Anda di halaman 1dari 6

BATU ALAM

2.1. Umum
Batu alam adalah benda alami yg keras, berbentuk bulat utuh maupun pecah, berasal dari batuan
beku, sedimen maupun metamorf; batu kapur gunung atau karang laut termasuk juga di dalamnya,
bisa dipakai sebagai bahan bangunan asalkan memenuhi persyaratan pemakaiannya.
Cara mendapatkan batu alam adalah dengan jalan memecah dari batu besar yg berada dalam gua
batu atau dari sungai, ada juga dengan jalan membakar batu besar kemudian disiram air dengan
mendadak hingga pecah.

2.2. Penggolongan Batu Alam


a. Menurut Asalnya
1. Batu Sedimen : berasal dari pengendapan material yg ada di dalam sungai (Lei)
2. Batu Vulkan : berasal dari letusan gunung (Andesit, Basalt)

• Menurut Strukturnya
1. Batu Kristal : susunan seluruhnya dari kristal (Granit)
2. Batu Padat : di dalamnya tidak terdapat bentuk kristal
3. Batu Posfier : kristal kecil bercampur besar (Trochiet)
4. Batu Porous : banyak berlubang kecil maupun besar
5. Batu Berserat : merupakan serat-serat atau lapis
c. Menurut Himpunannya
1. Batu Tunggal : hanya ada 1 mineral (Marmer)
2. Batu Campur : terdapat 2 atau lebih mineral (Granit)
3. Batu Puim : terdiri dari batu besar dan kecil yg berasal dari pecahan atau gerusan
(Konglomerat)
4. Batu Lepas : akibat dari gerusan, cuaca, pecahan atau pengumpulan, bentuk bermacam-
macam, banyak di sungai

d. Menurut Ilmu Bangunan


1. Batu Bulat : disebut juga batu kali, untuk bangunan air, jembatan
2. Batu Pecah : untuk pekerjaan pembetonan
3. Batu Gumpal : berbentuk gumpalan
4. Batu Di Kapak : untuk tangga ubin dari gudang, tanda batas
5. Batu Di Ukir : untuk hiasan

e. Menurut Penggunaannya
1. Batu Alam untuk pondasi jalan
2. Batu Alam untuk pembetonan
3. Batu Alam untuk tonggak atau tepi jalan
4. Batu Alam untuk penutup lantai atau trotoir
2.3. Sifat-Sifat Umum Batu ALam
a. Kekuatan : maksudnya adalah ketahanan terhadap tekan, tarik, lengkung, putar, geser
dan gerusan
b. Tahan Lama : maksudnya adalah ketahanan terhadap pengaruh cuaca, api dan air
c. Pengerjaan : mudah atau sukarnya batu dikerjakan
d. Pengujian : struktur berbutir halus merata, tidak ada pecah atau retak, suara harus
nyaring bila dipukul, kuat, keras dan warna harus merata

2.4. Jenis-Jenis Batu Alam


a. Granit : struktur padat, warna merah/coklat/hijau kehitaman, kuat tekan = 600 – 2000

kg/cm2, keras sekali, berat jenis = 2,75, untuk bahan bangunan.


b. Gneis : struktur seperti granit, warna abu-abu kehitaman/biru ungu, lubang sedikit,
keras sekali, kuat tekan = 2000 – 2600 kg/cm 2, berat jenis = 2,7, untuk jalan
c. Siyeniet : struktur padat, warna hijau kemerahan, keras sekali, kuat tekan = 800 – 2600
kg/cm2, berat jenis = 2,75, untuk penutup tembok penahan, tangga dan
undag-undag.
d. Andesit : bagian dari siyeniet, sifat dan ciri hampir sama, warna abu-abu muda dan
tua, tahan lama, tidak mudah tergerus, untuk pembuatan jalan.
e. Basalt : struktur padat, warna dari abu-abu sampai hitam, kuat tekan = 600 – 900
kg/cm2, tidak begitu keras, yg tipis bisa untuk atap, batu tulis dan hiasan
dinding.
f. Batu Pasir : struktur bermacam-macam mulai yg berlubang banyak hingga padat,
kekerasan lembek sampai keras, kuat tekan = 150 – 1500 kg/cm 2, berat jenis
1,8 – 3, warna putih sampai keabuan/merah/kuning/hijau, penggunaan untuk
bahan bangunan, jenisnya adalah leem, kapur, dolomit, mergel, bisel, glimer,
besi, bitumen.
g. Konglomerat : himpunan dari bermacam gregel + bahan perekat dari leem, pasir, besi atau
kapur, struktur bermacam-macam, kekerasan bervariasi, kuat tekan = 300 –
700 kg/cm2, warna bermacam-macam, berat jenis 2, digunakan untuk
pembuatan tembok.
h. Marmer : disebut juga batu pualam, adalah batu kapur yg mengalami rekristalisasi
akibat pengaruh tekanan dan suhu yg sangat tinggi dalam jangka waktu yg
lama sekali, warna putih salju/merah jambu/kekuningan/kehijauan/bening
tembus cahaya, digunakan untuk penutup lantai atau dinding dengan cara
dipotong tipis-tipis dan dipoles.
BATU BUATAN

