Anda di halaman 1dari 10

1

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN TIANG


PANCANG SISTEM HIDRAULIC JACK IN
(STUDI: PROYEK KCU BCA SUNSET ROAD BALI)

I Wayan Jawat 1)
1) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

ABSTRAK

Metode konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk
mendapatkan tujuan dari proyek, yaitu biaya, kualitas dan waktu. Aspek teknologi, sangat
berperan dalam suatu proyek konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat, dan
aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi.
Sehingga target waktu, biaya dan mutu sebagaimana ditetapkan akan dapat tercapai.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah :Untuk mengetahui metode
pelaksanaan pekerjaan tiang pancang sistem hidraulic jack in. Hidrolik Sistem adalah suatu
metode pemancangan pondasi tiang dengan menggunakan mekanisme hydraulic jacking
foundation system. Sistem ini terdiri dari suatu hydraulic ram yang ditempatkan pararel
dengan tiang yang akan dipancang, dimana untuk menekan tiang tersebut ditempatkan sebuah
mekanisme berupa plat penekan yang berada pada puncak tiang dan juga ditempatkan sebuah
mekanisme pemegang (grip) tiang, kemudian tiang ditekan ke dalam tanah.
Dengan sistem pemancangan hidraulik dinilai efektif karena lebih ramah lingkungan
(tidak menimbulkan suara bising, tidak menimbulkan asap dan tidak menimbulkan getaran
pada tanah). Pengerjaan relatif lebih cepat dan dalam pelaksanaanya lebih mudah. Dapat
langsung diketahui daya dukung tiang pancangnya.

Kata kunci: metode, hidrolik sistem, tiang pancang

PADURAKSA, Volume 5 Nomor 1, Juni ISSN: 2303-


2

1 PENDAHULUAN alat pancang menggunakan system lama


1.1 Latar Belakang yang menimbulkan suara dan polusi dan lain
Dalam pelaksanaan pekerjaan sebagainya.
konstruksi, adakalanya juga diperlukan suatu
metode terobosan untuk menyelesaikan 1.2 Rumusan Masalah
pekerjaan di lapangan. Khususnya pada saat Dari latar belakang tersebut, maka
menghadapi kendala-kendala yang permasalahan yang penulis angkat dalam
diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak penelitian ini adalah bagaimanakah metode
sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk pelaksanaan pekerjaan tiang pancang?
itu, penerapan metode pelaksanaan
konstruksi yang sesuai kondisi lapangan, 1.3 Tujuan Penelitian
akan sangat membantu dalam penyelesaian
Tujuan yang ingin dicapai dalam
proyek konstruksi bersangkutan.
penulisan ini adalah untuk mengetahui
Semua tahapan pekerjaan gedung metode pelaksanaan pekerjaan tiang
mempunyai metode pelaksanaan yang pancang.
disesuaikan dengan disain dari konsultan
perencana. Perencanaan metode pelaksanaan 1.4 Manfaat Penelitian
pekerjaan struktur didasarkan atas design,
1. Manfaat Teoritis:
situasi dan kondisi proyek serta site yang ada
a. Meningkatkan pemahaman
dalam data-data proyek. Data-data tersebut
tentang metode pelaksanaan
merupakan data yang mempengaruhi dalam
pekerjaan tiang pancang.
menentukan dan merencanakan metode
b. Sebagai sumbangan dalam
pelaksanaan gedung.
pengembangan ilmu pengetahuan
Metode site works atau struktur bawah tentang metode pelaksanaan
merupakan metode yang memiliki pengaruh pekerjaan tiang pancang dan
yang cukup besar dalam metode pekerjaan merupakan informasi bagi mereka
struktur secara keseluruhan. Metode struktur yang tertarik dengan penelitian
bawah akan menentukan ketepatan schedule selanjutnya.
pelaksanaan struktur. Hal tersebut 2. Manfaat Praktis:
disebabkan oleh tingkat kesulitan yang tinggi a. Sebagai sumbangan pemikiran
dalam pelaksanaannya. bagi kontraktor dalam metode
Seiring dengan perkembangan kemajuan pelaksanaan pekerjaan tiang
teknologi dimana waktu yang terus pancang.
berjalanmenuntut para engineer untuk b. Memberikan masukan terhadap
memanfaatkan waktu yang terbatas hasil kajian yang dilakukan
semaksimal mungkin untuk membuat sebagai upaya peningkatan
rencana kerja yang efektif dan efisien. Pada pemahamaan tentang metode
pekerjaan awal khususnya pekerjaan pelaksanaan pekerjaan tiang
pemancangan tidak dapat dianggap remeh, pancang.
karena disitu sering terjadi masalah yang
dapat memakan waktu.
2 KAJIAN PUSTAKA
Tiang pancang adalah awal dari
2.1 Metode Pelaksanaan Pekerjaan
pekerjaan struktur yang sering terjadi
masalah, mulai dari kondisi tanah yang tidak Tahap pertama sebelum memulai suatu
sama dari rencana, tanah yang basah karena pelaksanaan proyek konstruksi, harus
musim hujan atau adanya sumber air tanah, ditentukan terlebih dahulu suatu metode
untuk melaksanakannya. Dalam skala

