KUAT GESER TANAH

PENDAHULUAN
 JIKA TANAH DIBEBANI, MAKA AKAN MENGAKIBATKAN
TEGANGAN GESER. APABILA TEGANGAN GESER AKAN
MENCAPAI HARGA BATAS , MAKA MASSA TANAH AKAN
MENGALAMI DEFORMASI DAN CENDERUNG AKAN RUNTUH.
KERUNTUHAN TERSEBUT MUNGKIN AKAN MENGAKIBATKAN
PONDASI MENGAMBANG, PERGESERAN DINDING PENAHAN
TANAH ATAU LONGSORNYA TIMBUNAN TANAH

 PARAMETER KUAT GESER TANAH DIPERLUKAN UNTUK ANALISA

– ANALISA DAYA DUKUNG TANAH, STABILITAS LERENG DAN
TEKANAN TANAH LATERAL PADA DINDING PENAHAN TANAH
DAN TURAP.

 MOHR (1910) MEMBERIKAN TEORI MENGENAI KONDISI

KERUNTUHAN SUATU BAHAN, BAHWA KERUNTUHAN SUATU
BAHAN DAPAT TERJADI OLEH AKIBAT ADANYA KOMBINASI
KEADAAN KRITIS DARI TEGANGAN NORMAL DAN TEGANGAN
GESER.
► HUBUNGAN FUNGSI ANTARA TRGANGAN NORMAL DAN TEGANGAN
GESER PADA BIDANG RUNTUH NYA DINYATAKAN MENURUT
PERSAMAAN :

  f  
DIMANA :
= TEGANGAN GESER SAAT TERJADI KERUNTUHAN


σ = TEGANGAN NORMAL SAAT TERJADI KERUNTUHAN

► GARIS KEGAGALAN YANG DIDIFINISIKAN TERSEBUT DIATAS

ADALAH KURVA YANG DITUNJUKKAN DALAM BAMBAR BERIKUT INI
KRITERIA KEGAGALAN MOHR DAN COULOMB
 KUAT GESER TANAH
ADALAH :
GAYA PERLAWANAN YANG DILAKUKAN OLEH BUTIR – BUTIR TANAH
TERHADAPA DESAKAN ATAU TARIKAN.

DENGAN DASAR PENGERTIAN INI, BILA TANAH MENGALAMI

PEMBEBANAN AKAN DITAHAN OLEH :

1. KOHESI TANAH YANG TERGANTUNG PADA JENIS TANAH DAN

KEPADATANNYA, TETAPI TIDAK TERGANTUNG DARI TEGANGAN
VERTIKAL YANG BEKERJA PADA BIDANG GESERANNYA

2. GESERAN ANTARA BUTIR – BUTIR TANAH YANG BESARNYA

BERBANDING LURUS DENGAN TEGANGAN VERTIKAL PADA BIDANG
GESERANNYA

  C   tg
DIMANA :
  KUAT GESER TANAH
C  KOHESI TANAH
  SUDUT GESEG DALAM TANAH
  TEGANGAN NORMAL PADA BIDANG RUNTUH
• PENGERTIAN MENGENAI KERUNTUHAN SUATU
BAHAN DAPAT DITERANGKAN DALAM GAMBAR
KRITERIA KEGAGALAN MOHR DAN COULOMB

• JIKA TEGANGAN – TEGANGAN BARU MENCAPAI

TITIK P, KERUNTUHAN GESER TIDAK AKAN
TERJADI.

• KERUNTUHAN GESER AKAN TERJADI JIKA

TEGANGAN – TEGANGAN MENCAPAI TITIK Q YANG
TERLETAK PADA GARIS SELUBUNG KEGAGALANNYA

• KEDUDUKAN TEGANGAN YANG DITUNJUKKAN OLEH

TITIK R TIDAK AKAN PERNAH TERJADI, KARENA
SEBELUM TEGANGANNYA MENCAPAI TITIK R,
BAHAN SUDAH MENGALAMI KERUNTUHAN.
 TEGANGAN – TEGANGAN EFEKTIF YANG TERJADI DIDALAM
TANAH SANGAT DIPENGARUHI OLEH TEKANAN AIR PORI.

