Anda di halaman 1dari 53

BAKU MUTU

LINGKUNGAN HIDUP
AIR, AIR LAUT, AIR
LIMBAH
MARIKE MAHMUD
1 Pembagian Air

Tawar : kadar garam  Air Laut


rendah Kadar garam tinggi
(SKMen LH 51 Th 2004)

Air permukaan
Air tanah

(PP 82 Th 2001)
Kelas I, II, III,IV
KARAKTERISTIK KUALITAS AIR

Suhu, Kekeruhan, warna,


Karakteristik Fisik
bau, TDS, TSS dan
Air
Konduktivitas
pH, merkuri, timbal, besi,
Karakteristik Kimia mangan, Nitrat dll

Oksigen terlarut, BOD, COD

Karakteristik
Mikrobiologis Coliform
E.Coly
Karakteristik Fisik Air
•Kegiatan yang membuang air panas ke
perairan : Proses Kehidupan di dalam air
•Jlh O2 di air menurun
Suhu Kehidupan ikan & hewan air terganggu /
mati

Kekeruhan -Kegiatan yang menyebabkan erosi di


sungai
-Mengganggu Estetika
-Mengurangi desinfektan Air

Bahan Padat Kegiatan yang menyebabkan


longsor
Keseluruhan TSS : Erosi
TDS : mineral mineral di dalam air
Mempengaruhi keransparanan warn
a air dan produktivitas.
Karakteristik Kimia Air

Organik

-Pengukuran jlh oksigen yang akan habis dalam waktu


BOD ( Biochemical lima hari oleh organisme aerobik dalam volume limbah
Oksigen Demand) pada suhu 20o C.
- Konsukuensi pembungan limbah yang kekurangan
oksigen

Kebutuhan Oksigen Kimiawi untuk mengoksidasi bahan


COD (Chemichal organik baik yang dapat didegradasi maupun tanpa
Oxygen Demand) didegradasi oleh bakteri. : Selulosa, fenol yang sukar
terurai
Karakteristik Kimia (An Organik)

-Secara alamiah : Mineral sulfida cinnabar,pirit


-Tambang emas tradisional
Merkuri -Pabrik batere dan cat
-Pada manusia dapat masuk mll rantai makanan

Perkebunan yang menggunakan pupuk :Pupuk NPK


penyebab Nitrat di perairan
Nitrat Menyebabkan air berbau busuk, O2 menurun karena
eutrofikasi, menurunkan populasi ikan. Di atas 45 bpj
berbahaya untuk diminum

Sianida
-Menghambat pertukaran O2, bersifak toksik pd ikan.
-Dihasilkan Pelapisan logam, pertambangan emas & perak,
pupuk dan Industri besi dan baja.
Karakteristik Biologis

Mengetahui Jumlah Bakteri Dalam


Tes Bakteri Total Sampel
Kurang efisien karena semua bakteri
non patogen ikut dijumlahkan

Bakeri Patogen yang ada pada Tinja


E. Coly Dapat mengalahkan mekanisme
pertahanan tubuh
PP 82 Tahun 2001 : Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air

 Air dalam PP ini : semua air yang


terdapat di atas atau di bawah
permukaan tanah kecuali air laut dan air
fosil.
 Sumber air baik di atas maupun di bawah
permukaan air meliputi : aquifer, mata
air, sungai, rawa, danau, situ, waduk dan
muara.
PP 82 Tahun 2001 : Pasal 8 : 4 Kelas


Kelas I
Kelas 1 Air baku air minum, atau peruntukan lain
yang dipersyaratakan sama dengan itu

Prasarana/sarana rekreasi air,


Kelas II pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,
air untuk mengairi pertanaman, atau
peruntukan lain yang mensyaraktkan dgn itu
Kelas III Pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,
mengairi pertanaman dan peruntukan lain
yang mensyaratkan sama dengan itu

Kelas IV Mengairi pertanaman, dan peruntukan lain


yang mensyaratkan sama dgn kegunaan
tersebut
Baku Mutu Air Laut : KepMen LH
51 Tahun 2004

Lamp I Lampiran II Lamp III

• Pelabuhan • Wisata • Biota Laut


Bahari
I. 2 Pembagian air laut
(Kep. Men LH No 51/2004) :

•Biota Laut
•Perairan Pelabuhan
Wisata Bahari
Kep Men LH No 51 Tahun 2004 :
Lampiran I

• Kecerahan, kebauan, • pH, salinitas, sulfide • Coliform total


padatan tersuspensi (H2S), Ammonia total,
total, sampah, suhu, hidrokarbon total, PCB,
lapisan minyak surfaktan, minyak dan
lemak TBT. Raksa,
cadmium, tembaga,
timbal dan seng

Fisika Kimia Biologi


Kepmen LH 51 Tahun 2004 : Lampiran II :
Wisata Bahari

Fisika Kimia Biologi

• Warna, Bau, • pH, Salinitas, DO, • E Coliform


Kecerahan, TSS, Suhu, BOD5,Amoniak, • Coliform Total
Sampah dan Lapisan Fospat, Nitrat, H2S,
Minyak Fenol,
PAH(Poliaromatik
hidrokarbon),PCB • Radionuklida :
(Poliklor bifenil), • Komposisi yang tidak
detergen, minyak dan diketahui
lemak, pestisida
• Raksa, Crom VI,Arsen,
Cadmium, tembaga,
timbal, seng dan nikel
Kep Men LH 51 Tahun 2004 : Lampiran III
: Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut

Fisika Kimia Biologi


pH, Salinitas, DO, BOD5,
Ammonia Total, Fosfat, nitrat,
sianida, sulfide, Poliaromatik Coliform Tinja
hidrokarbon (PAH), Fenol, PCB Patogen
Total,Surfaktan,Minyak dan Planston
Lemak, Pestisida dan Tributil
tin (TBT).
Kecerahan, kebauan, TSS,
Sampah, Suhu dan Lapisan
Minyak

Logam Terlarut : Radionuklida :


Raksa, Krom VI, Aresen, Komposisi yang tidak diketahui
cadmium, tembaga, Timbal,
Seng, Nikel
PMK 32 Tahun 2017 : Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan dan Pensyaratan Kesehatan Air Untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang,Solus Per Aqua
dan Pemandian Umum.

 Merupakan pengganti dari :

 PERMENKES 416/ MENKES /PER/IX/1990 tentang


Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air
 Permenkes 061/MENKES /PER/I/1991 :
Pensyaratan Kesehatan Kolam Renang dan
Pemandian Umum dicabut dan tidak
diberlakukan
PMK 32 Tahun 2017

 A
Air untuk
keperluan
hygiene Air dengan kualitas tertentu
sanitasi yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari yang
kualitasnya berbeda dengan
kualitas air minum
PMK 32 Tahun 2017

Tempat dan fasilitas umum berupa


Kolam Renang
konstruksi kolam berisi air, dilengkapi
dengan fasilitas kenyamana dan
pengamanan baik yang terletak di dalam
maupun di luar bangunan digunakan untuk
berenang, rekreasi dan olah raga lainnya

Solus Per Aqua


Sarana air yang digunakan untuk terapi
dengan karakteristik tertentu yang
kualitasnya dapat diperoleh dengan cara
pengolahan maupun alami
Baku Mutu Air Minum :
Permenkes 492 Tahun 2010 : Pensyaratan
Kualitas Air Minum
 Kepmenkes 907.menkes/SK/ VII/2002
dicabut/ diganti
 Dalam PP ini yang dimaksud dengan air
minum adalah : air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan
dan dapat langsung diminum.
 Terdiri atas : Parameter Wajib dan Parameter
Tambahan
Permen LHK NO.P.68/2016 :
Lampiran I : Baku Mutu A

 Penggunaan : Rumah susun, penginapan,


asrama, pelayanan kesehatan, lembaga
pendidikan, perkantoran, perniagaan, pasar,
rumah makan, balai pertemuan, arena rekseasi,
permukiman, industry, IPAL Kawasan, IPAL
Perkotaan, pelabuhan, bandara, stasiun kereta
api, terminal dan lembaga kemasyarakatan.
Permen LHK NO.P.68/2016 :
Lampiran I : Baku Mutu A
Parameter Satuan Kadar Maksimum
pH - 6-9
BOD Mg/l 30
COD Mg/l 100
TSS Mg/l 30
Minyak dan Lemak Mg/l 5
Amoniak Mg/l 10
Total Colifor Jlh/100 ml 3000
Debit L/orang/hari 100
Permen LHK NO.P.68/2016 : Lampiran
II : Perhitungan Baku Mutu Air
Limbah Domestik Terintegrasi

Permen LHK NO.P.68/2016 : Lampiran II :
Perhitungan Baku Mutu Air Limbah Domestik
Terintegrasi
 B. Kadar Air LimbahGabungan paling tinggi :

𝐶𝑖𝑄𝑖+𝐶𝑛𝑄𝑛
 𝐶𝑚𝑎𝑥 = σ𝑛𝑖
𝑄𝑖+𝑄𝑛
 C Max : Kadar paling tinggisetiap parameter dalamsatuan mg/l
 Ci : Kadar paling tinggisetiapparamateredalambakumutu air limbah domestic
padakegiatan I
 Qi : Debit paling tinggi air limbah domestic kegiatan I
 Cn : Kadar paling tinggisetliap parameter dalambakumutu air
limbahuntukkegiatan n
 Qn : Debit paling tinggi air limbahkegiatan n dalam m3/waktu.
Baku Mutu Air Limbah : Permen
LH No 5 Tahun 2014 Mengatur :

 Industri Penapisan logam dan  Industri Pengolahan Susu


galvanis
 Industri Minuman ringan
 Indistri Penyamakan kulit
 Industri sabun, detergen dan
 Industri Minyak Sawit produk produk minyak nabati
 Industri Karet  Industri bir
 Industri Tapioka  Industri baterei timbal asam
 Industri monosodium glutamate  Industri Pengolahan buah-buahan
 Indutri Kayu Lapis  Industri pengolahan hasil perikanan
Baku Air Limbah Permen LH No 5
Tahun 2014

 Indsutri pengolahan hasil rumput laut  Industri g Petrokimia hulu


 Industri Pengolahan kelapa  ula
 Industri pengolahan daging  Industri rokok
 Industri pengolahan kedelai  Industri ekeltoi gula rafinasi
 Industri pengolahan obat tradisional  Industri Pengolahan Kopi
atau jamu
 Industri Petrokimia Hulu
 Industri peternakan sapi dan babi
 Industri Rayon
 Industri Minyak goring dengan proses
basah dan kering  Industri Keramik
Baku Air Limbah Permen LH No 5 Tahun
2014

 Industri asam oleokimia dasar  Industri tekstil

 Industri soda kostik  Perhotelan

 Industri Pulp dan kertas  Fasilitas pelayanan kesehatan


 Rumah Pemotongan Hewan
 Industri ethanol
 Domestik :
 Industri batere kering
 Kawasan pemukiman, kawasan
 Industri cat perkantoran, kawasan perniagaan dan
apartemen
 Industri farmasi
 Rumah makan dgn luas lebih dari 1000 m2
 Industri pestisida
 Asrama yang berpenghuni 100 orang atau
 Industri pupuk lebih.
Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha atau Kegiatan
Pertambangan Bijih Emas dan Atau Tembaga : 202 Tahun
2004

Kegiatan • Serangkaian kegiatan penambangan dan


Pertambangan Bijih pengolahan nijih emas dan tembaga dan
Emas atau Tembaga kegiatan pasca tambang

Kegiatan • Pengambilan bijih emas atau tembaga meliputi


Penambangan Bijih penggalian, pengangkutan dan penimbunan
Eams atau Tembaga baik tambang terbuka maupun tertutup

Kegiatan • Proses penghancuran,


Pengolahan Bijih penggilingan,pengapungan, pelindian dan atau
Emas atau Tembaga pemurnian dengan metode fisika atau kimia
Pertambangan Bijih Emas atau Tembaga
(Kep. Men LH No 202/2004) :

•Penambangan Bijih Emas dan Tembaga


•Pengolahan Bijih Emas
• dan Atau Tembaga
Pertambangan Bijih Emas atau Tembaga
(Kep. Men LH No 202/2004) :
Penambangan Bijih Emas dan Tembaga
Pengolahan Bijih Emas atau Tembaga

Parameter Satuan Kadar


Paramete Satuan Kadar Maksimu
r Maksim
u pH 6-9
pH 6-9
TSS Mg/l 200
TSS Mg/l 200
Cu* Mg/l 2
Cu* Mg/l 2
•= sebagai Cd* Mg/l 0.1
konsentrasi ion Cd* Mg/l 0.1
Zn* Mg/l 5
logam terlarut
Zn* Mg/l 5
- Untuk memenuhi Pb* Mg/l 1
baku mutu limbah Pb* Mg/l 1
tidak bisa dengan As* Mg/l 0.5
cara pengenceran As* Mg/l 0.5 •= Sebagai konsentrasi
dengan air secara Ni* Mg/l 0.5
total ion logam terlarut
langsung dari Ni* Mg/l 0.5 •** = Parameter khusus
Cr* Mg/l 1 untuk pengolahan bijih
sumber air
Cr* Mg/l 1 emas Cyanida.
CN** Mg/l 0.5
Hg* Mg/l 0.005
Pedoman Status Mutu Air: KEPUTUSAN MENTERI
LINGKUNGAN HIDUP NO 115 TAHUN 2003

Metode

STORED Indeks Pencemaran Air


Pedoman Status Mutu Air: KEPUTUSAN MENTERI
LINGKUNGAN HIDUP NO 115 TAHUN 2003

Sumber Air

Lamp I : STORET Lamp II : IP

Air yang terdapat di atas atau


di permukaan tanah termasuk
dalam penegrtian ini akuifer,
mata air,sungai, rawa, danau,
situ, waduk dan mauar
Metode STORED

KELAS SKOR
 A : BAIK SEKALI  SKOR : 0 : BAIK SEKALI

 B : BAIK  SKOR : -1 S/D -10 : TERCEMAR


RINGAN
 SKOR : -11 S/D -30 : TERCEMAR
 C : SEDANG
SEDANG

 D : BURUK
 SKOR ≥ -31: TERCEMAR BERAT
PROSEDUR METODE STORED

Jumlah Nilai Parameter


contohi i*)
1. Lakukan pengumpulan data kualitas
air dan debit air secara periodik
sehingga membentuk data dari
waktu ke waktu (time series data). Fisika Kimia Biologi

2. Bandingkan data hasil pengukuran dari < 10 Maksimum -1 -2 -3


masing-masing parameter air dengan Minimum -1 -2 -3
nilai baku mutu sesuai dengan kelas Rata-rata -3 -6 -9
air  *) Jumlah parameter yang digunakan untuk penentuan status mutu air
≥ 10 Maksimum -2 -4 -6
3. Jika hasil pengukuran memenuhi nilai 5. Jumlah negatif dari seluruh parameter dihitung dan ditentukan status
mutunya dari jumlahMinimum -2
skor yang didapat dengan menggunakan sistem -4 -6
baku mutu air (hasil pengukuran ≤ nilai
Rata-rata -6 -12 -18
baku mutu) maka diberi Skor . 

4. Jika hasil pengukuran tidak memenuhi


nilai baku mutu air (hasil pengukuran *) Jumlah parameter yang digunakan untuk penentuan
> baku mutu), maka diberi skor status mutu air
5. Jumlah negatif dari seluruh parameter dihitung dan
ditentukan status mutunya dari jumlah skor yang didapat
dengan menggunakan sistem nilai
Contoh METODE STORED

 Data diambil dari sungai Ciliwung pada


stasiun 1. Pada tabel ini tidak
diberikan data lengkap hasil analisa di
Sungai Ciliwung, tetapi hanya
diberikan nilai maksimum, minimum
dan rata-rata dari data hasil
Contoh Data
No Parameter Satuan Baku Hasil Pengukuran Skor
Mutu
Maksimum Minimum Rata-Rata
FISIKA
1 TDS mg/l 289 179.4 224.2
2 Suhu air C Normal ± 24.15 20.5 22.06 0
3
3 DHL Mhos/c 82.6 72 76.3
m
4 Kecerahan M 0.46 0.41 0.41
KIMIA
a. Anorganik
1 Hg Mg/l 0.002 0.0296 0.0006 0.0082 -8
2 As Mg/l 0.5 0.0014 Tt 0.0004 0
3 Ba Mg/l 1.5 17.401 11.239 15.3665
4 F Mg/l 0.01 0.51 0.28 0.4138 0
NoT Parameter Satua Baku Hasil Pengukuran Skor
n Mutu
Maksimum Minimum Rata-Rata
5 Cd mg/l nihil Tt Tt Tt 0
6 Cr (VI) mg/l 0.0036 Tt 0.0009 -8
7 Mn mg/l 0.033 Tt 0.083
8 Na mg/l 15.421 5.1672 11.0246
9 NO3-N mg/l 12.28 0.04 3.4675
10 NO2-N mg/l 0.06 1 0.0075 0.3996 -8
11 NH3-N Mg/l 0.02 1.53 Tt 0.576 -8
12 pH Mg/l 6 – 8.5 7.83 6.72 7.41 0
13 Se Mg/l 0.05 Tt Tt TT 0
14 Zn Mg/l 0.02 0.0457 Tt 0.0114 -2
15 Cn Mg/l 0.01 Tt Tt Tt 0
NoT Parameter Satuan Baku Mutu Hasil Pengukuran Skor
Maksimum Minimum Rata-Rata
16 SO4 mg/l 40 2.2 14.175
17 H2S mg/l 0.002 1.27 0.0014 0.3354 -8
18 Cu mg/l 0.02 0.008 tt 0.0043 0
19 Pb mg/l 0.03 0.2456 tt 0.1451 -8
20 RSC mg/l 3.42 2.42 2.985
21 BOD5 mg/l 42.51 22.97 32.92
22 COD Mg/l 62.2 34.32 48.08
23 Minyak dan Mg/l 0.5 tt tt tt 0
Lemak
24 PO4 Mg/l 2.28 0.02 0.7167
25 Phenol Mg/l 0.001 tt tt tt 0
26 Cl2 Mg/l 0.003 1.3315 0.0003 0.3383 -8
NoT Parameter Satuan Baku Hasil Pengukuran Skor
Mutu
Maksimum Minimum Rata-Rata
27 B mg/l 2.103 0.81 1.4575
28 COD mg/l 0.12 0.0145 0.0653
29 Ni mg/l Tt Tt TT
30 HCO3 mg/l - - -
31 CO2-bebas mg/l 11.88 7.92 9.24
32 Salinitas mg/l 0.02 0 0.015
33 DO Mg/l >3 9.1 8 8.433 0
b. Organik Mg/l
1 Aldrin Mg/l Tt Tt Tt
2 Dieldrin Mg/l Tt Tt Tt
3 Chlordane Mg/l Tt Tt Tt
NoT Parameter Satuan Baku Hasil Pengukuran Skor
Mutu
Maksimum Minimum Rata-Rata
27 B mg/l 2.103 0.81 1.4575
28 COD mg/l 0.12 0.0145 0.0653
29 Ni mg/l Tt Tt TT
30 HCO3 mg/l - - -
31 CO2-bebas mg/l 11.88 7.92 9.24
32 Salinitas mg/l 0.02 0 0.015
33 DO Mg/l >3 9.1 8 8.433 0
b. Organik Mg/l
1 Aldrin Mg/l Tt Tt Tt
2 Dieldrin Mg/l Tt Tt Tt
3 Chlordane Mg/l Tt Tt Tt
NoT Paramete Satuan Baku Mutu Hasil Pengukuran Skor
r
Maksimum Minimum Rata-
Rata
4 DDT mg/l 0.002 Tt Tt Tt 0
5 Detergent mg/l 0.2 Tt Tt Tt 0
6 Lindane mg/l Tt Tt Tt
7 PCB mg/l Tt Tt Tt
8 Endrine mg/l 0.004 Tt Tt Tt 0
9 BHC mg/l 0.21 Tt Tt Tt 0
Mikrobiolo Mg/l
gi
1 Colifor Jml/10 15x10^6 2.5x10^6 7.125x10
tinja 0 ^6
2 Total Jml/10 15x10^6 2.5x10^6 8.37x10^
coliform 0 6

Jumlah -58
Skor
Penentuan Status Mutu Air Dengan
Metoda Indeks Pencemaran

 Indeks Pencemaran (IP) ditentukan untuk suatu peruntukan,


kemudian dapat dikembangkan untuk beberapa peruntukan bagi
seluruh bagian badan air atau sebagian dari suatu sungai.

 Dapat memberi masukan pada pengambil keputusan agar


dapat menilai kualitas badan air untuk suatu peruntukan
serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kualitas jika
terjadi penurunan kualitas akibat kehadiran senyawa
pencemar. IP mencakup berbagai kelompok parameter
kualitas yang independent dan bermakna
Evaluasi Terhadap Nilai PI

0 ≤ Pij ≤ 1.0 Memenuhi baku


mutu (kondisi baik)
 1.0 < Pij ≤ 5.0 Tercemar ringan
 5.0 < Pij ≤ 10 Cemar Sedang
 PI > 10 Cemar berat
Prosedur Penggunaan