PADURAKSA, Volume 5 Nomor 1, Juni ISSN: 2303-


3

organisasi suatu proses perencanaan yang akan dipancang, dimana untuk menekan
pelaksanaan proyek konstruksi, sangatlah tiang tersebut ditempatkan sebuah
penting untuk menentukan metode konstruksi mekanisme berupa plat penekan yang berada
terlebih dahulu, karena setiap jenis metode pada puncak tiang dan juga ditempatkan
konstruksi akan memberikan karakteristik sebuah mekanisme pemegang (grip) tiang,
pekerjaan berbeda. Penentuan jenis metode kemudian tiang ditekan ke dalam tanah.
konstruksi yang dipilih akan sangat Dengan sistem ini tiang akan tertekan secara
membantu menentukan jadwal proyek. kontiniu ke dalam tanah, tanpa suara, tanpa
Metode konstruksi yang berbeda akan pukulan dan tanpa getaran.
memberikan ruang lingkup pekerjaan dan Penempatan sistem penekan hydraulic
durasi yang berbeda pula, yang sudah barang yang senyawa dan menjepit pada dua sisi
tentu juga mempunyai pertimbangan tiang menyebabkan didapatkannya posisi
finansial dalam bentuk biaya. Ada faktor- titik pancang yang cukup presisi dan akurat.
faktor yang mempengaruhi jenis ruang Ukuran diameter piston mesin hydraulic jack
lingkup pekerjaan yang dilakukan, sehingga tergantung dengan besar kapasitas daya
perlu diperhatikan dan dipertimbangkan, dukung mesin tersebut. Sebagai pembebanan,
yaitu: ditempatkan balok – balok beton atau plat-
1. Sumber daya manusia dengan skill plat besi pada dua sisi bantalan alat yang
yang cukup untuk melaksanakan pembebanannya disesuaikan dengan muatan
suatu metode pelaksanaan konstruksi. yang dibutuhkan tiang.
2. Tersedianya peralatan penunjang Keunggulannya tiang pancang metode
pelaksanaan metode konstruksi yang hydraulic jack in:
dipilih. 1. Bebas getaran
3. Material cukup tersedia. 2. Bebas pengotoran lokasi kerja dan
4. Waktu pelaksanaan yang maksimum udara serta bebas dari kebisingan
dibanding pilihan metode konstruksi 3. Daya dukung aktual pertiang
lainnya. diketahui
5. Biaya yang bersaing. Dengan hydraulic jack in, daya
dukung setiap tiang dapat diketahui dan
Oleh karena faktor – faktor yang dimonitor langsung dari manometer yang
mempengaruhi metode pelaksanaan seperti: dipasang pada peralatan hydraulic
design bangunan, medan/lokasi pekerjaan, jacking system sepanjang proses
dan ketersediaan dari tenaga kerja, bahan, pemancangan berlangsung.
dan peralatan, seperti sudah dijelaskan diatas,
maka kadang – kadang metode pelaksanaan 4. Harga yang ekonomis
hanya memiliki alternatif yang terbatas. Teknologi hydraulic jacking ini tidak
memerlukan pemasangan tulangan ekstra
2.2 Tiang Pancang Sistem Hidrolik penahan impack pada kepala tiang
(Hydraulick Jack In) seperti pada tiang pancang umumnya.
Hidrolik sistem adalah suatu metode 5. Lokasi kerja yang terbatas
pemancangan pondasi tiang dengan Dengan tinggi alat yang relatif
menggunakan mekanisme hydraulic jacking rendah, hydraulic jacking system ini
foundation system, dimana sistem ini telah dapat digunakan pada basement, ground
mendapatkan hak paten dari United States, floor atau lokasi kerja yang terbatas, Alat
United Kingdom, China dan New Zealand. hydraulic jacking system ini dapat
dipisahkan menjadi beberapa komponen
Sistem ini terdiri dari suatu hydraulic sehingga memudahkan untuk dapat
ram yang ditempatkan pararel dengan tiang dibawa masuk atau keluar lokasi kerja.

