Anda di halaman 1dari 4

TEMBOK PENAHAN

I. PERSYARATAN PELAKSANAAN

UMUM

1. Pembuatan Papan Nama Proyek


Berisikan informasi :
2. Pengukuran
Pekerjaan bouplank yang merupakan panduan untuk menentukan as & peil tembok penahan.
2.1. Gunakan patok tiang tinggi ± 0.75 m dengan kayu dolken atau kasau 5/7 cm setiap 5 m,
untuk dudukan papan bouplank ukuran 2/20 cm
2.2. Bagian atas papan bouplank diserut rata.
2.3. Permukaan bouplank harus pada posisi horizontal,cek dengan selang berisi air.
2.4 Tentukan as tembok penahan dengan menarik benang diantara dua paku, diatas bouplank.

A. PEKERJAAN TANAH

A.1 Pembersihan Semak


1. Tumbuh-tumbuhan dan humus yang terdapat pada tanah dasar perlu dipotong / dikupas
dan dibuang.Jika tidak dilakukan tumbuh-tumbuhan akan membusuk dan menjadi humus.
Tanah humus tidak dapat dipadatkan dan memiliki sifat seperti busa / naik turun. Berarti
tembok penahan yang dibangun diatas lahan tersebut akan mudah rusak.
2. Sesudah membuang bahan yang tidak sesuai, jika terdapat pohon besar perlu dikeluarkan
termasuk bagian pohon yang ada sampai kedalaman 60-100 cm dibawah permukaan tanah
asli. Jika tidak dilakukan bagian pohon tersebut akan membusuk dan tembok penahan
akan rusak.

A.2 Galian Tanah Biasa


1. Galian dilakukan oleh tenaga buruh, sesuai lokasi dimana perlu digali serta volume yang
perlu digali.
2. Galian perlu dilakukan sesuai gambar dan tanah galian tersebut perlu dibuang diluar lokasi
kerja ataupun sesuai instruksi yang diberikan pemilik proyek.
3. Pada saat galian, perhatian khusus galian tidak boleh dibiarkan tergenang air terlalu lama,
air yang tinggal akan masuk pada tanah dasar yang ada dibawahnya, dan merusaknya
(daya dukung tanah-CBR, menurun).
4. Permukaan galian harus sesuai gambar dan padat (jika perlu, dipadatkan).

A.3 Urugkan Kembali Tanah Galian


1. Seluruh lubang yang terdapat pada permukaan tanah / bekas galian setelah pekerjaan
struktur selesai ditimbun kembali dengan bahan yang sesuai dan dipadatkan.
2. Tebal lapisan perlu dipadatkan sesuai alat pemadat yang digunakan.
3. Permukaan dari setiap lapisan yang dibangun harus rata dan memiliki kemiringan yang
sesuai agar air akan mengalir dengan mudah dan tidak tertinggal dalam daerah yang
rendah. Jika air tertinggal akan masuk dalam bagian timbunan dan mudah merusaknya.
4. Bahan yang digunakan pada timbunan harus bebas dari kotoran, akar, lempung dan
seluruh bahan lain yang berpengaruh pada kekuatan ataupun umur manfaatnya.
B. PEKERJAAN STRUKTUR

B.1 Pasangan Batu Cadas


1. Batu cadas yang dipakai harus keras, dengan ciri-ciri bila dijatuhkan (secara gravitasi)
kesesama batu cadas dari ketinggian 1 m dan tidak terjadi pecah, maka batu cadas tersebut
dapat dipakai.
2. Ukuran dimensi pasangan disesuaikan dengan gambar kerja.
3. Susunan batu cadas membentuk siaran yang menutupi / zig-zag, tidak menerus.
4. Lapisan mortar batu cadas menggunakan campuran 1 pc : 4 psr.
5. Tiap lapis / permukaan batu cadas harus dilapisi mortar.

B.2 Plesteran
1. Sebelum adonan dihamparkan pada permukaan lantai / dinding / permukaan tanah, perlu
diperhatikan bahwa permukaan tersebut berada di dalam kondisi lembab (air tidak lebih).
Jika permukaan kering, air yang ada di dalam adonan akan diisap oleh permukaan
tersebut, yaitu kekuatan dari adonan akan menurun. Jika airnya lebih, akan mencampur
dengan adonan, yaitu air di dalam adonan akan lebih, berarti kekuatannya menurun.
2. Permukaan harus kasar, agar adonan akan melekat baik. Jika perlu dikasarkan.
3. Permukaan plesteran harus rata, tetap ada di dalam bidang vertical ataupun horizontal
seperti yang diperlukan dan tebalnya harus sesuai dengan rencana, menggunakan
campuran 1 pc : 4 psr.
4. Pada saat adonan mengering akan muncul retak-retak susut, yang perlu ditutup ulang
sebelum permukaannya mongering betul.
5. Setelah selesai, sekurang-kurangnya 5 hari berikut permukaannya perlu disiram beberapa
kali tiap hari agar berada dalam kondisi basah, ataupun ditutup dengan goni yang basah.

II. PERSYARATAN BAHAN

1. Air - Air bersih (sebaiknya yang dapat di minum).


- Tawar (bukan air laut).
- Tidak mengandung minyak, asam, alkali, garam, bahan
organic atau bahan-bahan lainnya.

