Anda di halaman 1dari 15

CV. Gelora Wija Luwu Enterprasies TA.

2015

SPESIFIKASI TEKNIS
1.1 PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PENUNJANG PROYEK
1.1.1 Umum
Pekerjaan persiapan dan penunjang merupakan pekerjaan sementara yang harus
dilaksanakan agar pekerjaan konstruksi dapat dilaksanakan dengan mudah dan
lancar. Pekerjaan-pekerjaan ini pada umumnya bersifat darurat, tetapi secara
struktural harus mampu memikul beban yang ada dan harus dilaksanakan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan serta sesuai dengan syarat-syarat teknis.
Kontraktor harus membuat dan menyerahkan spesifikasi dan gambar-gambar
pekerjaan sementara kepada Direksi untuk memperoleh persetujuan, selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pekerjaan dimulai.

1.1.2 Pembersihan Lapangan.


Kontraktor harus menyingkirkan pohon-pohon, semak belukar, akar, sampah,
bahan-bahan organik dan benda-benda asing lainnya yang dapat mengganggu
jalannya pekerjaan dalam area pekerjaan seperti diuraikan dalam Kontrak,
termasuk lahan-lahan yang digunakan untuk bangunan/struktur, jalan dan lahan-
lahan yang akan digali atau diurug.

1.1.3 Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank


Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus melakukan pekerjaan pengukuran
untuk memastikan lokasi yang tepat untuk penempatan komponen-komponen
pekerjaan tertentu seperti ditunjukan dalam gambar. Pengukuran meliputi
pengukuran/penentuan koordinat dan elevasi. Koordinat dan elevasi titik yang
diperlukan, ditentukan berdasarkan titik rujukan (Bench Mark) seperti yang
ditetapkan oleh Direksi. Aktualisasi dan Artikulasi titik-titik tersebut diatas berupa
titik-titik yang dipasang pada bouwplank (papan rujukan bangunan/struktur) yang
apabila dihubungkan (dengan benang) satu dengan yang lain akan merupakan
garis-garis sumbu bangunan melalui titik-titik yang diperlukan. Bouwplank harus
dibuat dan dipasang oleh Kontraktor sedemikian rupa sehingga mempunyai elefasi
(rujukan) tertentu yang letaknya tidak mengganggu kegiatan pelaksanaan, merusak
dan merubah elevasinya.

Konstruksi maupun dimensi bench mark akan ditentukan kemudian oleh Direksi.

1.1.4 Mobilisasi dan Demobilisasi.


Mobilisasi mencakup pengadaan, penyediaan, alat berat dan pengankutan tenaga
kerja, perelengkapan dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan,
termasuk pemasangan, penyetelan dan pekerjaan penunjang lainnya, sehingga
semua tenaga kerja, perlengkapan dan peralatan kerja tersebut berada/terpasang
dilokasi pekerjaan dalam kondisi baik dan siap pakai. Mobilisasi mencakup
pengadaan, penyediaan dan pengangkutan :

a. Tenaga kerja yang diperlukan sebagai pelaksana-pelaksana pekerjaan.


b. Peralatan pelaksanaan yang terdiri atas alat-alat berat dan sebagainya.
Dalam mobilisasi sudah termasuk pengadaan, penyediaan dan pengangkutan suku
cadang yang diperlukan agar perlengkapan dan peralatan tersebut selalu siap
dipakai. Demobilisasi dilakukan setelah berakhirnya pelaksanaan pekerjaan,
sebelum pekerjaan diserahkan untuk pertama kalinya kepada pemilik. Demobilisasi
adalah pembongkaran, pengangkutan tenaga kerja, perlengkapan dan peralatan
CV. Gelora Wija Luwu Enterprasies TA.2015

yang telah dimobilisasi, keluar dari lokasi pekerjaan ketempatnya semula.

1.1.5 Barak dan Gudang


Kontraktor harus membuat Barak Kerja di lokasi pekerjaan untuk tempat kerja dan
tinggal sementara para Pekerja yang memenuhi syarat kesehatan sebagai tempat
tinggal, dilengkapan fasilitas air minum dan perlengkapan yang dibutuhkan.
Disamping itu Kontraktor wajib menyediakan gudang dengan luas yang cukup
untuk menyimpan bahan bangunan dan peralatan penunjang lainnya agar
terhindar dari gangguan cuaca. Penempatan barak dan gudang harus diatur
sedemikian rupa agar mudah dijangkau dan tidak menghalangi sirkulasi
pelaksanaan pekerjaan.

1.1.6 Izin-izin
Kontraktor harus mengurus semua izin yang diperlukan sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan sebelum pekerjaan dimulai.

1.1.7 Pemadam Kebakaran


Untuk mencegah terjadinya kebakaran, Kontraktor wajib menyediakan 1 (satu) unit
alat pemadam kebakaran dengan kapasitas minimum 3 kg.

1.1.8 Biaya Asuransi


Dalam penawaran harga Kontraktor dianggap sudah memperhitungkan biaya
Asuransi Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) terhadap pekerja,
staf/pelaksana dilapangan, pengawas lapangan serta staf dari Kegiatan yang
ditempatkan dilapangan.

