Anda di halaman 1dari 19

Pola dari Cetakan MODUL 14: Pengerasan Produk

Lilin/wax Plaster Pertemuan 16 Dengan CO2 Invesment/wax


Cetakan kulit Cetakan PENGECORAN PRESISI C. Kayu,Pasir, GB PROSEDUR
Keramik Kulit (PRECISSION CASTING) dan Karet INVESTMEN CASTING

PENGECORAN PRESISI
)PRECISSION CASTING(
SETELAH MEMPELAJARI PROSES PENGECORAN PRESISI (PRECISSION
:CASTING PROCESSES), DIHARAPKAN MAHASISWA DAPAT

Mengerti keuntungan dan kerugian pengecoran presisi .1


Mengerti jenis-jenis pengecoran presisi .2
Mengenal produk, aplikasi dilapangan dan mesin-mesin yang digunakan .3
Dapat menentukan aliran proses pengecoran presisi.4

BACK TO
INTRODUC.

 
O. PENGECORAN PRESISI
Pengecoran presisi menghasilkan produk berukuran teliti dengan
permukaanyang sangat halus. Cara ini dapat diterapkan untuk ferous maupun non
ferous. Pada Gambar 1, tampak benda coran yang kecil yang dibuat dari paduan
khrom-molibden.

Gambar 1. Pengecoran presisi ujung pengamat senapan

Home  
Keuntungan dari pengecoran presisi :
1. dapat dicor bentuk-bentuk yang rumit
2. diperoleh permukaan yang rata dan halus tanpa garis pemisah
3. ketelitian dimensi baik
4. tidak perlu proses pemesinan lanjut
5. dapat menggantikan proses cetak-tekan

Kerugiannya :
1. proses mahal
2. terbatas untuk benda cor yang kecil
3. sulit bila diperlukan inti

Home  
I.. Pola lilin
Pola lilin yagn digunakan dilelehkan dan dibuang sehingga meninggalkan
rongga dalam cetakan yang sesuai dengan benda aslinya. Proses ini semula digunakan
untuk membuat benda kerajinan dan seni, untuk ini terlebih dahulu dibuat objek dari
lilin. Pola lilin ini kemudian ditutup dengan plester. Stelah plester menjadi keras,
cetakan dipanaskan dalam dapur, lilin meleleh dan cetakan bertambah kuat. Rongga
yang terbentuk dengan segala lekuknya kemudian diisi dengan logam cair. Setelah
didinginkan, cetakan plester dipecahkan. Pada benda cor yang besar, seperti patung-
patung, dapat digunakan inti plester sehingga diperoleh dinding benda cor yang tipis.
Sekarang, replika benda coran atau suku cadang dibuat dari baja atau
kuningan. Dari replika ini kemudian dibuat cetakan belah dari bismut atau paduan
timah. Setelah itu lilin ditekan kecetakan dan dibiarkan membeku kemudian cetakan
dibuka dan pola lilin dikeluarkan. Cetakannya sendiri didinginkan dengan air. Selain
lilin dapat juga digunakan resin termoplastik-polistirin.

Home  
Prosedur pembuatan cetakan dengan pola lilin adalah sebagai berikut:

Gambar 2 Schematic illustration of investment casting (lost-wax process).

Beberapa produk hasil dari proses pengecoran jenis ini, dapat dilihat pada gambar 9

Home  
II.. Proses kulit keramik
Proses ini serupa dengan proses pola lilin. Pola dibuat dari lilin atau plastik
dengan titik lumer yang rendah, ada kalanya dengan cara las lilin beberapa pola
dijadikan satu membentuk kluster, Gambar 3. Cawan tuang disambungkan pad
saluran turun. Kluster ini berkali-kali dicelupkan kedalam campuran keramik dan
ditaburi tepung tahan api. Hal ini terus berulang sampai kulit mencapai ketebalan 4,8
– 12,7 mm. Pola dilelehkan dan cetakan dikeringkan, disusul dengan pembakaran pad
980 sampai 10950 C. Setelah cetakan kering dan bebas dari bahan organik dapat
dilakukan pengecoran. Kulit keramik biasanya pecah setelah logam membeku. Proses
ini menghasilkan benda cor, baik ferous maupun nonferous, yang toleransi hingga
 0,13 mm dan halus permukaannya. Bila diperlukan, toleransi dapat ditingkatkan
dengan cara coining.
Ada kalanya dipergunakan pula air raksa beku sebagai pengganti lilin atau
plastik. Mula-mula dibuat cetakan dari logam lengkap dengan saluran masuk dan
saluran turun. Setelah itu keseluruhannya didinginkan dan siisi dengan aseton, yang
dalam hal ini merupakan pelumas. Air raksa dituangkan kedalam cetakan dan aseton
terdesak keluar. Cetakan didinginkan sampai –600C dan air raksa membeku dalam 10
menit.