PADURAKSA, Volume 5 Nomor 1, Juni ISSN: 2303-


4

Kekurangan tiang pancang metode


Dimensi Kapasitas
hydraulic jack in: Bentuk
(mm) HSPD (ton)
1. Apabila terdapat batu atau lapisan Persegi 300 150
tanah keras yang tipis pada ujung
tiang yang ditekan, maka 3. Setiap tiang harus memiliki
mengakibatkan kesalahan pada saat sedikitnya satu tes silinder, hasilnya
pemancangan. harus diserahkan kepada pengawas.
2. Sulitnya mobilisasi alat pada daerah 4. Tiang harus dipancang dengan
lunak ataupun pada daerah hidraulic static pile driver atau
berlumpur. pressed pile atau jack in pile, yaitu
3. Karena hydraulic jacking ini teknologi pemancangan yang ramah
mempunyai berat sekitar 360 ton dan lingkungan.
saat permukaan tanah yang berbeda 5. Driving cap: selama pekerjaan
daya dukungnya, maka hal tersebut pemancangan, kepala tiang harus
akan dapat mengakibatkan posisi alat dilindungi dengan driving cap.
pancang menjadi miring bahkan 6. Preboring: continous fliying auger
tumbang, sehingga sangat berbahaya (atau peralatan lain yang disetujui).
terhadap keselamatan pekerja. 7. Kapasitas alat pancang minimum
4. Pergerakan alat hydraulic jacking ini 250% kali daya dukung yang ingin
sedikit lambat, proses dicapai untuk jenis tanah pasir
pemindahannya relatif lama untuk sedangkan untuk jenis tanah lempung
pemancangan titik yang berjauhan. kapasitas alat pancang 200% kali
Dari kelebihan dan kekurangan yang daya dukung tiang.
ada, metode pancang hidrolik dipilih untuk
proyek pembangunan gedung KCU BCA
yang bertempat di Jl. Baypass Sunset Road
mengingat daerah tersebut termasuk daerah
yang padat dan lahan terbatas.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Produk Tiang Pancang
1. Jenis tiang yang digunakan adalah
tiang pancang beton prategang 3.2 Spesifikasi Pengiriman, Penyimpanan,
persegi. Mutu beton 45 Mpa Pengangkatan dan Pemindahan
berdasarkan kekuatan silinder 1. Setelah panjang tiang diveritifikasi,
ekivalen dengan 50 Mpa kekuatan kirim tiang-tiang ke proyek dlam
kubus. suatu jumlah dan suatu waktu untuk
2. Jika jenis tiang pancang lainya akan menjamin kontuinitas operasi
digunakan, maka harus diusulkan pemancangan tiang dan sesuai jadwal
selama tender, dilengkapi dengan proyek.
proposal teknis. Ukuran dan kekuatan 2. Setiap tiang harus dengan jelas
tiang harus ekivalen dengan desain ditandai untuk menunjukan nomer,
aslinya, dan memberikan daya tanggal pengecoran dan titik angkat
dukung yang sama. seperti dinyatakan pada gambar.
Sebelum pemancangan setiap tiang
harus ditandai dengan nomernya,