 TERZAGHI (1925) MENGUBAH RUMUS COULOMB DALAM

BENTUK TEGANGAN EFEKTIF SEBAGAI BERIKUT

  C'    U tg '

  C'   ' tg '

DIMANA :
C'  KOHESI TANAH EFEKTIF
 '  TEGANGAN NORMAL EFEKTIF
U  TEKANAN AIR PORI
'  SUDUT GESEK DALAM TANAH EFEKTIF
 KUAT GESER TANAH JUGA BISA DINYATAKAN
DALAM BENTUK TEGANGAN – TEGANGAN
EFEKTIF σ1’ DAN σ3’ PADA SAAT KERUNTUHAN
TERJADI.PERSAMAAN TEGANGAN GESER
DINYATAKAN OLEH :


2

1 '

 1   '3 SIN 2


1 '
2
 '

1   3 
1 '
2
 
 1   '3 COS 2

DENGAN θ ADALAH SUDUT TEORITIS ANTARA

BIDANG HORIZONTAL DENGAN BIDANG
LONGSOR, YANG BESARNYA θ = 45O + Ø’/2
GAMBAR LINGKARAN MOHR
 HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN UTAMA
EFEKTIF SAAT KERUNTUHAN DAN
PARAMETER KUAT GESERNYA JUGA DAPAT
DIPEROLEH. BESARNYA NILAI PARAMETER
KUAT GESER DAPAT DITENTUKAN DARI
PERSAMAAN – PERSAMAAN :

'
Sin 
0,5  '
1  '
3 

C.ctg'  0,5  1'   '3 
 '
1   
  '3  2C. cos '   1'   '3 Sin'
 PERSAMAAN DIATAS DIGUNAKAN UNTUK
KRITERIA KERUNTUHAN MENURUT MOHR
COULOMB. DENGAN MENGGAMBARKAN
KEDUDUKAN TEGANGAN – TEGANGAN
KEDALAM KOORDINAT – KOORDINAT p – q ,
DENGAN :
p = 0,5 (σ’1 + σ’3)

q = 0,5 (σ’1 - σ’3)

 SEMBARANG KEDUDUKAN TEGANGAN DAPAT

DITUNJUKKAN OLEH SEBUAH TITIK TEGANGAN
SEBAGAI GANTI DARI LINGKARAN MOHR
GAMBAR KONDISI TEGANGAN YANG MEWAKILI
• GARIS SELUBUNG KEGAGALAN DITUNJUKKAN OLEH
PERSAMAAN :

   
0,5  1'   '3  a'  0,5  1'   '3 tg '

DENGAN a' DAN  ' DALAH PARAMETER

MODIFIKASI DARI KUAT GESERNYA.

PARAMETER C' DAN ' DAPAT DIPEROLEH

DARI PERSAMAAN :


'  arc Sin tg  ' 
' a'
C 
cos '
 UNTUK MEMPELAJARI KUAT GESER TANAH,
ISTILAH – ISTILAH BERIKUT INI PERLU
DIPERHATIKAN YAITU :

 KELEBIHAN TEKANAN AIR PORI (EXCESS PORE PRESSURE), ADALAH

KELEBIHAN TEKANAN AIR PORI AKIBAT DARI TAMBAHAN TEKANAN YANG
MENDADAK

 TEKANAN OVERBURDEN ADALAH TEKANAN PADA SUATU TITIK DIDALAM

TANAH AKIBAT DARI BERAT MATERIAL TANAH YANG ADA DIATAS TITIK
TERSEBUT

 TEKANAN OVERBURDEN EFEKTIF ADALAH TEKANAN AKIBAT BEBAN

TANAH DIATASNYA, DIKURANGI TEKANAN AIR PORI

 TANAH NORMALY CONSOLIDATED (TERKONSOLIDSI NORMAL) ADALAH

TANAH DIMANA TEGANGAN EFEKTIF YANG MEMBEBANI PADA WAKTU
SEKARANG , ADALA NILAI TEGANGAN MAKSIMUM YANG PERNAH
DIALAMINYA
 TANAH OVERCONSOLIDATED ( TERKONSOLIDASI
BERLEBIHAN) ADALAH TANAH DIMANA TEGANGAN
EFEKTIF YANG PERNAH MEMBENANINYA PADA WAKTU
YANG LAMPAU, LEBIH BESAR DARI PADA TEGANGAN
EFEKTIF YANG BEKERJA PADA WAKTU SEKARANG

 TEKANAN PRAKONSOLIDASI (PRECONSOLIDATION

PRESSURE) ADALAH NILAI TEKANAN MAKSIMUM YANG
PERNAH DIALAMI OLEH TANAH TERSEBUT

 NILAI BANDING OCERCONSOLIDATION (OVER

CONSOLIDATION RATIO = OCR) ADALAH NILAI BANDING
ANTARA TEKANAN PRAKONSOLIDASI DENGAN TEKANAN
OVERBURDEN EFEKTIF YANG ADA.

