Anda di halaman 1dari 11

BATU BUATAN

3.1. UMUM
Batu buatan adalah suatu bahan yg oleh manusia dibuat agar mempunyai sifat seperti batu alam, hal
ini bisa didapat dengan jalan membakar atau dengan cara kimia, salah satunya adalah tanah liat.
Tanah liat adalah bahan untuk membuat genting dan batu bata atau batu merah, biasanya yg dipakai
adalah tanah liat yg berasal dari tepi sungai.

Berdasarkan sifat tahan api, tanah liat dibedakan atas :


1. Tanah liat yg tidak bisa meleleh, tahan terhadap panas yg sangat tinggi, biasanya digunakan untuk
membuat peralatan dari besi atau pipa, dipakai sebagai alat cetaknya.
2. Tanah liat yg sukar meleleh, meleleh pada panas yg tinggi, digunakan untuk ubin atau mangkok
tahan panas.
3. Tanah liat yg bisa meleleh, digunakan untuk pembuatan batu bata, genting, pot , dll.

Berdasarkan tempat asalnya, tanah liat dibedakan atas :


• Tanah liat sungai, sebagai bahan endapan yg berkumpul di muara atau di muka muara yang
merupakan penghalang aliran air sungai.
• Tanah liat pegunungan, terdapat di daerah pegunungan

Berdasarkan bahan yg dikandung, tanah liat dibedakan atas :


• Tanah liat kurus, banyak mempunyai campuran pasir, digunakan untuk bahan pembuatan batu bata
• Tanah liat gemuk, banyak mengandung tanah leem, digunakan untuk membuat genting atau pot.
Pemanfaatan tanah liat untuk batu buatan adalah dengan memanfaatkan sifat dapat dicetak dan
membatu sesudah dibakar pada suhu tertentu.
Sebelum tanah liat dicetak untuk batu buatan, maka tanah liat itu harus diolah lebih dahulu melalui
beberapa proses, yaitu :
1. Pembusukan
Tanah liat yg sudah digali dijemur dengan cara menimbun tanah tersebut hingga berupa onggokan.
Kadang-kadang dibalik-balik sambil membuang sisa-sisa tanaman atau hewan agar tidak menjadi
abu waktu pembakaran yg bisa menimbulkan lubang-lubang pada batu buatannya.
2. Pemberian air dan meratakan campuran
Pemberian air tujuannya adalah agar tanah liat menjadi lembek yg untuk selanjutnya mudah diolah;
sedangkan meratakan campuran adalah dengan membalik-balik timbunan.
3. Penghalusan
Maksudnya adalah membersihkan dari batu-batuan, kerikil atau bahan lain yg nantinya bisa
menurunkan mutu-mutu buatan.
4. Mencampur dengan bahan lain yg berupa tepung
Tujuan dari mencampur ini adalah :
a. Membuat tanah liat menjadi kurus hingga tidak terlalu banyak mengerut sewaktu dikeringkan
atau dibakar; bahan pengurus yg biasa dipakai adalah pasir.
b. Mempertinggi daya tahan api, biasanya digunakan campuran tepung grafit dan tepung kokes.
c. Agar didapat batu buatan yg berpori, biasanya dipakai serbuk gergaji, tepung arang, jerami yg
dipotong-potong.
d. Menurunkan derajat lumer.
3.2. BATU BATA YANG DIBAKAR
Pembuatan batu bata yg dibakar ini melalui 3 tahap, yaitu pencetakan dengan tangan atau mesin,
pengeringan kemudian pembakaran.

1. Pencetakan Batu Bata


a. Pencetakan dengan tangan
Tanah liat yg sudah diolah diberi air secukupnya, diaduk dengan sekop hingga cukup liat untuk
dicetak. Alat cetak dibuat dari bingkai kayu atau logam berbentuk 4 persegi panjang; karena
saat pengeringan tanah liat akan menyusut, maka alat cetak harus lebih besar (10 – 20)% dari
ukuran yg diinginkan.
Pencetakan dilakukan di atas dasar yg telah ditaburi pasir, demikian juga alat cetaknya
dibasahi dulu dengan air, baru ditaburi pasir kemudian diisi adonan tanah liat; maksudnya agar
adonan tidak lekat pada alat cetak atau lantai dasar.

