Anda di halaman 1dari 8

3.4.

GENTING YANG DIBAKAR


Proses pembuatannya sama dengan batu bata yg dibakar, hanya bahannya adalah tanah liat gemuk,
sedangkan pengerjaannya bisa dengan mesin maupun tangan.
Untuk proses pembuatan dengan tangan, tanah liat yg baru diambil direndam dulu dalam suatu
tempat berisi air selama sehari, setelah itu diambil dan dicampur dengan pasir, diaduk sampai merata
lalu didiamkan selama beberapa jam.
Bila dianggap cukup liat, maka dibuat plat tanah liat dengan alat cetakan dari kayu, plat ini kemudian
diletakkan di atas cetakan dari kayu yg berbentuk genting, kemudian dari atas ditekan dengan
cetakan lain yg berbentuk sama hingga plat tanah liat ini memperoleh bentuk yg seharusnya,
kelebihan tanah liat dipotong dengan bambu tipis.
Proses selanjutnya adalah dikeringkan di bawah atap dengan diberdirikan berderet selama 5 hari;
setelah itu dikeringkan di bawah sinar matahari hingga berwarna coklat mentah.

Proses berikutnya adalah pembakaran selama 14 hari; genting yg dibuat dengan mesin hasilnya lebih
halus.
Pemilihan genting dilakukan bersamaan waktunya dengan pembongkaran, dipisahkan dalam 5
golongan, yaitu :
1. Tanpa cacat dan indah warnanya
2. Tanpa cacat tapi kurang indah warnanya
3. Cacat sedikit dan kurang indah warnanya
4. Pembakaran kurang masak
5. Retak, pecah atau melengkung
Pengujiannya adalah dengan jalan mengetuk dengan jari tengah, bila berbunyi nyaring berarti masak,
demikian juga bidang pecahan harus berwarna muda.
Ada juga genting yg diberi glasir (lapisan pengkilat), untuk itu ada 2 cara, cara ke 1 bahan glasir
disemprotkan pada genting yg masak, cara 2 bahan glasir dari timbal disapukan pada genting yg
belum dibakar, setelah pembakaran hasilnya tidak berwarna; kemudian genting disapu / diolesi lagi
dengan zat warna glasir dan dibakar kembali untuk melekatkan warna glasir tersebut.
Genting ini lebih mahal karena warnanya indah dan lebih kuat karena dibakar 2 kali.

Pemeriksaan / pengujian genting di laboratorium harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :


1. Pada perendaman air setinggi 30 mm selama 6 jam, setelah diangkat dan dikeringkan, bila dialiri air
di atasnya tidak boleh tembus air.
2. Genting kering tersebut bila direndam air setinggi 100 mm selama 3 hari, setelah diangkat dan
dikeringkan, bila dialiri air di atasnya tidak boleh ada tetesan air di bawahnya.
3. Sehabis pengujian, ukuran genting harus tetap.
4. Bila genting diletakkan di atas tumpuan berjarak 20 cm, bila diberi beban di atasnya tidak boleh
patah / pecah sebelum beban mencapai 150 kg.
Jenis-jenis genting adalah sebagai berikut :
• Genting yg dicetak dengan tangan, misalnya genting belanda, genting friesland pipih dan genting
friesland berombak.
• Genting yg dicetak dengan mesin, misalnya genting belanda yg diperbaiki, genting kembar, genting
roma, genting gotik, genting boulet, genting tuiloa du nord.
• Genting yg ukurannya besar, misalnya genting mulden yaitu genting rapat air terdapat alur di
tengah genting.
• Genting sederhana, misalnya genting batu tulis, bentuknya ada yg segi 4 panjang dan ada yg salah
satu ujungnya bundar.
• Genting yg pemakaiannya sedikit, yaitu genting untuk bubungan, misalnya genting bubungan
bundar, genting bubungan tiga sisi, genting bubungan tiga pelana, genting bubungan ornamen dan
genting bubungan sisik.