1.1.9 Personil Kontraktor.


a. Pelaksana yang ditunjuk Kontraktor harus mendapatkan kuasa penuh dalam
bertindak untuk dan atas nama Perusahaan yang dinyatakan dengan Surat
Tugas/Keterangan minimal tamatan Sarjana Muda Pengalaman Minimal 3
Tahun.
b. Kontraktor wajib laporkan secara tertulis kepada Direksi, tenaga pelaksana. Jika
suatu waktu dianggap kurang mampu menurut Direksi, Kontraktor wajib
mengganti pelaksana baru dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari. Sebelum bekerja
harus dikonsultasikan untuk disetujui Direksi. Jika calon pelaksana ditolak,
harus dicari calon pelaksana lain paling lambat 14 (empat belas) hari. Dalam
tenggang waktu tersebut direktur/penanggung jawab perusahaan yang
memimpin pelaksanaan pekerjaan dilapangan sehari-harinya.
1.1.10 Dokumentasi
Kontraktor harus memperhitungkan biaya dokumentasi serta pengirimannya
kekantor Pemimpin Kegiatan serta pihak-pihak lain yang diperlukan. Yang
dimaksud dengan pekerjaan dokumentasi ialah:
a. Membuat laporan-laporan perkembangan pelaksanaan yakni Harian dan
Mingguan
b. Untuk kelengkapan laporan, Kontraktor wajib membuat foto-foto dokumentasi
ukuran 4R, dibuat sebelum pekerjaan di mulai (0%), tahap mulai pelaksanaan
suatu konstruksi hingga selesai (setiap kali untuk pembuatan laporan) dan pada
setiap kali akan melakukan tagihan/terminj, foto dokumentasi harus selalu
diambil pada posisi yang sama untuk setiap kemajuan (tampak depan, samping
dan belakang).
c. Surat-surat dan dokumen lainnya.
CV. Gelora Wija Luwu Enterprasies TA.2015

1.2 BESTEK DAN GAMBAR KERJA


1.2.1 Kontraktor diwajibkan meneliti semua gambar-gambar dan bestek mengenai
pekerjaan ini.
1.2.2 Bila ternyata ada perbedaan antara gambar dan RKS, antara gambar satu dengan
gambar lainnya maka yang berlaku adalah :
a. B e s t e k ( RKS )
b. Gambar dengan skala yang lebih besar (detail).
1.2.3 Bila perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan yang mungkin menimbulkan
kekeliruan atau bahaya dikemudian hari, Kontraktor wajib konsultasikan terlebih
dahulu kepada Direksi untuk mendapatkan petunjuk.

1.3 RENCANA KERJA


1.3.1 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib menyusun suatu rencana kerja
(jadwal pelaksanaan) sebanyak empat rangkap yang diajukan paling lambat 14
(empat belas) hari setelah diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), untuk
disetujui oleh Direksi.
1.3.2 Setelah rencana kerja disetujui Direksi, 3 (tiga) salinan untuk Direksi dan 1 (satu)
salinan ditempel pada ruang Direksi Keet.
1.3.3 Kontraktor harus patuh pada rencana kerja tersebut yang menjadi dasar bagi
Direksi untuk menilai prestasi pekerjaan dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan percepatan dan kelambatan pekerjaan.

1.4 PENGADAAN BAHAN BANGUNAN


1.4.1 Bahan-bahan yang boleh ditempatkan dalam kompleks pekerjaan hanyalah
bahan-bahan yang disyaratkan dalam RKS maupun gambar kerja.
1.4.2 Cara dan tempat penimbunan/penyimpanan bahan harus memenuhi syarat atau
menurut petunjuk Direksi/Pengawas Teknik.
1.4.3 Bahan bangunan jalan yang dipakai adalah yang sesuai dengan kualitas dan
kuantitas serta dimensi yang disyaratkan dalam RKS dan gambar kerja.
1.4.4 Apabila suatu bahan yang disyaratkan tidak terdapat dipasaran, sebelum diganti
Kontraktor harus konsultasi terlebih dahulu dengan Direksi/ Pengawas Teknik,
dan pergantian dapat dilakukan setelah ada persetujuan secara tertulis.
1.4.5 Pergantian bahan bangunan jalan yang tidak terdapat dipasaran lokal dapat
diganti dengan bahan bangunan lain yang setara/setingkat kualitasnya.
1.4.6 Bahan bangunan jalan yang ditolak oleh Direksi karena cacat atau tidak sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan, harus segera dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.

1.5 PENGGUNAAN PERSYARATAN TEKNIS


1.5.1 Persyaratan teknis ini merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan (yang
disebut sebagai proyek) termasuk seluruh bangunan dan pekerjaan lainnya yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
1.5.2 Kecuali disebutkan lain, maka setiap bagian dalam persyaratan teknis ini berlaku
untuk seluruh bangunan yang termasuk dalam pekerjaan ini, disesuaikan dengan
gambar-gambar, keterangan-keterangan tambahan tertulis dan perintah-
perintah Direksi/Pengawas Teknis.
1.5.3 Standar-standar utama yang dipakai adalah yang dibuat dan berlaku resmi di
negara RI, apabila tidak terdapat standar yang dapat diberlakukan terhadap
CV. Gelora Wija Luwu Enterprasies TA.2015

suatu item pekerjaan, maka harus digunakan standar internasional yang berlaku
atas pekerjaan dimaksud atau digunakan standar dari negara produsen bahan
yang menyangkut pekerjaan dimaksud.

