
ditunjukan dalam daftar kuantitas bahan. Semua pipa, fitting, valve dan
perlengkapan lainnya harus sesuai dengan untuk pemakaian di daerah tropis,
beriklim lembab dan bersuhu udara 32oC.

2. Penerbitan Detail Konstruksi

Halaman - 29 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

Referensi pada standard dalam dokumen lelang ini dimaksudkan untuk


memberikan gambaran mengenai jenis dan kualitas material yang diminta. Semua
material yang ditawarkan harus produksi dalam negeri dengan Standard Nasional
Indonesia (SNI). Bila ternyata belum ada SNI untuk produk tertentu atau belum
dibuat didalam negeri, maka yang ditawarkan dapat menggunakan standard lain,
dengan syarat bahwa kualitas keseluruhan sekurang-kurangnya sama dengan apa
yng ditetapkan dalam dokumen lelang ini. Semua material yang dikirim harus seratus
persen baru (bukan material bekas), dalam kedaan baik dan memenuhi syarat
spesifikasi teknis yang ditentukan. Barang atau peralatan yang diproduksi didalam
negeri atau berasal dari luar negeri dan sudah diatur dalam SNI maka
barang/peralatan tersebut wajib memiliki Standard Nasional Indonesia(SNI).
Bilamana jenis barang atau peralatan tersebut belum diatur dalam Standar Nasional
Indonesia, maka barang atau peralatan tersebut harus memiliki standar-standar
sebagai berikut :
ISO - International for Standardization Organization
JIS - Japanese Industrial Standard
BS - British Standard
DIN - Deutsche Industrie Norm
AWWA - American Water Works Association
ASTM - American Society for Testing and Material
ANSI - American National Standard Institute.

3. Pekerjaan yang Berhubungan yang Ditetapkan Dibagian Lain

(j) Galian
(k) Timbunan

4. Pelaporan

(a) Dua contoh batu untuk isi bronjong dengan lampiran hasil pengujian
seperti yang disyaratkan dalam pasal 5.6.2 (2) dibawah.

(b) Contoh dari keranjang kawat / bronjong dengan sertifikat dari pabrik
pembuat bila ada.
5.2 MATERIAL

1. Kawat Bronjong

(a) Harus terbuat dari Baja berlapis seng yang memenuhi AASHTO M 279
kelas 1, dan ASTM A 239. Lapisan seng minimum haruslah 0.26 kg/m2.

(b) Karakteristik kawat bronjong adalah :

- Tulangan tepi 5 mm, 6 SWG


- Jaringan 4 mm, 8 SWG
- Pengikat 2.1 mm, 14 SWG
- Kuat Tarik 4200 kg/cm2
- Perpanjangan 10%

(c) Anyaman : anyaman haruslah merata berbentuk segi enam yang


teranyam dengan tiga lilitan dengan bukaan kira-kira 80 mm x 60 mm
yang dibuat sedemikian sehingga tidak kusut dan dirancang sedemikian
untuk diperoleh fleksibilitas dan kekuatan yang diperlukan. Tulangan
keliling dari anyaman kawat harus terikat rapih sehingga sambungan

Halaman - 30 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

yang dibentuk oleh ikatan harus sama kuatnya seperti pada badan
anyaman.

(d) Bronjong haruslah satu kesatuan konstruksi dan disediakan dengan


ukuran yang disyaratkan pada Gambar dan dibuat sedemikian sehingga
dapat ditransportasi kelapangan sebelum pengisian dengan batu.

2. Batu

Batu untuk pengisian Bronjong harus terdiri dari batu yang keras dan awet
dengan sifat sebagai berikut :

(a) Nilai hasil pengujian abrasi Los Angeles harus kurang dari 35%.

(b) Berat isi lebih besar dari 2.3.

(c) Absorbsi tidak lebih besar dari 4%.

(d) Sifat ketahanan terhadap sodium sulfat dalam pengujian 5 siklus (daur)
kehilangannya harus kurang dari 10%.

Batu juga haruslah bersudut tajam, berat tidak kurang dari 4.0 kg dan
memiliki dimensi paling kecil 300 mm.

Direksi dapat memerintahkan batu yang ukurannya lebih besar jika


kecepatan aliran sungai cukup tinggi.

5.3 PELAKSANAAN

1. Persiapan

Galian harus memenuhi spesifikasi Galian, Galian termasuk kebutuhan kunci


kaki untuk pasangan batu bronjong. Seluruh permukaan yang dipersiapkan
harus disetujui oleh Direksi sebelum penempatan bronjong.