3.5. GENTING YANG TIDAK DIBAKAR


Jenis-jenisnya adalah :
1. Genting Semen / Beton
Dibuat dari campuran semen, agregat halus, air dengan atau tanpa tanah kapur, tras, pigmen dan
bahan pembantu lainnya yg dibuat sedemikian rupa hingga bisa digunakan sebagai atap.
Persyaratan yg harus dipenuhi adalah panjang, lebar dan tebal harus sesuai, panjang efektif harus
sesuai jarak reng dari luar ke luar, tebal genting minimal 8 mm, harus ada kaitan untuk mengait
reng, harus mempunyai topangan tepi yg lebarnya murang dari 25 mm dan paling sedikit
mempunyai 1 alur air.
Persyaratan mutu yg harus dipenuhi adalah permukaan atas harus mulus, tidak ada retak, kuat
lentur 60 – 120 kg, daya serap air maksimum 10% berat, tidak boleh ada rembesan pada bagian
bawah.
2. Genting Kaca
Proses pembuatannya seperti pembuatan kaca, hanya cetakannya yg berbeda.

3. Genting Logam
Jarang sekali dipakai karena mahal dan berat, terbuat dari plat logam segi 4.

4. Asbes Semen
Adalah campuran antara asbes dengan semen atau bahan pengikat hidrolis lainnya ditambah air
dengan atau tanpa bahan tambahan lain, dibentuk lembaran rata atau bergelombang, digunakan
untuk penutup atap, langit-langit dan dinding.
Persyaratan yg harus dipenuhi adalah :
1. Lembarannya harus mempunyai potongan yg lurus, rata, sama tebal dan tidak berkerut.
2. Permukaan lembaran harus tidak menunjukkan retak, kerut atau cacat lain.
3. Lembaran harus mudah dipotong, digergaji atau dipaku tanpa menimbulkan retak atau cacat
lain.
4. Untuk lembaran datar, tebal minimum 4 mm, untuk bergelombang menurut standar yg
ditentukan.
5. Penyerapan air maksimum 20% berat.
6. Ketahanan bakar pada suhu 600ºC selama 2 jam harus tetap utuh.
7. Beban hancur pada percobaan lentur, untuk lembaran datar minimal 200 kg, untuk lembaran
bergelombang minimal 170 kg.

Pembuatan asbes semen


1. Serat asbes dibelah-belah, dicampur semen dan air lalu diaduk hingga menjadi bubur dalam tempat
pencampur yg bernama hollander, diberi warna.
2. Dari hollander dialirkan ke tempat pengaduk yg terus menerus mengaduk untuk menghindari
pecahnya bubur tadi.
3. Dari pengaduk tadi dialirkan ke pencampur terakhir, terus dialirkan ke silinder pengayak dari plat
tembaga yg berlubang dan berputar dalam suatu bejana; tiap kali berputar plat pengayak tadi
mengandung bubur setebal 0,2 – 0,3 mm. Air akan mengalir melalui lubang plat pengayak, yang
masih tersisa dihisap oleh pompa vakum.
4. Dengan bulu kempa / ban berjalan / conveyor plat asbes ini dibawa ke pelindis pencetak yg
ditempatkan menyinggung conveyor tadi.
5. Plat asbes semen ini dibawa ke silinder yg lebih besar, ditumpuk sampai ketebalan tertentu,
kemudian dengan plat penekan, tumpukan tadi ditekan hingga menjadi plat setebal yang
dikehendaki.
6. Dengan mesin pemotong, plat tadi dipotong menurut ukuran yg dikehendaki, dipisahkan oleh
kertas-kertas, ditumpuk dalam kereta pengering selama 1 bulan hingga plat asbes mengeras.
7. Untuk plat bergelombang caranya sama, hanya berbeda pelindis pencetaknya; untuk pipa dibuat
dengan pertolongan gulungan logam yg menerima plat tadi.

Asbes semen bisa dikerjakan dengan berbagai cara, untuk membuat plat dengan ukuran yg
dikehendaki bisa dipotong dengan gergaji atau logam yg tajam; bisa juga dicat dengan cat air atau
kalkarium, bila dicat dengan cat minyak harus divernish dulu. Untuk pipa asbes yg mengalirkan air
kotor, sebaiknya dilapisi aspal.