1.6 PEKERJAAN PERSIAPAN


1.6.1 Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan Persiapan ini meliputi Pembersihan Lokasi, , Pengukuran dan
Pemasangan Bauplank, yang tertera dalam gambar kerja.
1.6.2 Pelaksanaan :
a. Pekerjaan pembersihan yang dimaksud ini adalah pekerjaan pembersihan
lokasi dari kayu, rumput dan sampah-sampah yang tersebar dilokasi
pekerjaan serta pembongkaran menara Air yang terdapat di site perencanaan.
b. Pengukuran dan pemasangan bouplank dilakukan sekaligus untuk seluruh
site, agar pengaturan perletakan bangunan tidak meleset serta menjaga
kemungkinan perubahan-berubahan atau pergeseran-pergeseran sesuai
keadaan.
c. Kontraktor harus membuat los Direksi secukupnya, menggunakan bahan-
bahan sederhana yang dapat dikunci dengan baik dan dilengkapi dengan
peralatan sederhana
d. Kontraktor harus membuat ruangan-ruangan untuk menyimpan barang-
barang atau alat-alat lainnya dan untuk kantor pelaksana

1.7 PEKERJAAN TANAH


1.7.1 Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan tanah ini meliputi galian tanah untuk Pondasi batu kali,
timbunan pasir serta urugan tanah sisa galian yang nyata-nyata tertera
dalam gambar rencana dan syarat-syarat teknik ini.
1.7.2 Pelaksanaan :
a. Galian tanah pondasi batu kali, dimensi minimal sama dengan gambar atau
maksimal sampai mencapai tanah dasar/keras. Kecuali tanah dasar/keras
melebihi dua kali dimensi yang telah ditentukan, maka Direksi/Pengawas
Teknik dapat mengambil kebijaksanaan untuk merubah konstruksi dan atau
dimensi tanpa mengurangi kekuatan.
b. Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang sejauh minimal 1
meter dari tepi lubang galian.
c. Jika pada galian terdapat air menggenang, harus dipompa keluar. Untuk ini
Kontraktor harus menyediakan pompa air yang siap untuk dipakai.
d. Semua tanah galian yang tidak dipakai harus diangkat keluar lokasi
pekerjaan.
e. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar Pondasi
sehingga dicapai kedalaman yang melebihi apa yang telah ditentukan dalam
gambar, maka kelebihan pada galian harus diurug kembali dengan pasir,
biaya akibat pekerjaan tersebut menjadi beban Kontraktor.
f. Semua urugan pasir harus dipadatkan dengan menyiram air, sehingga
mendapatkan angka kepadatan maksimal.
g. Pasir yang digunakan harus pasir kali dan bukan pasir laut, dengan
persyaratan bahwa pasir harus dalam keadaan bersih dari lumpur, tanah dan
tidak mengandung garam dan mineral lainnya.
h. Urugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan, sehingga
minimal sama dengan keadaan tanah sebelum digali.
i. Ketebalan lapis urugan tanah yang diperkenankan maksimum 30 cm setiap
CV. Gelora Wija Luwu Enterprasies TA.2015

lapis, kemudian dipadatkan sehingga pada ketebalan yang ditentukan,


urugan tanah tersebut mencapai tingkat kepadatan yang diinginkan.

1.8 PEKERJAAN URUGAN


1.1.1 Lingkup Pekerjaan
a Urugan pasir di bawah pondasi
b Urugan tanah di bawah lantai
c Urugan pasir di bawah lantai
1.1.2 Bahan
a Tanah urug yang digunakan adalah tanah non plastis, minimal digolongkan
dalam klasifikasi A-2-7 (Pasir lanauan atau lempungan, AASHTO).
b Pasir urug yang digunakan adalah material yang digolongkan dalam klasifikasi
A-1-b (Fragmen batuan kerikil dan pasir, AASHTO)
c Seluruh material yang digunakan harus bebas dari kandungan garam-garaman
yang berlebihan
1.1.3 Pelaksanaan
a Urugan tanah dan pasir dilaksanakan di bawah lantai seperti tertera pada
gambar, dan pelaksanaannya harus lapis demi lapis dengan batas maksimum
20 cm untuk hamparan setiap lapisan. Dalam setiap lapisannya, urugan harus
dipadatkan dengan alat pemadat yang disetujui sampai dicapai tingkat
kepadatan lapangan yang cukup baik, sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik.
b Untuk pekerjaan penimbunan kembali dibawah atau disekitar bangunan dan
perkerasan harus sesuai dengan gambar rencana.
c Pengurugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan dengan
menggunakan alat pemadat sehingga minimal sama dengan keadaan tanah
sebelum digali.
d Pekerjaan penimbunan kembali harus disertai dengan pekerjaan pemadatan,
dimana dalam proses pemadatan tersebut kadar air optimum harus
dipertahankan (jika kondisi urugan terlalu kering, harus ditambahkan dengan
air/disiram)

1.9 PEKERJAAN PASANGAN BATU KOSONG


1.1.4 Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan pasangan batu kosong dilaksanakan pada lapisan kedua setelah
urugan pasir pada pondasi batu kali, dengan maksud memberikan bantalan
yang stabil pada konstruksi pondasi batu kali.

1.1.5 Bahan
a Bahan yang digunakan adalah batu kali atau batu gunung dengan kondisi
harus bersih, keras tanpa lapisan yang lemah atau retak dan harus memiliki
satu daya tahan (awet).
b Batu-batu tersebut harus berbentuk rata, bentuk baji ataupun oval dan harus
dapat dilapisi seperlunya untuk menjamin saling mengunci yang rapat bila
dipasang bersama-sama dan memberikan satu profil permukaan di dalam
batas-batas ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja.
1.1.6 Pelaksanaan
Batu-batu harus diletakan sedemikian rupa, sehingga secara keseluruhan
memiliki daya saling mengunci (interlocking) dan stabil. Posisi batu harus
memungkinkan untuk melatakan pasangan batu kali di atasnya dan
memberikan permukaan yang maksimal untuk dilapisi pasta semen guna
pelekatan dengan pasangan di atasnya.
CV. Gelora Wija Luwu Enterprasies TA.2015

1.10 PEKERJAAN PONDASI BATU KALI


1.10.1 Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi batu kali yang dibuat untuk
pondasi dibawah kolom, pasangan batu kali sebagaimana dinyatakan dalam
gambar, dan sebelumnya dibawah pasangan pondasi harus diberi urugan pasir
dan batu kosong.

