PENDAHULUAN

 Pengertian penyaluran air buangan / limbah menyangkut semua

hal yang berhubungan dengan masalah air limbah domestik maupun
aktivitas kota lainnya, spt industri, rph, pasar dll.

 Air buangan sebagai dampak yang ditimbulkan dari penggunaan air

bersih  Sekitar 80% air bersih yang digunakan oleh manusia
dibuang atau menjadi limbah.

 Kualitas air limbah tidak memadai untuk langsung dibuang ke

lingkungan  harus dikumpulkan dan dialirkan ke instalasi
pengolahan air limbah (IPAL)

 Air buangan yang tidak diolah dan diperhatikan dengan baik 

mengganggu kesehatan lingkungan dan menimbulkan gangguan
kesehatan.
DEFINISI
 Air Limbah adalah air bekas yang sudah tidak dimanfaatkan atau tidak dapat
dimanfaatkan secara langsung oleh manusia, disebabkan adanya kandungan
parameter pencemar melebihi ambang batas baku mutu yang ditetapkan.
 Pengelolaan Air Limbah/Buangan  Kegiatan mengelola Air Limbah dalam
rangka perlindungan air baku dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
 Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) adalah satu kesatuan sistem fisik
(teknik) dan non fisik (kelembagaan, keuangan, administrasi, peran masyarakat,
dan hukum), dari prasarana dan sarana Air Limbah.
 Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) adalah SPAL secara kolektif
melalui jaringan pengumpul dan diolah serta dibuang secara terpusat (IPAL).
 Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (SPAL-S) adalah SPAL secara
individual dan/atau komunal, melalui pengolahan dan pembuangan Air Limbah
setempat.
LANDASAN HUKUM DAN PERATURAN :
 UU no. 5 tahun 1974  Desentralisasi (pengelolaan penyaluran air limbah menjadi
tanggung jawab pemkot / pemkab)
 UU no. 11 tahun 1974  Sumber daya air
 PP no. 22 tahun 1982  Pengelolaan air
 Permen PUPR no. 16 Tahun 2008  Kebijakan dan strategi nasional pengembangan
sistem pengelolaan air limbah permukiman
 Permen PUPR no. 4 Tahun 2017  Penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah
domestik

SUMBER UTAMA AIR BUANGAN :

 Limbah domestik (air limbah r.t  buangan dapur & kamar mandi)
 Limbah industri (besar kecil industri, proses produksi, water uses)
 Kegiatan komersial (air limbah RS, hotel, restoran & pertokoan)
 Infiltrasi
 Air hujan
 Effluent Standard
BAKU MUTU LIMBAH CAIR

1. PP NO. 82 TAHUN 2001 : Pengelolaan Kualitas Air & Pengendalian

Pencemaran Air
2. PERDA JATIM NO. 5 TAHUN 2000 : Pengendalian Pencemaran Air di Jatim
3. SK GUB KDH Tk. I JATIM No.136 /1994 : Baku Mutu Limbah Cair
4. Kep.Men LH No51 /MENLH/ 10 /1995: Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan
Industri
5. KEP-52/MENLH/10/1995 : Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Hotel
6. KEP-58 / MENLH /12 / 1995 : Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Rumah
Sakit
7. SK GUB KDH Tk. I JATIM No.29 /2000 : Tata Cara Perijinan Pembuangan
Limbah Cair ke Sumber‑sumber Air di Propinsi Jawa Timur.
8. KEP-112 /MENLH/2003 : Baku Mutu Air Limbah Domestik
9. KEP-03 /MENLH/1998 : Baku Mutu Limbah Cair Untuk Kawasan Industri
10.KEP-42/MENLH/1996 : Baku Mutu Limbah Cair untuk Kegiatan Minyak, Gas
dan Panas Bumi

5
 Stream Standard

BAKU MUTU BADAN AIR

1. PP No 35 / 1991 : Sungai
2. Kep Men LH 115 / 2003 : Pedoman Penentuan Status Mutu Air
3. Kep Men LH 142 / 2003 jo. Kep Men LH 111 / 2003 :Pedoman mengenai
Syarat & Tata Cara Perijinan serta Pedoman Kajian Pembuangan Air
Limbah
4. Kep Men LH 110 / 2003 : Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban
Pencemaran Air pada Sumber Air

6
KOMPOSISI AIR BUANGAN (BABBIT, 1990)

AIR BUANGAN

AIR (99,9%) PADATAN (0,1%)