b. Pencetakan dengan mesin


Pencetakan dengan mesin ini selain bisa mempertinggi mutu, juga memperbanyak dan
mempercepat hasil produksi.
Jenis mesin cetak yg dipakai adalah :
1. Mesin Vermbaak dari Aberson
Mesin ini terdiri dari pengaduk dari besi yg bisa berputar dan dilengkapi dengan sudu.
Tanah liat yg sudah diolah dimasukkan ke dalam bak pengaduk, diberi air secukupnya lalu
diaduk dengan sudu; adonan akan terdesak ke bawah diterima oleh bak pencetak.
Bila bak pencetak sudah penuh, didorong keluar oleh bak pencetak lain melalui sebuah
lubang segi 4 dari besi yg pas ukurannya dengan bak pencetak.
Kapasitas mesin ini adalah 3000 – 4000 buah per jam.
2. Mesin Kempa Pintal
Caranya sama dengan mesin vermbaak, hanya tanah liat yg sudah siap ditekan keluar
melalui lubang segi 4, keluar berbentuk batangan segi 4 tanah liat.
Batangan tadi oleh roda berputar dibawa ke tempat pemotongan yg terdiri dari kawat
tembaga yg diregang.
Pada mesin ini bak pengaduk berbentuk bulat dilengkapi tangki air untuk melayani
kebutuhan air; penampang lubang segi 4 bisa diganti sesuai bentuk dan ukuran yang
diinginkan.
3. Mesin Kempa Stempel
Proses pertamanya sama dengan Vermbaak, hanya setelah berbentuk batu bata dikempa
lagi dengan mesin kempa untuk membubuhkan nama pabrik pembuat.
Untuk tanah liat yg agak miring dipakai mesin kempa pres.

2. Pengeringan Batu Bata


Setelah dicetak, batu bata harus dikeringkan dulu sedemikian rupa hingga merata dari luar ke
dalam. Pengeringan dilakukan pada tempat terbuka tapi beratap; batu bata mula-mula diletakkan
berjajar seperti waktu dicetak, setelah beberapa hari bila agak kering batu bata dimiringkan.
Setelah cukup kering dan kuat, batu bata diletakkan miring satu sama lain pada rak-rak yang
berbentuk pagar hingga ada ruang untuk pertukaran udara.
Setelah itu batu bata ditumpuk untuk menunggu saat pembakaran, pada penumpukan ini harus
diberi ruang untuk pertukaran udara. Setelah kering sempurna, kira-kira 14 hari, barulah batu bata
tersebut bisa dibakar.

3. Pembakaran Batu Bata


Batu bata yg telah kering udara dimasukkan ke dalam dapur pembakaran dengan susunan yg
teratur; lama pembakaran tergantung dari jenis tanah liat, sistem pengeringan, jenis dapur
pembakaran dan bahan bakar yg dipakai.
Biasanya bila pengeringan berjalan cepat, maka pembakaran berlangsung lama; untuk mengetahui
pembakaran berlangsung sempurna adalah dengan mengetuk batu bata tersebut, bila suaranya
nyaring maka pembakaran berlangsung sempurna.

Dapur Pembakaran
Ruang-ruang dapur pembakaran dan cara menyusun batu bata harus sedemikian hingga panas
pembakaran bisa mengalir dari satu ruang ke ruang lain.
Jenis dapur pembakaran ada bermacam-macam, diantaranya :
a. Dapur Pembakaran Untuk Perusahaan Tidak Tetap
1. Dapur Pembakaran Tanpa Cerobong / Dapur Ladang
Merupakan jenis yg tertua dan paling sederhana. Batu bata yg telah kering diatur di suatu
tempat datar berbentuk limas terpancung yg di bawahnya ada lubang-lubang untuk bahan
bakar, saluran panas dan tanpa cerobong. Penyusunan batu bata tidak boleh rapat agar
panas bisa merata, bila batu bata disusun berbentuk kotak dengan sisi tegak, maka dasar
susunan harus agak cekung agar tidak roboh. Dinding limas dilapisi tanah liat untuk
menghindari hilangnya panas yg terlalu cepat.
Bahan bakar yg dipakai bisa batu bara, kayu daun tebu atau daun pisang kering; bila
pembakaran berlangsung perlahan, akan didapat hasil yg baik.
Keuntungan dari dapur ini adalah mudah dilaksanakan, biaya murah, kayu tidak perlu yg
baik; sedang kerugiannya panas tidak bisa merata betul hingga didapat mutu yg tidak sama,
banyak yg pecah dan panas tidak bisa dikontrol.
Pembakaran ini terdiri dari 2 tahap, yaitu pembakaran kering dan pembakaran masak;
pembakaran kering adalah pembakaran melalui 2 sisi lubang selama 3 hari 1 malam,
sesudah itu dilakukan pembakaran masak, yaitu pembakaran melalui 1 lubang pembakaran,
lubang yg dipakai adalah lubang yg menghadap ke arah angin bertiup, sedang lubang
yg satunya ditutup; pembakaran masak ini dilakukan secara bergantian dengan lubang yg
lain. Pembakaran masak ini dilakukan selama (8 – 10) hari dan dihentikan bila lapisan atas
sudah kelihatan membara; setelah itu semua lubang ditutup dengan tanah liat selama (7–14)
hari untuk menghindari pendinginan yg terlalu cepat. Sesudah itu dibongkar untuk diadakan
pemilihan antara yg baik dan yg jelek berdasarkan warnanya, batu bata yg dekat lubang
pembakaran suhunya tinggi warnanya merah bercampur hitam dan bentuknya tidak sama,
batu bata lapisan tengah suhunya cukup warna merah merata dan bentuknya tetap,
sedangkan batu bata lapisan atas suhu agak rendah warna merah muda, bentuk tetap tapi
mutunya jelek.