1.10.2 Material :
a. Batu kali yang dipakai harus dari jenis yang keras yang tidak keropos,
serta mempunyai gradasi baik dengan diameter maksimum 25 cm.
b. Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 PC : 4 pasir.
c. Baik batu, pasir maupun air adukan yang dipakai pada pekerjaan ini
harus bersih dari lumpur dan kotoran-kotoran lainnya.
d. Kontraktor tidak dibenarkan menggunakan jenis batu lain kecuali atas
izin Direksi.
1.10.3 Pelaksanaan :
a. Pekerjaan pasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan
bentuk-bentuk yang ditunjukan dalam gambar.
b. Setiap batu harus dipasang di atas lapisan adukan dan diketok
ditempatnya hingga penuh.
c. Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu, untuk
mendapatkan massa yang kuat dan integral

1.11 PEKERJAAN BETON


1.11.1 Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua
macam beton biasa, beton bertulang dengan penulangannya termasuk
bekisting, finishing dan pekerjaan-pekerjaan lain yang nyata-nyata
termasuk dalam pekerjaan ini.
Pekerjaan beton bertulang dan Tak Bertulang dengan adukan 1 Pc : 2 Ps :
3 Kr dilaksanakan untuk :
a. Kolom
b. Sloof dan
c. Ringbalk
d. Lain-lain seperti ditentukan dalam gambar.
1.11.2 Referensi :
Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti
ketentuan-ketentuan seperti tertera dalam :
a. SNI 1734-1989-F
b. SKBI – Pedoman Perencanaan untuk Rumah dan Gedung
c. Pedoman Beton
d. Spesifikasi Bahan Bangunan
e. Pedoman Perencanaan Konstruksi Kayu untuk Rumah dan gedung
1.11.3 Material :
Bahan-bahan/material yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
CV. Gelora Wija Luwu Enterprasies TA.2015

a. Agregat :
Agregat harus terdiri dari gradasi baik dengan ukuran butir dari yang halus
sampai kasar, dan harus sesuai dengan persyaratan dalam ketentuan-
ketentuan beton. Penyimpanan harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga
bebas dari kontaminasi dengan bahan-bahan yang dapat merusak.
b. S e m e n :
b.1 Semen yang dipakai harus bermutu baik, tidak berbatu, seperti disyaratkan
dalam NI-8 Bab 3-2;
b.2 Semen ini harus dibawah ketempat pekerjaan dalam kemasan standard
dari pabrik dan terlindung.
b.3 Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini Kontraktor harus mengusahakan
hanya menggunakan satu merk semen saja.
c. Besi Tulangan :
c.1 Besi untuk tulangan penyimpanannya harus bebas dari kontaminasi
langsung dengan udara, tanah lembab, aspal, oli (minyak) dan gemuk.
c.2 Pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton yang
berukuran garis tengah minimal 1 mm.
d. A i r :
Air yang dipakai untuk pengecoran harus bersih, dalam arti tidak mengandung
lumpur dan bahan-bahan kimia yang dapat mempengaruhi kekuatan beton.
e. Bekisting :
Bahan cetakan beton (bekisting) menggunakan kayu klas III, kecuali
Direksi/Pengawas menegaskan lain.

1.11.4 Pelaksanaan :
1. Pengecoran Beton :
a. Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus bersih dari kotoran-kotoran
dan bahan-bahan lain. Alat-alat pengaduk beton (beton molen) dan alat
pembawa juga harus bersih. Penulangan harus dimatikan pada posisinya, serta
harus diperiksa terlebih dahulu.
b. Dimensi semua bagian beton tertera pada gambar bestek dan detail. Jika
terdapat ketidak cocokan pada ukuran Kontraktor diwajibkan untuk minta
pertimbangan terlebih dahulu dari Direksi.
c. Besar diameter besi tulangan harus sesuai dengan ketentuan dalam gambar.
Jika suatu diameter tidak terdapat dipasaran, Kontraktor diwajibkan
membicarakan terlebih dahulu dengan Direksi
d. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,50 meter dan
segera sesudah pengecoran dimulai, lapisan-lapisan beton dipadatkan dengan
penggetar (internal concrete vibrator). Kecepatan vibrator dalam adukan harus
tetap dan konstan serta penggunaannya tidak boleh mengenai besi tulangan.
e. Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak
tercantum dalam RKS ini, dipakai peraturan yang termuat dalam PBI 1971
sebagai syarat.
f. Agar pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi atas pelaksanaan pengecoran
beton dapat diberikan pada waktunya, Kontraktor diwajibkan menyampaikan
pemberitahuan tentang rencana pengecoran 2 x 24 jam sebelumnya.
g. Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton bersangkutan mengalami
periode pengerasan sebagaimana diatur pada PBI 1971, dan sementara itu
penyiraman beton harus selalu dilaksanakan.
CV. Gelora Wija Luwu Enterprasies TA.2015

2. Penyambungan Beton :
Apabila oleh karena sesuatu dan lain hal pengecoran beton diputuskan
sebelum selesai , sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang
telah mengeras permukaan yang akan disambung harus dikasarkan dan
dibersihkan, bekisting dikencangkan kembali dan penyambungannya
menggunakan air atau bonding agent yang disetujui Direksi/Pengawas.
3. S l u m p :
a. Slump yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix normal adalah sesuai
dengan PBI 1971
b. Pemakaian nilai slump harus teratur dan disesuaikan dengan kebutuhannya,
misalnya daerah-daerah yang pembesiannya rapat dipergunakan slump yang
tinggi.