 JADI APABILA OCR = 1 TANAH DA;AM KONDISI NORMALY

CONSOLIDATED , APABILA OCR > 1 TANAH DALAM KONDISI
OVERKONSOLIDATED DAN APABILA OCR < 1 TANAH DALAN
KONDISI UNDERCONSOLIDATED (KURANG
TERKONSOLIDASI)
 PENGUJIAN KUAT GESER TANAH
 PARAMETER KUAT GESER TANAH DITENTUKAN DARI
PENGUJIAN – PENGUJIAN LABORATORIUM PADA BENDA UJI
YANG DIAMBIL DARILOKASI LAPANGAN HASIL
PENGEBORAN YANG DIANGGAP MEWAKILI.

 TANAH YANG DIAMBIL DARI LAPANGAN HARUS

DIUSAHAKAN TIDAK BERUBAH KONDISINYA, TERUTAMA
PADA CONTOH TANAH ASLI (UNDISTURBED), MASALAHNYA
ADALAH HARUS MENJAGA KADAR AIR DAN SUSUNAN
TANAH DILAPANGANNYA SUPAYA TIDAK BERUBAH.

 PENGARUH KERUSAKAN CONTOH BENDA UJI AKAN

BERAKIBAT FATAL TERUTAMA PADA PENGUJIAN TANAH
LEMPUNG KARENA DATA PARAMETER TANAH YANG DIDAPAT
TIDAK SESUAI / TIDAK MEWAKILI DENGAN KONDISI
DILAPANGAN
 BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA KUAT
GESER TANAH YANG DIUJI DILABORATORIUM ADALAH :
1. KANDUNGAN MINERAL DARI BUTIRAN TANAH
2. BENTUK PARTIKEL
3. ANGKA PORI DAN KADAR AIR
4. SEJARAH TEGANGAN YANG PERNAH DIALAMINYA
5. TEGANGAN YANG ADA DILOKASI (DIDALAM TANAH)
6. PERUBAHAN TEGANGAN SELAMA PENGAMBILAN CONTOH DARI
DALAM TANAH
7. TEGANGAN YANG DIBEBANKAN SEBELUM PENGUJIAN
8. CARA PENGUJIAN
9. KECEPATAN PEMBEBANAN
10. KONDISI DRAINASI YANG DIPILIH, DRAINASI TERBUKA (DRAINED,
CD) ATAU TERTUTUP (UNDRAINED, UU DAN CU)
11. TEKANAN AIR PORI YANG DITIMBULKAN
12. KRITERIA YANG DIAMBIL UNTUK PENENTUAN KUAT GESERNYA

• BUTIR 1 S/D 5 ADA HUBUNGANNYA DENGA KONDISIS ASLINYA

YANG TAK DAPAT DIKONTROL TETAPI DAPAT DINILAI DARI HASIL
PENGAMATAN LAPANGAN, PENGUKURAN DAN KONDISI GEOLOGI
• BUTIR 6 TERGANTUNG DARI KUALITAS BENDA UJI DAN
PENANGANAN BENDA UJI DALAM PERSIAPAN PENGUJIANNYA
• BUTIR 7 S/D 12 TERGANTUNG DARI CARA PENGUJIAN YANG DIPILIH
ADA BEBERAPA CARA UNTUK MENENTUKAN
KUAT GESER TANAH ANTARA LAIN :

1. PENGUJIAN GESER LANGSUNG

(DIRECT SHEAR TEST)

2. PENGUJIAN TEKAN BEBAS

(UNCONFINED COMPRESSION TEST)

3. PENGUJIAN TRIAXIAL
(TRIAXIAL TEST)

4. PENGUJIAN BALING – BALING GESER

(VANE SHEAR TEST)
 PENGUJIAN GEER LANGSUNG
(DIRECT SHEAR TEST)
TERDAPAT BEBERAPA BATASAN MAUPUN KEKURANGAN DALAM PENGUJIAN
GESER LANGSUNG, ANTARA LAIN :