PADURAKSA, Volume 5 Nomor 1, Juni ISSN: 2303-


5

panjang keseluruhan, dan pada mengurangi hard driving tiang


interval 0,5 meter, dengan komulatif pancang selama tahap awal operasi
diukur dari nol pada ujung tiang. pemancangan.
3. Tiang harus diangkat dengan hati-hati 6. Jika sambungan diperlukan maka
untuk menghindari retak atau sambungan tiang terdiri bagian plat
kerusakan lain. Tiang boleh diangkat penyambung dapat digunakan. Kedua
setelah kekuatan tekan yang bagian disambung bersama dengan
disyaratkan. las dilapangan, setelah modul tiang
4. Simpan tiang dalam urutan kelompok dipaskan pada as yang sama. Plat
diatas tanah dan diganjal untuk baja male dan female dicor pada
mencegah distorsi tiang. ujung setiap tiang yang akan
disambung. Plat diangkur kedalam
3.3 Pemancangan Tiang bagian beton menggunakan batang
1. Sesifikasi teknis peralatan pancang tulangan, dilas ke plat kedalam
yang akan digunakan dan set pukulan kolom.
selama penetrasi terakhir yang 7. Apabila pemancangan dihentikan
direncanakan harus diserahkan sebelum penetrasi akhir tercapai
kepada pengawas/perencana paling maka,pencatatan penetrasi tidak
sedikit 2 minggu sebelum permulaan boleh diambil sebelum penetrasi
pemancangan, dan harus disetujui mencapai sedikitnya 300-mm
oleh pengawas/perencana. pemancangan ulang (redriving).
2. Sebelum permulaan pemancangan 8. Setiap tiang yang harus dipancang
tiang, kontraktor harus sudah vertical dan tepat pada posisi yang
melengkapi set out posisi tiang pada benar seperti dinyatakan dalam
site. Kontraktor juga harus gambar.
melaporkan lokasi tiang dengan tepat 9. Tiang tidak boleh menyimpang lebih
secara tertulis kepada dari 1,0% dalam arah vertical atau
pengawas/perencana. ketegakan dan tidak boleh bergeser
3. Jangan memancang tiang sampai lebih dari yang ditunjukan dalam
pekerjaan tanah di daerah yang akan Tabel 1.
dipancang tiang diselesaikan. 10. Semua tiang harus dipancang secara
4. Secara kontinu pemancangan tiang kontinu tanpa terputus sampai
pada lokasi yang dinyatakan sampai penetrasi yang disyaratkan
mencapai kedalaman yang diperlukan tercapai.jumlah pukulan untuk setiap
dan driving resistance yang penetrasi 0,5 m harus dicatat.
ditentukan berdasarkan pemancangan 11. Jika tiang dicabut karena kesalahan
dan pembebanan used test pile. pemancangan, maka lubang yang
5. Jika terdapat lapisan keras dekat terbentuk harus diurug dengan gravel
permukaan yang harus ditembus, atau pasir tanpa tambahan biaya.
maka preboring harus dilakukan 12. Kontraktor harus menyerahkan suat
untuk menembus tanah keras denah tiang as-built, dalam 4 copy
menggukanan continous flying auger dalam jangka waktu 10 hari kerja
dengan diameter lubang sedikit lebih sejak pemancangan tiang terakhir.
kecil dari penampang tiang. Speed
pile dapat digunakan untuk

PADURAKSA, Volume 5 Nomor 1, Juni ISSN: 2303-


6

Tabel 1. Toleransi Ketegakan Tiang Pancang


Toleransi setiap tiang Toleransi pusat kelompok
Jumlah tiang Toleransi
terhadap Tiang tiang terhadap pusat kolom
Per kelompok (cm)
lainnya (cm) (cm)
1 7,5 - 7,5
2,3 7,5 11 5,0
4 7,5 11 4,5
5 Atau lebih 7,5 11 4,0