4. Lantai Kerja
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya, harus
diberi urugan dan lantai kerja masing-masing setebal 5 cm dengan
komposisi adukan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dan dipasang dibawah konstruksi
beton tersebut.

5. Pemeliharaan Beton :
a. Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar selalu lembab
dengan jalan menutup beton dengan karung basah atau menyiraminya dengan
air secara rutin, sampai beton berumur satu minggu.
b. Pada umur sampai dengan 24 jam, beton harus dijaga dari air hujan deras, air
mengalir, getaran-getaran dan sinar matahari.

6. Bahan Additive :
Pemakainan bahan additive harus disertai percobaan laboratorium
guna mendapatkan hasil yang baik dan disetujui Direksi/Pengawas.
Bahan additive ini harus memenuhi persyaratan ASTM atau JIS.
7. Bekesting :
a. Seluruh bahan pekerjaan bekisting menggunakan papan terentang (kayu klas
III) dan balok 5/10 cm, kecuali Direksi/Pengawas menegaskan lain, dan untuk
mendapatkan hasil cetakan yang menenuhi syarat pekerjaan bekisting harus
dikerjakan oleh tukang yang ahli.
b. Celah-celah antara papan bekisting harus cukup rapat, agar waktu mengecor
tidak ada air adukan yang lolos, sebelum mulai mengecor bagian dari dalam
bekisting harus disiram air dan dibersihkan dari kotoran.
c. Bekesting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan sedemikian rupa
agar waktu pengecoran dan pembongkaran tidak mengakibatkan cacat-cacat,
gelombang-gelombang maupun perubahan-perubahan betuk, ukuran-ukuran,
ketinggian-ketinggian serta posisi dari pada beton yang dicor.
d. Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara, yang dapat mencegah
defleksi bahan-bahan bekesting. Bekesting serta sambungan-sambungan harus
rapat, sehingga mencegah kebocoran-kebocoran adukan selama pengecoran.
Lubang-lubang permukaan sementara harus disediakan didalam bekesting
untuk memudahkan pembersihan.
e. Pembongkaran Bekesting :
f. Bekesting harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat
menjamin keselamatan penuh atas struktur-struktur yang dicetak dengan
CV. Gelora Wija Luwu Enterprasies TA.2015

memperhatikan syarat-syarat minimum sebagai berikut :


g. Bagian struktur beton vertikal boleh dibongkar bekesting setelah 7 (tujuh) hari,
dengan syarat bahwa betonnnya cukup keras dan tidak cacat karena
pembongkaran tersebut.
h. Bagian struktur beton yang disangga dengan penumpu tidak boleh dibongkar
sebelum betonnya mencapai kekuatan yang cukup untuk menyangga beratnya
sendiri dan beban-beban pelaksanaan atau beban-beban lain yang akan
menimpa bagian struktur beton tersebut.
i. Dalam hal apapun bekesting pada jenis struktur ini tidak boleh dibongkar
sebelum berumur 14 (empat belas) hari, demikian pula bekesting-bekesting
yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton tidak boleh dibongkar
sebelum beton ditentukan matang.

1.12 PEKERJAAN DINDING


1.12.1 Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi pasangan ½ bata, seperti yang tertera pada
gambar, pelaksanaan pemasangannya harus benar-benar mengikuti garis-garis
ketinggian dan bentuk-bentuk yang terlihat pada gambar dan disebutkan dalam
spesifikasi ini.

1.12.2 Referensi :
Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada
PUBI N-3 1970 dan N-10 1973 dan SNI 1728-1989; SKBI 1.3.53.1989,
tentang Tata Cara Pelaksanaan mendirikan Bangunan Gedung.

1.12.3 Material :
a. Batu bata yang digunakan harus baru, terbakar keras dan tidak patah-
patah. Ukuran yang dianjurkan adalah 5 cm x 11 cm x 22 cm dengan
toleransi 0,5 cm.
b. Adukan yang digunakan untuk pasangan bata biasa adalah campuran
1 PC : 5 Ps, sedangkan untuk daerah kedap air (trasram) menggunakan
campuran 1 PC : 2 Ps,
1.12.4 Pekerjaan dan Penyiapan
Bahan-bahan yang akan digunakan pada pekerjaan ini disimpan dengan
cara-cara yang disetujui Direksi Pengawas, untuk menghindari dari segala
hal yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bahan-bahan tersebut.
1.12.5 Pelaksanaan :
a. Pasangan dinding batu bata umumnya adalah 1/2 batu, kecuali Direksi
memberikan petunjuk lain.
b. Pemasangan batu bata Pada dinding harus lurus dan tegak, lajur
penaikannya diukur tepat dengan tiang lot, kecuali bilamana tidak
diperlihatkan dalam gambar maka setiap lajur bata harus putus
sambungan dengan lajur dibawahnya. Selain itu pola ikatan pasangan
harus terjaga baik diseluruh pekerjaan.
c. Pada jarak-jarak tertentu pasangan batu tersebut harus diperkuat
dengan Kolom Praktis (beton), dengan dimensi, penulangan dan
penempatan sesuai gambar.
d. Segera setelah pasangan batu bata selesai, siar-siarnya dikeruk
sedalam 1 cm agar plesteran dapat melekat dengan baik.
e. Sebelum bata dipasang hendaknya direndam dalam air sampai jenuh,
dan pemasangannya harus rapi sesuai dengan syarat pekerjaan yang
CV. Gelora Wija Luwu Enterprasies TA.2015

baik. Batu bata potongan tidak boleh dipakai/dipasang, terkecuali


pada pertemuan-pertemuan dengan kolom.