2. Penempatan Bronjong

Halaman - 31 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

(a) Keranjang Bronjong harus benar-benar ditegangkan untuk memperoleh


bentuk serta posisi yang benar dengan memakai batang penarik atau ulir
penarik kecil sebelum mengisinya dengan batu. Sambungan antara
keranjang-keranjang haruslah sekuat seperti anyaman itu sendiri. Masing
masing segi enam harus menerima paling sedikit dua lilitan kawat
pengikat dan satu lilitan minimum pada segi enam tulangan tepi. Paling
sedikit 15 cm kawat pengikat harus ditinggalkan sesudah pengikatan
terakhir dan dibengkokkan kedalam keranjang.

(b) Batu harus ditempatkan satu demi satu sehingga kepadatan maksimum
diperoleh dan rongga seminimal mungkin. Bila masing-masing gabion
terisi setengahnya, dua kawat penarik berkedudukan mendatar dari muka
kebelakang harus dipasang. Keranjang selanjutnya diisi sedikit berlebih
untuk antisipasi penurunan. Batu pada sisi muka yang berhadapan
dengan kawat harus bermuka rata dan bertumpu pada kawat.

(c) Setelah pengisian tepi dari tutup harus ditarik dengan batang penarik
atau ulir penarik pada bagian atasnya dan diikat.

(d) Bila keranjang dipasang satu diatas yang lainnya sambungan vertikal
harus dibuat selang seling.

5.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1. Pengukuran

Kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter kubik dari
Bronjong diisi batu telah lengkap terpasang dan diterima. Dimensi yang
digunakan untuk menghitung kuantitas ini haruslah dimensi nominal dari
masing-masing keranjang bronjong seperti yang diuraikan dalam Gambar atau
yang diperintahkan Direksi.

2. Pembayaran

Kuantitas yang ditetapkan seperti diatas harus dibayar pada Harga Kontrak
per-satuan pengukuran untuk Jenis Pembayaran yang terdaftar dibawah dan
terlihat dalam Jadual Penawaran yang mana harga dan pembayaran akan

Halaman - 32 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

merupakan kompensasi penuh untuk seluruh galian dan timbunan yang


diperlukan, penyediaan, pembuatan dan penempatan semua bahan-bahan
termasuk seluruh pekerja, peralatan, perkakas, pengujian dan pekerjaan atau
biaya lainnya yang diperlukan atau biasa untuk penyelesaian yang
memuaskan dari pekerjaan yang diuraikan Gambar dan Spesifikasi ini.

Jenis
Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran
No.
1 Bronjong Meter kubik

Halaman - 33 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

KETENTUAN LAIN

6.1 PENAMBAHAN PEKERJAAN

 Semua pekerjaan yang menyimpang dari perencanaan harus dimintakan


advis kepada perencana yang di setujui direksi.

 Segala sesuatu yang belum/tidak tercantum dalam spesifikasi teknis
dan gambar kerja, demi kesempurnaan bangunan telah dianggap telah
di tetapkan.

6.2 RENCANA KERJA

Halaman - 34 -
SPESIFIKASI TEKNIS Technical Specification

 Pemborong harus membuat rencana kerja yang jelas sehingga


pelaksanaan sesuai dengan timeschedule yang telah di buat.

 Dengan demikian di harapkan keterlambatan proyek dapat dihindari.

6.2.1 BUKU HARIAN

 Buku harian harus di isi setiap hari yang berisi kapasitas kerja,
kemampuan kerja setiap hari, cuaca, pemasukan bahan,
catatan kejadian, dan peringatan peringatan direksi.

 Buku harian ini di buat dan di tandatangani oleh pengawas
lapangan dari kontraktor dan konsultan pengawas.

 Foto Progres harus di buat guna melengkapi laporan yang bersifat
dokumentasi dalam pelaksanaan pekerjaan mencapai :

1. Pekerjaan 0 %
2. Pekerjaan pada 50 %
3. Pekerjaan pada 100 %
 Foto foto ini di susun rapi dalam rangkap 6 (Enam) yang di serahkan
pada pemberi tugas. Biaya pemotretan ini di tanggung pemborong.

 Selama masa pemeliharaan kontraktor harus menyediakan tenaga kerja
untuk merawat pekerjaan yang telah dilaksanakan.

Halaman - 35 -

Anda mungkin juga menyukai