Diselenggarakan oleh:
Proceeding
Diskusi Panel I,
Moderator
Saya ingin sedikit bercerita. Ada teman dari luar negeri yang
bertanya. Kami tinggal di Norwegia Utara, tiap hari 36 jam dengan
suhu dibawah 5 derajat, bagaimana Puasa kami? Kalau harus puasa 36
jam, ini bisa menyebabkan kematian. Ketika kita menemui hal semacam
ini apa yang kita lakukan? Meminta fatwa puasa kepada pemuka agama
Islam atau yang biasa disebut ustadz atau Kiai.
Fatwa itu penting, berlaku untuk yang meminta dalam konteks yang
meminta. Manusia adalah hamba Allah sekaligus Khalifah dimuka bumi.
Sebagai hamb wajib mengabdi, sebagai khalifah wajib mengembangkan
misi memakmurkan kehidupan. Ada mustafti yaitu orang yang
membutuhkan fatwa, ada mufti atau orang yang membri fatwa. Dan ada
fatwa itu sendiri. Fatwa itu arti harfiahnya muda/segar. Fatwa
mengandung makna penyegaran ajaran kitab suci Al-Quran. Maka yang
namanya fatwa berlaku bagi yang bertanya dalam konteks yang ditanya.
Ada satu prinsip dalam fiqih, jihad bisa diperoleh dari ijtihad.
1. Kewajiban Akal:
a. manusia terjaga baik jika hidup di dalam kebersamaan dan
tidak ada kebersamaan tanpa kepemimpinan;
b. kepemimpinan dapat mencegah terjadinya kezaliman;
c. masyarakat manusia selalu membutuhkan mekanisme
penyelesaian persengketaan dan efektif hanya jika
terdapat kepemimpinan yang tegak; dan
d. sekumpulan manusia memiliki naluri untuk mengangkat
seorang atau sekelompok juru bicara untuk mewakili
kepentingannya.
2. Kewajiban Syari’at: fardhu kifayah.
Tingkat kepemimpinan dan tingkat tanggung jawab menurut Ibnu Khaldun
kurang lebih seperti dibawah ini. Semakin kekanan semakin besar
tanggung jawab yang harus dipegang.
Allah menolong pemerintahan yang adil meskipun pemerintahan itu
kafir. Dan Allah tidak menolong pemerintahan yang dzolim meskipun
pemerintahannya beriman. Jadi yang terpenting bagi pemerintahan ini
adalah sikap adil. Demikian, terima kasih. Wassalamualaikum wr wb.
Prof Wasino
Alhamdulillah saya tadi ikut ngaji dari bapak Dian Nafi. Saya
pertama kali ketemu pak Dian ini ketika terjadi geger 97 di Solo.
Waktu itu terjadi geger orang Jawa ngamuk dengan orang Cina, orang-
orang Jawa menjarah barang-barang orang China. Saya ingin bicara ada
orang cina, Jawa, Arab, Ambon dll dengan berbagai agama pula.
Kemudian hal ini diwadahi oleh founding father kita dengan
Pancasila, ini sejalan dengan apa yang disampaikan pak Dian tadi
tentang fatwa. Ada yang mengatakan mempercayai Pancasila itu bid’ah
karena tidak sesuai dengan hukum Islam yang menuntut kekhalifahan.
Padahal dalam sejarah dunia belum pernah ada kekhalifahan dunia.
Nabi Muhammad SAW pun tidak pernah membentuk kekhalifahan Islam.
Tidak ada dalam sejarah negara Madinah itu memiliki Presiden Nabi
Muhammad.
Jadi ini yang saya kira Pancasila yang sudah menjadi falsafah ini
sudah paripurna. Dan rakyat bisa mengevaluasi, apakah Pancasila itu
sudah bisa menjadi pedoman hidup dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Kita ambilah contoh sila keempat. Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam perwakilan. Apakah para
wakil rakyat yang ada disenayan itu sudah mengamalkan pancasila
dalam sila keempat itu dalam mengambil kebijakan.
