Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Genteng dan Sejarahnya

Genteng

Genteng adalah atap rumah yg terbuat dari bahan tanah liat pada umumnya. dewasa ini, atap rumah tidaklah hanya

genteng, namun banyak lagi (asbes, aluminium, dll)

Sejarah Genteng

Genteng ditemukan pada awal milenium ke-3 SM di Lerna, Yunani. situs ini berisi ribuan puing-puing ubin terakota yang

jatuh dari atap. Pada periode Mycenaean, atap genteng didokumentasikan untuk GLA dan Midea. Temuan awal

genteng di Yunani kuno yang didokumentasikan berasal dari daerah yang sangat terbatas yaitu sekitar Korintus

(Yunani), di mana genteng mulai menggantikan atap jerami di dua kuil Apollo dan Poseidon antara 700-650 SM.
Karena penyebaran yang sangat cepat, atap ubin tercatat selama lima puluh tahun dalam bukti untuk sejumlah situs

besar di sekitar Mediterania Timur, termasuk Daratan Yunani, Asia Kecil Barat, Selatan dan Tengah Italia. Awalnya,

genteng berbentuk S, berukuran agak besar, beratnya sekitar 30 kg.

Karena pembuatannya lebih mahal dan tenaga kerja yang dibutuhkan tidak sembarangan, serta pengenalan genteng

telah dijelaskan dengan ketahanan api. maka genteng dibutuhkan untuk memberikan perlindungan yang diinginkan di

kuil yang mahal. Penyebaran teknik genteng dapat dikaitannya dengan meningkatnya simultan dari arsitektur yang

monumental di Yunani kuno. dibutuhkan dinding batu untuk mendukung berat atap genteng. dinding digunakan untuk

menggantikan mudbrick dan dinding kayu, karena cukup kuat.

Di Belanda, Produksi gentengdimulai pada abad ke-14 ketika kota

memerlukan perapian. Pada waktu itu kebanyakan rumah terbuat dari kayu dan memiliki atap jerami dan api bisa

membakar seluruh kota. Untuk memenuhi permintaan, pembuat atap genteng mulai memproduksi genteng dengan

tangan. Banyak dari pabrik-pabrik kecil mengatur produksi dekat sungai baik untuk ketersediaan tanah liat serta

kemudahan transportasi.
Genteng atau genting ialah unsur bangunan yang berfungsi sebagai penutup atap, agar bangunan tidak terkena air hujan, panas
matahari dan lainnya. Terdapat beberapa macam genteng penutup atap, misalnya: genteng keramik, genteng beton, genteng kaca dan
genteng bambu.
Definisi dan Bentuk
Genteng keramik ialah suatu unsur bangunan yang berfungsi sebagai penutup atap, yang dibuat dari tanah liat dengan atau tanpa
campuran bahan lain, yang dibakar sampai suhu yang cukup tinggi sehingga tidak hancur jika direndam dalam air. Berdasarkan
bentuknya, genteng keramik dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
a. Genteng lengkung cekung, yaitu genteng dengan penampang yang berbentuk gelombang, tidak simetris dan tidak mempunyai
bagian yang rata.
b. Genteng lengkung rata, yaitu genteng dengan penampang bagian tengah yang rata dan tepi-tepinya melengkung.
c. Genteng rata, yaitu genteng dengan permukaan yang rata, tepi yang satu beralur dan tepi lainnya berlidah, biasanya dibuat dengan
mesin kempa atau press.

Genteng beton ialah unsur bangunan yang dibuat dari campuran bahan-bahan : semen portland, agregat halus, air, dan sering
ditambah dengan kapur, trass, pigmen, dan bahan pembantu lain yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk atap.
Genteng beton harus mempunyai bentuk sama, panjang, lebar dan tebal genteng beton untuk seluruh partai yang diserahkan kepada
proyek harus sama dan seragam. Bentuknya harus sedemikian hingga dapat tersusun rapi dan tidak memungkinkan masuknya air
hujan secara langsung maupun karena tampias.
Genteng kaca ialah suatu unsur yang digunakan sebagai penutup atap yang dibuat dari kaca dengan atau tanpa dicampur dengan
bahan tambahan. Genteng kaca harus mempunyai bentuk dan ukuran seperti genteng keramik atau genteng beton, terutama ukuran
panjang dan lebar yang tidak melampaui toleransi sebesar 1,5 mm.
Genteng bambu ialah genteng yang dibuat dari belahan bambu yang dipotong-potong dengan ukuran panjang kurang lebih sama
dengan panjang minimum satu ruas. Pemotongan bilah bambu (arah memanjang) harus diusahakan sedekat mungkin dengan
bukunya agar bambu tidak mudah pecah akibat beban maupun akibat susut. Bagian dalam harus dibuat rata dengan bagian ruas
dalam. Panjang bambu harus disesuaikan dengan bagian lurus yang terdapat pada bambu yang tersedia. Diameter bambu yang
terlentang harus diusahakan sama besarnya sekitar 7 cm, sedangkan diameter bambu yang tertelungkup (penutup) boleh dibuat sama
dengan bambu yang terlentang atau lebih kecil sampai minimum 4 cm.
Proses Pembuatan Genteng
Proses pembuatan Genteng
Proses pembuatan Genteng di Pancasan di proses melalui beberapa tahapan ;
.
Pertama memilih bahan baku yaitu tanah liat ( lempung ) yang padat supaya
hasil genteng bagus, tidak cepat retak atau pecah pecah. Biasanya di ambil dari
daerah lokal seperti Karangbawang, Kracak dan Banjarnegara.