3.1. UMUM
Batu buatan adalah suatu bahan yg oleh manusia dibuat agar mempunyai sifat seperti batu alam, hal
ini bisa didapat dengan jalan membakar atau dengan cara kimia, salah satunya adalah tanah liat.
Tanah liat adalah bahan untuk membuat genting dan batu bata atau batu merah, biasanya yg dipakai
adalah tanah liat yg berasal dari tepi sungai.

Berdasarkan sifat tahan api, tanah liat dibedakan atas :


1. Tanah liat yg tidak bisa meleleh, tahan terhadap panas yg sangat tinggi, biasanya digunakan untuk
membuat peralatan dari besi atau pipa, dipakai sebagai alat cetaknya.
2. Tanah liat yg sukar meleleh, meleleh pada panas yg tinggi, digunakan untuk ubin atau mangkok
tahan panas.
3. Tanah liat yg bisa meleleh, digunakan untuk pembuatan batu bata, genting, pot , dll.

Berdasarkan tempat asalnya, tanah liat dibedakan atas :


• Tanah liat sungai, sebagai bahan endapan yg berkumpul di muara atau di muka muara yang
merupakan penghalang aliran air sungai.
• Tanah liat pegunungan, terdapat di daerah pegunungan

Berdasarkan bahan yg dikandung, tanah liat dibedakan atas :


• Tanah liat kurus, banyak mempunyai campuran pasir, digunakan untuk bahan pembuatan batu bata
• Tanah liat gemuk, banyak mengandung tanah leem, digunakan untuk membuat genting atau pot.
Pemanfaatan tanah liat untuk batu buatan adalah dengan memanfaatkan sifat dapat dicetak dan
membatu sesudah dibakar pada suhu tertentu.
Sebelum tanah liat dicetak untuk batu buatan, maka tanah liat itu harus diolah lebih dahulu melalui
beberapa proses, yaitu :
1. Pembusukan
Tanah liat yg sudah digali dijemur dengan cara menimbun tanah tersebut hingga berupa onggokan.
Kadang-kadang dibalik-balik sambil membuang sisa-sisa tanaman atau hewan agar tidak menjadi
abu waktu pembakaran yg bisa menimbulkan lubang-lubang pada batu buatannya.
2. Pemberian air dan meratakan campuran
Pemberian air tujuannya adalah agar tanah liat menjadi lembek yg untuk selanjutnya mudah diolah;
sedangkan meratakan campuran adalah dengan membalik-balik timbunan.
3. Penghalusan
Maksudnya adalah membersihkan dari batu-batuan, kerikil atau bahan lain yg nantinya bisa
menurunkan mutu-mutu buatan.
4. Mencampur dengan bahan lain yg berupa tepung
Tujuan dari mencampur ini adalah :
a. Membuat tanah liat menjadi kurus hingga tidak terlalu banyak mengerut sewaktu dikeringkan
atau dibakar; bahan pengurus yg biasa dipakai adalah pasir.
b. Mempertinggi daya tahan api, biasanya digunakan campuran tepung grafit dan tepung kokes.
c. Agar didapat batu buatan yg berpori, biasanya dipakai serbuk gergaji, tepung arang, jerami yg
dipotong-potong.
d. Menurunkan derajat lumer.

Anda mungkin juga menyukai