Home  
Pola kemudian dikeluarkan dari cetakan dan dicelupkan dalam adonan keramik
sampai terbentuk kulit dengan ketebalan 3,1 mm. Air raksa kemudian dicairkan
kembali dan dikeluarkan dari kulit pad suhu ruang. Pola kulit dikeringkan kemudian
dibakar pad suhu tinggi, menghasilkan kulit yang keras. Kulit tersebut kemudian
dimasukan kedalam kotak, ruangan diskitarnya diisi dengan pasir dan dipanaskan.
Pengecoran dilakukan dengan metoda sentrifugal. Meskipun proses ini dapat
menghasilkan benda cor bermutu tinggi, pemakaiannya sangat terbatas karena biaya
yang besar dan air raksa berbahaya bagi kesehatan.

Gambar 3. Proses kulit keramik

Home  
III. Cetakan Plaster
Gips banyak digunakan untuk cetakan pengecoran presisi karena cepat
mengering dan mempunyai porositas yang baik. Kerugiannya adalah karena sifatnya
yang tidak permanen karena rusak setiap kali benda cor dikeluarkan.
Pola dibuat dari kuningan dengan toleransi yang ketat. Pola ditata pad pelat
dasar rangka cetakan seperti tampak pad Gambar 4.A. Sebelum diberi plaster, pola
disemprot dengan dengan tepung pemisah. Plester yang terdiri dari gips dicampur
dengan bahan penguat dan pengeras dalam keadaan kering kemudian ditambah air.
Campuran tersebut dituangkan disekitar pola dan digetarkan agar diperoleh cetakan
yang sempurna. Setelah plaster mengeras, diangkat dari rangka, kemudian dimasukan
kedalam dapur pengering bersuhu 815 oC . Cetakan yang telah siap dapat dilihat pad
Gambar 4.B.
Setelah logam dituangkan, benda dikeluarkan dengan menghancurkan cetakan.
Plester yang masih melekat dibersihkan dengan penyemprotan.

Home  
Porositas cetakan, untuk pelepasn gas yang timbul dalam cetakan, diatur dengan kadar
air plester. Setelah cetakan kering, air yang menguap meninggalkan renik-renik dalam
cetakan. Selain porositas yang baik, cetakan plaster memiliki kekuatan dan keuletan
yang memadai.

Gambar 4. A. Penyusunan pola logam dalam rangka cetakan plaster. B. Pola plester yang telah
dikeringkan.

Home  
Cetakan plaster biasanya hanya digunakan untuk paduan non forous, seperti
kuningan, perunggu,magnesium dan paduan aluminium tertentu. Benda cor yang
dapat dibuat meliputi suku cadang pesawat terbang, roda gigi kecil, nok, gagang,
bagian-bagian dari pompa, rumah alat peraltan dan bermacam-macam benda cor
lainnya yang rumit.
Salah satu keuntungan utama dari pengecoran dengan cetakan plaster
adalah ketepatan dimensinya. Selain itu penyelesaian permukaan yang mulus,
memberinya peluang yagn baik untuk bersin dengan pengecoran cetakan pasir.
Karena daya hantar plaster rendah, logam lambat beku dan bagian-bagian yang
sangat tipis dapat dicor dengan baik. Selain itu tidak terjadi porositas atau cacat-
cacat lain yang sering dijumpai pad cetakan pasir. Umumnya proses ini dapat
bersaing dengan proses cetak tekan bila menggunakan paduan suhu tinggi
seperti kuningan. Umur cetakan logam berkurang dengan naiknya suhu. Dengan
cetakan plaster yang hanya digunakan sekali, suhu tidak menjadi masalah.

Home  
Impeler yang rumit seperti tampak pada Gambar 5, dicor secara vakum dengan
cetakan logam dan inti plaster. Tidak ada garis pemisah dan eksentrisitasnya sangat
rendah. Peleburan dan teknik pengecoran vakum, cetakan yang kering dan suu
penuangan yang rendah menghasilkan benda coran berkekuatan tingi dan permukaan
yang mulus.

Gambar 5. Berbagai baling-baling aluminium, dibuat dengan cara pengecoran vakum


berintikan plaster.