Kedua memilih Pasir yang halus sebagai bahan campuran, biasanya di ambil
pasir sungai. biasanya di ambil dari daerah lokal seperti sungai Tajum dan
daerah Pesisir Cilacap.

Ketiga Air sebagai bahan Peleburan Tanah liat ( lempung ).

Ketiga Unsur tadi Tanah liat, Pasir dan Air di campur dan di olah dengan
Perbandingan tertentu untuk menghasilkan tanah yang bagus tidak terlau keras
juga tidak terlau lembek.

Peroses Pelembutan Tanah liat


Peroses Pelembutan atau Peleburan Tanah liat, Tanah liat yang sudah di campur
tadi di giling melalui mesin Penggiling yang disebut Molen.

Tanah liat di masukan ke mesin penggiling Molen untuk di jadikan adonan yang
lembut dan Padat.
hasil pelembutan ini sudah menjadi bentuk persegi empat dan siap untuk di
cetak.

Proses Pencetakan
Tanh liat yang sudah di lembutkan tadi dalam bentuk persegi empat di cetak
melalui mesin Press
mesin Press ini masih Manul menggunakan tenaga manusia.

Berbagai macam nentuk cetakan Genteng, cetakan Genteng bias bulat, Genteng
biasa Papak, Morando, Mantili, Kerpus bulat, Kerpus Papak dan Lain lain.

Setelah Pencetakan tadi hasil dari Cetakan genteng di alasi dengan alas Kayu
persegi empat yang sebidang dengan Genteng, yang di sebut dengan Ancak.

Kemudian, di simpan dan di tata di tempat yang bersusun yang di sebut Ederan,
untuk di angin anginkan supaya hasil Genteng tidak bagus.

Proses Pengeringan
Proses Pengeringan Genteng ini masih menggunakan pengeringan Alam yaitu
dengan Penjemuran melalui Panas Sinar Matahari

Proses Pembakaran
PROSES PEMBUATAN GENTENG TANAH LIAT

Proses pembuatan sangatlah mudah tapi membutuhkan tenaga, ketelitian dan tentunya
biaya operasional pembuatan. Mulai dari mencangkul tanah liat, membuat gilingan
dengan molen di cetak kotak kota ukuran 20 cmx 40 cm dan kemudian di pindahkan ke
rak untuka mendapatkan kekeringan, setelah itu di gebleg dan dicetak dengan mesin
cetak press dengan mesin cetak.
Selanjutnya setelah dicetak diptong pinggirnya agar rapih d an di elus dengan minyak
tanah, selanjutnya di kembalikan ke rak-rak sampai dengan 3 hari untuk mendapatkan
kekuatan kerasnya bahan Genteng mentah yang terbuat tanah liat tersebut. Kemudian
seetelah itu di jemur dengan panasnya matahari sampai dengan kering matahari selama
7 jam, biasanya jam 08.00 pagi sampai dengan 15.00 sore.kalau belum kering badan
bahan genteng kiri dan kanan dikeringkan.
Setelah itu dibawa ke tempat pembakaran dengan nama JEBOR, setelah itu kemudian
dengan di bakar kayu dengan suhu belum biasa di ukur. Tapi dengan lama panasnya
pembakaran satu hari untuk pemanasan dengan nyala kecil (digarang) selama 6-8 jam ,
setelah itu kemudian dibakar panas dengan suhu tinggi selama 12 jam. Setelah terlihat
api diatas tungku tobong memerah pembakaran berarti Genteng sudah matang.
Setelah itu dibongkar dari Tobong pembakaran genteng, dan disortir mana yang retak
dan tidak, setelah itu di tumpuk/. Dan genteng disiap dipasarkan,

Keunggulan genteng tanah liat antara lain

1. Lebih dingin

Genteng tanah liat lebih dingin karena genteng konvensional dari tanah atau materi
sejenis itu, dia cenderung menyerap panas dan melepasnya pelan2 (sifat benda
padat).

2. Tidak berisik

Berbeda dengan genteng metal dan seng kalau saat hujan atau angin kencang
terdengar berisik sekali, genteng tanah liat tidak berisik

3. Lebih artistik (indah)


Penggunaan genteng tanah liat lebih indah karuna alur dan glazurnya lebih artistik
disamping bahannya yang berwarna alamiah.

4. Mudah Perawatannya

Karena sifatnya yang keras, ketika genteng diinjak tidak akan pecah. Dan apabila ada
genteng yang pecah dapat langsung diganti karena bisa dijual satuan

Anda mungkin juga menyukai