13. Laporan pemancangan tiang harus a. Test PDA (Pile Driving Analyzer)
diserahkan dalam jangka waktu 24 atas 4 (empat) buah tiang.
jam setelah pemancangan,dan b. Test beban vertical atas 1 (satu)
laporan ini harus disetujui oleh buah tiang.
pengawas/perencana. Laporan 2. Jika suatu test gagal, maka tambahan
pemancangan tiang ini mencangkup 2 test lagi harus dilakukan dan tidak
hal-hal sebagai berikut: boleh gagal, semuanya atas beban
a. Lokasi tiang, nomor identifikasi, biaya kontraktor. Kontraktor harus
elevasi tanah. menyediakan tambahan tiang dalam
b. Data tiang. kelompok tiang yang gagal ,tanpa
c. Data hammer. tambahan pembayaran.
d. Jenis driving cap tiang yang 3. Selama test, tidak boleh ada
digunakan. pemancangan tiang yang
14. Kriteria penerimaan adalah sebagai dikerjakan.Tiang yang akan ditest
berikut: harus dipilih oleh
a. Rate of settlement maksimum pengawas/perencana secar random
1,27 mm/ton. berdasarkan data pemancangan.
b. Total settlement maksimum 25,4 4. Kontraktor harus mencatat semua
mm. kejadian selama test,dan ini semua
c. Permanent settlement (rebound) harus disetujui oleh pengawas
maksimum 6,35 mm. 5. Sekalipun test dilakukan hanya atas
d. Analisa berdasarkan beberapa tiang-tiang tertentu, kontraktor harus
metode, seperti metode chin, bertanggung jawab dan menjamin
Davidson, de Beer, Mazukiewics. bahwa semua tiang memenuhi syarat
15. Peningkatan beban harus dilakukann dalam batas toleransinya.Penerimaan
secara gradual bertahap sebesar beberapa tiang tidak melepas
50%,100%,150% dan 200% dari tanggung jawab Kontraktor atas
beban kerja rencana,berdasarkan semua pekerjaan pondasi dan atas
schedule ASTM D-1143-81 section akibat penurunan pada struktur atas
5.2. (Cyclic loading procedure). bangunan.

3.4 Test PDA dan Test Beban Atas Tiang 3.5 Panjang tiang dan daya dukunganya
Permanen 1. Panjang tiang adalah ±16 meter.
1. Kontraktor akan melakukan test Tiang akan dipancang pada lapisan
dengan jumlah sebagai berikut: tanah sampai mencapai lapisan tanah
keras kedalaman ±16 meter.

PADURAKSA, Volume 5 Nomor 1, Juni ISSN: 2303-


7

2. Dalam segala hal maka panjang tiang 2. Persiapan Alat Pemancang


minimum adalah 6 kali Pelaksana harus menyediakan alat
ukuran/diameter penampang. Panjang untuk memancang tiang yang sesuai
yang pasti ditentukan berdasarkan dengan jenis tanah dan jenis tiang
data tanah dan indicator pile. pancang sehingga tiang pancang tersebut
3. Berdasarkan hasil penyelidikan dapat menembus masuk pada kedalaman
tanah,daya dukung tiang adalah yang telah ditentukan atau mencapai
sebagai berikut: daya dukung yang telah ditentukan,
a. Daya dukung vertical: -60 ton tanpa kerusakan. Bila diperlukan,
untuk tiang berukuran 300 x 300 pelaksana dapat melakukan penyelidikan
mm. tanah terlebih dahulu.
b. Daya dukung tarik: -10 ton untuk
tiang berukuran 300 x 300 mm. 3. Penyimpanan Tiang Pancang
c. Daya dukung lateral: -6 ton untuk Tiang pancang disimpan di sekitar
tiang berukuran 300 x 300 mm. lokasi yang akan dilakukan
pemancangan. Tiang pancangdisusun
3.6 Metode Pelaksanaan Tiang seperti piramida, dan dialasi dengan
Pancang kayu 5/10. Penyimpanan dikelompokan
sesuai dengan type, diameter, dimensi
1. Persiapan Lokasi Pemancangan
yang sama.
Mempersiapkan lokasi dimana alat
pemancang akan diletakan, tanah 4. Pemancangan
haruslah dapat menopang berat alat. Kepala tiang pancang harus
Bilamana elevasi akhir kepala tiang dilindungi dengan bantalan topi atau
pancang berada di bawah permukaan mandrel. Tiang pancang diikatkan pada
tanah asli, maka galian harus sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik
dilaksanakan terlebih dahulu sebelum sehingga tiang pancang masuk pada
pemancangan. Perhatian khusus harus bagian alat. Setelah melakukan
diberikan agar dasar pondasi tidak pemancangan, dilakukan monitoring
terganggu oleh penggalian diluar batas- pancang sesuai dengan from yang ditelah
batas yang ditunjukan oleh gambar kerja. disetujui. Seperti gambar di bawah ini.