Dalam sidang-sidang BPUPKI dan PPKI antara bulan Mei hingga Agustus
1945 mencerminkan pemikiran-pemikiran ideologis kelompok-kelompok
yang disatukan. Para perancang UUD mewakili berbagai aliran politik,
ekonomi, , sosial budaya, daerah, agama serta golongan yang mengikat
diri dalam kehendak bersama untuk bersatu dalam wadah negara merdeka
yang mencita-citakan masyarakat adil dan makmur bagi rakyatnya.
Supomo sangat terpengaruh Paham Integralistik, sedang Sukarno
terpengaruh paham Gotong Royong.
Sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab. Kata kemanusiaan yang
yang dalam bahasa inggris disebut humanisme ini merupakan nilai
universal yang diterima seluruh dunia. Sila ketiga, persatuan
Indonesia mengacu pada sejarah perjuangan bangsa kita melawan
penjajah. Dan yang keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan. Dasar kita adalah demokrasi, yang berasal dari barat.
Demokrasi kita yang mengajari adalah belanda. Ini bisa dilihat dari
proses pemilihan kepala desa yang sudah ada sejak jaman belanda.
Kemudian yang kelima, keadilan sosial. Ini juga diambil dari luar
dari negara-negara sosial. Namun ini tidak berarti Indonesia menjadi
negara sosialis. Ini merupakan cita-cita bangsa untuk menjadi negara
yang berkeadilan sosial. Dalam hal apa agar keadilan sosial ini
berjalan. Menurut saya salah satu hal yang belum berjalan dalam
masalah keadilan ini adalah pajak. Seseorang yang berpenghasilan
satu juta diwajibkan membayar pajak 15%, seseorang yang gajinya 100
juta juga harus membayarkan pajaknya 15%. Padahal diluar negeri
semakin besar penghasilan semakin banyak pajak yang dibebankan,
bahkan bisa mencapai 50% dari penghasilan.
Tanya jawab
Dian Nafi’
Ada sebuah disertasi yang ditulis oleh pak Mahfud Ali yang isinya
yang disebut dengan menghukumi hukum Allah adalah keyakinan. Ada
sabda nabi ‘orang-orang Islam mengikuti syarat manusia’. Artinya
seorang muslim bisa menjadi muslim yang baik meskipun dia berada di
Amerika, tidak harus di Arab. Kita boleh mengikuti aturan apapun
asalkan aturan tersebut tidak menghalalkan yang haram dan tidak
mengharamkan yang baik
Moderator
Terima kasih, demikian tadi diskusi kita pada sore hari ini. Sekian
dari saya selamat beristirahat. Nanti kita mulai diskusi selanjutnya
pada pukul 19.00 WIB. Wassalamualaikum wr wb.
Moderator
MT Arifin
Saya kira ini yang dapat saya sampaikan sebagai bahan diskusi bapak
ibu sekalian. Bilahil hak fastabikhul khoirot. Wassalamualaikum wr
wb.
Moderator
Joko J Prihatmoko
Dari beberapa alasan itu, agaknya daya tarik aliran yang bersifat
eksklusif (yaitu menghindar dari hubungan dengan umat lain) menjadi
penyebab utama. Eksklusifitas ini kemudian diperdalam dengan
minimnya pengetahuan dan dasar-dasar keagamaan sehingga mudah
terjebak dan terpedaya oleh aliran sesat atau gerakan sempalan.
Yang jadi masalah adalah kita belum punya definisi secara umum
tentang deradikalisasi. Kita sering mendengar istilah ini. Istilah
deradikalisasi disebutkan dalam fungsi BNPT. Secara implisit,
deradikalisasi adalah upaya penanggulangan radikalisme dengan
pendekatan yang moderat, seperti melalui sosialisasi dan pembinaan.