2. Dapur Pembakaran Dengan Cerobong


Dapur jenis ini ada 3 macam, yaitu :
a. Dapur dengan panas naik
Bentuk bulat dengan cerobong berada di tengah, panas pembakaran sangat tinggi
hingga bisa mengakibatkan batu bata yg berada pada lapisan bawah karena tekanan
berat lapisan di atasnya dan panas yg tinggi bisa meleleh; untuk menghindari maka
lapisan bawah tersebut diberi lapisan tahan api.

b. Dapur dengan panas mendatar


Bentuk penampang seperti trapezium sama sisi atau segi 4, cerobong berada dekat sisi
sejajar yg terpendek. Cara pembakaran sama, hanya bahan bakar lebih hemat karena
lubang pembakaran hanya terdapat pada satu pihak saja.
c. Dapur pembakaran dengan panas turun
Lubang pembakaran berada di sisi bagian atas, panas merambat di bawah dinding sisi
atas, turun ke bawah akibat pengaruh isapan angin dari cerobong; akhirnya melalui
saluran-saluran menuju cerobong terus keluar.

b. Dapur Pembakaran Untuk Perusahaan Tetap


Dapur jenis ini yg tempat pemanasannya tetap, sudah tidak dipakai lagi, karena memerlukan
kereta-kereta untuk tempat batu bata mentah yg ditempatkan di bawah tempat pemanasan;
selain pelaksanaannya sulit juga memerlukan biaya yg banyak untuk pemeliharaan.
Jenis lain, yaitu yg pemanasannya bergerak dan batu batanya tetap masih dipakai sampai saat
sekarang. Contohnya adalah Dapur Cincin dengan 12 ruang pembakaran dengan cerobong
berada di tengah, yg dalam hal ini tidak ada panas pembakaran yg terbuang.
Tiap ruang mempunyai saluran asap, lubang pembakaran dan pintu sendiri-sendiri, guna dari
pintu itu adalah untuk memasukkan dan mengambil batu bata. Saluran asap dari masing-
masing ruang yg menuju ke cerobong mempunyai pintu yg bisa dibuka dan ditutup setiap
saat; sedangkan dari ruang 1 ke ruang 2 dan seterusnya ada saluran asap sendiri yg saling
berhubungan.
Proses pembakarannya adalah bila semua ruang sudah terisi penuh batu bata mentah, maka
saluran asap di ruang 1 dan 2 ditutup sedangkan ruang 3 dibuka.
Ruang 1 dibakar, asap panas dari ruang 1 tidak langsung ke cerobong, tapi melalui saluran
asap antar ruang tadi masuk ke ruang 2 dan 3, keluar ke cerobong melalui saluran asap ruang
3. Dengan demikian sebelum ruang 2 mengalami pembakaran yg sebenarnya sudah mendapat
asap panas dari ruang 1 hingga pembakaran akan lebih cepat.
Demikian seterusnya untuk ruang yg lain, hingga pada hari ke 10, batu bata di ruang 1 sudah
bisa dikeluarkan, pada hari ke 11 batu bata di ruang 2 bisa dikeluarkan sedangkan ruang 1
sudah bisa diisi batu bata mentah lagi.
Dengan demikian maka produksi bisa berlangsung terus menerus tiap hari dan karena suhu
pembakaran yg tinggi dan sebelum dibakar sudah mendapat asap panas dari ruang
sebelumnya, maka pembakaran tiap ruang hanya makan waktu 24 jam.
Kerugian dari dapur ini adalah karena abu pembakaran jatuh di atas batu bata mentah, kadang-
kadang pembakaran sedikit kurang sempurna dan juga kadang-kadang diperoleh batu bata yg
warna dan kekerasan seharusnya berbeda.
Keuntungannya adalah karena tiap ruang pembakaran mempunyai panjang 70 – 80 m, lebar 25
m dan tinggi 3 – 5 m, sedangkan pembakaran bisa terus menerus, maka produksi bisa banyak
dan kontinyu; selain itu juga pembakaran bisa cepat dan irit bahan bakar.