1. TANAH BENDA UJI DIPAKSA UNTUK MENGALAMI KERUNTUHAN (FAIL) PADA BIDANG
YANG TELAH DITENTUKAN SEBELUMNYA
2. DISTRIBUSI TEGANGAN PADA BIDANG KEGAGALAN TIDAK UNIFORM
3. TEKANAN AIR PORI TIDAK DAPAT DIUKUR
4. DEFORMASI YANG DITERAPKAN PADA BENDA UJI HANYA TERBATAS PADA GERAKAN
MAKSIMUM SEBESAR ALAT GESER LANGSUNG DAPAT DIGERAKKAN
5. POLA TEGANGAN PADA KENYATAANNYA ADALAH SANGAT KOMPLEKS DAN ARAH
DARI BIDANG – BIDANG TERGANGAN UTAMA BEROTASI KETIKA REGANGAN GESER
DITAMBAH
6. DRAINASE TIDAK DAPAT DIKONTROL, KECUALI HANYA DAPAT DITENTUKAN
KECEPATAN PENGGESERANNYA
7. DI KEDUA SETENGAH BAGIAN KOTAK GESER BERKURANG KETIKA PENGUJIAN
BERLANGSUNG.KOREKSI MENGENAI KONDISI INI DIBERIKAN OLEH PETLEY. TETAPI
PENGARUHNYA SANGAT KECIL PADA HASIL PENGUJIANNYA, SEHINGGA DAPAT
DIABAIKAN
 N (gaya normal)

Plat tempat beban

Batu Porous

gaya geser

Kotak geser dari logam

Batu Porous

ALAT PENGUJIAN GESER LANGSUNG

ALAT PENGUJIAN GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)
DETAIL KOTAK GESER
 CONTOH PENGOLAHAN DATA UJI DIRECT SHEAR

BEBAN VERTIKAL BEBAN VERTIKAL BEBAN VERTIKAL

PV1 = ..............KG PV2 = ………….KG PV3 = ………….KG

PENURU PEMBA KALI TEGANGAN PEMBA KALI TEGANGAN PEMBA KALI TEGANGAN
NAN CAAN BRASI GESER CAAN BRASI GESER CAAN BRASI GESER
X 0,001 DIAL DIAL DIAL
MM M1 M2 M3
k k k

0,25

0,50

0,75

1,25

PH M k
TEGANGAN GESER    
A A
TEGANGAN GESER


3
2
1

c
C= KG/CM2
Ø= O

TEGANGAN NORMAL

GAMBAR HASIL PENGUJIAN GESER LANGSUNG

CONTOH SOAL :

• DALAM SUATU PERCOBAAN GESER

LANGSUNG DIPEROLEH DATA – DATA
SEPERTI TERLIHAT DALAM TABEL.
UNTUK BEBAN NORMAL DAN GESER
MAKSIMUM TANAH YANG DIUJI
DILAPANGAN KEPASIRAN DENGAN LUAS
PENAMPANG = 36 CM2 DALAM KONDISI
TAK TERDRAINASE. GAMBARKAN
SELUBUNG KERUNTUHAN TANAH DAN
SUDUT GESER DALAM TANAH SERTA
KOHESINYA
 DATA – DATA HASIL PENGUJIAN GESER
LANGSUNG

BEBAN NORMAL GAYA GESER MAKSIMUM

(KG) (KG)

10 11

20 15,20

30 19,30

40 23,50
 PENYELESAIAN :
30
25

20

GAYA
15
GESER
ØU =19O
(KG)
10

5
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
BEBAN NORMAL (KG)
 DARI GAMBAR DIPEROLEH ØU = 19O
 S= CU + σ Tan ØU
 11/36 = CU + 11/36 Tan 19o
 CU = 0,210 KG/CM2
 PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS
(UNCONFINED COMPRESSION TEST)
σ1

Contoh
σ3 = 0 σ3 = 0
tanah

σ1
TEGANGAN GESER

Ø=0
TEGANGAN GESER
LINGKARAN MOHR UNTUK
TEGANGAN TOTAL PADA
CU SAAT RUNTUH

σ3=0 σ1 = q u TEGANGAN NORMAL

 PENGUJIAN UNCONFINED HANYA COCOK UNTUK PENGUJIAN
TANAH JENIS TANAH LEMPUNG JENUH, HASIL PENGUJIAN
TEKAN BEBAS BIASANYA TIDAK BEGITU MEYAKINKAN
UNTUK MEWAKILI NILAI PARAMETER KUAT GESER TANAH
TAK JENUH. DIDALAM PRAKTEKNYA UNTUK
MENGUSAHAKAN KUAT GESER UNDRRAINED YANG SAMA
ANTARA HASIL YANG DIPEROLEH DARI PENGUJIAN KUAT
TEKAN BEBAS DAN TRIAXIAL PADA KONDISI
KERUNTUHANNYA , BEBERAPA HAL HARUS DIPENUHI
ANTARA LAIN :