Menurut Yayasan Lazuardi Birru Deradikalisasi adalah “Segala upaya
untuk menetralisir paham-paham radikal melalui pendekatan
interdisipliner, seperti hukum, psikologi, agama, dan sosial-budaya
bagi mereka yang dipengaruhi atau terekspose paham radikal dan/atau
pro-kekerasan. Deradikalisasi terorisme diwujudkan dengan program
reorientasi motivasi, re-edukasi, resosialisasi, serta mengupayakan
kesejahteraan sosial dan kesetaraan dengan masyarakat lain bagi
mereka yang pernah terlibat terorisme maupun bagi simpatisan,
sehingga timbul rasa nasionalisme dan mau berpartisipasi dengan baik
sebagai Warga Negara Indonesia.” Lazuardi Birru juga merinci hal-hal
yang dilakukan dalam rangka deradikalisasi:
Moderator
Yang terhormat bapak Joko, bapak Arifin, dan bapak moderator. Dan
yang saya hormati bapak ibu peserta pembinaan politik. Pertama-tama
saya merasa berterima kasih karena diberi kesempatan untuk berbicara
didepan bapak ibu sekalian. Saya disini mempunyai kepentingan,
artinya sesuai dengan tugas daripada badan intelejen. Sebelumnya
saya mengucapkan terimakasih atas kerjasamanya selama ini. Karena
kerja-kerja intelejen ini tidak berarti apa-apa tanpa bantuan bapak-
ibu sekalian. Karena bapak-ibu ini yang tahu persis kondisi
dilapangan tentang potensi kerawanan dan potensi ancaman. Tanpa
adanya informasi dari masyarakat kerja-kerja intelejen ini tidak
berarti apa-apa.
3. Paska Reformasi
Mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan. Tidak panjang lebar.
Apabila ada kata-kata yang salah mohon maaf. Terima kasih.
Wassalamualaikum wr wb.
Moderator
Eko,
Asmadi, Solo
Moderator.
MT Arifin
Joko J Prihatmoko
Isworo
Secara parsial saya tidak akan menjawab dari pak Junaidi, pak eko
dan pak ahmadi. Pada intinya jawaban saya ingin menjelaskan
semuanya. Pada saat ini banyak sekali kepentingan. Pada tahun 2011
ketika kita membuat UU intelejen, kita Cuma meminta untuk bisa
memiliki hak menangkap. Ini pun langsung ditolak banyak pihak
terutama aktivis HAM. Ini kelemahan kita. Kita sudah tahu kelompok
mana yang berpotensi, namun kita tidak bisa berbuat apa-apa. Peran
dari intelejen itu menyajikan data, yang mempunyai hak untuk
mengeksekusi adalah aparat. Ada UU no 17 thn 2011 sebagai payung dan
pagar kita melakukan tugas intelejen.
Moderator
Terima kasih bapak ibu peserta dan bapak narasumber, saya yakin
bapak ibu belum puas. Besuk kita masih ada sesi diskusi. Selamat
beristirahat. Dari saya selaku moderator mohon maaf apabila ada
salah kata. Wassalamualaikum wr wb.
Baik, bapak ibu sekalian yang saya hormati peserta pembinaan sosial
politik Tawangmangu. Pagi ini saya ditugasi bukan sebagai
narasumber, hanya menjadi fasilitator yang nantinya akan mencoba
memfasilitasi diskusi kelompok terfokus pada pagi hari ini. Artinya
yang menjadi narasumber kali ini adalah bapak ibu semua yang hadir
disini. Sebelumnya perkenalan nama saya Agus Riyanto.
Ada yang akan kita diskusikan pada pagi hari ini. Ada dua tema yang
akan kita diskusikan. Yang pertama terkait dengan strategi penguatan
partisipasi masyarakat dalam deteksi dini penyebaran paham radikal.