1.13 PEKERJAAN PELESTERAN


1.13.1 Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan kebutuhan
persyaratan adukan sebagai berikut :
a. Untuk semua plesteran dinding biasa terdiri dari 1 Pc : 5 Ps.
b. Plesteran kedap air (transram) menggunakan adukan 1 Pc : 2 Ps.
c. Untuk semua plesteran beton dan kaki pondasi digunakan 1 Pc : 3 Ps.
1.13.2 Material :
a. Pasir untuk plesteran harus diayak cukup halus, dan pasir laut atau
pasir yang memiliki kandungan tanah tidak diperkenankan untuk
digunakan.
b. Semen yang digunakan harus baru, tidak ada bagian yang membatu
serta dalam kemasan standard pabrik dan terlindung.
1.13.3 Pelaksanaan :
a. Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan, semua bidang yang akan
diplester harus disiram air sampai jenuh, dan siar-siarnya telah dikeruk
sedalam lebih kurang 1 cm.
b. Tebal plesteran dinding ditentukan ketebalannya 1 cm dikerjakan
dengan lurus dan rata dan bidang-bidang yang berombak/retak harus
dibongkar dan diperbaiki.
c. Semua bidang plesteran yang kelihatan harus diaci menggunakan
adukan 1 Pc : 7 Kpr, terkecuali plesteran kaki pondasi dan beton diaci
dengan air semen.

1.14 PEKERJAAN PENGECETAN


1.14.1 Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja dan
pengecatan tembok.
1.14.2 Material :
a. Jenis Cat tembok yang digunakan adalah merek Avitex, atau yang setara.
1.14.3 Pelaksanaan :
 Pekerjaan Cat Tembok :
a. Permukaan dinding sebelum dicat harus diaci terlebi dahulu
kemudian diamplas dengan kertas pasir sampai rata dan halus.
b. Cat tembok yang digunakan warna putih atau ditentukan kemudian
oleh direksi.
 Pekerjaan cat plafond :
a. Permukaan plafond tripleks sebelum dicat harus bersih dari segala
macam kotoran, dan sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan
Kontraktor harus memperlihatkan bagian -bagian yang akan dicat
kepada Direksi untuk diperiksa.
b. Semua bidang plafond yang dicat satu kali cat dasar dan 2 (dua)kali
cat penutup sampai kelihatan rata.
c. plafon yang digunakan warnanya menyesuaikan dengan warna cat
sebelumnya.
 Pekerjaan cat kayu
CV. Gelora Wija Luwu Enterprasies TA.2015

a. Bidang-bidang yang akan dicat harus bersih dari segala macam


kotoran, dan sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan Kontraktor
harus memperlihatkan bagian -bagian yang akan dicat kepada Direksi
untuk diperiksa.
b. Semua permukaan kayu yang akan dicat harus diamplas kembali
sampai rata.
c. Pengecatan kayu dilaksanakan satu kali plamir kayu , satu kali cat
dasar dan satu kali cat penutup.
d. Warna cat kayu yang digunakan akan ditentukan kemudian

1.15 PEKERJAAN PASANGAN LANTAI KERAMIK/TEGEL


1.15.1 Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan pemasangan lantai keramik dengan
ukuran disesuaikan dengan gambar rencana.
1.15.2 Material :
a Keramik yang akan digunakan berkualitas baik, tidak terdapat retak-
retak dan mempunyai ukuran yang sama besar.
b Sebelum pekerjaan dimulai, terlebih dahulu kontraktor memberikan
contoh bahan yang akan digunakan untuk mendapat persetujuan
Direksi/Konsultan pengawas.
1.15.3 Pelaksanaan :
a. Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik terlebih dahulu harus
disiram dengan air serta dibersihkan dari kotoran-kotoran yang dapat
menyebabkan pasangan keramik tidak dapat melekat dengan baik.
b. Keramik yang akan dipasang terlebih dahulu harus direndam dengan air,
dilap hingga airnya tak menetes untuk kemudian dialasi perekat dengan
memakai adukan 1 bagian semen dan 2 bagian pasir.
c. Lebar sambungan naat diusahakan harus rata sehingga membentuk garis
lurus dengan lebar sambungan (naat) tidak lebih dari 3 mm kemudian
diisi dengan semen warna yang sesuai dengan warna keramik.
d. Pemotongan keramik sedapat mungkin dicegah dan jika ada, maka
pemotongan harus dilakukan dengan alat pemotong ubin yang
dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak terdapat gerigi dan kelihatan
lapisan.

1.16 PEKERJAAN KAYU


1.16.1 Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan kayu-kayu
untuk Kusen, Pintu dan Jendela serta pekerjaan kayu lainnya yang tertera
dalam gambar.
1.16.2 Material :
a. Jenis : Kayu yang dipakai pada pekerjaan ini untuk kusen dan
konstruksi atap menggunakan kayu kelas 2 lokal dan untuk bekisting
menggunakan kayu kelas 3 lokal.
b. Mutu : Kayu yang dipakai harus lurus kering, memiliki serat yang
teratur, tidak terdapat mata-mata kayu/cacat-cacat lainnya serta tidak
terdapat bidang-bidang yang lemah.
c. Ukuran : Ukuran-ukuran kayu yang dipergunakan harus sesuai dengan
CV. Gelora Wija Luwu Enterprasies TA.2015

yang terdapat pada gambar detail.


c Kadar Air : Kayu-kayu yang dipergunakan hanya boleh mengandung
kadar air maksimum 25 % untuk ukuran tebal lebih dari 7 cm dan kadar
air maksimum 19 % untuk tebal kurang dari 7 cm.
d Bahan pengikat yang digunakan berupa paku galvanis, baut dan plat
besi. Apabila menggunakan perekat yang digunakan harus terbuat dari
lem tahan air setara dengan merek ‘’ Herferin’’.