ORGANIK (70%) ANORGANIK (30%)

PROTEIN KARBOHIDRAT LEMAK BUTIRAN LOGAM

(65%) (25%) (10%) GARAM
 Kualitas Fisik
PARAMETER DESKRIPSI
TEMPERATUR Temperatur air buangan sedikit lebih tinggi dibandingkan
temperatur air biasa, sangat dipengaruhi oleh adanya aktifitas
mikrobiologis, kelarutan gas dan viskositas

WARNA Air buangan yang baru umumnya berwarna abu-abu muda,

sedangkan air buangan dari septic tank umumnya berwarna
hitam / lebih gelap. Semakin gelap warna  semakin kuat air
buangan

BAU Air buangan yang baru, biasanya didominasi bau sabun /

lemak, sedangkan air buangan yang sudah lama / dari septic
tank lebih kuat baunya (akibat adanya produk-produk hasil
penguraian, misal ; H2S)

KEKERUHAN Kekeruhan pada air buangan disebabkan oleh kandungan SS.

Semakin tinggi kekeruhan, semakin kuat air buangan tersebut

8
 Kualitas Kimia
PARAMETER DESKRIPSI
TOTAL SOLIDS Materi organik dan inorganik, settleable, suspended dan
dissolved. Solids ini menunjukkan jumlah lumpur yang dapat
disisihkan dalam bak sedimentasi

BOD5 BOD menggambarkan jumlah komponen organik yang dapat

didegradasi secara biologis

COD COD menunjukkan zat organik dan jumlah oksigen yang

dibutuhkan untuk mengoksidasi zat organik dengan bahan
kimia (kalium dikromat) dalam kondisi asam

TOC TOC merupakan ukuran zat organik yang terdapat dalam air
buangan. TOC ditentukan dengan mengkonversi organic
carbon menjadi karbondioksida. CO2 inilah yang diukur

TOTAL NITROGEN Total nitrogen meliputi nitrogen organik, ammonia, nitrit, dan
nitrat
TOTAL FOSFOR Total fosfor meliputi organik dan inorganik

9
 Kualitas Kimia (lanjutan)

PARAMETER DESKRIPSI
pH pH mengindikasikan kondisi asam atau basa air buangan

ALKALINITAS Alkalinitas dalam air buangan menunjukkan keberadaan ion

bikarbonat, karbonat dan hidroxide

KESADAHAN Kesadahan dalam air buangan terutama disebabkan oleh

adanya ion kalsium dan magnesium. Nilai kesadahan air
buangan tergantung pada kualitas air bersih

CLORIDA Clorida dalam air buangan berasal dari air bersih, buangan
manusia dan air buangan domestik

MINYAK dan LEMAK Umumnya berasal dari minyak dan lemak dalam makanan

10
 Kualitas Biologis
PARAMETER DESKRIPSI
COLIFORM Merupakan indikator keberadaan bakteri patogen dan
keefektifan proses desinfeksi
BAKTERI, VIRUS, dll

11
 KLASIFIKASI PARAMETER
KARAKTERISTIK AIR BUANGAN : FISIK TOTAL ZAT PADAT
TOTAL ZAT TERSUSPENSI
1. AIR BUANGAN DOMESTIK TEMPERATUR
PH
WARNA

BAU

TABEL 1. PARAMETER AIR BUANGAN KIMIA KARBOHIDRAT

PROTEIN
LEMAK
ALKALINITY
GRIT
LOGAM BERAT
NUTRIEN N, P
KLORIDA
SULFUR
HIDROGEN SULFIDA
GAS

MIKROBIOLOGI BAKTERI
ALGAE
PROTOZOA
VIRUS
COLIFORMS
TABEL 2. KOMPOSISI ORGANIK AIR BUANGAN DARI PERUMAHAN

KLASIFIKASI BERDASARKAN UKURAN

PARAMETER
TERLARUT KOLOID MUDAH
< 10-6 mm 10 SAMPAI 10-1 mm
-4
MENGENDAP
> 10-1 mm

COD (% DARI TOTAL) 25 15 26 34

KOMPOSISI ORGANIK (% TOTAL

ZAT PADAT)

LEMAK 12 51 24 19

PROTEIN 4 25 45 25

KARBOHIDRAT 58 7 11 4

TINGKAT OKSIDASI BIOKIMIA 0,39 0,22 0,09 0,08

TABEL 3. KARAKTERISTIK TYPIKAL AIR BUANGAN DOMESTIK DENGAN PENCEMAR DOMINAN

TIPE PARAMETER KONSENTRASI (225 L/Org/HARI)

PARAMETER
BEBAN TOTAL TERLARUT PARTIKULAT TOTAL (Mg/L)
(Kg/Org/Hr) (Mg/L) (Mg/L)
FISIK TSS ~ 80%

VOLATIL ~ 20% 240

INERT ~ 0,07 Kg/org/hr 60

TOTAL 300

ZAT PADAT
TERSUSPENSI

VOLATIL ~ 40% 175

INERT ~ 60% 265

TOTAL ~ 0,10 kg/org/hr 440

SUHU 10 – 200C

WARNA Baru : abu-abu

Lama : hitam
 TIPE PARAMETER KONSENTRASI (225 L/Org/HARI)
PARAMETER
BEBAN TOTAL TERLARUT PARTIKULAT TOTAL (Mg/L)
(Kg/Org/Hr) (Mg/L) (Mg/L)
KIMIA BOD­5 ~ 0,06 kg/org/hr (30%) 65 (70%) 135 250
COD ~ 0,11 kg/org/hr 130 370 500
TOC 160
NITROGEN TOTAL 25 40
N-ORGANIK 15
AMONIA BEBAS 25
NITRIT 0
NITRAT 0
PHOSPAT TOTAL 0,02 kg/org/hr 5 4 9
P-ORGANIK 4
P-ANORGANIK 6
ALKALINITY 100
MINYAK & LEMAK 100
MIKROBIOLOGI TOTAL COLIFORM 100-1000
million MPN/L
FECAL COLIFORM 10-100 million
MPN/L
TOTAL VIRUS 1000-10.000
infectius unit/L
2. AIR BUANGAN INDUSTRI

LIMBAH INDUSTRI YG DIHASILKAN DIGOLONGKAN MENJADI :

 LIMBAH BAHAN BERACUN BERBAHAYA (B3)
PERKIRAAN INDUSTRI KECIL PENGHASIL B3 :
 ELEKTROPLATING
 BATIK
 PENGOLAHAN KAYU
 PENCELUPAN KAYU
 PENCELUPAN TEKSTIL
 PENYAMAKAN KULIT
 PELEBURAN LOGAM

 LIMBAH NON B3 (BEBAN PENCEMAR BERAT/B2)

PERKIRAAN INDUSTRI KECIL BUKAN PENGHASIL B3 :
 INDUSTRI TAHU & TEMPE
 INDUSTRI PETERNAKAN DAN PEMOTONGAN HEWAN
 INDUSTRI TAPIOKA
 INDUSTRI GULA
 SABUN / DETERGEN
TABEL 4. KARAKTERISTIK AIR BUANGAN INDUSTRI KECIL
NO JENIS INDUSTRI KARAKTERISTIK

I. PANGAN/MAKANAN & MINUMAN

1. INDUSTRI DAGING PROTEIN, LEMAK, ORGANIK
2. INDUSTRI MAKANAN & MINUMAN (SUSU, SS, ORGANIK, PROTEIN, LAKTOSA, LEMAK
MENTEGA)
3. GULA BEET GULA, PROTEIN ORGANIK
4. FARMASI BOD, SS
5. COFFE BOD SANGAT TINGGI
6. IKAN BAU, TOTAL ORGANIK SOLID
7. SOFT DRINKS SS, BOD
II. SANDANG DAN KULIT
8. TEKSTIL SS, TEMPERATUR
9. KULIT KESADAHAN, GARAM, CHROM BOD, SAMPAH PADAT, H 2S

10. PENATU KEKERUHAN, ALKALINITY, ORGANIK

III. BAHAN KIMIA
11. DETERGEN BOD, SOFRIFIED SOAP
12. INSEKTISIDA ORGANIK, BENZENE
IV. LOGAM DAN BAHAN LAINNYA
13. KERTAS PH TINGGI ATAU RENDAH, SS, KOLOID, TDS
14. PELAPISAN LOGAM ASAM, LOGAM
15. OLI BOD, BAU, PHENOL, SULFUR
16. GLASS WARNA, ALKALINITY, SS
TABEL 5. KOMPOSISI AIR LIMBAH
JENIS INDUSTRI PERKIRAAN JENIS ZAT PENCEMAR DLM LIMBAH