1. BENDA UJI HARUS 100% JENUH, KALAU TIDAK AKAN TERJADI

DESAKAN UDARA DIDALAM RUANG PORI YANG
MENYEBABKAN ANGKA PORI BERKURANG SEHINGGA
KEKUATAN BENDA UJI BERTAMBAH

2. BENDA UJI TIDAK BOLEH MENGANDUNG RETAKAN ATAU

KERUSAKAN YANG LAIN. DENGAN KATA LAIN BENDA UJI
HARUS UTUH DAN MERUPAKAN LEMPUNG HOMOGEN.
3. TANAH HARUS TERDIRI DARI BUTIRAN SANGAT HALUS.
TEGANGAN KELILING EFEKTIF AWAL ADALAH TEKANAN
KAPILER RESIDU YANG MERUPAKAN FUNGSI DARI
TEKANAN PORI RESIDU (-Ur). HAL INI BERARTI
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS (UNCONFINED) HANYA
COCOK UNTUK TANAH LEMPUNG

4. PROSES PENGUJIAN HARUS BERLANGSUNG DENGAN

CEPAT SAMPAI MENCAPAI KERUNTUHANNYA. HAL INI
MERUPAKAN PENGUJIAN TEGANGAN TOTAL DAN
KONDISINYA HARUS TANPA DRAINAI SELAMA
PENGUJIAN BERLANGSUNG.JIKA WAKTU YANG
DIBUTUHKAN DALAM PENGUJIAN TERLALU LAMA,
PENGUAPAN DAN PENGERINGAN BENDA UJI AKAN
MENAMBAH TEGANGAN KELILING DAN DAPAT
MENGHASILKAN KUAT GESER YANG LEBIH TINGGI.
WAKTU YANG COCOK BIASANYA SEKITAR 5 SAMPAI 10
MENIT
ALAT PENGUJIAN UNCONFINED
HUBUNGAN KEKUATAN TEKAN BEBAS (qu)
TANAH LEMPUNG DENGAN KONSISTENSINYA

KONSISTENSI qu (kg/cm2)
LEMPUNG KERAS >4

LEMPUNG SANGAT KAKU 2–4

LEMPUNG KAKU 1–2

LEMPUNG SEDANG 0,5 – 1

LEMPUNG LUNAK 0,25 – 0,5

LEMPUNG SANGAT LUNAK < 0,25

 CONTOH TABEL PENGOLAHAN DATA
PENGUJIAN UNCONFINED
NILAI
PERUBAHAN LOUAS KUAT
PEMBACAAN REGANGAN BEBAN
PANJANG TERKOREKSI
DIAL 1- ε P = kM TEKAN
ΔL ε = ΔL/LO X 100 %
M X 0,002 A’ = AO / 1- ε (KG) BEBAS
(MM)
ε = qu = P/A’
0,25
0,50
0,75
1
1,25
1,5
1,75
2
2,25
2,5
2,75
DST

KOHESI = C = qu maks / 2
 CONTOH HASIL PENGUJIAN UNCONFINED

TEGANGAN σ = qu

L
 x100%
LO
 CONTOH SOAL 1 :
REGANGAN BEBAN LUAS
WAKTU PEMBACAAN PEMBACAAN FAKTOR LUAS TEGANGAN
REGANGAN BEBAN
MENIT DIAL DIAL KOREKSI TERKOREKSI ( KG/CM2 )
ε% ( KG )
M M 1/(1–ε) (CM2 )
0 0 1 11,34
0,5 38 0,5 3,6 0,54 1,005 11,40 0,047
1 76 1 7,5 1,13 1,010 11,45 0,099
2 152 2 15 2,25 1,020 11,57 0,194
3 228 3 22 3,30 1,031 11,69 0,282
4 304 4 26 3,90 1,042 11,82 0,330
5 380 5 28 4,20 1,053 11,94 0,352
6 456 6 32 4,80 1,064 12,07 0,398
7 532 7 34 5,10 1,075 12,19 0,418
8 608 8 34 5,10 1,087 12,33 0,418
9 684 9 35 5,25 1,099 12,46 0,421
10 760 10 32 4,80 1,111 12,60 0,381
11 836 11 21 4,65 1,123 12,73 0,365
CONTOH SOAL 2 :
 PENGUJIAN TRIAXIAL
σ1 = teganagn aksial