1.16.3 Pelaksanaan :
Semua pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela, tiang, Lisplank, kuda – kuda
kasau dan reng pada bagian-bagian pertemuan harus dikerjakan dengan
rapi dan tidak berongga, serta jarak pemasangannya mengikuti petunjuk
yang tertera dalam gambar.

1.17 PEKERJAAN ATAP


1.17.1 Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan pemasangan
Rangka Atap, pembongkaran atap untuk penyambungan dengan talang
serta nok/bubungan pada tempat-tempat sesuai dengan yang ditunjukan
dalam gambar rencana.
1.17.2 Material :
a. Bahan atap yang akan dipergunakan untuk bangunan ini adalah atap
Seng Gelombang Kotak Soka Jempol Ceria atau yang setara.
b. Bahan nok/bubungan menggunakan Nok Atap Seng.
c. Rangka Penyokong Kuda-kuda baja Ringan PC 75 Menggunakan baja
ringan material G
550,ZAM ZG-090,Galvalume AZ-100 & galvanized Z-22 ( Dimensi Sesuai
dengan Gambar rencana), Mutu dan Spesifikasi sesuai peraturan
perencanaan bangunan baja Indonesia (PPBBI) 1971.
d. Rangka Penutup Atap menggunakan baja ringan , Gording Menggunakan
Baja kanal dengan dimensi sesuai dengan gambar rencana.

1.1.1 Pelaksanaan :
a. Atap genteng metal harus diperiksa terlebih dahulu dengan tidak
mengalami kerusakan/pecah untuk menjaga kebocoran.
b. Pemasangan harus dilakukan oleh tenaga/tukang yang terampil yang
sebelumnya telah mendapatkan pengetahuan teknis pelaksanaan
mengenai cara pemasangan genteng metal.
c. Atap harus dipasang dalam keadaan rapat agar terjaga dari rembesan
air hujan.
d. Kontraktor diharuskan mengajukan contoh-contoh bahan untuk
mendapatkan persetujuan Direksi/Pengawas .

1.2 PEKERJAAN PLAFOND


1.2.1 Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan penutup
plafond pada tempat-tempat yang sesuai dengan yang ditunjukan dalam
gambar .
1.2.2 Material :
- Untuk penutup plafond menggunakan Tripleks 4 mm, tidak cacat dan
diusahakan warna yang digunakan seragam.
CV. Gelora Wija Luwu Enterprasies TA.2015

- Rangka Plafond menggunakan material kayu kelas 2.


1.2.3 Pelaksanaan :
a. Ketinggian, ukuran, pembidangan dan konstruksi plafond dilaksanakan
sesuai ketentuan-ketentuan dalam gambar.
b. Pemasangan plafond harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli, lurus
dan rata. Apabila terjadi plafond terpasang ternyata tidak lurus, retak
dan lentur, Direksi berhak menolak dan Kontraktor harus segera
membongkar dan memperbaiki kembali.

1.3 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


1.3.1 Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan Instalasi titik lampu,
Lampu TL dan Lampu Pijar, Kabel – Kabel, Stopkontak serta Saklar.

1.3.2 Material :
a. Kabel – kabel yang dipakai adalah dari jenisnya NYA yang memenuhi
standar PLN (SPLN) serta berantai LMK (Menimal merek Eterna atau
Setara).
b. Stop kontak, saclar dan fitting serta peralatan listrik yang digunakan
harus buatan dalam negeri yang telah memenuhi standar PLN,
kemampuan menimal 10/16A.
c. Lampu yang digukana adalah jenis SL 25 Watt dan SL 10 Watt harus
merek Philips TL atau setara harus dilengkapi Capasitor.

1.3.3 Pelaksanaan :
a. Pemasangan instalasi listrik harus berpedoman pada peraturan umum
instalasi listrik (PUIL) tahun 2000.
b. Untuk menangani pekerjaan ini harus ditunjuk instalatur yang telah
memiliki SPJT dan SBUJK bidang & M dari AKLI.
c. Instalasi yang terpasang harus disesuaikan dengan tenaga listrik yang
terpasang di aera proyek.
d. Untuk penerangan dan stop kontak biasa kabel yang digunakan adalah
jenis NYA diameter 2.5 mm atau 1.5 mm dengan pelindung PVC
diameter 5/8” dan dipasang inbouw.
e. Untuk semua penyambung kabel harus menggunakan T Dos dan
ditutup dengan las dop. Serta ditempatkan pada dudukan yang aman.
f. Pemasangan instalasi listrik umumnya dikerjakan sebelum plafond
ditututup dan peralatan dinding dikerjakan.
g. Pada semua stop kontak dan SDP harus diberi arde dengan
menggunakan kawat BC, dan kasus pentanahan harus dikerjakan
sampai mendapatkan tahanan yang disaratkan, serta diberi pelindung
pipa paralon diameter ¾”.

1.4 PEKERJAAN PLAMBING


1.4.1 Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan kloset jongkok,
instalasi air, keran air, bak air, pembuatan septictank dan peresapan serta
pekerjaan pembuatan sumur air permukaan dengan konstruksi cincin
beton.
1.4.2 Material :
a. Semua instalasi air bersih menggunakan pipa PVC tipe D, kualitas baik,
setara dengan produk Rucika Atau Paralon.
b. Keloset jongkok yang nanti akan digunakan haruslah setara dengan
merek INA.
CV. Gelora Wija Luwu Enterprasies TA.2015

c. Kran air yang digunakan sesuai dengan gambar kerja dan spek yang
tertera dalam RAB.