2. Pasir Urug - Bukan Pasir Laut.


- Tidak mengandung lempung, lumpur & bahan2 lainya.

3. Pasir Pasang - Bukan Pasir Laut.


- Terdiri dari butir-butir tajam dan keras.
- Tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
- Tidak mengandung lumpur, bahan-bahan organis & bahan
lainnya.
- Modulus kehalusan 0.3 – 4.8 mm.

4. Batu Kali / Gunung - Tidak tercampur pasir.


- Max 10 – 15 cm.
- Berwarna abu-abu kehitaman & tidak berpori.

5. Semen (PC) - Dalam kantong masih tersegel.


- Kantong tidak ada kecacatan (robek, berlubang, dll).
- Tidak mengeras.
- Tidak basah.
6. Kayu (u/bouplank) - Digunakan kayu kelas III atau kelas IV (atau yang setara)
- Usia tebang / tua.
- Kering.
- Tidak cacat (tidak keropos, retak, terkelupas, belubang).
- Tidak bermata.
- Lurus, tidak bengkok / melendut.
- Kayu legal dilengkapi sertifikat dari lembaga berwenang.

III. PERSYARATAN PERALATAN

1. Meteran - Ukuran dalam meter dan inchi tertera jelas & akurat.
- Masih layak pakai.

2. Pacul - Bahan utama dari besi berbentuk melebar & pipih,


bertepi tajam.
- Pegangan dari kayu, panjang sekitar 70-80 cm.
- Letak bagian logam dengan kayu seperti tegak lurus.
- Masih dapat berfungsi baik (sambungan kayu dengan
logam tidak mudah lepas, aman digunakan).

3. Sekop - Bahan utama dari besi berbentuk melebar & pipih.


- Pegangan dari kayu, panjang sekitar 70-80 cm.
- Letak bagian logam dengan kayu seperti tegak lurus.
- Masih dapat berfungsi baik (sambungan kayu dengan logam
tidak mudah lepas, aman digunakan).

4. Linggis - Bahan utama dari besi bulat panjang diameter sekitar 1”.
- Ujung yang satu runcing pipih, yang lainnya tumpul atau
seperti pengait kayu.
- Panjang sekitar 70-80 cm.

5. Waterpas Kecil - Alat jadi, dengan ukuran 10 x 30 x 5 cm dengan lubang


pengintai air. .
- Masih dapat berfungsi dengan baik.

6. Martil / Palu - Bahan pemukul terbuat dari bahan besi dengan kedua
permukaan untuk memukul atau salah satu berupa alat
pengait paku.
- Masih dapat berfungsi dengan baik.

7. Tang - Bagian pangkal sebagai pegangan & unjung lainnya


Sebagai penjepit, terbuat dari besi.
- Untuk kegiatan kelistrikan, pegangan dilapisi plastic
campuran karet.
- Masih dapat berfungsi dengan baik.

8. Gergaji Kayu - Terbuat dari besi,berbentuk pipih lebar & bergerigi tajam
tajam, dgn pegangan dari kayu atau campuran plastik.
- Jika gerigi tidak tajam lagi, bisa diasah ulang.
- Masih dapat berfungsi dengan baik.

9. Gergaji Besi - Terbuat dari besi,berbentuk pipih kecil memanjang dan


bergerigi tajam, dgn pegangan dari kayu atau campuran
plastik.
- Jika gerigi tidak tajam lagi, bisa diasah ulang.
- Masih dapat berfungsi dengan baik.
- Gerigi lebih kuat & tajam disbanding gergaji kayu.

10. Alat Bandul / Lembam - Terdiri atas benang dan bandul pemberat dari logam/ besi
- Alat cukup dipegang tangan atau di gantung di tempat yang
tinggi hingga bandul dapat menggantung bebas.

11. Selang air - Berupa pipa selang plastic warna bening diameter sekitar
1/2” atau 1/4”, panjang sesuai kebutuhan.
- Tidak cocok (bocor, tersumbat, dll).

12. Gerobak Sorong - Berupa gerobak dari plat besi tipis dlm bentuk cekungan,
dilengkapi dengan 1 roda dan pegangan diujung lainnya.
- Masih dapat berfungsi dengan baik.

13. Siku Besi / Logam - Terbuat dari besi/logam,dilengkapi dengan ukuran metrik
dan inchi, panjang maksimum 30 cm & penyikunya lebih
pendek.

14. Cetok Semen / Mortal - Bahan dari logam tipis dengan pegangan kayu.
- Masih dapat berfungsi dengan baik.

15. Palet Kayu - Bahan dari kayu, dengan pegangan kayu, panj. ± 30 cm.
- Masih dapat berfungsi dengan baik.

16. Alat Serut Kayu / Ketam - Berbentuk kotak kayu utuh dilengkapi dengan pegangan,
dan lubang untuk letak baja tajam.
- Letak baja dapat diatur sesuai ketebalan kayu yang akan
diserut.
- Masih dapat berfungsi dengan baik.

17. Alat Bantu Lainnya - Sesuai kebutuhan, misalnya : kikir,parang, obeng,


ember dll.

Anda mungkin juga menyukai