Contoh
σ3 = tagangan sel σ3 = tegangan sel
tanah

σ1 = tegangan aksial
PENGUJIAN TRIAXIAL DAPAT DILAKSANAKAN DENGAN 3 CARA

1. PENGUJIAN TRIAXIAL DENGAN CARA

UNCONSOLIDATED UNDRAINED (UU)
PENGUJIAN TANAH TIDAK TERJADI
KONSOLIDASI DAN TIDAK TERDRAINASE
2. PENGUJIAN TRIAXIAL DENGAN CARA
CONSOLIDATED UNDRAINED (CU)
PENGUJIAN TANAH TERKONSOLIDASI DAN
TIDAK TERDRAINASE
3. PENGUJIAN TRIAXIAL DENGAN CARA
CONSOLIDATED DRAINED (CD)
PENGUJIAN TANAH TERJADI KONSOLIDASI
DAN TERDRAINASE
PENGUJIAN TRIAXIAL DENGAN CARA UNCONSOLIDATED
UNDRAINED (UU), PENGUJIAN TANAH TIDAK TERJADI
KONSOLIDASI DAN TIDAK TERDRAINASE ATAU QUICK TEST
(PENGUJIAN CEPAT)

 KUAT GESER TANAH LEMPUNG HASIL PENGUJIAN

UNCOSOLIDATED UNDRAINED ATAU KUAT GESER UU
DIGUNAKAN PADA KASUS DIMANA KONDISI PEMBEBANAN
TERJADI BEGITU CEPAT, SEHINGGA BELUM TERJADI
KONSOLIDASI ATAU DRAINASI PADA LAPISAN TANAHNYA.

 CONTOH – CONTOH KONDISI TANPA KONSOLIDASI DAN TANPA

DRAINASI (UNCONSOLIDATED UNDRANED), YAITU AKHIR
PELAKSANAAN DARI PEMBANGUNAN BENDUNGAN URUGAN ,
PONDASI UNTUK TANAH TIMBUNAN, TIANG PANCANG DAN
PONDASI PADA TANAH LEMPUNG NORMALLY CONSOLIDATED
 A). PONDASI DIATAS TANAH LEMPUNG

B). TANGGUL YANG DIBANGUN DENGAN CEPAT

DIATAS LEMPUNG LUNAK

C). BENDUNGAN DIBANGUN DENGAN CEPAT, DENGAN

TANPA PERUBAHAN KADAR AIR PADA INTI LEMPUNG

CONTOH PERENCANAAN KONDISI UNCONSOLIDATED UNDRAINED (UU)

PENGUJIAN TRIAXIAL DENGAN CARA CONSOLIDATED
UNDRAINED (CU) PENGUJIAN TANAH TERKONSOLIDASI DAN
TIDAK TERDRAINASE

 KUAT GESER CONSOLIDATED UNDRAINED DISEBUT

JUGA KUAT GESER CU, DAPAT DIGUNAKAN DALAM
PERENCANAAN STABILITAS TANAH, DIMANA TANAH
MULA – MULA TELAH BERKONSOLIDASI PENUH DAN
TELAH DALAM KEDUDUKAN SETIMBANG DENGAN
KONDISI TEGANGAN YANG ADA. KEMUDIAN KARENA
BEBERAPA ALASAN TAMBAHAN TEGANGAN DITERAPKAN
DENGAN CEPAT TANPA ADANYA DRAINASI AIR PORI
DARI TANAHNYA. CONTOH KEADAAN INI DALAM
PRAKTEKNYA, ADALAH KONDISI TURUNNYA PERMUKAAN
AIR SECARA CEPAT DALAM BENDUNGAN URUGAN,
LERENG WADUK, DAN SALURAN
A). KONDISI PENURUNAN MUKA AIR DENGAN CEPAT PADA BENDUNGAN