Gambar 3. Pembagian zona tiang pancang dan Gambar 4. Monitoring tiang pancang
site plan metode kerja.

PADURAKSA, Volume 5 Nomor 1, Juni ISSN: 2303-


8

Kemudian dilakukan test PDA (Pile c. Peralatan yang digunakan untuk


Driving Analyzer) yang bertujuan untuk:: pengujian test PDA tersebut
a. Daya dukung aksial tiang adalah:
pancang. i. Piling Driver Analyzer (PDA)
Penentuan daya dukung aksial
tiang didasarkan pada
karakteristik dari pantulan
gelombang yang diberikan oleh
reaksi tanah (lengketan dan
tahanan ujung). Korelasi yang
baik antara daya dukung tiang
yang diberikan dari hasil PDA
dengan cara statis yang
konvensional telah diakui, yang ii. Dua (2) strain transducer
membawa pada pengakuan PDA
sebagai metode yang sah dalam
ASTM D-4945-1996. Meski
demikian, harus dicatat korelasi
yang ditujukan dalam grafik
didasarkan pada hasil pengujian
jika daya dukung batas (ultimate) iii. Dua (2) accelerometer
dicapai baik dengan „PDA‟ iv. Kabel Penghubung
maupun dengan pengujian statis d. Persiapan Pengujian Test PDA
yang konvensional. (Pile Analyzer Test)
i. Penggalian tanah permukaan
b. Keutuhan Tiang Pancang. sekeliling kepala tiang,
Kerusakan pada fondasi tiang apabila kepala tiang sama rata
dapat terjadi karena beberapa hal permukaan tanah.
antara lain pada saat ii. Pengeboran lubang kecil pada
pengangkatan tiang atau selama tiang untuk pemasangan strain
pemancangan tiang. Untuk tiang transducer dan accelerometer.
bor, pengecilan penampang dan iii. Pemasangan instrument.
longsornya tanah adalah e. Informasi yang diperlukan dalam
kerusakan yang paling umum test PDA (Pile Analyzer Test)
dijumpai. Kerusakan ini dapat i. Gambar yang menunjukan
dideteksi dengan „PDA‟. lokasi dan identifikasi tiang.
Berdasarkan gaya dan kecepatan ii. Tanggal pemancangan.
yang terekam dari gelombang iii. Panjang tiang dan luas
selama perambatannya sepanjang penampang tiang.
tiang, lokasi dari kerusakan dapat iv. Panjang tiang tertanam.
dideteksi dan luas penampang f. Prosedur Pengujian Test PDA
sisa dari tiang dapat diperkirakan. (Pile Driver Analyzer)
Jika hanya keutuhan tiang saja Pengujian dinamis tiang
yang dibutuhkan, sebuah sub didasarkan pada analisis
sistem dari „PDA‟ yang disebut gelombang satu dimensi yang
Pile Integrity Tester lebih terjadi ketika tiang dipukul oleh
ekonomis untuk digunakan dari palu. Regangan dan percepatan
pada „PDA‟.