Mungkin sejak tadi malam sudah banyak narasumber memaparkan
bagaimana problem-problem sosial politik terutama yang berkaitan
dengan paham radikal. Lalu bagaimana strategi penguatan
dimasyarakat. Nanti anda bisa mengidentifikasi terlebih dahulu
tentang paham radikal, baik radikal kiri maupun kanan. Kemudian
bagaimana partisipasi masyarakat saat ini dalam mengantisipasi yang
deteksi dini penyebaran paham radikal didaerahnya. Selanjutnya anda
kami minta menyusun rekomendasi. Bagaimana strategi yang efektif
menurut bapak ibu sekalian, sehingga masyarakat bisa lebih optimal
terlibat dalam deteksi dini dan pencegahan penyebaran paham radikal.
Karena bagaimanapun juga tanpa partisipasi masyarakat kita akan
susah. Pemerintah akan kedodoran, kalau kita gagal melakukan deteksi
dini, gejolak ini akan muncul dan menimbulkan gejolak di masyarakat.
Ya itu tadi presentasi dari kelompom 1A,B dan C. Secara umum sudah
sangat bagus. Ada banyak kelompok-kelompok menyimpang yang berhasil
teridentifikasi. Dan ternyata sebagian masyarakat juga sudah
responsif terhadap keberadaan kelompok-kelompok menyimpang ini.
Namun yang disayangkan adalah pemerintah dinilai lambat dalam
mengatasi kelompok-kelompok ini padahal sudah ada laporan dari
masyarakat. silahkan jika ada yang ingin menanggapi apa yang sudah
disampaikan kelompok 1A,B dan C. Silahkan..
Darino, Kelompok 1B
Sebelumnya terima kasih atas masukan dari pak Sukirno, jadi apa yang
kami sampaikan tadi itu bukan kabarnya, tapi fakta. Karena kelompok-
kelompok ini sebagian sudah dalam tahap pembinaan MUI. Yang masalah
kelompok naik haji ke Tawangmangu kelompok tersebut ada di Dukuh
Kuncung, Matesih Kabupaten Karanganyar. Pengikutnya ada di dua
dukuh, sekitar 30-an kepala keluarga. Pencegahan dari MUI, setiap
hari jumat imam mesjid didatangkan dari MUI setelah shalat Jum’at
diadakan diskusi pembinaan. Sekian mohon maaf. Terima kasih
Riyanto, Jebres
Terima kasih bapak Riyanto. Jadi yang kami sampaikan ini sudah
sesuai fakta bapak. Yang masalah radikalisme itu di daerah Sangkrah
ditemukan bendera ISIS dalam jumlah yang tidak sedikit, satu
kontainer bapak. Ini ancaman yang cukup serius. Untuk masalah
kelompok “tikus piti” ini berada di kecamatan Jumantono, “tikus
piti” ini bukan radikalisme, tapi masalah kelompok “tikus piti” dan
ora umum adalah kelompok masyarakat yang menyimpang dan dianggap
meresahkan masyarakat. “Tikus piti” kegiatannya merekrut masyarakat,
penggemblengan diri dan keyakinan akan mendapat rejeki yang banyak,
contohnya dengan cara kungkum, mencari harta karun uang pak Karno,
dll. Sementara kelompok “Yang ora umum”, keanggotaan membayar uang 7
juta yang nantinya bisa mengahasilkan berlipat ganda. Mengenai
masalah adanya kelompok yang menolak penghormatan bendera: ada
sekolah Irsyad yang tidak mau menghormat bendera. Tapi itu sudah
selesai. Dan sekarang sekolahan ini sudah menjadi sekolah unggulan.
Saya kira itu tadi masukan-masukan yang sangat bagus dan sangat
perlu dipikirkan juga solusi penanganannya dari tema kita yang
pertama. Mari kita lanjutkan ke tema yang kedua yaitu Analisis
partisipasi masyarakat dalam rehabilitasi dan penanganan anggota
masyarakat yang terpengaruh paham radikal. Silahkan..
IDENTIFIKASI PAHAM RADIKAL PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM STRATEGI DAN REKOMENDASI PENGUATAN
DAN MASALAH YANG MUNCUL DI DETEKSI DINI PENYEBARAN PAHAM PARTISIPASI MASYARAKAT
MASYARAKAT RADIKALISME