CONTOH
PERENCANAAN
B). PEMBANGUNAN TANGGUL DIATAS LERENG ALAM
KONDISI
UNCONSOILIDATED
UNDRAINED

C). PEMBANGUNAN TANGGUL SECARA BERTAHAP YANG DAPAT

MENGAKIBATKAN KONSOLIDASI TANAH DASAR PADA TIAP TAHAPNYA
PENGUJIAN TRIAXIAL DENGAN CARA CONSOLIDATED DRAINED
(CD) PENGUJIAN TANAH TERJADI KONSOLIDASI DAN
TERDRAINASE

 KUAT GESER CONSOLIDATED

DRAINED ATAU KUAT GESER CD,
DAPAT DIGUNAKAN UNTUK
PERENCANAAN STABILITAS
BENDUNGAN URUGAN DIMANA
BENDUNGAN INI TELAH DIPENGARUHI
REMBESAN SECARA TETAP DALAM
JANGKA PANJANG
 A). TIMBUNAN YANG DIBANGUN PADA WAKTU YANG
SANGAT LAMA

CONTOH PERENCANAAN
B). BENDUNGAN URUGAN YANG DIPENGARUHI OLEH DENGAN MENGGUNAKAN KUAT
REMBESAN TETAP GESER LEMPUNG KONDISI
CONSOILIDATED DRAINED

C). GALIAN PADA TANAH LEMPUNG DAN LERENG ALAM YANG

BERUPA TANAH
NILAI ESTIMASI SUDUT GESEK DALAM (Ø) DARI HASIL
PENGUJIAN TRIAXIAL
MACAM PENGUJIAN TRIAXIAL
JENIS TANAH
UU (O) CU (O) CD (O)
KERIKIL

UKURAN SEDANG 40 55 40 – 55

BERPASIR 35 - 50 35 - 50

PASIR
KERING DAN TIDAK
28 – 34 - -
PADAT

JENUH DAN TIDAK

28 – 34 - -
PADAT

KERING DAN PADAT 35 – 46 - 43 – 45

1 – 2 KURANG DARI
JENUH DAN PADAT - 43 – 50
KERING DAN PADAT

LANAU ATAU PASIR

BERLANAU

TIDAK PADAT 20 – 22 - 27 – 30

PADAT 25 – 30 - 30 – 35

LEMPUNG 0 (TIDAK JENUH) 14 - 20 20 - 42

 SUDUT GESEK DALAM Ø UNTUK TANAH PASIR

SUDUT GESEK DALAM EFEKTIF Ø’

MACAM
TIDAK PADAT (O) PADAT (O)

PASIR BULAT, SERAGAM 27 35

PASIR GRADASI BAIK,

33 45
BENTUK BERSUDUT
KERIKIL BERPASIR 35 50

PASIR BERLANAU 27 - 30 30 - 34
 CONTOH PENGOLAHAN DATA UJI TRIAXIAL
UNCONSOLIDATED UNDRAINED (UU)
Perubahan Pembacaan Kalibrasi P = kM ε = ΔL/LO 1-  Luas Tegangan Tegangan
Panjang Proving Ring k (kN) Penampang Deviator Deviator
ΔL M Terkoreksi Δσ=P/A’ Δσ=P/A
x 0,01 x 0,002 A’ = AO / (1-ε)

(Cm) (kN) (cm2) (kN/cm2) (kg/cm2)

25

50

75

100

125

σ 11 = ΔσMAX + σ31
BESARNYA σ3 DISETTING
Perubahan Pembacaan Kalibrasi P = kM ε = ΔL/LO 1-  Luas Penampang Tegangan Tegangan
Panjang Proving Ring k (kN) Terkoreksi Deviator Deviator
ΔL M A’ = AO / (1-ε) Δσ=P/A’ Δσ=P/A
x 0,01 x 0,002

(Cm) (kN) (cm2) (kN/cm2) (kg/cm2)

25

50

75

100

125

σ 12 = ΔσMAX + σ32
BESARNYA σ3 DISETTING
Perubahan Pembacaan Kalibras P = kM ε = ΔL/LO 1-  Luas Tegangan Tegangan
Panjang Proving Ring i (kN) Penampang Deviator Deviator
ΔL M k Terkoreksi Δσ=P/A’ Δσ=P/A
x 0,01 x 0,002 A’ = AO / (1-ε)

(Cm) (kN) (cm2) (kN/cm2) (kg/cm2)

25

50

75

100

125

σ 13 = ΔσMAX + σ33
BESARNYA σ3 DISETTING
 TEGANGAN GESER (KG / CM2)

c
σ31 σ32 σ11 σ33 σ12 σ13

TEGANGAN NORMAL (KG / CM2)