Home  
IV. Cetakan kulit
Cetakan pada proses ini terdiri dari campuran pasir silika dan resin fenol yang
dibentuk menjadi kulit tipis belahan cetakan. Sepasang kulit dijepit membentuk
cetakan dan disusun seperti Gambar 6.
Mula-mula pasir yang bebas dari tanah liat, dicampur resin area atau fenol
formadehida, kemudian dimasukan dalam rangka penguat atau mesin peniup, Perlu
dignakan pola logam karena mengalami pemanasan mula sampai 230 oC. Kemudian
disemprot dengan bahan pelepas silikon sebelum diletakan diatas drum. Drum ini
kemudian dibalik, sehingga campuran pasir jatuh diatas pola, hal ini dilakukan selama
15 sampai 30 detik sebelum keseluruhannya dikembangkan ke posisi semula. Pola
yang berlapiskan kulit pasir setebal 3,1-4,7 mm dimasukan ketungku pemanggang dan
dibiarkan disitu selama 0,5-1 menit. Kulit cetakan kemudian dilepaskan dan belahan
cetakan dijepit atau dilem manjadi satu. Keuntungan dari proses ini adalah : toleransi
yang ketat, biaya pembersihan yang rendah dan permukaan yang halus. Kerugiannya
adalah proses ini diperlukan pola logam dan peralatan yang cukup mahal untuk
membuat dan memanaskan cetakan.

Home  
Gambar 6. Diagram proses cetakan kulit. A. Menggiling pasir dengan resin, B.
Pemanggangan pola diatas tungku, C. Pelapisan pola dengan campuran pasir dan
resin, D. Penyatuan pasangan belahan cetakan, E. Kelebihan campuran pasir-resin
kembali ke drum, F. Beberapa pasang cetakan setelah distukan dimasukan dalam
rangka penguat dan siap untuk penuangan.

Home  
V. Pengerasan cetakan dengan CO 2
Proses pengerasan cetakan dan inti menggunakan CO 2 dan pengikat
natrium silikat cukup luas penggunaannya. Keuntungan utama proses ini adalah
mempercepat proses pengerasan pasir.
Mula-mula pasir silika kering atau pasir lainnya yang sederajat dengan
bilangan kehalusan AFS 75, dicampur dengan pengikat natrium silikat dalam
pencampur pasir kemudian digunakan langsung untuk membuat cetakan baik
dengan mesin atau tangan. Pasir harus kering dan bebas dari tanah liat, namun
bila diperlukan dapat dicampur dengan serbuk batubara, grafit, pitch atau
serbuk kayu untuk meningkatkan kekuatannya.
Setelah dipadatkan, CO2 dialirkan kedalam cetakan atau inti dengan
tekanan lebih besar 0,1 Mpa.

Home  
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : Na2 SiO3 + CO2 = SiO2 (aq) + Na2CO3.
Silika gel yang terjadi mengeras dan merupakan pengikat butiran pasir, aliran gas,
yang menentukan berhasil tidaknya proses ini, harus dapat dialirkan dengan mudah
dan merata. Waktu yang diperlukan untuk pengerasan bagi benda yang kecil atau
sedang adalah 15-30 detik.
Pada Gambar 7, tampak langkah-langkah pengerasan cetakan CO2. Kadang-
kadang saluran turun terdapat pada ujung kup dan drag dan sejumlah cetakan dapat
ditumpuk.

Gambar 7 Diagram proses CO2, A. Cetakan pasir, B. Pengerasan cetakan dengan


CO2, C. Kotak cetakan dilepaskan, D. Cetakan yang telah selesai.

Home  
VI. Cetakan dari kayu, pasir dan karet.
Berbagai jenis bahan seperti karet, kertas dan kayu dapat digunakan untuk
cetakan logam bertitik lebur rendah. Perhiasan imitasi dan benda-benda kecil lainnya
yang terbuat dari paduan 98% Sn, 1% Cu dan 1% Sb dapat dicor menggunakan
cetakan karet. Pada Gambar 8. tampak cetakan dari karet silikon. Bahan ini dapat
digunakan untuk mencetak pola lilin, platik atau paduan dengan titik lebur rendah.
Cetakan tahan 260oC dan mampu menghasilkan detail cetakan yang sangat teliti.
Silikon juga sangat fleksibel dan mudah dilepaskan.
Pada proses Shaw digunakan campuran pasir dengan etil silikat hidrolisa
ditambah bahan campuran laiinya, sehingga cetakan presisi mudah dilepaskan dari
pola. Setelah terlepas dari pola, cetakan disulut dan dipanggang agar tegar, permeabel
dan mempunyai permukaan yang halus. Proses Shaw, dapat dimanfaatkan untuk pola
tetap dan bentuk-bentuk ayng rumit, cocok untuk operasi otomatis namun
memerlukan waktu pembuatan yang agak lama dan mahal.

Home  
Untuk mencetak surat kabar dapat digunakan cetakan dari kertas lembab. Logam
cetak dituangkan setelah cetakan kertas kering. Selain tiu kayu berserat dapat juga
digunakan untuk bahan cetakan, khsususnya untuk logam bertitik lebur rendah, bila
bentuk benda coran sederhana dan sedikit jumlahnya.

Gambar 8.. Cetakan karet silikon RTV

Home  
Gambar 9 Produk-produk hasil investment casting

Home  
Home  

Anda mungkin juga menyukai