PADURAKSA, Volume 5 Nomor 1, Juni ISSN: 2303-


9

selama pemancangan diukur pembebanan yang menunjukkan


menggunakan strain transducer tekanan hidrolik terdiri dari empat
dan accelerometer. Dua buah silinder untuk menekan tiang
strain transducer dan dua buah pancang ke dalam tanah sampai
accelerometer dipasang pada ditemui kedalaman tanah keras.
bagian atas dari tiang yang diuji 5. Kesalahan teknis yang terjadi selama
(kira-kira 1,5- x diameter dari pelaksanaan konstruksi tidak
kepala tiang). Pemasangan kedua selamanya diatasi dengan melakukan
instrument pada setiap pengulangan pekerjaan, namundapat
pengukuran dimaksudkan untuk dilakukan upaya lain mengatasinya
menjamin hasil rekaman yang sejauh masih dalam batas ketentuan
baik dan pengukuran tambahan persyaratan teknis.
jika salah satu instrument tidak 6. Pada pelaksanaan tes PDA (pile
bekerja dengan baik. Pengukuran driving analyzer), fondasi yang akan
direkam oleh „PDA‟ dan di uji harus dipersiapkan dengan
dianalisis dengan „ Case Method‟ baik, dengan mengecek kerataan
yang sudah umum dikenal, permukaan uji fondasi yang akan di
berdasarkan teori gelombang satu bebani dengan hammer.
dimensi. 7. Untuk pelaksanaan pekerjaan tiang
pancang hydraulic kondisi
4 PENUTUP permukaan tanah harus datar dan
padat, agar mobilisasi alat dan
1. Dengan sistem pemancangan
material tidak mengalami masalah.
hidraulik dinilai efektif karena lebih
ramah lingkungan (tidak
menimbulkan suara bising, tidak 5 DAFTAR PUSTAKA
menimbulkan asap dan tidak Abrar Husen, 2010, Manajemen Proyek,
menimbulkan getaran pada tanah). Yogyakarta, Andi Offset
2. Pengerjaan relatif lebih cepat dan Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen
dalam pelaksanaanya lebih mudah. Proyek dan Konstruksi.Jilid 1 & 2.
3. Kualitas tiang pancang terjamin. Yogyakarta. Penerbit Kanisius.
Tiang pancang yang digunakan Dokumen Kick of meeting Project KCU
merupakan hasil pabrikasi, sehingga BCA Sunset Road Bali
kualitas bahan yang digunakan dapat Ervianto, W. I. 2004. Teori – Aplikasi
dikontrol sesuai dengan kebutuhan Manajemen Proyek Konstruksi.
serta kualitasnya seragam karena Yogyakarta: Penerbit ANDI
dibuat massal. (Kontrol Ervianto, W. I. 2005. Manajemen Proyek
kualitas/kondisi fisik tiang pancang Konstruksi. Yogyakarta: Penerbit
dapat dilakukan sebelum tiang ANDI
pancang digunakan). Ervianto, W. I. 2012. Selamatkan Bumi
4. Dapat langsung diketahui daya Melalui Konstruksi Hijau,
dukung tiang pancangnya, Perencanaan, Pengadaan,
pemancangan yang menggunakan Konstruksi dan Operasi.
drop hammer dihentikan bila telah Yogyakarta: Penerbit ANDI
mencapai tanah keras/final set yang Hardiyatmo, H. C. (2011). Analisis dan
ditentukan (kalendering). Sedangkan Perencanaan Fondasi I: Edisi
bila menggunakan Hydrolic Static Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada
Pile Driver (HSPD), terdapat dial University Press.

PADURAKSA, Volume 5 Nomor 1, Juni ISSN: 2303-


10

Imam Soeharto,I. 1995. Manajemen Proyek


Konstruksi. Dari Konseptual
sampai Operasional. Jakarta:
Penerbit Erlangga Jakarta.
Ilmusipil.com
Mahendra Sultan Syah, 2004, Manajemen
Proyek Kiat Sukses Mengelola
Proyek, Cetakan Pertama, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Peurifoy, 1979. Construction Planning
Equipment, Int Student Edition, Mc
Graw – Hill, New York.
Pulauintan.com

PADURAKSA, Volume 5 Nomor 1, Juni ISSN: 2303-

Anda mungkin juga menyukai