Anda di halaman 1dari 4

TUGAS IV

Nama : Siskawati Iskandar


Nim : 201711283

1. Apakah Pancasila sebagai ideology sesuai dengan ajaran agama dan kepercayaan Anda?
Jelaskan! Menurut Pandangan Islam, di dalam Pancasila tidak ada sila-sila yang dapat
menjerumuskan ke dalam sistem kesyirikan atau ke-thagut-an. Semuanya merupakan
pesan-pesan yang bersesuaian dengan nilai universal Islam. Hal ini dapat dibuktikan dari:
 Sila pertama, ke-Tuhan-an Yang Maha Esa. Sila ini dulu menjadi perdebatan yang
hangat di kalangan pendiri bangsa. Dulu sebutannya ialah ‘ketuhanan dengan
menjalan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya’ atau sering juga disebut
sebagai Piagam Jakarta. Namun karena ada ketidaksetujuan di sana-sini, sila ini
kemudian diubah menjadi ‘ke-Tuhan-an Yang Maha Esa’.
Pembuktian untuk meng-esa-kan Allah terdapat pada salah satu surat QS. An-
Nisa :36, QS. al-An’am: 151, QS. an-Nur: 55, QS. Yusuf: 40, QS. Ali Imran: 64
dan masih banyak lainnya. Semua ayat ini mengandung arti perintah selalu untuk
mengesakan Tuhan
 Sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab. Jika kita menolak semangat yang
terkandung dalam sila kedua dari Pancasila ini, berarti dengan sendirinya kita
menolak menjalin hubungan baik dengan manusia secara beradab dan berakhlak.
Konsekwensi logisnya, kalau kita menolak berhubungan baik dengan manusia,
sebutan yang pas untuk kita ialah manusia tak bermoral, barbar dan
biadab. Na’udzu billah! Dalam al-Quran, banyak sekali ayat-ayat yang berbicara
mengenai posisi manusia dan kemanusiaan. Hal demikian misalnya seperti yang
dapat kita perhatikan pada QS. At-Taghabun: 3, Hud: 61, Ibrahim: 32-34,
Luqman: 20, ar-Rahman: 3-4, al-Hujurat: 13, al-Maidah: 32 dan lain-lain.
 Sila ketiga, persatuan Indonesia. Dalam al-Quran, persatuan merupakan prinsip
terpenting dalam membangun komunitas. Dalam al-Quran, ditemukan banyak
sekali anjuran untuk bersatu dan kecaman terhadap perpecahan. Bahkan persatuan
disebut al-Quran sebagai tali Allah. Hal demikian seperti yang dapat kita lihat
pada  QS. Ali Imran: 64, 102-107. Semangat persatuan juga dapat kita temukan
dalam beberapa ayat al-Quran seperti dalam QS. al-An’am: 153, QS. ar-Rum: 30-
32, QS. al-Bayyinah: 1-5 dan lain-lain. 
 Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan. Semangat yang terkandung dalam sila ini ialah
semangat untuk melawan segala bentuk tirani yang terejawantahkan ke dalam
sistem totalitarianisme dan otoritarianisme dalam pemerintahan. al-Quran
membuka kanal berupa musyawarah dan pembagian tugas dan wewenang
(kullukum ra’in) sebagai solusi agar kekuasaan tidak  terpusat kepada satu sosok
pemimpin. Nabi dalam QS. Qaf: 45 sering disebut sebagai wa ma anta alayhim
bi-jabbar “Kamu bukanlah tipe orang yang bertindak semena-mena terhadap
mereka” dan dalam QS. al-Ghasyiyah: 22 sebagai lasta alayhim bi-musaytir
“Kamu bukanlah tipe orang yang otoriter”.  Dua ayat ini cukup untuk dijadikan
rujukan bahwa dalam Islam, tipe kepemimpinan yang otoriter sangatlah dilarang.
 Sila kelima, keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Jika mereka menolak
Pancasila, berarti mereka mengabaikan keadilan dan membela kezaliman. Sila
kelima dalam Pancasila sangat menjunjung tinggi keadilan, semangat yang selalu
digaungkan al-Quran dalam berbagai ayat-ayatnya. Dalam al-Quran, menjunjung
tinggi keadilan merupakan bentuk amal yang dekat dengan ketakwaan. Ayat-ayat
yang berbicara mengenai keadilan dapat dilihat pada QS. An-Nisa: 58, 135, al-
Maidah: 8, al-An’am: 152-153, al-A’raf: 29, Hud: 84-86 dan lain-lain.
2. Apa pengertian etika dan politik ?
Jawab : Etika merupakan suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa
kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap
yang bertanggung jawab berhadapandengan berbagai ajaran moral. Etika berkaitan
dengan masalah nilai karena etika pada umumnya membicarakan masalah-masalah yang
berkaitan dengan predikat nilai seperti "susila" dan "tidak susila" , "baik" dan "buruk".
Sedangkan Politik adalah Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya
merupakan suatu nilai sehingga merupakan sumber dari segala penjabaran norma baik
norma hukum, norma moral maupun norma kenegaraan lainnya. Terkandungn
didalamnya suatu pemikiran – pemikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional dan
komprehensif ( menyeluruh ) dan sistem pemikiran ini merupakan suatu nilai.
3. Jelaskan pancasila sebagai :
a. Etika politik dan pemerintahan, maksudnya adalah Pancasila sebagai suatu sistem filsafat
pada hakikatnya merupakan suatu nilai sehingga merupakan sumber dari segala
penjabaran norma baik norma hukum, norma moral maupun norma kenegaraan lainnya.
Terkandungn didalamnya suatu pemikiran – pemikiran yang bersifat kritis, mendasar,
rasional dan komprehensif ( menyeluruh ) dan sistem pemikiran ini merupakan suatu
nilai. Sebagai suatu nilai, Pancasila memberikan dasar – dasar yang bersifat fundamental
dan universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Nilai – nilai tersebut kemudian di jabarkan dalam suatu norma – norma yang jelas
sehingga mereupakan suatu pedoman. Diantara norma-norma yang terkandung meliputi
norma moral dan norma hukum.
b. Penerapan etika dalam kehidupan profesi,kemasyarakatan dan kenegaraan adalah
membahas tentang tingkah laku manusia dipandang dari segi baik dan buruk. Etika lebih
banyak bersangkut dengan prinsip-prinsip dasar pembanaran dalam hubungan dengan
tingkah laku manusia (Kattsoff, 1986). Selanjutnya etika dalam kehidupan kekaryaan,
kemasyarakatan, dan kenegraan dapat dibagi menjadi dua yaitu etika sebagai tolak ukur
dan etika sebagai moral negara. Aplikasi penerapan etika dalam kehidupan profesi,
kemasyarakatan dan kenegaraan diantaranya adalah :