INDUSTRI LOGAM
Industri Baja Zat tersuspensi, minyak, asam, kapur, logam berat, soda
Industri Pengecoran Sianida, NaOH, Cl2, Cu, Cr, F, Pb, Na, Zn, zat tersuspensi, Ca(OH) 2, H2SO4, NaCO3, dll

Fabrikasi metal Asam, basa, sianida, logam, dll

INDUSTRI KIMIA
Industri bahan kimia Bahan-bahan kimia organik dan anorganik
Industri kertas Sellulosa, fiber, lignin, soda, Na 2S, kertas, H2SO4, NaHCO3, dll

Industri petrokimia Amoniak, soda, asam sulfida, arsen, dll

Industri Gas Fenol, ammonia, sianida
Industri sabun NaOH, gliserin, asam-asam organik
Industri spirtus Alkohol, karbohidrat
INDUSTRI TEKSTIL
Dying/finishing NaOH, NaCO3, detergen, zat pewarna, kanji, malam, petins, alkohol, asam-asam, zat organik, dll

Batik Nila, FeSO4, CaO, tawas, NaOH, Na2CO3, zat organik dll

INDUSTRI BAHAN MAKANAN

Pabrik Gula Zat tersuspensi, glukosa, ampas, malam, tebu, CaCO 3, Ca-oksalat, garam fosfat, SiO 2, garam,
Ca, dll
Pengolahan susu Zat organik (protein, lemak, laktosa,dll)
Makanan – Minuman Zat tersuspensi, protein, padatan, minyak & lemak
Industri Farmasi Bahan kimia organik dan anorganik
Penyamakan kulit Zat tersuspensi, protein, CaCO 3, Ca(OH)3, CaSO4, NaS, asam tanin, zat pewarna, H 2SO4, Cr, dll

AGRO INDUSTRI
DASAR PERENCANAAN SPAB

 DAERAH PELAYANAN, BERDASARKAN :

 JUMLAH PENDUDUK YANG DILAYANI PD SUATU JALUR PIPA &
MENGIKUTI POLA PEN(+)AN KUMULATIF DARI HILIR SUNGAI.
 TINGGI RENDAH MUKA TANAH (KONTUR)
 PERENCANAAN JALAN
 KEPADATAN PENDUDUK
 JENIS TANAH
 TATA GUNA LAHAN
 KETINGGIAN MUKA AIR TANAH
 KEPADATAN BANGUNAN YANG ADA

 MEMPERSIAPKAN PETA DAERAH PERENCANAAN ,

MELIPUTI :
 PETA WILAYAH
 PETA TOPOGRAFI
 PETA FASILITAS
 PETA TATA GUNA LAHAN
 BAHAN-BAHAN SALURAN DAN BENTUK SALURAN

BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMILIHAN BAHAN PIPA, YAITU :
 DAPAT MENGALIRKAN AIR BUANGAN DENGAN BAIK
 KEKUATAN DAN DAYA TAHAN TERHADAP KOROSI TANAH
 MUDAH DALAM PEMASANGAN DAN PEMELIHARAANNYA
 KONDISI TANAH (GEOLOGI) DAERAH SETEMPAT.

 MENGHITUNG DEBIT DAN DIMENSI PIPA AIR BUANGAN

BERDASARKAN DATA PENDUDUK DAN KONDISI WILAYAH PERENCANAAN, MAKA

DAPAT DITENTUKAN :
 KEBUTUHAN AIR DOMESTIK
 KEBUTUHAN AIR NON DOMESTIK
 KEBUTUHAN AIR BERSIH TOTAL
 DEBIT AIR BUANGAN
 PEMBEBANAN PIPA
 DIMENSI PIPA AIR BUANGAN
 PENEMPATAN DAN PENANAMAN SALURAN

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENEMPATAN SALURAN AIR

BUANGAN ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

 KELAS JALAN YANG DILEWATI SALURAN JENIS TANAH

 SEPERTI PASIR, TANAH LIAT DLL

 APABILA PADA SAAT PEMASANGAN BERTEMU DENGAN SALURAN /

PIPA AIR MINUM YANG ADA ATAU DIRENCANAKAN, MAKA SALURAN AIR
BUANGAN HARUS DILETAKKAN 0,5 M DI BAWAH PIPA AIR MINUM.