1.4.3 Pelaksanaan :
a. Pipa PVC penyambungannya dilakukan dengan sambungan (draad)
berulir jentangnya dilapisi dengan seal tape.
b. Pemasangan pipa dank ran air stenles steel harus dilaksanakan dengan
baik dan tertutup, kecuali apabila menggunakan water moer harus
dipasangan pada tempat yang mudah dicapai dan tidak tertutup oleh
dinding maupun lantai.

1.4.4 Pengujian ;
a. Semua instalasi baik pipa maupun karan air sebelum ditutup haruslah
diuji terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya kebocoran.
b. Bila dalam pengujian ditemukan adanya kerusakan, kebocoran atau
penyumbatan kontraktor harus segera mengganti/memperbaiki
kerusakan tersebut, kemudian dilakukan pengujian/pemeriksaan
kembali.

1.4.5 Sumber air bersih


Pengadaan dan sumber air bersih diambil dari sumber air sumur air
dangkal (sumur cincin beton).

1.5 PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN KUNCI

1.1.7 Lingkup Pekerjaan :


Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan dan pemasangan penggantung
dan kunci sesuai dengan gambar kerja.
1.1.8 Material :
a. Bahan pengganung dan kunci harus sesuai dengan spesifikasi yang
tertera pada gambar kerja dan RAB.
b. Kondisi bahan harus dalam keadaan bagus/berfungsi, tidak rusak dan
cacat.
c. Dalam kondisi tertentu, penggantian bahan penggantung dan kunci
harus mendapatkan persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.
1.1.9 Pelaksanaan :
a. Sebelum pemasangan bahan penggantung dan kunci terlebih dahulu
diperiksa apakah bahan penggantung berfungsi dengan baik.
b. Pemasangan bahan penggantung hatus hati-hati dan rapi agar dapat
berfungsi dengan baik.
c. Lapisan atas bak tanaman ditanami dengan rumput gajah.
d. Penempatan bahan pengantung dan kunci harus sesuai dengan gambar
rencana. Bila mana terdapat kendala dan perubahan, harus sesuai
dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.

1.2 PEKERJAAN LAIN-LAIN


a. Pada akhir pekerjaan, seluruh bagian yang terdapat pada pekerjaan
tersebut dan sebagiannya harus bersih dari sisa-sisa semen, cat dan
kotoran-kotoran lainya.
b. Area Bangunan dibersihkan dari sisa – sisa bahan bangunan, kotoran –
kotoran dan gundukan – gundukan tanah bekas galian harus diratakan
CV. Gelora Wija Luwu Enterprasies TA.2015

serta bahan – bahan yang tidak terpakai lagi harus diangkut ke luar
lokasi pekerjaan.
c. Kerusakan lain akibat dari pembongkaran menjadi tanggung jawab
kontraktor untuk memperbaiki kembali.

1.3 DOKUMENTASI
Kontraktor harus membuat foto-foto dokumentasi dibuat sebelum pekerjaan di mulai
(0% ), tahap pelaksanaan hingga pengusulan terminj, penyerahan I (pertama) dan
penyerahan II (kedua), foto dokumentasi harus selalu diambil pada posisi yang sama
untuk setiap kemajuan (tampak depan, samping dan belakang) dan setiap tahapan
bagian pekerjaan yang penting antara lain penulangan beton, pengecoran, kansteen
dan lain-lain. Foto-foto tersebut dimasukan kedalam album dan diserahkan kepada
Pemimpin Bagian Proyek (Direksi/Pengawas) sebanyak 3 (tiga) set.
1.4 GAMBAR PELAKSANAAN (AS BUILD DRAWING)
1.4.1 Setelah selesainya seluruh pekerjaan, Kontraktor bekerja sama dengan Konsultan
Pengawas membuat gambar terlaksana/as build drawing (jika terdapat
perubahan pelaksanaan dari perencanaan) berdasarkan shop drawing dari
seluruh sistem, struktur dan konstruksi, termasuk perletakan, denah maupun
instalasi.
1.4.2Instalasi listrik, instalasi air bersih dan instalasi air kotor harus dibuat oleh
Kontraktor sesuai dengan keadaan yang terpasang dan diserahkan kepada
Pemberi Tugas pada saat Serah Terima Pekerjaan
1.5 PENGAWASAN
1.5.1 Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis.
1.5.2 Setiap saat Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis harus dapat mengawasi,
memeriksa atau menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan maupun
tenaga kerja. Untuk itu Kontraktor harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan.
1.5.3 Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan
Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis adalah menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Pekerjaan tersebut bila diperlukan harus dapat diperiksa sebagian
atau seluruhnya untuk keperluan/kepentingan pemeriksaan.
1.5.4 Jika diperlukan pengawasan oleh Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis
diluar jam kerja yang resmi, maka biaya untuk hal tersebut menjadi beban
Kontraktor. Permohonan untuk mengadakaan pemeriksaan tersebut harus
dengan surat yang disampaikan kepada Direksi/Pengawas.
1.6 PEKERJAAN AKHIR
Area Bangunan Pasar harus dibersihkan dari sisa-sisa bahan-bahan bangunan,
kotoran-kotoran dan gundukan-gundukan tanah bekas galian harus diratakan serta
bahan-bahan yang tidak terpakai lagi harus diangkut keluar lokasi pekerjaan.

Pasangkayu, 01 Juli 2015


CV. Gelora Wija Luwu Enterprasies

MUH. YUSUF BURHAN HABIBU, SE


Direktur

Anda mungkin juga menyukai