3.6. TEGEL (UBIN) YANG DIBAKAR


Jenis-jenisnya :
1. Plavuizen
Bahan dasarnya adalah tanah liat yg dicetak dengan tangan atau mesin, bagian bawahnya ada alur
untuk melekatkan dengan dasar. Ada yg diglasir dengan warna coklat, kuning, hijau muda
digunakan untuk melapisi kolam, bak mandi.
2. Ubin yg dibakar dengan suhu tinggi
Bahan dasarnya tanah liat, dicetak, diberi tekanan tinggi atau dibakar. Lebih halus dari Plavuizen.
3. Ubin yg dibakar dengan suhu tinggi berganda
Hampir sama dengan no. 2, bedanya tekanannya lebih besar dan suhu pembakaran mencapai titik
lebur. Tidak bisa aus, sangat rata dan kuat sekali.
4. Ubin Klinker Besi
Bahan dasarnya adalah tanah liat yg mengandung besi, dicetak dengan mesin kempa stempel dan
dibakar pada suhu tinggi. Sifatnya tahan terhadap cuaca beku, asam, kuat dan tidak mudah aus.
5. Ubin Chamote
Bahan dasarnya adalah tanah liat chamote, yaitu tanah liat tahan api yg sudah dibakar. Bahan
dasar tadi dihaluskan, dicampur dengan beberapa persen tanah liat biasa sampai menjadi
campuran yg kenyal tapi kering. Campuran tadi dicetak dengan mesin kempa stempel dan dibakar
hingga mendekati titik lebur.

3.7. TEGEL (UBIN) YANG TIDAK DIBAKAR


Keuntungannya adalah mudah dipasang, lebih kuat terhadap tekanan, tidak mudah aus, permukaan
rata, lebih indah dipandang dan mudah dibersihkan.
Bahan dasarnya adalah semen yg bermutu baik dan lambat pengerasannya, pasir murni; untuk
memberi warna, semen untuk lapisan atas dicampur bahan warna yg berupa tepung yg tidak mudah
luntur. Lapisan atas ini terdiri dari semen saja dengan ketebalan 4 – 6 mm, hingga didapat
permukaan yg halus, rata, licin dan keras.
Pencetakan Tegel
1. Semen dan pasir dicampur dalam keadaan kering dengan perbandingan 1 : 3 – 4, kemudian
dicampur air sedikit.
2. Campuran diisikan ke dalam cetakan yg diletakkan di atas mesin kempa hidrolis, banyaknya
diperkirakan hingga setelah ditekan menjadi lapisan setebal 2 cm.
3. Bagian atas dibubuhi semen sebagai lapisan kepala, bisa semen kering bisa semen basah,
banyaknya diperkirakan hingga setelah ditekan 2 kali lapisan seluruhnya menjadi setebal 21/2 – 3
cm.
4. Untuk tegel berwarna, semen untuk lapisan kepala tadi dicampur dulu dengan zat warna yg berupa
tepung dengan perbandingan 1 : 6 – 8.
5. Setelah tegel selesai ditekan lalu ditumpuk mendatar dengan lapisan kepala berada di atas selama
1 hari; setelah itu direndam dalam bak air selama 1 hari, kemudian ditumpuk miring sampai kering
di tempat yg beratap. Setelah kering sempurna maka tegel siap dipakai.

Pengujian Tegel
Tegel jenis ini harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Tegel harus halus dan berstruktur rapat.
2. Permukaan harus betul-betul rata.
3. Bentuk dan ukuran harus tepat.
4. Harus mempunyai pinggiran yg cukup tajam dan tidak rusak.
5. Bila diketuk harus berbunyi nyaring.
6. Sebelum dipakai harus sudah tersimpan lama.
7. DIlihat dari bidang patahan, lapisan aus harus berketebalan minimum 2 mm.
8. Bila dibasahi maka lapisan atas tidak boleh menunjukkan pori-pori.
9. Warna antara tegel yg satu dengan yg lain harus sama.
10. Tegel yg beralur dan yg berkotak-kotak harus tercetak jelas, tajam dan beraturan.
11. Tegel yg diberi lukisan harus menunjukkan lukisan yg jelas, warna tidak boleh tercampur.

Anda mungkin juga menyukai