4. Pemilihan Dan Pengujian


a. Pemilihan
Pemilihan dilaksanakan bersamaan dengan pembongkaran batu bata yg telah didinginkan,
pemilihan ini didasarkan warna dan kerusakan; yg warnanya sama dikumpulkan, yg masih
mentah dibakar lagi, yg retak, pecah atau berubah bentuk disendirikan untuk bahan semen
merah.
b. Pengujian
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :
1. Suara : 2 buah batu bata diadu, bila bersuara nyaring berarti pembakaran
sempurna, bila lemah ada retak di dalam, berdebam belum masak.
2. Ukuran : ukuran harus sama atau paling tidak mendekati ukuran standard.
3. Bentuk : bentuk batu bata harus segi 4 panjang dan sudut harus siku-siku.
4. Kekerasan : bila digoreskan pada tepi tajam batu bata lain tidak boleh meninggalkan
bekas lubang goresan.
5. Warna : merah merata berarti pembakaran masak, ungu berarti suhu terlalu tinggi,
merah muda atau kuning berarti pembakaran kurang sempurna.
6. % Retak : harus sedikit mungkin, bila besar berarti campuran bahan pengurus
tidak
sebanding dengan tanah liatnya.
7. Penyerapan air : bila direndam dalam air selama 2 – 3 menit lalu dipatahkan, maka bidang
patahan tidak boleh basah semua, bila basah semua berarti batu bata
kurang padat.

3.3. BATU BATA YANG TIDAK DIBAKAR


Karena tidak semua tempat mempunyai tanah liat yg baik untuk bahan batu bata yg dibakar, maka
untuk memenuhi kebutuhan akan batu bata diusahakan untuk membuat batu bata yg tidak dibakar;
batu bata jenis ini disebut juga batu bata istimewa, jenisnya adalah :
1. Batu Pasir Kapur
Bahan dasarnya adalah pasir dan tepung kapur yg telah padam dengan perbandingan 1 : (3 – 5) dan
air sebanyak maksimum 7% dari berat campuran.
Setelah adonan tercampur dengan sempurna lalu dicetak dengan mesin dan diberi tekanan, setelah
itu dimasukkan dalam ketel, diberi uap air dan tekanan sebesar 8 atm selama 8 – 10 jam.
Keuntungannya adalah bentuk licin, keras dan kuat, tahan cuaca, api serta kedap air; kerugiannya
adalah tidak memenuhi syarat untuk bahan tembok karena licin dan warnanya putih pudar yg lama
kelamaan berubah menjadi warna yg kotor.

2. Batu Apung
Bahan dasarnya adalah batu apung dengan kapur hidrolis dengan perbandingan 9 : 1.
3. Batu Beton
Bahan dasarnya adalah pasir dan semen, perbandingan dan cara pembuatan tiap pabrik berbeda;
ukurannya juga tidak sama, tebal 4 – 11 cm.

4. Batu Agregate
Seperti batu beton tapi diberi tulangan.

5. Batu Pualam
Bahan dasarnya adalah bubuk / tepung batu pualam dari gunung berapi dicampur dengan kapur
hidrolis dengan perbandingan 1 : (7 – 9).

6. Batu Tahan Api (Chamote)


Bahan dasarnya adalah sejenis tanah liat tahan api yg keras seperti batu tapi bisa dilunakkan dalam
rendaman air.
Tanah liat tahan api bisa didapat dari pembongkaran ketel tua, dihaluskan dengan mesin hingga
menjadi tepung, diberi air, diaduk hingga menjadi massa yg plastis, dicetak dan dikeringkan.
Setelah kering lalu dimasukkan ke dalam ketel, dipanasi dengan suhu tinggi sekitar (1300 – 2400)º
C. Batu ini dikenal dengan nama Chamote, digunakan untuk pemasangan ketel dan bangunan lain
yg berkaitan dengan suhu tinggi.

7. Batu Sumur
Dahulu banyak digunakan untuk pembuatan tembok sumur, tapi kini jarang digunakan karena telah
digantikan beton.

8. Batu Verband
Adalah batu buatan yg diberi tekanan tinggi, berbentuk cincin yg bersudut tajam, digunakan untuk
gewel
9. Batu Bergelas (Glazuur)
Adalah batu buatan yg diberi lapisan mengkilat dari bahan Plumbum tanpa oksida besi yg berwarna
kuning muda bening hingga warna asli dari batunya kelihatan.

10. Batu Profil


Digunakan untuk hiasan, banyak macam dan bentuknya, kadang-kadang diberi lapisan glasir.

11. Batu Berlubang / Batako


Dibuat dari campuran kapur dengan trass, dicetak dengan tangan atau mesin, digunakan untuk
bahan bangunan.
Keuntungannya ringan, kuat, tahan lama, kering, pemakaian mortel sebagai pengikat sedikit, tidak
perlu diplester, isolator suara dan panas, jumlah yg dipakai per m3 lebih sedikit dari batu bata.

Anda mungkin juga menyukai