ALAT PENGUJIAN TRIAXIAL UU, CU DAN CD
ALAT PENGUJIAN TRIAXIAL UNCONSOLIDATED UNDRAINED (UU)
CONTOH SOAL 1
 HASIL DARI PENGUJIAN TRIAXIAL
CONSOLIDATED UNDRAINED DENGAN
PENGUKURAN TEKANAN PORI PADA LEMPUNG
JENUH ADALAH SRBAGAI CERIKUT

TEGANGAN SEL (σ3) (KG/CM2) 1,5 3 4,5

TEGANGAN DEVIATOR (Δσ) (KG/CM2) 1,9 3,4 5,0
TEKANAN AIR PORI (U) (KG/CM2) 0,8 1,5 2,2

 TENTUKAN NILAI C’ DAN Ø’

PENYELESAIAN CARA I :
σ3 (KG/CM2) 1,5 3 4,5

TEGANGAN DEVIATOR (Δσ) (KG/CM2) 1,9 3,4 5,0

TEKANAN AIR PORI (U) (KG/CM2) 0,8 1,5 2,2

σ1 = Δσ + σ3 (KG/CM2) 3,4 6,4 9,5

σ3’ = σ3 - U (KG/CM2) 0,7 1,5 2,3

σ1’ = σ1 - U (KG/CM2) 2,6 4,9 7,3

PENYELESAIAN CARA II :
TEGANGAN SEL (σ3) (KG/CM2) 1,5 3 4,5
TEGANGAN DEVIATOR (Δσ) (KG/CM2) 1,9 3,4 5,0
TEKANAN AIR PORI (U) (KG/CM2) 0,8 1,5 2,2
σ1 = Δσ + σ3 (KG/CM2) 3,4 6,4 9,5
σ3’ = σ3 - U (KG/CM2) 0,7 1,5 2,3
σ1’ = σ1 - U (KG/CM2) 2,6 4,9 7,3
0,5 (σ1’ – σ3’) 0,95 1,7 2,5
0,5 (σ1’ + σ3’) 1,65 3,2 4,8

KEMUDIAN DIGAMBAR HUBUNGAN ANTARA 0,5

(σ1’ – σ3’) DAN 0,5 (σ1’ + σ3’)
CARA I

CARA II
SEHINGGA DIDAPATKAN HASIL SBB :

' 2
a  0,13 kg/cm
' o
  26
'
  sin 1
tg26   29
o o

' 0,13 2
c  o
 0,16 kg/cm
cos 29
CONTOH SOAL 2 :
PADA PENGUJIAN TRIAXIAL CONSO;IDATED UNDRAINED DENGAN
PENGUKURAN TEKANAN AIR PORI PADA BENDA UJI LEMPUNG
JENUH, DIPEROLEH DATA SBB :

σ3 (KG/CM2) 2 4 6
(σ1 – σ3) (KG/CM2) 1,2 2,3 3,6
TEKANAN PORI SAAT RUNTUH U (KG/CM2) 1,02 2 3
TENTUKAN SUDUT GESEK DALAM DAN KOHESI YANG TANPAK
DALAM TINJAUAN TEGANGAN TOTAL DAN TEGANGAN EFEKTIF
DENGAN MENGGAMBARKAN LINGKARAN MOHR DAN
PENGGAMBARAN TITIK - TITIK TEGANGAN
 PENYELESAIAN :

TEGANGAN UTAMA TOTAL SAAT RUNTUH

3,2 6,3 9,6
σ1 = (σ1 – σ3)f + σ3 (KG/CM2)

TEGANGAN UTAMA TOTAL SAAT RUNTUH

2 4 6
σ3 (KG/CM2

TEGANGAN UTAMA EFEKTIF SAAT RUNTUH

2,18 4,3 6,6
σ1’ = (σ1 – σ3)f + σ3 – U (KG/CM2)

TEGANGAN UTAMA EFEKTIF SAAT RUNTUH

0,98 2 3
σ3’ = σ3 – U (KG/CM2)

0,5 (σ1+ σ3)F (KG/CM2) 2,6 5,15 7,8

0,5 (σ1’ + σ3’)F (KG/CM2) 1,58 3,15 4,8

0,5 (σ1’ – σ3’)=0,5 (σ1 – σ3)F (KG/CM2) 0,6 1,15 1,8

HASIL PENGUJIAN TRIAXIAL
CONTOH SOAL 3 :