 Jika Lij menyatakan konsentrasi parameter


kualitas air yang dicantumkan dalam Baku
Mutu suatu Peruntukan (j)
 Ci menyatakan konsentrasi parameter kualitas
air (i) yang diperoleh dari hasil analisa
cuplikan air pada suatu lokasi pengambilan
cuplikan dari suatu alur sungai,
 maka PI adalah Indeks Pencemaran bagi
peruntukan (j) yang merupakan fungsi dari
Ci/Lij.
Harga Pij ini dapat ditentukan
dengan cara

1. Pilih parameter-parameter yang jika harga


parameter rendah maka kualitas air akan
membaik.
2. Pilih konsentrasi parameter baku mutu
yang tidak memiliki rentang
3. Hitung harga Ci/Lij untuk tiap parameter
pada setiap lokasi pengambilan cuplikan.
4a. Jika nilai konsentrasi parameter yang
menurun menyatakan tingkat pencemaran
meningkat, misal DO, maka Cim merupakan nilai
DO jenuh).
 Dalam kasus ini nilai Cij/Lij hasil
pengukuran digantikan oleh nilai Ci/Lij
hasil perhitungan yaitu :

Cim  Ci ( hasilpengukuran)
(Ci / Lij ) baru 
Cim  Lij
4b. Jika nilai baku Lij memiliki
rentang

 Untuk Ci ≤ Lij rata-rata

Ci
( ) baru 

Ci  ( Lij ) ratarata
Lij 
Lij min imum  Lij rata  rata 
 Untuk Ci > Lij rata-rata

C / L  
C  L 
i ij rata rata 
i ij baru
L ij maksimum L 
ij rata rata 
 4c.Keraguan timbul jika dua nilai (Ci/Lij)
berdekatan dengan nilai acuan 1.0 misal
Ci/Lij = 0.9 dan C2/L2j = 1.1 atau
perbedaan yang sangat besar, misal C3/L3j
= 5 dan C4/L4j = 10
 dalamcontoh ini tingkat kerusakan
badan air sulit ditentukan. Cara untuk
mengatasi kesulitan ini adalah :
(1) Penggunaan nilai (Ci/Lij) hasil pengukuran kalau ini
lebih kecil dari 1.0.
(2) Penggunaan nilai (Ci/Lij) baru jika nilai (Ci/Lij) hasil
pengukuran lebih besar dari 1.0.
(Ci/Lij)baru = 1,0 + P.log (Ci/Lij) hasil pengukuran
P adalah konstanta dan nilainya ditentukan dengan bebas
dan disesuaikan dengan hasil pengamatan lingkungan
dan atau persyaratan yang dikehendaki untuk suatu
peruntukan (biasanya nilai 5)
 Tentukan nilai rata-rata dan nilai maksimum
dari keseluruhan Ci/Lij, ( Ci/Lij)R dan (Ci/Lij)M).
5. Tentukan harga PI

(Ci / Lij ) 2
 Ci / Lij ) 2

PI  M R

2
Contoh Perhitungan

 Pada contoh berikut ini diberikan data untuk


suatu sampel sungai yang akan ditentukan
indeks pencemarannya (IP).
 Hasil pengukuran sampel diberikan pada kolom
2 (Ci) dan baku mutu perairan tersebut
diberikan pada kolom 3 (Lix).
 Pada contoh perhitungan hanya digunakan 6
parameter saja. Contoh yang diberikan berikut
ini hanya bertujuan agar pemakai metoda
indeks pencemaran memahami cara hitung IP
Contoh Penentuan IP untuk baku
mutu x

Parameter Ci Lix Ci/Lix Ci/Lix


TSS 100 50 2 2.5
DO 2 6 0.33 0.83
pH 8 6-9 0.33 0.33
Fecal Coliform 2000 1000 2 2.5
BOD 8 2 4.0 4.0
Se 0.07 0.01 7 5.2
Contoh Perhitungan

 TSS :  DO
 C1/Lix = 100/50 = 2  Do merupakan parameter yang jika
 Ci/Lix > 1 harga parameter rendah maka kualitas
 Maka gunakan persamaan akan menurun. Maka sebelum
(Ci/Lij)baru menghitung C2/L2x harus dicari
 Ci/Lij)baru = terlebih dahulu harga C2 baru.
 1.0 + 5 log 2 = 2.5  DO maks = 7
 Catatatan : Ci/Lij baru digunakan 7  2  5
karena nilai Ci/Lij yang berjauan.
C 2 baru 
7 6 1
Jika Ci/Lij ≤ 1 digunakan Ci/Lij
hasil pengukuran.  C2/L2x = (5/1)/6 = 0.83

Anda mungkin juga menyukai