1. Negara menjamin kemerdekaan tiap penduduk untuk pemeluk dan beribadat sesuai
dengan iman agama maing-masing. 
2. Negara memperlakukan setiap orang sebagai manusia, menjamin dan menegakkan
hak-hak dan kewajiban asasi.
3. Negara harus tetap menjunjung tinggi asas Bhineka Tunggal Ika. Menolak faham
primordialisme (sukuisme,daeraisme,separatisme). Memperjuangkan kepentingan
nasional. Bangsa sebagai Indonesia. Menentang chauvinisme, kolonialisme,
sebaliknya mengembangkan pergaulan antar bangsa.
4. Mengakui dan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat. Meningkatkan partisipasinya
dalam proses pembangunan. Mendengarkan dan memperjuangkan aspirasi rakyat dan
menghormati perbedaan pendapat, menjamin kebebasan berserikat dan berkumpul.
5. Setiap warga Indonesia mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik,
sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
6. Tidak melalukan plagiat terhadap hasil karya orang lain.

4. Makna pancasila sebagai ideology nasional bagi bangsa dan Negara adalah  sebagai
keseluruhan pandangan, cita-cita, keyakinan dan nilai bangsa Indonesia yang secara
normatif perlu diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Karena pada hakikatnya Pancasila merupakan Ideologi tersendiri yang merupakan bukti
nyata pengaplikasian jati diri bangsa Indonesia. Oleh karena itu tidak diragukan lagi
bahwa pancasila benar-benar Ideologi yang di sahkan untuk di terapkan serta ditetapkan
bangsa Indonesia sebagai Ideologi Nasional bagi bangsa Indonesia. Ini mengandung
makna bahwa idelogi Pancasila bukan hanya berfokus pada segolongan tertentu,
melainkan Ideologi bagi seluruh bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai